0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
13 tayangan7 halaman

Modul Transformasi Digital-45-51

Pemrograman modular merupakan metode pemrograman yang membagi program menjadi modul-modul kecil yang saling berhubungan. Metode ini memudahkan pengembangan program, pemecahan masalah, dan pemeliharaan. Fungsi merupakan contoh penerapan pemrograman modular dalam bahasa C dan C++.

Diunggah oleh

Lusianto
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
13 tayangan7 halaman

Modul Transformasi Digital-45-51

Pemrograman modular merupakan metode pemrograman yang membagi program menjadi modul-modul kecil yang saling berhubungan. Metode ini memudahkan pengembangan program, pemecahan masalah, dan pemeliharaan. Fungsi merupakan contoh penerapan pemrograman modular dalam bahasa C dan C++.

Diunggah oleh

Lusianto
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 7

Bagian 5 Pemrograman Modular

Pemrograman modular merupakan metode pemakaian yang


sangat mudah digunakan untuk bahasa C/C++. Pemrograman modular
maksudnya adalah membagi program ke dalam modul-modul yang lebih
kecil lagi dan saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya.
Sehingga dapat menghindari penulisan teks program yang sama berkali-
kali dan juga memudahkan dalam melakukan pelacakan kesalahan
dalam program yang sedang kita buat. Modul pada bahasa C++ dikenal
dengan nama fungsi (function), Bahasa C terdiri dari fungsi-fungsi, baik
yang langsung dideklarasikan dalam program ataupun dipisah di dalam
header file. Fungsi yang selalu ada pada program C++ adalah fungsi
“main”.

5.1. Keuntungan menggunakan Modular / fungsi


1. Untuk mengurangi pengulangan penulisan program yang sama
2. Agar program menjadi lebih terstruktur sehingga mudah
dipahami dan lebih mudah untuk dikembangkan
3. Menguraikan tugas pemrograman rumit menjadi langkah-
langkah yang lebih sederhana atau kecil.
4. Memecah program besar menjadi kecil sehingga dapat dikerjakan
oleh programmer-programmer atau dipecah menjadi beberapa
tahap sehingga mempermudah pengerjaan dalam sebuah projek
5. Menyembunyikan informasi dari user sehingga mencegah adanya
perbuatan iseng seperti memodifikasi atau mengubah program
yang kita buat
6. Meningkatkan kemampuan pelacakan kesalahan, jika terjadi
suatu kesalahan kita tinggal mencari fungsi yang bersangkutan
saja dan tak perlu mencari kesalahan tersebut di seluruh
program.

40
7. Dapat melakukan pendekatan top-down, Program besar dapat
dipisah menjadi program-program kecil.
8. Dapat dikerjakan oleh beberapa orang sehingga koordinasi
mudah.
9. Kemudahan dalam mencari kesalahan-kesalahan karena alur
logika jelas dan kesalahan dapat dilokalisasi dalam suatu modul
tertentu saja.
10. Modifikasi program dapat dilakukan pada suatu modul tertentu
saja tanpa mengganggu program keseluruhan.
11. Mempermudah dokumentasi.
12. Reusability: Suatu modul dapat digunakan kembali oleh program
atau modul lain.

5.2. Skema Umum Pemrograman Modular / fungsi

Gambar 6 Skema Pemrograman Modular

5.3. Pembagian sebuah Jenis Fungsi


1. Standard Library Function
Standard Library Function adalah fungsi-fungsi yang telah
disediakan oleh C dalam file-file header atau librarynya. Misalnya:

41
clrscr(), getch(). Untuk function ini kita harus mendeklarasikan terlebih
dahulu library yang akan digunakan, yaitu dengan menggunakan
preprosesor direktif. Misalnya: #include <conio.h>.
2. Programmer-Defined Function
Adalah function yang dibuat oleh programmer sendiri. Function
ini memiliki nama tertentu yang unik dalam program, letaknya terpisah
dari program utama, dan bisa dijadikan satu ke dalam suatu library
buatan programmer itu sendiri yang kemudian juga di-includekan jika
ingin menggunakannya.

5.4. Rancangan pembuatan fungsi


Ada beberapa hal yang harus di ketahui untuk penulisan sebuah fungsi :
1. Data yang diperlukan sebagai inputan
2. Informasi apa yang harus diberikan oleh fungsi yang dibuat ke
pemanggilnya
3. Algoritma apa yang harus digunakan untuk mengolah data
menjadi informasi

Selain itu ada 2 jenis tipe penulisan fungsi :


1. Penulisan fungsi di luar fungsi main()
Bagian dari program yang menggunakan fungsi terletak setelah definisi
dari fungsi, maka deklarasi dari fungsi dapat tidak dituliskan.
Contoh :

42
Gambar 7 Penulisan Fungsi diluar Fungsi

Di atas dapat dilihat fungsi dilakukan diluar fungsi main (), jadi tidak
harus mendeklarasikan fungsi terlebih dahulu.

2. Penulisan fungsi di dalam fungsi main()


bagian dari program yang menggunakan fungsi diletakkan sebelum
definisi dari fungsi, maka deklarasi dari fungsi diperlukan.
Contoh :

43
Gambar 8 Penulisan Fungsi di dalam Fungsi

Dari contoh diatas dapat disimpulkan bahwa jika penulisan fungsi


didalam fungsi main () maka deklarasi fungsi diperlukan.

5.5. Jenis fungsi Programmer-Defined Function


1. Fungsi yang tidak mengembalikan nilai (void)
2. Fungsi yang mengembalikan nilai (nonvoid)

Fungsi void
Fungsi yang void sering disebut juga prosedur, Disebut void karena
fungsi tersebut tidak mengembalikan suatu nilai keluaran yang didapat
dari hasil proses fungsi tersebut.
Ciri-ciri :
• tidak adanya keyword return.
• tidak adanya tipe data di dalam deklarasi fungsi.

44
• menggunakan keyword void.
Tidak dapat langsung ditampilkan hasilnya, Tidak memiliki nilai
kembalian fungsi, Keyword void juga digunakan jika suatu function tidak
mengandung suatu parameter apapun.

Fungsi non void


Fungsi non-void disebut juga function, Disebut non-void karena
mengembalikan nilai kembalian yang berasal dari keluaran hasil proses
function tersebut
Ciri-ciri :
• ada keyword return
• ada tipe data yang mengawali deklarasi fungsi
• tidak ada keyword void
• Memiliki nilai kembalian
Dapat dianalogikan sebagai suatu variabel yang memiliki tipe
data tertentu sehingga dapat langsung ditampilkan hasilnya.
Contoh program :

Gambar 9 Fungsi non void

5.6. Pemanggilan Fungsi

45
Pada dasarnya fungsi dapat memanggil fungsi lain, bahkan fungsi
dapat memanggil dirinya sendiri (rekursif), Untuk lebih detailnya
rekursif adalah suatu proses atau prosedur dari fungsi yang memanggil
dirinya sendiri secara berulang-ulang. Karena proses dalam Rekursif ini
terjadi secara berulang-ulang maka harus ada kondisi yang membatasi
pengulangan persebut, jika tidak maka proses tidak akan pernah
berhenti sampai memori yang digunakan untuk menampung proses
tersebut tidak dapat menampung lagi (Penuh).

46

Anda mungkin juga menyukai