Metodologi Studi Islam

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PADA MASA AWAL

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

Dosen Pengampu : Khairunnisa A,M.Pd

Azzam khoiruman

Akmad khuzaeny tabroni

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL HIKMAH

Jl.Raya Benda, Kec. Sirampog, Kab. Brebes Jawa Tengah 52272


ΚΑΤΑ ΡΕNGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT. Yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga makalah ini terselesaikan dengan baik.
Makalah ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi salah tugas
terstruktur dalam mata kuliah “Akuntansi I” Dalam
upaya penyelesain makalah ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ucapkan terima
kasih kepada Bapak Fahri Reza, S.E., M.AK., CIRB selaku dosen pengampu pada
mata kuliah “Akuntansi I” dan atas bimbingan beliau penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.

Serta tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini. Penulis
menyadari meskipun dalam penulisan makalah ini telah diupayakan
semaksimal mungkin, tentu masih ada kekurangan maupun kekeliruan yang
tidak disengaja. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun adalah suatu
kehormatan untuk kesempurnaan penulisan makalah ini kedepannya. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca umumnya, dan khususnya
bagi penulis, serta memperoleh ridho Allah SWT semata. Aamiin.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses pendidikan sebenarnya telah berlangsung sepanjang sejarah danberkembang sejalan


dengan perkembangan sosial budaya manusia di permukaan bumi, sejak manusia
menghendaki kemajuan dalam kehidupan, maka sejak itu timbul gagasan untuk melakukan
pengalihan, pelestarian dan pengembangan kebudayaan melalui pendidikan. Dalam sejarah
pertumbuhan masyarakat, pendidikan senantiasa menjadi perhatian utama dalam rangka
memajukan kehidupan generasi demi generasi sejalan dengan tuntutan kemajuan sosial
budaya. Pendidikan Islam sudah mendapat prioritas utama masyarakat muslim sejak awal
perkembangan Islam. Hal tersebut sejalan dengan kegiatan pendidikan Islam yang lahir dan
tumbuh sejalan dengan berkembangnya agama Islam di Indonesia. Di samping karena
besarnya arti pendidikan, kepentingan Islamisasi sangat berperan dalam mendorong umat
Islam melaksanakan pengajaran Islam kendati dengan sistem yang sederhana dan dilakukan
secara informal. Hal ini disebabkan agama Islam datang ke Indonesia dibawa oleh para
pedagang muslim, sambil berdagang mereka menyiarkan agama Islam dan setiap ada
kesempatan mereka memberikan pendidikan dan ajaran Islam.

Pendidikan di Indonesia selama ini berjalan secara dualisme pendidikan (Umum danagama),
terjadi pemisahan antara ilmu umum dan ilmu agama. Hal ini terjadi sejak pemerintahan
kolonial Balanda memperkenalkan sistem pendidikan yang bersifat sekuler, sementara
pendidikan Islam yang diwakili oleh pesantren tidak memperhatikan pengetahuan umum,
sampai Indonesia merdeka, meskipun pada awal kemerdekaan masih mewarisi sistem
pendidikan yang bersifat dualistis. Pendidikan Islam di Indonesia dalam sejarah penjangnya,
mulai pada masa penajajahan sampai Indonesia merdeka menghadapi berbagaipersoalan dan
kesenjangan dalam berbagai aspek, berupa persoalan dikotomi pendidikan, kurikulum,
tujuan, sumber daya, serta manajemen pendidikan Islam.

Sejak awal perkembangan Islam, pendidikan mendapat prioritas utama masyarakat muslim
Indonesia, di samping karena besarnya arti pendidikan, kepentingan Islamisasi mendorong
umat Islam melaksanakan pengajaran Islam kendatipun dalam sistem yang masih sangat
sederhana, dimana pengajaran diberikan dengan sistem halaqah yang dilakukan di tempat-
tempat ibadah semacam masjid, mushala, bahkan juga di rumah-rumahulama. Kebutuhan
terhadap pendidikan mendorong masyarakat Islam di Indonesia mengadopsi dan mentransfer
lembaga keagamaan dan sosial yang sudah ada (indigenous religious ada social institution) ke
dalam lembaga pendidikan Islam di Indonesia. Di Jawa umat Islam mentransfer lembaga
keagamaan Hindu-Budha menjadi pesantren, umat Islamdi Minangkabau mengambil alih
surau sebagai peninggalan adat masyarakat. setempat menjadi lembaga pendidikan Islam, dan
demikian pula masyarakat Aceh dengan mentransfer lembaga masyarakat meunasah sebagai
lembaga pendidikan Islam.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Prndidikan Islam di Indonesia

Sejak awal perkembangan Islam, pendidikan mendapat prioritas utama


masyarakat muslim Indonesia Kebutuhan terhadap pendidikan mendorong
masyarakat Islam di Indonesia mengadopsi dan mentransfer lembaga
keagamaan dan 239 KORDINAT Vol. XVI No. 2 Oktober 2017 sosial yang sudah
ada (indigenous religious ada social institution) ke dalam lembaga pendidikan
Islam di Indonesia. Di Jawa umat Islam mentransfer lembaga keagamaan
Hindu-Budha menjadi pesantren, umat Islam di Minangkabau mengambil alih
surau sebagai peninggalan adat masyarakat setempa menjadi lembaga
pendidikan Islam.
Sebelum menjadi agama yang paling banyak dianut oleh masyarakat
Indonesia, Islam adalah salah satu agama yang diperkirakan datang, karena
adanya pedagang yang singgah di Nusantara. Islamisasi mulai berkempang
pasca menurunnya pengaruh kerajaan Hindu-Buddha. Bahkan, di masa itu,
kerajaan-kerajaan Islam mendominasi Nusantara dan menggantikan kerajaan
Hindu- Buddha. Keterangan Islam di Indonesia, ikut mencerdaskan rakyat dan
membawa peradaban yang tinggi dalam membentuk kepribadian bangsa
Indonesia.Masuknya Islam ke Indonesia ada yang mengatakan dari India,dari
Persia, atau dari Arab, jalur yang digunakan adalah (1) Perdagangan, yang
mempergunakan sarana pelayaran, (2) Dakwah, yang dilakukan oleh
mubaligh yang berdatangan bersama para pedagang, para mubaligh itu bisa
dikatakan sebagaisufi pengembara. (3) Perkawinan, yaitu perkawinan antara
pedagang muslim, mubaligh dengan anak bangsawan Indonesia, yang
menyebabkan terbentuknya inti sosial yaitu keluarga muslim dan masyarakat
muslim. (5) Pendidikan yaitu pusat-pusat perekonomian itu berkembang
menjadi pusat pendidikan dan penyebaran Islam. (6) Kesenian yaitu jalur
yang banyak sekali dipakai untuk penyebaran Islam terutama di Jawa adalah
seni.

B. Sejarah Perkembangan Pendidikan Islam Pada Masa Pra


Kolonialisme Kerajaan islam di Aceh
Kerajaan Islam yang pertama di Indonesia adalah kerajaan Samudera Pasai di
daerah Aceh yang berdiri pada abad ke-10 M, dengan rajanya yang pertama Al
Malik Ibrahim Bin Mahdun, yang kedua bernama Al Malik Al Saleh dan yang
terakhir bernama AlMalik Sabar Syah (tahun 1444 M/abad ke 15H). Seorang
pengembara dari Maroko yang bernama Ibnu Batutah pada tahun 1345 M
sempat singgah di Kerajaan Pasai pada zaman pemerintahan Al Malik Al Zahir
saat perjalanan ke Cina. Jenjang pendidikan yang ada di Kerajaan Aceh
Darussalam diawali pendidikan terendah Meunasah (Madrasah) yang
berartitempat belajar atau sekolah, terdapat di setiap desa dan mempunyai
multi fungsi antara lainsebagai berikut:
a. SebagaitempatbelajarAl-Qur’an
b. Sebagai Sekolah Dasar, dengan materi yang diajarkan yaitu menulis dan
membaca huruf Arab,
Ilmu agama, bahasa Melayu, akhlak dan sejarah Islam.
1. Kerajaan Islam di Jawa
Pendidikan Islam di jawa berlainan keadaannya dengan di Sumatra dan
Sulawesi, Maluku dan daerah lainnya. Ajaran Islam di jawa tersebar dari
pelabuhan dan Bandar-bandartempat perhubungan dagang antara Indonesia
dan luar negeri, misalnya: Sunda Kelapa ( Jakarta ), Cirebon, Tegal,
Pekalongan, Semarang, Jepara, Tuban, Gresik, Surabaya, dan daerah lainnya.
Akibat hubungan ini, para pedagang Indonesia mengetahui dan mendengar
dan mendengar tentang ajaran Islam dan juga tentang didikan Islam melalui
percakapan mereka sehari-hari. Di samping para pedagang, ada juga orang-
orang yang sangat berjasa dalam menyebarkan dan mengembangkan ajaran
Islam di Pulau Jawa, yaitu wali yang Sembilan atau terkenal dengan sebutan
Wali Songo yaitu sebagai berikut:
a. Sunan Ampel, yang bernama asli Raden Rahmat, ia memusatkan dakwahnya
di daerahAmpel
Surabaya.
b. Sunan Bonang, bernama asli Makhdum Ibrahim menyebarkan agama Islam
di Jawa Timur,
Tuban dan mendirikan pusat pengajaran Islam di Turban.
c. Sunan Giri (Raden Paku), putra Maulana Ishak, pernah ke pasai untuk
memperdalam agama
Islam. Bersama putra Sunan Ampel, ia mendirikan pusat pengajaran di Giri.
d. Sunan Drajat (Syaripudin), adik Sunan Bonang memusatkan daerah
dakwahnya di Sedayu,
Jawa Timur. Ia dikenal sebagai ulama yang berjiwa social.
e. Sunan Kudus (Jafar Shidiq), sewaktu muda menjadi panglima perang
Kerajaan Demak,dan
menyebarkan Islam di daerah Kudus sampai mendirikan sebuah Masjid.
f. Sunan Kalijogon (R.M.Syahid), keturunan bangsawan Majapahit,
menyebarkan Islam di
daerah Demak.
g. Sunan Muria (Raden Prawoto),putra Sunan Kalijaga, dalam dakwahnya
lebihmencurahkan
pada ajaran tasawuf.
h. Sunan Gunung Djati (fatahillah atau Syekh Nurullah), menyebarkan ajaran
Islam di daerah
Jawa Barat, yaiyu daerah Cirebon, dan wafat di Cirebon
Dari para wali inilah kemudian masjid-masjid dan pesantren- pesantren
didirikan sebagai pusat
kegiatan keagamaan, dan pencetakan kader-kader muballigh untuk
melanjutkan misinya menyiar kan agama Islam. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa sejarah sebutan Sunan Giri. Dapat dikatakan di sini bahwa
pesantren pada awalnya hanyalah merupakan tempat pengkajian agama yang
boleh dikatakakurang terorganisir, denganseorang alim atau Kyai yang
menyediakan dirinya untuk ditimba ilmunya oleh para santri yang datang
kepadanya, dengan menggunakan metode halaqah atau sorogan.
Kerajaan Islam di Maluku
Islam masuk ke Maluku di bawah oleh Muballigh dari Jawa sejak Zaman Sunan
Giri dari Malaka. Raja Maluku pertama yang masuk Islam adalah Sultan
Ternate yang bernama Marhum pada tahun 1465-1486 M, atas pengaruh
Maulana Husein saudagar dari Jawa.Raja Maluku yang terkenal dibidang
pendidikan dan dakwah Islam ialah Sultan Zainul Abidin tahun1486-1500 M.
Dakwah Islam di Maluku mengalami dua tantangan yaitu yang datang dari
orang-orang yang masih animis dan dari orang Portugis yang mengkristenkan
penduduk Maluku.Sultan Sairun adalah tokoh yang paling keras melawan
orang Portugis. Tokoh misi Katholik yang pertama di Maluku ialah Fransiscus
Zaverius tahun 1546 M. ia berhasil mengkhatolikkan sebagian penduduk
Maluku. Ketika bangsa Belanda yang beragama Kristenprotestan datang di
Indonesia mulai pula usaha memprotestan penduduk di Indonesia pada awal
abad 17 M(Tahun 1600 M).
Pendidikan di Maluku dimulai oleh masuknya Kekristen pada masa Portugis.
Di masaini, bangsa Portugis mendirikan sekolah-sekolah gereja dengan tujuan
mengajar penduduk Maluku yang sudah menjadi Kristen cara membaca
sehingga mereka dapat membaca Alkitab. Sekolah-sekolah ini pun
berkembang menjadi lembaga pendidikan agama. Namun,
kemajuanpendidikan, baik umum maupun agama, dimulai pada masa
penjajahan Belanda. Setelah Belanda mengambil alih kembali Maluku,
Pemerintah Belanda mengambil alih seluruh sekolah, baik yang didirikan
Portugis maupun VOC, kemudian membebaskannya dari pengaruh agama
serta menjadikannya sekolah negara. Meskipun demikian, sekolah- sekolah
Kristen didirikan di kemudian hari oleh para penginjil. Hal ini pun berdampak
pada kebudayaan masyarakat karena seiring dengan terdidiknya masyarakat
Kristen Maluku, bahasa Melayu mulai menggantikan bahasa daerahnya
masing-masing.
2. Kerajaan Islam di Kalimantan
Islam mulai masuk di Kalimantan pada abad ke 15 M, dengan cara damai, di
bawah oleh muballigh dari Jawa Sunan Bonang dan Sunan Giri mempunyai
santri-santri dari Kalimantan, Sulawesi dan Maluku. Sunan Giri ketika
berumur 23 tahun pergi ke Kalimantan bersama saudagar Kamboja bernama
Abu Hurairah, muballigh lain dari Jawa adalah Sayid Ngabdul Rahman alias
Khatib Daiyan dari Kediri. Perkembangan Islam mulai mantap
setelahberdirinya kerajaan Islam Banjar Masin di bawah pimpinan Sultan
Suriansyah sehingga masjid-mesjid di bangun dihampir setiap Desa. Pada
tahun 1710 M (tepatnya 13 safar 1122 H)di zaman kerajaan Islam Banjar ke 7
dibawah pimpinan Sultan Tahmililah (1700-1748) telah lahir seorang ulama
terkenal yaiatu Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari di desa
KalampayanMartapura. Sejak kecil beliau diasuh oleh Sultan Tahmililah dan
cukup lama berstudi di Mekahsekitar 30 tahun sehingga pada gilirannya
terkenal kelaiman dan kedalaman ilmunya,tidak sajadi Kalimantan dan
Indonesia tetapi sampai di luar negeri khusunya Kawasan Asia Tenggara.
3. Kerajaan Islam di Sulawesi
Pengaruh raja Gowa dan Tallo dalam dakwah Islam sangat besar terhadap
raja-raja kecil lainnya.Beberapa ulama besar yang membantu Dato’ Ri
Bandang ialah Dato’ Sulaimanalias Dato’ Pattimang dan Dato’ Ri Tirto alias
Khatib Bungsu.Diperkirakan bahwa mereka itujuga berasal dari Minangkabau.
Dari Sulawesi Selatan, agama Islam mengembang ke Sulawesi Tengah dan
Utara. Islam masuk daerah Manado pada zaman Sultan Hasanuddin, kedaerah
Bolang Mangondow di Sulawesi Utara pada tahun 1560 M, ke Gorontalo pada
tahun 1612 M. Agama Islam yang telah kuat di Sulawesi Selatan itu menjalar
masuk di Kepulauan Nusa Tenggara, yairu ke Bima (Sumbawa) dan Lombok,
di bawa oleh pedagang-pedagang Bugis. Sumbawa di kuasai kerajaan Gowa
pada tahun 1616 M. Pengaruh raja Gowa dan Tallo dalam dakwah Islam
sangat besar terhadap raja-raja kecil lainnya.Beberapa ulama besar yang
membantu Dato’ Ri Bandang ialahDato’ Sulaimanalias Dato’ Pattimang dan
Dato’ Ri Tirto alias Khatib Bungsu.Diperkirakan bahwa mereka itu juga
berasal dari Minangkabau. Dari Sulawesi Selatan, agama Islam mengembang
ke Sulawesi Tengah dan Utara. Islam masuk daerah Manado pada zaman
Sultan Hasanuddin, kedaerah Bolang Mangondow di Sulawesi Utara pada
tahun 1560 M, ke Gorontalo pada tahun 1612 M. Agama Islam yang telah kuat
di Sulawesi Selatan itu menjalar masuk di Kepulauan Nusa Tenggara, yairu ke
Bima (Sumbawa) dan Lombok, di bawa oleh pedagang-pedagang Bugis.
Sumbawa di kuasai kerajaan Gowa pada tahun 1616 M.
Pendidikan islam yang pertama di Sulawesi merupakan pesantren atau surau.
Perkembangan pendidikan mulai berkembang dengan cepat sejak adanya
alim ulama yang berasal dari Tanah Suci yang datang ke Sulawesi. Sistem
dasar dan pengajaran islam di Sulawesi sama seperti di Jawa dan Sumatera,
sumber mereka sama yaitu Mekkah. Pendidikanmulai dilembagakan dengan
didirikannya madrasah- madrasah dengan format seperti pendidikan modern.
Madrasah yang pertama kali didirikan di Sulawesi adalah organisasi
Muhammadiyah, pada tahun 1926. Madrasah Amiriah Islamiah di Bone
didirikan tahun 1933bertempat di Watampone Bone. Berdiri karena
persatuan ulama dan pemuka-pemuka rakyat. Materi yang diajarkan di
madrasah ini tidak hanya ilmu Agama dan Bahasa Arab, tetapi
jugamengajarkan ilmu pengetahuan umum.
C. Lembaga Pendidikan Islam yang Muncul pada Masa Awal di
Indonesia
Pada tahap awal pendidikan islam itu berlangsung secara informal. Para
Muballigh banyak memberikan contoh teladan dalam sikap hidup mereka
sehari-hari. Para Muballigh itumenunjukan akhlaqul karimah,sehingga
masyarakat yang didatangi menjadi tertarik untuk memeluk agama islam dan
mencontoh perilaku mereka. Selain dari proses diatas yakni dimulaidari
terbentuknya pribadi-pribadi muslim kemudian dari kumpulan pribadi-
pribadi tersebut membentuk masyarakat muslim dan kemudian dari situlah
munculnya kerajaan islam, tetapi juga bisa terjadi para Muballigh terlebih
dahulu mengislamkan penguasa setempat, dandengandemikian masyarkat
atau rakyatnya memeluk Agama Islam seperti yang terjadi pada beberapa
kerjaaan,yaitu Kerajaan Malaka,dan beberapa kerajaan lainnya. Dengan
demikian,terbentuk pula lah secara otomatis masyarakat muslim. Ada
beberapa lembaga pendidikan Islam awal yang muncul di Indonesia yaitu
sebagai berikut:

1. Masjid dan Langgar


Masjid fungsi utamanya adalah untuk tempat shalat lima waktu ditambah
dengan sekali seminggu dilaksanakan shalat jum’at dan dua kali setahun
dilaksanakan shalat Hari Raya Idul fitri dan Idul Adha. Selain dari masjid ada
juga tempat ibadah yang disebut langgar, bentuknya lebih kecil dari masjid
dan digunakan hanya untuk tempat shalat lima waktu, bukan untuk tempat
shalat jum’at. Selain dari fungsi utama masjid dan langgar difungsikan juga
untuk tempat pendidikan. Ditempat ini dilakukan pendidikan buat orang
dewasa maupun anak- anak. Pengajian yang dilakukan untuk orang dewasa
adalah pengajian penyampaian- penyampaian ajaran islam oleh Muballigh (
Ustadz,Guru,Kyai ) Kepada para jamaaah dalambidang yang berkenaan
dengan aqidah,ibadah dan akhlak.

2. Pesantren
Ditinjau dari segi sejarah,belum ditemukan data sejarah, kapan pertama sekali
berdirinya pesantren,ada pendapat mengatakan bahwa pesantren telah
tumbuh sejak awal masuknya Islam ke Indonesia, sementara yang lain
berpendapat bahwa pesantren baru muncul pada masa Walisongo dan
Maulana Malik Ibrahim dipandang senangi orang yang pertama mendirikan
pesantren. Inti dari pesantren itu adalah pendidikan ilmu agama, dan sikap
beragama. Karenanya mata pelajaran yang diajarkan semata-mata pelajaran
agama. Pada tingkat dasaranak didik baru diperkenalkan tentang dasar
agama, dan Al-Qur’an Al- Karim. Setelah berlangsung beberapa lama pada saat
anak didik telah memiliki kecerdasan tertentu, maka mulailah diajarkan kitab-
kitab klasik. Kitab-kitab klasik ini juga diklasifikasikan menjadi tingkat dasar,
tingkat menengah dan tinggi.

3. Meunasah, Rangkang dan Dayah


Secara epistemologi meunasah berasal dari perkataan madrasah,tempat
belajar atau sekolah. Ditinjau dari segi pendidikan awal bagi anak-anak yang
dapat disamakan dengan tingkatan sekolah dasar. Dimeunasah diajarkan
menulis, membaca huruf arab, ilmu agama dan akhlak. Di tinjau dari segi
pendidikan, meunasah adalahlembaga pendidikan awal bagi anak- anak yang
dapat disamakan dengan tingkatan sekolah dasar. Di meunasah para murid di
ajar menulis, membaca huruf Arab, ilmu agama, dan akhlaq. Meunasah
dipimpin oleh seorang tengku, yang di Aceh besar disebut
tengkumeunasah.Tengku meunasah bertugas untuk membina agama di suatu
tempat-tempat tertentu. Rangkang adalah tempat tinggal murid, yang
dibangun disekitar masjid. Tiap- tiap kampung harus ada satu meunasah.
Masjid berfungsi sebagai tempat kegiatan pendidikan. Pendidikan di
Rangkang ini terpusat kepada pendidikan agama, disini telah diajarkankitab-
kitab yang berbahasa arab.
Dayah berasal dari bahasa Arab zawiyah. Kata zawiyah pada mulanya
merujuk kepada sudut dari satu bangunan, dan sering di kaitkan dengan
masjid. Disudut masjid ituterjadi proses pendidikan antara pendidik dengan
terdidik. Selanjutnya zawiyah dikaitkan tarekat-tarekat sufi, dimana seorang
syekh atau mursyid melakukan kegiatan pendidikan kaum sufi. Dayah adalah
sebuah lembaga pendidikan yang mengajarkan mata pelajaran agama yang
brsumber dari bahasa arab, misalnya fiqih, bahasa Arab, Tauhid, tasawuf,
dll,tingkat pendidikannya adalah sama dengan tingkat Sekolah Lanjutan
Tingkat Atas.

4. Surau
Dalam Kamus Bahasa Indonesia, surau diartikan tempat (rumah) umat
Islammelakukan
ibadahnya (bersembahyang, mengaji, dan sebagainya) pengertian ini apabila
dirinci mempunyai arti bahwa surau berati suatu tempat bengunan kecil
untuk tempat shalat, tempat belajar mengaji anak-anak, tempat wirid
(pengajian agama) bagi orang dewasa. Surau berfungsi sebagai lembaga sosial
budaya, adalah fungsinya sebagai tempat pertemuan para pemuda dalam
upaya mensosialisasikan diri mereka. Selaindari itu surau juga berfungsi
sebagai tempat bersinggahan dan peristirahatan para musafir yang sedang
menempuh perjalanan. Sistem pendidikan di surau banyak kemiripannya
dengan sistem pendidikan di Pesantren. Murid tidak terikat dengan sistem
administrasi yang ketat, Syekh atau Guru mengajar dengan murid yang
berpindah ke surau lain apabila dia telah merasa cukup memperoleh ilmu di
surau terdahulu. Surau berfungsi sebagai lembaga sosial buadaya adalah
fungsinya sebagai tempat pertemuan para pemuda dalam upaya
mensosialisasikan diri mereka. Selain dari itu surau juga berfungsi sebagai
tempat persinggahan dan peristirahatan para musafir yang sedang
menempuh perjalanan. Dengan demikian surau mempunyai multifungsi.
Dengan masuknya islam, surau juga mengalami proses islamisasi.Fungsinya
sebagai tempat penginapan anak-anak
bujang tidak berubah, tetapi fungsinya diperluas seperti fungsi masjid, yaitu
sebagai tempat belajar membaca Al-Qur’an dan dasar-dasar agama dan
tempat ibadah.

D. Perkembangan Pendidikan Islam di Indonesia


Pendidikan Islam di masa Orde Baru
Pendidikan Islam pada masa Orde Baru menghadapi berbagai macam
persoalan baik
dilihat dari dunia pendidikan sebagai suatu sistem pembudayaan manusia
ataupun pendidikan sebagai sebuah fenomena, dan ini merupakan acuan
penting dalam analisis makalah ini. Pendidikan Islam sebagai sebuah
fenomena dianggap penting dibahasmengingat kemajuan dunia pendidikan
Islam itu sendiri sangat ditentukan sejauh mana proses pendidikan ini dapat
mengakomodir perkembangan dan ilmu pengetahuan. Persoalan utama
Pendidikan Islam yang sering dimunculkan oleh pakar adalah masalah
dikotomi pembagian dalam sistem pendidikan. Pada dasarnya, permasalahan
initidak semestinya terjadi dalam sistem pendidikan nasional mengingat
dualisme tersebut merupakan produk pendidikan barat yang
dinasionalisasikan, tentunya dengan sedikit modifikasi. Dikotomi dalam
sistiem pendidikan ini tidak hanya menjadi persoalan dalamdunia pendidikan
di Indonesia namun hampir seluruh negara yang mayoritas penduduknya
muslim. Oleh karena itu, para pakar pendidikan Islam dari berbagai penjuru
dunia termotivasi mencari jalan keluar dari masalah ini, seperti mengadakan
berbagai pertemua Internasional yang dapat melahirkan gagasan baru seperti
upayaislamisasi ilmu yang saat ini sedang digalakkan untuk memecahkan
persoalan tersebut.
Pendidikan Islam di Zaman Reformasi
Kekuasaan Orde Baru selama 32 tahun seakan membuat masyarakat
Indonesia terlelap
dalam tidur panjang. Mereka terbuai dalam alam mimpi indah yang diciptakan
oleh mesin-mesin kekuasaan Orde Baru. Akhir kekuasaan orde baru adalah
krisis ekonomi yang sangat parah. Masyarakat baru menyadari bahwa
pemerintah sangat lemahdan tidak dapat berbuat banyak dalam menghadapi
situasi tersebut. Kegagalan pemerintah orde baru melahirkan Undang-Undang
Otonomi Daerah No.22 Tahun 1999 yang mengatur tentang desentralisasi
dalam bidang pendidikan. Dimana masalah pendidikan diserahkan pada
Pemerintah Daerah bukan lagi pusat melaksanakannya. UU ini di satu sisi
sangat menguntungkan dunia pendidikan karena daerah memasukkan
nilaibudayanya dalam sistem pendidikan, di balik itusemua, dunia pendidikan
pada masa inidililit oleh berbagai persoalan.

BAB III
SIMPULAN

Sejak awal perkembangan Islam, pendidikan mendapat prioritas utama


masyarakat muslim Indonesia, disamping karena besarnya arti pendidikan,
kepentingan Islamisasimendorong umat Islam melaksanakan pengajaran
Islam kendatipun dalam sistem yangmasih sangat sederhana, dimana
pengajaran diberikan dengan sistem halaqah yang dilakukan di tempat-
tempat ibadah semacam masjid, mushala, bahkan juga di rumah-rumah
ulama. Termasuk pendidikan islam di Aceh, Jawa, Maluku, kalimantan dan
Sulawesi. Pada tahap awal pendidikan islam itu berlangsung secara informal.
Para Muballigh banyak memberikan contoh teladan dalam sikap hidup
mereka sehari-hari. ParaMuballigh itu menunjukan akhlaqul
karimah,sehingga masyarakat yang didatangi menjadi tertarik untuk
memeluk agama islam dan mencontoh perilaku mereka. beberapa lembaga
pendidikan Islam awal yang muncul di Indonesia yaitu masjid dan langgar,
pesantren, meunasah, rangkang dan dayah serta surau. Pendidikan Islam pada
masa Orde Baru menghadapi berbagai
macam persoalan baik dilihat dari dunia pendidikan sebagai suatu sistem
pembudayaan manusia ataupunpendidikan sebagai sebuah fenomena, dan ini
merupakan acuan penting dalam analisis makalah ini. Pendidikan Islam
sebagai sebuah fenomena dianggap penting dibahas mengingat
kemajuanduniapendidikanIslamitusendirisangatditentukansejauhmanaprose
spendidikan ini dapat mengakomodir perkembangan dan ilmu pengetahuan
saat ini.

DAFTAR PUSTAKA

Daud Yusri. (2021). Jurnal Intelektualita Prodi MPI FTK UIN Ar-Raniry Vol. 10
No.2, Edisi Juli- Desember 2021.
Djalil, Muslim A. Meunasah sebagai lembaga Pendidikan Tradisional Islam di
Aceh(Artikelilmiah).
H.Mahmud Yunus. (1985). Sejarah Pendidikan Islam Indonesia. Hidakarya
Agung.Jakarta.
Hasnida. (2017). Sejarah Perkembangan Pendidikan Islam pada Masa
Prakonoloniaslisme dan Masa Kolonialisme.Kordinat. Vol. XVI No.2 Tahun
2017.
Ibrahim M.(1991). Sejarah Daerah Propinsi Daerah Istimewa Aceh. Jakarta:
CV. Tumaritis.
M. Arifin. (1991). Ilmu pendidikan Islam.Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis
Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner.Jakarta: Bumi Aksaea.
Mansur. (2004). Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah.([t.c]; Jogjakarta:
Global Pustaka Utama.
Marwan Saridjo dkk. (1982). Sejarah Pondok Pesantren di Indonesia, Jakarta:
Dharma Bhakti. Ulum.(2018). Nukhbatul.Jurnal Bidang Kajian Islam, Vol. 4,
No.2 Tahun 2018.
Yunus, Mahmud. (1985). Sejarah Pendidikan Islam Indonesia. Hidakarya
Agung. Jakarta.
Zuharini dkk. (2008). Sejarah Pendidikan Islam.PT. Bumi Aksar. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai