Modul Analisis Termal 2024
Modul Analisis Termal 2024
NIP 14860028
Dengan ini menyatakan pelaksanaan Revisi Modul Analisis Termal untuk Prodi S1 Teknik
Fisika telah dilaksanakan dengan penjelasan sebagai berikut:
NIP 14860028
Menerangkan dengan sesungguhnya bahwa modul praktikum ini telah ditinjau dan akan
digunakan untuk pelaksanaan praktikum di Semester 4 (genap) Tahun Akademik 2023/2024 di
Laboratorium Analisis Termal Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom.
VISI:
MISI:
RUNNING MODUL
0.1 Tujuan
Setelah mengikuti Running Modul mahasiswa diharapkan dapat:
1. Memahami peraturan kegiatan praktikum.
2. Memahami Hak dan Kewajiban praktikan dalam kegiatan praktikum.
3. Memahami komponen penilaian kegiatan praktikum.
KOMPRESOR
1.1 Tujuan Praktikum
1. Mengetahui fungsi dari kompresor.
2. Mengetahui cara kerja dari kompresor.
3. Dapat menghitung kerja yang dibutuhkan kompresor.
4. Dapat menganalisis perubahan antara suhu dengan tekanan yang melewati kompresor.
Kompresor juga berfungsi untuk memastikan bahwa temperatur gas refrigeran yang
disalurkan ke kondensor harus lebih tinggi dari temperatur lingkungan sekitar. Hal ini
dikarenakan untuk membuang panas gas refrigeran yang berada di kondensor ke lingkungan
sekitar. Akibatnya temperatur refrigeran dapat diturunkan walaupun tekanannya tetap. Oleh
karena itu kompresor harus dapat mengubah kondisi gas refrigerant yang bertemperatur rendah
dari evaporator menjadi gas yang bertemperatur tinggi pada saat meninggalkan saluran
discharge kompresor. Tingkat temperatur yang harus dicapai tergantung pada jenis refrigeran
dan temperatur lingkungan sekitarnya. Pada sistem refrigerasi kompresi uap terdapat beberapa
macam kompresor yang sering dipakai. Semua jenis kompresor memiliki keunggulan masing-
masing. Dari semua jenis kompresor, pemilihan kompresor dapat bergantung pada kapasitas
penggunaan sistem refrigerasi dan penggunaan refrigeran pada sistem refrigerasi tersebut.
Perubahan yang terjadi antara temperatur dengan tekanan dapat dilihat pada hasil
keluaran dari kompresor yaitu temperatur keluar dan tekanan keluar lebih besar daripada
temperatur masuk dan tekanan masuk ke kompresor. Hal tersebut telah dijelaskan sebelumnya
yaitu karena temperatur gas refrigeran yang disalurkan ke kondensor haruslah lebih tinggi dari
temperatur lingkungan sekitar sehingga kalor dapat terbuang ke lingkungan dan sesuai dengan
kapasitas yang diinginkan oleh kondensor.
𝑤𝑘𝑜𝑚𝑝 = 𝛥ℎ = ℎ𝑜 − ℎ𝑖
= ℎ 2 − ℎ1
Keterangan :
Untuk dapat menjalankan sebuah alat dibutuhkan daya listrik dari luar, yang memiliki
hubungan dengan kerja/usaha pada kompresor dan sebanding dengan laju aliran massa. Di
bawah ini merupakan rumus dari kerja kompresor jika diasumsikan bahwa efisiensi
kompresor adalah 100% :
𝑃𝑒𝑙 = Ẇ = ṁ . 𝑤𝑘𝑜𝑚𝑝
= ṁ . 𝛥ℎ
Keterangan :
Banyak jenis kompresor yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan
kebutuhannya. Jenis kompresor berdasarkan letak motor :
1. Kompresor Open-Type
2. Kompresor Hermetic-Type
Kompresor yang digunakan dalam praktikum modul I yaitu kompresor hermetic dengan
cara kerjanya seperti kompresor putar.
Sistem kerja pada kompresor rotari menggunakan ulir atau screw yang bisa
berputar sendiri dalam silinder. Silinder inilah yang mampu mendorong udara maupun
gas searah dengan putaran ulir. Dalam memindahkan gas, kompresor ini juga
menggunakan valve dan memanfaatkan tekanan berbeda. Adapun kelebihan dari
kompresor rotari adalah memiliki suara yang tidak bising. Selain itu, getarannya juga
lebih kecil bila dibandingkan jenis kompresor lainnya sehingga banyak digunakan
untuk pompa angin dan peralatan lainnya.
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk pengambilan data.
2. Pengambilan data dilakukan sebanyak 5 kali untuk setiap 30 detik Setelah tunak.
3. Pengambilan data pertama yaitu dengan menggunakan thermocouple, kedua ujung
logam konduktornya ditempelkan ke dalam saluran penghubung untuk masuk ke
kompresor dan saluran keluaran dari kompresor (Pastikan sudah terpasang dengan
benar).
4. Pengambilan data kedua yaitu dengan menggunakan manifold. Manifold memiliki 2
selang yang nantinya satu selang dipasangkan pada kompresor dan satu selang lainnya
dipasangkan di keluaran kondensor.
5. Kemudian, amati perubahan nilai temperatur dan catat nilai temperatur yang
ditampilkan thermocouple tersebut ke dalam tabel yang telah disediakan pada jurnal.
6. Lalu, catat juga nilai tekanan tinggi dan rendah yang ditampilkan pada manifold.
Karena tekanan pada display manifold merupakan tekanan gauge dengan satuan psi dan
kg/cm^2, maka perlu adanya konversi satuan tekanan menjadi Kpa.
7. Tekanan gauge yang dihasilkan ditambah dengan tekanan atmosfer (anggap tekanan
atmosfer 100 atm) supaya jadi tekanan absolut.
8. Setelah mendapatkan nilai temperatur dan tekanan, carilah entalpi dari masukan
kompresor dan keluaran kompresor dengan menggunakan tabel R134a/diagram ph.
9. Kemudian, hitunglah kerja spesifik yang dibutuhkan oleh kompresor.
10. Amati juga daya yang dihasilkan oleh listrik, menggunakan watt meter.
11. Dari daya listrik tersebut, carilah estimasi laju aliran massa yang dihasilkan oleh
proses yang terjadi di dalam kompresor.
12. Lakukan analisis terhadap percobaan yang sudah dilakukan.
MODUL II
EVAPORATOR
Mekanisme kerja evaporator adalah steam yang dihasilkan oleh alat pemindah panas,
kemudian panas yang ada (steam) berpindah pada bahan atau larutan sehingga suhu larutan
akan naik sampai mencapai titik didih. Steam masih digunakan atau disuplay sehingga terjadi
peningkatan tekanan uap. Di dalam evaporator terdapat 3 bagian, yaitu:
Berfungsi untuk mensuplai panas, baik panas sensibel (untuk menurunkan suhu)
maupun panas laten pada proses evaporasi. Sebagai medium pemanas umumnya
digunakan uap jenuh.
2. Alat pemisah
3. Alat pendingin
Berfungsi untuk mengkondensasikan uap dan memisahkannya. Alat pendingin ini bisa
ditiadakan bila sistem bekerja pada tekanan atmosfer.
Besarnya suhu dan tekanan evaporator sangat berpengaruh terhadap proses penguapan
cairan. Semakin tinggi maka semakin cepat proses evaporasi, tetapi dapat menyebabkan
kerusakan-kerusakan yang dapat menurunkan kualitas bahan. Evaporator mempunyai fungsi
berkebalikan dengan kondensor. Evaporator terletak di antara pipa kapiler dan kompresor, yang
merupakan daerah sisi tekanan rendah dari sistem. Evaporator dibuat dari bermacam-macam
logam, tergantung dari bahan pendingin yang dipakai dan pemakaian dari evaporator sendiri.
Logam yang banyak dipakai besi, baja, tembaga, kuningan dan aluminium.
Berdasarkan bentuk dan permukaan koilnya, evaporator dibagi menjadi tiga macam,
yaitu:
Kelebihan pada evaporator jenis bare tube yaitu pipa dapat ditekuk atau dibentuk
mengikuti bentuk kabin penyimpanan makanan. Dari segi laju perpindahan panas, evaporator
jenis finned tube lebih baik karena sirip-sirip pada pipa evaporator dapat meningkatkan laju
perpindahan panas.
Untuk mengetahui berapa kalor yang diserap oleh evaporator, kita dapat menggunakan rumus
:
𝒒𝒆𝒗 = 𝒉𝟑 − 𝒉𝟐
Dimana :
𝑞𝑒𝑣 = kalor yang diserap oleh evaporator (𝒌𝑱/𝒌𝒈)
ℎ3= entalpi refrigerant keluar evaporator (𝒌𝑱/𝒌𝒈)
ℎ2= entalpi refrigerant masuk evaporator (𝒌𝑱/𝒌𝒈)
Untuk mengetahui berapa kalor yang dihasilkan oleh udara luar evaporator dapat
menggunakan persamaan:
𝑸𝒖𝒅 = ṁ𝒖𝒅 . 𝑪𝒖𝒅 . ∆𝑻
Dimana, ṁ𝒖𝒅 diperoleh dari ṁ𝒖𝒅 = ⍴ . 𝑨 . 𝑽
Keterangan:
𝑄𝑢𝑑 = Kalor yang dihasilkan oleh udara (𝑘𝐽/𝑠)
ṁ𝑢𝑑 = Laju aliran massa udara (𝑘𝑔/𝑠)
𝐶𝑢𝑑 = Kapasitas kalor udara = 1,005 𝑘𝐽/𝑘𝑔. 𝐾
∆𝑇 = Perubahan temperatur (℃)
⍴ = Massa jenis udara = 1,2 𝑘𝑔/𝑚³
𝐴 = Luas permukaan pipa (𝑚²)
𝑣 = Kecepatan aliran udara (𝑚/𝑠)
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk pengambilan data.
2. Pengambilan data dilakukan sebanyak 5 kali tiap 30 detik setelah keadaan tunak.
3. Pengambilan data pertama yaitu menggunakan thermocouple yang dipasang pada
masukan dan keluaran dari evaporator.
4. Pengambilan data kedua yaitu menggunakan manifold.
5. Catat nilai temperatur yang ditampilkan pada thermocouple.
6. Catat nilai tekanan yang ditampilkan pada manifold. Karena tekanan pada display
manifold merupakan tekanan gauge dengan satuan psi dan kg/cm^2, maka perlu adanya
konversi satuan tekanan menjadi Kpa.
7. Tekanan gauge yang dihasilkan ditambah dengan tekanan atmosfer (anggap tekanan
atmosfer 100 atm).
8. Setelah itu, cari nilai entalpi masing-masing masukan dan keluaran evaporator dengan
menggunakan table R134a/diagram ph.
9. Kemudian, carilah nilai kecepatan aliran udara pada lubang pipa menggunakan
anemometer setelah percobaan ke 5 selesai.
10. Hitung juga luas permukaan pipa yaitu berupa lingkaran, dengan menggunakan rumus
luas lingkaran yang sudah pernah kalian pelajari.
11. Carilah nilai laju aliran massa refrigeran (ṁ𝑟𝑒𝑓) dan laju aliran massa udara (ṁ𝑢𝑑).
12. Untuk mencari daya sumber, amatilah watt meter yang terhubung pada sumber listrik.
13. Hitung nilai 𝑄𝑒𝑣 = 𝑄𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎berdasarkan data dari hasil percobaan.
14. Lakukanlah analisis terhadap percobaan yang telah dilakukan.
MODUL III
KONDENSOR
Kondensasi sendiri merupakan perubahan wujud zat dari gas atau uap menjadi zat cair.
Kondensasi terjadi pada pemampatan atau pendinginan jika tercapai tekanan maksimum dan
suhu di bawah suhu kritis. Kondensasi terjadi ketika uap didinginkan menjadi cairan, tetapi
dapat juga terjadi bila sebuah uap dikompresi (yaitu tekanan ditingkatkan) menjadi cairan, atau
mengalami kombinasi dari pendinginan dan kompresi. Contoh bentuk kondensasi di
lingkungan sekitar adalah uap air diudara yang terkondensasi secara alami pada permukaan
yang dingin dinamakan embun.
Cara kerja kondensor adalah uap panas yang masuk ke kondensor dengan temperatur
yang tinggi dan bertekanan yang merupakan hasil proses dari turbin. Kemudian uap panas
masuk ke dalam suction pipe dan kemudian mengalir dalam tube. Dalam tube, uap panas
didinginkan dengan media pendingin air yang dialirkan melewati sisi luar tube, kemudian
keluar melalui discharge pipe dengan temperatur yang sudah turun.
Cairan yang telah terkondensasi dari uap disebut kondensat. Sebuah alat yang
digunakan untuk mengkondensasi uap menjadi cairan disebut kondensor. Kondensor umumnya
adalah sebuah pendingin atau penukar panas yang digunakan untuk berbagai tujuan, memiliki
rancangan yang bervariasi, dan banyak ukurannya dari yang dapat digenggam sampai yang
sangat besar. Kondensasi uap menjadi cairan adalah lawan dari penguapan (evaporasi) dan
merupakan proses eksotermik (melepas panas).
Kondensor banyak digunakan dalam kehidupan kehidupan sehari-hari baik itu dalam
industri rumah tangga, industri otomotif, maupun dalam industri farmasi dan obat-obatan.
Kondensor banyak kita jumpai dalam perangkat pendingin pada mobil, maupun Air
Conditioner yang terpasang pada gedung-gedung, instalasi perkantoran atau fasilitas umum
seperti mall dan supermarket.
Kapasitas kondensor adalah kemampuan kondensor untuk melepas kalor dari
refrigerant (sistem) ke media pendingin. Ada empat hal yang mempengaruhi kapasitas
kondensor yaitu :
Untuk mengetahui besarnya kalor yang dibuang di kondensor maka dapat dinyatakan melalui
persamaan :
𝑸𝒄 = ṁ (𝒉𝟐 − 𝒉𝟑)
Dimana,
1. Suction Pipe dan Discharge Pipe (Pipa saluran masuk dan pipa saluran keluar)
a. Suction Pipe adalah pipa saluran masuk untuk masuknya media pendingin ke
dalam kondensor,yang mana media pendingin itu berupa fluida cair yang
bertekanan yang merupakan hasil dari pemampatan di kompresor.
b. Discharge Pipe adalah pipa saluran keluar refrigerant dari kompresor melalui tube
ke tangki receiver.
2. Tube ( Pipa dalam Kondensor )
Tube adalah pipa aliran yang dilalui refrigerant yang bertekanan dan panas
yang merupakan hasil dari turbin melalui suction pipe dan akan disalurkan ke
discharge pipe dan kemudian diterima oleh tangki receiver. Umumnya terdapat empat
susunan tube yaitu, Triangular (30°) , Rotate square (60°), Square (90°), Rotate
square (45°).
Gambar 3. 2 Lay-Out pada Tube
3. Buffle
4. Water Box
Water box merupakan ruang air pendingin (refrigerant) yang terbuat dari baja
karbon.
a. Berbelit – belit
Jenis kondensor terdiri dari satu tabung panjang yang digulung berakhir
dan kembali pada dirinya sendiri dengan sirip pendingin ditambahkan di antara
tabung.
b. Arus parallel
b. Direct-contact condenser
Cara kerja dari kondensor jenis ini yaitu proses kondensasi dilakukan dengan
cara mencampurkan air pendingin dan uap secara langsung. Direct-contact
Condenser dibagi menjadi dua jenis lagi, yaitu Spray Condenser dan
Barometric dan Jet Condenser.
Siklus refrigerasi kompresi uap merupakan suatu sistem yang memanfaatkan aliran
perpindahan kalor melalui refrigeran. Proses utama dari sistem refrigerasi kompresi uap adalah
:
1. Proses kompresi
2. Proses kondensasi
3. Proses ekspansi
4. Proses evaporasi
Proses tersebut apabila berlangsung terus – menerus menghasilkan suatu siklus, seperti
pada gambar berikut:
Proses 1-2 merupakan proses kompresi dimana refrigeran ditekan sehingga tekanannya
menjadi lebih tinggi sehingga temperatur jenuhnya menjadi lebih tinggi pada saat masuk
kondensor. Hal ini dimaksudkan agar temperatur refrigeran di kondensor menjadi lebih tinggi
dari temperatur lingkungan sehingga mampu memindahkan panas ke lingkungan dengan
proses kondensasi. Pada siklus ideal proses kompresi ini berlangsung secara isentropic.
Kondisi awal refrigeran pada saat masuk kompresor adalah uap jenuh bertekanan rendah
setelah dikompresi refrigeran menjadi uap bertekanan tinggi. Besarnya daya atau kinerja
kompresi yang dilakukan kompresor adalah:
𝑸𝒘 = ṁ (𝒉𝟐 − 𝒉𝟏)
Dimana :
𝒒𝒘 = 𝒉𝟐 − 𝒉𝟏
Dimana :
Proses selanjutnya (proses 2-3) merupakan proses kondensasi. Pada proses ini uap
refrigeran turun temperaturnya kemudian berubah fasanya pada tekanan dan temperatur yang
konstan dari fasa gas ke fasa cair dengan cara membuang kalor ke lingkungan. Kalor refrigeran
dapat pindah ke lingkungan karena memiliki temperatur dan tekanan jenuh yang lebih tinggi
dari lingkungan. Kalor yang berpindah dari refrigeran ke udara pendingin bergantung pada
berbagai faktor, antara lain luas permukaan kondensor, jenis material yang digunakan, selisih
temperatur kondensasi dengan temperatur lingkungan. Semakin banyak panas yang dibuang di
kondensor, semakin banyak pula refrigeran yang mencair, dan diharapkan saat keluar
kondensor seluruhnya menjadi cair. Besarnya kalor yang dibuang di kondensor dapat
dinyatakan melalui persamaan berikut:
𝑸𝒄 = ṁ (𝒉𝟐 − 𝒉𝟑)
Dimana :
Proses (3-4) ini terjadi di pipa kapiler. Setelah refrigeran melepas kalor di kondensor,
refrigeran berfasa cair akan mengalir menuju pipa kapiler untuk diturunkan tekanan dan
temperaturnya. Diharapkan temperatur yang terjadi lebih rendah daripada temperatur
lingkungan, sehingga dapat menyerap kalor pada saat berada di evaporator. Dalam proses
ekspansi ini tidak terjadi proses penerimaan atau pelepasan energi (enthalpy konstan). Maka
nilai entalpi seperti persamaan berikut:
𝒉𝟑 = 𝒉𝟒
Dimana,
Setelah keluar dari alat ekspansi kemudian refrigeran yang berfasa campuran dialirkan
ke evaporator. Pada kondisi ini refrigeran memiliki tekanan yang rendah, sehingga temperatur
jenuhnya berada di bawah temperatur ruangan, lingkungan atau produk yang didinginkan.
Kalor kemudian terserap oleh refrigeran kemudian refrigerant berubah fasanya menjadi gas
sementara temperatur ruangan, kabin, atau produk yang didinginkan menjadi lebih dingin.
Proses evaporasi pada siklus ideal terjadi secara isotermal dan isobar. Besarnya kalor yang
diserap oleh refrigeran di evaporator dapat ditentukan berdasarkan persamaan berikut:
𝑸𝒆 = ṁ (𝒉𝟏 − 𝒉𝟒)
𝒒𝒆 = 𝒉𝟏 − 𝒉𝟒
Dimana,
Komponen penyusun sistem refrigerasi pada dasarnya terbagi menjadi dua kelompok.
Pembagian ini berdasarkan keutamaan dari alat atau komponen tersebut. Komponen sistem
refrigerasi tersebut adalah :
1. Komponen Utama
2. Komponen Pendukung
Komponen yang keberadaannya mutlak harus berada dalam sistem refrigerasi tersebut
dikelompokkan pada komponen utama. Dinamakan demikian karena jika salah satu komponen
tersebut tidak ada maka sistem tidak akan dapat bekerja sama sekali. Sedangkan komponen
pendukung adalah komponen yang apabila tidak terpenuhi maka sistem masih dapat bekerja,
karena fungsi komponen ini hanyalah sebagai pelengkap agar sistem dapat bekerja dengan
baik. Alat pendukung ini dapat berfungsi sebagai alat kontrol ataupun alat pengukur. Jadi untuk
dapat menghasilkan kerja sistem yang seimbang dengan efisiensi yang tinggi diperlukan
adanya komponen pendukung ini. Komponen pendukung ini terbagi menjadi dua, yaitu
komponen pendukung mekanik dan komponen pendukung kelistrikan. Komponen utama
sistem refrigerasi terdiri dari :
1. Kompresor
2. Kondensor
3. Katup ekspansi
4. Evaporator
Komponen utama yang digunakan pada sistem refrigerasi kompresi uap terdapat empat
komponen, jika salah satu dari keempat komponen tersebut tidak ada atau tidak terpenuhi maka
sistem tidak akan dapat bekerja. Dengan hanya menggunakan keempat komponen tersebut kita
sudah dapat membuat suatu sistem refrigerasi kompresi uap sederhana. Namun demikian,
sistem tentunya tidak ada dapat bekerja secara sempurna, walaupun menggunakan komponen
tambahan yang lengkap, kondisi ideal (teoritis) tidak akan dapat dicapai karena banyaknya
variabel yang menyebabkan adanya penyimpangan dalam sistem aktual dari idealnya.
COP dari siklus pendingin dapat diekspresikan pada sebuah sistem refrigerasi kompresi
uap. Secara ketepatan matematika COP didefinisikan sebagai rasio dari panas yang dihisap dari
ruang yang didinginkan terhadap kerja yang digunakan untuk memindahkan panas tersebut.
COP secara teoritis dapat dilihat pada persamaan berikut:
𝑄𝐶
Sebagai Pemanas: =
𝑊𝑘𝑜𝑚𝑝
𝐶𝑂𝑃𝐻𝑃
Dimana,
𝑄𝑒𝑣 = kalor yang diserap di evaporator
2. Dilakukan pengambilan data sebanyak 5 kali untuk tiap alat yang ditinjau setiap 30
detik (Kompresor, Kondensor, dan Katup Ekspansi).
3. Pasang setiap thermocouple pada setiap masukan dan keluaran untuk tiap alat yang
ditinjau (Kompresor, Kondensor, dan Katup Ekspansi).
6. Setelah mendapatkan nilai temperatur dan tekanan dari masing-masing alat, carilah
nilai entalpi dari masing-masing masukan dan keluaran untuk tiap alat yang
ditinjau.