Function Deployment (QFD) Dan Kano: Disusun Oleh: Nama: I.K. Ridho Berlanda Anugrah. TB No. Mahasiswa: 16522217
Function Deployment (QFD) Dan Kano: Disusun Oleh: Nama: I.K. Ridho Berlanda Anugrah. TB No. Mahasiswa: 16522217
Function Deployment (QFD) Dan Kano: Disusun Oleh: Nama: I.K. Ridho Berlanda Anugrah. TB No. Mahasiswa: 16522217
TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1
Disusun Oleh:
2022
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
Demi Allah, saya akui bahwa karya tulis ini yang berjudul “PENGEMBANGAN
DESAIN PRODUK KEMASAN KOPI DI SAPUANGIN KOPI BASECAMP
MERAPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION
DEPLOYMENT (QFD) DAN KANO” merupakan hasil karya sendiri kecuali kutipan
yang telah disertai sumber daripadanya. Jika dikemudian hari pernyataan saya terbukti
tidak benar dan melanggar peraturan yang sah dalam karya tulis dan hak cipta maka saya
bersedia ijazah yang saya terima untuk ditarik kembali oleh Universitas Islam Indonesia.
NIM. 16522217
ii
LEMBAR PENELITIAN
SURAT
KETERANGAN
a.n. Pemilik
Kopi Sapuangin Merapi
Juli
iii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
TUGAS AKHIR
iv
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kepada orang tua tersayang, Bapak Tabrani dan Ibu I.K. Citrayana serta Adik tercinta
I.K. Veilovea Tacya. TB
Dosen Pembimbing Tugas Akhir Saya, Bapak Dr. Drs. Imam Djati Widodo, M.Eng.Sc
selaku dosen pembimbing 1 dan Bapak Dian Janari, S.T., M.T selaku dosen
pembimbing 2.
Serta
Teman-teman Angkatan 2016 yang telah mensupport saya selama masa kuliah dan terus
mendorong saya agar bisa menyelesaikan Tugas Akhir ini
Terimakasih atas semua dorongan, dukungan, serta doa yang telah diberikan kepada
saya
vi
HALAMAN MOTTO
ََمنَ َج َد َو َج َد
“Barang siapa yang bersungguh-sungguh, dia pasti berhasil. Untuk bersungguh-
sungguh harus di awali dengan niat yang baik atas segala yang kita inginkan”.
ّللاَ لَ َم َع
ٰ سبُلَنَا َواِن
ُ َوال ِذ ْي َن َجا َهد ُْوا فِ ْينَا لَنَ ْه ِديَن ُه ْم
ِ ا ْل ُم ْح
سنِ ْي َن
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan”.
“Neverَquit,َNeverَSurrender”
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirrobil’alamiin,َ Sholawatَ sertaَ salamَ segalaَ pujiَ danَ rasaَ syukurَ kamiَ
panjatkan kehadiran Allah SWT atas berkat rahmat dan nikmat-Nya penyusunan Tugas
Akhirَ iniَ yangَ berjudulkanَ “PENGEMBANGAN DESAIN PRODUK KEMASAN
KOPI DI SAPUANGIN KOPI BASECAMP MERAPI DENGAN
MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DAN
KANO”َdapatَterselesaikanَdenganَsebaik-baiknya. Tidak lupa juga sholawat serta salam
senantiasa kami panjatkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW beserta
keluarga, sahabat dan para pengikutnya atas berkat dan rahmat-Nya kita dapat berada dari
zaman ke gelapan menjadi zaman terang benderang hingga akhir zaman. Harapan dari
penulis dapat menerapkan ilmu yang didapatkan dengan baik dan dapat dipertanggung
jawabkan.
1. Bapak Hari Purnomo, Prof., Dr., Ir., M.T selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia.
2. Bapak Muhammad Ridwan Andi Purnomo, S.T., M.Sc., Ph.D selaku Ketua Jurusan
Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia.
3. Bapak Dr. Taufiq Immawan, S.T., M.M selaku Ketua Program Studi Teknik Industri
Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia.
4. Bapak Dr. Drs. Imam Djati Widodo, M.Eng.Sc selaku dosen pembimbing 1 yang
telah memberikan persetujuan atas laporan penelitian yang saya buat.
viii
5. Bapak Dian Janari, S.T., M.T selaku dosen pembimbing 2 yang senantiasa
memberikan dukungan dan meluangkan waktu hingga penulisan tugas akhir ini dapat
terselesaikan.
6. Keluarga tercinta dan tersayang ayahanda, ibunda, dan abang saya yang telah
memberikan dukungan dan doa untuk menyelesaikan perkuliahan dengan sebaik-
baiknya.
7. Lutfiani Nuraida yang selalu memberikan dukungan dan semangat selama masa
perkuliahan dan mengajarkan untuk selalu bersabar dalam membuat skripsi ini.
8. Teman-teman Teknik industri angkatan 2016 yang bersama-sama berjuang dan
saling memberikan motivasi, bantuan, dukungan.
9. Teman-teman satu project Sapuangin Coffee and Farm yang bersama-sama telah
berjuang dan saling support untuk mengerjakan Tugas Akhir.
10. Teman-teman Kedai Sapuangin Coffee and Farm yang bersedia bekerja sama dengan
kami untuk membantu kelancaran penelitian kami.
Penulis menyadari bahwa dalam pengerjaan tugas akhir ini masih banyak kesalahan
sehingga penulis berharap adanya kritik dan saran dari semua pembaca demi melengkapi
segala kekurangan dalam tugas akhir ini. Harapan penulis dari penulisan tugas akhir ini
semoga laporan ini dapat bermanfaat dan membantu bagi semua pihak. Aminn
Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
ix
ABSTRAK
x
DAFTAR ISI
xi
3.6 Alat Bantu Penelitian ............................................................................................ 38
3.7 Alur Penelitian ................................................................................................. 38
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA .......................................... 42
4.1 Pengumpulan Data ................................................................................................ 42
4.2 Pengolahan Data.................................................................................................... 50
BAB V PEMBAHASAN ................................................................................................ 72
5.1 Model Kano ........................................................................................................... 72
5.2 Quality Function Deployment ............................................................................... 72
BAB VI PENUTUP ........................................................................................................ 79
6.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 79
6.2 Saran ...................................................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 81
LAMPIRAN.................................................................................................................... 83
xii
DAFTAR TABEL
xiii
Tabel 4. 26 Rekapitulasi Means Terhadap Masing-masing Function ............................ 61
Tabel 4. 27 Target Pengembangan Kemasan.................................................................. 62
Tabel 4. 28 Technical Priorities ...................................................................................... 63
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
BAB I
PENDAHULUAN
16
menjawab apakah ada kebutuhan dari atribut fitur tertentu yang pada akhirnya
menentukan peran dalam perilaku pembelian pelanggan.
Setelah suatu barang atau jasa dapat ditingkatkan kualitasnya maka akan
dilakukan proses untuk menganalisa kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan dapat
mengetahui bagaimana kualitas suatu barang atau jasa yang sudah dikembangkan.
Metode yang sering digunakan dalam menganalisa kepuasan pelanggan adalah
metode Kano. Metode Kano merupakan indeks kepuasan user yang digunakan untuk
mengetahui bagaimana tingkat kepuasan pelanggan atas suatu barang atau jasa.
Perancangan dan pengembangan desain produk tidak hanya dilakukan di
perusahaan-perusahaan besar, tetapi juga dapat dilakukan oleh pelaku UMKM. Salah
satu hal yang dapat dilakukan ialah pengembangan desain kemasan. Sama halnya
yang ada di Sapuangin Kopi yang terletak di Basecamp jalur pendakian Gunung
Merapi via Klaten, tepatnya di Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten
Klaten, Jawa Tengah, UMKM ini bergerak dibidang usaha kopi dan bserdiri pada
tahun 2017. Sapuangin Kopi ini membudidayakan olahan kopi dari produk sendiri,
mulai dari menanam sampai menghasilkan panen kopi dari hasil sendiri. Bagi para
pendaki Gunung Merapi jalur pendakian via Klaten Sapuangin Kopi ini bukan lagi
hal asing bagi mereka, karena merupakan tempat singgah yang rutin mereka kunjungi
sebelum dan sesudah melakukan pendakian.
UMKM Sapuangin Kopi saat ini melakukan pelayanan konsumsi ditempat
atau dine in. Karena UMKM ini berlokasi di Basecamp pendakian yang mana jauh
dari pusat kota, pelanggan yang datang hanya dari kalangan para pendaki Gunung
Merapi, tetapi juga tidak menutup kemungkinan ada juga konsumen yang datang
bukan dari kalangan pendaki. UMKM Sapuangin Kopi ini juga mempunyai sebuah
kemasan kopi yang berbentuk Ziplock. Isi dari kemasan kopi tersebut merupakan biji
yang belum di olah menjadi bubuk, tetapi ketika konsumen ingin membeli kemasan
tersebut dalam bentuk bubuk, UMKM ini juga bersedia untuk membuat biji tersebut
menjadi bubuk menggunakan grinder. Kemasan kopi yang ada di Sapuangin Kopi
bisa dikatakan sudah ketinggalan dari pasar yang lainnya, dimana banyak kedai-
kedai kopi sudah tidak menggunakan Ziplock dan masih berbentuk biji kopi untuk di
pasarkan ke konsumen yang akan di konsumsi secara pribadi. kemasan Ziplock juga
mempunya dimensi yang besar untuk dibawa kemana saja, mulai dari ukuran 100
gram, 150 gram, 200 gram, dan 250 gram. Harga kemasan kopi tersebut juga
17
terbilang cukup mahal karena isi berat kemasan tersebut. Dari tampak luar kemasan
tersebut pun terbilang tidak dapat membranding Kedai Sapuangin secara luas karena
tidak tertulis alamat maupun keterangan lainnya untuk kopi yang digunakan.
Sehubung dengan hal tersebut, akan dilakukan penelitian mengenai
pengembangan desain kemasan kopi agar UMKM Sapuangin Kopi dapat
mengembangkan bisnisnya dengan mengikuti perkembangan zaman dan permintaan
pasar. Dilakukannya pengembangan desain kemasan kopi, karena melihat dari
kebutuhan konsumen ingin mengkonsumsi kopi secara instan dengan rasa kopi tidak
berubah seperti kopi instan yang ada di pasaran pada umumnya. Metode yang akan
digunakan dalam pengembangan desain kemasan kopi adalah Quality Function
Deployment (QFD) dengan menggunakan tools House Of Quality (HOQ). Setelah
menemukan aspek penting dalam pengembangan desain kemasan, akan dilakukan
analisa kepuasan pelanggan menggunakan metode Kano.
18
1. Mengetahui kriteria kemasan produk yang dibutuhkan oleh konsumen.
2. Membuat prototype kemasan kopi dari hasil pengembangan produk sesuai
dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
3. Mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap prototype kemasan kopi
yang telah dirancang.
19
BAB II KAJIAN LITERATUR
Membahas tentang kajian literatur yang berupa kajian deduktif dan kajian induktif
yang dijadikan sebagai acuan dalam melakukan penelitian dengan syarat dan kriteria
yang sesuai di penelitian ini.
BAB III METODE PENELITIAN
Membahas tentang alur dari penelitian yang dilakukan secara terstruktur dari lokasi
penelitian, objek penelitan, jenis data yang digunakan, metode pengumpulan dan
pengolahan data, alat bantu yang digunakan, serta diagram alir dari penelitian yang
akan dilakukan
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Membahas tentang proses pengumpulan data didapatkan hingga pengolahan data
menggunakan metode yang digunakan serta menjadi tolak ukur untuk melanjutkan
pada bab berikutnya.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
Membahas tentang pengolahan data yang sudah dilakukan sebelumnya dan membuat
analisis terkait pengolahan data dengan menyesuaikan pada tujuan, teorim dan alur
penelitian sehingga dapat diperoleh kesimpulan dan saran
BAB VI PENUTUP
Membahas tentang kesimpulan yang menjawab dari tujuan penelitian dan berisi saran
dari hasil penelitian yang telah dilakukan untuk merekomendasikan pada objek yang
diteliti serta untuk penelitian selanjutnya.
20
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Desain
Desain merupakan suatu fitur yang berdampak pada sebuah produk yang
terlihat, dirasakan, dan berfungsi pada konsumen (Kotler & Keller, 2012).
Desain juga dapat diartikan sebagai hasil dari ide atau kreativitas manusia
dalam memenuhi suatu kebutuhan, yang diperlukannya suatu tahap
pengembangan, konsep perancangan, pembuatan suatu prototype dan proses
produksi, percobaan dan evaluasi, dan pendistribusian (Wardani, 2003).
Proses desain dapat ditetapkan pada saat pengembangan konsep produk
dan perancangan peningkatan sebuah sistem sedang berlangsung (Ulrich &
Epinger, 2004). Menurut Dreyfuss (1967) pada saat pengembangan desain
produk perlu diperhatikan lima tujuan penting, yaitu:
1. Komunikasi yang dapat menyampaikan filosofi visi misi perusahaan
melalui visualisasi.
2. Penampilan yang menarik dalam pemilihan warna, bentuk, dan
proporsi.
21
3. Kegunaan yang dapat mempermudah fungsi pemakainya.
4. Kemudahan pemeliharaan yang mudah dirawat dan diperbaiki.
5. Biaya rendah dalam menentukan peralatan untuk digunakan dalam
produksi.
2.1.2 Produk
Produk merupakan barang yang ditawarkan ke pasar untuk dimiliki atau
dikonsumsi oleh konsumen yang kemudian dijadikan keputusan untuk
pembelian. Menurut Kotler & Amstrong (2012) produk yang dibuat oleh
perusahaan harus memiliki nilai jual dan keunggulan dari produk pesaingnya,
mulai dari desain, bentuk ukuran, kualitas, dan harga jual untuk menarik daya
minat konsumen.
22
Tools pendukung yang sering digunakan dalam struktur Quality Function
Deployment (QFD) adalah rumah matriks atau yang biasa dikenal dengan House
Of Quality (HOQ) untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, prioritas
penggabungan untuk produksi, dan mengetahui langkah-langkah yang tepat untuk
memenuhi kebutuhan konsumen. Berikut tahapan-tahapan House Of Quality
(Cohen, 1995):
1. Part A (Customer Needs and Benefits)
Membahas tentang struktur keinginan dan kebutuhan dari konsumen yang
berdasarkan penelitian pasar yang kualitatif.
2. Part B (Planning Matrix)
Membahas tentang tingkat kepentingan dari kebutuhan dari konsumen.
3. Part C (Technical Response)
Membahas tentang rencana-rencana teknis perusahaan dalam mewujudkan
kebutuhan konsumen yang terdapat dari Customer Needs (part A).
4. Part D (Relationship)
Membahas tentang penilaian hubungan antar tiap elemen yang terdapat
dari Technical Response (part C) dengan kebutuhan konsumen. Berikut
tabel penilaian hubungan:
23
Tabel 2. 2 Penilaian Korelasi
Simbol Arti
VV Strong positive impact (left to right)
V Moderate positive impact (right to left)
<blank> No impact
X Moderate negative impact (right to left)
XX Strong negative impact (left to right)
E. Technical
Correlation
C. Technical Response
D. Relationship
B. Planning Matrix
A. Customer Needs and
Benefits (Impact of Technical Response (Market research and Strategic
on Customers Needs & Planning)
Benefits)
F. Technical Importance
24
2.3 Metode Kano
Menurut Kano, et al (1984), model kano merupakan cara yang digunakan untuk
identifikasi kepuasan konsumen, model kano bertujuan mengategorikan atribut-
atribut dari produk atau jasa berdasarkan seberapa baik produk yang dapat
memuaskan kebutuhan pelanggan. Model kano sendiri dapat dibedakan menjadi
tiga jenis produk yang mempengaruhi kepuasan konsumen, berikut tiga jenis
model kano:
5. Must-be Requirments atau Basic Needs
Jenis ini sebagai kriteria dasar dari sebuah produk atau syarat mutlak bagi
konsumen, karena konsumen menganggap pemenuhan kriteria ini
memang sudah semestinya dilakukan sehingga tidak akan meningkatkan
kepuasan konsumen.
6. One-dimensional Requirments atau Performance Needs
Jenis ini merupakan kepuasan proposional yang sebanding dengan kinerja
atribut, semakin tinggi atribut maka akan semakin tinggi pula tingkat
kepuasan konsumen.
7. Attractive Requirments atau Excitements Needs
Jenis ini merupakan kriteria produk yang sangat berpengaruh bagi
kepuasan konsumen. Dalam hal ini, konsumen tidak menuntut suatu
produk untuk memiliki kriteria ini. Bahkan tidak akan menyebabkan
penurunan tingkat kepuasan jika kriteria ini tidak terpenuhi.
Pada dasarnya model kano terdiri dari tiga kategori respon dari
konsumen yang selalu muncul. Tiga kategori respon tersebut adalah Indefferent
yang dimana jika ada atau tidaknya layanan maka tidak akan berpengaruh apapun
terhadap kepuasan konsumen, Reverse (kemunduran) yang dimana kepuasan
konsumen lebih tinggi jika layanan tidak berlangsung sebagaimana semestinya
dibandingkan layanan yang berjalan lebih baik, Questionable (diragukan) yang
dimana konsumen puas atau tidak puas jika layanan itu diberikan.
Dysfunctional
Kebutuhan Konsumen
1 2 3 4 5
25
Suka Harap Netral Toleransi Tidak
Suka
1.Suka Q A A A O
2.Harap R I I I M
3.Netral R I I I M
Functional
4.Toleransi R I I I M
5.Tidak R R R R Q
Suka
1. Attractive (A)
Adanya peningkatan konsumen jika produk berfungsi lebih baik dari
biasanya, tetapi kepuasan tidak menurun jika tidak berfungsi lebih baik
dari biasanya.
2. Must-be (M)
Semakin produk tidak berfungsi dengan semestinya, maka kepuasan
konsumen akan semakin menurun. Namun jika produk berfungsi dengan
sangat baik, kepuasan konsumen tidak akan meningkat.
3. One-dimensional (O)
Kepuasan konsumen meningkat jika sebuah produk semakin berfungsi
dengan baik, juga sebaliknya jika produk tidak berfungsi dengan
semestinya maka kepuasan konsumen akan menurun.
4. Indifferent (I)
Sifat produk yang fungsional atau tidak fungsional tidak akan
mempengaruhi kepuasan konsumen.
5. Reverse (R)
Penetapan dari perusahaan berbanding terbalik dengan yang dirasakan
konsumen.
6. Questionable (Q)
Jawaban dari konsumen tidak jelas atau kurang sesuai dengan pertanyaan
yang ada.
26
Menurut Triton (2002) penentuan kategori kano untuk setiap atribut
menggunakan Blauth’s Formula, sebagai berikut:
1. Jika (one-dimensional + attractive + must-be) lebih dari (indifferent +
reverse + questionable), maka nilai yang didapat dari ujung paling
maksimum dari (one-dimensional, attractive, must-be).
2. Jika (one-dimensional + attractive + must-be) kurang dari (indifferent +
reverse + questionable), maka nilai yang didapat dari ujung paling
maksimum dari (indifferent + reverse + questionable).
3. Jika (one-dimensional + attractive + must-be) sama dengan (indifferent
+ reverse + questionable), maka nilai yang didapat paling maksimum
diatara semua kategori kano (one-dimensional, attractive, must-be,
indifferent, reserve, questionable).
27
konsumen dan membuat konsumen lebih memaksimalkan kesadaran,
penggunaan, dan manfaat sosial.
Pada penelitian Lizarelli et al. (2021) membahas tentang alat kualitas
model Kano, SERVQUAL, dan QFD untuk merancang dan meningkatkan
layanan. Integrasi yang memberikan analisi mendalam tentang kualitas layanan
akan menghasilkan peluang peningkatan. Kerangka integratif akan di uji dan di
validasi disebuah perusahaan Pendidikan kewirausahaan yang menyediakan
layanan pengalaman untuk memberikan kontribusi menilai persepsi kualitas
layanan, prioritas perbaikan, dan identifikasi persyaratan teknis.
Shen et al. (2021) melakukan penelitian yang bertujuan menganalisis
faktor-faktor penting bagi wisatawan berlayar dan menjamin pengalaman
destinasi marina yang memuaskan. Penelitian ini menggunakan analisis model
Kano yang mengklasifikasikan atribut yang mempengaruhi wisatawan terhadapa
marina. Berdasarkan model Kano yang sudah diteliti maka atribut marina
dikategorikan menjadi must-be, satu dimensi, atraktif dan acuh tak acuh.
Penelitian ini memberikan wawasan keputusan manajemen strategis masa depan
untuk tujuan marina.
Kemudian Fonseca et al. (2020) membahas tentang industri otomotif
menghadapi perubahan besar seperti pengendalian emisi, perubahan iklim, dan
peningkatan daya pelanggan untuk menghasilkan persaingan yang lebih insentif
menggunakan metode QFD untuk menghubungkan harapan pelanggan dengan
karakteristik teknis produk. Teknik pengembangan produk memakai metode QFD
untuk memastikan keberhasilan pasar setelah produk dirilis. Pada metode QFD
menggunakan Tools HOQ untuk mengungkapkan bahwa desain produk
merupakan persyaratan teknis utama yang paling berdampak pada pengembangan
produk. Penerapan diagram afinitas untuk mengatasi sejumlah besar besar
informasi subjektif dan juga relevan untuk menstandarisasi platform kendaraan
listrik setidaknya pada ukuran yang lebih sedikit dan umum, serta
memberitahukan perlu adanya pendekatan yang lebih oleh tim kolaboratif.
Penelitian yang dilakukan oleh Effendi et al. (2018) rendahnya penjualan
makanan jenang karena persaingan dengan pengusaha lainnya maka ditentukan
prioritas kebutuhan konsumen serta perbaikan dilakukan dalam meningkatkan
penjualan jenang dengan menggunakan metode Fuzzy Quality Function
28
Deployment (FQFD). Hasil dari penelitian ini menunjukan atribut yang menjadi
prioritas kebutuhan konsumen adalah tercantumnya tanggal kadaluwarsa dan
desain kemasan. Perbaikan yang dilakukan perusahaan dengan melakukan
perancangan desain kemasan yang lebih menarik serta mencantumkan informas
kualitas pada kemasan.
Selanjutnya terdapat penelitian yang dilakukan oleh Lestari et al. (2020)
pengembangan dan perancangan produk pelayanan jasa dilakukan melihat
kebutuhan dan keinginan pelanggan serta pasar yang mengalami siklus perubahan
dengan menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD) untuk
mengartikan kebutuhan konsumen kedalam karakteristik produk serta
mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk memenuhinya. Dari hasil
pengolahan data yang di analisa, maka didapat kesimpulan bahwa hasil dari
wawancara dan survey terhadap pelanggan diperoleh penilian atribut berupa
kelengkapan tayangan, harga terjangkau, siaran sesuai kebutuhan, pelayanan, dan
kualitas.
Pada penelitian Mufreni (2016) menguji pengaruh desain produk, bentuk
kemasan dan material kemasan terhadap minat beli konsumen dengan
menggunakan teknik analisis regresi linear berganda dengan jumlah sampel 100
orang responden menggunakan metode Purposive Sampling. Hasil dari penelitian
menunjukan bahwa kemasan mampu meningkatkan minat pembeli konsumen.
Kemudian Yuliarty et al. (2018) perancangan desain papan tulis
berpenghapus yang saling berintegrasi untuk meningkatkan kenyamanan pada
pengguna dengan menggunakan metode QFD dan didapatkan hasil pengolahan
data bahwa terdapat atribut-atribut yang dijadikan dasar untuk membentuk
rancangan desain papan tulis.
Sedangkan Aji et al. (2016) merancang produk lampu meja belajar dengan
penambahan fungsi sesuai Requirement dari penggunanya dengan menggunakan
metode QFD dan Kano. Dari penelitian ini didapatkan hasil penambahan fungsi
pada lampu meja belajar dapat mati otomatis secara bergantian antara lampu
belajar dan lampu tidur, desain lipat atau flip, jam digital, kipas, charger
handphone, tempat alat tulis, dan tetap menyala bila tidak ada aliran listrik.
Donida et al. (2019) menerapkan prinsip-prinsip Kansei Engineering
untuk mengetahui desain yang dibutuhkan konsumen pada produk carica sehingga
29
meningkatan minat pembelian produk. Kansei Engineering membantu dalam
menentukan aspek-aspek yang diinginkan oleh konsumen, sedangkan Kano
menentukan kategori dari setiap aspek yang diinginkan konsumen menjadi
beberapa bagian yakni Basic Attributes, Linier Attributes, Attractive Attributes,
dan Non-significant Attributes. Dapat disimpulkan bahwa konsumen
menginginkan kemasan yang baru berbentuk kotak dan berbahan kaca serta
memiliki label yang menggambarkan buar dan memiliki tema warna jingga.
Siregar I dan Adhinata K (2017) keberhasilan suatu produk dapat diukur
dari seberapa besar eksistensi produk diterima oleh konsumen dan meningkatkan
keuntungan bagi perusahaan. Desain produk merupakan sebuah ide,
pengembangan konsep, dan pengujian yang dilakukan sebelum proses produksi.
Penerapan fungsi kualitas dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk sesuai
dengan kebutuhan konsumen.
Dari penjelasan penelitian terdahulu kemudian dibuat tabel perbandingan
untuk mengetahui perbedaan topik antar penelitian terdahulu termasuk yang
dilakukan penulis. Berikut merupakan tabel perbandingan dari penelitian yang
telah dilakukan beserta rencana penelitian oleh penulis.
30
Tabel 2. 4 Penelitian Terdahulu
Topik
No Judul Penelitian Author Tahun Desain Desain
QFD Kano
Produk Kemasan
1 An interval type- Tong Wu,
2 fuzzy Kano- Xinwang
prospect-TOPSIS Liu, Jindong
based QFD Qin,
model: Francisco 2021 √ √ √ -
Application to Herrera
Chinese e-
commerce
service design
2 Integration of Fabiane L.
SERVQUAL, Lizarelli,
Analytical Kano, Lauro Osiro,
and QFD using Gilberto
fuzzy approaches M.D. Ganga,
2021 - √ √ -
to support Glauco H.S.
improvement Mendes
decisions in an
entrepreneurial
education service
3 Kano modelJanmejay
analysis for
Bhardwaj,
enhancing Ashu Yadav,
customer Manvendra
satisfaction of an
Singh 2021 - - √ -
automotive Chauhan,
product for Indian
Avanish
market Singh
Chauhan
4 QFD as a tool to L. Fonseca,
improve J. Fernandes,
negotiation C. Delgado
process, product
quality, and
2020 - √ - -
market success,
in a automotive
industy battery
components
supplier
31
Topik
No Judul Penelitian Author Tahun Desain Desain
QFD Kano
Produk Kemasan
5 Analisis Mas'ud
kebutuhan Effendi,
konsumen dalam Luluk Mei
pengembangan Arifa, dan
jenang dengan Siti Asmaul 2018 - √ - -
metode Fuzzy Mustaniroh
Quality Function
Deployment
(FQFD)
6 Analisis Rizka
pengembangan Lestari, Siti
pelayanan jasa Wardah,
TV kabel Khairul
menggunakan Ihwan 2020 - √ - -
metode Quality
Function
Deployment
(QFD)
7 Pengaruh desain Alvin NF
produk, bentuk Mufreni
kemasan dan
bahan kemasan
terhadap minat 2016 √ - - √
beli konsumen
(Studi kasus The
Hijau Serbuk
Tocha)
8 Pengembangan Popy
desain produk Yuliarty,
papan tulis Teguh
dengan metode Permana, 2018 √ √ - -
Quality Function Ade Pratama
Deployment
(QFD)
9 Pengembangan Edy Rustam
produk lampu Aji dan Evi
belajar dengan Yuliawati
metode Kano dan 2016 √ √ √ -
Quality Function
Deployment
(QFD)
10 Perancangan Ikhsan
produk tempat Siregar dan
tisu multifungsi Kevin 2017 √ √ - -
dengan Adhinata
32
Topik
No Judul Penelitian Author Tahun Desain Desain
QFD Kano
Produk Kemasan
menggunakan
Quality Function
Deployment
(QFD)
11 Perancangan Deandy
desain kemasan Audy
produk Carica Harman
dengan konsep Donida,
2019 - - √ √
Kaizen dan Heru
Model Kano Prastawa,
Manik
Mahacandra
12 Can eco-design Tian Zeng,
packaging reduce Fabien
consumer food Durif,
2021 - - - √
waste? An Elisabeth
experimental Robinot
study
13 Applying the Mu-Chen
Kano model to Chen, Chia-
investigate the Lin Hsu,
quality of Chun-Han 2021 - - √ -
transportation Huang
services at mega
events
14 Perceived Ye Shen,
importance of and Jithendran
satisfaction with Kokkranikal,
marina attributes Camilla
in sailing tourism Paaske 2021 - - √ -
experience: A Christensen,
kano model Alastair M.
approach Morrison
15 Pengembangan
desain produk
kemasan kopi di
Sapuangin Kopi
Basecamp
I.K. Ridho
Merapi dengan
Berlanda 2021 √ √ √ √
menggunakan
Anugrah. TB
metode Quality
Function
Deployment
(QFD) dan Model
Kano
33
Dari penelitian terdahulu didapat bahwa kebanyakan peneliti melakukan analisa
desain produk, QFD, model Kano, dan desain kemasan secara terpisah.
Contohnya pada Fonseca et al. (2020) yang hanya fokus pada QFD atau Shen et
al. (2021) yang hanya fokus pada model Kano saja. Berbeda dengan penelitian ini
karena melakukan pengembangan produk pada kemasan kopi yang dapat
meningkatkan daya jual di UKM Sapuangin Kopi. Penelitian akan dimulai dengan
observasi langsung ke UKM Sapuangin Kopi. Selain itu dilakukan wawancara
dengan pemilik UKM sehingga diketahui jenis pengembangan yang dapat
dilakukan. Setelah mengetahui pengembang desain kemasan, akan dilakukan
identifikasi kebutuhan pelanggan melalui penyebaran kuesioner. Setelah
diketahui aspek-aspek yang dibutuhkan akan dituangkan kedalam tools yang
bernama HOQ. Dari hasil HOQ tersebut akan diketahui detail pengembangan
produk yang sesuai dengan kriteria. Setelah dilakukan pengembangan produk
menggunakan matriks HOQ maka akan dilakukan analisa kepuasan pelanggan
menggunakan model Kano. Setelah dilakukan analisa kepuasan pelanggan maka
akan dibuat sebuah prototype perbaikan desain kemasan kopi untuk menjadi
referensi bagi pemilik UKM Sapuangin Kopi.
34
BAB III
METODE PENELITIAN
35
Wawancara dilakukan secara langsung ke pihak owner Sapuangin kopi terkait
perbaikan desain kemasan yang dibutuhkan.
3. Kuesioner
Kuesioner dilakukan untuk pengambilan data pengembangan desain kemasan
kopi yang dibutuhkan oleh konsumen, serta perbandingan tingkat kepuasan
pengembangan desain produk kemasan kopi pada UKM Sapuangin Kopi.
37
3. Menginterpretasikan kebutuhan pelanggan kedalam kebutuhan teknis
(Technical Requirement)
4. Membuat matriks House Of Quality (HOQ)
5. Menganalisis hubungan antara kebutuhan pelanggan kedalam kebutuhan
teknis
6. Menentukan target kebutuhan teknis arah perbaikan
7. Menentukan nilai harapan absolut dan nilai harapan relatif kebutuhan
teknis
8. Menentukan hubungan antar kebutuhan teknis
38
Mulai
Observasi Lapangan
Wawancara
Identifikasi Masalah
Perumusan Masalah
Kajian Literatur:
- Kajian Deduktif
- Kajian Induktif
Pengumpulan Data
Pengolahan Data:
- QFD
- Kuesioner
- HOQ
- Kano
Selesai
39
3.7.2 Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengetahui perbaikan produk kemasan seperti apa yang
di inginkan oleh owner UKM Sapuangin, serta mengetahui kekurangan yang ada
untuk meningkatkan penjualan produk.
40
3.7.6 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan setelah teridentifikasi tujuan dari penelitian. Data
yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu data primer dan data sekunder.
Data primer didapatkan dari observasi lapangan, wawancara, dan kuesioner
terhadap pihak yang terlibat. Sedangkan data sekunder didapatkan dari hasil
pencarian penelitian yang telah dilakukan dari literasi penelitian terdahulu,
buku, dan internet.
41
BAB IV
42
dipanen kemudian diproses hingga menjadi bentuk green bean dan roast bean yang
nantinya akan dipasarkan di kedai-kedai kopi di Klaten dan sekitarnya.
43
Gambar 4. 3 Proses Penjemuran Kopi
Berikut proses produksi Kopi Sapuangin Merapi mulai dari menanam bibit
kopi hingga ke tangan konsumen:
1. Budidaya kopi dengan membuat benih kopi kemudian ditanam sendiri.
44
2. Melakukan perawatan kurang lebih sekitar dua tahun sampai berbuah
dengan dengan melakukan perlindungan dari hama dan perawatan pupuk
kandang hasil ternak sendiri. Pemupukan dilakukan satu tahun sekali.
Setelah berbuah kemudian siap untuk dipanen.
3. Kopi yang telah dipanen kemudian dilakukan penjemuran kopi sampai
kering di dum. Terdapat tiga jenis kopi berdasarkan penjemurannya:
a) Natural : Penjemuran selama 1 bulan dan dijemur dengan
kulit luarnya atau kulit cherry. Hasil rasa kopinya ini akan kuat.
b) Honey : Penjemuran selama 20 hari dengan dikupas kulit
luarnya lalu dijemur atau difermentasi (dimasukan kedalam plastik
yang rapat, tidak ada udara keluar masuk selama 24jam). Hasil rasa
kopinya cenderung lebih weakness atau tidak terlalu kuat.
c) Semi-wash : Penjemuran selama 17 hari dengan dikupas kulit
luar cherry lalu dicuci kemudian di jemur. Hasil rasa kopinya lebih
weakness lagi.
4. Perawatan kopi yang sudah dijemur atau sudah kering dimasukkan kedalam
karung, lalu karung diberi plastik untuk menjaga kelembapan. Kemudian
karung itupun tidak diletakan diatas lantai secara langsung, tetapi dialasi
dengan kayu agar terhindar dari jamur.
5. Kopi yang telah dijemur dimasukan ke dalam mesin Huller untuk
pengupasan kulit kering kemudian keluar dalam bentuk green bean.
6. Selanjutnya biji kopi disortir dan diambil biji kopi yang kondisinya masih
bagus lalu dipisahkan dengan yang defect (pecah, bolong, dsb).
7. Kemudian dimasukan kedalam mesin roasting untuk dipanggang agar
memunculkan rasa asli dari biji kopinya dan rasa yang lebih nikmat.
8. Hasil yang telah di roasting Sebagian dijual dalam bentuk kemasan ke kedai
kopi di Klaten dan sekitarnya, sementara Sebagian lagi dijual di kedai
Sapuangin Coffee and Farm untuk kopi siap seduh yang dijual langsung ke
konsumen.
Coffee Based:
1. Coffee Tonic
2. Cappucino (Hot/Ice)
3. Mochacino (Hot/Ice)
4. Red Velvet Kopi (Hot/Ice)
5. Green Tea Kopi (Hot/Ice)
6. Kopi Salak
Milk Based:
1. Kopi Susu
2. Red Velvet (Hot/Ice)
3. Green Tea Susu (Hot/Ice)
4. Chocolate (Hot/Ice)
Non Kopi:
1. Teh Jahe
2. Jeruk Jahe
3. Lemon Tea (Hot/Ice)
4. Jeruk (Hot/Ice)
46
Tabel 4. 1 Kuesioner Kriteria 1
47
No Kriteria Skala Perbandingan
2 Cepat Skala 1 - 5 (Drip Bag,
Edible Packaging, Kopi
Instan)
3 Menarik Skala 1 - 5 (Drip Bag,
Edible Packaging, Kopi
Instan)
4 Efektif Skala 1 - 5 (Drip Bag,
Edible Packaging, Kopi
Instan)
5 Sekali Pakai Skala 1 - 5 (Drip Bag,
Edible Packaging, Kopi
Instan)
6 Kualitas Kopi Terjaga Skala 1 - 5 (Drip Bag,
Edible Packaging, Kopi
Instan)
7 Terjangkau Skala 1 - 5 (Drip Bag,
Edible Packaging, Kopi
Instan)
8 Mudah digunakan Skala 1 - 5 (Drip Bag,
Edible Packaging, Kopi
Instan)
No Kriteria Frekuensi
1 Kualitas Terjaga 91
2 Praktis 90
3 Efektif 78
4 Terjangkau 67
5 Mudah digunakan 62
6 Menarik 61
7 Penyajian cepat 59
48
Setelah menentukan kriteria yang akan dijadikan acuan pada
pengembangan produk, dilakukan penyebaran kuesioner kedua untuk mengetahui tingkat
kepentingan masing-masing kriteria. Berikut adalah hasil kuesioner kedua:
Frekuensi Kriteria
Keterangan Penyajian Kualitas Mudah
Praktis Menarik Efektif Terjangkau
Cepat Terjaga Digunakan
Tidak
0 3 1 2 0 1 0
Penting
Kurang
1 10 9 2 0 4 1
Penting
Penting 25 32 42 27 6 27 25
Lebih
21 34 23 27 18 35 21
Penting
Sangat
53 21 25 42 76 33 53
Penting
49
Tidak Kurang Lebih Sangat
Keterangan Penting
Penting Penting Penting Penting
Kriteria Produk
Dripbag 0 3 17 21 59
MENARIK Edible 3 10 27 43 17
Kopi Instan 5 26 49 14 6
Dripbag 2 9 38 16 35
EFEKTIF Edible 1 10 42 41 6
Kopi Instan 0 12 33 29 26
Dripbag 0 0 10 22 68
KUALITAS
Edible 0 5 28 44 23
TERJAGA
Kopi Instan 13 26 40 11 10
Dripbag 7 14 36 15 28
TERJANGKAU Edible 3 10 44 34 9
Kopi Instan 0 5 21 46 28
Dripbag 2 4 21 27 46
MUDAH
Edible 2 6 23 39 30
DIGUNAKAN
Kopi Instan 0 2 25 36 37
R tabel
NO Atribut Df = (n – 2, R hitung Keterangan
0,05)
1 Praktis 0,1966 0,6830 Valid
2 Penyajian Cepat 0,1966 0,6720 Valid
50
R tabel
NO Atribut Df = (n – 2, R hitung Keterangan
0,05)
3 Menarik 0,1966 0,5900 Valid
4 Efektif 0,1966 0,7200 Valid
5 Kualitas Kopi Terjaga 0,1966 0,5820 Valid
6 Terjangkau 0,1966 0,7400 Valid
7 Mudah Digunakan 0,1966 0,6770 Valid
Dalam uji validitas, atribut dikatakan valid jika Rhitung > Rtabel. Rhitung didapat
dari nilai Pearson Correlation masing-masing atribut. Sedangkan Rtabel merupakan
nilai yang ada pada daftar Tabel R dengan ketentuan: Rtabel = df (n – 2; 0,05) =
0,1966. Pada pengujian ini semua atribut memiliki nilai R hitung > R tabel (1,966),
Sehingga dapat dikatakan bahwa atribut yang digunakan semuanya telah valid.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,785 7
Data dikatakan reliabel apabila nilai R hitung > R tabel 5%, dimana R hitung
merupakan nilai yang tertera pada kolom Cronbach’s Alpha. Sedangkan R tabel
didapat dari tabel distribusi nilai R tabel. Kuesioner ini memiliki responden sebanyak
100 orang dengan nilai R hitung = 0,785 dan nilai R tabel = 0,195. Karena nilai R
hitung (0,785) > R tabel (0,195), maka dapat dikatakan bahwa data yang dapat
terkumpul reliabel atau dapat dipercaya.
51
Data-data pengukuran Model Kano meliputi data tanggapan responden atas
pertanyaan positif dan pertanyaan negative dari atribut-atribut pengembangan
kemasan kopi sebelumnya. Klasifikasi model Kano dilakukan dengan bantuan tabel
Evaluasi Model Kano.
Disfunctional
1 2 3 4 5
Kebutuhan konsumen
Tidak
Suka Harap Netral Toleransi
suka
1. Suka Q A A A O
2. Harap R I I I M
Functional
3. Netral R I I I M
4. Toleransi R I I I M
5. Tidak
R R R R Q
suka
Berikut adalah hasil dari klasifikasi model Kano yang didapat dari penyebaran
kuesioner kepada 30 responden:
Jumlah Jawaban
No Customer Requirements Total
A M O I R Q
1 Praktis 6 5 15 4 0 0 30
2 Penyajian cepat 5 7 18 0 0 0 30
3 Menarik 17 3 7 1 2 0 30
4 Efektif 3 13 8 4 2 0 30
5 Kualitas 3 7 20 0 0 0 30
6 Terjangkau 19 2 5 1 3 0 30
7 Mudah digunakan 5 4 16 4 1 0 30
52
Tabel 4. 11 Persentase Klasifikasi Kuesioner Model Kano
Setelah didapat jumlah kategori Kano tiap atribut, akan dilakukan penentuan kategori
kano untuk tiap atribut dengan Blauth Formula. Berikut adalah hasil dari perhitungan
rumus Blauth Formula.
𝐴+𝑂
Satisfaction CS = 𝐴+𝑂+𝑀+𝐼
𝑂+𝑀
Disatisfaction CS = (𝐴+𝑂+𝑀+𝐼)×(−1)
53
Praktis 6 15 5 4 100% O 0,70 -0,67
Penyajian
5 18 7 0 100% O
cepat 0,77 -0,83
Menarik 17 7 3 1 100% A 0,86 -0,36
Efektif 3 8 13 4 100% M 0,39 -0,75
Kualitas 3 20 7 0 100% O 0,77 -0,90
Terjangkau 19 5 2 1 100% A 0,89 -0,26
Mudah
5 16 4 4 100% O
digunakan 0,72 -0,69
CS-COEFFICIENTS
0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1
-0,1
-0,2
-0,3
-0,4
-0,5
-0,6
-0,7
-0,8
-0,9
-1
54
- Nilai 3 untuk penting
- Nilai 2 untuk kurang penting
- Nilai 1 untuk tidak penting
55
Kurang Penting 2 2 4
Penting 3 27 81
Lebih Penting 4 27 108
Sangat Penting 5 42 210
TOTAL 100 405
IR 4,05
56
IR 4,26
2. Technical Requirements
Technical requirements ditentukan dari customer requirements pada tahap
penyebaran kuesioner yang dilakukan untuk memenuhi permintaan konsumen.
Berikut adalah technical requirements yang ditentukan berdasarkan customer
requirements:
57
Tingkat kepentingan antara technical requirements dan customer requirements
memiliki nilai yang berbeda-beda.
- Nilai 5 menunjukan hubungan yang kuat
- Nilai 3 menunjukan hubungan yang sedang
- Nilai 1 menunjukan lemah
Costumer
No Technical Requirements Hubungan
Requirements
1 Travel friendly 5 (Kuat)
Praktis
2 Ukuran kemasan minimalis 3 (Sedang)
3 Hanya perlu menyeduh Penyajian Cepat 5 (Kuat)
4 Desain Menarik 3 (Sedang)
5 Produk siap pakai Efektif 5 (Kuat)
Kualitas Kopi
6 Murni 5 (Kuat)
Terjaga
7 Harga Terjangkau 5 (Kuat)
8 Kemasan mudah dibuka Mudah digunakan 3 (Sedang)
Nilai hubungan antara technical requirements dan customer requirements
ditentukan berdasarkan subjektivitas peneliti dalam melihat keterkaitan
hubungan yang ada. Nilai ini dijadikan sebagai acuan dalam melakukan
pengembangan kemasan kopi di Kedai Sapuangin.
58
Praktis Travel Friendly
Ukuran Kemasan
Minimalis
Penyajian Cepat Hanya Perlu Menyeduh
Menarik Desain
Kualitas Murni
Terjangkau Harga
Setelah dilakukannya konversi VOC ke kebutuhan teknis pada gambar 4.6 dan
tabel 4.25 maka akan dilakukan penyusunan untuk morphological chart. Berikut
tabel Morphological Chart:
59
Tabel 4. 25 Morphological Chart
Technical Mean
No Function
Requirements 1 2 3
Bahan kemasan
Dapat dibawa
1 menggunakan kertas Ya Tidak Lainnya
kemana saja
agar fleksibel
Ukuran dripbag:
panjang = 9 cm ; lebar =
Ukuran
7,6 cm
2 kemasan Ya Tidak Lainnya
Ukuran kemasan :
minimalis
panjang = 12,5 cm ;
lebar = 10 cm
Dripbag hanya perlu
Hanya perlu
3 digantung di bibir gelas, Ya Tidak Lainnya
menyeduh
kemudian diseduh air.
Terdapat tulisan
“Sapuanginَ Coffeeَ andَ
Farm”َ danَ “Kerjasamaَ
denganَ TIَ UII”َ padaَ
dripbag coffee.
Desain Tulisan
Sapuangin: Panjang =
4 Desain Ya Tidak Lainnya
4,5 cm, Lebar = 0,5 cm
Desain tulisan
Kerjasama: Panjang = 4
cm, Lebar = 0,5 cm
Dripbag Coffee dapat
diletakan pada gelas
kaca atau gelas mug
Dripbag coffee sudah
termasuk filter
Produk siap
5 didalamnya sehingga Ya Tidak Lainnya
pakai
ampas kopi tersaring
pada dripbag
Dripbag filter yang
digunakan sama dengan
6 Murni standard V60 Dripper Ya Tidak Lainnya
untuk menjaga
kemurnian biji kopi
7 Harga Lebih murah Ya Tidak Lainnya
Hanya perlu meyobek
Kemasan dan merentangkan
8 Ya Tidak Lainnya
mudah dibuka dripbag, lalu digantung
di bibir gelas.
60
Tabel morphological chart yang telah disusun kemudian akan dipilih oleh
responden berdasarkan means yang telah disediakan. Kuesioner ini akan disebar
kepada 30 responden untuk menentukan spesifikasi dari perencanaan
pengembangan kemasan kopi Kedai Sapuangin.
Dari hasil rekapitulasi pemilihan means terhadap masing-masing function,
didapat means yang akan digunakan sebagai acuan dalam menentukan
spesifikasi kemasan kopi Kedai Sapuangin seperti yang tertera pada tabel
dibawah ini:
No Function Mean
1 Bahan kemasan menggunakan kertas agar fleksibel Ya
Ukuran dripbag: panjang = 9 cm ; lebar = 7,6 cm
2 Ya
Ukuran kemasan : panjang = 12,5 cm ; lebar = 10 cm
Dripbag hanya perlu digantung di bibir gelas, kemudian
3 Ya
diseduh air.
Terdapatَtulisanَ“Sapuangin CoffeeَandَFarm”َdanَ“Kerjasamaَ
denganَTIَUII”َpadaَdripbag coffee.
4 Desain Tulisan Sapuangin: Panjang = 4,5 cm, Lebar = 0,5 cm Ya
Desain tulisan Kerjasama: Panjang = 4 cm, Lebar = 0,5 cm
Dripbag Coffee dapat diletakan pada gelas kaca atau gelas mug
Dripbag coffee sudah termasuk filter didalamnya sehingga
5 Ya
ampas kopi tersaring pada dripbag
Dripbag filter yang digunakan sama dengan standard V60
6 Ya
Dripper untuk menjaga kemurnian biji kopi
7 Lebih murah Ya
Hanya perlu meyobek dan merentangkan dripbag, lalu
8 Ya
digantung di bibir gelas.
5. Target (Goal)
Target spesifikasi teknis ditentukan oleh morphological chart yang sudah
dilakukan sebelumnya. Target yang digunakan untuk perencanaan
pengembangan kemasan disajikan pada tabel dibawah ini:
61
Tabel 4. 27 Target Pengembangan Kemasan
6. Sales Point
Sales Point merupakan targetan penjualan perusahaan untuk memasarkan
produk dengan membandingkan produk yang dikembangkan dengan produk
pesaing dipasaran. Sales point ditentukan secara subjektif berdasarkan
perbandingan produk yang dikembangkan dengan produk pesaing. Skala yang
digunakan 1= tidak ada penambahan value added terhadap produk dan 1,5=
strong (value added terhadap produk sangat tinggi).
62
7. Improvement Ratio
Improvement Ratio adalah perbandingan antara sasaran yang ingin dicapai
dengan tingkat kepuasan pelanggan. Perhitungan Improvement Ratio yaitu
Goals dibagi dengan Importance Rating lalu dikalikan dengan Kategori Kano.
9. Bobot Baris
Bobot baris merupakan perhitungan dari Importance Rating dikalikan dengan
Adjusted Improvement Ratio dan dikalikan Sales Point.
10. Prioritas
Prioritas adalah urutan kebutuhan teknis produk berdasarkan kebutuhan
konsumen yang diutamakan untuk perbaikan produk.
Technical
No Function
Priorities
1 Bahan kemasan menggunakan kertas agar fleksibel 140,6
Ukuran dripbag: panjang = 9 cm ; lebar = 7,6 cm
2 46,88
Ukuran kemasan : panjang = 12,5 cm ; lebar = 10 cm
Dripbag hanya perlu digantung di bibir gelas, kemudian
3 112,5
diseduh air.
63
Technical
No Function
Priorities
Terdapatَ tulisanَ “Sapuangin Coffeeَ andَ Farm”َ danَ
“KerjasamaَdenganَTIَUII”َpadaَdripbag coffee.
Desain Tulisan Sapuangin: Panjang = 4,5 cm, Lebar =
0,5 cm
4 37,5
Desain tulisan Kerjasama: Panjang = 4 cm, Lebar = 0,5
cm
Dripbag Coffee dapat diletakan pada gelas kaca atau
gelas mug
Dripbag coffee sudah termasuk filter didalamnya
5 140,6
sehingga ampas kopi tersaring pada dripbag
Dripbag filter yang digunakan sama dengan standard
6 140,6
V60 Dripper untuk menjaga kemurnian biji kopi
7 Lebih murah 112,5
Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai technical priority terbesar adalah 140,6
yang dimiliki oleh tiga functional requirements. Sehingga, dapat dikatakan
bahwa aspek tersebutlah yang diutamakan dalam pengembangan kemasan kopi.
64
Correlations Sales point
Positive + : 1.5
:1
Negative −
No Correlation
Siap Pakai
Ukuran
Desain
Harga
Murni
Improvement Ratio
Importance Rating
Kano Category
Customer
Our Product
Requirements
Bobot Baris
Sales Point
(Explicit and
Prioritas
Row #
Implicit) 0 1 2 3 4 5
Goals
1 O 4 Praktis
● ● ○ ○ ▽ 4,2 3,7 3,8
4,5
1,1 1,1 6,6 3
2 O 4 Penyajian Cepat
● ○ ▽ 3,8 3,7 3,9
4,2
1,1 1,1 4,4
3 A 4 Menarik
○ ● ▽ 4,3 3,6 2,9
5
1,2 1,1 6,6 1
4 M 4 Efektif
○ ● ○ 3,6 3,4 3,6
5
1,4 2,0 7,8
5 O 5 Kualitas
▽ ● ○ 4,5 3,8 2,7
5
1,1 1,1 8,3 2
6 A 4 Terjangkau
○ ○ ● 3,4 3,3 3,9
4,5
1,3 1,1 6,8 4
7 O 4 Mudah Digunakan
○ ○ ● 4 3,8 4
4,2
1,1 1,1 4,4
Hanya perlu menyobek dan merentangkan dripbag , lalu digantung
Dripbag filter yang digunakan sama dengan standard V60 Dripper
Dripbag coffee s udah termasuk filter didalamnya sehingga ampas
Tulisan Sapuangin: Panjang = 4,5 cm, Lebar = 0,5 cm, tulisan
Kerjasama: Panjang = 4 cm, Lebar = 0,5 cm
Bahan kemasan kertas agar fleksibel
Lebih murah
di bibir gelas.
Target
Bobot Colom 60 48 60 41 72 57 67 44
Our Product 4,7 4,3 4,6 4,7 4,8 4,9 3,7 4,7
Competitor #1: Edible Coffee 4,5 4,1 4,5 3,5 4,5 4,2 3,9 4,6
Competitor #2: Kopi Instan 4,3 3,9 4,5 2,7 4,4 2,3 4,6 4,6
3 4 5
0 1 2
Column # 1 2 3 4 5 8 9 10
65
Berdasarkan Gambar 4.7 House Of Quality didapatkan hasil perhitungan prioritas
kebutuhan konsumen berdasarkan kebutuhan teknis sebagai berikut:
1. Prioritas pertama
Kebutuhanَkonsumenَ“menarik”َdenganَkebutuhanَteknisَ“desain”. Desain Dripbag
dibuat dengan mencantumkan nama UMKM dan sinergi dengan TI UII sebagai
branding kemasan kopi tersebut.
2. Prioritas kedua
Kebutuhanَ konsumenَ “kualitas”َ denganَ kebutuhanَ teknisَ “murni”.َ Ampas kopi
dapat mempengaruhi kualitas rasa pada kopi yang diseduh. Untuk kopi yang
dipasarkan saat ini, terdapat penyaring namun tidak sesuai dengan standard dripper
V60 sehingga mempengaruhi rasa kopi tersebut. Maka dari itu peneliti ingin menjaga
kualitas rasa kopi dengan ampas kopi langsung tersaring pada filter dripbag coffee.
3. Untuk prioritas ketiga
Kebutuhanَ konsumenَ “praktis”َ denganَ kebutuhanَ teknisَ “travel friendly”َ danَ
”ukuranَkemasan”.
4. Prioritas keempat
Kebutuhanَkonsumenَ“terjangkau”َdenganَkebutuhanَteknisَ“harga”. Harga produk
yang dikembangkan terbilang cukup murah dengan adanya filter penyaring sehingga
menjaga kualitas rasa kopi.
66
Gambar 4. 8 Dripbag Tampak Samping Kiri dan Kanan
67
Pada Gambar 4.9 merupakan prioritas kedua dengan kebutuhan konsumen
“kualitas”َ denganَ kebutuhanَ teknisَ “murni”.َ Pengembanganَ perbaikanَ
dilakukan karena dripbag coffee ini menjaga hasil dari penyaringan kopi
tersebut tetap terjaga cita rasanya, karena filter yang digunakan dalam
dripbag coffee ini menggunakan standard V60 dripper.
Berikut merupakan desain visual dripbag coffee Sapuangin Coffee and Farm
yang ingin dikembangkan:
68
Gambar 4. 11 Dripbag Tampak Samping
69
Gambar 4. 13 Desain Packaging Tampak Depan
70
alamat dari Kedai Sapuangin, Cara penyajian, Komposisi tiap kopi nya, Semboyan Kedai
Sapuangin, dan Kerjasama TI UII & Sapuangin Coffe and Farm. Desain packaging
memiliki ukuran panjang 12,5 cm dan lebar 10 cm. Dengan demikian untuk ukuran satu
packaging memuat sebanyak 3-5 dripbag coffee.
Berdasarkanَprioritasَkeempatَkebutuhanَkonsumenَ“terjangkau”َdenganَ
kebutuhan teknisَ“harga”.َHargaَprodukَyangَdikembangkanَterbilangَcukupَmurahَ
dengan adanya filter penyaring sehingga menjaga kualitas rasa kopi
71
BAB V
PEMBAHASAN
73
menganggap Penting, serta tidak ada yang memilih skala Kurang Penting dan
Tidak Penting. Dari frekuensi ini, nilai importance rating yang dihasilkan adalah
4,7 dan dibulatkan menjadi 5.
Selanjutnya terdapat atribut Terjangkau, dari total 100 responden terdapat
33 responden yang menganggap atribut ini Sangat Penting, 35 responden
memilih Lebih Penting, 27 responden menganggap Penting, 4 responden
menganggap Kurang Penting, dan 1 responden menganggap Tidak Penting. Dari
frekuensi ini, nilai importance rating yang dihasilkan adalah 3,95 dan dibulatkan
menjadi 4.
Atribut terakhir adalah Mudah Digunakan, dengan 53 responden yang
menganggap atribut ini Sangat Penting, 21 responden memilih Lebih Penting,
25 responden menganggap Penting, 1 responden menganggap Kurang Penting,
dan tidak ada responden yang menganggap atribut ini Tidak Penting. Dari
frekuensi ini, nilai importance rating yang dihasilkan adalah 4,26 dan dibulatkan
menjadi 5.
2. Technical Requirements
Pemilihan technical requirements ditentukan dengan mempertimbangkan
customer requirements yang terpilih sebelumnya. Pada penelitian ini terpilih
total 8 technical requirements. Untuk atribut Praktis dipilih dua technical
requirements,َ yaituَ ‘travel friendly’َ danَ ‘ukuranَ kemasanَ minimalis’.َ Untukَ
Penyajian Cepat memiliki technical requirements ‘hanyaَ perluَ diseduh’.َ
Kemudian technical requirements ‘desain’َ merupakanَ milikَ atributَ Menarik.َ
Atribut Efektif dijabarkan dengan technical requirements,َ yaituَ ‘produkَ siapَ
pakai’.َ Selanjutnyaَ adaَ atributَ Kualitasَ Kopiَ Terjagaَ memilikiَ technical
requirements ‘murni’.َ Untukَ atribut Terjangkau dijabarkan dengan technical
requirements ‘murah’.َ Atributَ terakhirَ Mudahَ Digunakanَ memilikَ technical
requirements ‘kemasanَmudahَdibuka’.
3. Hubungan antara Customer Requirements dan Technical Requirements
Setelah diketahui apa saja customer requirements dan technical requirements
yang terpilih, kemudian dilakukan penentuan hubungan antara kedua
requirements tersebut. Untuk hubungan yang kuat, direpresentasikan dengan
nilai 5. Sedangkan nilai 3 ditunjukkan untuk hubungan yang sedang, dan nilai 1
menunjukkan hubungan yang lemah.
74
Untuk customer requirements Praktis memiliki hubungan yang kuat
denganَ‘Travel Friendly’َdanَhubunganَyang sedang denganَ‘ukuranَkemasanَ
minimalis’.َ Kemudianَ untukَ Penyajianَ Cepatَ memilikiَ hubunganَ yangَ kuatَ
denganَ‘hanyaَperluَmenyeduh’.َSedangkanَatributَMenarikَmemilikiَhubunganَ
yangَsedangَdenganَ‘desain’,َkemudianَatributَEfektif memiliki hubungan yang
kuatَ denganَ ‘produkَ siapَ pakai’.َ Atributَ Kualitasَ Kopiَ Terjagaَ memilikiَ
hubunganَ yangَ kuatَ denganَ ‘murni’.َ Kemudian, atribut Terjangkau memiliki
hubungan yang kuat dengan ‘harga’.َ Atributَ terakhirَ Mudahَ Digunakanَ
memilikiَhubunganَyangَsedangَdenganَ‘kemasanَmudahَdibuka’.
4. Morphological Chart dan Target (Goals)
Morphological Chart merupakan tahap selanjutnya dalam merencanakan
pengembangan kemasan kopi. Penyusunan morphological chart disesuaikan
dengan technical requirements yang telah ditentukan sebelumnya dan akan
dijabarkan secara terstruktur. Dari technical requirements yang terpilih akan
dijabarkan menjadi lebih detail mengenai desain fungsional masing-masing
requirements. Dari means yang terpilih kemudian akan dijadikan goals dari
masing-masing spesifikasi teknis.
Terdapat 8 target desain fungsional yang terpilih, mengikuti jumlah
spesifikasi teknik. Pada pengembangan desain kemasan kopi ini memiliki target
bahan kemasan menggunakan kertas agar fleksibel dengan ukuran panjang
kemasan 12,5 cm dan lebar 10 cm serta ukuran panjang dripbag 9 cm dan lebar
7,6 cm. Target selanjutnya adalah dripbag hanya perlu digantung dibibir gelas
laluَ diseduhَ untukَ memenuhiَ spesifikasiَ ‘hanyaَ perluَ menyeduh’.َ Untukَ
spesifikasi desain, Terdapatَtulisanَ“SapuanginَCoffeeَandَFarm”َpadaَdripbag
coffee dengan desain tulisan Sapuangin memiliki panjang 4,5 cm dan lebar 0,5
cm, dan terdapatَ tulisanَ “Kerjasamaَ denganَ TIَ UII”َ denganَ desainَ tulisanَ
memiliki panjang 4 cm dan lebar 0,5 cm. Kemudian untuk memenuhi spesifikasi
‘produkَsiapَpakai’َdibuatَdripbag sudah termasuk filter didalamnya serta ampas
kopi sudah tersaring dan tertinggal pada dripbag. Selain itu, Dripbag filter yang
digunakan sama dengan standard V60 Dripper untuk menjaga kemurnian kopi,
untukَmemenuhiَspesifikasiَ‘murni’.َUntukَ‘harga’,َtargetnyaَadalahَmematokَ
harga yang lebih murah. Yang terakhir, kemasan hanya perlu disobek sebelum
menyeduhnya,َuntukَmemenuhiَspesifikasiَ‘kemasanَmudahَdibuka’.
75
Berikut hasil dari kuesioner dalam menentukan means pada morphological
chart:
- Bahan Kemasan menggunakan kertas agar fleksibel.
a) Ya = 25 Responden
b) Tidak = 5 Responden
c) Lainnya = 0 Responde
- Ukuran dripbag: panjang = 9 cm; lebar = 7,6 cm
Ukuran kemasan: panjang = 12,5 cm; lebar = 10 cm
a) Ya = 25 Responden
b) Tidak = 5 Responden
c) Lainnya = 0 Responden
- Dripbag hanya perlu digantung di bibir gelas, kemudian di seduh air.
a) Ya = 24 Responden
b) Tidak = 6 Responden
c) Lainnya = 0 Responden
- Desain Terdapatَ tulisanَ “Sapuanginَ Coffeeَ andَ Farm”َ danَ “Kerjasamaَ
denganَTIَUII”َpadaَdripbag coffee. Desain Tulisan Sapuangin: Panjang =
4,5 cm, Lebar = 0,5 cm. Desain tulisan Kerjasama: Panjang = 4 cm, Lebar =
0,5 cm. Dripbag Coffee dapat diletakan pada gelas kaca atau gelas mug.
a) Ya = 28 Responden
b) Tidak = 2 Responden
c) Lainnya = 0 Responden
- Dripbag coffee sudah termasuk filter didalamnya sehingga ampas kopi
tersaring pada dripbag
a) Ya = 25 Responden
b) Tidak = 5 Responden
c) Lainnya = 0 Responden
- Dripbag filter yang digunakan sama dengan standard V60 Dripper untuk
menjaga kemurnian biji kopi
a) Ya = 26 Responden
b) Tidak = 4 Responden
c) Lainnya = 0 Responden
- Lebih murah
76
a) Ya = 27 Responden
b) Tidak = 3 Responden
c) Lainnya = 0 Responden
- Hanya perlu menyobek dan merentangkan dripbag, lalu digantung dibibir
gelas.
a) Ya = 27 Responden
b) Tidak = 3 Responden
c) Lainnya = 0 Responden
5. Technical Priorities
Technical priorities didapat dari gabungan nilai importance rating dan nilai
hubungan antara customer requirments dengan technical requirements.
Perhitungan technical priorities didapat dari perkalian jumlah responden dengan
jumlah hubungan antara customer requirements dan technical requirments.
Urutan nilai technical priorities dari desain fungsional pertama hingga delapan
adalah 78,13; 46,88; 62,5; 37,5; 78,13; 78,13; 62,5; 46,88.
6. Sales Point
Sales Point didapatkan dengan produk yang diunggulkan dengan hasil untuk
kebutuhanَ konsumenَ “praktis”,َ “menarik”,َ “kualitas”,َ danَ “terjangkau”.َ
Dengan masing-masing nilai Sales point sebesar 1,5.
7. Improvement Ratio
Improvement Ratio didapatkan dari pembagian antara goals dengan importance
rating lalu dikalikan dengan kategori Kano. Dengan hasil untuk kebutuhan
konsumen “praktis”َsebesarَ1,1,َkebutuhanَkonsumenَ“penyajianَcepat”َsebesarَ
1,1,َkebutuhanَkonsumenَ“menarik”َsebesarَ2,3,َkebutuhanَkonsumenَ“efektif”َ
sebesarَ0,7,َkebutuhanَkonsumenَ“kualitas”َsebesarَ1,1.َKebutuhanَkonsumenَ
“terjangkau”َsebesarَ2,6,َdanَkebutuhanَkonsumenَ“mudahَdigunakan”َsebesarَ
1,1.
8. Adjusted Improvement Ratio
Adjusted Improvement Ratio didapatkan dari perhitungan Importance Rating
pangkat 1/kategori Kano, dengan nilai kategori kano A=2, O=1, dan M=0,5.
Denganَ hasilَ kebutuhanَ konsumenَ “praktis”َ 1,1,َ kebutuhanَ konsumenَ
“penyajianَ cepat”َ 1,1,َ kebutuhanَ konsumenَ “menarik”َ 1,5,َ kebutuhanَ
77
konsumenَ “efektif”َ 0,5,َ kebutuhanَ konsumenَ “kualitas”َ 1,1,َ kebutuhanَ
konsumenَ“terjangkau”َ1,6,َdanَkebutuhanَkonsumenَ“mudahَdigunakan”َ1,1.
9. Bobot Baris
Bobot baris didapatkan dari perkalian Importance Rating, Adjusted Improvement
Ratio dan Sales Point. Denganَhasilَkebutuhanَkonsumenَ“praktis”َ6,َkebutuhanَ
konsumenَ“penyajianَcepat”َ4,َkebutuhanَkonsumenَ“menarik”َ9,َkebutuhanَ
konsumenَ“efektif”َ2,َkebutuhanَkonsumenَ“kualitas”َ8,َkebutuhanَkonsumenَ
“terjangkau”َ10,َdanَkebutuhanَkonsumenَ“mudahَdigunakan".
10. Prioritas
Prioritas adalah urutan kebutuhan teknis produk berdasarkan kebutuhan
konsumen yang diutamakan untuk perbaikan produk. Dengan urutan prioritas 1
“menarik”,َ2َ“Kualitas”,َ3َ“praktis”,َdanَ4َ“terjangkau”.
78
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Dari identifikasi keinginan konsumen (customer requirments) maka
didapatkan hasil kriteria Kualitas Terjaga, Praktis, Efektif, Terjangkau,
Mudah Digunakan, Menarik, dan Penyajian Cepat. Setelah menentukan
kriteria yang diinginkan konsumen maka dilakukan penyebaran kuesioner
kedua untuk mengetahui tingkat kepentingan masing-masing kriteria.
Kemudian setelah mengetahui tingkat kepentingan kriteria, dilakukan
perbandingan kriteria dengan produk lain. Produk yang menjadi pembanding
yaitu edible coffee dan kemasan kopi instan.
2. Target yang digunakan untuk perencanaan pengembangan kemasan adalah
Dapat dibawa kemana saja dengan function bahan kemasan menggunakan
kertas agar fleksibel, Ukuran kemasan minimalis dengan function ukuran
dripbag panjang 9 cm x lebar 7,6 cm dan ukuran kemasan panjang 12,5 cm x
lebar 10 cm, Hanya perlu diseduh dengan function dripbag hanya perlu
digantung dibibir gelas dan diseduh air, Desain dengan function ukuran tulisan
“SapuanginَCoffee and Farm”َpanjangَ4,5َcmَdanَlebarَ0,5َcmَdanَtulisanَ
“KerjasamaَdenganَTIَUII”َpanjangَ4َcmَdanَlebar 0,5 cm, Produk siap pakai
dengan function dripbag coffee sudah termasuk filter didalamnya sehingga
ampas kopi sudah tersaring pada dripbag, Murni dengan function Dripbag
filter yang digunakan sama dengan standard V60 Dripper untuk menjaga
kemurnian kopi, dan terakhir Kemasan mudah dibuka dengan function hanya
perlu menyobek dan merentangkan dripbag, lalu digantung di bibir gelas.
3. Dari excisting design didapatkan hasil kepuasan konsumen dengan kategori
kano yang menggunakan perhitungan Blauth Formula adalah pada atribut
Praktis didapatkan nilai 26 untuk A (Attractive) + O (One Dimensional) + M
(Must-be), nilai 4 untuk I (Indifferent) + R (Reverse) + Q (Questionable), dan
masuk pada kategori One Dimensional. Atribut Penyajian Cepat didapatkan
nilai 30 untuk A+O+M, tidak ada nilai untuk I+R+Q, dan masuk pada kategori
79
One Dimensional. Atribut Menarik didapatkan nilai 27 untuk A+O+M, nilai
3 untuk I+R+Q, dan masuk pada kategori Attractive. Efektif didapatkan nilai
24 untuk A+O+M, nilai 6 untuk I+R+Q, dan masuk pada kategori Must-be.
Kualitas Terjaga didapatkan nilai 30 untuk A+O+M, tidak ada nilai untuk
I+R+Q, dan masuk kategori One Dimensional. Terjangkau didapatkan nilai
26 untuk A+O+M, nilai 4 untuk I+R+Q, dan masuk pada kategori Attractive.
Mudah Digunakan didapatkan nilai 25 untuk A+O+M, nilai 5 untuk I+R+Q
dan masuk pada kategori One Dimensional.
6.2 Saran
6.2.1 Bagi Pihak UMKM Sapuangin Coffee and Farm
Saran yang dapat diberikan oleh peneliti terhadap UMKM Sapuangin Coffee and
Farm adalah lebih banyak mendengarkan keluh kesah konsumen terutama pada
desain produk kemasan yang lebih modern agar dapat meningkatkan kebutuhan
pasar yang lebih menguntungkan.
80
DAFTAR PUSTAKA
Aji, E. R., & Yuliawati, E. 2016. Pengembangan produk lampu meja belajar dengan
metode kano dan quality function deployment (QFD). Journal of Research and
Technology, Vol. 2 No. 2.
Akao, Y. 1988. Quality Function Deployment: Integrarting Customer Requirement Into
Product Design. Portland Oregon: Productivity Press.
Bhardwaj, J., Yadav, A., Chauhan, M. S., & Chauhan, A. S. 2021. Kano model analysis
for enhancing customer satisfaction of an automotive product for Indian market.
Materials Today: Proceedings.
Chen, M. C., Hsu, C. L., & Huang, C. H. 2021. Applying the Kano model to investigate
the quality of transportation services at mega events. Journal of Retailing and
Consumer Services 60.
Cohen, L. 1995. Quality Function Deployment: How To Make QFD Work For You. New
York: Addison-Wesley Publishing Company.
Donida, D. A. H., & Mahacandra, H. P. M. 2019. Perancangan desain kemasan produk
carica dengan konsep kansei engineering dan model kano. UNDIP E-JOURNAL
SYSTEM.
Dreyfuss, H. 1967. Designing for People. New York: Paragraphic Books.
Effendi, M., Arifa, L. M., & Mustaniroh, S. A. 2018. Analisa kebutuhan konsumen dalam
pengembangan jenang dengan metode fuzzy quality function deployment
(FQFD). Jurnal Teknologi & Industri Hasil Pertanian Vol. 23 No.1.
Fonseca, L., Fernandes, J., & Delgado, C. 2020. QFD as a tool to improve negotiation
process, product quality, and market success, in a automotive industy battery
components supplier. Procedia Manufacturing 51, 1403 – 1409.
Gasperz, V. 2001. Total Quality Management. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Ginting, R. 2010. Perancangan Produk. Yogyakarta: GrahaIlmu.
Kano, N. K., Seraku, F., Takahashi, & Tsuji, S. 1984. Attractive Quality and Must be
Quality.
Kotler, & Amstrong. 2012. Principle Of Marketing Edisi 14. New Jersey: Pearson
Prentice Hall.
Kotler, P., & Keller, K. L. 2012. MarektingManagement 13th Edition. New Jerset:
Pearson Education, Inc.
Kotler, P., & Keller, K. L. 2003. Manajemen Pemasaran, PT. Indeks, Jakarta.
Lestari, R., Wardah, S., & Ihwan, K. 2020. Analisi pengembangan pelayanan jasa tv kabel
menggunakan metode quality function deployment (QFD). Volume 7 No 1.
81
Lizarelli, F. L., Osiro, L., Gilberto M. D., Ganga, & Mendes, G. H. S. 2021. Integration
of SERVQUAL, Analytical Kano, and QFD using fuzzy approaches to support
improvement decisions in an entrepreneurial education service. Applied Soft
Computing 112.
Mufreni, A. N. F. 2016. Pengaruh desain produk, bentuk kemasan dan bahan kemasan
terhadap minat beli konsumen (studi kasus teh hijau serbuk tocha). Jurnal
Ekonomi Manajemen, Volume 2 Nomor 2, 48 – 54.
Shen, Y., Kokkranikal, J., Christensen, C. P., & Morrison, A. M. 2021. Perceived
importance of and satisfaction with marina attributes in sailing tourism
experience: A kano model approach. Journal of Outdoor Recreation and
Tourism 35.
Siregar, I., & Adhinata, K. 2017. Perancangan produk tempat tisu multifungsi dengan
menggunakan quality function deployment (QFD). Jurnal Sistem Teknik
Industri, Vol. 19 No. 2.
Stanton, W. J. 2005. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Tjiptono, F., & Diana, A. 2003. Total Quality Management. Yogyakarta: Andi.
Triton, P. 2002. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Ulrich, K. T., & Eppinger, S. D. 2004. Product Design and Product Develpoment.
Singapore: McGraw Hill.
Wardani, L. K. 2003. Evaluasi Ergonomi dalam Perancngan Desain. S.l.: Jurusan Desain
Interior, Fakultas Seni dan Desain- Unoversitas Kristen Petra.
Wu, T., Liu, X., Qin, J., & Herrera, F. 2021. An interval type-2 fuzzy ano-prospect-
TOPSIS based QFD model: Application to Chinese e-commerce service design.
Applied Soft Computing 111.
Yuliarty, P., Permana, T., & Pratama, A. 2018. Pengembangan desain produk papan tulis
dengan metode quality function deployment (QFD). Jurnal Ilmiah PASTI
Volume VI Edisi 1.
Zeng, T., Durif, F., & Robinot, E. 2021. Can eco-design packaging reduce consumer food
waste? An experimental study. Technological Forecasting & Social Change
162.
82
LAMPIRAN
83
84
2. Kuesioner Voice Of Customer 1 Tahap Kedua Tingkat Kepentingan Kriteria
85
3. Kuesioner Voice Of Customer 1 Tahap Ketiga Perbandingan Kriteria
86
87
88
89
1. Responses Kuesioner Voice Of Customer 1 Tahap Pertama Identifikasi Keinginan
Konsumen
90
91
92
2. Responses Kuesioner Voice Of Customer 1 Tahap Kedua Tingkat Kepentingan
Kriteria
93
94
95
1. Kuesioner Tertutup Voice Of Customer 2
96
97
2. Responses Kuesioner Tertup Voice Of Customer 2
98
99
100
1. Kuesioner Morphological Chart
101
102
2. Responses Kuesioner Morphological Chart
103
104
105
106