Tugas 1 Ketenagakerjaan

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : NUR ACHFIAH BUDHI ARTHA

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 048198364

Kode/Nama Mata Kuliah : ADBI4336/Hukum Ketenagakerjaan

Kode/Nama UPBJJ : 80/UPBJJ-UT Makassar

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
TUGAS 1
Pertanyaan:

1. Agar pekerja nantinya dapat bekerja dengan nyaman alangkah baiknya mengetahui terlebih
dahulu syarat-syarat perjanjian kerja.
Bagaimana syarat-syarat isi perjanjian kerja yang dimaksud dalam Pasal 54 UU No. 13 Tahun 2003!
Jelaskan berdasar ketentuan hukum yang ada!
2. Bagaimana perbedaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) dan Perkanjian Kerja Waktu Tidak
Tertentu (PKWTT)! Sebutkan contohnya.

Jawaban:
1. Perjanjian kerja menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan adalah
perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha atau oemberi kerja yang memuat syarat-
syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak. Syarat-syarat yang dimaksud menurut pasal 54
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 adalah perjanjian kerja dibuat secara tertulis dan
sekurang-kurangnya harus memuat:
a. Nama, Alamat Perusahaan, dan jenis usaha
b. Nama, jenis kelamin, umur, dan Alamat pekerja/buruh
c. Jabatan atau jenis pekerjaan
d. Tempat pekerjaan
e. Besarnya upah dan cara pembayarannya
f. Syarat-syarat kerja yang memuat hak dan kewaiban pengusaha dan pekerja/buruh
g. Mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja
h. Tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat; dan tanda tangan para pihak dalam perjanjian
kerja.

Sumber referensi:
- BMP ADBI4336 Hukum Ketenagakerjaan Modul 3 Hubungan Kerja dan Perjanjian. hlm. 3.7.

2. 1) Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)


Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) yang pekerjanya sering disebut karyawan kontrak adalah
perjanjian kerja antara pekerja dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja dalam
waktu tertentu atau untuk pekerjaan tertentu.
PKWT harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a) Didasarkan atas jangka waktu paling lama tiga tahun atau selesainya suatu pekerjaan tertentu.
b) Dibuat secara tertulis dalam 3 (tiga) rangkap: untuk buruh, pengusaha, dan Disnaker
(Permenaker Nomor Per-02/Men/1993), apabila dibuat secara lisan maka dinyatakan sebagai
perjanjian kerja waktu tidak tertentu
c) Dalam Bahasa Indonesia dan huruf latin atau dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa asing
dengan Bahasa Indonesia sebagai yang utama;
d) Tidak ada masa percobaan kerja, bila disyaratkan maka perjanjian kerja batal demi hukum
(Pasal 58 UU Nomor 13 Tahun 2003).

2) Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT)


Berdasarkan Pasal 1 angka 2 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor KEP.100/MEN/VI/2004 tentang Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu,
pengertian Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu adalah perjanjian kerja antara pekerja/buruh
dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja yang bersifat tetap. Pekerjanya sering
disebut karyawan tetap. Selain tertulis, PKWTT dapat juga dibuat secara lisan dan tidak wajib
mendapat pengesahan dari instansi ketenagakerjaan terkait.
Jika PKWTT dibuat secara lisan maka Perusahaan wajib membuat surat pengangkatan kerja bagi
karyawan yang bersangkutan. PKWTT dapat mensyaratkan adanya masa percobaan kerja
(probation) untuk paling lama tiga bulan, bila ada yang mengatur lebih dari tiga bulan, maka demi
hukum sejak bulan keempat, si pekerja sudah nyatakan sebagai pekerja tetap (PKWTT). Selama
masa percobaan, pengusaha wajib membayar upah pekerja dan upah tersebut tidak boleh lebih
rendah dari upah minimun yang berlaku.
Karakteristik Perbedaan PKWT vs PKWTT
a. Ketentuan PKWT
1) PKWT hanya dapat dibuat untuk pekerjaan tertentu yang menurut jenis dan sifat atau
kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu, yaitu pekerjaan yang
diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu lama dan paling lama 3 (tiga)
tahun.
2) Pekerjaan yang bersifat musiman, atau pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru,
kegiatan baru, atau produk tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan.
3) PKWT tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang bersifat tetap (jangka waktu tidak
dibatasi).
4) PKWT dapat diadakan untuk paling lama dua tahun
5) Perpanjangan PKWT hanya boleh diperpanjang satu kali untuk jangka waktu paling lama
satu tahun. (Pasal 59 ayat (4) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003).
6) Pembaruan PKWT boleh dilakukan satu kali, sesuai jangka waktu sebelumnya, paling lama
dua tahun (Pasal 59 ayat (6) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003).
7) Upah dibayarkan sampai batas berakhirnya jangka waktu perjanjian (Pasal 62 ayat
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003).
8) Apabila salah satu pihak mengakhiri hubungan kerja sebelum berakhirnya jangka waktu
yang ditetapkan dalam perjanjian kerja waktu tertentu, atau berakhirnya hubungan kerja
bukan karena ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat (1), pihak yang
mengakhiri hubungan kerja diwajibkan membayar ganti rugi kepada pihak lainnya sebesar
upah pekerja/buruh sampai batas waktu berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja.
9) Pihak yang memutuskan hubungan kerja (dalam hal ini pekerja yang mengundurkan diri)
wajib mengganti kerugian kepada Perusahaan.
10) Pasal 58 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003: (1) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu
tidak dapat mensyaratkan adanya masa percobaan kerja. (2) Dalam hal disyaratkan masa
percobaan kerja dalam perjanjian kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), masa
percobaan kerja yang disyaratkan batal demi hukum.
11) Tidak ada PHK karena tidak ada masa percobaan.

b. Ketentuan PKWTT
1) Digunakan untuk pekerjaan sifatnya tetap.
2) Dilakukan dengan Surat Pengangkatan atau pembuatan Perjanjian Kerja.
3) Hak pekerja meliputi Uang Pesangon (UP) + Uang Penghargaan Masa Kerja (UPMK) + Uang
pengganti Hak yang seharusnya diterima (UPH). (Pasal 156 Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003).
4) Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja, pengusaha diwajibkan membayar uang
pesangon (UP) dan atau uang penghargaan masa kerja (UPMK) dan Uang penggantian hak
(UPH) yang seharusnya diterima berdasar perhitungan PHK.
5) Uang penggantian hak yang seharusnya diterima (UPH) + Uang Pisah (Ups).
6) Pasal 60 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Perjanjian kerja untuk waktu
tidak tertentu dapat mensyaratkan masa percobaan kerja paling lama tiga bulan.

c. Perbedaan isi kontrak PKWT dengan PKWTT


1) PKWT yang tidak dibuat dalam Bahasa Indonesia dan huruf latin berubah menjadi PKWTT
sejak adanya hubungan kerja.
2) PKWT mencantumkan masa berlakunya perjanjian kerja dengan menyatakan waktu
tertentu (sesuai musim/berakhirnya proyek, dll), sedangkan PKWTT tidak perlu
mencantumkan sebagaimana dalam PKWT.
3) Dalam PKWT, bila salah satu pihak melakukan PHK, maka pihak yang melakukan PHK
dikenakan ganti rugi sejumlah sisa masa kontraknya.
4) PKWT tidak mengenal uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan uang
penggantian hak, sedangkan PKWTT mengenal ketiga unsur tersebut.

Sumber Referensi :
- BMP ADBI4336 Hukum Ketenagakerjaan Modul 3 Hubungan Kerja dan Perjanjian. hlm. 3.9 –
3.11.
- BMP ADBI4336 Hukum Ketenagakerjaan Modul 3 Hubungan Kerja dan Perjanjian. hlm. 3.24 –
3.28.

Anda mungkin juga menyukai