Tugas I 2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

TUGAS I

HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

Nama : Muh. Patahuddin Haspan


Nim : 045269733
Prodi : Ilmu Hukum

Sekelompok LSM menyatakan telah menemukan indikasi pelanggaran serius dalam


proses pemeriksaan perkara seorang anak perempuan korban perkosaan di Jambi
diadili terkait praktek aborsi.

Para aktivis yang tergabung dalam Aliansi keadilan untuk korban perkosaan itu
menghendaki WA, yang berumur 15 tahun, dibebaskan sangkaan pidananya dalam
proses banding yang dimulai pekan ini.

Mereka juga menuntut agar Pengadilan Tinggi Jambi menggelar sidang terbuka dalam
proses banding untuk memastikan tidak terulangnya proses pelanggaran dalam sidang
banding.

Pegiat Institute for Criminal Justice Reform, ICJR, Maidina Rahmawati mengharapkan,
lewat pemeriksaan terbuka, hakim mampu menghadirkan saksi ahli yang akan
menggali aspek psikologis korban perkosaaan. "Sehingga nantinya akan terlihat bahwa
korban mengalami trauma psikologis sehingga tidak mampu berkehendak bebas dan
melakukan aborsi, karena ada trauma psikologis sehingga bisa menghapuskan
pemidanaan yang diputuskan di pengadilan sebelumnya," ujar kepada BBC News
Indonesia, Minggu (05/08).

Maidina menegaskan seharusnya penuntut umum dan majelis hakim melihat bahwa
tidak ada pertanggungjawaban pidana yang dapat dibebankan kepada anak korban
perkosaan.

"Kondisi trauma psikologis akibat perkosaan sebanyak sembilan kali dan ancaman
diusir menandakan adanya daya paksa yang menghapuskan alasan pemidanaan,"
imbuhnya,

Seperti diberitakan, Hakim Pengadilan Negeri (PN) Muara Bulian menjatuhkan


hukuman enam bulan penjara kepada anak tersebut, dua pekan lalu, karena
menggugurkan kandungan hasil perkosaan oleh kakak kandungnya sendiri.

Vonis ini sontak menuai protes lantaran korban perkosaan inses yang semestinya
mendapatkan perlindungan malah dipidana.

Sumber: https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-45058277

Pertanyaan:
1. Jelaskan bagaimana konsep anak dalam Konvensi Hak Anak, apakah juga
termasuk anak yang belum dilahirkan?
2. Analisalah bagaimana hukum aborsi menurut hukum positif Indonesia? Jelaskan
berdasarkan dasar hukum!
3. Analisalah apakah terdapat pengecualian dalam hal aborsi? Jelaskan
berdasarkan dasar hukum!

Jawaban:

1. Konsep Anak dalam Konvensi Hak Anak:

Dalam Konvensi Hak Anak yang disepakati oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa


(PBB) pada tahun 1989, anak diakui sebagai individu yang berhak atas
perlindungan dan pemenuhan hak-haknya. Konvensi ini memberikan definisi
anak sebagai individu yang berusia di bawah 18 tahun, kecuali hukum domestik
suatu negara menetapkan batasan usia yang lebih tinggi. Konvensi Hak Anak
menekankan pentingnya perlindungan terhadap hak-hak anak, termasuk hak
atas kehidupan, kesehatan, pendidikan, dan perlindungan dari eksploitasi dan
kekerasan.

Dalam konteks konsep anak dalam Konvensi Hak Anak, tidak ada ketentuan
yang secara eksplisit mengenai anak yang belum dilahirkan. Namun,
perlindungan terhadap hak-hak anak dalam konvensi ini sering kali
diinterpretasikan untuk meliputi hak atas kehidupan sejak awal kehidupan,
termasuk masa prenatal atau sebelum kelahiran. Artinya, perlindungan dan
pemenuhan hak-hak anak dapat diinterpretasikan untuk meliputi hak atas
kehidupan janin atau anak yang belum dilahirkan.

Sumber: https://www.unicef.org/indonesia/id/konvensi-hak-anak-versi-anak-anak
Modul Pembelajaran Hukum dan Hak Asasi Manusia

2. Hukum Aborsi Menurut Hukum Positif Indonesia:

Hukum aborsi di Indonesia diatur oleh Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009


tentang Kesehatan. Pasal 75 UU tersebut menyatakan bahwa aborsi hanya
diizinkan dalam dua situasi, yaitu:
a. Jika kehamilan mengancam nyawa ibu.
b. Jika kehamilan hasil perkosaan.
Dengan demikian, aborsi di Indonesia secara umum dilarang kecuali dalam dua
situasi yang diatur oleh undang-undang tersebut. Selain itu, praktik aborsi di luar
dua situasi tersebut dapat dikenakan sanksi pidana sesuai dengan Pasal 194-
195 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).
Sumber: https://e-journal.uajy.ac.id/1014/4/3HK09729.pdf
Modul Pembelajaran Hukum dan Hak Asasi Manusia

3. Pengecualian dalam Hal Aborsi Menurut Hukum Positif Indonesia:

Terdapat pengecualian dalam hal aborsi dalam hukum positif Indonesia, yang
diatur oleh Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Dasar
hukum untuk pengecualian ini terdapat pada Pasal 75 Undang-Undang tersebut.
Pengecualian tersebut berlaku dalam dua situasi:

a. Jika kehamilan mengancam nyawa ibu.


b. Jika kehamilan adalah hasil dari perkosaan.

Dalam kedua situasi tersebut, aborsi diizinkan sebagai tindakan medis yang
dibenarkan secara hukum. Ini berarti bahwa dalam kasus di mana keberlanjutan
kehamilan dapat membahayakan nyawa ibu, atau ketika kehamilan adalah akibat
dari tindakan kekerasan seksual seperti perkosaan, aborsi dapat dilakukan
sebagai langkah medis yang diizinkan oleh undang-undang.

Pengecualian ini mencerminkan pertimbangan kemanusiaan dan perlindungan


terhadap kesehatan dan kehidupan perempuan dalam situasi-situasi yang
ekstrem dan sulit. Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa praktik aborsi
di luar dua situasi tersebut tetap dilarang dan dapat dikenakan sanksi pidana
sesuai dengan hukum positif Indonesia.

Sumber: https://e-journal.uajy.ac.id/1014/4/3HK09729.pdf
Modul Pembelajaran Hukum dan Hak Asasi Manusia

Anda mungkin juga menyukai