Materi BIM-2

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 19

Mengapa

BIM ?
DEFINISI BIM
(Building Information Modelling)

Building Information Modeling (BIM) adalah representasi digital dari karakteristik fisik dan fungsional suatu fasilitas. BIM adalah
sumber pengetahuan bersama untuk informasi tentang fasilitas yang membentuk dasar yang andal untuk keputusan selama siklus
hidupnya; didefinisikan sebagai ada dari konsepsi paling awal hingga pembongkaran. (Building Information Modelling (BIM) is a digital
representation of physical and functional characteristics of a facility. A BIM is a shared knowledge resource for information about a
facility forming a reliable basis for decisions during its life-cycle; defined as existing from earliest conception todemolition.)

1 DATABASE INFORMASI DALAM


3D MODEL
2 BIM adalah VISUALISASI pada setiap
tahapan PROYEK

Data terkelola DALAM BIM


DATABASE

3 BIM adalah KOLABORASI


Kerja Sama Antar stakeholder
4 BIM adalah METODE,
bukan software
(Koordinasi – kolaborasi) menggunakan BIM
• Building Information Modelling (BIM) sebagai metode atau
Hand over data & informasi yg Antar stakeholder dalam
workflow
berkelanjutan seluruh lifecycle proyek • Platform/software mendukung implementasi metode BIM

B IM  B ETTER IN FOR MATION MAN AGEMEN T


Sumber: "Frequently Asked Questions About the National BIM Standard-United States - National BIM Standard - United States". Nationalbimstandard.org.
Archived from the original on 16 October 2014. Retrieved 17 October 2014.
2
TANTANGAN PEMBANGUNAN
1. Meningkatnya konflik (dispute) antar stakeholder pada proyek
pembangunan platform 2D yang paper-based akibat semakin kompleksnya
proyek konstruksi.

2. Meningkatnya konflik (dispute) antar stakeholder terkait apa yang


dikerjakan di dalam sebuah proyek. Hal ini kemudian menyebabkan banyak
hal terbuang sia-sia dan menjadi mubazir seperti waktu, biaya, material, SDM
dan sebagainya.
3. Perbedaan
pemahaman
lingkup pekerjaan
(Scope of Works)
antar pemangku
kepentingan
(Stakeholder).

Mengakibatkan
kesalahan dalam
estimasi biaya
proyek, pemilihan
metode pelaksanaan
yang tepat, serta
alokasi sumber
daya.
4. Data perencanaan
antar disiplin
(Struktur, Arsitek,
MEP) umumnya tidak
saling terkoordinasi.

Menyebabkan:
• Inefisiensi
• efforts lebih dalam
pendetailannya.
• terhambatnya
pelaksanaan
5. Kurangnya koordinasi
antar personil dalam suatu
siklus proyek.

Transfer data dari kantor ke


lapangan kurang cepat dan
tidak akurat, sehingga
menghasilkan pekerjaan yang
tidak optimal
Drones spot
6. Teknologi berbasis dangerous defects to
minimize construction
digital semakin disruption (Rich.
berkembang, industri McEachran, Instution
konstruksi dituntut of Mechanical
Engineers, March-
mengikutinya melalui 31,2020)
berbagai inovasi dan Amsterdam’s new 3D-printed steel bridge
teknologi agar tetap is revolutionizing the building industry.
(Lucy Wang, INHABITAT, june-14, 2015)
kompetitif dalam rangka
menghadapi persaingan Digitization Will Raise Construction
to the Modern Day.
di masa yang akan (Jerónimo van Schendel, IE Insight,
datang. November 19, 2020)

Dubai Seeks to 3D Digitalization of the


Print 25 Percent of construction industry:
Its Buildings by BIM and tech leading
2030. (Michael the way. (Milko Male,
Molitch-Hou, DMEXCO’s
Engineering.com’s, Newsletter, February
May-06, 2016) 25, 2021)
ROADMAP KONSTRUKSI DIGITAL
INDONESIA 2017-2024
Latar belakang (Fakta):
• Sektor konstruksi berkontribusi 10% terhadap GDP
• Indonesia adalah Pasar konstruksi terbesar di Asia Tenggara
dan No. 4 di Asia.
• Pemerintah mencanangkan pembangunan infrastruktur
senila USD 450 miliar sampai tahun 2022.
• Efisiensi dan produktivitas konstruksi Indonesia yang masih
lemah.
• Tingkat keahlian SDM konstruksi yang belum merata dan
kurangnya sertifikasi.
• Perkembangan Teknologi konstruksi yang masih rendah
dibandingkan negara maju.
• Indonesia belum memiliki perusahaan konstruksi berskala
Internasional.
ROADMAP KONSTRUKSI DIGITAL
INDONESIA
2017 2024

KOLABORASI
 Standar aturan terkait INTEGRASI
DIGITALISASI
kolaborasi pada  Implementasi cloud
ADOPSI  Perizinan konstruksi Industri konstruksi
secara Digital construction
 Adopsi BIM pada  Implementasi VDC management
semua stakeholder  Monitoring dan (konstruksi Virtual)
konstruksi. supervisi konstruksi  Integrasi sistem
dan Lean Construction
secara digital (VR, AR proses konstruksi
 Penyusunan Standard drone, IoT, dan sebagai dasar dari
BIM Nasional (SNI) kolaborasi (perizinan, claim,
sebagainya) commisioning,
 BIM sebagai standar  Dimulainya pasar  Implementasi BIM handover, dan lain
kurikulum dan digital untuk sektor mulai 3D sampai lain)
kompetensi untuk konstruksi (material, dengan 7D
universitas dan alat, jasa, dan (Operation&
asosiasi profesi sebagainya) Maintenance)
FASE • Menjadikan BIM sebagai
standar pada proyek-
• Dunia Pendidikan dan
Assosiasi Profesional

ADOPSI
proyek pemerintah dan yang menjadikan BIM
BUMN. menjadi standar
• Diharapkan pihak swasta kurikulum dan profesi
juga akan mengikuti
langkah tersebut dengan
menjadikan BIM sebagai
mandatory untuk proyek-
proyek mereka.
• Memberikan pelatihan
dan berbagai simulasi
BIM untuk seluruh
stakeholder regulator
yang terkait konstruksi
FASE
DIGITALISASI
• Proses perizinan yang telah
mengimplementasikan BIM di
dalamnya.
• Monitoring dan supervisi konstruksi
secara digital (VR, AR drone, IoT, dan
sebagainya).
• Dimulainya pasar digital untuk sektor
konstruksi (material, alat, jasa, dan
sebagainya)
FASE
KOLABORASI
 Implementasi VDC (konstruksi Virtual)
dan lean Construction sebagai dasar
dari kolaborasi.
 Implementasi BIM mulai 3D sampai
dengan 7D (Operation& Maintenance).
FASE
INTEGRASI
 Implementasi cloud construction management.
 Integrasi sistem proses konstruksi (perizinan,
claim, commisioning, handover, dan lain lain).
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 16
Tahun 2021
Lampiran Kedua, angka romawi 3 tentang Standar Pelaksanaan dan Pengawasan
Gedung, huruf A Standar Pelaksanaan Konstruksi Bangunan Gedung, angka 2 Tata
Cara dan Metode Pelaksanaan Konstruksi Bangunan Gedung, huruf d Metode
Pelaksanaan Konstruksi, halaman 1076 :
d. Metode pelaksanaan konstruksi bangunan dapat dilakukan dengan:
1. padat karya, dengan kriteria pekerjaan :
a. bangunan bertingkat rendah;
b. teknologi sederhana dan risiko rendah;
c. bahan bangunan standar;
d. dapat dilakukan dengan peralatan manual;
e. tidak wajib menggunakan Building Information Modelling (BIM); dan
f. dapat dilakukan oleh penyedia jasa klasifikasi kecil dengan melibatkan pengawas.
2. padat teknologi, dengan kriteria pekerjaan :
a. bangunan bertingkat menengah dan tinggi;
b. teknologi tidak sederhana dan risiko tinggi;
c. bahan bangunan non standar;
d. memerlukan peralatan mekanik dan elektrik;
e. wajib menggunakan BIM paling sedikit sampai dimensi kelima; dan
f. dilakukan oleh penyedia jasa paling sedikit klasifikasi menengah dengan
melibatkan quantity surveyor dan manajemen konstruksi.
3. padat modal, dengan kriteria pekerjaan :
a. bangunan pencakar langit dan super tinggi;
b. teknologi dan risiko tinggi;
c. bahan bangunan khusus;
d. memerlukan peralatan khusus dan canggih;
e. wajib menggunakan BIM sampai dimensi kedelapan; daN
f. dilakukan oleh penyedia jasa klasifikasi besar dengan melibatkan quantity surveyor,
manajemen proyek dan manajemen konstruksi
PANDUAN ADOPSI BIM UNTUK ORGANISASI: Kepemimpinan
Pada lingkup proyek, usulan organisasi yang bertugas melaksanakan BIM dapat dilihat pada tabel
berikut.

Sumber: Panduan Adopsi BIM dalam Organisasi, Tim BIM PUPR, 2018
BIM PROFESIONAL
BIM manager harus menjamin bahwa semua pihak bekerja secara kolaboratif untuk menyelesaikan
berbagai konflik melalui cara yang paling efisien. Peran BIM Manager tidak termasuk pada
pengambilan keputusan dalam solusi desain, engineering dan konstruksi, maupun proses
organisasi bagi tiap-tiap disiplin.

BIM PROJECT MANAGER KOORDINATOR BIM UNTUK KOORDINATOR BIM UNTUK


KONSULTAN KONTRAKTOR

• Bertanggungjawab dalam • Bertanggungjawab pada • Bertanggungjawab pada


memfasilitasi pengertian dan tahap desain dan konstruksi: tahap konstruksi:
implementasi dari: • Menciptakan desain model • Berkoordinasi dengan desain
• BIM Execution Plan BIM dan dokumentasinya konsultan dan subkontraktor
• Tujuan BIM dan • Mendefinisikan penggunaan • Mempelajari dokumen tender
Penggunaannya disiplin BIM secara spesifik • Mereview model desain,
• Responsibility Matrix termasuk analisisnya model fabrikasi, dan gambar
• BIM Deliverables • Berkoordinasi dengan BIM • Menggunakan BIM untuk
• Delivery Schedule modeller, konsultan desain, berkoordinasi, membuat
dan cost consultant tahapan, constructability dan
• Koordinasi BIM
• Berkoordinasi dengan cost study, serta field use
kontraktor dan subkontraktor • Menciptakan model konstruksi
• Memastikan Modelling Quality dan as built model
Control • Memastikan Modelling Quality
Control

Peran dan Tanggungjawab Para Pihak dalam BIM


LEVEL PROFESI BIM (KONSEP)
BIM
DEVELOPER
KKNI LEVEL 9

BIM MANAGER

KKNI LEVEL 8

BIM BIM
COORDINATOR SPECIALIST
KKNI LEVEL 7 KKNI LEVEL 7

BIM MODELER/
TECHNICIAN
KKNI LEVEL 6

BIM
OPERATOR/
DRAFTER
KKNI LEVEL 4

Anda mungkin juga menyukai