0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
325 tayangan12 halaman

Makalah Pragmatik

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1/ 12

Makalah Pragmatik

Disusun Oleh :

Cut Dara Meutia

( 22101321028 )

Silvia Nurlaila

( 22101321008)

Dila Kamisna

( 22101321001 )

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Sastra Daerah

Dosen Pengampu : Nurlaili, S.Pd. M.Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS JABAL GHAFUR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang atas rahmat
serta karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas “ Makalah
Pragmatik “ dengan tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok dari mata kuliah Bahasa Sastra
Daerah.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Nurlaili,S.Pd,M.Pd selaku


dosen pengampu, yang telah memberikan kami tugas ini sehingga dapat
mengembangkan wawasan dan pengetahuan kami mengenai permasalahan
tersebut. Kami juga berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Kami sangatlah menyadari bahwa dalam penulisan dan juga


penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak, guna menjadi acuan agar kami dapat
menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Pidie Jaya, 17 Desember 2023

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................

DAFTAR ISI .........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................

1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................................,,,


1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian ..............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................

2.1. Pengertian Pragmatik .......................................................................................

2.2. Kajian Pragmatik ..............................................................................................

2.3 Pragmatik Dalam Kehidupan Sehari-hari .......................................................

BAB III PENUTUP ................................................................................................

3.1. Kesimpulan ......................................................................................................

3.2. Saran ...............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan makhluk sosial, sehingga secara naluriah terdorong untuk


bergaul dengan manusia lain, baik untuk mengekspresikan kepentingannya,
mengatakan pendapatnya, maupun mempengaruhi orang lain. Manusia dapat
memenuhi semua kepentingan tersebut dengan bahasa. Eksistensi bahasa hampir
mencakup segala bidang kehidupan karena segala sesuatu yang dihayati, dialami,
dirasakan, dan dipikirkan oleh seseorang hanya dapat diketahui orang lain, jika telah
diungkapkan dengan bahasa. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan
oleh anggota suatu masyarakat untuk berkomunikasi, bekerja sama, dan berinteraksi
dengan sesama menggunakan tanda seperti kata, dan gerakan.

Pragmatik adalah suatu ilmu bahasa yang dapat menganalisis suatu bahasa yang
dituturkan dan dapat menghasilkan makna dari setiap kalimat yang diucapkan (
Subyanto, 1992: 1). Perkembangan pragmatik berkembang karena adanya tingkat
kesadaran para ilmu bahasa untuk mengkaji pragmatik lebih dalam. Di dalam ilmu
pragmatik, tidak terlepas dari bahasa dan harus sesuai dengan konteks bahasa yang di
maksud. Ketika seseorang berkomunikasi ia juga harus melihat situasi saat berbicara
dan serta unsur-unsur yang terdapat dalam situasi tutur yang di lakukan saat
berkomunikasi. Pragmatik juga merupakan ilmu bahasa yang mempelajari pemakaian
bahasa yang dikaitkan dengan konteks pemakaiannya. Makna bahasa tersebut dapat
dimengerti bila diketahui konteksnya.

Bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia dan merupakan salah
satu alat untuk melakukan komunikasi sesama manusia. Di samping itu, bahasa juga
memegang peranan penting dalam proses komunikasi antar manusia untuk hidup
bermasyarakat dan menjalankan aktivitasnya. Bahasa juga memiliki peran penting di
setiap kehidupan manusia. Saat berinteraksi dan berkomunikasi dengan seseorang
manusia menggunakan bahasa. Maka dari itu peneliti melakukan penelitian tentang
pragmatik agar dapat memahami makna dari setiap kalimat yang dituturkan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis dapat merumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan pragmatik ?
2. Apa saja yang dikaji dalam pragmatik ?
3. Apa manfaat pragmatik dalam kehidupan sehari-hari ?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui lebih dalam mengenai ilmu pragmatik dan penggunaannya


dalam kehidupan sehari-hari.

1.4 Manfaat Penelitian


(1) Bagi peneliti : Diharapkan dapat menambah pemahaman dan wawasan yang
mendalam mengenai makna dan tindak tutur.
(2) Bagi Pembaca : Diharapkan dapat memberikan ilmu dan pengetahuan untuk
pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pragmatik


Pragmatik adalah cabang linguistik yang mempelajari hubungan
antara konteks luar bahasa dan maksud tuturan melalui penafsiran terhadap
situasi penuturannya. Dalam linguistik, pragmatik merupakan salah satu bagian
dari semiotika. Prinsip-prinsip di dalam pragmatik meliputi sintesis antara
studi, maksud dan tuturan. Sementara aspek yang dilibatkan dalam pragmatik
ialah unsur bahasa, penutur bahasa dan penaksir bahasa. Pragmatik mengkaji
makna kontekstual atau makna situasional berdasarkan latar tempat, latar
waktu, partisipan, tujuan topik dan media komunikasi. Acuan dalam analisis
makna pada komunikasi lisan di dalam pragmatik menggunakan teori tindak
tutur. Teori pragmatik digunakan salah satunya sebagai cara untuk menilai
tujuan tertentu di dalam karya sastra berisi nilai atau ajaran yang ditujukan
kepada pembaca. Selain itu, pragmatik juga mengkaji tentang wacana.
Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur makna
bahasa secara eksternal, yaitu bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan di
dalam komunikasi. Hal ini senada dengan Rahardi (2005:49) pragmatik
adalahilmu yang mempelajari kondisi penggunaan bahasa manusia yang pada
dasarnya sangat ditentukan oleh konteks yang mewadahi dan melatarbelakangi
bahasa itu. Senada dengan pendapat sebelumnya Wijana (2010:3—4) yang
mengemukakan bahwa pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari
struktur bahasa
secara eksternal, yaitu bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan di dalam
komunikasi. Pragmatik adalah studi tentang maksud penutur dan sebagi
akibatnya studi ini lebih banyak berhubungan dengan analisis maksud tuturan
dari pada makna terpisah dari kata atau frasa yang digunakan dalam tuturan itu
sendiri (Yule, 2006:3). Menurut Tarigan (2009:30), “Pragmatik menelaah
ucapan-ucapan khusus dalam situasi-situasi khusus dan memusatkan perhatian
kepada aneka ragam cara yang merupakan wadah aneka konteks sosial.” Dari
beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pragmatik adalah cabang
ilmu yang mempelajari dan mengkaji makna yang disampaikan oleh penutur
atau penulis dan ditafsirkan oleh pembaca atau pendengar dengan
melihat kondisi dan situasi konteks penyampaiannya.

2.2. Kajian Pragmatik


Konsep kajian pragmatik pada dasarnya perwujudan dari konsep kajian
linguistik yang lebih difokuskan pada penjelasan language forms and use.
Fokus kajian pragmatik mencoba melihat hubungan antara bentuk bahasa
(language forms) dan penggunaannya (language use), yakni penggunaan bahasa
dalam situasi yang nyata. Berdasarkan fokus kajian pragmatik, dapat dilihat
bahwa terdapat perbedaan yang mendasar antara kajian pragmatik dengan
kajian kebahasaan (linguistik) pada umumnya.
Kajian linguistik selama ini mengkaji bahasa tanpa memperhatikan
aspek penggunaannya atau dengan kata lain siapa yang menggunakannya.
Sementara dalam pragmatik, bahasa dikaji sesuai dengan penggunaannya atau
bagaimana bahasa itu digunakan dalam kehidupan masyarakat. Hal ini
mengisyaratkan bahwa faktor pengguna bahasa menjadi hal yang sangat
penting dalam kajian pragmatik termasuk juga di dalamnya di mana, tentang
apa, untuk apa bahasa itu digunakan. Dengan memperhatikan faktor-faktor
tersebut, diharapkan makna ujaran (speaker meaning) dapat dipahami dengan
tepat.
Kajian pragmatik lebih ditekankan pada kajian antardisiplin antara
bahasa dengan konteks (di luar bahasa). Implementasinya adalah memahami
hakikat bahasa harus menyentuh permasalahan di luar bahasa atau dalam
perspektif data yang lebih luas, termasuk bagaimana bahasa digunakan dalam
berkomunikasi. Upaya mengaitkan kajian bahasa dengan faktor-faktor lain di
luar kajian kebahasaan telah dilakukan oleh JL. Austin, seorang filosof bahasa
dari Britania yang tertuang dalam bukunya berjudul How to do Things with
Worlds (1962). Buku tersebut dianggap sebagai peletak dasar konsep
pragmatik.
Carnap (1983) seorang filosof dan ahli logika menjelaskan bahwa
pragmatik mempelajari konsep-konsep abstrak tertentu yang menunjuk pada
‘agens’ atau, dengan perkataan lain, pragmatik mempelajari hubungan konsep,
yang merupakan tanda, dengan pemakai tanda tersebut. Selanjutnya, ahli lain
Monteque, mengatakan bahwa pragmatik adalah studi/mempelajari ‘idexical
atau deictic’. Dalam pengertian yang terakhir ini pragmatik berkaitan dengan
teori rujukan/deiksis, yaitu pemakaian bahasa yang menunjuk pada rujukan
tertentu menurut pemakaiannya.
Sehubungan dengan itu berarti pemakai bahasa tidak hanya dituntut
menguasai kaidah-kaidah gramatikal tetapi juga harus menguasai kaidah-
kaidah sosiokultural dan konteks pemakaian bahasa. Dijelaskan pula bahwa
pragmatik menelaah bahasa dari pandangan fungsional bahasa. Dari segi ini
struktur bahasa dijelaskan dengan acuan nonlinguistik yang berupa kaidah-
kaidah di luar bahasa, antara lain kaidahkaidah konversasi (percakapan) dan
prinsip-prinsipnya. Karena itu, pragmatik secara khusus memperhatikan
hubungan antara struktur bahasa dengan prinsip-prinsip pemakaiannya,
sehingga dengan kajian pragmatik ini makna yang didukung oleh bahasa
merupakan makna dalam konteks pemakaiannya. Pemahaman terhadap
pragmatik harus memperhatikan prinsip-prinsip pemakaian bahasa seperti yang
dikemukakan oleh Lyons (1977) yang dikutip oleh Levinson (1983), yaitu,
bahwa pemakai bahasa dituntut memiliki:

1. pengetahuan tentang peran dan status, yang meliputi pembicara dan


penanggap serta kedudukan relatif dari masing-masing peran tersebut;
2. pengetahuan mengenai ruang (tempat) dan waktu pelaksanaan peristiwa
tutur;
3. pengetahuan mengenai tingkatan formalitas (formality) peristiwa, yaitu
keresmian atau ketidakresmian peristiwa tutur;
4. pengetahuan mengenai bahasa pengantar (medium), yaitu bahasa tulis
atau lisan, dengan kasar atau dengan halus;
5. pengetahuan mengenai ketepatan pokok permasalahan yang
dibicarakan dalam kaitannya dengan pemakaian bahasa; dan
6. pengetahuan mengenai ketepatan “bidang wewenang” (province) atau
penentuan register bahasa.

Sehubungan dengan prinsip-prinsip yang dikemukakan di atas dapat


dikatakan bahwa pragmatik merupakan telaah kemampuan pemakai bahasa
untuk memasang dan memilih kalimat sesuai dengan konteks sehingga mereka
(pemakai bahasa) dapat menggunakannya dengan tepat.

2.3. Pragmatik Dalam Kehidupan Sehari-hari

Pragmatik merupakan interdisipliner lingustik yang membahas mengenai


linguistik fungsional yang terikat pada konteks tuturan dalam berkomunikasi antara
penutur dengan lawan tutur. Komunikasi penutur dengan lawan tutur dengan segala
konteks tuturan dalam kehidupan sehari-hari, baik yang dituturkan maupun
dituliskan dapat menjadi objek kajian pragmatik. Pragmatik dapat ditemukan dalam
wacana tertulis, baik pada media cetak maupun digital. Oleh karena itu, pragmatik
dalam kehidupan sehari-hari memiliki aneka dimensi teks, koteks, dan konteks yang
dapat dipelajari dan dikaji secara komprehensif. Hal ini menarik karena dengan
memelajari pragmatik maka seorang penutur akan dapat memahami maksud dan
tujuan lawan tutur, baik secara tersirat maupun tersurat dengan baik dan santun.
Dengan demikian seorang penutur yang menguasai keterampilan pragmatik akan
dapat memanusiakan manusia dengan pilihan diksi dan intonasi dalam bertutur
sesuai dengan siapa lawan tuturnya, konteks tuturan, tujuan tuturan, media tuturan,
dan partisipan saat bertutur.

Pemahaman pragmatik dalam kehidupan sehari-hari sangat penting untuk


mendukung memahami maksud ujaran seorang penutur dan lawan tutur dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini perlu dipahami oleh semua penutur dan lawan tutur
saat berkomunikasi dalam konteks apa pun. Dengan demikian dapat ditegaskan
bahwa sesungguhnya belajar pragmatik bertujuan untuk:

(1) memahami maksud tersirat dibalik ujaran penutur dan lawan tutur yang terikat
konteks,

(2) menjaga muka penutur dalam segala konteks tuturan, baik formal maupun
nonformal,

(3) memanusiakan manusia dalam segala konteks tuturan,

(4) memahami prinsip kerja sama dalam tuturan penutur dengan lawan tutur secara
komprehensif,

(5) membuka ruang komunikasi aktif dan interaktif yang kontekstual dalam kehidupan
sehari-hari.

Dengan demikian, belajar pragmatik merupakan salah satu cara memahami


maksud ujaran seorang penutur, lawan tutur, dan partisipan, baik yang tersirat maupun
tersirat berdasarkan teks, koteks, dan konteks tuturan yang disampaikan secara
komprehensif. Oleh karena itu, semua masyarakat melalui pendidikan formal di TK,
SD, SMP, SMA, SMK, PT, dan pendidikan nonformal di masyarakat sebagai
laboratorium kehiduan perlu memahami keterampilan pragmatik dalam
berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari agar terasa indah dan menyenangkan
sepanjang masa dalam konteks apa pun dan di mana pun berada.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pragmatik merupakan salah satu cabang ilmu bahasa yang muncul dari
pandangan Charles Morris (1938) berkenaan dengan semiotika, yaitu ilmu yang
mempelajari sistem tanda atau lambang. Morris membagi semiotika ke dalam tiga
bagian, yaitu sintaksis, semantik, dan pragmatik. Sintaksis mempelajari hubungan
antara lambang dengan lambang lainnya. Semantik mempelajari hubungan antara
lambang dengan objeknya. Sementara pragmatik mengkaji hubungan lambang dengan
penafsirannya (Darma, 2014: 73; Zamzani, 2007: 15--16). Pragmatik muncul sebagai
usaha mengatasi kebuntuan semantik dalam menginterpretasi makna kalimat.
Menurut penulis, kajian pragmatik merupakan bagian penting dalam
mempelajari ilmu bahasa, karena dalam berkomunikasi dengan orang lain, setiap orang
harus memperhatikan ucapan/tuturannya sehingga tuturan tersebut tidak menyakiti
perasaan orang lain. Selain itu, ketika berkomunikasi dengan orang lain, ada hal-hal
yang harus diperhatikan. Seperti, situasi dan hubungan yang ada antara penutur dan
mitra tutur.

3.2. Saran
Banyak hal-hal yang menarik ketika mempelajari ilmu pragmatik karena
banyak aspek-aspek yang mempengaruhi sebuah tuturan. Dalam ilmu pragmatik,
bukan hanya tindak tutur saja yang dapat dianalisis, namun masih banyak bentuk lain
seperti tindak tutur memohon, melarang, meminta maaf, mengajak, dan menyarankan.
Dalam kesemuanya itu harus dihubungkan kembali dengan strategi kesantunan dan
faktor penentu tingkat kesantunan tuturan dalam Bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai