Tugas Iii Hukum Ketenagakerjaan
Tugas Iii Hukum Ketenagakerjaan
Tugas Iii Hukum Ketenagakerjaan
SOAL
Sumber :
Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Undang-Undang No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.
Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 2021 tentang Pengupahan.
Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Penyelesaian Sengketa Industrial.
Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan.
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 17 Tahun 2019 tentang Tata Cara Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial melalui Mediasi.
• Negosiasi:
Tahap pertama dalam penyelesaian perselisihan adalah negosiasi antara pihak-pihak yang
terlibat. Biasanya, serikat pekerja atau serikat buruh akan mengajukan tuntutan kepada
manajemen perusahaan terkait isu-isu yang menjadi sumber perselisihan. Pihak-pihak ini
mencoba untuk mencapai kesepakatan melalui perundingan langsung, baik secara informal
maupun formal. Negosiasi ini dapat melibatkan perwakilan serikat pekerja, manajemen
perusahaan, dan mungkin mediator yang netral.
• Mediasi:
Jika negosiasi tidak menghasilkan kesepakatan, tahap mediasi dapat digunakan. Mediator
yang netral dan independen akan memfasilitasi perundingan antara pihak-pihak yang
berselisih untuk mencapai kesepakatan. Mediator ini bertindak sebagai penghubung dan
membantu pihak-pihak mencapai pemahaman bersama. Mediasi bersifat sukarela, dan
keputusan yang dihasilkan biasanya tidak mengikat pihak-pihak terkait.
• Konsiliasi:
Jika mediasi tidak berhasil, pihak-pihak dapat memilih untuk melibatkan pihak ketiga yang
disebut konsiliator. Konsiliator adalah pihak yang berwenang mengeluarkan rekomendasi
atau saran penyelesaian perselisihan. Pihak-pihak yang berselisih akan memberikan
argumen dan bukti kepada konsiliator, yang kemudian akan membuat rekomendasi
penyelesaian yang dapat diterima oleh kedua belah pihak. Meskipun rekomendasi
konsiliator tidak mengikat, namun sering kali menjadi landasan untuk mencapai
kesepakatan.
• Arbitrase:
Jika negosiasi, mediasi, dan konsiliasi gagal, pihak-pihak yang berselisih dapat memilih
arbitrase sebagai metode penyelesaian. Arbitrase adalah proses di mana pihak yang netral,
yaitu arbitrator atau panel arbitrase, meninjau argumen dan bukti dari kedua belah pihak
dan kemudian mengeluarkan keputusan yang mengikat. Keputusan arbitrase ini biasanya
tidak dapat diganggu gugat kecuali dalam beberapa keadaan tertentu yang diatur oleh
hukum.
• Peradilan:
Jika semua langkah penyelesaian di atas tidak menghasilkan penyelesaian yang
memuaskan, pihak-pihak yang berselisih dapat memilih untuk membawa perselisihan ke
pengadilan atau badan arbitrase publik. Di pengadilan, perselisihan akan diselesaikan
melalui proses peradilan formal yang mengikuti aturan dan prosedur hukum yang berlaku.
TERIMA KASIH