0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
64 tayangan26 halaman

Modul 4 LAB TI 2 - STATIC ROUTING OKOK

Modul 4 membahas konfigurasi dasar static routing pada router, termasuk mengkonfigurasi interface serial dan Ethernet, static route menggunakan intermediate address dan exit interface, serta default dan summary static route."

Diunggah oleh

Amin
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
64 tayangan26 halaman

Modul 4 LAB TI 2 - STATIC ROUTING OKOK

Modul 4 membahas konfigurasi dasar static routing pada router, termasuk mengkonfigurasi interface serial dan Ethernet, static route menggunakan intermediate address dan exit interface, serta default dan summary static route."

Diunggah oleh

Amin
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 26

MODUL 4

KONFIGURASI DASAR STATIC ROUTING

A. TUJUAN
Setelah praktikum ini, mahasiswa diharapkan mampu:

1. Melakukan konfigurasi dasar pada router


2. Menginterpretasi output debug ip routing
3. Mengkonfigurasi dan mengaktifkan serial dan Ethernet interface
4. Melakukan test koneksi jaringan
5. Mengumpulkan informasi untuk menemukan penyebab kurangnya konektifitas diantara devices
6. Mengkonfigurasi static route menggunakan intermediate address
7. Mengkonfigurasi static route menggunakan exit interface
8. Membandingkan static route yang menggunakan intermediate address dan exit interface
9. Mengkonfigurasi default static route
10. Mengkonfigurasi summary static route

B. PERALATAN
1. PC (Personal Computer)
2. Software packet tracer

C. TEORI

Static Routing
Jaringan yang berada pada jarak jauh (remote network) dapat ditambahkan pada tabel routing dengan cara
mengkonfigurasi static routes atau mengaktifkan protokol dynamic routing. Ketika proses routing pada
Internetwork Operating system (IOS) mempelajari tentang remote network dan interface yang akan
digunakannya untuk menjangkau jaringan tersebut, IOS menambahkan route tersebut pada tabel routing
selama exit interface dalam kondisi aktif.

Routing statis (Static route) tercakup di dalamnya alamat jaringan dan subnet mask dari remote network,
bersama dengan IP addres dari next-hop router atau exit interface. Static route ditandai dengan dengan kode
S dalam tabel routing seperti yang ditunjukan pada gambar berikut.

1
Static routes dapat digunakan dalam beberapa kasus berikut:

 Suatu jaringan yang hanya terdiri dari beberapa router: Dengan menggunakan dynamic routing protocol
pada kasus ini, tidak memberikan manfaat apapun. Sebaliknya, dynamic routing akan menambahkan
overhead pada jaringan.
 Suatu jaringan yang terhubung ke internet melalui satu ISP: Dalam kasus ini tidak diperlukan dynamic
protocol pada link ini karena ISP merupakan satu exit point ke internet.
 Jaringan yang besar dikonfigurasi dalam topologi hub-and-spoke: hub-and-spoke topologi terdiri dari
satu lokasi sentral (hub) dan banyak lokasi cabang (spokes), dengan setiap spoke hanya memiliki satu
koneksi ke hub. Dynamic routing protocol tidak akan berguna pada kasus ini karena setiap branch
hanya memiliki satu jalur ke tujuan atau destinasi yang diberikan: melalui lokasi sentral.

Proses kerja routing static yaitu pertama administrator menentukan setiap jaringan pada setiap router,
kemudian admin akan menentukan setiap paket tujuan yang selanjutnya akan disimpan dalam tabel routing.
Selanjutnya setelah tabel routing tersimpan, maka setiap paket data akan diteruskan berdasarkan informasi
dari tabel routing. Metode dan teknik konfigurasi static routing dapat dipelajari secara langsung pada tahapan-
tahapan dasar Konfigurasi Static route.

2
Tahapan-tahapan dasar Konfigurasi Static Route

Topology Diagram

Addressing Table

Device Interface IP Address Subnet Mask Default Gateway

Fa0/0 172.16.3.1 255.255.255.0 N/A


R1
S0/0/0 172.16.2.1 255.255.255.0 N/A

Fa0/0 172.16.1.1 255.255.255.0 N/A

R2 S0/0/0 172.16.2.2 255.255.255.0 N/A

S0/0/1 192.168.1.2 255.255.255.0 N/A

FA0/0 192.168.2.1 255.255.255.0 N/A


R3
S0/0/1 192.168.1.1 255.255.255.0 N/A

PC1 NIC 172.16.3.10 255.255.255.0 172.16.3.1

PC2 NIC 172.16.1.10 255.255.255.0 172.16.1.1

PC3 NIC 192.168.2.10 255.255.255.0 192.168.2.1

Skenario
Pada praktikum ini, anda akan membuat jaringan yang sama seperti yang ada pada topologi diagram di
atas. Anda bisa memulai dengan melakukan pengkabelan untuk membuat jaringan tersebut. Kemudian
anda dapat melakukan konfigurasi awal router yang diperlukan untuk connectivity. Gunakan IP
addresses yang disediakan pada Addressing Table untuk digunakan pada skema pengalamatan pada
perangkatan jaringan. Setelah selesai melakukan konfigurasi dasar, lakukanlah test connectivity pada
perangkat jaringan. Pertama lakukan tes connectivity diantara perangkat yang langsung terhubung, dan

3
kemudian pada perangkat yang tidak terhubung secara langsung. Static routes harus dikonfigurasi pada
router untuk end-to-end communication agar host pada jaringan yang berbeda dapat saling
berkomunikasi. Tampilkan table routing setelah melakukan konfigurasi static routes untuk melihat
perubahan pada table routing.

Task 1: Pengkabelan, Erase, and Reload the Routers.

Step 1: Lakukan pengkabelan jaringan yang sama seperti pada topologi.

Step 2: Bersihkan konfigurasi pada setiap Router.


Membersihkan konfigurasi pada setiap router menggunakan perintah erase startup-config dan
kemudian reload routers. Jawab no jika ditanyakan untuk menyimpan perubahan.

Task 2: Lakukan konfigurasi dasar Router.


Step 1: Gunakan global configuration commands.
Pada router, masuk ke global configuration mode dan lakukan perintah konfigurasi dasar, termasuk:
 hostname
 no ip domain-lookup
 enable secret

Step 2: Lakukan konfigurasi console dan virtual terminal line passwords pada setiap router.
password
login

Step 3: Tambahkan perintah logging synchronous pada console dan virtual terminal lines.

Perintah ini sangat menolong pada praktikum. Gunakan syntax berikut:

Router(config-line)#logging synchronous

Perintah logging synchronous command mencegah IOS messages dikirimkan ke console atau
Telnet lines menginterupsi input dari keyboard anda.
Contohnya, anda mungkin sudah menjumpai hal seperti contoh dibawah ini:
Note: Jangan dulu melakukan konfigurasi R1.

R1(config)#interface fastethernet 0/0


R1(config-if)#ip address 172.16.3.1 255.255.255.0
R1(config-if)#no shutdown
R1(config-if)#descri
*Mar 1 01:16:08.212: %LINK-3-UPDOWN: Interface FastEthernet0/0, changed state
to up
*Mar 1 01:16:09.214: %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface
FastEthernet0/0, changed state to upption
R1(config-if)#

IOS mengirimkan pesan yang tidak dinginkan ke console ketika anda mengaktifkan interface dengan
perintah no shutdown. Tetapi, perintah berikut yang anda berikan (dalam hal ini, description)
4
dinterupsi oleh pesan tersebut. Perintah logging synchronous menyelesaikan masalah tersebut
dengan mengkopi perintah yang anda masukan kebagian bawah pada prompt berikutnya.

R1(config)#interface fastethernet 0/0


R1(config-if)#ip address 172.16.3.1 255.255.255.0
R1(config-if)#no shutdown R1(config-if)#description
*Mar 1 01:28:04.242: %LINK-3-UPDOWN: Interface FastEthernet0/0, changed state
to up
*Mar 1 01:28:05.243: %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface
FastEthernet0/0, changed state to up
R1(config-if)#description <-- Keyboard input copied after message
R1 yang dintujukan disini adalah contohnya. Tambahkan logging synchronous ke console dan virtual
terminal lines pada semua router.

R1(config)#line console 0
R1(config-line)#logging synchronous
R1(config-line)#line vty 0 4
R1(config-line)#logging synchronous

Step 4: Tambahkan perintah exec-timeout pada console dan virtual terminal lines.
Untuk menseting interval yang digunalan EXEC command interpreter untuk menunggu sampai input dari user
dideteksi, kita bisa menggunakan perintah exec-timeout line configuration. Jika tidak ada input yang
dideteksi selama interval tersebut, maka fasilitas EXEC mengulangi lagi koneksi yang ada. Jika tidak ada
koneksi yang terjadi juga, maka fasilitas EXEC akan mengembalikan terminal ke kondisi idle dan
memeutuskan koneksi session yang berikut. Perintah ini memampukan anda untuk mengontrol jumlah waktu
dimana console ataupun terminal dapat menjadi idle sebelum session diputuskan. Syntax nya adalah
sebagai berikut:
Router(config-line)#exec-timeout minutes [seconds]

Deskripsi Syntax:

minutes—Bilangan bulat yang menjelaskan waktu dalam menit.

seconds—(Pilihan) Interval waktu tambahan dalam detik.

Dalam praktikum, anda dapat menentukan “no timeout” dengan memberikan perintah exec-timeout 0 0.
Perintah ini sangat menolong karena default timeout untuk lines adalah 10 menit.
R1 yang ditunjukan disini hanyalah sebuah contoh.
Tambahkan exec-timeout 0 0 pada console dan virtual terminal lines pada Router.

R1(config)#line console 0
R1(config-line)#exec-timeout 0 0
R1(config-line)#line vty 0 4
R1(config-line)#exec-timeout 0 0

Task 3: Interpreting Debug Output.


Note: Jikan anda sudah mengkonfigurasi IP address pada R1, maka silahkan menghapus semua perintah
interface sekarang sebelum meneruskan. R1, R2 dan R3 harus dikonfigurasi setelah akhir Task 2 tanpa
mengkonfigurasi setiap interface.

5
Step 1: Pada R1 dari privileged EXEC mode, masukan perintah debug ip routing.
R1#debug ip routing
IP routing debugging is on

Perintah debug ip routing muncul ketika routes ditambahkan, diubah, dan dihapus dari table routing.
Contohnya, setiap kali anda berhasil mengkonfigurasi dan mengaktifkan sebuah interface, Cisco IOS
menambahkan sebuah route pada table routing. Kita dapat melihat hal ini dengan mengamati output dari
perintah debug ip routing.

Step 2: Masuk ke konfigurasi mode interface untuk interface LAN pada R1.
R1#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
R1(config)#interface fastethernet 0/0

Lakukan konfigurasi IP address seperti yang ditentukan pada topology diagram.


R1(config-if)#ip address 172.16.3.1 255.255.255.0
is_up: 0 state: 6 sub state: 1 line: 1 has_route: False
Segera setelah anda menekan tombol Enter, debug output dari Cisco IOS
akan memberitahukan anda bahwa sekarang sudah ada sebuah route
baru, tetapi kondisi nya adalah, False. Dengan kata lain, route tersebut
belum ditambahkan ke table routing. Mengapa hal ini terjadi dan langkah
apa yang harus diambil untuk menjamin bahwa route tersebut sudah
dimasukan ke dalam table routing?
____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

Step 3: Masukan perintah yang perlu untuk menginstal route pada table routing.
Setelah anda memasukan perintah yang tepat, anda seharusnya sudah dapat melihat output dari perintah
debug. Output anda mungkin agak sedikti berbeda dari contoh dibawah ini.
is_up: 1 state: 4 sub state: 1 line: 1 has_route: False
RT: add 172.16.3.0/24 via 0.0.0.0, connected metric [0/0]
RT: NET-RED 172.16.3.0/24
RT: NET-RED queued, Queue size 1
RT: interface FastEthernet0/0 added to routing table
%LINK-3-UPDOWN: Interface FastEthernet0/0, changed state to up is_up:
1 state: 4 sub state: 1 line: 1 has_route: True
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/0, chan
ged state to up is_up: 1 state: 4 sub state: 1 line: 1 has_route:
True is_up: 1 state: 4 sub state: 1 line: 1 has_route: True

Jaringan baru yang baru saja dikonfigurasi pada interface LAN sudah ditambahkan pada table routing. Seperti
yang ditunjukan pada output yang dihighlight.
Jika anda tidak melihat route yang ditambahkan pada table routing, maka interface tersebut tidak akan muncul.
Gunakan proses berikut untuk melakukan troubleshoot koneksi yang anda buat:
1. Cek koneksi secara fisik pada interface LAN.
Apakah interface yang tepat yang dihubungkan? ________
Router anda mungkin memiliki lebih dari satu interface LAN. Apakah anda sudah menghubungkan
interface LAN yang tepat? ________
6
Interface tidak akan muncul kecuali kalau router mendeteksi sinyal carrier pada lapisan fisik dari
perangkat yang lain. Apakah interface tersebut terhubung dengan perangkat yang lain seperti hub,
switch atau PC? ________
2. Cek lampunya. Apakah lampunya mati hidup? ________
3. Cek pengkabelan. Apakah kabel yang benar yang terhubung ke router tersebut? ________
4. Apakah interface sudah diaktifkan? ________
Jika anda dapat menjawab Ya pada pertanyaan diatas maka intrefacenya akan muncul.
Step 4: Masukan perintah untuk memeriksa bahwa route yang baru sudah berada pada table routing.
Output yang anda hasilkan harus sama seperti output berikut. Sekarang seharusnya ada satu route pada table
R1. Perintah apa yang anda gunakan?
R1#______________________________________
Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP
D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area
N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2 E1
- OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP
i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, ia - IS-IS inter area
* - candidate default, U - per-user static route, o - ODR
P - periodic downloaded static route

Gateway of last resort is not set

172.16.0.0/24 is subnetted, 1 subnets


C 172.16.3.0 is directly connected, FastEthernet0/0

Step 5: Masuk ke interface configuration mode untuk WAN interface pada R1 yang terhubung ke R2.
R1#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
R1(config)#interface Serial 0/0/0

Lakukan konfigurasi IP address seperti yang ditentukan pada Topology Diagram.


R1(config-if)#ip address 172.16.2.1 255.255.255.0 is_up:
0 state: 0 sub state: 1 line: 0 has_route: False
Segera setelah anda menekan tombol Enter, Output dari Cisco IOS debug akan menunjukan bahwa sudah
ada satu route, tetapi kondisinya adala False. Karena R1 adalah sisi DCE, kita harus menentukan
seberapa cepat bit-bit di clock diantara R1 dan R2.

Step 6: Masukan perintah clock rate pada R1.

Anda dapat memberikan kecepatan clocking valid apapun. Gunakan ? untuk mendapatkan rate yang valid.
Disini kita gunakan 64000 bps.
R1(config-if)#clock rate 64000
is_up: 0 state: 0 sub state: 1 line: 0 has_route: False
Beberapa versi IOS menunjukan output seperti yang ditunjukan diatas setiap 30 detik. Mengapa kondisi route
masih False? Langkah apa yang harus diambil untuk meyakinkan anda bahwa interface sudah dikonfigurasi
seluruhnya?
_______________________________________________________________________

Step 7: Perintah apa yang harus diberikan untuk mejamin bahwa interface sudah dikonfigurasi dengan
baik.
7
R1(config-if)#_____________________________
Setelah memasukan perintah yagn tepat, anda akan melihat debug output seperti contoh berikut:
is_up: 0 state: 0 sub state: 1 line: 0 has_route: False
%LINK-3-UPDOWN: Interface Serial0/0/0, changed state to down

Tidak seperti melakukan konfigurasi pada LAN interface, mengkonfigurasi WAN secara full tidak selalu
menjamin bahwa route akan dimasukan ke table routing, bahkan jika koneksi kabel anda sudah benar. Sisi
lain dari WAN link harus dikonfigurasi juga.
Step 8: Jika memungkinkan, buatlah koneksi dengan menggunakan terminal yang terpisah dengan koneksi
console ke R2 dari workstation yang lain. Dengan melakukan ini, anda dapat mengamati output debug
pada R1 ketika ada perubahan yang anda lakukan pada R2. Anda juga bisa menghidupkan debug ip
routing pada R2.
R2#debug ip routing
IP routing debugging is on

Masuk ke mode konfigurasi interface untuk WAN interface dari R2 yang terhubung ke R1.
R2#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
R2(config)#interface serial 0/0/0

Lakukan konfigurasi IP address seperti yang ditentukan pada Topology Diagram.


R2(config-if)#ip address 172.16.2.2 255.255.255.0 is_up:
0 state: 6 sub state: 1 line: 0

Step 9: Masukan perintah yang diperlukan untuk menjamin bahwa interface sudah dikonfigurasi
dengan secara lengkap.
R2(config-if)#_____________________________
Setelah memasukan perintah yagn tepat, anda akan melihat debug output seperti contoh berikut:
is_up: 0 state: 4 sub state: 1 line: 0
%LINK-3-UPDOWN: Interface Serial0/0/0, changed state to up is_up:
1 state: 4 sub state: 1 line: 0
RT: add 172.16.2.0/24 via 0.0.0.0, connected metric [0/0]
RT: interface Serial0/0/0 added to routing table is_up: 1
state: 4 sub state: 1 line: 0
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Serial0/0/0, changed state to
up is_up: 1 state: 4 sub state: 1 line: 0
Jaringan baru yang anda konfigurasi pada WAN interface sekarang sudah ditambahkan pada table routing,
seperti yang ditunjukan pada output yang dihighlight.
Jika anda tidak melihat route yang ditambahkan pada table routing, maka interface tersebut tidak akan muncul.
Gunukan proses berikut untuk melakukan troubleshoot koneksi yang anda buat:
1. Periksa koneksi fisik antara interface dua WAN untuk R1 dan R2.
Apakah interface yang benar yang sedang terhubung? ________
Router anda mungkin memiliki lebih dari satu WAN interface. Apakah anda menghubungkan interface
WAN yang tepat?________
Sebuah interface tidak akan muncul kecuali kalau interface tersebut mendeteksi sebuah link pada
lapisan fisik dari perangkat yang lain. Apakah interface tersebut terhubung ke interface router
yang lain? ________
2. Periksa lampu link. Apakah semua lampu link mati hidup? ________

8
3. Periksa pengkabelannya. R1 harus berada pada sisi DCE dari kabel yang menghubungkan dua router
dan R2 berada pada sisi DTE dari kabel tersebut. Apakah kabel yang tepat yang terhubung ke router?
________
4. Apakah interfacenya sudah diaktifkan? ________
JIka semua jawaban dari pertanyaan di atas adalah Ya, maka interface nya akan muncul.
Step 10: Masukan perintah untuk memeriksa bahwa route baru sudah ada pada table routing untuk R1
dan R2.
Output yang peroleh harus sama seperti output berikut. Sudah seharusnya ada dua route dalam table
routing untuk R1 dan satu route pada table routing R2. Perintah apa yang anda gunakan?
R1#_________________________________
Codes: C - connected, S - static, R - RIP, M - mobile, B - BGP
D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area
N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2 E1 -
OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2 i - IS-IS, su - IS-IS
summary, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2 ia - IS-IS inter area,
* - candidate default, U - per-user static route o - ODR, P - periodic
downloaded static route

Gateway of last resort is not set

172.16.0.0/24 is subnetted, 2 subnets


C 172.16.2.0 is directly connected, Serial0/0/0
C 172.16.3.0 is directly connected, FastEthernet0/0

R2#_________________________________
Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP
D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area
N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2
E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP
i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, ia - IS-IS inter area
* - candidate default, U - per-user static route, o - ODR
P - periodic downloaded static route

Gateway of last resort is not set

172.16.0.0/24 is subnetted, 1 subnets


C 172.16.2.0 is directly connected, Serial0/0/0

Step 11: Matikan debugging pada kedua router menggunakan apakah perintah no debug ip
routing atau undebug all.
R1(config-if)#end
R1#no debug ip routing
IP routing debugging is off

Task 4: Selesaikan konfigurasi interface router

Step 1: Lakukan konfigurasi yang belum selesai pada interface R2.

Selesaikan konfigurasi yang belum selesai pada interface R2 sesuai dengan topology diagram dan
Addressing Table.
9
Step 2: Lakukan konfigurasi Interface pada R3

Lakukan konfigurasi yang perlu pada R3 susai dengan Topology Diagram dan Addressing Table.

Task 5: Mengkonfigurasi IP Addressing pada Host PCs.

Step 1: Mengkonfigurasi host PC1.


Lakukan konfigurasi host PC1 dengan IP address 172.16.3.10/24 dan default gateway 172.16.3.1.

Step 2: Mengkonfigurasi host PC2.


Lakukan konfigurasi host PC2 dengan IP address of 172.16.1.10/24 dan default gateway 172.16.1.1.

Step 3: Mengkonfigurasi host PC3.


Lakukan konfigurasi host PC3 dengan IP address of 192.168.2.10/24 dan default gateway 192.168.2.1.

Task 6: Tes and Verifikasi konfigurasi.

Step 1: Tes connectivity.


Tes connectivity dengan melakukan ping dari setiap host ke default gateway yang sudah dikonfigurasi untuk
host tersebut.
Dari host PC1, apakah memungkinkan untuk ping ke default gateway? ________
Dari host PC2, apakah memungkinkan untuk ping ke default gateway? ________
Dari host PC3, apakah memungkinkan untuk ping ke default gateway? ________
Jika jawabannya adalah no untuk setiap pertanyaan diatas, maka troubleshoot dapat dilakukan dengan proses
berikut:
1. Periksa pengkabelan.
Apakah PC terkoneksi secara fisik ke router yang tepat? ________
(Koneksi dapat dilakukan melalui switch atau secara langsung)
Apakah lampu link mati hidup pada semua ports? ________
2. Periksa konfiguras PC. Apakah PC sudah dikonfigurasi sesuai topologi atau belum? ________
3. Periksa interface router menggunakan perintah show ip interface brief. Apakah semua
interface yang dimaksud berada pada kondisi up dan up? ________
Jika semua jawaban untuk ketiga proses diatas adalah Ya, anda seharusnya sudah berhasil melakukan ping
ke default gateway.

Step 2: Gunakan perintah ping untuk tes connectivity antara router yang terhubung secara langsung.
Dari router R2, Apakah bisa ping ke R1 pada 172.16.2.1? ________
Dari router R2, Apakah bisa ping ke R3 pada 192.168.1.1? ________

10
Jika jawaban dari pertanyaan di atas adalah Tidak, maka anda dapat melakukan troubleshoot
konfigurasi untuk menemukan error dengan menggunakan proses berikut:
1. Periksa pengkabelan.
Apakah router-router terkoneksi secara fisik?________
Are link lights blinking on all relevant ports? ________
2. Periksa konfigurasi router.
Apakah konfigurasi setiap router sudah cocok dengan Topology Diagram? ________
Apakah anda sudah mengkonfigurasi perintah clock rate pada sisi DCE dari link tersebut?
________
3. Apakah interface tersebut sudah diaktifkan? ________
4. Periksa interface router menggunakan perintah show ip interface brief. Apakah
interface tersebut dalam kondisi up dan up? ________
Jika jawaban anda untuk ketiga proses diatas adlaah Ya, anda seharusnya sudah bisa untuk
melakukan ping dari R2 ke R1 dan dari R2 ke R3.

Step 3: Gunakan ping untuk memeriksa connectivity diantara perangkat devices yang tidak
terhubung secara langsung.
Dari host PC3, Apakah memungkinkan untuk ping ke host PC1? ________
Dari host PC3, Apakah memungkinkan untuk ping ke host PC2? ________
Dari host PC2, Apakah memungkinkan untuk ping ke host PC1? ________
Dari router R1, Apakah memungkinkan untuk ping ke router R3? ________

Ping yang dilakukan akan gagal. Mengapa demikian?

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

Task 7: Mengumpulkan informasi konfigurasi jaringan.

Step 1: Periksa status interfaces.


Periksa status interface pada seiap router dengan perintah show ip interface brief. Output
berikut adalah untuk R2.
R2#show ip interface brief
Interface IP-Address OK? Method Status
Protocol FastEthernet0/0 172.16.1.1 YES manual up
up
FastEthernet0/1 unassigned YES unset administratively down
down
Serial0/0/0 172.16.2.2 YES manual up
up Serial0/0/1 192.168.1.2 YES manual up
up
Vlan1 unassigned YES manual administratively down
down
Apakah semua interface yang bersangkutan pada pada setiap router sudah diaktifkan (dengan kata lain,
berada pada kondisi up and up)? ________
Berapa banyak interface yang diaktifkan pada R1 dan R3? _______
Mengapa ada tiga interface yang aktif pada R2?______________________________________
_________________________________________________________________________________
Step 2: Menampilkan informasi table routing untuk ketiga router.
R1#________________________________
Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP
D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area
N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2 E1
- OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP i - IS-
IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, ia - IS-IS inter area
* - candidate default, U - per-user static route, o - ODR
P - periodic downloaded static route

Gateway of last resort is not set

172.16.0.0/24 is subnetted, 2 subnets


C 172.16.2.0 is directly connected, Serial0/0/0
C 172.16.3.0 is directly connected, FastEthernet0/0
Jaringan apa yang ada pada Topology Diagram tetapi tidak dalam table routing R1?
____________________________________________________________________
R2#_________________________________
Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP
D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF
inter area N1 - OSPF NSSA external type 1, N2
- OSPF NSSA external type 2 E1 - OSPF
external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP
i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, * - candidate
default U - per-user static route, o - ODR

Gateway of last resort is not set

172.16.0.0/24 is subnetted, 2 subnets


C 172.16.1.0 is directly connected, FastEthernet0/0
C 172.16.2.0 is directly connected, Serial0/0/0
C 192.168.1.0/24 is directly connected,
Serial0/0/1
Jaringan apa yang ada pada Topology Diagram tetapi tidak dalam tabel routing R2?

____________________________________________________________________

R3#_________________________________
Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP
D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area N1
- OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2 E1 -
OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP i - IS-
IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, * - candidate default
U - per-user static route, o - ODR
Gateway of last resort is not set

C 192.168.1.0/24 is directly connected, Serial0/0/1


C 192.168.2.0/24 is directly connected,
FastEthernet0/0
Jaringan apa yang ada pada Topology Diagram tetapi tidak dalam table routing R3?
____________________________________________________________________
Mengapa semua jaringan tidak berada pada table routing dari setiap router?
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________

Apa yang dapat ditambahkan pada jaringan sehingga perangkat-perangkat yang tidak terhubung
secara langsung dapat ping satu dengan yang lain?
_________________________________________________________________________

Task 8: Mengkonfigurasi Static Route menggunakan Next-Hop Address.

Step 1: Untuk mengkonfigurasi static routes dengan next-hop yang sudah ditentukan, gunakan
syntax berikut:
Router(config)# ip route network-address subnet-mask ip-address

network-address:—Alamat jaringan tujuan dari remote network (jaringan yang jauh)


ditambahkan ke table routing.
subnet-mask—Subnet mask dari jaringan yang jauh ditambahkan ke table routing.
Subnet mask dapat dimodifikasi untuk menghubungkan suatu grup jaringan.

ip-address—Umumnya mengacu ke Ip address dari next-hop router.

Pada R3, lakukan konfiurasi static route pada jaringan 172.16.1.0 menggunakan Serial 0/0/1
interface dari R2 sebagai alamat next-hop.
R3(config)#ip route 172.16.1.0 255.255.255.0 192.168.1.2
R3(config)#

Step 2: Tampilkan table routing untuk verifikasi static route yang baru.
Perhatikan bahwa route diberikan kode S, yang artinya adalah route tersebut adalah static route.
R3#____________________________
_____
Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP
D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area
N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2 E1
- OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP i - IS-
IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, * - candidate default
U - per-user static route, o - ODR

Gateway of last resort is not set

172.16.0.0/24 is subnetted, 1 subnets


S 172.16.1.0 [1/0] via 192.168.1.2
C 192.168.1.0/24 is directly connected, Serial0/0/1
C 192.168.2.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0
R3#

Dengan memasukan route ini pada table routing, setiap paket yang cocok dengan 24 left-most
bits pertama dari 172.16.1.0/24 akan diteruskan ke next-hop router pada 192.168.1.2.
Interface apa yang akan digunakan R3 untuk meneruskan paket ke jaringan 172.16.1.0/24?
____________
Asumsi bahwa paket berikut sudah tiba pada R3 dengan alamat tujuan yang sudah ditandai.
Akankah R3 membuang paket tersebut atau meneruskannya? Jika R3 meneruskan paket
tersebut, dengan interface apakah R3 akan mengirim paket tersebut?
Packet Destination IP Discard or Forward? Interface
1 172.16.2.1 _________ _________

2 172.16.1.10 _________ _________

3 192.168.1.2 _________ _________

4 172.16.3.10 _________ _________

5 192.16.2.10 _________ _________

Meskipun R3 akan meneruskan paket ke tujuan karena ada route, itu tidak berarti bahwa paket
tersebut akan sampai dengan aman di alamat tujuan.

Step 3: Gunakan ping untuk melihat connectivity anatar host PC3 dan host PC2.
Dari host PC3, apakah memungkinkan untuk ping ke host PC2? ________
Ping yang dilakukan tidak akan berhasil. Ping tersebut akan sampai pada PC2 jika anda sudah
mengkonfigurasi dan memeriksa semua perangkat seperti pada Task 7, “The pings will arrive at
PC2 if you have configured and verified all devices through Task 7, “mengumpulkan informasi
jaringan.” PC2 akan mengirim reply kembali ke PC3. Tetapi, ping reply tersebut akan dibuang
pada R2 karena R2 tidak memiliki route kemabli ke jaringan 192.168.2.0 pada table routing.

Step 4: pdaa router R2, lakukan konfigurasi static route untuk menjangkau jaringan 192.168.2.0.
Next-hop address apakah yang akan digunakan oleh R2untuk mengirim paket ke jaringan
192.168.2.0/24?
R2(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 ________________
R2(config)#

Step 5: Tampilkan table routing untuk melihat masukan static route yang baru.
Ingat bahwa route tersebut dikodekan dengan S, yang berarti route tersebut adalah static route.
R2#____________________________
_____
Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP
D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area
N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2 E1
- OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP i - IS-
IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, * - candidate default
U - per-user static route, o - ODR
Gateway of last resort is not set

172.16.0.0/24 is subnetted, 2 subnets


C 172.16.1.0 is directly connected, FastEthernet0/0
C 172.16.2.0 is directly connected, Serial0/0/0
C 192.168.1.0/24 is directly connected, Serial0/0/1
S 192.168.2.0/24 [1/0] via
192.168.1.1 R2#

Step 6: Use ping to check connectivity between the host PC3 and the host PC2.
Dari host PC3, apakah memungkinkan untuk ping host PC2? ________
Ping ini akan berhasil.

Task 9: Mengkonfigurasi Static Route menggunakan Exit Interface.


Untuk mengkonfigurasi static routes dengan exit interface yang sudah ditentukan, gunakan syntax
berikut:
Router(config)# ip route network-address subnet-mask exit-interface

network-address— Alamat jaringan tujuan dari remote network (jaringan yang jauh)
ditambahkan ke table routing.
subnet-mask— Subnet mask dari jaringan yang jauh ditambahkan ke table routing.
Subnet mask dapat dimodifikasi untuk menghubungkan suatu grup jaringan
exit-interface—Interface sebagai jalan keluarnya paket ke jaringan tujuan.

Step 1: On the R3 router, configure a static route.


Pada router R3, lakukan konfigurasi static route dengan jaringan 172.16.2.0 network
menggunakan Serial 0/0/1 interface dari router R3 sebagai exit interface.
R3(config)#ip route 172.16.2.0 255.255.255.0 Serial0/0/1
R3(config)#

Step 2: Tampilkan table routing untuk memeriksa static route yang baru.
R3#________________________________
Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP
D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area
N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2 E1
- OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP i - IS-
IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, * - candidate default
U - per-user static route, o - ODR

Gateway of last resort is not set

172.16.0.0/24 is subnetted, 2 subnets


S 172.16.1.0 [1/0] via 192.168.1.2
S 172.16.2.0 is directly connected, Serial0/0/1
C 192.168.1.0/24 is directly connected, Serial0/0/1
C 192.168.2.0/24 is directly connected,
FastEthernet0/0 R3#
Gunakan perintah show running-config untuk memeriksa static route yang sedang
dikonfigurasi pada R3.

R3#show running-config
Building configuration...

<output
omitted> !
hostnam
e R3 !
interface FastEthernet0/0 ip
address 192.168.2.1
255.255.255.0 ! interface
Serial0/0/0 no ip address
shutdown
! interface Serial0/0/1 ip
address 192.168.1.1
255.255.255.0 !
ip route 172.16.1.0 255.255.255.0
192.168.1.2 ip route 172.16.2.0
255.255.255.0 Serial0/0/1 ! end
Bagaiamana cara anada menghapus salah satu dari route dari konfigurasi yang ada?
_____________________________________________________________________________

Step 3: mengkonfigurasi Router R2 dengan static route.


Pada router R2, lakukan konfigurasi static route ke jaringan 172.16.3.0 menggunakan interface
Serial 0/0/0 dari router R2 sebagai exit interface.
R2(config)#ip route 172.16.3.0 255.255.255.0 Serial0/0/0
R2(config)#

Step 4: Tampilkan table routing untuk melihat stati route baru yang sudah ada.
R2#_________________________________

Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP


D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter
area N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA
external type 2 E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF
external type 2, E - EGP
i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, * - candidate
default U - per-user static route, o - ODR

Gateway of last resort is not set

172.16.0.0/24 is subnetted, 3 subnets


C 172.16.1.0 is directly connected, FastEthernet0/0
C 172.16.2.0 is directly connected, Serial0/0/0
S 172.16.3.0 is directly connected, Serial0/0/0
C 192.168.1.0/24 is directly connected, Serial0/0/1
S 192.168.2.0/24 [1/0] via 192.168.1.1
R2#
Sampai pada poin ini, R2 memiliki table routing yang lengkap dengan route yang valid ke semua lima
jaringan seperti yang ditunjukan pada topology diagram.
Apakah ini berarti R2 dapat menerima ping balasan dari semua alamat tujuan seperti pada topology
diagram? ________
Mengapa atau mengapa tidak?
_______________________________________________________________________

_______________________________________________________________________

Step 5: Gunakan ping untuk melihat connectivity antara host PC2 dan PC1.
Ping ini akan gagal karena router R1 tidak memiliki route balik ke jaringan 172.16.1.0 pada table routing.
Task 10: Mengkonfigurasi Default Static Route.
Pada langkah sebelumnya, anda mengkonfigurasi jaringan untuk spesifik route tujuan. Tetapi apakah
anda bisa untuk melakukan ini pada setiap route di Internet?Tidak. Router dan anda akan melakukan
pekerjaan yang banyak. Untuk meminimize ukuran dari table routing, tambahkan default static route.
Router menggunakan default static route ketika tidak ada route yang lebih spesifik ke tujuan.
Daripada mengisi table routing R1 dengan static routes, kita dapat mengasumsikan bahwa R1 adalah
stub router. Hal ini artinya R2 adalah default gateway untuk R1. Jika R1 memiliki paket untuk di kirim
dan tidak termasuk pada salah satu dari jaringan yang terhubung langsung ke R1, R1 akan
mengirimkan paket tersebut ke R2. Tetapi, kita harus secara eksplisit mengkonfigurasi R1 dengan
default route sebelum R1 akan mengirimkan paket dengan tidak ada tujuan ke R2. Sebaliknya, R1
dmembuang paket yang tidak memiliki tujuan.
To configure a default static route, use the following syntax:
Router(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 { ip-address |
interface }

Step 1: Configure the R1 router with a default route.


Mengkonfigurasi router R1 dengan default route menggunakan Configure the R1 router with a
default route using pilihan interface pada Serial 0/0/0 dari R1 sebagai next-hop interface.
R1(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 172.16.2.2
R1(config)#

Step 2: Tampilkan table routing untuk melihat static route yang baru.

R1#________________________________
Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP
D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter
area N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA
external type 2 E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF
external type 2, E - EGP
i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, * - candidate
default U - per-user static route, o - ODR

Gateway of last resort is 172.16.2.2 to network 0.0.0.0

172.16.0.0/24 is subnetted, 2 subnets


C 172.16.2.0 is directly connected, Serial0/0/0
C 172.16.3.0 is directly connected, FastEthernet0/0
S* 0.0.0.0/0 [1/0] via 172.16.2.2
R1#

Perhatikan bahwa router R1 sekarang memiliki default route, gateway of last resort, and dan akan
mengirimkan semua traffic yang tidak dikenal keluar dari Serial 0/0/0, yang terkoneksi ke R2.

Step 3: Gunakan ping untuk melihat connectivity antara host PC2 dan PC1.
Dari host PC2, apakah memungkinkan untuk ping host PC1? ________
Ping ini akan berhasil karena Router R1 dapat kembalikan paket menggunakan default route.
Dari host PC3, apakah memungkinkan untuk ping host PC1? ________
Apakah ada route ke jaringan 172.16.3.0 dalam table routing pada router R3? ________
Task 11: Mengkonfigurasi Summary Static Route.
Kita dapat mengkonfigurasi static route yang lainpada R3 untuk jaringan 172.16.3.0. Tetapi, kita
sudah memiliki dua static route ke 172.16.2.0/24 dan 172.16.1.0/24. Karena jaringan ini sangat
dekat, kita dapat mengelompokan mereka ke dalam satu route. Melakukan hal ini akan
mengurangi ukuran table routing, yang mebuat proses lookup route lebih efisien.
Melihat tiga jaringan pada level biner, kita dapat melihat batasan yang sama pada bit ke 22 dihitung dari
kiri.
172.16.1.0 10101100.00010000.00000001.00000000
172.16.2.0 10101100.00010000.00000010.00000000
172.16.3.0 10101100.00010000.00000011.00000000

Bagian prefix tersebut termasuk 172.16.0.0, karena jika kita membuat nol semua bits ke bagian
kanan dari bit ke-22 maka 172.16.0.0 akan menjadi suatu prefix.
Prefix 172.16.0.0

Untuk mebuat mask ke-22 bit pertama, kita gunakan mask dengan 22 bit dibuat menajdi satu dari kiri ke
kanan:
Bit Mask
11111111.11111111.11111100.00000000
Mask ini, dalam format dotted-decimal, adalah…
Mask 255.255.252.0

Step 1: Mengkonfigurasi summary static route pada R3.


Jaringan yang digunakan pada summary route adalah 172.16.0.0/22.
R3(config)#ip route 172.16.0.0 255.255.252.0 192.168.1.2

Step 2: Periksalah bahwa summary route sudah dimasukan pada table routing.
R3#________________________________
Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP
D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter
area N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA
external type 2 E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF
external type 2, E - EGP
i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, ia - IS-IS
inter area
* - candidate default, U - per-user static route, o - ODR
P - periodic downloaded static route

Gateway of last resort is not set

172.16.0.0/16 is variably subnetted, 3 subnets, 2 masks


S 172.16.0.0/22 [1/0] via 192.168.1.2
S 172.16.1.0/24 [1/0] via 192.168.1.2
S 172.16.2.0/24 is directly connected,
Serial0/0/1
C 192.168.1.0/24 is directly connected, Serial0/0/1
C 192.168.2.0/24 is directly connected,
FastEthernet0/0
Mengkonfigurasi summary route pada R3 tidak menghilangkan static routes yang sudah
dikonfigurasi sebelumnya karena routes ini lebih spesifik. Keduanya menggunakan /24 mask,
sedangkan summary yang baru akan menggunakan /22 mask. Untuk mengurangi ukuran table
routing, kita dapat menghapus kedua routes yang lebih spesifik /24 routes.

Step 3: Menghapus static routes pada R3.


Hapus dua static routes yang sudah dikonfigurasi pada R3 dengan menggunakan perintah no
R3(config)#no ip route 172.16.1.0 255.255.255.0 192.168.1.2
R3(config)#no ip route 172.16.2.0 255.255.255.0 Serial0/0/1
Step 4: Periksa bahwa routes tersebut tidak berada pada table routing.
R3#_________________________________
Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP
D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF
inter area N1 - OSPF NSSA external type 1, N2
- OSPF NSSA external type 2 E1 - OSPF external
type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP i -
IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, ia -
IS-IS inter area
* - candidate default, U - per-user static route, o - ODR
P - periodic downloaded static route

Gateway of last resort is not set

172.16.0.0/22 is subnetted, 1 subnets


S 172.16.0.0 [1/0] via 192.168.1.2
C 192.168.1.0/24 is directly connected, Serial0/0/1
C 192.168.2.0/24 is directly connected,
FastEthernet0/0
Sekarang R3 hanya memiliki satu route ke setiap host yang termasuk ke jaringan 172.16.0.0/24,
172.16.1.0/24, 172.16.2.0/24, dan 172.16.3.0/24. Traffic yang diperuntukan untuk jaringan-
jaringan tersebut akan dikirim ke R2 pada 192.168.1.2.
Step 5: Gunakan ping untuk melihat connectivity diantara host PC3 dan PC1.
Dari host PC3, apakah mungkin untuk melakukan ping ke host PC1? ________
Ping ini akan berhasil karena sudah ada route ke jaringan 172.16.3.0 pada router R3, dan router
R1 dapat mengembalikam paket menggunakan default route.
D. PRAKTIKUM

Topology Diagram

Addressing Table
Device Interface IP Address Subnet Mask Default Gateway

Fa0/0 N/A
BRANCH
S0/0/0 N/A
Fa0/0 N/A
HQ S0/0/0 N/A
S0/0/1 209.165.201.2 255.255.255.252 N/A
Fa0/0 209.165.200.225 255.255.255.224 N/A
ISP
S/0/0/1 209.165.201.1 255.255.255.252 N/A
PC1 NIC
PC2 NIC

Web 209.165.200.225
NIC 209.165.200.253 255.255.255.224
Server

Skenario
Dalam praktikum ini, anda akan diberikan alamat jaringan yang harus disubnet untuk melengkapi
pengalamatan jaringan seperti diberikan pada. Pengalamatan untuk LAN yang terhubung ke router ISP
dan link antara HQ dan ISP routers sudah lengkap. Static routes juga perlu dikonfigurasi sehainga host
jaringan yang tidak terhubung secara langsung akan mampu untuk saling berkomunikasi satu dengan
yang lainnya.
Task 1: Melakukan Subnet alamat jaringan.

Step 1: Memeriksa keperluan jaringan.


Pengalamatan untuk LAN yang terhubung ke router ISP dan link antara HQ dan ISP router sudah
dilakukan. Anda diberikan alamat 192.168.2.0/24 untuk melengkapi perancanaan jaringan. Lakukan
subnetting pada jaringan tersebut untuk menyediakan IP address yang cukup untuk mendukung 60 hosts.

Step 2: Pertimbangkan pertanyaan-pertanyaan berikut ini saat mendesain jaringan anda:


Berapa banyak subnet yang perlu dibuat dari jaringan 192.168.2.0/24? __________
Apa saja alamat jaringan dari subnets yang terbentuk?
Subnet 0: ________________________________________
Subnet 1: ________________________________________
Subnet 2: ________________________________________
Subnet 3: ________________________________________
Apa subnet mask untuk jaringan-jaringan ini dalam format dotted decimal? ________________________
Apa subnet mask untuk jaringan dalam format slash? __________
Berapa banyak hosts yang dapat digunakan per subnet? __________

Step 3: Masukan alamat subnetwork ke Topology Diagram.


1. Masukan subnet 1 ke LAN yang terhubung ke HQ.
2. Masukan subnet 2 ke link WAN antara HQ dan BRANCH.
3. Masukan subnet 3 ke LAN yang terhubung BRANCH.
4. Subnet 0 akan digunakan untuk pengembangan jaringan waktu mendatang.

Task 2: Menentukan alamat interface.

Step 1: Masukan alamat yang tepat pada interface perangkat.


1. Masukan hosts address pertama yang valid di subnet 1 ke LAN interface pada HQ.
2. Masukan host address terakhir pada subnet 1 ke PC2.
3. Masukan host address pertama yang valid di subnet 2 ke WAN interface pada BRANCH.
4. Masukan host address yang valid kedua di subnet 2 ke WAN interface pada HQ.
5. Masukan host address yang pertama di subnet 3 ke LAN interface dari BRANCH.
6. Masukan host address terakhir yang valid di subnet 3 ke PC1.
Step 2: Tuliskan alamat yang digunakan pada table yang disediakan untuk Topology Diagram.

Task 3: Mempersiapkan jaringan.

Step 1: Hubungkan kabel jaringan yang sama perti topologi di atas.

Step 2: membersihkan konfigurasi yang sudah ada pada routers.

Task 4: Lakukan konfigurasi dasar Router.


Lakukanlah konfigurasi dasar pada router BRANCH, HQ, dan ISP sesuai dengan pentunjuk berikut:
1. Mengkonfigurasi hostname dari router.
2. Menonaktifkan DNS lookup.
3. Mengkonfigurasi password dari mode EXEC.
4. Mengkonfigurasi message-of-the-day banner.
5. Mengkonfigurasi password untuk koneksi console.
6. Mengkonfigurasi password untuk koneksi VTY.
7. Mensikronkan pesan yang tidak diinginkan dan output debug dengan output yang diinginkan dan
prompots untuk console dan virtual terminal lines.
8. Mengkonfigurasi EXEC timeout dengan 15 minutes.

Task 5: Mengkonfigurasi dan mengaktifkan Serial dan Ethernet Addresses.

Step 1: Mengkonfigurasi interface pada BRANCH, HQ, dan router ISP.


Mengkonfigurasi interface pada BRANCH, HQ, dan ISP routers dengan IP addresses dari table yang
disediakan dibawah topologi diagram. Ketika anda selesaikan konfigurasi, jangan lupa untuk menyimpan,
running configuration pada NVRAM dari router.

Step 2: Mengkonfigurasi Ethernet interfaces.


Mengkonfigurasi Ethernet interfaces pada PC1, PC2, dan Web Server dengan IP addresses dari tabel
yang disediakan tepat di bawah topology diagram.

Task 6: Memeriksa Connectivity Next-Hop Device.


Anda seharusnya belum memiliki connectivity diantara end devices. Tetapi, anda dapat melakukan tes
connectivity diantara dua routers, antara end devices dan default gateway nya.

Step 1: Memeriksa connectivity antara BRANCH dan HQ.


Pastikan bahwa BRANCH bisa ping melalui WAN link ke HQ sehinga HQ bisa ping melalui WAN link yang
dishare dengan ISP.

Step 2: Connectivity dari PC1, PC2 dan Web Server.


Psatikan bahwa PC1, PC2, dan Web Server bisa ping ke default gateway nya masing-masing.
Task 7: Mengkonfigurasi Static Routing pada BRANCH.

Step 1: Pikirkan tipe static routing yang dibutuhkan pada BRANCH.


Jaringan apa yang berada pada table routing BRANCH? Tuliskan jaringan dengan notasi slash
________________________________________
________________________________________

Jaringan apa yang hilang dari table routing BRANCH? Tuliskan jaringan dengan notasi slash.
________________________________________
________________________________________
________________________________________

Apakah satu summary route dapat dibuat untuk mengelompokan semua jaringan yang hilang?
__________
Berapa banyak WAN routes yang tersedia untuk traffic yang keluar dari LAN yang terhubung ke
BRANCH? __________

Step 2 Konfigurasi BRANCH dengan default static route yang menuju ke HQ.
Karena BRANCH adalah stub router, kita harus mengkonfigurasi BRANCH dengan default static route
yang menuju ke HQ. Catat perintah untuk mengkonfigurasi default static route menggunakan exit interface
yang tepat.
________________________________________________________________________________

Step 3 Tampilkan table routing dari BRANCH untuk memeriksa static route yang baru.
Anda seharusnya bias melihat Gateway of Last Resort pada BRANCH.
Tanpa melakukan percobaan terlebih dahulu, apakah anda pikir bahwa PC1 dapat berhasil melakukan
ping ke PC2? __________
Mengapa atau mengapa tidak?
___________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________

Task 8: Configure Static Routing on HQ.

Step 1: Pertimbangkan tipe static routing yang diperlukan pad HQ.


Jaringan apa yang muncul dalam table routing HQ? Tuliskan jaringan tersebut dengan notasi slash.
________________________________________
________________________________________
________________________________________

Jaringan apa yang hilang dari table routing HQ?Tuliskan jaringan tersebut dengan notasi slash
________________________________________
________________________________________
Apakah satu summary route dapat dibuat untuk mengelompokan semua jaringan yang hilang?
__________
HQ berada pada posisi yang unik sebagai hub router pada topology hub-and-spoke ini . Trafik dari
BRANCH LAN yang ditujukan ke internet harus melewati HQ. HQ harus mampu untuk mengirim setiap
trafik yang tidak memiliki route ke ISP. Route seperti apa yang anda perlu untuk mengkonfigurasi HQ
untuk dapat menyelesaikan masalah ini?
___________________________________________________________________________________
HQ juga merupakan perantara traffic dari internet yang ditujukan BRANCH LAN. Oleh karena itu, HQ
harus mampu untuk melakukan routing ke LAN tersebut. Route apa yang anda butuhkan untuk
mengkonfigurasi HQ untuk dapat menyelesaikan masalah ini?
___________________________________________________________________________________

Step 2: Mengkonfigurasi HQ dengan static route.


Mengkonfigurasi HQ dengan static route ke BRANCH LAN menggunakan Serial 0/0/0 interface dari HQ
sebagai exit interface. Tuliskan perintah yang anda gunakan.
___________________________________________________________________________________

Step 3: Mengkonfigurasi HQ dengan default static route.


Mengkonfigurasi HQ router dengan default static route yang menuju ke ISP menggunakan next-hop IP
address. Tuliskan perintah yang anda gunakan?
___________________________________________________________________________________

Step 4: Tampilkan table routing dari HQ untuk memeriksa static route yang baru.
Tanpa melakukan percobaan terlebih dahulu, apakah anda pikir bahwa PC1 dapat berhasil melakukan
ping? __________
Mengapa atau mengapa tidak?
___________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________
Tanpa melakukan percobaan terlebihdahulu, apakah anda pikir PC1atau PC2 akan berhasil melakukan
ping ke web server? __________
Mengapa atau mengapa tidak?
___________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________

Task 9: Lakukan konfigurasi Static Routing pada ISP.


Dalam implementasi topologi jaringan seperti ini di lapangan, anda tidak akan mengkonfigurasi ISP router.
Service provider anda yang akan melakukan connectivity yang diperlukan. Admin dari Service provider
adalah manusia dan dapat juga membuat kesalahan. Oleh karena itu, Sangat penting bagi anda untuk
memahami jenis-jenis kesalahan yang dilakukan admin ISP yang dapat menyebabkan jaringan anda
kehilang connectivity.
Step 1: Pertimbangkan tipe static routing yang diperlukan pada ISP.
Jaringan apa saja yang muncul pada table routing ISP? Tuliskan jaringan tersebut dengan notasi slash?
________________________________________
________________________________________

Jaringan apa yang hilang dari table routing ISP? Tuliskan jaringan tersebut dengan notasi slash.
________________________________________
________________________________________
________________________________________

Apakah satu summary route dapat dibuat untuk mengelompokan semua jaringan yang hilang?
__________

Step 2: Mengkonfigurasi ISP dengan summary static route.


Dengan menggunakan next-hop IP address, lakukanlah konfigurasi ISP dengan summary static route
yang mana termasuk didalamnya semua subnets yang hilang atau tidak muncul pada table routing.
Tuliskan perintah yang anda gunakan.
________________________________________________________________________________

Step 3: Tampilkan table routing untuk melihat static route baru.

Task 10: Melakukan verifikasi konfigurasi.


Jawab pertanyaan-pertanyaan berikut untuk memastikan bahwa jaringan sudah bekerja sesuai dengan
yang diharapkan:
Dari PC2, apakah bisa melakukan ping ke PC1? __________
Dari PC2, apakah bisa melakukan ping ke Web Server? __________
From PC1, apakah bisa melakukan ping ke Web Server? __________
Jawaban dari pertanyaan di atas harus Ya. Jika salah satu ping diatas gagal, lihat kembali koneksi fisik
dan konfigurasi jaringan. Untuk teknik troubleshooting anda bias melihat latihan-latihan sebelumnya.
Route apa yang muncul pada table routing dari router BRANCH?
________________________________________
________________________________________
________________________________________

Route apa yang ada pada table routing dari router HQ?
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
Route apa yang ada pada table routing dari router ISP?
________________________________________
________________________________________
________________________________________

Task 11: Refleksi


Jika default static route tidak dikonfigurasi pada BRANCH, berapa banyak static routes yang diperlukan
untuk hosts pada BRANCH LAN untuk berkomunikasi dengan semua jaringan pada topology diagram?
__________
Jika summary static route tidak dikanfigurasi pada ISP, ada berapa banyak static routes yang diperlukan
oleh hosts pada ISP LAN untuk berkomunikasi dengan semua jaringan dalam topology diagram?
__________

E. DAFTAR PUSTAKA
Johnson, Allan. 2008.”Routing Protocols and Concepts, CCNA Exploration Labs and Study
Guide”. Indianapolis USA: Cisco Press
Graziani, Rick, Johnson, Allan. 2008.”Routing Protocols and Concepts, CCNA Exploration
companion Guide”. Indianapolis USA: Cisco Press
Fiade, Andrew. 2013.”Simulasi Jaringan”. Yogyakarta: Graha Ilmu

Anda mungkin juga menyukai