Program BLT Sebagai Upaya Penanggulangan Kemisikinan

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

PROGRAM BANTUAN LANGSUNG TUNAI DANA DESA TAHUN 2022

SEBAGAI UPAYA DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Ilustrasi: https://www.jurnalbengkulu.com/diduga-mantan-kepala-pekon-kayu-ubi-kurangi-blt-dana-desa

I. PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara yang kaya raya dengan sumber daya alam, dan hal ini sudah diakui
oleh banyak negara di dunia. Sebelum merdeka banyak bangsa-bangsa asing seperti Portugis,
Spanyol, Inggris, Belanda dan Jepang yang mengeksploitasi kekayaan alam Indonesia.Selain
sumber daya alam yang berlimpah, Indonesia juga memiliki sumber daya manusia yang
jumlahnya pun besar.
Menurut orang ekonomi, seseorang yang kaya maka akan bertambah kaya karena dengan
harta kekayaan yang dimiliki ia dapat saja menginvestasikan uangnya tersebut untuk kemudian
mendapatkan keuntungan dari penanaman modal investasi tersebut. Namun ironisnya, Indonesia
yang kaya raya dengan sumber daya alam dan sumber daya manusia, justru menjadi negara dunia
ketiga. Banyak yang mengatakan bahwa Indonesia kini Kebijakan-Kebijakan Pemerintah dalam
Penanggulangan Kemiskinan dapat disamakan dengan Negara Ethiopia karena banyaknya
penduduk miskin di Indonesia1.
Kemiskinan adalah suatu kondisi yang selalu ada di setiap masa dan di setiap tempat. Telah
banyak upaya berbagai pihak untuk mengurangi jumlah kemiskinan, dari pihak terkecil (keluarga)
sampai dengan pihak terbesar (pemerintah). Namun, upaya tersebut bukanlah hal yang mudah

1
Yenny Salma, Kebijakan-Kebijakan Pemerintah Dalam Penanggulangan Kemiskinan. Fakultas Hukum
Universitas Esa Unggul. 2017

Tulisan Hukum – UJDIH BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat


untuk dilaksanakan. Secara istilah, kata kemiskinan berasal dari kata dasar miskin yang berarti
tidak berharta benda atau serba kekurangan. Sedangkan kemiskinan berarti keadaan miskin 2
Menurut Sajogyo kemiskinan adalah suatu tingkat kehidupan yang berada di bawah standar
kebutuhan hidup minimun yang ditetapkan berdasarkan atas kebutuhan pokok pangan yang
membuat orang cukup bekerja dan hidup sehat berdasar atas kebutuhan beras dan kebutuhan gizi 3.
Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial penting yang dihadapi oleh pemerintah.
Hal ini disebabkan bahwa kemiskinan akan menimbulkan masalah-masalah lainnya, seperti
kejahatan, penyakit, dan penjajahan oleh bangsa lain. Banyak hal yang menjadi penyebab
kemiskinan, antara lain pendidikan yang rendah, kesempatan kerja yang sempit, tidak meratanya
perekonomian, dan lain-lain. Tentunya hal ini tidak boleh dibiarkan oleh pemerintah.
Pada Maret 2020 pandemi Corona Virus Disease-2019 (COVID-19) resmi dinyatakan
masuk ke Indonesia. Sejak itu, penyebarannya semakin meluas dan berkembang di hampir seluruh
provinsi. Wabah ini diproyeksikan dapat menambah jumlah penduduk miskin Indonesia sekitar
3,6 juta jiwa pada akhir tahun 2020. Angka ini lebih tinggi dari data bulan September 2019 4.
Perkembangan pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) juga berpotensi
mengganggu aktivitas perekonomian di Indonesia. Salah satu implikasinya berupa penurunan
pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan dapat mencapai 4% (empat persen) atau lebih
rendah, tergantung kepada seberapa lama dan seberapa parah penyebaran pandemi Corona Virus
Disease 2019 (COVID-l9) mempengaruhi atau bahkan melumpuhkan kegiatan masyarakat dan
aktivitas ekonomi5.
Hal-hal tersebut tentunya perlu perhatian khusus dari pemerintah. Pemerintah dengan
lembaga-lembaga negara yang ada harus mampu untuk mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang
dapat dipergunakan untuk menanggulangi kemiskinan di masa pandemi yang semakin lama
semakin meningkat. Oleh karena itu, untuk menanggulangi dan mengurangi angka kemiskinan,
pemerintah mengeluarkan salah satu kebijakan yaitu program Bantuan Langsung Tunai (BLT)
atau disebut BLT-Dana Desa untuk mengurangi beban masyarakat miskin akibat dampak
COVID-19.

2
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, ”Kamus Besar Bahasa Indonesia”, Cet. 3, Balai Pustaka,
Jakarta, 1990.
3
Prayitno, Hadi & Lincolin Arsyad. Petani Desa dan Kemiskinan. BPFE Yogyakarta,1987
4
KOMPAK, Panduan Pendataan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa, Jakarta 2020. Hal.1
5
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020, Penjelasan Bag.I Umum

Tulisan Hukum – UJDIH BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat


II. PERMASALAHAN
Berdasarkan pendahuluan di atas permasalahan yang akan dibahas dalam tulisan hukum ini,
yaitu:
A. Apakah Bantuan Langsung Tunai Dana Desa?
B. Bagaimana Mekasnisme Pendataan Calon Penerima Bantuan Langsung Tunai Dana Desa?
C. Bagaimana Penyaluran Bantuan Langsung Tunai Dana Desa Tahun 2022?

III. PEMBAHASAN
A. Bantuan Langsung Tunai – Dana Desa
Dana Desa adalah bagian dari Transfer Keuangan Daerah (TKD) yang diperuntukkan
bagi desa dengan tujuan untuk mendukung pendanaan penyelenggaraan pemerintahan,
pelaksanaan pembangunan, pemberdayaan masyarakat, dan kemasyarakatan. 6 Pengertian
Bantuan Langsung Tunai Dana Desa secara harfiah terdiri atas dua kalimat yaitu Bantuan
Langsung Tunai Desa dan Dana Desa. Pengertian Bantuan Langsung Tunai Desa yang
selanjutnya disebut BLT Desa adalah pemberian uang tunai kepada keluarga miskin atau
tidak mampu di Desa yang bersumber dari Dana Desa untuk mengurangi dampak ekonomi
akibat adanya pandemi Corona Virus Disease 2019 ( COVID-19)7.
Sasaran dan lokasi pemberian Bantuan Langsung Tunai Dana Desa dilaksanakan di
wilayah Desa. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain
selanjutnya disebut Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/ atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia8.
Selanjutnya pelaksanaan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa dilaksanakan oleh
Pemerintah Desa. Pemerintah Desa adalah kepala desa atau yang disebut dengan nama lain
dibantu perangkat desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa 9.
Besaran BLT Desa sebagaimana dimaksud ditetapkan sebesar Rp300.000,00 (tiga ratus
ribu rupiah) untuk bulan pertama sampai dengan bulan kedua belas per keluarga penerima
manfaat10.

6
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 Pasal 1 angka 75
7
PMK Nomor 190/PMK.07/2021 Pasal 1 angka 33
8
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Pasal 1 angka 1
9
PMK Nomor 190/PMK.07/2021 Pasal 1 angka 6
10
PMK Nomor 190/PMK.07/2021 Pasal 33 Ayat (5)

Tulisan Hukum – UJDIH BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat


Jika kebutuhan desa melebihi ketentuan maksimal yang dapat dialokasikan oleh desa,
maka Kepala Desa dapat mengajukan usulan penambahan alokasi Dana Desa untuk Bantuan
Langsung Tunai kepada Bupati/ Wali Kota. Usulan tersebut harus disertai alasan
penambahan alokasi sesuai keputusan Musyawarah Desa Khusus (Musdesus) 11.
Adapun sasaran atau target penerima Bantuan Langsung Tunai Dana Desa diberikan
kepada keluarga penerima manfaat yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. keluarga miskin atau tidak mampu yang berdomisili di Desa bersangkutan dan
diprioritaskan untuk keluarga miskin yang termasuk dalam kategori kemiskinan ekstrem;
b. kehilangan mata pencaharian;
c. mempunyai anggota keluarga yang rentan sakit menahun/kronis;
d. keluarga miskin penerima jaring pengaman sosial lainnya yang terhenti baik yang
bersumber dari APBD dan/ atau dari APBN;
e. keluarga miskin yang terdampak pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan
belum menerima bantuan; atau
f. rumah tangga dengan anggota rumah tangga tunggal lanjut usia 12.
Daftar keluarga penerima manfaat sebagaimana dimaksud ditetapkan dengan peraturan
kepala Desa atau keputusan kepala Desa 13. Selanjutnya dalam hal terdapat perubahan daftar
keluarga penerima manfaat BLT Desa dan/atau penambahan jumlah keluarga penerima
manfaat BLT Desa, perubahan dan/atau penambahan tersebut ditetapkan dalam peraturan
kepala Desa atau keputusan kepala Desa. 14
Peraturan kepala Desa atau keputusan kepala Desa sebagaimana dimaksud paling kurang
memuat:
a. nama dan alamat keluarga penerima manfaat;
b. rincian keluarga penerima manfaat berdasarkan jenis kelompok pekerjaan; dan
c. jumlah keluarga penerima manfaat. 15

B. Mekasnisme Pendataan Calon Penerima Bantuan Langsung Tunai Dana Desa


Desa dapat menentukan sendiri siapa calon penerima BLT-Dana Desa selama mengikuti
kriteria yang ditetapkan, melaksanakan pendataan secara transparan dan adil serta dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Desa dapat menggunakan data desa sebagai acuan,
serta menggunakan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) sebagai referensi penerima

11
KOMPAK, Panduan Pendataan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa, Jakarta 2020. hal 6
12
PMK Nomor 190/PMK.07/2021 Pasal 33 Ayat (1)
13
PMK Nomor 190/PMK.07/2021 Pasal 33 Ayat (3)
14
PMK Nomor 190/PMK.07/2021 Pasal 33 Ayat (10)
15
PMK Nomor 190/PMK.07/2021 Pasal 33 Ayat (4)

Tulisan Hukum – UJDIH BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat


Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), serta data Dinas
Ketenagakerjaan untuk identifikasi penerima bantuan Kartu Prakerja.
Jika data penerima Jaring Pengaman Sosial (JPS) tersebut tidak tersedia, maka desa bisa
menggunakan data rekapitulasi penerima bantuan dari pendamping program jaring
pengaman sosial. Berikut adalah mekanisme pendataan keluarga miskin dan rentan calon
penerima BLT-Dana Desa serta penetapan hasil pendataannya16:
1. Proses Pendataan
a) Perangkat Desa menyiapkan data desa yang mencakup profil penduduk desa
berdasarkan usia, kesejahteraan, pendidikan, kesehatan, dan disabilitas.
b) Kepala Desa membentuk dan memberikan surat tugas kepada Relawan Desa dan/atau
Gugus Tugas COVID-19 untuk melakukan pendataan keluarga miskin calon penerima
BLT-Dana Desa.
c) Jumlah pendata minimal 3 orang dan jika lebih harus berjumlah ganjil.
d) Melakukan pendataan di tingkat Rukun Tetangga (RT) atau Rukun Warga (RW)
dengan menggunakan formulir pendataan pada Lampiran, atau di tingkat dusun
dengan menggunakan aplikasi Desa Melawan COVID-19. Seluruh kegiatan pendataan
harus memperhatikan protokol kesehatan
2. Proses Konsolidasi dan Verifikasi
a) Relawan Desa dan/atau Gugus tugas COVID-19 menghimpun hasil pendataan dari
RT, RW atau dusun dan melakukan verifikasi serta tabulasi data. Dalam proses
verifikasi syarat penerima BLT Dana Desa, hal yang dilakukan adalah:
1) Keluarga miskin penerima PKH atau penerima BPNT dikeluarkan dari daftar calon
penerima BLT-Dana Desa. Data penerima bantuan PKH Data Desa dan BPNT ada
dalam DTKS yang bisa didapat dari Dinas Sosial kabupaten/kota atau dari
Pendamping PKH.
2) Keluarga miskin penerima Kartu Prakerja dikeluarkan dari daftar calon penerima
BLT Dana Desa. Data penerima kartu tersebut bisa didapatkan dari Dinas
Ketenagakerjaan kabupaten/kota.
3) Mengidentifikasi keluarga miskin dan rentan untuk diprioritaskan menjadi
penerima BLT Dana Desa.
4) Melakukan verifikasi status kependudukan calon penerima BLT-Dana Desa
berdasarkan data administrasi kependudukan (adminduk) yang dimiliki oleh desa
atau dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil kabupaten/kota.

16
KOMPAK, Panduan Pendataan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa, Jakarta 2020. hal 11-16

Tulisan Hukum – UJDIH BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat


b) Relawan Desa dan/atau Gugus Tugas COVID-19 memastikan keluarga miskin dan
rentan seperti perempuan kepala keluarga, warga lanjut usia, penyandang disabilitas
menjadi prioritas/ tidak boleh terlewat.
c) Setiap melakukan verifikasi keluarga miskin dan mengidentifikasi keluarga miskin
dan rentan, Relawan Desa dan/atau Gugus Tugas COVID-19 perlu mengambil foto
dan mencantumkan lokasi tempat tinggalnya secara manual dan digital (share
location) jika memungkinkan.
d) Bila ditemukan keluarga miskin calon penerima BLT-Dana Desa yang tidak memiliki
Nomor Induk Kependudukan (NIK), petugas pendata mencatat dan memberikannya
kepada kasi pemerintahan atau petugas khusus di desa, untuk selanjutnya dibuatkan
Surat Keterangan Domisili. Calon penerima BLT-Dana Desa yang hanya memiliki
surat keterangan tersebut kemudian dicatat dan diinformasikan ke petugas adminduk
di desa jika ada, atau ke kecamatan atau langsung ke Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil (Dukcapil) untuk mendapatkan layanan administrasi kependudukan (adminduk).
e) Hasil verifikasi dan pendataan baru disampaikan oleh Relawan Desa dan/atau Gugus
Tugas COVID-19 kepada Kepala Desa.
3. Proses Validasi dan Penetapan Hasil Pendataan
a) Kepala Desa memfasilitasi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) untuk melaksanakan
musyawarah desa khusus dengan mengundang perwakilan masyarakat dan pihak lain
yang terkait untuk membantu verifikasi dan validasi data terkait penentuan calon
penerima
b) Berdasarkan hasil musyawarah tersebut, Kepala Desa dan BPD menandatangani
daftar keluarga miskin calon penerima BLT-Dana Desa. Merujuk kepada daftar
tersebut, desa menyalurkan BLT-Dana Desa bulan pertama.
c) Kepala Desa menyebarluaskan daftar calon penerima BLT-Dana Desa yang sudah
disahkan kepada masyarakat baik melalui papan informasi di setiap dusun dan/atau di
tempat-tempat yang strategis dan mudah dijangkau. Desa juga dapat memanfaatkan
website desa atau Sistem Informasi Desa sebagai media informasi publik
d) Jika ada keluhan dari masyarakat terhadap daftar calon penerima BLT-Dana Desa,
maka desa bersama BPD memfasilitasi musyawarah desa untuk membahas keluhan
tersebut dan menyepakati solusinya.
Daftar calon penerima BLT-Dana Desa dilaporkan dan disahkan oleh Bupati/Wali Kota,
atau dapat diwakilkan ke Camat.

Tulisan Hukum – UJDIH BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat


C. Penyaluran Bantuan Langsung Tunai-Dana Desa
Dana Desa disalurkan dari Rekening Kas Umum Negara (RKUN) ke Rekening Kas Desa
(RKD) melalui Rekening Kas Umum Daerah (RKUD).17 Penyaluran Dana Desa
sebagaimana dimaksud dilakukan melalui pemotongan Dana Desa setiap Daerah
kabupaten/kota dan penyaluran dana hasil pemotongan Dana Desa ke RKD 18. Pemotongan
Dana Desa setiap Daerah kabupaten/kota dan penyaluran dana hasil pemotongan Dana Desa
ke RKD sebagaimana dimaksud dilaksanakan berdasarkan surat kuasa pemindahbukuan
Dana Desa dari bupati/wali kota.19
Penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud dilakukan dalam 3 (tiga) tahap, dengan
ketentuan20:
a. tahap I sebesar 40% (empat puluh persen) dari pagu Dana Desa setiap Desa paling cepat
bulan Januari dan paling lambat bulan Juni;
b. tahap II sebesar 40% (empat puluh persen) dari pagu Dana Desa setiap Desa paling cepat
bulan Maret dan paling lambat bulan Agustus; dan
c. tahap III sebesar 20% (dua puluh persen) dari pagu Dana Desa setiap Desa paling cepat
bulan Juni.
Pagu Dana Desa setiap Desa sebagaimana dimaksud setelah dikurangi kebutuhan Dana
Desa untuk BLT Desa selama 12 (dua belas) bulan21. Dalam hal kebutuhan Dana Desa untuk
BLT Desa sebagaimana lebih kecil dari besaran Dana Desa untuk BLT Desa yang ditetapkan
dalam Peraturan Presiden mengenai rincian APBN tahun anggaran 2022, Dana Desa
sebagaimana dimaksud pada disalurkan paling tinggi sebesar 60% (enam puluh persen) dari
pagu Dana Desa setiap Desa22
Dana Desa untuk kebutuhan BLT Desa termasuk untuk Desa berstatus Desa mandiri
disalurkan dengan ketentuan23:
a. Dana Desa untuk BLT Desa bulan kesatu sampai dengan bulan ketiga:
1) memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) huruf a atau
Pasal 18 ayat (3) huruf a untuk Desa berstatus Desa mandiri;
2) melakukan perekaman jumlah keluarga penerima manfaat bulan kesatu yang berlaku
selama 12 (dua belas) bulan untuk penyaluran Dana Desa untuk BLT Desa paling
lambat tanggal 13 Mei 2022;

17
PMK Nomor 190/PMK.07/2021 Pasal 17 Ayat (1)
18
PMK Nomor 190/PMK.07/2021 Pasal 17 Ayat (2)
19
PMK Nomor 190/PMK.07/2021 Pasal 17 Ayat (3)
20
PMK Nomor 190/PMK.07/2021 Pasal 17 Ayat (4)
21
PMK Nomor 190/PMK.07/2021 Pasal 17 Ayat (6)
22
PMK Nomor 190/PMK.07/2021 Pasal 17 Ayat (7)
23
PMK Nomor 190/PMK.07/2021 Pasal 19 Ayat (1)

Tulisan Hukum – UJDIH BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat


3) melakukan penandaan pengajuan penyaluran atas Desa layak salur tiap-tiap bulannya;
4) menyampaikan peraturan kepala Desa atau keputusan kepala Desa mengenai
penetapan keluarga penerima manfaat BLT Desa; dan
5) permintaan penyaluran BLT Desa bulan kesatu sampai dengan bulan ketiga diajukan
paling cepat bulan Januari 2022; dan
b. Dana Desa untuk BLT Desa bulan keempat sampai dengan bulan kedua belas dilakukan
oleh bupati/wali kota setelah melakukan penandaan pengajuan penyaluran atas Desa
layak salur tiap-tiap bulannya, dengan ketentuan:
1) Dana Desa untuk BLT Desa bulan keempat sampai dengan bulan keenam disalurkan
setelah bupati/wali kota melakukan perekaman realisasi jumlah keluarga penerima
manfaat yang telah menerima pembayaran BLT Desa bulan kesatu sampai dengan
bulan ketiga;
2) permintaan penyaluran BLT Desa bulan keempat sampai dengan bulan keenam
diajukan paling cepat bulan April 2022;
3) Dana Desa untuk BLT Desa bulan ketujuh sampai dengan bulan kesembilan
disalurkan setelah bupati/wali kota melakukan perekaman realisasi jumlah keluarga
penerima manfaat yang telah menerima pembayaran BLT Desa bulan keempat sampai
dengan bulan keenam;
4) permintaan penyaluran BLT Desa bulan ketujuh sampai dengan bulan kesembilan
diajukan paling cepat bulan Juli 2022.
5) Dana Desa untuk BLT Desa bulan kesepuluh sampai dengan bulan kedua belas
disalurkan setelah bupati/wali kota melakukan perekaman realisasi jumlah keluarga
penerima manfaat yang telah menerima pembayaran BLT Desa bulan ketujuh sampai
dengan bulan kesembilan; dan
6) permintaan penyaluran BLT Desa bulan kesepuluh sampai dengan bulan kedua belas
diajukan paling cepat bulan Oktober 2022.
Kebutuhan Dana Desa untuk BLT Desa setiap bulan diperoleh dari hasil perkalian antara
jumlah keluarga penerima manfaat BLT Desa yang direkam dalam aplikasi online
monitoring sistem perbendaharaan dan anggaran negara dengan besaran BLT Desa setiap
bulannya.24

24
PMK Nomor 190/PMK.07/2021 Pasal 19 Ayat (3)

Tulisan Hukum – UJDIH BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat


IV. PENUTUP
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan:
a. Bantuan Langsung Tunai Desa yang selanjutnya disebut BLT Desa adalah pemberian
uang tunai kepada keluarga miskin atau tidak mampu di Desa yang bersumber dari Dana
Desa untuk mengurangi dampak ekonomi akibat adanya pandemi Corona Virus Disease
2019 (COVID-19).
b. Sasaran dan lokasi pemberian Bantuan Langsung Tunai Dana Desa dilaksanakan di
wilayah Desa dan pelaksanaan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa dilaksanakan oleh
Pemerintah Desa. Adapun Besaran BLT Desa ditetapkan sebesar Rp300.000,00 (tiga
ratus ribu rupiah) untuk bulan pertama sampai dengan bulan kedua belas per keluarga
penerima manfaat.Desa dapat menentukan sendiri siapa calon penerima BLT-Dana
Desa selama mengikuti kriteria yang ditetapkan. Desa juga dapat menggunakan data
desa sebagai acuan, serta menggunakan DTKS sebagai referensi penerima PKH, BPNT,
serta data Dinas Ketenagakerjaan untuk identifikasi penerima bantuan Kartu Prakerja
sebagai pedoman dalam menetapak penerima bantuan BLT-DD.
c. Dana Desa untuk kebutuhan BLT Desa termasuk untuk Desa berstatus Desa mandiri
disalurkan dengan ketentuan Dana Desa untuk BLT Desa bulan kesatu sampai dengan
bulan ketiga:
1) memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) huruf a atau
Pasal 18 ayat (3) huruf a untuk Desa berstatus Desa mandiri;
2) melakukan perekaman jumlah keluarga penerima manfaat bulan kesatu yang
berlaku selama 12 (dua belas) bulan untuk penyaluran Dana Desa untuk BLT Desa
paling lambat tanggal 13 Mei 2022;
3) melakukan penandaan pengajuan penyaluran atas Desa layak salur tiap-tiap
bulannya;
4) menyampaikan peraturan kepala Desa atau keputusan kepala Desa mengenai
penetapan keluarga penerima manfaat BLT Desa; dan
5) permintaan penyaluran BLT Desa bulan kesatu sampai dengan bulan ketiga
diajukan paling cepat bulan Januari 2022; dan
Dana Desa untuk BLT Desa bulan keempat sampai dengan bulan kedua belas dilakukan
oleh bupati/wali kota setelah melakukan penandaan pengajuan penyaluran atas Desa layak
salur tiap-tiap bulannya.

Tulisan Hukum – UJDIH BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat


DAFTAR PUSTAKA

Peraturan
Undang – Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2020 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020 Tentang Kebijakan Keuangan Negara Dan
Stabilitas Sistem Keuangan Untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019
(Covid- 19) Dan/Atau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman Yang Membahayakan
Perekonomian Nasional Dan / Atau Stabilitas Sistem Keuangan Menjadi Undang-
Undang
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat
Dan Pemerintahan Daerah
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.07/2021 tentang Pengelolaan Dana Desa
KOMPAK, Panduan Pendataan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa, Jakarta 2020

Buku/Makalah
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, ”Kamus Besar Bahasa Indonesia”, Cet. 3, Balai
Pustaka, Jakarta, 1990.
Prayitno, Hadi & Lincolin Arsyad. Petani Desa dan Kemiskinan. BPFE Yogyakarta,1987
Yenny Salma, Kebijakan-Kebijakan Pemerintah Dalam Penanggulangan Kemiskinan. Fakultas
Hukum Universitas Esa Unggul. 2017

Penulis:
Tim UJDIH BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat.

Disclaimer :
Seluruh informasi yang disediakan dalam Tulisan Hukum adalah bersifat umum dan disediakan
untuk tujuan pemberian informasi hukum semata dan bukan merupakan pendapat instansi.

10

Tulisan Hukum – UJDIH BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat

Anda mungkin juga menyukai