Metode Filsafat Pendidikan Islam

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

metode filsafat pendidikan islam

Al-Qur'an dan hadits adalah dasar dari pendidikan islam. Pada intinya, Al-Qur'an dan
hadits mengandung banyak strategi pengajaran yang dapat digunakan oleh para pendidik
untuk membantu siswa mencapai tujuan pendidikan islam. Pandangan islam tentang manusia
sebagai makhluk dua dimensi yang terdiri dari jism dan ruh dan pandangan islam tentang
bagaimana pengetahuan masuk ke dalam diri manusia secara khusus relevan dengan metode-
metode pendidikan ini.1 Selain mengutip Al-Qur’an sebagai sumber epistemologi, filsafat
pendidikan islam sendiri juga merujuk pada fakta-fakta pengetahuan dan aspek-aspek realitas
lainnya. Muzayyin Arifin menyampaikan jika filsafat pendidikan islam mengambil
inspirasinya dari prinsip-prinsip dasar islam. 2 Filsafat pendidikan islam menggunakan metode
filosofis seperti rasionalisme, empirisme, dan kritisisme sebagai sumber metodologis di
samping sumber-sumber islam yang khas.3

Kemudian, untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang strategi


pendidikan dari sudut pandang filsafat pendidikan islam, berikut ini akan dipaparkan
rinciannya: Pertama: Fakta-fakta umum, prinsip-prinsip, dan asas-asas yang sebagian besar
berasal dari Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya, serta perkataan dan praktik-praktik para
cendekiawan islam dari para pendahulu yang saleh, merupakan dasar religius. Kedua: Dasar-
dasar bio-psikologis (dasar-dasar psikologis, sosial, dan biologis).

a. Dasar biologis, dasar ini mempertimbangkan bahwa siswa memiliki kebutuhan bio-fisik
yang harus dipuaskan dan dipenuhi untuk mencapai penyesuaian fisik dengan psikologis dan
sosial.

b. Dasar psikologis, guru dikatakan berhasil apabila ia menjadikan metode dan teknik
mengajarnya sebagai pendorong bagi kegiatan-kegiatan anak didiknya, dan menjadi
penggerak bagi motivasi-motivasi dan kekuatan-kekuatan yang terpendam di dalam diri anak
didiknya.

c. Dasar sosial, metode mengajar hendaknya sesuai dengan nilai-nilai masyarakat dan tradisi-
tradisi yang baik serta tujuan dan kebutuhan, harapan-harapan anggotanya, tuntutan hidup
yang berlaku di masyarakat.4

1
Ahmad Sukri Harahap, ‘Metode Pendidikan Islam Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam’, Jurnal Hikmah,
15.1 (2018), 13–20.
2
Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam (Cet. II; Jakarta: Bina Aksara, 2003), h. 27.
3
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam (Cet. II; Jakarta: Bina Pratama, 2005), h. 16.
4
Harahap.
Zuhairini dkk. (2015) mengatakan bahwa filsafat islam dapat menggunakan metode-
metode seperti ini untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan islam (masalah-masalah
pendidikan yang dihadapi umat islam):

1. Pendekatan akademis dan reflektif, yang adalah pendekatan prioritas di semua subbidang
filsafat. Baik reflektif maupun tafakkur, sistem filosofis islam yang dikenal sebagai tafakkur,
memerlukan pemikiran yang mendalam dalam lingkungan yang tenteram dan hening demi
menemukan keterangan atas prinsip materi yang ada dalam pikiran.

2. Metode otoriter, otoriter serta mengacu pada ketentuan ataupun peraturan. Tuhan dianggap
sebagai sumber nilai dalam filsafat islam. Manusia akan dituntun kepada islam oleh Tuhan
dan semua bentuk norma lainnya.

3. Analisis bahasa adalah nama lain dari analisis konsep. Konsep mengacu pada pemahaman
atau pemahaman seseorang terhadap suatu objek. Bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan
pemahaman seseorang selalu berhubungan dengan pemahaman seseorang.

4. Perspektif historis, historis mengacu pada proses belajar dari pengalaman masa lalu.
Peristiwa sejarah tidak dapat diulang kembali dalam sistem pemikiran filosofis.

5. Pendekatan saintifik tentang hal-hal nyata berdasarkan dasarnya adalah penyempurnaan


bentuk bertindak logis, praktis, dan mencoba yang dikembangkan di era keemasan filsafat
islam.

6. Al-Ghazali berpendapat bahwa kebenaran sejati, atau kebenaran yang ia anggap sebagai
kebenaran sejati, adalah dasar bagi sistem filsafat islam. Metode ini lebih sejalan dengan
pemikiran intuitif dan empiris.5

Metode-metode yang digunakan dalam penyelidikan cara berpikir pelatihan islam adalah:

1. Bahan-bahan yang digunakan untuk mengembangkan filosofi pendidikan. Dalam hal ini,
bahan tersebut dapat berupa bahan tertulis, seperti Al-Qur'an dan hadits, serta sudut pandang
dari berbagai ulama dan filsuf.

2. Metode pencarian materi, untuk mencari materi yang tersusun, cenderung diselesaikan
melalui ujian pilihan dan studi lapangan, yang masing-masing strateginya telah diatur
sedemikian rupa.

5
Ayu Winda Sari, Dina Natalia, and Nurul Hasanah, ‘Rekonstruksi Metode Pembelajaran Dasar Sudut Filsafat
Pendidikan Islam’, Suhuf, 2020, 109–31 <https://journals.ums.ac.id/index.php/suhuf/article/view/12640>.
3. Strategi untuk percakapan, Muzayyin Arifin menyarankan sintesis sebagai alternatif
metode analisis untuk alasan ini. Sintesis didasarkan pada pendekatan analisis induktif,
deduktif, dan ilmiah terhadap pokok pikiran.6

Kemudian, pada saat itu dalam penyelidikan terhadap cara berpikir sekolah islam,
strategi untuk pelatihan islam, jelas pada umumnya, mengharapkan untuk membuatnya lebih
mudah bagi para siswa untuk memahami dan menalar contoh-contoh yang diberikan oleh
seorang guru. Dalam hal ini, seorang tokoh filsafat pendidikan islam menguraikan tujuan
metode pendidikan islam sebagai berikut:

1. Membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan, sikap, pengetahuan, informasi,


pengalaman, dan terutama keterampilan berpikir ilmiah.

2. Membiasakan siswa untuk menghafal, memahami, berpikir jernih, memperhatikan secara


akurat, dan mengamati secara akurat.

3. Mempermudah proses belajar bagi siswa sehingga ia dapat mencapai sebanyak mungkin
tujuan yang diinginkan sekaligus menghemat energi dan waktu.

4. Menciptakan lingkungan belajar yang menumbuhkan rasa saling percaya, rasa hormat, dan
hubungan yang positif antara guru dan siswa.7

peranan filsafat pendidikan islam

Umat islam menghadapi tantangan dalam menemukan solusi untuk sejumlah masalah
yang berkaitan dengan kehidupan pendidikan dan kehidupan umat islam. Implementasi dan
praktik pendidikan islam akan didasarkan pada jawaban atas pertanyaan-pertanyaan krusial
ini. Tujuan pendidikan islam yang tepat akan dapat dirumuskan secara tepat berdasarkan
jawaban-jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut, yang juga akan mengarah pada
upaya-upaya yang tepat dalam pendidikan islam. Di sinilah peran filsafat pendidikan islam
berada.8

Filsafat pendidikan islam sebagai sebuah fitur dari sebuah kerangka kerja memainkan
peran khusus dalam pengaturan yang membentuk bagiannya. Filsafat pendidikan islam, yang
merupakan sub bidang ilmu pengetahuan, memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan
6
Pengertian Filsafat and Pendidikan Islam, ‘Pengertian , Ruang Lingkup , Tujuan Dan Metode Filsafat
Pendidikan Islam Ida Suri Sahara Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan’, 17–20.
7
Harahap.
8
Pahrurrozi Pahrurrozi, ‘Manusia Dan Potensi Pendidikannya Perspektif Filsafat Pendidikan Islam’, EL-HIKMAH:
Jurnal Kajian Dan Penelitian Pendidikan Islam, 11.2 (2017), 83–96
<https://doi.org/10.20414/elhikmah.v11i2.53>.
sains yang merupakan akarnya. Filsafat pendidikan islam menjadi ciri khas atas cara berpikir
islam dan seluruhnya menjadi komponen atas studi pembelajaran. Oleh karena itu, filsafat
pendidikan islam memberikan sumbangan kepada perkembangan filsafat islam segenap
pengayaan filsafat islam melalui cara membekali ilmu pendidikan dengan teori-teori
pendidikan yang bercorak filosofis islam.9

Pada dasarnya, cara berpikir sekolah islam sangat berperan dalam memberikan
pilihan-pilihan yang berbeda dalam menangani masalah-masalah yang berbeda yang dilihat
oleh pelatihan islam dan memberikan panduan untuk perbaikan pengajaran islam. Sebagai
hasilnya, hal ini memainkan peran ganda dalam perbaikan dan pembaharuan praktik dan
implementasi pendidikan islam dan peningkatan pola prinsip pendidikan islam, yang
keduanya menjadi spontan hendak menghasilkan ide-ide terbaru di bidang pendidikan
islam.10

Peranan pemikiran aliran eksistensialisme dan rekreasinya dalam sudut pandang nalar
filsafat pedidikan islam ditutup sebagai berikut:

1. Manusia sebagai subjek dan objek pelatihan adalah manusia yang secara umum
mengembangkan dirinya sendiri, mengarang realitasnya. Ia dilahirkan, kemudian ia ada untuk
secara bebas menentukan esensinya sendiri.

2. Pemikiran eksistensialisme menyatakan bahwa pengajaran bermaksud mendorong setiap


orang untuk menumbuhkan kemampuan dirinya yang sebenarnya untuk kepuasan diri. Anak-
anak mampu mewujudkan potensi mereka sendiri.

3. Dalam filsafat pendidikan islam, pendidikan eksistensialisme direkonstruksi sedemikian


rupa sehingga menempatkan eksistensi manusia secara teistik bahkan sufistik, dengan tujuan
untuk mendekatkan diri kepada Allah.11

Karena berfungsi sebagai landasan strategi dan kompas untuk melaksanakan


pendidikan islam, maka peran filsafat pendidikan islam dalam masyarakat yang sedang
mengalami perubahan pada saat ini harus ditanggapi dengan serius. Kemungkinan untuk

9
La Rajab, ‘FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM (Suatu Analisis Filosofis Pemikiran Pendidikan Islam)’, Biosel: Biology
Science and Education, 3.2 (2014), 99 <https://doi.org/10.33477/bs.v3i2.514>.
10
Arzi Shafaunnida, ‘Evaluasi Pendidikan Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam Pendahuluan Metode
Penelitian’, Jmp, 2.1 (2022), 23–35 <https://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:2w_d5cwDs48J:https://journal.stitmupaciran.ac.id/ojs/index.php/mahasiswa/article/download/
145/112+&cd=2&hl=id&ct=clnk&gl=id>.
11
Hajiannor, ‘Eksistensialisme: Peranan Dan Rekonstruksinya Dalam Perspektif Falsafat Pendidikan Islam’,
Institut Agama Islam Negeri Antasari., 2015, 1–20.
menyimpang dan bertentangan dengan tujuan pendidikan islam akan dapat diminimalisir,
namun kemampuan dan kegunaan pendidikan islam tetap dapat diperkuat dan diperluas.12

Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa filsafat pendidikan islam memiliki
setidaknya dua tujuan dan peran. Pertama, ke arah penciptaan ide-ide filosofis tentang
pendidikan islam, yang dampaknya menghasilkan teori-teori baru yang akan diciptakan
dalam pendidikan islam. Kedua, ke arah perluasan, modernisasi, dan pengembangan
pelaksanaan pendidikan islam. Tanpa melibatkan filosofi pendidikan islam dan
menjadikannya sebagai landasan, pengembangan pendidikan islam tidak akan pernah berhasil
bahkan sering kali menjadi kabur. Pemikiran strategis mengenai pengembangan pendidikan
islam tidak dapat dimulai sebelum filsafat pendidikan islam dibuat fungsional. 13

Manfaat filsafat pendidikan islam

Niscaya akan ada aplikasi setiap kali kita mempelajari suatu ilmu, atau manfaat dari
mempelajarinya, karena ilmu tidak akan pernah sia-sia, termasuk filsafat pendidikan islam
sebagai sebuah ilmu.14 Pentingnya filsafat pendidikan islam bagi para pendidik dan pemikir di
bidang pendidikan islam tidak dapat dilebih-lebihkan. 15 Sebagai contoh, Omar Mohammad
al-Taomy al-Syaibany mengidentifikasi tiga keuntungan mempelajari filsafat pendidikan
islam:
1. Para pencipta dan pelaksana sistem pendidikan suatu negara dapat memperoleh manfaat
dari mempelajari filosofi pendidikan suatu negara.
2. Landasan terbaik untuk evaluasi pendidikan yang komprehensif adalah filosofi pendidikan.
Masalah penilaian pendidikan dianggap penting untuk pengajaran yang efektif. Dalam
pengertian terbaru, penilaian pendidikan mencakup semua upaya yang dilakukan oleh
sekolah dan lembaga pendidikan untuk mendidik generasi dan warga negara di masa depan,
serta segala sesuatu yang terkait dengannya.
3. Faktor-faktor spiritual, budaya, sosial, ekonomi, dan politik negara akan lebih baik
dipahami berkat filosofi pendidikan islam.16

12
Rajab.
13
Dadan Suryana, ‘Scanned by CamScanner ‫’ﯼﺭﺍﺰﻤﮐ‬, A Psicanalise Dos Contos de Fadas. Tradução Arlene
Caetano, 2013, 466.
14
Rahmat Hidayat & Henni Syafriana Nasution, Filsafat Pendidikan Islam Membangun Konsep Dasar
Pendidikan Islam, Perilaku Organisasi, 2017.
15
Hasan Basri, ‘Urgensi Dan Fungsi Filsafat Pendidikan Islam’, Empirisma, 15.1 (2006), 1–11.
16
Al-Syaibani, Filsafat Pendidikan, h. 30.
Secara umum, Knight mengutip empat keharusan untuk mempelajari filsafat pendidikan
islam berikut ini:
1. Memungkinkan para pendidik untuk lebih memahami isu-isu fundamental pendidikan
islam, 2. Memungkinkan para pendidik untuk mengevaluasi solusi-solusi potensial untuk isu-
isu ini, dan
3. Memungkinkan para pendidik untuk mengartikulasikan dengan jelas tujuan-tujuan
kehidupan dan pendidikan.
4. Memberikan arahan mengenai pengembangan sudut pandang yang konsisten secara
internal dan pendidikan yang secara bertahap dan realistis berhubungan dengan konteks dunia
global yang lebih besar.17

Secara rinci, filsafat pendidikan islam setidaknya akan dapat membantu para
perancang dan pelaksana pendidikan untuk mengembangkan cara berpikir yang benar tentang
proses pendidikan. Selain itu juga akan menjadi landasan bagi kajian pendidikan sebagai
standar dan tertentu, fondasi bagi pengkajian yang komprehensif, penyadaran intelektual,
pengarahan kepada penyelenggara pendidikan demi melawan gugatan di aspek pendidikan,
dan pemahaman yang lebih mendalam mengenai pendidikan akan kaitannya melalui
kerohanian, budaya, masyarakat, tata negara, dan sudut pandang aktivitas yang berbeda.18

Sebuah sumber daya bagi para pendidik dan perancang, filsafat pendidikan islam
adalah buku yang wajib dibaca.19 Berikut ini adalah manfaat yang diberikan oleh filosofi
pendidikan islam dalam konteks makro:
1. Mengakomodasi sejumlah pencipta dan penyelenggara instruksional atas mewujudkan
perenungan yang tepat kepada siklus instruksional.

2. Memberikan fondasi pemikiran untuk evaluasi yang luas terhadap sekolah.

3. Memberikan dasar pemikiran untuk penyelidikan instruksional yang umum dan eksplisit.

17
George R. Knight, Issue and Alternatives in Education Philosophy (Michigan: Andrews University Press, 1982),
h. 3. Lihat juga Toto Suharto, Filsafat Pendidikan Islam (Cet. I; Jogjakarta: arRuzz Media, 2011), h. 43.
18
Membangun Paradigma, Pendidikan Islam, and The Last Man, ‘BAB I PENDAHULUAN A . Latar Belakang
Masalah Pendidikan Adalah Sebuah Proses , Sekaligus Sistem Yang Bermuara Pada Pencapaian Kualitas
Manusia Tertentu Yang Dianggap Dan Diyakini Sebagai Kualitas Idaman ( Desirable Quality ). 1 Manusia Sebagai
Hamba Yang ’, 21 (2007), 1–30.
19
Jalaluddin dan Usman Said, Falsafat…. , p. 18.
4. Menawarkan bantuan ilmiah, arahan bagi para pelaksana pelatihan untuk menghadapi
kesulitan-kesulitan yang muncul di bidang persekolahan sebagai respon dan setiap masalah
yang muncul di bidang persekolahan.

5. Memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang hubungan antara spiritual, budaya,
sosial, ekonomi, politik, dan aspek-aspek lain dari kehidupan dan pendidikan.20

Manfaat mempelajari konsep ini antara lain, pertama, memahami evolusi filsafat
pendidikan islam dari masa ke masa, kedua, mengenal karya-karya para pemikir pendidikan
islam, ketiga, jika ada aspek-aspek yang wajib diimbangkan bersama ketentuan era dan alam,
meneruskan rangkaian pemikiran yang masih relevan sambil melakukan penyempurnaan,
keempat, menghindari cara pandang yang miring dengan mengabaikan pendapat para ahli
pendidikan terdahulu.21

Dengan menggunakan al-Qur'an dan al-Hadits sebagai acuan dan landasan berpijak,
dapat disimpulkan bahwa filsafat pendidikan islam berfungsi untuk mengarahkan dan
memberikan landasan pemikiran yang sistematis, mendalam, logis, universal, dan radikal
terhadap berbagai persoalan yang berkaitan dengan pendidikan.22

Al-Syaibani, O. 1979. Falsafah Pendidikan. Jakarta: Bulan Bintang.


Arifin, Muzayyin. 2003. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Pt. Bumi Aksara.
Basri, Hasan, ‘Urgensi Dan Fungsi Filsafat Pendidikan Islam’, Empirisma, 15.1 (2006), 1–11
Filsafat, Pengertian, and Pendidikan Islam, ‘Pengertian , Ruang Lingkup , Tujuan Dan
Metode Filsafat Pendidikan Islam Ida Suri Sahara Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan’,
17–20
Hajiannor, ‘Eksistensialisme: Peranan Dan Rekonstruksinya Dalam Perspektif Falsafat
Pendidikan Islam’, Institut Agama Islam Negeri Antasari., 2015, 1–20
Harahap, Ahmad Sukri, ‘Metode Pendidikan Islam Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan
Islam’, Jurnal Hikmah, 15.1 (2018), 13–20
Jalaluddin, dan Said, Usman. 1996. Filsafat Pendidikan Islam: Konsep dan Perkembangan
Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Knight, George R. 1982. Issue and Alternatives in Education Philosophy. Michigan: Andrews
University Press. Suharto.
Nasution, Rahmat Hidayat & Henni Syafriana, Filsafat Pendidikan Islam Membangun
Konsep Dasar Pendidikan Islam, Perilaku Organisasi, 2017

20
Umar Muhammad al-Toumy al-Syaibani, Falsafah Pendidikan Islam, Terj. Hasan Langgulung,
(Jakarta : Bulan Bintang, 1989), p. 19
21
Hengki Satrisno, Filsafat Pendidikan Islam, (Penerbit Samudra Biru, 2018), hal. 14
22
Nasution.
Nata, A., & Fauzan. 2005. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama.
Omar Mohammad Al-Toumy Al-. Syaibani. 1984. Fasalfah Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan
Bintang.
Pahrurrozi, Pahrurrozi, ‘Manusia Dan Potensi Pendidikannya Perspektif Filsafat Pendidikan
Islam’, EL-HIKMAH: Jurnal Kajian Dan Penelitian Pendidikan Islam, 11.2 (2017), 83–
96 <https://doi.org/10.20414/elhikmah.v11i2.53>
Paradigma, Membangun, Pendidikan Islam, and The Last Man, ‘BAB I PENDAHULUAN
A . Latar Belakang Masalah Pendidikan Adalah Sebuah Proses , Sekaligus Sistem Yang
Bermuara Pada Pencapaian Kualitas Manusia Tertentu Yang Dianggap Dan Diyakini
Sebagai Kualitas Idaman ( Desirable Quality ). 1 Manusia Sebagai Hamba Yang ’, 21
(2007), 1–30
Rajab, La, ‘FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM (Suatu Analisis Filosofis Pemikiran
Pendidikan Islam)’, Biosel: Biology Science and Education, 3.2 (2014), 99
<https://doi.org/10.33477/bs.v3i2.514>
Sari, Ayu Winda, Dina Natalia, and Nurul Hasanah, ‘Rekonstruksi Metode Pembelajaran
Dasar Sudut Filsafat Pendidikan Islam’, Suhuf, 2020, 109–31
<https://journals.ums.ac.id/index.php/suhuf/article/view/12640>
Sastrino, Hengki. 2018. Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta: Samudra Biru.
Shafaunnida, Arzi, ‘Evaluasi Pendidikan Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam
Pendahuluan Metode Penelitian’, Jmp, 2.1 (2022), 23–35
<https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:2w_d5cwDs48J:https://
journal.stitmupaciran.ac.id/ojs/index.php/mahasiswa/article/download/
145/112+&cd=2&hl=id&ct=clnk&gl=id>
Suryana, Dadan, ‘Scanned by CamScanner ‫’ﯼﺭﺍﺰﻤﮐ‬, A Psicanalise Dos Contos de Fadas.
Tradução Arlene Caetano, 2013, 466
Toto. 2011. Filsafat Pendidikan Islam. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Anda mungkin juga menyukai