Makalah Kelompok 5 - Analisis Perbandingan Kurikulum 2013 Dan Kurikulum Merdeka - Kelompok 5-1

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Analisis Perbandingan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka untuk Mata Pelajaran IPS
Mata Kuliah:
Kajian Kurikulum Pembelajaran IPS di SMP

Dosen Pengampu:
M. Ridha Ilhami, S.Pd., M.Pd.
Dr. Syaharuddin, S.Pd., M.A.

Disusun Oleh:
Kelompok V
Muhammad Nur Hidayat 2210128210028
Nor Ifansyah 2210128210018
Saifurrahman 2210128210012

PROGAM STUDI PENDIDIKAN IPS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Perbandingan Kurikulum 2013 dan
Kurikulum Merdeka pada Mata Pelajaran IPS” dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Kajian Kurikulum Pembelajaran IPS di SMP. Selain itu, makalah
ini bertujuan menambah wawasan terkait kesesatan berpikir logis bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada selaku dosen pengampu. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Penulis
menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Banjarmasin, 24 Maret 2024

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam pembangunan suatu negara. Dalam
konteks Indonesia, sistem pendidikan terus mengalami perkembangan dan reformasi demi
meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan. Dua kurikulum yang menjadi
perhatian dalam beberapa tahun terakhir adalah Kurikulum 2013 (K-13) dan Kurikulum
Merdeka. Perbandingan antara kedua kurikulum tersebut menjadi topik yang menarik untuk
dikaji, khususnya ketika dilihat dari aspek komponen kurikulumnya dan struktur
kurikulumnya.
Kurikulum 2013 diperkenalkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun
2013 sebagai upaya untuk meningkatkan relevansi dan daya saing pendidikan di Indonesia.
Kurikulum ini dirancang dengan memperhatikan empat pilar pendidikan UNESCO yang
mencakup aspek kognitif, afektif, psikomotorik, dan spiritual. Tujuan utamanya adalah untuk
menghasilkan lulusan yang memiliki kecerdasan yang seimbang dan berdaya saing global.
Selanjutnya Kurikulum Merdeka merupakan inisiatif terbaru dalam dunia pendidikan
Indonesia yang diperkenalkan oleh pemerintah pada tahun 2020. Konsepnya bertujuan untuk
memberikan keleluasaan kepada sekolah dan daerah dalam merancang kurikulum yang sesuai
dengan kebutuhan lokal, potensi daerah, serta perkembangan global. Kurikulum Merdeka
menekankan pada penguatan karakter, kemandirian, dan keberanian berinovasi bagi peserta
didik.
Komponen kurikulum K-13 mencakup tujuan pendidikan, struktur kurikulum,
pembelajaran, penilaian, dan pengembangan kurikulum. Setiap komponen tersebut dirancang
dengan memperhatikan perkembangan peserta didik sesuai dengan tahap perkembangannya.
Kurikulum Merdeka juga memiliki komponen yang serupa, namun, terdapat penekanan yang
berbeda dalam hal fleksibilitas dan penyesuaian terhadap kebutuhan lokal.
Struktur kurikulum K-13 terdiri dari tiga tingkatan pendidikan, yaitu SD/MI, SMP/MTs,
dan SMA/SMK/MA. Setiap tingkatan memiliki muatan lokal dan nasional yang harus
dipelajari oleh siswa. Kurikulum Merdeka memberikan lebih banyak fleksibilitas kepada
sekolah dan daerah untuk menyesuaikan struktur kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan
potensi lokal.
Dalam konteks perbandingan antara Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka,
pemahaman mendalam tentang aspek komponen kurikulum dan struktur kurikulum keduanya
menjadi sangat penting. Analisis yang cermat terhadap kedua aspek ini akan memberikan
pemahaman yang lebih baik tentang perbedaan, kelebihan, dan kekurangan masing-masing
kurikulum tersebut, serta dampaknya terhadap proses pembelajaran dan hasil pendidikan di
Indonesia. Oleh karena itu, penelitian mendalam mengenai perbandingan antara kedua
kurikulum ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengembangan sistem
pendidikan di Indonesia.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana struktur dan komponen kurikulum 2013 untuk mata pelajaran IPS?
2. Bagaimana struktur dan komponen kurikulum merdeka untuk mata pelajaran IPS?
3. Bagaimana analisis perbandingan kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka?
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Struktur dan Komponen Kurikulum 2013 Pada IPS

1.) Komponen Kurikulum 2013 IPS

a.) Tujuan Pemebelajaran K.13 IPS

Tujuan pendidikan IPS adalah “untuk menghasilkan warga negara yang memiliki pengetahuan
dan pemahaman tentang masyarakat dan bangsanya, religius, jujur, demokratif, kreatif, kritis,
analitis, senang membaca, memiliki kemampuan belajar, rasa ingin tahu, peduli dengan
lingkungan sosial dan fisik, berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan sosial dan budaya,
serta berkomunikasi serta produktif.” Pengetahuan dan pemahaman tentang masyarakat adalah
pengetahuan penting yang memberikan wawasan kepada peserta didik mengenai siapa dirinya,
masyarakatnya, bangsanya, dan perkembangan kehidupan kebangsaan di masa lalu, masa
sekarang, dan yang akan datang. Sikap religius, jujur, demokratis adalah sikap yang diperlukan
oleh seorang warganegara di masa kini maupun masa depan. Kebiasaan senang membaca,
kemampuan belajar, rasa ingin tahu merupakan kualitas yang diperlukan untuk belajar seumur
hidup. (Supriono, Y.2018) Kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terintegrasi;
Pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan; Penilaian otentik; Pengembangan
keprofesian berkelanjutan; Manajemen berbasis sekolah; Kemitraan dengan pemangku
kepentingan

b.) Pendekatan Pembelajaran (Metode) K.13 IPS

Dalam pelaksanaan kurikulum 2013 pembelajaran IPS menyangkut penyusunan rencana


pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang menggunakan pendekatan saintifik dan tematik
pelaksanaan pembelajaran,tindakan lanjutan proses pembelajaran serta evaluasi hasil belajar.
Dalam mutu pendidikanakan terwujud sebuah proses pembelajaran yang berlangsung diruang
kelas harus lebih efektif serta menyenangkan untuk mencapai sebuah kemampuan skill serta
sikap, keterampilan yang diharapkan.oleh sebab itu,sebagai seorang guru harus melaksanakan
proses pembelajaran yang sesuai dengan perencanaan yang disusun dan berlangsung efektif

Pencapaian sistem pembelajaran IPS didukung melalui sebuah proses pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa dalam program kurikulum 2013 yang mana sistem ini akan menjadi
acuan untuk program IPS. Ada dua hal untuk mempelajari IPS,yaitu pendekatan pengembangan
material pengajaran yang selalu dikaitkan dengan lingkungan masyarakat(konsektur) di unit
pendidikan dan model pembelajaran yang dikenal sebagai mana pendekatan ilmiah.Dalam
pendidikan ilmiah,ada limatahap acara pembelajaran, lima langkah adalah:1.Pengamatan
(observasi)2.Permintaan (interogasi /permintaan)3.Kumpulkan informasi (eksperimen/
eksplorasi)4.Permintaan /Informasi Proses (Analisis/ Asosiasi) 5.Berkomunikasi (Komunikasi).
Untuk pembelajaran IPS, kelima langkah pembelajaran ini terkait dengan sumber utama (primary
sources) IPS yaitu masyarakat dan lingkungan hidupnya. Dengan proses pembelajaran yang
demikian maka penerapan apa yang mereka pelajari di masyarakat dan menjadikan masyarakat
sebagai sumber belajar.

(Adisel, A,dkk.2022)

c.) Materi Kurikulum K.13 Kelas 8

 BAB 1. Interaksi Keruangan dalam Kehidupan di Negara-negara ASEAN


 BAB 2. Pengaruh Interaksi Sosial terhadap Kehidupan Sosial dan Kebangsaan
 BAB 3. Keunggulan dan Keterbatasan Antarruang dan Pengaruhnya terhadap Kegiatan
Ekonomi, Sosial, Budaya di Indonesia dan ASEAN
 BAB.4 Perubahan Masyarakat Indonesia pada Masa Penjajahan dan Tumbuhnya
Semangat Kebangsaan

d.) Organisasi K.13 Materi IPS

Pengorganisasian pembelajaran adalah suatu konsep dimana organisasi di angggap


mampu untuk terus menerus melakukan proses pembelajaran mandiri (self learning) sehingga
organisasi tersebut memiliki keceoatan beoikir dan bertindak dalam merespon beragam perubahan
yang muncul. (Siti Humairoh.2016)

(Toni Nasution.2018) Adapun cara pengorganisasian isi materi IPS yaitu:

a. Separated Subject Curriculum

Pengorganisasian materi atau isi mata pelajaran secara separated subject curriculum berarti materi
atau isi mata pelajaran disusun secara logis dan sistematis dari suatu disiplin ilmu
tertentu.Penyajian struktur mata pelajaran di sekolah pada kurikilum ini adalah terpisah pisah.
Artinya,mata pelajaran di sajikan secara sendiri-sendiri

b. Correlated Curriculum

Pengorganisasian materi atau isi mata pelajaran secara correlated curriculum berarti sebuah
pembahasan tentang suatu pokok bahasan di hubungkan dengan pokok bahasan lainnya ( yang
saling relevan), atyu suatu sub pokok bahasan di hubungkan dengan sub pokok bahasan lainnya
yang mempunyai tujuan pembahasan yang sama atau masalah yang sama.
c. Broad Fields Curriculum

Pengorganisasian materi atau isi mata pelajaran secara broad fields curriculum berarti materi atau
isi mata pelajaran disusun secara kombinasi dari berbagai disiplin ilmu tertentu yang biasanya di
sajikan secara mandiri pada kedua jenis pengorganisasian isi mata pelajaran sebelumnya
(separated subject curriculum dan correlated curriculum) selain itu, umumnya memunculkan
nama mata pelajaran baru dari penggabungan berbagai disiplin ilmu atau beberapa mata pelajaran
yang lebur di dalamnya

d. Integrated Curriculum

Pengorganisasian materi atau isi mata pelajaran secara integrated curriculum berarti materi atau
isi mata pelajaran merupakan produk atau hasil integrasi berbagai bahan kajian dari mata
pelajaran.

2.) Struktur Kurikulum 2013

a.) KD (kompetensi dasar) dan Kompetensi Inti SMP Kelas 8

KELAS: VIII

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Menghargai dan 1.1 Menghayati karunia Tuhan YME yang telah


menghayati ajaran agama menciptakan waktu dengan segala perubahannya
yang dianutnya 1.2 Menghayati ajaran agama dalam berfikir dan
berperilaku sebagai penduduk Indonesia dengan
mempertimbangkan kelembagaan sosial, budaya,
ekonomi dan politik dalam masyarakat
1.3 Menghayati karunia Tuhan YME yang telah
menciptakan manusia dan lingkungannya
2. Menghargai dan 2.1 Menunjukkan perilaku bijaksana dan
menghayati perilaku jujur, bertanggungjawab, peduli, santun dan percaya diri
disiplin, tanggungjawab, sebagaimana ditunjukkan oleh tokoh-tokoh pada
peduli (toleransi, gotong masa penjajahan dan gerakan kebangsaan dalam
royong), santun, percaya menumbuhkan rasa kebangsaan
diri, dalam berinteraksi 2.2 Berperilaku jujur, sopan, estetikadan memiliki
secara efektif dengan motivasi internal ketika berhubungan dengan
lingkungan sosial dan alam lembaga sosial, budaya, ekonomi dan politik
dalam jangkauan pergaulan 2.3 Menunjukkan perilaku peduli, gotongroyong,
dan keberadaannya tanggungjawab dalam berpartisipasi
penanggulanganpermasalahan lingkungan hidup
3. Memahami dan 3.1 Memahami aspek keruangan dan konektivitas antar
menerapkan pengetahuan ruang dan waktu dalam lingkup nasional serta
(faktual, konseptual, dan perubahan dan keberlanjutan kehidupan manusia
prosedural)berdasarkan (ekonomi, sosial, budaya, pendidikan dan politik)
rasa ingin tahunya tentang 3.2 Mendeskripsikan perubahan masyarakat Indonesia
ilmu pengetahuan, pada masa penjajahan dan tumbuhnya semangat
teknologi, seni, budaya kebangsaan serta perubahan dalam aspek geografis,
terkait fenomena dan ekonomi, budaya, pendidikan dan politik
kejadian tampak mata 3.3 Mendiskripsikan fungsi dan peran kelembagaan
sosial, budaya, ekonomi dan politik dalam
masyarakat
3.4 Mendeskripsikan bentuk-bentuk dan sifat dinamika
interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial,
budaya, dan ekonomi
4. Mengolah, menyaji, dan 4.1 Menyajikan hasil olahan telaah tentang peninggalan
menalar dalam ranah kebudayaan dan fikiran masyarakat Indonesia pada
konkret (menggunakan, masa penjajahan dan tumbuhnya semangat
mengurai, merangkai, kebangsaan dalam aspek geografis, ekonomi,
memodifikasi, dan budaya, pendidikan dan politik yang ada di
membuat) dan ranah lingkungan sekitarnya
abstrak (menulis, 4.2 Menggunakan berbagai strategi untuk memecahkan
membaca, menghitung, masalah yang berkaitan dengan fungsi peran
menggambar, dan kelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan politik di
mengarang) sesuai dengan lingkungan masyarakat sekitar
b.) Struktur K.13 Mata Pelajaran

Mata pelajaran wajib nasional ditetapkan oleh pemerintah pusat dan harus diikuti oleh semua
sekolah. Mata pelajaran wajib nasional meliputi: – Pendidikan Agama dan Budi Pekerti –
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan – Bahasa Indonesia – Matematika – Ilmu
Pengetahuan Alam – Ilmu Pengetahuan Sosial (untuk SMP) – Bahasa Inggris – Seni Budaya
dan Prakarya – Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan – Muatan Lokal.

B. Struktur dan Komponen Kurikulum Merdeka Pada IPS

1.) Komponen Kurikulum Merdeka IPS

a.)Tujuan Pembelajaran KUMER IPS

Tujuan Sistem Pendidikan Nasional, Standar Nasional Pendidikan, dan Profil Pelajar Pancasila
dan Pembelajaran intrakurikuler yang beragam; Pembelajaran kontekstual sesuai kebutuhan
belajar murid; Penilaian otentik; Pengembangan keprofesian berkelanjutan; Manajemen berbasis
sekolah; Kemitraan dengan pemangku kepentingan (an-nur.ac.id)

b.) Pendekatan Pembelajaran (Metode) KUMER IPS

Metode Kurikulum Merdeka dalam pembelajaran IPS mengedepankan prinsip kebebasan dalam
belajar. Guru tidak hanya berperan sebagai penyampai pengetahuan, tetapi juga sebagai
fasilitator yang mendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran mereka. Siswa diberi
kebebasan untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka, sehingga proses pembelajaran
menjadi lebih relevan dan bermakna bagi mereka.

Salah satu pendekatan metode Kurikulum Merdeka dalam pembelajaran IPS adalah penerapan
pendekatan kontekstual. Dalam konteks ini, materi pembelajaran disajikan dengan mengaitkan
konsep-konsep teoretis dengan realitas sosial yang ada di sekitar siswa. Hal ini membantu siswa
untuk memahami relevansi dari apa yang mereka pelajari dengan kehidupan sehari-hari,
sehingga meningkatkan minat dan motivasi belajar mereka.

c.) Materi KUMER IPS Kelas 8

 Tema 01 Kondisi Geografis dan Pelestarian Sumber Daya Alam


 Tema 02 Kemajemukan Masyarakat Indonesia
 Tema 03 Nasionalisme dan Jati Diri Bangsa
 Tema 04 Pembangunan Perekonomian Indonesia
2.) Struktur Kurikulum Merdeka

a.) Capaian Pembelajaran dan Tujuan Pembelajaran SMP KELAS 8

CAPAIAN Di akhir kelas 8, peserta didik memahami kondisi geografis


PEMBELAJARAN Nusantara dan potensi serta pelestarian sumber dayanya. Ia

DAN TUJUAN
menganalisis hubungan antara keragaman kondisi geografis

PEMBELAJARAN Nusantara terhadap pembentukan kemajemukan budaya. Ia juga


memahami perkembangan hubungan antarwilayah di Nusantara
hingga munculnya semangat kebangsaan Indonesia. Peserta didik
mengumpulkan data dengan melakukan observasi masalah-masalah
sosial kemudian mengembangkan dan mempresentasikan temuan
menggunakan berbagai media digital dan nondigital. Ia melakukan
penelitian sederhana, membuat karya atau melakukan aksi sosial
yang relevan di lingkungan sekitar dalam perspektif nasional,
kemudian ia melakukan refleksi dari setiap proses yang sudah
dilakukan.

RUANG Sejarah:
LINGKUP  Sejarah Nusantara di periode awal abad Masehi hingga masa
MATERI kerajaan (perspektif lingkungan)

Geografi:

 Keragaman alam Indonesia.

 Potensi, pemanfaatan, dan pelestarian Sumber Daya Alam


Indonesia

 Populasi.

Ekonomi:

 Potensi, pemanfaatan, dan pengembangan Sumber Daya


Manusia sebagai tenaga produktif perekonomian.

Sosiologi:

 Lembaga sosial (Struktur Pemerintahan Daerah)

ALUR TUJUAN 1.1 Peserta didik mampu menjelaskan luas dan letak wilayah
PEMBELAJARAN Indonesia
1.2 Peserta didik mampu mengidentifikasi letak geologis
Indonesia

1.3 Peserta didik menganalisis cuaca dan iklim Indonesia.

1.4 Peserta didik mampu menjelaskan keragaman sosial budaya


di masyarakat.

1.5 Peserta didik mampu menganalisis pengaruh faktor


geografis yang mempengaruhi keragaman sosial budaya.

1.6 Peserta didik mampu mengidentifikasi jenis keragaman


sosial budaya.

1.7 Peserta didik mampu mengidentifikasi sumber daya hutan di


Indonesia.

1.8 Peserta didik mampu mengidentifikasi sumber daya tambang


di Indonesia.

1.9 Peserta didik mampu mengidentifikasi sumber daya


kemaritiman di Indonesia

1.10 Peserta didik mampu mengidentifikasi pemanfaatan sumber


daya alam di Indonesia.

1.11 Peserta didik mampu menganalisis kualitas sumber daya


manusia di Indonesia.

1.12 Peserta didik mampu menganalisis cara meningkatkan


sumber daya manusia di Indonesia.

1.13 Peserta didik mampu mendeskripsikan lembaga sosial.

1.14 Peserta didik mampu menganalisis peranan lembaga sosial


dalam pemanfaatan sumber daya alam.

1.15 Peserta didik mampu menganalisis peranan lembaga sosial


dalam pemanfaatan sumber daya manusia.

1.16 Peserta didik mampu mengidentifikasi perdagangan


Nusantara pada awal Masehi.

1.17 Peserta didik mampu menjelaskan masuknya Hindu-Buddha


ke Indonesia
1.18 Peserta didik mampu mengidentifikasi kebudayaan pengaruh
Hindu-Buddha di Indonesia

PROFIL Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berahlak
PELAJAR Mulia; Berkebhinekaan Global; Bergotong Royong; Mandiri;
PANCASILA Bernalar Kritis; dan Kreatif.

JUMLAH JAM Min 40 jam pelajaran (40 JP)


PELAJARAN

GLOSARIUM Adat istiadat: Himpunan kaidah-kaidah sosial yang sejak lama ada
dan telah menjadi kebiasaan (tradisi) dalam masyarakat.

Budaya: Suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki Bersama


oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi.

Dinamika penduduk: Perubahan jumlah penduduk pada suatu


wilayah yang disebabkan oleh tiga faktor yaitu, kelahiran
(natalitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan (migrasi).

Globalisasi: Terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi


antarmasyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sistem dan
kaidah yang sama

Iklim: Rerata keadaan udara atau cuaca yang terjadi pada rentang
wilayah yang luas serta rentang waktu yang lama. Wilayah
tersebut bisa satu benua atau negara dengan waktu, misalnya
10 tahun atau 20 tahun.

Imperialism : Sistem politik yang bertujuan menjajah negara lain


untuk mendapatkan kekuasaan dan keuntungan lebih besar.

Inflasi: Kemerosotan nilai uang karena banyaknya dan cepatnya


uang beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-
barang

Inovasi: Diterapkannya alat/ide baru untuk melengkapi atau


menggantikan ide/alat yang lama

Integrasi sosial: Proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda


dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan
Kolonialisme: Penguasaan oleh suatu negara atas daerah atau
bangsa lain dengan maksud untuk memperluas negara.

Komoditas: Barang ekspor atau impor.

Komposisi penduduk: Pengelompokan penduduk berdasarkan


kriteria tertentu. Misalnya berdasarkan agama, jenis kelamin,
ras, usia, status perkawinan, dan lain-lain.

Mobilitas sosial: Perpindahan posisi seseorang atau sekelompok


orang dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain.

Piramida penduduk: Dua buah diagram batang, pada sisi lainnya


menunjukkan jumlah penduduk laki-laki dan pada sisi
lainnya menunjukkan jumlah penduduk perempuan dalam
kelompok interval usia penduduk lima tahunan.

Potensi: Kemampuan yang dimiliki.

Reformasi: Perubahan secara drastis untuk perbaikan (bidang


sosial, politik, agama) dalam suatu masyarakat atau negara.

b.) Struktur Kurikulum Merdeka Mata Pembelajaran

Mata pelajaran wajib nasional ditetapkan oleh pemerintah pusat dan harus diikuti oleh semua
sekolah. Mata pelajaran wajib nasional meliputi: – Pendidikan Agama dan Budi Pekerti –
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan – Bahasa Indonesia – Matematika – Ilmu
Pengetahuan Alam dan Sosial (untuk SD) – Ilmu Pengetahuan Alam (untuk SMP, SMA, SMK)
– Ilmu Pengetahuan Sosial (untuk SMP, SMA, SMK) – Bahasa Inggris (pilihan untuk SD) –
Seni Budaya (pilihan untuk SD, SMP, SMA, SMK) – Prakarya (pilihan untuk SMP, SMA, SMK)
– Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan – Muatan Lokal.

C. Analisis Perbandingan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka

1.) Perbandingan Antara Kurikulum K-13 dan Kurikulum Merdeka Jika Dilihat dari
Aspek Komponen Kurikulumnya

Pada K-13 menetapkan tujuan pendidikan yang mencakup pengembangan potensi siswa
secara holistik, baik aspek kognitif, afektif, psikomotorik, maupun spiritual. Sementara itu,
Kurikulum Merdeka fokus pada tujuan pendidikan yang menghasilkan individu yang memiliki
karakter tangguh, kemandirian, dan siap berkontribusi dalam membangun bangsa. Dengan
demikian, K-13 menekankan pada pengembangan holistik, sementara Kurikulum Merdeka lebih
menonjolkan pembentukan karakter dan kemandirian siswa.

Selanjutnya, K-13 mengatur konten pembelajaran yang mencakup mata pelajaran inti,
muatan lokal, dan muatan nasional. Sementara itu, Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan
kepada sekolah dan daerah untuk menentukan isi kurikulum sesuai dengan kebutuhan lokal dan
potensi daerah. Dalam hal ini, Kurikulum Merdeka memberikan lebih banyak fleksibilitas dalam
menyesuaikan isi kurikulum dengan kebutuhan dan karakteristik daerah setempat dibandingkan
dengan K-13.

Kemudian, K-13 pada dasarnya menggunakan pendekatan pembelajaran yang aktif,


kontekstual, dan menyenangkan seperti pendekatan saintifik. Kurikulum Merdeka mendorong
penggunaan metode pembelajaran berbasis proyek, praktik langsung, dan pengalaman nyata.
Keduanya menekankan pembelajaran yang aktif dan kontekstual, tetapi Kurikulum Merdeka lebih
menonjolkan pembelajaran berbasis pengalaman langsung.

Selanjutnya, K-13 menggunakan beragam metode penilaian seperti penilaian portofolio,


penugasan, dan ujian nasional. Pada Kurikulum Merdeka, mendorong penilaian holistik yang
mencakup aspek keterampilan, karakter, dan pengetahuan. Kurikulum Merdeka lebih
menekankan pada penilaian holistik yang mencakup berbagai aspek, sementara K-13 lebih
terfokus pada pengetahuan akademik. Pada pengembangan sumber belajar, di mana K-13
memiliki bahan ajar yang telah terstandarisasi dan tersedia secara nasional. Sementara itu,
Kurikulum Merdeka mendorong pengembangan sumber belajar yang beragam dan sesuai dengan
kebutuhan dan konteks lokal. Kurikulum Merdeka memberikan lebih banyak ruang bagi
pengembangan sumber belajar yang relevan dengan kondisi dan kebutuhan setempat.

K-13 dan Kurikulum Merdeka memiliki perbedaan dalam berbagai aspek komponen
kurikulum seperti tujuan pendidikan, isi kurikulum, metode pembelajaran, evaluasi, dan
pengembangan sumber belajar. K-13 menekankan pada pengembangan holistik siswa sementara
Kurikulum Merdeka lebih menonjolkan pembentukan karakter, kemandirian, dan fleksibilitas
lokal. Selain itu, Kurikulum Merdeka juga menekankan pada pembelajaran berbasis pengalaman
langsung dan penilaian holistik.

2.) Perbandingan Antara Kurikulum K-13 dan Kurikulum Merdeka Jika Dilihat dari
Aspek Struktur Kurikulum

Kurikulum 2013 (K-13) didasarkan pada empat pilar pendidikan UNESCO yang
mencakup aspek kognitif, afektif, psikomotorik, dan spiritual. Sementara itu, Kurikulum Merdeka
lebih memprioritaskan penguatan karakter, kemandirian, keberanian berinovasi, dan
pemberdayaan masyarakat. Dengan demikian, babhwa Kurikulum 2013 lebih berfokus pada
pengembangan beragam aspek kepribadian siswa, sementara Kurikulum Merdeka menekankan
pada pembentukan karakter yang kuat dan kemandirian.

Selanjutnya, Kurikulum 2013 (K-13) lebuh terstruktur dalam tiga tingkatan pendidikan
yaitu SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA, dengan muatan lokal dan nasional. Sementara itu,
Kurikulum Merdeka lebih menekankan pada fleksibilitas lokal dalam menyusun kurikulum sesuai
kebutuhan dan potensi daerah. Dalam hal ini, Kurikulum Merdeka memberikan lebih banyak
ruang bagi daerah untuk menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan lokal, sementara Kurikulum
2013 memiliki struktur yang lebih terpusat.

Selain itu, Kurikulum 2013 (K-13) juga mengedepankan pendekatan saintifik,


kontekstual, dan menyenangkan. Sementara pada Kurikulum Merdeka mengutamakan
pembelajaran berbasis proyek, praktik langsung, dan pengalaman nyata. Keduanya menekankan
pada pembelajaran yang aktif dan menyenangkan, tetapi Kurikulum Merdeka lebih menonjolkan
pembelajaran berbasis pengalaman langsung.

Berbicara Kurikulum 2013 (K-13) menggunakan penilaian berbasis portofolio,


penugasan, dan ujian nasional. Sedangkan Kurikulum Merdeka lebih mendorong penilaian
holistik yang mencakup aspek keterampilan, karakter, dan pengetahuan. Dengan demikian,
Kurikulum Merdeka lebih menekankan pada penilaian holistik yang mencakup berbagai aspek,
sementara Kurikulum 2013 lebih terfokus pada aspek pengetahuan. Kurikulum 2013 (K-13)
melibatkan berbagai pihak seperti guru, orang tua, dan masyarakat dalam implementasinya.
Sementara itu, Kurikulum Merdeka memberikan lebih banyak kewenangan kepada sekolah dan
masyarakat setempat dalam mengatur kurikulum. Dalam hal ini Kurikulum Merdeka memberi
lebih banyak kewenangan kepada pihak-pihak lokal untuk berpartisipasi dalam penyusunan dan
implementasi kurikulum.

K-13 dan Kurikulum Merdeka memiliki pendekatan yang berbeda dalam hal fokus,
struktur, metode pembelajaran, evaluasi, dan keterlibatan stakeholder. K-13 lebih menekankan
pada pengembangan kepribadian holistik siswa sementara Kurikulum Merdeka lebih
menonjolkan penguatan karakter dan kemandirian. Sementara K-13 memiliki struktur yang lebih
terpusat, Kurikulum Merdeka memberikan lebih banyak fleksibilitas kepada daerah untuk
menyesuaikan kurikulum sesuai kebutuhan lokal. Selain itu, Kurikulum Merdeka juga
menekankan pada pembelajaran berbasis pengalaman langsung dan penilaian holistik.
BAB III
PENUTUP

Dalam makalah dijelaskan bahwa struktur kurikulum 2013 memiliki tujuan pembelajaran untuk
memiliki sikap yang diperlukan untuk menjadi warga negara yang baik di masa sekarang maupun
masa mendatang,pendekatan pembelajaran dengan cara saintifik dan tematik.Dan dengan
memilikk 4 Bab didalamnya,dan memiliki organisasi materi di kurikulum 2013. Dan memiliki
struktur kurikulum yaitu kompetensi dasar dan kompetensi inti. Dan pada kurikulum merdeka
tujuan pembelajaran Tujuan Sistem Pendidikan Nasional, Standar Nasional Pendidikan, dan
Profil Pelajar Pancasila dan Pembelajaran intrakurikuler yang beragam. Materi dibagi menjadi 4
tema dan sturuktur dengan capaian pembelajaran dan tujuan pembelajaran. Dan Perbandingan
Antara Kurikulum K-13 dan Kurikulum Merdeka Jika Dilihat dari Aspek Komponen
Kurikulumnya ada perbandingan dengan pendekatan,penilaian,dll.
DAFTAR PUSTAKA

Adisel, A., Afenti, Z. Z., Natalya, L., & Melansari, O. (2022). Pembelajaran IPS Dalam
Kurikulum 2013. Journal of Education and Instruction (JOEAI), 5(1), 305-311.

Siti Humairoh, “Pengorganisasian Materi IPS Dalam Kurikulum SD Dan Pengembangan Materi
Pembelajaran IPS”, https://humairahbisa.blogspot.com (diakses pada sabtu, 28 mei
2016).

Toni Nasution, Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), (Yogyakarta:Samudra Biru,
2018), hlm. 185-187.

Supriono, Y. (2018). Pembelajaran IPS dalam perspektif Kurikulum 2013. Tatar Pasundan:
Jurnal Diklat Keagamaan, 12(32), 89.

https://an-nur.ac.id/blog/perbedaan-antara-kurikulum-2013-dengan-kurikulum-
merdeka.html#Kerangka_Dasar

Rohimajaya, N. A., Hartono, R., Yuliasri, I., & Fitriati, S. W. (2022, September). Kurikulum
2013 dan kurikulum merdeka dalam pembelajaran bahasa Inggris untuk SMA di era
digital. In Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (Vol. 5, No. 1, pp. 825-829

Anda mungkin juga menyukai