Jurnal 9

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

Tahun [JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM), P-ISSN:

2022 2615-0921 E-ISSN: 2622-6030 VOLUME 5 NOMOR 1 JANUARI 2022] HAL 267-273

UPAYA PENERAPAN IMAJINASI TERBIMBING UNTUK MENURUNKAN TEKANAN


DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI

Baik Heni Rispawati1*, Dewi Nursukma Purqoti 2, Ernawati3, Supriyadi4


1-4
STIKES Yarsi Mataram

Email Korespondensi: [email protected]

Disubmit: 19 November 2021 Diterima: 23 Desember 2021 Diterbitkan: 02 Januari 2022


DOI: https://doi.org/10.33024/jkpm.v1i1.5505

ABSTRAK

Data world health organization (WHO) menunjukkan sekitar 1,13 Miliar orang
di dunia menyandang hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis
hipertensi. Hipertensi disebut sebagai silent killer karena pada sebagian besar
kasus tidak menunjukkan tanda dan gejala apapun, sehingga penderita tidak
mengetahui jika dirinya terkena hipertensi. Tujuan Setelah diberikan penerapan
imajinasi terbimbing diharapkan adanya perubahan tekanan darah pada
penderita yg mengalami hipertensi pada Lansia dan mengetahui cara mengatasi
hipertensi tanpa menggunakan obat. Pelaksanaan kegiatan ini dengan cara
melakukan sebelumnya pengukuran tekanan darah pada lansia selanjutnya
melakukan imajinasi terbimbing. Ditemukan lansia menderita hipertensi tetapi
blm tau cara pengobatan menggunakan non farmakologi dan Imajinasi
Terbimbing ini belum pernah diterapkan di Desa lingsar. Dengan demikian
program kesehatan ini sangat mendukung dan sangat efektif untuk dilakukan
khususnya kegiatan Imajinasi Terbimbing ini agar dapat dijadikan sebagai
program rutin seperti sosialisasi, program kesehatan. Pelaksanaan Imajinasi
Terbimbing Ini sangat bagus untuk menurunkan tekanan darah pada pasien
Hipertensi. Oleh karena itu perawat di Puskesmas juga dapat mengaplikasikan
teknik Imajinasi Terbimbing dalam membantu menurunkan tekanan darah pada
pasien yang mengalami hipertensi

Kata Kunci: Imajinasi Terbimbing, Tekanan Darah, Pasien


Hipertensi

ABSTRACT

World Health Organization (WHO) data shows approx 1.13 billion people in the
world have hypertension, meaning that 1 in 3 people in the world is diagnosed
with hypertension. Hypertension is called the silent killer because in most cases
it does not show any signs and symptoms, so the patient does not know if he has
hypertension. Objectives After being given the application of guided
imagination, it is hoped that there will be changes in blood pressure in patients
who have hypertension in the elderly and know how to treat hypertension
without using drugs. The implementation of this activity is done by first
measuring blood pressure in the elderly and then doing guided imagination. It
was found that the elderly suffered from hypertension but did not know how to
use non-pharmacological treatment and this Guided Imagination had never been
applied in Lingsar Village. Thus this health program is very supportive and very
effective to be carried out, especially this Guided Imagination activity so that
267
Tahun [JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM), P-ISSN:
2022 2615-0921 E-ISSN: 2622-6030 VOLUME 5 NOMOR 1 JANUARI 2022] HAL 267-273

it can be used as a routine program such as socialization, health programs.


Implementation of Guided Imagination This is very good for lowering blood
pressure in Hypertensive patients. Therefore nurses at the Puskesmas can also
apply the Guided Imagination technique to help lower blood pressure in patients
with hypertension

Keywords: Guided Imagination, Blood Pressure, Hypertension Patients

1. PENDAHULUAN
Data world health organization (WHO) tahun 2015 menunjukkan sekitar
1,13 Miliar orang di d unia menyandang hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di
dunia terdiagnosis hipertensi. Data world health organization (WHO) tahun 2015
prevalensi tertinggi peningkatan tekanan darah usia > 18 terdapat di Afrika
sebesar 30%, Jumlah hipertensi di dunia terus meningkat setiap tahunnya,
diperkirakan pada tahunnya. Diperkirakan tahun 2025 akan ada 1,5 miliar orang
yang terkena hipertensi.
Hipertensi merupakan suatu kondisi tekanan darah yang melebihi batas
normal, yakni sistolik ≥ 140 mmHg dan diastolik ≥ 90 mmHg, tekanan darah
normal manusia adalah 120/80 mmHg. Umumnya penderita tidak menyadari jika
dirinya menderita hipertensi, karena hipertensi seringkali tanpa tanda dan
gejala, hipertensi sering disebut sebagai silent killer (WHO, 2015).
Menurut Rikesdas (2018) menyatakan prevalensi hipertensi berdasarkan
hasil pengukuran pada penduduk Indonesia sebesar 63.309.620 orang, sedangkan
angka kematian di Indonesia sebesar 427.218 kematian. Hipertensi terjadi pada
kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun( 45,3%), umur 55-64
tahun (55,2%). Di perkirakan tahun 2025 indonesia akan mengalami peningkatan.
Menurut Rikesdas (2018) diperkirakan penderita hipertensi usia > 18 tahun di
provinsi Nusa Tenggara Barat sebanyak 358.110 jiwa dan pada daerah Lombok
barat sebesar 0,9%.
Menurut data tahun 2018 yang didapatkan di Puskesmas Lingsar
lansia yang mengalami hipertensi selama 3 bulan terakhir didapatkan pada bulan
Agustus 96, bulan September 134, dan bulan oktober 124 orang yang mengalami
hipertensi dari jumlah data tersebut lebih banyak perempuan karena lebih
banyak perempuan yang datang posyandu lansia dari pada laki- laki karena
jarang melakukan posyandu lansia.
Hipertensi termasuk masalah yang besar dan serius karena sering
tidak terdeteksi meskipun bertahun-tahun. Ketika gejala timbul, hipertensi
sudah menjadi penyakit yang harus diterapi seumur hidup, pengobatan yang
harus di keluarkan cukup mahal dan membutuhkan waktu yang lama. Bila tidak
ditangani dengan baik akan menimbulkan masalah lain berupa komplikasi
berbagai organ jantung, ginjal, otak, mata. Hipertensi juga dapat menyebabkan
kecacatan permanen dan kematian mendadak. Penyakit hipertensi pada lansia
memerlukan penangan tanpa menimbulkan efek samping yang bertujuan
untuk mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas serta mempertahankan
tekanan darah normal. (Sumartini & Bachtiar, 2016)
Pengobatan dapat dilakukan dengan dua cara bisa dengan cara
Farmakologi dan nonfarmakologis, pendekatan secara farmakologis dapat
dilakukan dengan pemberian antihipertensi. Walaupun antihipertensi sangat
efektif untuk menurunkan tekanan darah, namun hal tersebut akan berdampak
kecanduan obat dan akan memberikan efek samping obat yang berbahaya bagi
pasien. Salah satu efek samping penggunaan antihipertensi dalam jangka waktu
268
Tahun [JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM), P-ISSN:
2022 2615-0921 E-ISSN: 2622-6030 VOLUME 5 NOMOR 1 JANUARI 2022] HAL 267-273

yang lama adalah batuk, batuk sering dikeluhkan oleh penderita hipertensi
dengan mengonsumsi captopril.(Aswad, 2019)
Manajemen non farmakologi dapat dilakukan salah satunya dengan teknik
imajinasi terbimbing,tehnik imaginasi terbimbing ini merupakan teknik relaksasi
dengan menggunakan imajinasi seseorang dengan satu cara yang dirancang
secara khusus untuk mencapai efek tertentu, pada teknik ini stimulasi otak
melalui imajinasi dapat menimbukan pengaruh langsung pada system saraf,
endokrin, neuromodulator, endorphin dengan cara mampu menurunkan frekuesi
hart rate sehingga cardiac output akan sesuai dengan normal ritme.(Aswad,
2019).
Permasalahannya di desa lengsar banyak warga mengeluh hipertensi,
m a k a dalam kesempatan ini peneliti ingin mencoba memperkenalkan salah
satu pengobatan hipertensi secara nonfarmakologis yaitu penerapan tehnik
imajinasi terbimbing yang bertujuan untuk menurunkan tekanan darah pada
lansia penderita hipertensi dan untuk meningkatkan pengetahuan warga desa
Lingsar tentang penyakit Hipertensi dan dapat menerapkan secara mandiri
tehnik imajinasi tersebut. Pengabdian ini dilakukan di Desa lingsar, dimana
didapatkan data sebagian besar warga menderita Hipertensi

2. MASALAH

Alasan Kami memilih tempat pengabdian tentang imajinasi terbimbing di


desa Lingsar wilayah kerja puskesmas Lingsar terdapat beberapa lansia
mengatakan mengalami tekanan darah tinggi tetapi
penanganannya mereka mengatakan menggunakan obat saja, mereka belum
mengetahui tentang pengobatan secara non farmakologis, Upaya untuk
mengatasi dan mencegah dampak buruk diperlukan penanganan
terkait. Upaya yang telah dilakukan dalam pencehagan dan pengendalian
hipertensi sehingga banyak orang menganggap hipertensi hanya bisa ditangani
dengan pengobatan obat saja atau farmakologi, Padahal bisa ditangani dengan
pengobatan non farmakologi juga. Salah satu yang bisa dilakukan untuk
menurunkan hipertensi yakni tehnik imaginasi terbimbing. Tehnik imajinasi
terbimbing merupakan salah satu cara terbaik untuk menurunkan tekanan
darah. Dengan tehnik imaginasi yang dilakukan secara teratur dapat
menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolic, menurunkan kadar hormone
stress cortisol, menurunkan kecemasan sehingga tekanan darah akan turun dan
fungsi tubuh semakin membaik. (Aswad, 2019).

Dilokasi pengabdian sebagian besar warga termasuk dalam taraf ekonomi


menengah ke bawah, sehingga dari pendapatan masyarakat yang tidak pasti.
sebagian besar berprofesi sebagai petani dan pedagang. Untuk pendidikan
masyarakat masih banyak yang tidak melanjutkan pendidikan dengan berbagai
alasan salah satunya masalah ekonomi. Salah satu cara yang cukup untuk
bisa mengatasi tekanan darah tinggi dalam pengabdian ini diberikan pilihan
dalam kegiatan pengabdian ini adalah penerapan tehnik imajinasi terbimbing
yang bisa diterapkan masyarakat tentang pengenalan konsep dasar
penyebab,tanda dan gejalapencegahan serta penanganan non
farmakologi berupa tehnik imajinasi terbimbing untuk menurunkan tekanan
darah. Tujuan Pengabdian masyarakat di Desa Lingsar bertujuan
agar masyarakat memiliki pemahaman dasar tentang cara penanganan
Hipertensi, serta mampu menerapkan intervensi non farmakologis untuk

269
Tahun [JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM), P-ISSN:
2022 2615-0921 E-ISSN: 2622-6030 VOLUME 5 NOMOR 1 JANUARI 2022] HAL 267-273

menurunkan tekanan darah.

Gambar 2.1 Lokasi Penerapan Imaginasi Terbimbing

3. METODE

a. Tujuan Persiapan
Pengabdian masyarakat di desa Lingsar wilayah kerja puskesmas Lingsar
bertujuan agar masyarakat memiliki pemahaman dasar tentang Hipertensi,
serta mampu menerapkan intervensi non farmakologis untuk menurunkan
tekanan darah dengan tehnik imajinasi Terbimbing, Persiapan pelaksanaan
tenik imaginasi terbimbing ini dimulai tanggal 4 November 2021.

Pengabdian kepada masyarakat ini telah dilaksanakan pada hari kamis, 4


November 2021 dimulai sejak pukul 09.00- selesai di rumah salah satu kader
kesehatan di desa Lingsar wilayah kerja puskesmas Lingsar ,Dengan target
sasaran mencapai 16 Orang. Sebelum pelaksanaan kegiatan dilakukan terlebih
dahulu observasi lokasi pada tanggal 1 Oktober 2021 Persiapan kegiatan
dilakukan dengan melakukan koordinasi dengan pihak puskesmas kepala desa
Lingsar untuk persiapan tempat pelaksanaan kegiatan.

Solusi yang cukup strategis yang ditawarkan dalam kegiatan pengabdian ini
adalah peningkatan pemahaman masyarakat terutama lansia yang mengalami
hipertensi memahami tentang pengenalan konsep dasar penyebab, tanda dan
gejala, cara pencegahan dan penanganan hipertensi dengan cara non
farmakologi berupa tehnik imajinasiterbimbing untuk menurunkan
tekanan darah.

b. Tahap pelaksanaan
Sebelum Pelaksanaan kegiatan pengabdian dilakukan koordinasi kepada
pihak puskesmas Lingsar dan kader dan lansia di desa Lingdsar kemudian
dilanjutkan dengan pelaksanaan tehnik Imajinasi Terbimbing.

Adapun metode pelaksanaan kegiatan pengabdian ini adalah:

270
Tahun [JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM), P-ISSN:
2022 2615-0921 E-ISSN: 2622-6030 VOLUME 5 NOMOR 1 JANUARI 2022] HAL 267-273

a. Pre Test
Dilakukan pengkajian terhadap pengetahuan warga tentang penyakit
Hipertensi, pengkajian yang dirasakan dan pengukuran tekanan darah
menggunakan alat spigmomanometer dan lembar observasi sebelum dilakukan
tenik imajinasi terbimbing.
b. Pemaparan Materi
Pada pemaparan materi diberikan pengertian hipertensi, penyebab, tanda
dan gejala, cara pencegahan serta penanganan non farmakologi dengan
metode ceramah dan diskusi. Setelah pemaparan materi tentang tehnik
imajinasi terbimbing,selanjutnya dilakukan diskusi. Warga dipersilahkan
untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami terkait materi
penyuluhan.
c. Masase Kepala
Setelah pemaparan materi selanjutnya bersama-sama
warga melakukan latihan terapi tehnik imajinasi terbimbing dengan waktu 5-
15 menit
d. Post Test
Pada tahap ini dilakukan pengkajian kembali pemahaman warga
mengenai Hipertensi setelah diberikan waktu istirahat selama 10 menit
setelah dilakukan tehnik imajinasi terbimbing dan dilakukan pengukuran
tekanan darah postest intervensi
e. Monitoring dan Evaluasi
Pada tahap ini tim pengabdian masyarakat melakukan evaluasi dan
monitoring terhadap monitoring kembali dilakukan 4 minggu setelah
pelaksanaan pengabdian masyarakat. Saat monitoring, dilakukan pula
pengkajian terhadap keluhan yang dirasakan warga sebagai evaluasi setelah
menerapkan secara mandiri tehnik imajinasi terbimbing

c. Evaluasi
i. Struktur
Pada tahap ini warga yang hadir sebanyak 16 orang lansia penderita
hipertensi yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, tempat sudah
dipersiapkan sesuai planing yang ditentukan yakni di desa lingsar. Adapun
peran yang bertanggung jawab yang menyampaikan materi, tehnik
imajinasi, sebagai moderator, notulen, observasi, pendokumentasian
sudah ditetapkan.

ii. Proses
Pelaksanaan kegiatan pukul 10.00 s/d 12.30 WITA. Sesuai dengan
jadwal yang telah direncanakan.
iii. Hasil
1. Penderita hipertensi memahami dan mengerti tentang pengertian
hipertensi
2. Penderita hipertensi memahami dan mengerti tentang penyebab
hipertensi
3. Penderita hipertensi memahmi dan mengerti tentang tanda dan
gejala hipertensi Penderita hipertensi memahami dan mengerti
tentang penatalaksaan menurunkan tekanan darah hipertensi
menggunakan terapi non farmakologis.

271
Tahun [JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM), P-ISSN:
2022 2615-0921 E-ISSN: 2622-6030 VOLUME 5 NOMOR 1 JANUARI 2022] HAL 267-273

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Dari hasil pengabdian pada warga hipertensi di desa lingsar puskesmas
lingsar didapatkan hasil bahwa setelah dilakukan tindakan tehnik
imajinasi terbimbing didapatkan hasil lansia bahwa tejadi perbedaan
tingkat tekanan darah sebelum dan setelah dilakukan tindakan teknik
inmajinasi terbimbing, terjadi penurunan tekanan darah yang signifikan
setelah diberikan tindakan teknik imajinasi terbimbing pada lansia yang
megalami hipertensi,dimana dapat dilihat dari hasil pengukuran tekanan
darah sebelum dilakukan tindakan imajinasi terbimbing didapatkan
pengukuran tekanan darah rata-rata 180/110 mmhg mengalami hipertensi
berat. Sedangkan setelah dilakukan tindakan tehnik Imajinasi Terbimbing
d i d a p a t k a n h a s i l p e n g u k u r a n t e k a n a n d a r a h mengalami
perubahan menjadi rata-rata 120/80 mmhg, dimana dapat dilihat
perbedaan hasil sebelum dan sesudah dilakukan tehnik imajinasi terbimbing.

Gambar 2.2 Foto Kegiatan Pengabdian

5. KESIMPULAN
Berdasarkan kegiatan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
Rata-rata peserta kegiatan pengabdian masyarakat berusia di atas 45 sampai
dengan 60 tahun, Adanya peningkatan p e m a h a m a n tentang Hipertensi dan
mengerti tentang pengobatan dengan cara non farmakologis pada warga
desa lingsar terbukti denagan adanya hasil penurunan tekanan darah pada
warga yang mengalami hipertensi setelah dilakukan tehnik imajinasi
terbimbing.

272
6. DAFTAR PUSTAKA
Agus, R. (2011). Aplikasi Metodelogi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha
Medika.
Apiani Reny Yuli. (2014). Asuhan Keperawatan Gerontik. CV Trans Info Media.
E Bustami dkk. (2020). Hubungan Pengetahuan tentang hipertensi dengan
penatalaksanaan penyakit hipertensi Non farmakologi (diet rendah garam)
di Puskesmas Sei Langkai.
Hidayat, limul Aziz. ( 2017). Metodelogi Penelitian dan Kesehatan. Selamba
Medika. Jakarta.
Kementrian kesehatan republik Indonesia. (2018).
http//www.p2ptm.kemkes.go.id Data dan informasi profil kesehatan
Lorna Lolo Lestari, Novianty Nensi. (2018). Pengaruh Pemberian Guided
Imagery Terhadap Skala Nyeri Pada Pasien Post Operasi Appendisitis
Hari Pertama Di RSUD Sawerigading Kota Palopo. Volume 01. Jurnal
Fenomena Kesehatan.
Mahanani Srinalesti, Yusiana Maria Anita. (2017). Terapi Imajinasi
terbimbing. Adjie Media Nusantara.
Noviyanti. (2015). Hipertensi Kenali, Cegah & Obati. Yogyakarta : Notebook
Yusrin Aswad, Budi Santoso. (2019). Pengeruh Imajinasi Tterbimbing
Terhadap Tekananan Darah Penderita Hipertensi di Panti Wirda
Ilomata.Vol 1, No 1. Jambura Journal of Health Sciences and Research.
Nursalam. (2013). Konsep Penerapan Metode Penelitian Ilmu keperawatan.
Jakarta: Selamba Medika.
Prasetyaningrum yunita indah. (2014). Hipertensi Bukan untuk ditakuti. Fmedia
Setyani, Hanan Iko. Dkk. (2019). Pengaruh Terapi Guided Imagery Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi. Vol.6 No 2. Jurnal
Ners Widya Husada Semarang.
Sumarliyah, Eni. (2018). Penurunan Tekanan Darah Dengan Relaksasi Autogenik
Dan Guided Imagery Pada Pasien Hipertensi. Vol.4.No2.Fakultas Ilmu
Kesehatan, Muhammadiyah Surabaya .
Sumartini Sri, Bachtiar Heru Hari. (2016). Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan
Sesudah Pemberian Teknik Relaksasi Imajinasi Terbimbing Pada Lansia
Yang Menderita Hipertensi. Vol.2 No.1. Jurnal Keperawatan Indonesia.
WHO. (2015). Data WHO 2018 tentang hipertensi. Diakses pada tanggal 15
Februari 2019 jam 15.17 wita.
Zainaro, M. A., Chrisanto, E. Y., & Perkasa, A. W. (2021). Asuhan keperawatan
komprehensif dengan penerapan efektifitas foot massage dan progressive
muscle relaxation terhadap penurunan tekanan darah pada penderita
hipertensi. JOURNAL OF Public Health Concerns, 1(3), 151-161.

273

Anda mungkin juga menyukai