Kelompok 7 (Materi Pendidikan)

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 22

MATERI PENDIDIKAN

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas terstruktur dari mata kuliah Tafsir
Tarbawi Tahun Akademik 2021/2022

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H. Rif’at Syauqi Nawawi, M.A

Ridholloh Ismat, M. Pd. I

Disusun oleh Kelompok 7:


Bryan Ryando (11180110000144)
Nisrina Nur Ulaya (11210110000005)
Muhammad Fathan Nur Ikhsan (11210110000029)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIFHIDAYATULLAH JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji Syukur kami panjatkan terhadap kehadirat Allah Swt


atas berkah, rahmat, dan kasih sayang yang telah Dia berikan kepada kami sehingga
dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “Materi Pendidikan”
sesuai dengan waktu yang sudah ditetapkan perihal batas pengumpulan makalah
ini. Shalawat serta salam tercurahkan kepada junjungan besar kita baginda
Muhammad SAW. Semoga kita mendapat syafa’at darinya di Yaumul Qiyamah
nanti.

Kami mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada Bapak


Prof. Dr. H. Rif’at Syauqi Nawawi, M.A. dan Ridholloh Ismat, M. Pd. I yang sudah
bersedia memberi kami tugas membuat makalah mata kuliah Tafsir Tarbawi.
Makalah ini memuat topik yang berguna kepada seluruh umat manusia khususnya
umat Islam perihal pentingnya memahami materi-materi pendidikan Islam.

Dengan kerendahan hati kami mengikrarkan terima kasih kepada pihak-


pihak yang sudah bersedia membantu kami dalam menyelesaikan pembuatan
makalah ini. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan dapat tersalurkan kepada
kami demi kesempurnaan makalah ini.

10 April 2022

Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2
D. Manfaat ........................................................................................................ 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
A. Materi Pendidikan ........................................................................................ 3
B. Ayat, Terjemah, & Asbabun Nuzul Qs. Al-Ghasyiyah Ayat 17-21 serta
pendapat para Mufassir ....................................................................................... 3
C. Ayat dan Terjemah Qs. Adz-Dzariyat: 20-23 serta pendapat para Mufassir 8
BAB III ................................................................................................................. 17
PENUTUP ............................................................................................................. 17
A. Kesimpulan ................................................................................................ 17
B. Saran ........................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu bimbingan atau usaha yang dilakukan oleh


seorang guru kepada peserta didik yang tidak hanya berfokus pada pemberian
materi namun juga pengajaran budi pekerti agar peserta didik tersebut dapa
tmengembangkan potensi dalam dirinya baik dari segi keagamaan, kepribadian,
akhlak mulia, kecerdasan, serta ketrampilannya.
Pendidikan Agama Islam merupakan suatu pendidikan yang bertujuan
untuk menanamkan nilai-nilai agama agar bisa menjadikan peserta didik yang
beriman dan bertakwa kepada Allah Swt. Sebagian besar muslim merupakan
orang yang berpendidikan namun sedikit sekali dari mereka yang memiliki
karakter Islam. Hal ini menjadi suatu tantangan bagi guru Pendidikan Agama
Islam dalam membangun karakter siswanya. Untuk mewujudkan hal tersebut
dibutuhkan strategi pembelajaran dan materi pendidikan yang sesuai dengan
kondisi para peserta didik. Materi pendidikan Islam yang paling sesuai
diajarkan di sekolah adalah seperti yang diajarkan oleh Rasulullah Saw. yang
tidak pernah terlepas dari tiga hal pokok yaitu akidah, ibadah, dan akhlak.
Dalam makalah ini akan dipaparkan materi-materi yang diajarkan dalam
pendidikan khususnya dalam pendidikan Islam yang dibersamai dengan analisis
terhadap ayat-ayat Al-Qur’an.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja materi yang diajarkan dalam Pendidikan Islam?


2. Apa Ayat, terjemahan, pendapat para Mufassir, dan azbabun nuzul QS. Al-
Ghashiyah 17-21?
3. Apa Ayat, terjemahan, pendapat para Mufassir, dan azbabun nuzul QS.
Adz-Dzariyat: 20-23?

1
4. Bagaimana analisis pemakalah terkait hubungan antara “Materi Pendidikan
Islam” dengan surah-surah tersebut?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui materi apa saja yang diajarkan dalam Pendidikan Islam
2. Untuk mengetahui makna yang terkandung dalam QS. Al-Ghasyiyah: 17-
21 dan QS. Adz-Dzariyat: 20-23
3. Untuk mengetahui Asbabun nuzul QS. Al-Ghasyiyah: 17-21 dan QS. Adz-
Dzariyat: 20-23
4. Untuk mengetahui pendapat para Mufassir mengenai QS. Al-Ghasyiyah:
17-21 dan QS. Adz-Dzariyat: 20-23
5. Memberitahukan pendapat para makalah mengenai keterkaitan antara
“Materi Pendidikan” dengan QS. Al-Ghasyiyah: 17-21 dan QS. Adz-
Dzariyat: 20-23

D. Manfaat

Manfaat penulisan makalah ini agar para pendidik dapat memberikan materi
yang sesuai kepada para peserta didik khususnya terkait pendidikan Islam di
sekolah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Materi Pendidikan

Materi merupakan tema-tema atau hal-hal pokok yang akan diajarkan


kepada para murid. Tujuan ataupun sasaran pendidikan akan tercapai apabila
materi yang diberikan kepada para murid diseleksi dengan baik dan tepat.
Materi tersebut harus bersifat edukatif dan tidak hanya berfokus pada
pemberian ilmu saja namun juga kepada pendidikan karakter.
Intisari materi pendidikan Islam pada masa Nabi Muhammad Saw. dapat
dikelompokkan menjadi 3 yaitu, akidah, ibadah, dan akhlak. Abdul Majid Khon
dalam bukunya menyebutkan materi-materi pendidikan agama Islam,
diantaranya; Akidah dan keimanan, Al-Qur’an, Ibadah dan Zikir, Fikih, dan
keterampilan.1

B. Ayat, Terjemah, & Asbabun Nuzul Qs. Al-Ghasyiyah Ayat 17-21 serta
pendapat para Mufassir

1. Sekilas Tentang Surah Al-Ghasyiyah


Dalam urutan mush-hafi, surah al-Ghasyiyah merupakan surah yang
ke-88. Surah Ini terdiri dari 26 ayat,dan surah ini turun sebelum Nabi Saw
berhijrah dengan kata lain Surah ini surah Makkiyah. Diturunkan sesudah
surah adz-Dzaariyaat dan sebelum surah Al-Kahfi. Nama” al-Ghasyiyah” di
ambil dari kata al-Ghasyiyah yang terdapat pada ayat Pertama surah ini yang
artinya pembalasan yang dahsyat, tetapi yang dimaksud adalah Hari kiamat.
Surah ini adalah surah yang kerap kali dibaca oleh nabi pada rakaat yang
Kedua pada sholat hari raya dan sholat jum’at. Tema utama surah ini adalah
uraian tentang hari kiamat dengan balasan dan Ganjaran bagi manusia.
Dikemukakan juga tentang kecaman terhadap orang-orang yang Tidak

1
Abdul Majid Khon, Hadis Tarbawi: Hadis-Hadis Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2019), Cet. I, Hal.

3
menarik pelajaran dari ayat-ayat Allah yang terhampar di bumi dan
dilangit.2

2. Ayat dan Terjemahan QS. Al-Ghasyiyah: 17-21


ِ َ‫۝ وإِ ََل ا ْْلِب‬
‫ال‬ َ ۱۸ ‫ت‬ َ ‫الس َم ِاء َك ْي‬
ْ ‫ف ُرفِ َع‬ َّ ‫۝ َوإِ ََل‬ ْ ‫ف ُخلِ َق‬
۱۷ ‫ت‬ َ ‫اْلبِ ِل َك ْي‬
ِْ ‫أَفَ ََل يَ ْنظُُرو َن إِ ََل‬

۲۱ ‫ت ُم َذكِر‬
‫۝‬ َ ْ‫۝ فَ َذكِ ْر إِ ََّّنَا أَن‬ ْ ‫ف ُس ِط َح‬
۲۰ ‫ت‬ ِ ‫۝ َوإِ ََل ْاْل َْر‬
َ ‫ض َك ْي‬ ۱۹ ‫ت‬ ِ ُ‫ف ن‬
ْ َ‫صب‬ َ ‫َك ْي‬
Artinya:
(17). Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia
Diciptakan,
(18). Dan langit, bagaimana ia ditinggikan?
(19). Dan Gunung- Gunung bagaimana ia ditegakkan?
(20). Dan bumi bagaimana ia Dihamparkan?
(21). Maka berilah peringatan, Karena Sesungguhnya kamu
Hanyalah orang yang memberi peringatan.3

3. Pendapat Mufassir Tentang QS. Al-Ghasyiyah: 17-21


a) Ahmad Musthafa Al - Maraghi
Menurut Ahmad Musthafa Al - Maraghi, bahwa ayat tersebut
menggambarkan tentang keberadaan unta yang Menakjubkan yang
selalu ada di sekitar manusia (kaum musyrik Mekkah ketika itu) yang
selalu Mereka manfaatkan dalam berbagai kebutuhan, kalaulah mereka
memperhatikannya, nicaya mereka Menemukan beberapa kelebihan
unta dibanding dengan binatang lain. Unta adalah binatang yang
Bertubuh besar dan kuat, tahan menanggung lapar dan dahaga, memikul
beban berat, berjalan di Padang sahara sekalipun terik matahari tanpa
berhenti, sehingga disebut perahu sahara. Unta berjiwa Penurut, baik

2
M. Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah. Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an
(Jakarta: lentera Hati, 2002), Hal. 263
3
Departemen Agama Republik Indonesia,Al-Quran Dan Terjemahannya (Semarang: CV
As-Syifa,2001) Hal. 1601-1602

4
terhadap anak kecil maupun dewasa, ia tetap sabar sekali pun disakiti.
Unta tidak Memilih-milih makanan sekalipun pahit atau berduri.4 “Unta
tidak pernah “berbohong”. Ia tidak akan Duduk beristirahat
menghindari beban berat. Sekalipun binatang besar, tetapi ia tunduk dan
siap diatur Sekalipun anak kecil, unta adalah binatang yang sangat
bermanfaat, sekalipun biaya pemeliharaannya sangat sedikit.”5

b) Quraish Shihab
Menurut Quraish Shihab, bahwa Allah swt. pemilik kerjaan langit
dan bumi. Dia yang yang menciptakan, memiliki dan mengaturnya serta
mengetahui seluruh rincian yang terjadi pada keduanya. Karena Allah
swt. pemilik langit dan bumi dan segala isinya, maka seharusnya semua
makhluk-Nya tunduk kepada-Nya termasuk manusia. Itulah sebabnya,
kalau manusia tidak mau mengakui kebesarana Allah swt. dengan
menjadikannya sebagai satu-satunya tempat menyembah, meminta
pertolongan, lalu menyembah dan meminta pertolongan kepada
makhluk-Nya dinamakan musyrik. Mereka inilah yang dimaksud pada
surah al-Qasyiyah tersebut, agar mereka merenungi dan mengambil
pelajaran terhadap keajaiban apa yang terdapat di langit, sehingga
mereka tidak lagi mempersekutukan Allah swt.6

c) Tafsir Al-Madinah Al-Munawwara


Allah memerintahkan Rasulullah untuk senantiasa memberi
peringatan bagi kaumnya. Maka tidak layak bagimu -hai Rasulullah-
berputus asa akibat keberpalingan mereka; sebab kamu hanyalah
pemberi peringatan bagi mereka, kamu bukanlah orang yang harus
memaksa mereka untuk memperoleh hidayah. Dan janganlah kamu
merasa berat akibat kesesatan mereka, dan kamu tidak akan

4
Ahmad Mushthafa Al-Maragy, Tafsir Al-Margy, jilid 30 (Mushthafa al-Bab al-Halabi:
Mesir, t,th.) Hal. 136-137
5
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Vol. 15, Hal. 235
6
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Vol. 2, Hal. 305

5
mempertanggung-jawabkan kebebalan mereka di atas kekafiran; kamu
juga tidak dapat menciptakan keimanan dalam hari mereka; namun
kewajibanmu hanya menyampaikan risalah.7
Imam Ahmad, Imam Bukhari, Imam Abu Daud, Imam Nasai, dan
Imam Ibnu Majah meriwayatkan hadis ini melalui Al-Lais ibnu Sa’d,
dari Sa’id Al-Maqbari, dari Syarik ibnu Abdullah ibnu Abu Namir, dari
Anas dengan sanad yang sama secara panjang lebar. Dan di akhir
hadisnya disebutkan bahwa telah menceritakannya kepadaku Dammam
ibnu Sa’labah saudara lelaki Bani Sa’id ibnu Bakr.
Al-Hafiz Abu Ya’la mengatakan, telah menceritakan kepada kami
Ishaq, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Ja’far, telah
menceritakan kepadaku Abdullah ibnu Dinar, dari Ibnu Umar yang telah
menceritakan bahwa Rasulullah Saw. Sering menceritakan tentang
seorang wanita yang hidup di masa Jahiliah yang berada di atas sebuah
bukit bersama anak laki-lakinya sedang menggembalakan ternak
kambing. Maka anaknya bertanya “Hai Ibu, siapakah yang telah
menciptakan engkau?” Ibunya menjawab, “Allah.” Ia bertanya,
“Siapakah yang menciptakan ayahku?” Si ibu menjawab, “Allah.” Ia
bertanya, “Siapakah yang menciptakan diriku?” Si ibu menjawab,
“Allah.” Si anak bertanya, “Siapakah yang menciptakan langit?” Si ibu
menjawab, “Allah.” Si anak bertanya, “Siapakah yang menciptakan
bumi?” Si ibu menjawab, “Allah.” Ia bertanya, “Siapakah yang
menciptakan gunung?” Si ibu menjawab, “Allah.” Ia bertanya,
“Siapakah yang menciptakan kambing ini?” Si ibu menjawab, “Allah.”
Maka si anak berkata, “Sesungguhnya aku benar-benar mendengar
Allah mempunyai kedudukan yang penting di atas segalanya,” lalu ia
menjatuhkan dirinya dari atas gunung itu sehingga tubuhnya hancur.8

7
Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan
Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah
8
http://www.ibnukatsironline.com/2015/10/tafsir-surat-al-ghasyiyah-ayat-17-
26.html?m=1 (Di akses pada Minggu, 10 April 2022)

6
4. Asbabun Nuzul QS. Al-Ghasyiyah: 17-21
Ibnu Jarir, Ibnu Abi Hatim, dan ‘Abd bin Humaid meriwayatkan dari
Qatadah, ia berkata: Ketika Allah menyebutkan sifat-sifat yang ada dalam
surga, orang-orang yang sesat merasa aneh. Maka Allah menurunkan ayat

ini: (ْ‫خلِ َقت‬


ُ َ ‫اْلبِ ِْل َكي‬
ْ‫ف‬ ِ ‫ل‬ َْ ِ‫)أَفَال يَنظُُرو َْن إ‬.9

Qatadah R.A
Menegaskan, bahwa ayat ini diturunkan berenaan dengan kaum musyrik
yang tatkala allah menjelakan ciriciri dan kenikmatan surga, merasa takjub
dan heran (HR. Ibnu jarir dan ibnu abi hatim). 10

5. Analisis Pemakalah Mengenai QS. Al-Ghasyiyah: 17-21


Dari urain di atas Pemakalah dapat menyimpulkan bahwa ayat 17-
20 surah al-Gasyiyah tercakup di dalamnya beberapa nilai pendidikan yang
sangat berhagra untuk dijadikan sebagai dasar normatif pendidikan Islam,
terutama dilihat dari pendidikan lingkungan. Unta yang digambarkan oleh
Allah pada ayat memiliki karakter penurut, tawadu’, kreatif, bekerja keras,
tidak mudah menyerah menghadapi persoalan dan tidak membeda-bedakan.
Karekter seperti ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam
pengembangan dunia pendidikan. Surah Al Gasyiyah ayat 21 tercakup di
dalamnya Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam),
sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan
yang sesat.11 Dan Allah berfirman: Serulah (manusia) kepada jalan
Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah
dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah

9
Ibnu Jarir, Ibnu Abi Hatim, dan ‘Abd bin Humaid meriwayatkan dari Qatadah
10
Qurthubi: 10/7499 dan addarul mantsur 6/383
11
Al-Quran Surah Al-baqarah/2: 256

7
yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang
lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.12

C. Ayat dan Terjemah Qs. Adz-Dzariyat: 20-23 serta pendapat para Mufassir

‫الس َم ِاء ِر ْزقُ ُك ْم‬


َّ ‫۝ َوِِف‬ ِ ‫۝ وِِف أَنْ ُف ِس ُكم ۗ أَفَ ََل تُ ْب‬
۲۱ ‫ص ُرو َن‬ ْ َ ۲۰ ‫ي‬
ِ ‫ض آَيت لِل‬
َ ِ‫ْموقن‬
ُ َ ِ ‫َوِِف ْاْل َْر‬
‫۝‬ ِ ‫الس َم ِاء َو ْاْل َْر‬
۲۳ ‫ض إِنَّهُ ََلَ ٌّق ِمثْ َل َما أَنَّ ُك ْم تَ ْن ِط ُقو َن‬ َّ ‫ب‬ِ ‫۝ فَ َوَر‬
۲۲ ‫وع ُدو َن‬
َ ُ‫َوَما ت‬

Artinya:

(20) Dan di bumi terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang


yang yakin,

(21) Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak
memperhatikan?

(22) Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan apa yang dijanjikan
kepadamu.

(23) Maka demi Tuhan langit dan bumi, sungguh, apa yang dijanjikan itu
pasti terjadi seperti apa yang kamu ucapkan.”13

1. Pendapat Para Mufassir Mengenai Qs. Adz-Dzariyat: 20-23


a. Menurut Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaili dalam Tafsir Al-Munir
1) Tafsir Ayat 20

ِ ‫ض آَيت لِل‬
‫۝‬ َ ِ‫ْموقن‬
۲۰ ‫ي‬ ُ َ ِ ‫َوِِف ْاْل َْر‬

Pada ayat-ayat sebelumnya telah dijelaksan tentang apa yang akan


didapatkan oleh dua golongan dan tempat mereka selanjutnya.14 Pada

12
Al Quran Surah An-Nahl/16: 125
13
MyQuran Al-Quran dan Terjemahan, (Cimahi: the WALi studio, 2011), Ver. 5.3.05
14
Ahmad Rijali Kadir, Terjemahan Tafsir Al Qurthubi Jilid 17, (Jakarta: Pustaka Azzam,
2009), Hal. 246

8
ayat ini dijelaskan mengenai tanda-tanda kebesaran Allah yang ada di
Bumi.

Di bumi ada banyak fenomena alam yang menjadi bukti nyata dan
jelas tentang keagungan Sang Khaliq dan kuasa-Nya yang spektakuler;
bagi orang-orang yang yakin dan percaya kepada Allah SWT. Mereka
itulah orang-orang yang memang mengakui hal itu, merenungi dan
mencermatinya, lalu memanfaatkannya. Di antara fenomena-fenomena
tersebut, gunung-gunung, lembah-lembah, gurun-baik itu kawasan-
kawasan yang gersang dan tandus-, sungai-sungai, lautan,
keanekaragaman spesies tumbuhan, hewan, dan manusia dengan
keanekaragaman bahasa, warna kulit, dan karaktersitik alamiah mereka
seperti keinginan, kecenderungan, kekuatan, kemampuan, potensi,
perbedaan kemampuan akal dan pemahaman serta anatomi dan
konstruksi tubuh yang menakjubkan.15

2) Tafsir Ayat 21

‫۝‬ ِ ‫وِِف أَنْ ُف ِس ُكم ۗ أَفَ ََل تُ ْب‬


۲۱ ‫ص ُرو َن‬ ْ َ

Jika pada ayat 20 dijelaskan tentang tanda-tanda kebesaran Allah


yang ada di bumi, maka pada ayat 21 ini menjelaskan tentang tanda-
tanda kebesaran Allah yang ada pada diri kita sendiri.
Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaili menafsirkan ayat ini, Pada diri kalian
juga terdapat bukti-bukti akan keesaan Allah SWT dan kebenaran apa
yang dibawa oleh para rasul. Apakah kalian tidak memerhatikan,
merenungkan, dan mengambil pelajaran, lalu kalian bisa menjadikan
semua itu sebagai tanda bukti dan petunjuk yang membawa kalian bisa
mengenali Sang Khaliq Yang Maha Memberi rezeki lagi Yang Maha

15
Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaili, Terjemahan Tafsir Al-Munir Jilid 14, (Indonesia: Gema
Insani, 2016). Hal. 45

9
Esa bahwa tiada Ilaah melainkan Dia semata. Karena diri kalian tidaklah
tercipta secara kebetulan dan tidak pula secara alamiah tiba-tiba ada
begitu saja. Akan tetapi diri kalian diciptakan oleh Allah SWT Yang
Mahakuasa atas segala sesuatu, Mahakuasa untuk melakukan ba'ts dan
mengembalikan kehidupan setelah mati.16

Ada juga yang berpendapat bahwa yang dimaksud memperhatikan


pada diri sendiri adalah memperhatikan bagaimana penciptaan pada
manusia yang dimulai dari setetes air mani, lalu menjadi segumpal
darah[ lalu menjadi segumpal daging, lalu menjadi tulang belulang, lalu
tulang belulang itu dibungkus lagi dengan daging, lalu ditiupkan ruh ke
dalamnya lalu terciptalah seorang manusia. Kemudian juga
memperhatikan bagaimana bahasa-bahasa mereka yang berbeda dan
begitu juga dengan bentuk dan warna kulit mereka.17

Rasulullah Saw. menyampaikan dalam sebuah hadits, yang artinya:


Dari Abdullah Ra., dia berkata, "As-Sadiq Al-Masduq, Rasulullah Saw.
menyampaikan kepada kami, ‘Sesungguhnya manusia mulai diciptakan
dalam perut ibunya setelah diproses selama empat puluh hari.
Kemudian dia menjadi segumpal darah pada empat puluh hari
berikutnya. Lalu menjadi segumpal daging pada empat puluh hari
berikutnya. Setelah empat puluh hari berikutnya, Allah mengutus
seorang malaikat guna meniupkkan ruh dan diperintahkan untuk
menuliskan empat hal; rezekinya, ajalnya, amalnya, dan sengsara atau
bahagianya'. Demi Allah yang tiada Tuhan selain Dia, sungguh ada
seseorang di antaramu mengerjakan amal ahli surga, hingga jarak
antara dirinya dan surga hanyalah satu hasta, namun suratan takdir
ditetapkan hingga ia mengerjakan amal ahli neraka, akhirnya ia pun
masuk neraka. Ada pula orang yang mengerjakan amal ahli neraka,

16
Ibid, Hal. 46

17
Ahmad Rijali Kadir, Loc. Cit, Hal. 248

10
hingga jarak antara ia dan neraka hanya satu hasta, namun suratan
takdir ditetapkan hingga ia mengerjakan amal ahli surga, akhirnya ia
pun masuk surga." (HR. Muslim, Şahih Muslim, Juz 4, No. Hadis 2643:
2036).18

3) Tafsir Ayat 22

ِ َّ ‫وِِف‬
‫۝‬ َ ُ‫الس َماء ِر ْزقُ ُك ْم َوَما ت‬
۲۲ ‫وع ُدو َن‬ َ

Pada dua ayat sebelumnya telah dijelaskan tanda-tanda kebesaran


Allah pada dua tempat, pada ayat kali ini dijelaskan tentang rezeki
manusia dan janji Allah kepada manusia. Sa'id bin Jubair dan Adh-
Dhahhak mengatakan: yang dimaksud dengan rezeki pada ayat ini
adalah hujan ataupun salju yang tuiun dari langit, yang dapat
menumbuhkan segala macam tanaman dan menghidupkan seluruh
makhluk yang ada di muka bumi.19

Di langit terdapat ketetapan dan ketentuan rezeki, di sana juga


terdapat apa yang dijanjikan kepada kalian berupa kebaikan atau
kejelekan, surga dan neraka, pahala dan siksa. Di langit itulah terdapat
awan mendung yang mengandung air hujan, Di sana juga terdapat
sumber-sumber rezeki seperti matahari, rembulan, bintang tempat
terbitan tempat terbenam yang menjadi sebab perbedaan musim yang
perubahannya sesuai dan baik untuk bermacam-macam tumbuhan yang
beragam yang diairi dengan air hujan yang ditiup oleh angin,
mendapatkan nutrisi dengan bantuan sinar matahari, mendapatkan

18
Usman el-Qurthuby dkk, Al-Qur’an Cordoba Terjemah Tematik dan Tajdwid Berwarna,
(Bandung: CORDOBA Internasional-Indonesia, 2017), Hal. 521
19
Ahmad Rijali Kadir, Terjemahan Tafsir Al Qurthubi Jilid 17, (Jakarta: Pustaka Azzam,
2009), Hal. 250

11
kekuatan, pertumbuhan, dan kematangan melalui bantuan sinar
rembulan.

Kemudian, Allah SWT bersumpah dengan Dzat-Nya Yang Suci


untuk mempertegas kebenaran adanya ba'ts dan jaminan rezeki.20

4) Tafsir Ayat 23

‫۝‬ ِ ‫الس َم ِاء َو ْاْل َْر‬


۲۳ ‫ض إِنَّهُ ََلَ ٌّق ِمثْ َل َما أَنَّ ُك ْم تَ ْن ِط ُقو َن‬ َّ ‫ب‬ِ ‫فَ َوَر‬

Ayat Ini adalah penegasan dari pemberitahuan mengenai hari


pembangkitan dan segala rezeki yang diciptakan di langit, dan ada pula
sumpah bahwa hal itu benar-benar akan terjadi.21

Ibnu Katsir dalam kitabnya menafsirkan bahwa melalui ayat ini


Allah Swt. bersumpah dengan Dzat-Nya Yang Mahamulia bahwa apa
yang telah Dia janjikan kepada mereka dalam masalah hari Kiamat,
kebangkitan, dan pembalasan itu pasti terjadi, tidak mungkin tidak. Dan
hal itu merupakan suatu kebenaran yang tidak mengandung keraguan
sama sekali. Maka, jangan lah kalian meragukannya sebagaimana kalian
tidak pernah meragukan ucapan kalian ketika mengucapkannya. Dan
Mu'adz ra jika memberitahukan tentang sesuatu, ia selalu mengatakan
kepada lawan bicaranya: "Ini adalah benar, sebagaimana engkau benar
berada di sini."22

Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaili menafsirkan ayat ini, demi Rabb


langit dan bumi, demi Rabb Yang Maha mulia dan Maha agung,
sesungguhnya apa yang Aku informasikan kepada kalian dalam ayat-
ayat ini, apa yang Aku janjikan kepada kalian berupa perkara hari

20
Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaili, Loc. Cit, Hal. 46
21
Ahmad Rijali Kadir, Loc. Cit, Hal. 252
22
Ismail bin Kathir, Tafsir Ibnu Kathir Jilid 7, Terj. M. Abdul Ghoffar, (Bogor: Pustaka
Imam Asy-Syafi’I, 2004), Hal. 536

12
kiamat, ba'ts dan pembalasan, sarana-prasarana, dan fasilitas-fasilitas
rezeki, jaminannya, semuanya itu adalah haq dan tidak perlu
diperselisihkan lagi. Hal itu faktual dan kebenaran yang pasti adanya
tanpa ada keraguan terhadapnya. Oleh karena itu, janganlah kalian
sekali-kali meragukannya, sebagaimana kalian tidak sedikitpun
meragukan perkataan kalian ketika kalian berkata-kata. Karena semua
itu adalah sama seperti perkataan kalian ketika kalian berkata-kata
kedua-duanya sama-sama nyata adanya. Sebagaimana kalian tidak
meragukan sedikitpun perkataan kalian, maka begitu juga dengan hal
ini, Seperti ucapan, innahuu lahaqun ka maa annaka tatakallamu, wa tara
watasmq'u (Sungguh itu adalah benar dan nyata, sebagaimana kamu
berbicara, melihat, dan mendengar).23

b. Menurut M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah


1) Ayat 20-21

ِ ‫۝ وِِف أَنْ ُف ِس ُكم ۗ أَفَ ََل تُ ْب‬ ِ ‫ض آَيت لِل‬


‫۝‬
۲۱ ‫ص ُرو َن‬ ْ َ ِ‫ْموقن‬
َ ۲۰ ‫ي‬ ُ َ ِ ‫َوِِف ْاْل َْر‬

Menurut M. Quraish Shihab, ayat di atas bagaikan menyatakan


bahwa: Demikianlah banyak sekali tanda-tanda keesaan, kebesaran dan
kekuasaan Allah yang terbentang di langit dan bukan hanya di langit, di
bumi pun terdapat ayat-ayat yakni tanda-tanda kekuasaan Allah bagi
orang-orangyakin yakni yang mantap keyakinannya, dan di samping itu
ada juga banyak tanda-tanda serupa yang terdapat pada diri kamu sendiri
wahai manusia. Maka apakah kamu lalai sehingga tidak melihat yakni
tidak memperhatikan ayat-ayat itu dengan mata kepala dan hati kamu?
24

23
Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaili, Loc. Cit, Hal. 46
24
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Cet. III, (Tangerang: Lentera Hati, 2005), Hal.
334

13
Qatadah menafsirkan, bahwa makna dari kedua ayat ini adalah:
bagi orang-orang yang memperhatikan bumi maka ia akan melihat
tanda-tanda dan pelajaran yang dapat diambil olehnya, dan bagi orang-
orang yang bertafakur mengenai dirinya sendiri maka ia akan meyakini
bahwa ia diciptakan hanyalah untuk beribadah kepada Allah.25

Bukti-bukti keesaan Allah yang terdapat di bumi antara lain sistem


kerja bumi dan keseimbangan yang terdapat di dalamnya, di samping
keindahan dan kelanggengannya, kesemuanya terjadi secara berulang-
ulang yang menampik dugaan kebetulan, dan kesemuanya pula terjadi
dengan demikian teratur dan konsisten. Seandainya ada dua Tuhan,
maka keharmonisan dan kesinambungan itu tidak mungkin dapat
terjadi.

Bukti-bukti keesaan dan kekuasaan Allah pada diri manusia dapat


dilihat antara lain pada kejadian manusia yang sangat unik, dan organ-
organ tubuhnya yang demikian serasi tapi kompleks, demikian juga
pada tingkah lakunya yang demikian rumit. Sungguh hingga kini, masih
terdapat serentetan pertanyaan yang diajukan oleh para ahli tentang
manusia, yang belum dapat ditemukan jawaban yang memuaskan.26

2) Tafsir Ayat 22-23

ِ ‫الس َم ِاء َو ْاْل َْر‬


‫ض إِنَّهُ ََلَ ٌّق ِمثْ َل َما أَنَّ ُك ْم‬ َّ ‫ب‬ِ ‫۝ فَ َوَر‬ ِ َّ ‫وِِف‬
َ ُ‫الس َماء ِر ْزقُ ُك ْم َوَما ت‬
۲۲ ‫وع ُدو َن‬ َ
۲۳ ‫تَ ْن ِط ُقو َن‬
‫۝‬

Artinya: “Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan apa


yang dijanjikan kepadamu. Maka demi Tuhan langit dan bumi, sungguh,
apa yang dijanjikan itu pasti terjadi seperti apa yang kamu ucapkan.”

25
Ahmad Rijali Kadir, Loc. Cit, Hal. 247
26
M. Quraish Shihab, Loc. Cit, Hal. 334-335

14
Sa'id bin Jubair dan Adh- Dhahhak mengatakan: yang dimaksud
dengan rezeki pada ayat 22 adalah hujan ataupun salju yang tuiun dari
langit, yang dapat menumbuhkan segala macam tanaman dan
menghidupkan seluruh makhluk yang ada di muka bumi.27
Ayat di atas berbicara tentang rezeki-Nya di langit serta apa yang
dijanjikan Allah kepada manusia. Allah berfirman: Dan di langit yakni
arah atas kamu terdapat sebab-sebab perolehan rezeki kamu seperti
cahaya matahari, hujan, angin dan sebagainya dan terdapat pula apa
yang dijanjikan Allah melalui Rasul-Nya kepada kamu. Maka demi
Tuhan Pengendali dan Pemelihara langit dan bumi, sesungguhnya ia
yakni apa yang dijanjikan kepada kamu itu dan yang senantiasa kamu
pungkiri seperti keniscayaan Kiamat, surga, neraka dan lain-lain yang
disampaikan Rasul adalah benar-benar haq yakni akan menjadi
kenyataan seperti halnya ucapan yang kamu senantiasa ucapkan dan
yang tidak seorang pun meragukan terjadinya ucapan itu. Tidak seorang
pun menilai bahwa ucapan kamu adalah ilusi yang tidak ada wujudnya
dalam kenyataan. Nah, demikian juga dengan janji dan ancaman
Allah.28

2. Analisis Pemakalah Mengenai Qs. Adz-Dzariyat:20-23


Berdasarkan tafsir ayat-ayat di atas dapat ditarik kesimpulan
mengenai hubungan antara tema “Materi Pendidikan” dengan Qs. Adz-
Dzariyat:20-23. Dalam ayat-ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa materi
pendidikan Islam yang diajarkan berkaitan dengan akidah dan keimanan,
karena dengan percaya kepada takdir dan apa-apa yang dijanjikan-Nya serta
dengan memperhatikan banyaknya tanda-tanda kebesaran Allah Swt. yang
ada di bumi dan pada diri manusia, hal itu akan membuat mereka mengetahui
kesempurnaan kemampuan-Nya dan kekuasaan-Nya. Dengan mengetahui
tanda-tanda kekuasaan-Nya tersebut manusia dapat mengetahui bahwa Allah

27
Ahmad Rijali Kadir, Loc. Cit, Hal. 250
28
M. Quraish Shihab, loc. Cit, Hal. 335-336

15
Swt. memiliki kedudukan yang sangat penting di atas segalanya sehingga
akan membuat mereka tidak akan menyekutukannya dan dapat membuat
mereka semakin yakin dan taat dalam beribadah kepada Allah Swt.
Berdasarkan pendapat para mufassir di atas, dapat dijabarkan pula
hubungan antara tema "Materi Pendidikan" dengan Qs. Adz-Dzariyat: 20-23.
Dalam ayat-ayat tersebut dijelaskan materi-materi pendidikan yang dapat
diajarkan kepada para peserta didik, misalnya berdasarkan tafsir ayat 20
dijelaskan bahwa di bumi banyak sekali tanda-tanda kebesaran Allah SWT.
Dan hal tersebut dapat dijadikan materi pembelajaran dalam bidang ilmu
Geografi.
Lalu pada ayat 21 dijelaskan bahwa dalam tubuh manusia juga
terdapat tanda-tanda kebesaran Allah SWT. misalnya tentang organ-organ
manusia seperti otak yang memiliki jutaan sel, jantung, ginjal, sistem
pernafasan, sistem sirkulasi dan lain sebagainya. Hal tersebut dapat menjadi
materi pendidikan dalam bidang ilmu biologi.
Dalam ayat 22 dapat ditarik kesimpulan bahwa materi pendidikan
yang dapat diajarkan diantaranya tentang meteorologi yang berkaitan dengan
cuaca dan astronomi yang berkaitan dengan benda-benda langit.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan Islam merupakan bimbingan jasmani, rohani berdasarkan


hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama
menurut ukuran-ukuran Islam.29 Untuk membentuk kepribadian yang islami
tentunya dibutuhkan pula materi pengajaran yang sesuai dengan ajaran Islam
yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits. Intisari materi pendidikan yang
diajarkan Islam sesuai pada zaman Rasulullah Saw. tidak pernah terlepas pada
tiga hal, yaitu akidah, ibadah dan akhlak.

B. Saran

Dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kesalahan, baik


dari segi penulisan maupun dari segi penyusunan kalimatnya dan dari segi isi
juga perlu ditambahkan. Oleh karena itu,kami sebagai penulis sangat
mengharapkan kepada para pembaca makalah ini agar dapat memberikan kritik
dan masukan yang bersifat membangun.

29
Rosmiaty Azis, Ilmu Pendidikan Islam, Cet. II, (Yogyakarta: SIBUKU, 2019), Hal. 4

17
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Hatta. (2011). Tafsir Qur’an Per Kata. Jakarta: Maghfirah Pustaka
Aladdiin, H. M. F., & Ps, A. M. B. K. (2019). “Peran Materi Pendidikan Agama
Islam di Sekolah dalam Membentuk Karakter Kebangsaan”. Jurnal
Penelitian Medan Agama.
Azis, Rosmiaty. (2019). Ilmu Pendidikan Islam. Cet. II. Yogyakarta: SIBUKU.
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran Dan Terjemahannya. 2001.
Semarang: CV As-Syifa.

Harun, Salman. (2013). Tafsir Tarbawi Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Al-Qur’an.


Banten: UIN JAKARTA PRESS
Imam, Bashori Achmad. (2020). “kehidupan setelah kematian (telaah kritis
sabab nuzul surah Ali Imran)”.
Kadir, Ahmad Rijali. (2009). Terjemahan Tafsir Al Qurthubi Jilid 17. Jakarta:
Pustaka Azzam.
Kathir, Ismail bin. (2004). Tafsir Ibnu Kathir Jilid 7. Terj. M. Abdul
Ghoffar. Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi’I.
Khon, Abdul Majid. (2019). Hadis Tarbawi: Hadis-Hadis Pendidikan,
Cet. I. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Al-Maragy, Ahmad Mushthafa. (n.d). Tafsir Al-Margy, jilid 30. Mesir: Mushthafa al-Bab
al-Halabi.

MyQuran Al-Quran dan Terjemahan. (2011). Ver. 5.3.05. Cimahi: the WALi studio.

el-Qurthuby, Usman dkk. (2017). Al-Qur’an Cordoba Terjemah Tematik dan


Tajdwid Berwarna. Bandung: CORDOBA Internasional-Indonesia
Shihab, M. Quraish. (2002). Tafsir Al Mishbah. Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-
Qur’an. Jakarta: lentera Hati.

Shihab, M. Quraish. (2005). Tafsir Al-Misbah, Cet. III. Tangerang: Lentera Hati.
Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan
Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas
Islam Madinah.

18
Trinova, Z. (2013). Pembelajaran berbasis student-centered learning pada materi
pendidikan agama islam. Al-Ta Lim Journal.

Az-Zuhaili, Wahbah. (2016). Terjemahan Tafsir Al-Munir, Jilid 14.


Indonesia: Gema Insani.

19

Anda mungkin juga menyukai