TPS Penalaran Umum 7: 20 Butir 45 Menit
TPS Penalaran Umum 7: 20 Butir 45 Menit
“Anak yang menghabiskan lebih banyak waktu untuk berinteraksi dengan teknologi layar
(televisi, komputer, dan gawai) kebanyakan berada dalam keluarga yang menggunakan lebih banyak
waktu untuk berinteraksi dengan layar. ” Demikian salah satu kesimpulan dari penelitian terbaru yang
diterbitkan di jurnal JAMA Pediatric , 4 November 2019. Pengaruh negatif paparan layar pada anak
mulai terlihat ketika anak menjadi kecanduan terhadap gawai. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh
Hilda Kabali pada 2015 di AS memperlihatkan bahwa hampir semua anak (97 persen) yang diteliti
mulai diperkenalkan dengan gawai sebelum usia satu tahun.
Kebanyakan orang tua, dari total 350 anak usia 6 bulan hingga 4 tahun, memberikan gawai
kepada anak sebagai pengalih perhatian saat harus melakukan pekerjaan lain (70 persen), agar anak
tenang (65 persen), dan sesaat sebelum tidur (29 persen). Selain itu, sejak umur dua tahun, anak-
[email protected]
anak yang diteliti mulai terpapar layar setiap hari, bergantian antara menonton televisi dan
menggunakan gawai. Menginjak umur tiga tahun, mereka menggunakan gawai tanpa pengawasan
dari orang tua. Penelitian yang dilakukan di Philadelphia, Amerika Serikat, tersebut lebih terarah pada
adanya relasi antara kepemilikan gawai personal pada anak sejak dini dengan etnisitas dan latar
belakang pendidikan orang tua. Mereka yang diteliti adalah anak-anak dari orang tua dengan
pendapatan rendah dari komunitas minoritas di AS. Akan tetapi, batasan latar belakang subjek
penelitian tersebut tidak kemudian membatasi bahwa temuan itu hanya berlaku bagi anak-anak dari
orang tua dengan pendidikan rendah ataupun dari komunitas minoritas. Temuan tersebut hanya
mempertajam temuan dari penelitian lebih umum yang dilakukan sebelumnya.
[email protected]
Salah satu rambu-rambu yang kemudian dijadikan acuan adalah panduan dari American Academy
of Pediatrics (AAP) pada 2016. AAP mengeluarkan panduan penggunaan layar bagi anak dan orang tua
dengan judul ”Media and Young Minds”. AAP menunjukkan bahwa walaupun terdapat potensi positif
penggunaan media interaktif (terutama gawai) di bidang pendidikan, terdapat pula ketakutan dari
orang tua terhadap perkembangan otak anak yang menggunakan media interaktif secara berlebihan.
AAP menunjukkan ada tiga persoalan yang mengikuti penggunaan media interaktif pada anak secara
berlebihan, yakni kegemukan, kesulitan tidur, hingga gangguan perkembangan. Oleh karena itu,
diperlukan bimbingan orang tua dalam penggunaan media interaktif pada anak-anak.
Pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh AAP tersebut merekomendasikan bahwa penggunaan
media digital tidak boleh lebih dari satu jam per hari bagi anak usia dua hingga lima tahun. Anak di
bawah usia dua tahun tidak disarankan untuk menggunakan media digital. Menurut penelitian AAP,
teknologi antarmuka merupakan sesuatu yang intuitif sehingga anak akan cepat menangkap ketika
menggunakannya. Mengingat kemudahan penggunaannya, orang tua tidak perlu merasa tertekan
oleh lingkungan agar cepat-cepat memperkenalkan media digital (gawai) sejak dini. Selain itu, AAP
juga menyarankan agar tidak menggunakan media digital sebagai satu-satunya cara untuk
menenangkan anak. Hal tersebut berpengaruh terhadap kemampuan anak dalam mengelola emosi.
[email protected]
Berdasarkan paragraf 2, manakah di bawah ini pernyataan yang BENAR?
Kunci dan pembahasan dapat dilihat dari aplikasi Ruangguru dengan scan QR Code dan input Kode Soal di pojok kanan atas soal.
Follow dan cek instagram Ruangguru di @ruangguru untuk mendapatkan Copyright © 2020 Ruangguru hal. 1
berbagai informasi terbaru
Kode Soal
a. Semua orang tua memberikan gawai kepada anak sebagai pengalih perhatian saat harus
melakukan pekerjaan lain.
b. Anak-anak dari orang tua dengan pendapatan rendah dari komunitas minoritas sejak umur dua
tahun mulai terpapar layar setiap hari dan menginjak umur tiga tahun, mereka menggunakan
gawai tanpa pengawasan dari orang tua.
c. Sebagian besar orang tua memberikan gawai kepada anak sebagai pengalih perhatian saat harus
melakukan pekerjaan lain.
d. Hanya sebagian kecil orang tua yang memberikan gawai kepada anak agar anak tenang.
e. Anak-anak yang diteliti bukan hanya berasal dari orang tua dengan pendapatan rendah.
[email protected]
2. Bacalah teks di bawah ini untuk menjawab soal berikut.
“Anak yang menghabiskan lebih banyak waktu untuk berinteraksi dengan teknologi layar
(televisi, komputer, dan gawai) kebanyakan berada dalam keluarga yang menggunakan lebih banyak
waktu untuk berinteraksi dengan layar.” Demikian salah satu kesimpulan dari penelitian terbaru yang
diterbitkan di jurnal JAMA Pediatric , 4 November 2019. Pengaruh negatif paparan layar pada anak
mulai terlihat ketika anak menjadi kecanduan terhadap gawai. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh
Hilda Kabali pada 2015 di AS memperlihatkan bahwa hampir semua anak (97 persen) yang diteliti
mulai diperkenalkan dengan gawai sebelum usia satu tahun.
Kebanyakan orang tua, dari total 350 anak usia 6 bulan hingga 4 tahun, memberikan gawai
kepada anak sebagai pengalih perhatian saat harus melakukan pekerjaan lain (70 persen), agar anak
tenang (65 persen), dan sesaat sebelum tidur (29 persen). Selain itu, sejak umur dua tahun, anak-
anak yang diteliti mulai terpapar layar setiap hari, bergantian antara menonton televisi dan
menggunakan gawai. Menginjak umur tiga tahun, mereka menggunakan gawai tanpa pengawasan
dari orang tua. Penelitian yang dilakukan di Philadelphia, Amerika Serikat, tersebut lebih terarah pada
adanya relasi antara kepemilikan gawai personal pada anak sejak dini dengan etnisitas dan latar
belakang pendidikan orang tua. Mereka yang diteliti adalah anak-anak dari orang tua dengan
pendapatan rendah dari komunitas minoritas di AS. Akan tetapi, batasan latar belakang subjek
penelitian tersebut tidak kemudian membatasi bahwa temuan itu hanya berlaku bagi anak-anak dari
orang tua dengan pendidikan rendah ataupun dari komunitas minoritas. Temuan tersebut hanya
[email protected]
mempertajam temuan dari penelitian lebih umum yang dilakukan sebelumnya.
Salah satu rambu-rambu yang kemudian dijadikan acuan adalah panduan dari American Academy
of Pediatrics (AAP) pada 2016. AAP mengeluarkan panduan penggunaan layar bagi anak dan orang tua
dengan judul ”Media and Young Minds”. AAP menunjukkan bahwa walaupun terdapat potensi positif
penggunaan media interaktif (terutama gawai) di bidang pendidikan, terdapat pula ketakutan dari
orang tua terhadap perkembangan otak anak yang menggunakan media interaktif secara berlebihan.
AAP menunjukkan ada tiga persoalan yang mengikuti penggunaan media interaktif pada anak secara
berlebihan, yakni kegemukan, kesulitan tidur, hingga gangguan perkembangan. Oleh karena itu,
diperlukan bimbingan orang tua dalam penggunaan media interaktif pada anak-anak.
[email protected]
Pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh AAP tersebut merekomendasikan bahwa penggunaan
Kunci dan pembahasan dapat dilihat dari aplikasi Ruangguru dengan scan QR Code dan input Kode Soal di pojok kanan atas soal.
Follow dan cek instagram Ruangguru di @ruangguru untuk mendapatkan Copyright © 2020 Ruangguru hal. 2
berbagai informasi terbaru
Kode Soal
media digital tidak boleh lebih dari satu jam per hari bagi anak usia dua hingga lima tahun. Anak di
bawah usia dua tahun tidak disarankan untuk menggunakan media digital. Menurut penelitian AAP,
teknologi antarmuka merupakan sesuatu yang intuitif sehingga anak akan cepat menangkap ketika
menggunakannya. Mengingat kemudahan penggunaannya, orang tua tidak perlu merasa tertekan
oleh lingkungan agar cepat-cepat memperkenalkan media digital (gawai) sejak dini. Selain itu, AAP
juga menyarankan agar tidak menggunakan media digital sebagai satu-satunya cara untuk
menenangkan anak. Hal tersebut berpengaruh terhadap kemampuan anak dalam mengelola emosi.
Berdasarkan paragraf 4, jika penggunaan media digital digunakan lebih dari satu jam per hari bagi
[email protected]
anak usia dua hingga lima tahun, manakah di bawah ini simpulan yang PALING MUNGKIN benar?
“Anak yang menghabiskan lebih banyak waktu untuk berinteraksi dengan teknologi layar (televisi,
komputer, dan gawai) kebanyakan berada dalam keluarga yang menggunakan lebih banyak waktu
untuk berinteraksi dengan layar.” Demikian salah satu kesimpulan dari penelitian terbaru yang
diterbitkan di jurnal JAMA Pediatric , 4 November 2019. Pengaruh negatif paparan layar pada anak
mulai terlihat ketika anak menjadi kecanduan terhadap gawai. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh
Hilda Kabali pada 2015 di AS memperlihatkan bahwa hampir semua anak (97 persen) yang diteliti
mulai diperkenalkan dengan gawai sebelum usia satu tahun.
[email protected]
Kebanyakan orang tua, dari total 350 anak usia 6 bulan hingga 4 tahun, memberikan gawai kepada
anak sebagai pengalih perhatian saat harus melakukan pekerjaan lain (70 persen), agar anak tenang
(65 persen), dan sesaat sebelum tidur (29 persen). Selain itu, sejak umur dua tahun, anak-anak yang
diteliti mulai terpapar layar setiap hari, bergantian antara menonton televisi dan menggunakan gawai.
Menginjak umur tiga tahun, mereka menggunakan gawai tanpa pengawasan dari orang tua. Penelitian
yang dilakukan di Philadelphia, Amerika Serikat, tersebut lebih terarah pada adanya relasi antara
kepemilikan gawai personal pada anak sejak dini dengan etnisitas dan latar belakang pendidikan
orang tua. Mereka yang diteliti adalah anak-anak dari orang tua dengan pendapatan rendah dari
komunitas minoritas di AS. Akan tetapi, batasan latar belakang subjek penelitian tersebut tidak
kemudian membatasi bahwa temuan itu hanya berlaku bagi anak-anak dari orang tua dengan
pendidikan rendah ataupun dari komunitas minoritas. Temuan tersebut hanya mempertajam temuan
dari penelitian lebih umum yang dilakukan sebelumnya.
Kunci dan pembahasan dapat dilihat dari aplikasi Ruangguru dengan scan QR Code dan input Kode Soal di pojok kanan atas soal.
Follow dan cek instagram Ruangguru di @ruangguru untuk mendapatkan Copyright © 2020 Ruangguru hal. 3
berbagai informasi terbaru
Kode Soal
[email protected]
Salah satu rambu-rambu yang kemudian dijadikan acuan adalah panduan dari American Academy
of Pediatrics (AAP) pada 2016. AAP mengeluarkan panduan penggunaan layar bagi anak dan orang tua
dengan judul ”Media and Young Minds”. AAP menunjukkan bahwa walaupun terdapat potensi positif
penggunaan media interaktif (terutama gawai) di bidang pendidikan, terdapat pula ketakutan dari
orang tua terhadap perkembangan otak anak yang menggunakan media interaktif secara berlebihan.
AAP menunjukkan ada tiga persoalan yang mengikuti penggunaan media interaktif pada anak secara
berlebihan, yakni kegemukan, kesulitan tidur, hingga gangguan perkembangan. Oleh karena itu,
diperlukan bimbingan orang tua dalam penggunaan media interaktif pada anak-anak.
Pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh AAP tersebut merekomendasikan bahwa penggunaan
media digital tidak boleh lebih dari satu jam per hari bagi anak usia dua hingga lima tahun. Anak di
bawah usia dua tahun tidak disarankan untuk menggunakan media digital. Menurut penelitian AAP,
teknologi antarmuka merupakan sesuatu yang intuitif sehingga anak akan cepat menangkap ketika
menggunakannya. Mengingat kemudahan penggunaannya, orang tua tidak perlu merasa tertekan
oleh lingkungan agar cepat-cepat memperkenalkan media digital (gawai) sejak dini. Selain itu, AAP
juga menyarankan agar tidak menggunakan media digital sebagai satu-satunya cara untuk
menenangkan anak. Hal tersebut berpengaruh terhadap kemampuan anak dalam mengelola emosi.
Chryshna, Mahatma. 2019. “Sejak Usia Berapa Anak Boleh Memegang Gawai Sendiri?”.Kompas.id . Diakses dan diadaptasi 20 November 2019.
https://bebas.kompas.id/baca/utama/2019/11/18/sejak-usia-berapa-anak-boleh-memegang-gawai-sendiri/
[email protected]
Berdasarkan paragraf 3, apabila bimbingan orang tua dalam penggunaan media interaktif pada anak-
anak tidak dilakukan, manakah di bawah ini simpulan yang PALING MUNGKIN benar?
a. Seorang anak akan mengalami kegemukan, kesulitan tidur, hingga gangguan perkembangan.
b. AAP akan menunjukkan lebih dari tiga persoalan yang mengikuti penggunaan media interaktif
pada anak secara berlebihan.
c. Tiga persoalan yang mengikuti penggunaan media interaktif pada anak secara berlebihan, yakni
kegemukan, kesulitan tidur, hingga gangguan perkembangan akan meningkat.
“Anak yang menghabiskan lebih banyak waktu untuk berinteraksi dengan teknologi layar
(televisi, komputer, dan gawai) kebanyakan berada dalam keluarga yang menggunakan lebih banyak
waktu untuk berinteraksi dengan layar. ” Demikian salah satu kesimpulan dari penelitian terbaru yang
diterbitkan di jurnal JAMA Pediatric , 4 November 2019. Pengaruh negatif paparan layar pada anak
[email protected]
mulai terlihat ketika anak menjadi kecanduan terhadap gawai. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh
Kunci dan pembahasan dapat dilihat dari aplikasi Ruangguru dengan scan QR Code dan input Kode Soal di pojok kanan atas soal.
Follow dan cek instagram Ruangguru di @ruangguru untuk mendapatkan Copyright © 2020 Ruangguru hal. 4
berbagai informasi terbaru
Kode Soal
Hilda Kabali pada 2015 di AS memperlihatkan bahwa hampir semua anak (97 persen) yang diteliti
mulai diperkenalkan dengan gawai sebelum usia satu tahun.
Kebanyakan orang tua, dari total 350 anak usia 6 bulan hingga 4 tahun, memberikan gawai
kepada anak sebagai pengalih perhatian saat harus melakukan pekerjaan lain (70 persen), agar anak
tenang (65 persen), dan sesaat sebelum tidur (29 persen). Selain itu, sejak umur dua tahun, anak-
anak yang diteliti mulai terpapar layar setiap hari, bergantian antara menonton televisi dan
menggunakan gawai. Menginjak umur tiga tahun, mereka menggunakan gawai tanpa pengawasan
dari orang tua. Penelitian yang dilakukan di Philadelphia, Amerika Serikat, tersebut lebih terarah pada
adanya relasi antara kepemilikan gawai personal pada anak sejak dini dengan etnisitas dan latar
belakang pendidikan orang tua. Mereka yang diteliti adalah anak-anak dari orang tua dengan
pendapatan rendah dari komunitas minoritas di AS. Akan tetapi, batasan latar belakang subjek
penelitian tersebut tidak kemudian membatasi bahwa temuan itu hanya berlaku bagi anak-anak dari
[email protected]
orang tua dengan pendidikan rendah ataupun dari komunitas minoritas. Temuan tersebut hanya
mempertajam temuan dari penelitian lebih umum yang dilakukan sebelumnya.
Salah satu rambu-rambu yang kemudian dijadikan acuan adalah panduan dari American Academy
of Pediatrics (AAP) pada 2016. AAP mengeluarkan panduan penggunaan layar bagi anak dan orang tua
dengan judul ”Media and Young Minds”. AAP menunjukkan bahwa walaupun terdapat potensi positif
penggunaan media interaktif (terutama gawai) di bidang pendidikan, terdapat pula ketakutan dari
orang tua terhadap perkembangan otak anak yang menggunakan media interaktif secara berlebihan.
AAP menunjukkan ada tiga persoalan yang mengikuti penggunaan media interaktif pada anak secara
berlebihan, yakni kegemukan, kesulitan tidur, hingga gangguan perkembangan. Oleh karena itu,
[email protected]
diperlukan bimbingan orang tua dalam penggunaan media interaktif pada anak-anak.
Pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh AAP tersebut merekomendasikan bahwa penggunaan
media digital tidak boleh lebih dari satu jam per hari bagi anak usia dua hingga lima tahun. Anak di
bawah usia dua tahun tidak disarankan untuk menggunakan media digital. Menurut penelitian AAP,
teknologi antarmuka merupakan sesuatu yang intuitif sehingga anak akan cepat menangkap ketika
menggunakannya. Mengingat kemudahan penggunaannya, orang tua tidak perlu merasa tertekan
oleh lingkungan agar cepat-cepat memperkenalkan media digital (gawai) sejak dini. Selain itu, AAP
juga menyarankan agar tidak menggunakan media digital sebagai satu-satunya cara untuk
menenangkan anak. Hal tersebut berpengaruh terhadap kemampuan anak dalam mengelola emosi.
Berdasarkan paragraf 1, manakah pernyataan di bawah ini yang PALING MUNGKIN BENAR mengenai
aktivitas anak dengan teknologi layar?
a. Hampir semua anak di AS diperkenalkan dengan gawai sebelum usia satu tahun.
b. Hilda Kabali melakukan penelitian sejak 2015 di AS tentang anak yang diperkenalkan dengan
gawai sejak usia satu tahun.
[email protected]
Kunci dan pembahasan dapat dilihat dari aplikasi Ruangguru dengan scan QR Code dan input Kode Soal di pojok kanan atas soal.
Follow dan cek instagram Ruangguru di @ruangguru untuk mendapatkan Copyright © 2020 Ruangguru hal. 5
berbagai informasi terbaru
Kode Soal
c. Keluarga yang banyak menghabiskan waktunya untuk berinteraksi dengan teknologi layar akan
memiliki anak yang juga menghabiskan lebih banyak waktu untuk berinteraksi dengan teknologi
layar
d. Anak yang kecanduan terhadap gawai akan mendapat pengaruh negatif paparan layar pada anak
tersebut.
e. Anak yang menghabiskan lebih banyak waktu untuk berinteraksi dengan teknologi layar pasti
memiliki keluarga yang menggunakan lebih banyak waktu untuk berinteraksi dengan layar.
[email protected]
“Anak yang menghabiskan lebih banyak waktu untuk berinteraksi dengan teknologi layar (televisi,
komputer, dan gawai) kebanyakan berada dalam keluarga yang menggunakan lebih banyak waktu
untuk berinteraksi dengan layar. ” Demikian salah satu kesimpulan dari penelitian terbaru yang
diterbitkan di jurnal JAMA Pediatric , 4 November 2019. Pengaruh negatif paparan layar pada anak
mulai terlihat ketika anak menjadi kecanduan terhadap gawai. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh
Hilda Kabali pada 2015 di AS memperlihatkan bahwa hampir semua anak (97 persen) yang diteliti
mulai diperkenalkan dengan gawai sebelum usia satu tahun.
Kebanyakan orang tua, dari total 350 anak usia 6 bulan hingga 4 tahun, memberikan gawai kepada
anak sebagai pengalih perhatian saat harus melakukan pekerjaan lain (70 persen), agar anak tenang
(65 persen), dan sesaat sebelum tidur (29 persen). Selain itu, sejak umur dua tahun, anak-anak yang
diteliti mulai terpapar layar setiap hari, bergantian antara menonton televisi dan menggunakan gawai.
Menginjak umur tiga tahun, mereka menggunakan gawai tanpa pengawasan dari orang tua. Penelitian
yang dilakukan di Philadelphia, Amerika Serikat, tersebut lebih terarah pada adanya relasi antara
kepemilikan gawai personal pada anak sejak dini dengan etnisitas dan latar belakang pendidikan
orang tua. Mereka yang diteliti adalah anak-anak dari orang tua dengan pendapatan rendah dari
komunitas minoritas di AS. Akan tetapi, batasan latar belakang subjek penelitian tersebut tidak
kemudian membatasi bahwa temuan itu hanya berlaku bagi anak-anak dari orang tua dengan
pendidikan rendah ataupun dari komunitas minoritas. Temuan tersebut hanya mempertajam temuan
dari penelitian lebih umum yang dilakukan sebelumnya.
Salah satu rambu-rambu yang kemudian dijadikan acuan adalah panduan dari American Academy
of Pediatrics (AAP) pada 2016. AAP mengeluarkan panduan penggunaan layar bagi anak dan orang tua
dengan judul ”Media and Young Minds”. AAP menunjukkan bahwa walaupun terdapat potensi positif
penggunaan media interaktif (terutama gawai) di bidang pendidikan, terdapat pula ketakutan dari
orang tua terhadap perkembangan otak anak yang menggunakan media interaktif secara berlebihan.
AAP menunjukkan ada tiga persoalan yang mengikuti penggunaan media interaktif pada anak secara
berlebihan, yakni kegemukan, kesulitan tidur, hingga gangguan perkembangan. Oleh karena itu,
[email protected]
diperlukan bimbingan orang tua dalam penggunaan media interaktif pada anak-anak.
Kunci dan pembahasan dapat dilihat dari aplikasi Ruangguru dengan scan QR Code dan input Kode Soal di pojok kanan atas soal.
Follow dan cek instagram Ruangguru di @ruangguru untuk mendapatkan Copyright © 2020 Ruangguru hal. 6
berbagai informasi terbaru
Kode Soal
Pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh AAP tersebut merekomendasikan bahwa penggunaan
media digital tidak boleh lebih dari satu jam per hari bagi anak usia dua hingga lima tahun. Anak di
bawah usia dua tahun tidak disarankan untuk menggunakan media digital. Menurut penelitian AAP,
teknologi antarmuka merupakan sesuatu yang intuitif sehingga anak akan cepat menangkap ketika
menggunakannya. Mengingat kemudahan penggunaannya, orang tua tidak perlu merasa tertekan
oleh lingkungan agar cepat-cepat memperkenalkan media digital (gawai) sejak dini. Selain itu, AAP
juga menyarankan agar tidak menggunakan media digital sebagai satu-satunya cara untuk
menenangkan anak. Hal tersebut berpengaruh terhadap kemampuan anak dalam mengelola emosi.
Chryshna, Mahatma. 2019. “Sejak Usia Berapa Anak Boleh Memegang Gawai Sendiri?”.Kompas.id . Diakses dan diadaptasi 20 November 2019.
https://bebas.kompas.id/baca/utama/2019/11/18/sejak-usia-berapa-anak-boleh-memegang-gawai-sendiri/
[email protected]
Berdasarkan paragraf 1, apabila seorang anak tidak menghabiskan lebih banyak waktu untuk
berinteraksi dengan teknologi layar, manakah di bawah ini simpulan yang PALING MUNGKIN benar?
a. Keluarga anak tersebut tidak menggunakan lebih banyak waktu untuk berinteraksi dengan layar.
“Anak yang menghabiskan lebih banyak waktu untuk berinteraksi dengan teknologi layar (televisi,
komputer, dan gawai) kebanyakan berada dalam keluarga yang menggunakan lebih banyak waktu
untuk berinteraksi dengan layar. ” Demikian salah satu kesimpulan dari penelitian terbaru yang
diterbitkan di jurnal JAMA Pediatric , 4 November 2019. Pengaruh negatif paparan layar pada anak
mulai terlihat ketika anak menjadi kecanduan terhadap gawai. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh
[email protected]
Hilda Kabali pada 2015 di AS memperlihatkan bahwa hampir semua anak (97 persen) yang diteliti
mulai diperkenalkan dengan gawai sebelum usia satu tahun.
Kebanyakan orang tua, dari total 350 anak usia 6 bulan hingga 4 tahun, memberikan gawai kepada
anak sebagai pengalih perhatian saat harus melakukan pekerjaan lain (70 persen), agar anak tenang
(65 persen), dan sesaat sebelum tidur (29 persen). Selain itu, sejak umur dua tahun, anak-anak yang
diteliti mulai terpapar layar setiap hari, bergantian antara menonton televisi dan menggunakan gawai.
Menginjak umur tiga tahun, mereka menggunakan gawai tanpa pengawasan dari orang tua. Penelitian
yang dilakukan di Philadelphia, Amerika Serikat, tersebut lebih terarah pada adanya relasi antara
kepemilikan gawai personal pada anak sejak dini dengan etnisitas dan latar belakang pendidikan
orang tua. Mereka yang diteliti adalah anak-anak dari orang tua dengan pendapatan rendah dari
komunitas minoritas di AS. Akan tetapi, batasan latar belakang subjek penelitian tersebut tidak
kemudian membatasi bahwa temuan itu hanya berlaku bagi anak-anak dari orang tua dengan
pendidikan rendah ataupun dari komunitas minoritas. Temuan tersebut hanya mempertajam temuan
dari penelitian lebih umum yang dilakukan sebelumnya.
Kunci dan pembahasan dapat dilihat dari aplikasi Ruangguru dengan scan QR Code dan input Kode Soal di pojok kanan atas soal.
Follow dan cek instagram Ruangguru di @ruangguru untuk mendapatkan Copyright © 2020 Ruangguru hal. 7
berbagai informasi terbaru
Kode Soal
[email protected]
Salah satu rambu-rambu yang kemudian dijadikan acuan adalah panduan dari American Academy
of Pediatrics (AAP) pada 2016. AAP mengeluarkan panduan penggunaan layar bagi anak dan orang tua
dengan judul ”Media and Young Minds”. AAP menunjukkan bahwa walaupun terdapat potensi positif
penggunaan media interaktif (terutama gawai) di bidang pendidikan, terdapat pula ketakutan dari
orang tua terhadap perkembangan otak anak yang menggunakan media interaktif secara berlebihan.
AAP menunjukkan ada tiga persoalan yang mengikuti penggunaan media interaktif pada anak secara
berlebihan, yakni kegemukan, kesulitan tidur, hingga gangguan perkembangan. Oleh karena itu,
diperlukan bimbingan orang tua dalam penggunaan media interaktif pada anak-anak.
Pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh AAP tersebut merekomendasikan bahwa penggunaan
media digital tidak boleh lebih dari satu jam per hari bagi anak usia dua hingga lima tahun. Anak di
bawah usia dua tahun tidak disarankan untuk menggunakan media digital. Menurut penelitian AAP,
teknologi antarmuka merupakan sesuatu yang intuitif sehingga anak akan cepat menangkap ketika
menggunakannya. Mengingat kemudahan penggunaannya, orang tua tidak perlu merasa tertekan
oleh lingkungan agar cepat-cepat memperkenalkan media digital (gawai) sejak dini. Selain itu, AAP
juga menyarankan agar tidak menggunakan media digital sebagai satu-satunya cara untuk
menenangkan anak. Hal tersebut berpengaruh terhadap kemampuan anak dalam mengelola emosi.
Chryshna, Mahatma. 2019. “Sejak Usia Berapa Anak Boleh Memegang Gawai Sendiri?”.Kompas.id . Diakses dan diadaptasi 20 November 2019.
https://bebas.kompas.id/baca/utama/2019/11/18/sejak-usia-berapa-anak-boleh-memegang-gawai-sendiri/
[email protected]
Berdasarkan gambar tabel di atas, pada usia berapa tahun anak direkomendasikan untuk tidak
beraktivitas duduk di depan layar?
a. 1 tahun
b. 2 tahun
c. 3 tahun
d. 4 tahun
e. di bawah 4 tahun
“Anak yang menghabiskan lebih banyak waktu untuk berinteraksi dengan teknologi layar (televisi,
komputer, dan gawai) kebanyakan berada dalam keluarga yang menggunakan lebih banyak waktu
untuk berinteraksi dengan layar.” Demikian salah satu kesimpulan dari penelitian terbaru yang
diterbitkan di jurnal JAMA Pediatric , 4 November 2019. Pengaruh negatif paparan layar pada anak
mulai terlihat ketika anak menjadi kecanduan terhadap gawai. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh
[email protected]
Hilda Kabali pada 2015 di AS memperlihatkan bahwa hampir semua anak (97 persen) yang diteliti
Kunci dan pembahasan dapat dilihat dari aplikasi Ruangguru dengan scan QR Code dan input Kode Soal di pojok kanan atas soal.
Follow dan cek instagram Ruangguru di @ruangguru untuk mendapatkan Copyright © 2020 Ruangguru hal. 8
berbagai informasi terbaru
Kode Soal
Kebanyakan orang tua, dari total 350 anak usia 6 bulan hingga 4 tahun, memberikan gawai kepada
anak sebagai pengalih perhatian saat harus melakukan pekerjaan lain (70 persen), agar anak tenang
(65 persen), dan sesaat sebelum tidur (29 persen). Selain itu, sejak umur dua tahun, anak-anak yang
diteliti mulai terpapar layar setiap hari, bergantian antara menonton televisi dan menggunakan gawai.
Menginjak umur tiga tahun, mereka menggunakan gawai tanpa pengawasan dari orang tua. Penelitian
yang dilakukan di Philadelphia, Amerika Serikat, tersebut lebih terarah pada adanya relasi antara
kepemilikan gawai personal pada anak sejak dini dengan etnisitas dan latar belakang pendidikan
orang tua. Mereka yang diteliti adalah anak-anak dari orang tua dengan pendapatan rendah dari
komunitas minoritas di AS. Akan tetapi, batasan latar belakang subjek penelitian tersebut tidak
kemudian membatasi bahwa temuan itu hanya berlaku bagi anak-anak dari orang tua dengan
pendidikan rendah ataupun dari komunitas minoritas. Temuan tersebut hanya mempertajam temuan
[email protected]
dari penelitian lebih umum yang dilakukan sebelumnya.
Salah satu rambu-rambu yang kemudian dijadikan acuan adalah panduan dari American Academy
of Pediatrics (AAP) pada 2016. AAP mengeluarkan panduan penggunaan layar bagi anak dan orang tua
dengan judul ”Media and Young Minds”. AAP menunjukkan bahwa walaupun terdapat potensi positif
penggunaan media interaktif (terutama gawai) di bidang pendidikan, terdapat pula ketakutan dari
[email protected]
orang tua terhadap perkembangan otak anak yang menggunakan media interaktif secara berlebihan.
AAP menunjukkan ada tiga persoalan yang mengikuti penggunaan media interaktif pada anak secara
berlebihan, yakni kegemukan, kesulitan tidur, hingga gangguan perkembangan. Oleh karena itu,
diperlukan bimbingan orang tua dalam penggunaan media interaktif pada anak-anak.
Pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh AAP tersebut merekomendasikan bahwa penggunaan
media digital tidak boleh lebih dari satu jam per hari bagi anak usia dua hingga lima tahun. Anak di
bawah usia dua tahun tidak disarankan untuk menggunakan media digital. Menurut penelitian AAP,
teknologi antarmuka merupakan sesuatu yang intuitif sehingga anak akan cepat menangkap ketika
menggunakannya. Mengingat kemudahan penggunaannya, orang tua tidak perlu merasa tertekan
oleh lingkungan agar cepat-cepat memperkenalkan media digital (gawai) sejak dini. Selain itu, AAP
juga menyarankan agar tidak menggunakan media digital sebagai satu-satunya cara untuk
menenangkan anak. Hal tersebut berpengaruh terhadap kemampuan anak dalam mengelola emosi.
Chryshna, Mahatma. 2019. “Sejak Usia Berapa Anak Boleh Memegang Gawai Sendiri?”.Kompas.id . Diakses dan diadaptasi 20 November 2019.
https://bebas.kompas.id/baca/utama/2019/11/18/sejak-usia-berapa-anak-boleh-memegang-gawai-sendiri/
Berdasarkan tabel di atas, pada usia berapa jumlah tidur berkualitas paling tinggi kedua pada anak?
a. 0—3 bulan
Kunci dan pembahasan dapat dilihat dari aplikasi Ruangguru dengan scan QR Code dan input Kode Soal di pojok kanan atas soal.
Follow dan cek instagram Ruangguru di @ruangguru untuk mendapatkan Copyright © 2020 Ruangguru hal. 9
berbagai informasi terbaru
Kode Soal
c. 12—23 bulan
d. 24—35 bulan
e. 3—4 tahun
Warga mencari air bersih dan mencuci di sekitar aliran sungai Luk Ulo, Desa Pucangan,
Kecamatan Sadang, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (31/10/2019). Warga mengandalkan
Sungai Luk Ulo untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
Pemerintah menargetkan akses air bersih 100 persen kepada seluruh penduduk pada akhir tahun
ini, sesuai yang diamanatkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019. Air
[email protected]
bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Namun, dalam penerapan program akses
universal tersebut, pencapaian target tersebut masih memerlukan kerja keras oleh pemerintah.
Hingga 2018, persentase rumah tangga yang terakomodasi air minum layak mencapai 73,68 persen.
Sebanyak 19 provinsi masih memiliki persentase rumah tangga dengan akses air minum layak di
bawah capaian nasional. Artinya, akses air bersih terutama air minum layak belum merata dirasakan
oleh rumah tangga di Indonesia. Ini terutama terjadi di Sulawesi Barat, Kalimantan Selatan, Papua,
Lampung, dan Bengkulu.
Dukungan regulasi, tekanan perubahan iklim, dan kondisi kualitas air menjadi bayang-bayang
tercapainya target pemenuhan air bersih bagi masyarakat. Pengesahan Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air yang menggantikan Undang-Undang Nomor 7 tahun 2004
sedikit banyak memengaruhi lanskap pengelolaan penyediaan air minum. Dalam regulasi yang baru
ini, swasta dilarang melakukan pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Sementara
penyediaan SPAM hanya boleh dikelola oleh BUMN, BUMD, BUMDes.
Padahal melihat kesenjangan pemenuhan air bersih dengan target akses universal 100% tahun ini
nampaknya pemerintah akan lebih sulit memenuhi target apabila tanpa bantuan swasta. Di sisi lain,
tekanan perubahan iklim dan degradasi lingkungan menyebabkan ketersediaan air menurun. Di
musim kemarau panjang yang menyebabkan kekeringan, krisis air bersih mulai meluas. Waduk dan
bendungan yang digunakan untuk menampung air pun ikut surut. Sementara, cadangan air tanah
menipis karena berkurangnya daerah tangkapan air. Kualitas air yang ada pun sebagian besar tidak
dapat diandalkan karena tercemar. Berdasarkan Statistik Lingkungan Hidup 2018, kondisi air sungai di
[email protected]
Indonesia pada umumnya masih berstatus tercemar berat. Dari 82 sungai yang dipantau sepanjang
tahun 2016-2017, 50 sungai kondisinya stagnan, bahkan 14 sungai kualitasnya memburuk. Hanya 18
sungai yang kualitasnya membaik.
Kunci dan pembahasan dapat dilihat dari aplikasi Ruangguru dengan scan QR Code dan input Kode Soal di pojok kanan atas soal.
Follow dan cek instagram Ruangguru di @ruangguru untuk mendapatkan Copyright © 2020 Ruangguru hal. 10
berbagai informasi terbaru
Kode Soal
Belum meratanya akses air bersih membuat sebagian masyarakat memilih untuk membeli air
bersih. Survei Sosial Ekonomi Nasional 2017 yang dilakukan Badan Pusat Statistik mencatat, sebanyak
47,7 persen masyarakat kini membeli air bersih. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan hasil
Susenas 2010 yaitu 34,6 persen. Salah satu cara masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air bersih
[email protected]
adalah membeli air dari perusahaan daerah air minum, PDAM dan PAM. Namun, PDAM atau PAM juga
tidak menjanjikan air teralirkan setiap saat. Adakalanya ketika musim kemarau air tidak tentu
mengalir, bergantung pada sumber air. Di saat-saat seperti itulah, seringkali masyarakat membeli air
dari pihak swasta yang berkeliling dengan tangki-tangki air. Cara yang lebih sederhana lagi adalah
penyediaan air yang dijual keliling menggunakan gerobak atau bahkan hanya dipikul.
Kini, jika hanya untuk kebutuhan air minum, masyarakat dimudahkan dengan ketersediaan air
minum dalam kemasan (AMDK) dan air isi ulang. Jika dulu air minum kemasan diproduksi untuk
menyasar target masyarakat kalangan atas, saat ini AMDK justru menjadi kebutuhan hampir seluruh
masyarakat.
a. Sebanyak 73,68 persen akses air minum layak di bawah capaian nasional.
b. Pemerintah sudah berhasil bekerja keras dalam pencapaian target penerapan program akses
universal.
[email protected]
c. Akses air bersih terutama air minum layak hampir merata dirasakan oleh rumah tangga di
Indonesia.
d. Pemerintah belum kerja keras dalam upaya pencapaian target dalam penerapan program akses
universal air bersih.
e. Sulawesi Barat, Kalimantan Selatan, Papua, Lampung, dan Bengkulu mengalami akses air bersih
yang belum merata.
Warga mencari air bersih dan mencuci di sekitar aliran sungai Luk Ulo, Desa Pucangan, Kecamatan
Sadang, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (31/10/2019). Warga mengandalkan Sungai Luk Ulo
untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
Pemerintah menargetkan akses air bersih 100 persen kepada seluruh penduduk pada akhir tahun
ini, sesuai yang diamanatkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019. Air
bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Namun, dalam penerapan program akses
universal tersebut, pencapaian target yang dimaksud masih memerlukan kerja keras dari pemerintah.
Hingga 2018, secara nasional, persentase rumah tangga yang terakomodasi air minum layak
[email protected]
mencapai 73,68 persen. Namun, sebanyak 19 provinsi masih memiliki persentase rumah tangga
dengan akses air minum layak di bawah capaian nasional tersebut. Artinya, akses air bersih, terutama
Kunci dan pembahasan dapat dilihat dari aplikasi Ruangguru dengan scan QR Code dan input Kode Soal di pojok kanan atas soal.
Follow dan cek instagram Ruangguru di @ruangguru untuk mendapatkan Copyright © 2020 Ruangguru hal. 11
berbagai informasi terbaru
Kode Soal
air minum layak, yang belum merata masih dirasakan oleh banyak rumah tangga di Indonesia. Hal ini
terutama terjadi di Sulawesi Barat, Kalimantan Selatan, Papua, Lampung, dan Bengkulu.
Dukungan regulasi, tekanan perubahan iklim, dan kondisi kualitas air menjadi bayang-bayang
tercapainya target pemenuhan air bersih bagi masyarakat. Pengesahan Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air yang menggantikan Undang-Undang Nomor 7 tahun 2004
sedikit banyak memengaruhi lanskap pengelolaan penyediaan air minum. Dalam regulasi yang baru
ini, swasta dilarang melakukan pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Sementara,
penyediaan SPAM hanya boleh dikelola oleh BUMN, BUMD, dan BUMDes.
Padahal, melihat kesenjangan pemenuhan air bersih dengan target akses universal 100% tahun ini,
tampaknya pemerintah akan lebih sulit memenuhi target apabila tidak ada bantuan dari swasta. Di
sisi lain, tekanan perubahan iklim dan degradasi lingkungan menyebabkan ketersediaan air menurun.
[email protected]
Di musim kemarau panjang yang menyebabkan kekeringan, krisis air bersih mulai meluas. Waduk dan
bendungan yang digunakan untuk menampung air pun ikut surut. Sementara, cadangan air tanah
menipis karena berkurangnya daerah tangkapan air. Kualitas air yang ada pun sebagian besar tidak
dapat diandalkan karena tercemar. Berdasarkan Statistik Lingkungan Hidup 2018, kondisi air sungai di
Indonesia pada umumnya masih berstatus tercemar berat. Dari 82 sungai yang dipantau sepanjang
tahun 2016-2017, ada 50 sungai yang kondisinya stagnan, 14 sungai yang kualitasnya memburuk, dan
hanya 18 sungai yang kualitasnya membaik.
Belum meratanya akses air bersih membuat sebagian masyarakat memilih untuk membeli air
bersih. Survei Sosial Ekonomi Nasional 2017 yang dilakukan Badan Pusat Statistik mencatat, sebanyak
47,7 persen masyarakat kini membeli air bersih. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan hasil
Susenas 2010, yaitu 34,6 persen. Salah satu cara masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air bersih
adalah membeli air dari perusahaan daerah air minum, PDAM, dan PAM. Namun, PDAM atau PAM juga
tidak menjanjikan air teralirkan setiap saat. Adakalanya air tidak tentu mengalir ketika musim
kemarau, bergantung pada sumber air. Di saat-saat seperti itulah, sering kali masyarakat membeli air
[email protected]
dari pihak swasta yang berkeliling dengan tangki-tangki air. Cara yang lebih sederhana lagi adalah
Kunci dan pembahasan dapat dilihat dari aplikasi Ruangguru dengan scan QR Code dan input Kode Soal di pojok kanan atas soal.
Follow dan cek instagram Ruangguru di @ruangguru untuk mendapatkan Copyright © 2020 Ruangguru hal. 12
berbagai informasi terbaru
Kode Soal
penyediaan air yang dijual keliling menggunakan gerobak atau bahkan hanya dipikul.
Kini, jika hanya untuk kebutuhan air minum, masyarakat dimudahkan dengan ketersediaan air
minum dalam kemasan (AMDK) dan air isi ulang. Jika dulu air minum kemasan diproduksi untuk
menyasar target masyarakat kalangan atas, saat ini AMDK justru menjadi kebutuhan hampir seluruh
masyarakat.
a. Pengesahan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air tidak memengaruhi
[email protected]
lanskap pengelolaan penyediaan air minum.
b. Dalam regulasi yang lama, swasta diperbolehkan melakukan pengelolaan Sistem Penyediaan Air
Minum (SPAM).
c. Undang-Undang Nomor 7 tahun 2004 telah digantikan dengan Undang-Undang nomor 17 tahun
2019.
d. Dalam regulasi yang baru, BUMN, BUMD, dan BUMDes diharuskan memimpin swasta untuk
mengelola penyediaan SPAM.
e. Dukungan regulasi, tekanan perubahan iklim, dan kondisi kualitas air menjadi bukti tercapainya
target pemenuhan air bersih bagi masyarakat.
Warga mencari air bersih dan mencuci di sekitar aliran sungai Luk Ulo, Desa Pucangan, Kecamatan
Sadang, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (31/10/2019). Warga mengandalkan Sungai Luk Ulo
untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
Pemerintah menargetkan akses air bersih 100 persen kepada seluruh penduduk pada akhir tahun
[email protected]
ini, sesuai yang diamanatkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019. Air
bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Namun, dalam penerapan program akses
universal tersebut, pencapaian target yang dimaksud masih memerlukan kerja keras dari pemerintah.
Hingga 2018, secara nasional, persentase rumah tangga yang terakomodasi air minum layak
mencapai 73,68 persen. Namun, sebanyak 19 provinsi masih memiliki persentase rumah tangga
dengan akses air minum layak di bawah capaian nasional tersebut. Artinya, akses air bersih, terutama
air minum layak, yang belum merata masih dirasakan oleh banyak rumah tangga di Indonesia. Hal ini
terutama terjadi di Sulawesi Barat, Kalimantan Selatan, Papua, Lampung, dan Bengkulu.
Dukungan regulasi, tekanan perubahan iklim, dan kondisi kualitas air menjadi bayang-bayang
tercapainya target pemenuhan air bersih bagi masyarakat. Pengesahan Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air yang menggantikan Undang-Undang Nomor 7 tahun 2004
sedikit banyak memengaruhi lanskap pengelolaan penyediaan air minum. Dalam regulasi yang baru
ini, swasta dilarang melakukan pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Sementara,
penyediaan SPAM hanya boleh dikelola oleh BUMN, BUMD, dan BUMDes.
Padahal, melihat kesenjangan pemenuhan air bersih dengan target akses universal 100% tahun ini,
tampaknya pemerintah akan lebih sulit memenuhi target apabila tidak ada bantuan dari swasta. Di
sisi lain, tekanan perubahan iklim dan degradasi lingkungan menyebabkan ketersediaan air menurun.
Di musim kemarau panjang yang menyebabkan kekeringan, krisis air bersih mulai meluas. Waduk dan
bendungan yang digunakan untuk menampung air pun ikut surut. Sementara, cadangan air tanah
[email protected]
menipis karena berkurangnya daerah tangkapan air. Kualitas air yang ada pun sebagian besar tidak
Kunci dan pembahasan dapat dilihat dari aplikasi Ruangguru dengan scan QR Code dan input Kode Soal di pojok kanan atas soal.
Follow dan cek instagram Ruangguru di @ruangguru untuk mendapatkan Copyright © 2020 Ruangguru hal. 13
berbagai informasi terbaru
Kode Soal
dapat diandalkan karena tercemar. Berdasarkan Statistik Lingkungan Hidup 2018, kondisi air sungai di
Indonesia pada umumnya masih berstatus tercemar berat. Dari 82 sungai yang dipantau sepanjang
tahun 2016-2017, ada 50 sungai yang kondisinya stagnan, 14 sungai yang kualitasnya memburuk, dan
hanya 18 sungai yang kualitasnya membaik.
Belum meratanya akses air bersih membuat sebagian masyarakat memilih untuk membeli air
bersih. Survei Sosial Ekonomi Nasional 2017 yang dilakukan Badan Pusat Statistik mencatat, sebanyak
47,7 persen masyarakat kini membeli air bersih. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan hasil
Susenas 2010, yaitu 34,6 persen. Salah satu cara masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air bersih
[email protected]
adalah membeli air dari perusahaan daerah air minum, PDAM, dan PAM. Namun, PDAM atau PAM juga
tidak menjanjikan air teralirkan setiap saat. Adakalanya air tidak tentu mengalir ketika musim
kemarau, bergantung pada sumber air. Di saat-saat seperti itulah, sering kali masyarakat membeli air
dari pihak swasta yang berkeliling dengan tangki-tangki air. Cara yang lebih sederhana lagi adalah
penyediaan air yang dijual keliling menggunakan gerobak atau bahkan hanya dipikul.
Kini, jika hanya untuk kebutuhan air minum, masyarakat dimudahkan dengan ketersediaan air
minum dalam kemasan (AMDK) dan air isi ulang. Jika dulu air minum kemasan diproduksi untuk
menyasar target masyarakat kalangan atas, saat ini AMDK justru menjadi kebutuhan hampir seluruh
masyarakat.
Berdasarkan paragraf 5, apabila akses air bersih sudah merata, manakah di bawah ini simpulan yang
PALING MUNGKIN benar?
c. Ketika musim kemarau, air tetap dapat mengalir dan tidak bergantung pada sumber air.
[email protected]
d. Tidak ada penyediaan air yang dijual keliling menggunakan gerobak atau bahkan hanya dipikul.
Kunci dan pembahasan dapat dilihat dari aplikasi Ruangguru dengan scan QR Code dan input Kode Soal di pojok kanan atas soal.
Follow dan cek instagram Ruangguru di @ruangguru untuk mendapatkan Copyright © 2020 Ruangguru hal. 14
berbagai informasi terbaru
Kode Soal
Warga mencari air bersih dan mencuci di sekitar aliran sungai Luk Ulo, Desa Pucangan, Kecamatan
Sadang, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (31/10/2019). Warga mengandalkan Sungai Luk Ulo
untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
Pemerintah menargetkan akses air bersih 100 persen kepada seluruh penduduk pada akhir tahun
ini, sesuai yang diamanatkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019. Air
[email protected]
bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Namun, dalam penerapan program akses
universal tersebut, pencapaian target yang dimaksud masih memerlukan kerja keras dari pemerintah.
Hingga 2018, secara nasional, persentase rumah tangga yang terakomodasi air minum layak
mencapai 73,68 persen. Namun, sebanyak 19 provinsi masih memiliki persentase rumah tangga
dengan akses air minum layak di bawah capaian nasional tersebut. Artinya, akses air bersih, terutama
air minum layak, yang belum merata masih dirasakan oleh banyak rumah tangga di Indonesia. Hal ini
terutama terjadi di Sulawesi Barat, Kalimantan Selatan, Papua, Lampung, dan Bengkulu.
Dukungan regulasi, tekanan perubahan iklim, dan kondisi kualitas air menjadi bayang-bayang
tercapainya target pemenuhan air bersih bagi masyarakat. Pengesahan Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air yang menggantikan Undang-Undang Nomor 7 tahun 2004
sedikit banyak memengaruhi lanskap pengelolaan penyediaan air minum. Dalam regulasi yang baru
ini, swasta dilarang melakukan pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Sementara,
penyediaan SPAM hanya boleh dikelola oleh BUMN, BUMD, dan BUMDes.
Padahal, melihat kesenjangan pemenuhan air bersih dengan target akses universal 100% tahun ini,
tampaknya pemerintah akan lebih sulit memenuhi target apabila tidak ada bantuan dari swasta. Di
sisi lain, tekanan perubahan iklim dan degradasi lingkungan menyebabkan ketersediaan air menurun.
Di musim kemarau panjang yang menyebabkan kekeringan, krisis air bersih mulai meluas. Waduk dan
bendungan yang digunakan untuk menampung air pun ikut surut. Sementara, cadangan air tanah
[email protected]
menipis karena berkurangnya daerah tangkapan air. Kualitas air yang ada pun sebagian besar tidak
dapat diandalkan karena tercemar. Berdasarkan Statistik Lingkungan Hidup 2018, kondisi air sungai di
Indonesia pada umumnya masih berstatus tercemar berat. Dari 82 sungai yang dipantau sepanjang
tahun 2016-2017, ada 50 sungai yang kondisinya stagnan, 14 sungai yang kualitasnya memburuk, dan
hanya 18 sungai yang kualitasnya membaik.
Kunci dan pembahasan dapat dilihat dari aplikasi Ruangguru dengan scan QR Code dan input Kode Soal di pojok kanan atas soal.
Follow dan cek instagram Ruangguru di @ruangguru untuk mendapatkan Copyright © 2020 Ruangguru hal. 15
berbagai informasi terbaru
Kode Soal
Belum meratanya akses air bersih membuat sebagian masyarakat memilih untuk membeli air
bersih. Survei Sosial Ekonomi Nasional 2017 yang dilakukan Badan Pusat Statistik mencatat, sebanyak
47,7 persen masyarakat kini membeli air bersih. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan hasil
Susenas 2010, yaitu 34,6 persen. Salah satu cara masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air bersih
[email protected]
adalah membeli air dari perusahaan daerah air minum, PDAM, dan PAM. Namun, PDAM atau PAM juga
tidak menjanjikan air teralirkan setiap saat. Adakalanya air tidak tentu mengalir ketika musim
kemarau, bergantung pada sumber air. Di saat-saat seperti itulah, sering kali masyarakat membeli air
dari pihak swasta yang berkeliling dengan tangki-tangki air. Cara yang lebih sederhana lagi adalah
penyediaan air yang dijual keliling menggunakan gerobak atau bahkan hanya dipikul.
Kini, jika hanya untuk kebutuhan air minum, masyarakat dimudahkan dengan ketersediaan air
minum dalam kemasan (AMDK) dan air isi ulang. Jika dulu air minum kemasan diproduksi untuk
menyasar target masyarakat kalangan atas, saat ini AMDK justru menjadi kebutuhan hampir seluruh
masyarakat.
Berdasarkan paragraf 4, manakah pernyataan di bawah ini yang PALING MUNGKIN benar mengenai
pemenuhan dan kualitas air di Indonesia?
a. Tanpa bantuan swasta, ketersediaan air menurun dan kesenjangan pemenuhan air bersih dengan
target akses universal 100% tahun ini tidak tercapai.
b. Kualitas air di Indonesia sebagian besar hanya bisa sedikit diandalkan karena tercemar.
[email protected]
c. Sejak tahun 2017, 50 sungai di Indonesia kondisinya stagnan, bahkan 14 sungai kualitasnya
memburuk, dan 18 sungai kualitasnya membaik.
Warga mencari air bersih dan mencuci di sekitar aliran sungai Luk Ulo, Desa Pucangan, Kecamatan
Sadang, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (31/10/2019). Warga mengandalkan Sungai Luk Ulo
untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
Pemerintah menargetkan akses air bersih 100 persen kepada seluruh penduduk pada akhir tahun
ini, sesuai yang diamanatkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019. Air
bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Namun, dalam penerapan program akses
universal tersebut, pencapaian target yang dimaksud masih memerlukan kerja keras dari pemerintah.
Hingga 2018, secara nasional, persentase rumah tangga yang terakomodasi air minum layak
mencapai 73,68 persen. Namun, sebanyak 19 provinsi masih memiliki persentase rumah tangga
[email protected]
dengan akses air minum layak di bawah capaian nasional tersebut. Artinya, akses air bersih, terutama
air minum layak, yang belum merata masih dirasakan oleh banyak rumah tangga di Indonesia. Hal ini
Kunci dan pembahasan dapat dilihat dari aplikasi Ruangguru dengan scan QR Code dan input Kode Soal di pojok kanan atas soal.
Follow dan cek instagram Ruangguru di @ruangguru untuk mendapatkan Copyright © 2020 Ruangguru hal. 16
berbagai informasi terbaru
Kode Soal
terutama terjadi di Sulawesi Barat, Kalimantan Selatan, Papua, Lampung, dan Bengkulu.
Dukungan regulasi, tekanan perubahan iklim, dan kondisi kualitas air menjadi bayang-bayang
tercapainya target pemenuhan air bersih bagi masyarakat. Pengesahan Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air yang menggantikan Undang-Undang Nomor 7 tahun 2004
sedikit banyak memengaruhi lanskap pengelolaan penyediaan air minum. Dalam regulasi yang baru
ini, swasta dilarang melakukan pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Sementara,
penyediaan SPAM hanya boleh dikelola oleh BUMN, BUMD, dan BUMDes.
Padahal, melihat kesenjangan pemenuhan air bersih dengan target akses universal 100% tahun ini,
tampaknya pemerintah akan lebih sulit memenuhi target apabila tidak ada bantuan dari swasta. Di
sisi lain, tekanan perubahan iklim dan degradasi lingkungan menyebabkan ketersediaan air menurun.
Di musim kemarau panjang yang menyebabkan kekeringan, krisis air bersih mulai meluas. Waduk dan
[email protected]
bendungan yang digunakan untuk menampung air pun ikut surut. Sementara, cadangan air tanah
menipis karena berkurangnya daerah tangkapan air. Kualitas air yang ada pun sebagian besar tidak
dapat diandalkan karena tercemar. Berdasarkan Statistik Lingkungan Hidup 2018, kondisi air sungai di
Indonesia pada umumnya masih berstatus tercemar berat. Dari 82 sungai yang dipantau sepanjang
tahun 2016-2017, ada 50 sungai yang kondisinya stagnan, 14 sungai yang kualitasnya memburuk, dan
hanya 18 sungai yang kualitasnya membaik.
Belum meratanya akses air bersih membuat sebagian masyarakat memilih untuk membeli air
bersih. Survei Sosial Ekonomi Nasional 2017 yang dilakukan Badan Pusat Statistik mencatat, sebanyak
47,7 persen masyarakat kini membeli air bersih. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan hasil
Susenas 2010, yaitu 34,6 persen. Salah satu cara masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air bersih
adalah membeli air dari perusahaan daerah air minum, PDAM, dan PAM. Namun, PDAM atau PAM juga
tidak menjanjikan air teralirkan setiap saat. Adakalanya air tidak tentu mengalir ketika musim
kemarau, bergantung pada sumber air. Di saat-saat seperti itulah, sering kali masyarakat membeli air
dari pihak swasta yang berkeliling dengan tangki-tangki air. Cara yang lebih sederhana lagi adalah
penyediaan air yang dijual keliling menggunakan gerobak atau bahkan hanya dipikul.
Kini, jika hanya untuk kebutuhan air minum, masyarakat dimudahkan dengan ketersediaan air
[email protected]
minum dalam kemasan (AMDK) dan air isi ulang. Jika dulu air minum kemasan diproduksi untuk
Kunci dan pembahasan dapat dilihat dari aplikasi Ruangguru dengan scan QR Code dan input Kode Soal di pojok kanan atas soal.
Follow dan cek instagram Ruangguru di @ruangguru untuk mendapatkan Copyright © 2020 Ruangguru hal. 17
berbagai informasi terbaru
Kode Soal
menyasar target masyarakat kalangan atas, saat ini AMDK justru menjadi kebutuhan hampir seluruh
masyarakat.
Berdasarkan paragraf 2, apabila pencapaian target dalam penerapan program akses universal sudah
tidak memerlukan kerja keras pemerintah, manakah di bawah ini simpulan yang PALING MUNGKIN
benar?
a. Air bersih memiliki kualitas yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak.
[email protected]
b. Sebanyak 19 provinsi memiliki persentase rumah tangga dengan akses air minum layak di bawah
capaian nasional.
d. Sulawesi Barat, Kalimantan Selatan, Papua, Lampung, dan Bengkulu sudah tidak lagi memerlukan
akomodasi air minum layak.
Warga mencari air bersih dan mencuci di sekitar aliran sungai Luk Ulo, Desa Pucangan, Kecamatan
Sadang, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (31/10/2019). Warga mengandalkan Sungai Luk Ulo
untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
Pemerintah menargetkan akses air bersih 100 persen kepada seluruh penduduk pada akhir tahun
ini, sesuai yang diamanatkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019. Air
bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Namun, dalam penerapan program akses
universal tersebut, pencapaian target yang dimaksud masih memerlukan kerja keras dari pemerintah.
[email protected]
Hingga 2018, secara nasional, persentase rumah tangga yang terakomodasi air minum layak
mencapai 73,68 persen. Namun, sebanyak 19 provinsi masih memiliki persentase rumah tangga
dengan akses air minum layak di bawah capaian nasional tersebut. Artinya, akses air bersih, terutama
air minum layak, yang belum merata masih dirasakan oleh banyak rumah tangga di Indonesia. Hal ini
terutama terjadi di Sulawesi Barat, Kalimantan Selatan, Papua, Lampung, dan Bengkulu.
Dukungan regulasi, tekanan perubahan iklim, dan kondisi kualitas air menjadi bayang-bayang
tercapainya target pemenuhan air bersih bagi masyarakat. Pengesahan Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air yang menggantikan Undang-Undang Nomor 7 tahun 2004
sedikit banyak memengaruhi lanskap pengelolaan penyediaan air minum. Dalam regulasi yang baru
ini, swasta dilarang melakukan pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Sementara,
penyediaan SPAM hanya boleh dikelola oleh BUMN, BUMD, dan BUMDes.
Padahal, melihat kesenjangan pemenuhan air bersih dengan target akses universal 100% tahun ini,
tampaknya pemerintah akan lebih sulit memenuhi target apabila tidak ada bantuan dari swasta. Di
sisi lain, tekanan perubahan iklim dan degradasi lingkungan menyebabkan ketersediaan air menurun.
Di musim kemarau panjang yang menyebabkan kekeringan, krisis air bersih mulai meluas. Waduk dan
bendungan yang digunakan untuk menampung air pun ikut surut. Sementara, cadangan air tanah
menipis karena berkurangnya daerah tangkapan air. Kualitas air yang ada pun sebagian besar tidak
dapat diandalkan karena tercemar. Berdasarkan Statistik Lingkungan Hidup 2018, kondisi air sungai di
Indonesia pada umumnya masih berstatus tercemar berat. Dari 82 sungai yang dipantau sepanjang
[email protected]
tahun 2016-2017, ada 50 sungai yang kondisinya stagnan, 14 sungai yang kualitasnya memburuk, dan
hanya 18 sungai yang kualitasnya membaik.
Kunci dan pembahasan dapat dilihat dari aplikasi Ruangguru dengan scan QR Code dan input Kode Soal di pojok kanan atas soal.
Follow dan cek instagram Ruangguru di @ruangguru untuk mendapatkan Copyright © 2020 Ruangguru hal. 18
berbagai informasi terbaru
Kode Soal
Belum meratanya akses air bersih membuat sebagian masyarakat memilih untuk membeli air
bersih. Survei Sosial Ekonomi Nasional 2017 yang dilakukan Badan Pusat Statistik mencatat, sebanyak
47,7 persen masyarakat kini membeli air bersih. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan hasil
Susenas 2010, yaitu 34,6 persen. Salah satu cara masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air bersih
adalah membeli air dari perusahaan daerah air minum, PDAM, dan PAM. Namun, PDAM atau PAM juga
tidak menjanjikan air teralirkan setiap saat. Adakalanya air tidak tentu mengalir ketika musim
kemarau, bergantung pada sumber air. Di saat-saat seperti itulah, sering kali masyarakat membeli air
dari pihak swasta yang berkeliling dengan tangki-tangki air. Cara yang lebih sederhana lagi adalah
penyediaan air yang dijual keliling menggunakan gerobak atau bahkan hanya dipikul.
[email protected]
Kini, jika hanya untuk kebutuhan air minum, masyarakat dimudahkan dengan ketersediaan air
minum dalam kemasan (AMDK) dan air isi ulang. Jika dulu air minum kemasan diproduksi untuk
menyasar target masyarakat kalangan atas, saat ini AMDK justru menjadi kebutuhan hampir seluruh
masyarakat.
Berdasarkan gambar tabel Persentase Rumah Tangga dengan Sumber Air Minum Layak, pada tahun
berapakah kenaikan signifikan ketiga terjadi?
a. 2012
b. 2013
c. 2015
d. 2017
e. 2018
Kunci dan pembahasan dapat dilihat dari aplikasi Ruangguru dengan scan QR Code dan input Kode Soal di pojok kanan atas soal.
Follow dan cek instagram Ruangguru di @ruangguru untuk mendapatkan Copyright © 2020 Ruangguru hal. 19
berbagai informasi terbaru
Kode Soal
Warga mencari air bersih dan mencuci di sekitar aliran sungai Luk Ulo, Desa Pucangan, Kecamatan
Sadang, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (31/10/2019). Warga mengandalkan Sungai Luk Ulo
untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
Pemerintah menargetkan akses air bersih 100 persen kepada seluruh penduduk pada akhir tahun
ini, sesuai yang diamanatkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019. Air
bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Namun, dalam penerapan program akses
universal tersebut, pencapaian target yang dimaksud masih memerlukan kerja keras dari pemerintah.
Hingga 2018, secara nasional, persentase rumah tangga yang terakomodasi air minum layak
mencapai 73,68 persen. Namun, sebanyak 19 provinsi masih memiliki persentase rumah tangga
dengan akses air minum layak di bawah capaian nasional tersebut. Artinya, akses air bersih, terutama
[email protected]
air minum layak, yang belum merata masih dirasakan oleh banyak rumah tangga di Indonesia. Hal ini
terutama terjadi di Sulawesi Barat, Kalimantan Selatan, Papua, Lampung, dan Bengkulu.
Dukungan regulasi, tekanan perubahan iklim, dan kondisi kualitas air menjadi bayang-bayang
tercapainya target pemenuhan air bersih bagi masyarakat. Pengesahan Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air yang menggantikan Undang-Undang Nomor 7 tahun 2004
sedikit banyak memengaruhi lanskap pengelolaan penyediaan air minum. Dalam regulasi yang baru
ini, swasta dilarang melakukan pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Sementara,
penyediaan SPAM hanya boleh dikelola oleh BUMN, BUMD, dan BUMDes.
Padahal, melihat kesenjangan pemenuhan air bersih dengan target akses universal 100% tahun ini,
tampaknya pemerintah akan lebih sulit memenuhi target apabila tidak ada bantuan dari swasta. Di
sisi lain, tekanan perubahan iklim dan degradasi lingkungan menyebabkan ketersediaan air menurun.
Di musim kemarau panjang yang menyebabkan kekeringan, krisis air bersih mulai meluas. Waduk dan
bendungan yang digunakan untuk menampung air pun ikut surut. Sementara, cadangan air tanah
menipis karena berkurangnya daerah tangkapan air. Kualitas air yang ada pun sebagian besar tidak
dapat diandalkan karena tercemar. Berdasarkan Statistik Lingkungan Hidup 2018, kondisi air sungai di
Indonesia pada umumnya masih berstatus tercemar berat. Dari 82 sungai yang dipantau sepanjang
tahun 2016-2017, ada 50 sungai yang kondisinya stagnan, 14 sungai yang kualitasnya memburuk, dan
hanya 18 sungai yang kualitasnya membaik.
Kunci dan pembahasan dapat dilihat dari aplikasi Ruangguru dengan scan QR Code dan input Kode Soal di pojok kanan atas soal.
Follow dan cek instagram Ruangguru di @ruangguru untuk mendapatkan Copyright © 2020 Ruangguru hal. 20
berbagai informasi terbaru
Kode Soal
Belum meratanya akses air bersih membuat sebagian masyarakat memilih untuk membeli air
bersih. Survei Sosial Ekonomi Nasional 2017 yang dilakukan Badan Pusat Statistik mencatat, sebanyak
47,7 persen masyarakat kini membeli air bersih. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan hasil
Susenas 2010, yaitu 34,6 persen. Salah satu cara masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air bersih
[email protected]
adalah membeli air dari perusahaan daerah air minum, PDAM, dan PAM. Namun, PDAM atau PAM juga
tidak menjanjikan air teralirkan setiap saat. Adakalanya air tidak tentu mengalir ketika musim
kemarau, bergantung pada sumber air. Di saat-saat seperti itulah, sering kali masyarakat membeli air
dari pihak swasta yang berkeliling dengan tangki-tangki air. Cara yang lebih sederhana lagi adalah
penyediaan air yang dijual keliling menggunakan gerobak atau bahkan hanya dipikul.
Kini, jika hanya untuk kebutuhan air minum, masyarakat dimudahkan dengan ketersediaan air
minum dalam kemasan (AMDK) dan air isi ulang. Jika dulu air minum kemasan diproduksi untuk
menyasar target masyarakat kalangan atas, saat ini AMDK justru menjadi kebutuhan hampir seluruh
masyarakat.
Berdasarkan data pada tabel Persentase Rumah Tangga dengan Sumber Air Minum Layak, apa yang
PALING MUNGKIN terjadi setelah tahun 2018?
b. Persentase sumber air minum layak akan meningkat meskipun tidak signifikan.
e. Persentase sumber air minum layak akan akan stagnan di angka 73,68.
Dito, Agung, Robi, Dinda, dan Zahra tinggal di Perumahan Ruang Bebas Asri. Mereka bersekolah di
tempat yang berbeda. Jika diukur dari Perumahan Ruang Bebas Asri, sekolah Dito lebih jauh daripada
sekolah Robi. Sekolah Agung lebih dekat daripada sekolah Dinda dan sekolah Zahra.
Jika sekolah Robi lebih jauh dari sekolah Zahra, anak yang sekolahnya paling dekat dari Perumahan
Ruang Bebas Asri adalah ....
a. Dinda
b. Agung
c. Zahra
d. Robi [email protected]
Kunci dan pembahasan dapat dilihat dari aplikasi Ruangguru dengan scan QR Code dan input Kode Soal di pojok kanan atas soal.
Follow dan cek instagram Ruangguru di @ruangguru untuk mendapatkan Copyright © 2020 Ruangguru hal. 21
berbagai informasi terbaru
Kode Soal
e. Dito
Dito, Agung, Robi, Dinda, dan Zahra tinggal di Perumahan Ruang Bebas Asri. Mereka bersekolah di
tempat yang berbeda. Jika diukur dari Perumahan Ruang Bebas Asri, sekolah Dito lebih jauh daripada
sekolah Robi. Sekolah Agung lebih dekat daripada sekolah Dinda dan sekolah Zahra.
Jika sekolah Zahra lebih dekat dari sekolah Robi, maka ...
Dito, Agung, Robi, Dinda, dan Zahra tinggal di Perumahan Ruang Bebas Asri. Mereka bersekolah di
tempat yang berbeda. Jika diukur dari Perumahan Ruang Bebas Asri, sekolah Dito lebih jauh daripada
sekolah Robi. Sekolah Agung lebih dekat daripada sekolah Dinda dan sekolah Zahra.
Jika sekolah Agung dan sekolah Dito jaraknya sama dari Perumahan Ruang Bebas Asri, maka anak
yang sekolahnya paling dekat dengan rumah adalah ....
a. Agung
b. Dinda
c. Zahra [email protected]
d. Robi
e. Dito
Dito, Agung, Robi, Dinda, dan Zahra tinggal di Perumahan Ruang Bebas Asri. Mereka bersekolah di
tempat yang berbeda. Jika diukur dari Perumahan Ruang Bebas Asri, sekolah Dito lebih jauh daripada
sekolah Robi. Sekolah Agung lebih dekat daripada sekolah Dinda dan sekolah Zahra.
Jika sekolah Dinda lebih dekat daripada sekolah Robi, maka ...
Kunci dan pembahasan dapat dilihat dari aplikasi Ruangguru dengan scan QR Code dan input Kode Soal di pojok kanan atas soal.
Follow dan cek instagram Ruangguru di @ruangguru untuk mendapatkan Copyright © 2020 Ruangguru hal. 22
berbagai informasi terbaru
Kode Soal
Pak Andi adalah seorang pedagang keliling yang setiap harinya berjualan di salah satu dari lima
kampung, yaitu kampung A, B, C, D, dan E. Diketahui Pak Andi tidak berada di kampung yang sama
selama dua hari berturut-turut. Diketahui pula informasi-informasi sebagai berikut.
[email protected]
Jika pada hari pertama Pak Andi berjualan di kampung B, maka pada hari ketujuh ia akan berjualan di
kampung .…
a. A
b. B
c. C
d. D
e. E
Pak Andi adalah seorang pedagang keliling yang setiap harinya berjualan di salah satu dari lima
kampung, yaitu kampung A, B, C, D, dan E. Diketahui Pak Andi tidak berada di kampung yang sama
selama dua hari berturut-turut. Diketahui pula informasi-informasi sebagai berikut.
Jika pada hari pertama Pak Andi berjualan di kampung E, maka kampung yang tidak pernah ia
kunjungi adalah ....
a. A
b. B
c. C
d. D
e. E
Kunci dan pembahasan dapat dilihat dari aplikasi Ruangguru dengan scan QR Code dan input Kode Soal di pojok kanan atas soal.
Follow dan cek instagram Ruangguru di @ruangguru untuk mendapatkan Copyright © 2020 Ruangguru hal. 23
berbagai informasi terbaru
Kode Soal
Petunjuk pengerjaan :
1. Pilih satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (x) pada huruf (A/B/C/D/E) pada lembar jawaban.
2. Masukkan lembar jawaban ke aplikasi Ruangguru dengan klik icon (scan) pada halaman Bank Soal atau Latihan Topik untuk
melihat hasil dan pembahasan dari soal yang telah kamu kerjakan.
1. A B C D E 11. A B C D E
2. A B C D E 12. A B C D E
3. A B C D E
[email protected]
13. A B C D E
4. A B C D E 14. A B C D E
5. A B C D E 15. A B C D E
6. A B C D E 16. A B C D E
7. A B C D E 17. A B C D E
8. A B C D E 18. A B C D E
9. A B C D E 19. A B C D E
10. A B C D E 20. A B C D E
Kunci dan pembahasan dapat dilihat dari aplikasi Ruangguru dengan scan QR Code dan input Kode Soal di pojok kanan atas soal.
Follow dan cek instagram Ruangguru di @ruangguru untuk mendapatkan Copyright © 2020 Ruangguru hal. 24
berbagai informasi terbaru