Tan Jung
Tan Jung
TESIS
Oleh
ILYAS
TANJUNG
207021006/MT
BAB I. PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Ada banyak ketidakpastian di planet bumi saat ini, namun pengambil keputusan
harus mengambil keputusan bahkan dalam kondisi seperti itu. Masalah keputusan sering kali
dirumuskan sebagai masalah optimasi, sehingga dalam banyak situasi pengambil keputusan
yang tidak diketahui. Jika ketidakpastian ini tidak dipertimbangkan dalam model solusi,
maka keputusan yang diambil mungkin jauh dari nilai optimal atau bahkan tidak mungkin
dilaksanakan..
Pada permasalahan didalam system Transportasi kepastian ini bisa timbul pada variasi
antara permintaan actual yang berhubungan dengan sumber daya transportasi dan ramalan
menyebabkan system transportasi rusak atau tidak berjalan atau bisa berada pada titik minus.
hadirnya ketidakpastian dalam suatu data permasalahan yang diperoleh dari suatu masa ke
masa berikutnya .jenis pokok kajian adalah permasalahan optimasi random yang mana produk
dari data random tidak terekspos pada masa berjalan dan kepastian yang akan dioptimalkan
tidak harus memperhitungkan produk masa yang akan dating (non-antisipasi).perkara ini
3
menyampaikan koneksi yang melekat dengan optimasi ‘real time’yang merupakan kepastian
optimal pada permasalahan ini dan ‘sekarang’ dalam suatu domain data yang tak komplit (tak
utuh) seumpama penjelasan probabilistic tersuguh ,model operasional yang sesuai untuk
optimisasi “real time” bisa dirumuskan sebagai program stokastik tahap ganda.dengan kondisi
mendasar model ini disodorkan untuk menmgambil alih model deterministic,dimana koefisien
atau parameter yang tidak diketahui merupakan nilai random dengan adanya asumsi sebaran
optimasi stokastik. Pola seperti ini sering terlihat dalam kehidupan nyata. Banyak sistem
alam yang mempunyai pola model non linear ,sehingga diperlukan metode pemograman
nonlinear untuk menentukan optimasi. Faktor lain yang tampaknya normal adalah
secara pasti. Parameter ini sering kali menghasilkan rentang nilai tertentu atau, dalam
Terkadang masalah optimasi keputusan seperti itu berisi variabel yang nilainya
harus berupa bilangan bulat atau bilangan biner (0 atau 1). Oleh karena itu, jika kita
ini disebut program stokastik nonlinier (PSCTL). Model program stokastik yang dipelajari
pada artikel ini adalah program stokastik bilangan campuran non-linier (PSCCTL), artinya
selain variabel bilangan bulat yang diperlukan, ada juga variabel yang dapat mempunyai nilai
Sebagian besar kegunaan PSCCTL berada di bidang proses sistem teknis. Gambaran
umum bidang rekayasa proses dapat ditemukan dalam publikasi Diwekar (2003)
dan Sahinidis (2004). Digunakan dalam proses sintetik jaringan air terpadu (Karuppiah dan
Grossmann, 2008). Kegunaan lain termasuk proses jaringan perusahaan (Rya et al.,
4
2004), tugas perencanaan dan penjadwalan (Jung et al., 2004; Lin et al., 2004), aplikasi
lingkungan (Diwekar, 2003, 2005; Kreawangkang dan Hirao, 2004) . ; Aman dan
dkk., 2009). Model permasalahan PSCCTL yang diusulkan dalam penelitian ini dapat
min f 1 ( x) Q( x)
x
g 1 ( x) 0,
h1 ( x) 0,
(1)
1
g :R nZ1
R , me
h : R R mi ,
1 n1
x Z n1 .
dimana
Q( x) E Q ( x, ( w))
Q( x, ( w)) min f 2 ( y ( w), w)
y
g 2 ( x, y ( w), w) 0
h 2 ( x, y ( w), w) 0 (2)
n1 n2
2
g :R R ye
n1 n2
h :R R yi
2
y Y
adalah ruang probabilitas yang dilengkapi dengan -aljabar F dan ukuran probabilitas.
adalah variabel acak yang ukuran probabilitasnya ada, dan f1, f2, g1, g2, h1, h2 merupakan fungsi
non linier. x menyatakan variabel fase awalnya, sedangkan y(w) menyampaikan peubah fase
kedua. Kumpulan Y merupakan gabungan dari dua himpunan bagian YR dan YZ, dengan
YR Rn2 dan YZ Z n2 . Maka pada model di atas, beberapa peubah fase kedua (yang diindeks
Fitur utama dari model pemrograman stokastik dua tahap adalah adanya mekanisme proteksi.
Seri terakhir dibagi menjadi dua subkelompok. Beberapa keputusan harus dibuat sebelum
masalah dapat diparameterisasi: ini adalah keputusan tahap pertama dan dibuat pada tahap
pertama. Ketika ketidakpastian muncul, keputusan lain dapat diambil. Keputusan regresi
merupakan fungsi dari realisasi aktual dari parameter yang tidak pasti dan keputusan tahap
pertama. Urutan peristiwa seperti itu menjadi ciri model sebagai model regresi..
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam permasalahan PSCCTL dua langkah,
langkah pertama, properti fungsi jaringan sama seperti pada kasus kontinu. Untuk
kausalitas nonlinier kontinu, jika f, h cembung dan g affine untuk semua ξ, maka
.
Ekspektasi pada (1.2) melibatkan integrasi multidimensi. Untuk mengatasi masalah
program optimasi. Hal ini meningkatkan keterbatasan pemodelan program stokastik dan
Adanya taksiran ruang probabilitas diskrit berdampak fungsi tujuan dapat dituliskan
sebagai bilangan berhingga dan konstrain direplikasikan untuk setiap elemen ω. Tebak itu?
adalah distribusi probabilitas diskrit ω = 1, . . . , S dimana P (ξ = xii) = πi. Jadi problema dapat
g ( x) 0
1
h1 ( x) 0
hs2 ( x, ys , s ) 0 s 1, ,S (3)
g ( x, y s , s ) 0
2
s s 1, ,S
x Z , ys Ys
n1
s 1, ,S
g :R R
1 n1 me
h : R R mi
1 n1
g 2 : R n1 n2 R te h 2 : R n1 n2 R ti , s 1, S
dimana s menyatakan probabilitas bahwa skenario s terjadi. Formulasi deterministik ekivalen
ini merupakan suatu problema program bilangan cacah tak linier berskala besar dengan n1+ n2s
Sebab adanya persyaratan cacah, fungsi recourse umumnya tak konveks dan tak kontinu
(lower semi-continuous). Metode Branch and Bound, yang biasa digunakan dalam
menyelesaikan persoalan program bilangan cacah linier, tidak dapat diterapkan pada kondisi
lower semi-continuous, karena akan terdapat tak berhingga sub problema yang dibutuhkan
sehingga batas bawah dan batas atas menjadi sama. Dampaknya terminasi berhingga dari
2.Rumusan Masalah
Karena persyaratan komputasi, fungsi regresi biasanya non-cembung dan non-kontinu (semi-
kontinu rendah). Metode Branch and Bound yang sering digunakan untuk
batas atas. Akibatnya, penyelesaian akhir dari algoritma ini tidak dijamin..
3. Tujuan Penelitian
7
3. Manfaat
- Menghadirkan konteks elementer untuk penelitian lebih lanjut pada ranah yang terkait ,antara
lain, metode dalam menyelesaikan Program Stokastik Cacah Murni Fase-Ganda, Ala
Stokastik Tak-Linier.
8
Minat para peneliti dalam memecahkan program stokastik komputer (PSC) relatif
metode sederhana. Karena struktur khusus kuadrat, pendekatan mereka didasarkan pada
pembentukan himpunan fungsi nilai kuadrat cembung. Laporte dan Louveaux (1993)]
mengusulkan pendekatan berbasis dekomposisi untuk PSC ketika variabel orde pertama dan
solusi biner orde pertama yang dihasilkan. Sen dan Higle (2003) mengembangkan algoritma
berbasis dekomposisi untuk menyelesaikan masalah PSC dua tahap, yang berfokus pada
dekomposisi antara variabel komputasi pada tahap pertama dan kedua. Sheralli dan Fraticelli
mengimplementasikan PSC dua tahap. Batas bawah yang diperoleh dari pasangan Lagrangian
terkait dengan skenario dan berisi variabel dan batasan tahap pertama dan
kedua. Submasalah ini lebih sulit dipecahkan dibandingkan metode yang didasarkan pada
juga mengusulkan algoritma cabang-dan-terikat untuk PSC dua tahap dengan variabel
campuran pada tahap pertama dan variabel murni yang dapat dihitung pada tahap
yang dihasilkan dari matriks kontrol tetap PSCC dua fase. Takriti, Birge, dan Long (1996)
Schultz dkk (1998) mengusulkan formulasi akhir untuk pemrograman stokastik dua fase
dengan distribusi diskrit dan variabel orde kedua yang dihitung secara murni. Dalam soal ini,
mereka menemukan bahwa hanya nilai terhitung dari parameter yang tepat yang bermakna.
Fakta ini digunakan untuk mengidentifikasi himpunan terkomputasi, yang disebut himpunan
kandidat, dalam ruang variabel orde pertama yang berisi solusi optimal. Pada formulir utama
dilakukan pencacahan lengkap terhadap himpunan calon untuk mencari solusi optimal.
yang berhubungan dengan semua kemungkinan realisasi parameter yang tidak pasti. Oleh
karena itu, penghitungan eksplisit semua elemen biasanya tidak dapat dilakukan secara
layak untuk menerapkan PSC dua tahap dalam menyelesaikan model optimalisasi portofolio..
Riset yang dilakukan dalam program stokastik cacah campuran (PSCC) tahap ganda
sebegitu jauh masih agak kurang. Lokketangen dan Woodruff (1993) mengaplikasikan
heuristik dalam mana algoritma lindung nilai (hedging) progresif digabung dengan pencarian
Tabu untuk menyelesaikan PSCC dengan peubah biner. Mawengkang (2002) juga mengajukan
heuristik harga ambang yang mengeksploitasi struktur problema dengan adanya nilai ambang
resiko (Value at risk) untuk menyelesaikan PSCC dalam optimisasi finansial. Caroe dan
1
0
Schultz (1999) mengusulkan relaksasi Lagrange untuk dipakai dalam algoritma branch and
bound terhadap PSCC tahap ganda. Namun hasil komputasinya terbatas pada problema dua-
tahap. Schultz dan Tiedemann (2003) mengkaji sifat kontinuitas dari fungsi objektif terhadap
mereformulasi PSCC dua-tahap menjadi program bilangan cacah campuran linier apabila
sebaran probabilitasnya diskrit dan berhingga. Algoritma Branch and Price diajukan oleh Lulli
dan Sen (2003) untuk menyelesaikan problema PSCC tahap ganda yang memiliki struktur
Penggunaan Metode Pendekatan rata-rata sampel (PRS) telah diusulkan oleh Ahmed
dan Shapiro (2002) untuk menyelesaikan program stokastik dengan rcourse cacah. Gagasan
Pokok dari pendekatan PRS untuk menyelesaikan program stokastik adalah sebagai berikut:
suatu sampel 1 , , n dari N realsisasi vektor acak ( w) dibentuk dan dampaknya ekspektasi
fungsi nilai E[Q( x, ( w))] diestimasi oleh fungsi rata-rata sampel N 1 n1 Q( x, n ) .
N
N
min gˆ N ( x) cT x N 1 Q( x, n )
xX
n 1
dari program stokastik kemudian diselesaikan oleh algoritma optimisasi deterministik.
Pendekatan ini (dan variannya) juga dikenal dengan beberapa nama lain, seperti
metode ekuivalen stokastik (Rubinstein dan Shapiro (1990)) dan metode optimasi
pengambilan sampel jalur (Plambeck et al. (1996) dan masing-masing pelaporan nilai optimal
dan optimal. solusi masalah PRS, kemudian masing-masing melaporkan nilai optimal
Goyal dan Ierapetritou (2004a, 2004b) dan PRS. Pada setiap iterasi algoritma berbasis
simpleks, prosedur PRS diterapkan pada semua submasalah stokastik linier dan permasalahan
BAB 3
METODE PENELITIAN
1
2
III.1. Model Dasar Program Stokastik
Kasus khusus dari program stokastik adalah Model antisipatif dan adaptif . Kombinasi dari
kedua Model ini melahirkan model rekursif , Model rekursif merupakan pusat dari penelitian
ini
III.1.1.Model Antisipatif
Model Antisipatif ini disebut juga sebagai model statis, dimana keputusan tidak bergantung
pada pengamatan dimasa depan , Perancanaan yang baik harus memperhitungkan semua
kemungkinan realisasi masa depan, karena tidak mungkin memperbaharui keputusan di
kemudian hari
Dalam model antisipatif kelayakan dinyatakan dalam kendala probabilistik. Misalnya,
tingkat keandalan α dengan 0 < α ≤ 1, dinyatakan dan kendala ditulis dalam bentuk
P { w | fj (x, w) = 0, j = 1, 2, ... , n} ≥ α
Disini x adalah vector peubah keputusan m dimensi dan f i : R m x R, j 1,, n . Fungsi
objektif juga dapat bertipe keandalan seperti P{w | f 0 ( x, w) } , dimana
f 0 : R m x R {} dan konstanta.
Model antisipatif ini memilih kebijakan yang memenuhi karakteristik kendala yang
diperlukan dan fungsi objektif.
pembelajaran. Andaikan A koleksi dari semua informasi relevan yang tersedia melalui
pengamatan yang merupakan sub-gelanggang dari semua kejadian yang mungkin. Keputusan
x tergantung pada kejadian yang dapat diamati, dan x disebut A teradaptasi atau A terukur.
min E[ f 0 ( x( w), w) | A]
Kendala E[ fj( x( w), w) | A] 0, j 1,2,, n (1)
x( w) X , hampir pasti
.
1
3
Kasus ekstrimnya ada dua,yaitu informasi lengkap dan tidak ada informasi.Dalam kasus
pertama model menjadi model antisipasif,kasus kedua dikenal sebagai model distribusi.Hal ini
Model ini memadukan dua model yang disebutkan sebelumnya yang bertujuan untuk
menentukan kebijakan yang tidak hanya memperkirakan observasi di kemudian hari, namun
juga mempertimbangkan informasi yang ada untuk membuat keputusan berulang. Misalnya,
namun juga menyeimbangkan posisi portofolio ketika harga berubah (adaptasi). Masalah
pertama, ( y , w) merupakan fungsi biaya fase kedua, dan {T ( w), W ( w), h( w) | w } adalah
parameter model dengan dimensi tertentu. Parameter-parameter ini merupakan fungsi dari
vektor random w dan karena itu merupakan parameter acak. T adalah matriks teknologi yang
mengandung koefisien teknologi yang mengubah keputusan fase pertama x menjadi sumber
daya untuk persoalan tahap kedua. W adalah matriks recourse dan h vector sumber daya fase
kedua.
Dari bentuk program stokastik perlu disusun model deterministik yang senilai sehingga mudah
terselesaikan.
min g 0 ( x, )
s.t. gi ( x, ) 0, i 1, , m, (6)
x X , n
debgan vektor random yang bermacam-macam pada kumpulan k . Lebih pastinya
lagi, dimisalkan bahwa keluarga (family) F dari “kejadian”, yaitu kumpulan bagian dari ,
dan sebaran peluang P pada F diketahui. Jadi untuk semua kumpulan bagian A yang
merupakan kejadian-kejadian, yaitu A F, peluang P(A) diketahui. Selanjutnya, dimisalkan
bahwa fungsi gi ( x, ) : x, i merupakan variabel random dan sebaran peluang P adalah
bebas.
Namun, problema (6) tidak “well defined” karena pengertian “min” dan juga konstrain tidak
clear, jika yang diperhitungkan adalah nilai keputusan x sebelum mengetahui realisasi dari
. Karena itu revisi pada proses pemodelan perlu dilaksanakan, yang akan memproduksi model
deterministik ekivalen untuk (6).
1
5
BAB 4
Mekanisme Formulasi
Penyusunan model analogi terhadap program stokastik linier dengan recourse, untuk
problema (6) dilaksanakan dengan cara berikut.. Ambil
0 jika gi ( x, ) 0,
gi ( x, )
gi ( x, ) selainnya,
Kendala ke i dari (6) dilanggar jika dan hanya jika gi ( x, ) 0 untuk suatu keputusan x dan
realisasi dari . Di sini dapat diberikan untuk semua konstrain suatu recourse atau kegiatan
fase-kedua yi ( ) ,setelah observasi realisasi , dipilih sehingga memperhitungkan
pelanggaran konstrain – jika ada – dengan melengkapi gi ( x, ) yi ( ) 0 . Daya upaya ini
diandaikan menyebabkan penambahan biaya atau denda qi per kompnen, jadi biaya tambahan
ini (disebut fungsi recourse) berjumlah
m
Q( x, ) min qi yi ( ) | yi ( ) gi ( x, ), i 1, , m (7)
y
i 1
Lebih dari itu (7), bisa dipertimbangkan suatu program linier recourse pada konteks yang sama
dengan suatu recourse vektor y( ) Y n , (Y Kumpulan polyhedral, seperti {y | y 0}),
suatu sembarang fixed m n matrix W ( matriks recourse ) dan vektor komponen biaya
q n , memproduksi untuk (8) fungsi recourse
Q( x, ) min qT y | Wy g ( x, ), y Y
y
(9)
dengan g ( x, ) g1 ( x, ),
T
, g m ( x, ) .
produk i, relatif pada permintaan. Dengan memisalkan bahwa pabrik komit untuk melengkapi
permintaan, persoalan (7) misalnya dapat ditafsirkan sebagai membeli kekurangan produk i di
market. Persoalan (9) bisa diproduksi dari program produksi fase-kedua atau darurat, yang
dilaksanakan dengan faktor input y dan teknologi disajikan oleh matriks W. Jika dipilih W=I,
Akibatnya juga bisa dimaksudkan program recourse nonlinier untuk mendefinisikan fungsi
recourse pada (8); misalnya, Q ( x, ) dapat dipilih sebagai
Q( x, ) min q( y ) | H i ( y ) g i ( x, ), i 1, , m; y Y n
, (10)
xX xX
min E f 0 ( x, ) min E g 0 ( x, ) Q( x, ) . (11)
Persoalan dua-fase yang diutarakan diatas dapat dikembangkan terhadap program recourse
fase-ganda sebagai berikut: di samping dua keputusan x dan y, harus diambil ditahap 1 and 2,
sekarang persoalan dikedepankan dengan K+1 keputusan sequensial x0 , x1 , , xK ( x n ) ,
yang mesti diambil pada fase 0,1, , K . Kata “fase” bisa, tapi tidak perlu, diartikan
sebagai “periode waktu”.
1
7
Andaikan untuk penyederhanaan bahwa objectif dari (6) deterministik, yaitu, g0 ( x, ) g0 ( x)
. Pada fase ( 1) diketahui realisasi 1 , , dari vektor acak 1 , , dan keputusan
sebelumnya x0 , , x 1 , harus diputuskan terhadap x sehingga konstrain (dengan fungsi
konstrain g )
g ( x0 , , x , 1 , , 0)
dilengkapi, yang pada fase ini hanya bisa didapatkan oleh pemilihan tepat x , yang
dilandaskan pada pengetahuan keputusan dan realisasi terdahulunya. Jadi, dengan
mengandaikan fungsi biaya q ( x ), pada fase 1 diperolah fungsi recourse
Q ( x0 , x1 , , x 1 , 1 , , ) min q ( x ) | g ( x0 , x1 , , x 1 , 1 , , ) 0
x
Yang mengidentifikasikan tindakan optimal recourse x̂ pada waktu τ tergantung pada
keputusan terdahulunya dan realisasi yang diobservasi hingga fase τ , yaitu,
Maka, untuk fase ganda, didapatkan sebagai total biaya untuk problema fase-ganda
K
f 0 ( x0 , 1 , , K ) g 0 ( x0 ) E1 , ,
Q ( x0 , xˆ1 , , xˆ 1 , 1 , , ) (12)
1
memproduksi deterministik senilai for problema program stokastik fase ganda dengan
recourse
K
min g0 ( x0 ) E1 , ,
Q ( x0 , xˆ1 , , xˆ 1 , 1 , , ) (13)
x0 X
1
Jelas merupakan generalisasi langsung dari program stochastik dua-fase dengan recourse (11).
4. 2 Pohon Skenario
Dalam banyak penerapan, distribusi variable random tidak diketahui atau bahkan jika diketahui
,terlalu mahal untuk mempertimbangkan distribusi diskrit dengan banyak kemungkinan hasil
atau memperlakukan distribusi kontiniu dengan integrasi numeric. Untuk merepresentasikan
peristiwa acak ,biasanya dipilih kumpulan hasil tipikal relative kecil yang disebut scenario,
diberi nilai probabilitas yang mencerminkan probabilitas realisasinya.Dalam model bertingkat
,informasi pemandangan dapat disusun sebagai struktur pohon
Thread ROOT mewakili waktu saat ini atau bagian dari informasi yang diketahui. Ada 4 opsi
berbeda di tahap 2 dan masing-masing memiliki kemungkinan hasil berbeda di tahap 3 dan
seterusnya.Skenario terdiri dari jalur lengkap dari simpul akar ke simpul daun
Ambil jumlah fase T dan jumlah produk yang mungkin dalam semua fase dapat dilabel secara
berurutan oleh Kt , kt = 1,…,Kt untuk semua t. Dt (k) menyatakan turunan langsung dalam
waktu t dari buhul k. Misalnya dalam pohon skenario di Gambar 1. D3 (1) memperlihatkan
turunan langsung dari buhul 1 yang merupakan dua buhul paling kiri dalam waktu 3. Untuk
setiap buhul daun k dalam fase T, misalkan Pkt adalah probabilitas terkait dari keterjadian
dengan pl = 1
Pohon keputusan memberikan fleksibilitas kepada pemodel dalam memilih skenario yang
diperlukan untuk diperhatikan dan kepentingannya. Juga tidak praktis untuk memperhatikan
terlalu banyak skenario. Hal ini terutama berlaku untuk soal yang mengandung banyak faktor
acak.
4. 3 Pembentukan Skenario
aplikasi, yaitu keuangan (Carino et.al, 1998), sistem produksi (Boskma et.al, 1977),
pembangkit listrik (Nowak dan Romisch, 2000) dan banyak lainnya. Ketidakpastian dalam data
(misalnya harga, harga permintaan, ketersediaan) dipadukan dengan perubahan data secara
ketidakpastian berurutan. Model tersebut dapat berupa salah satu dari berikut ini: i) program
stokastik multistage (PSTG) atau ii) program dinamis stokastik (misalnya proses pengambilan
pendekatan yang tepat dalam situasi tertentu, sebagian besar aplikasi realistis memerlukan
sejumlah besar variabel keadaan, sehingga sulit dikumpulkan oleh PDS secara efisien. Untuk
aplikasi realistis berskala besar dengan banyak variabel dan batasan keadaan, PSTG
menyediakan alat pemodelan yang sesuai. Namun perkembangan PSTG saat ini adalah
keterbatasan komputasinya. Salah satu asumsi model PSTG adalah diskritisasi proses stokastik
yang merepresentasikan perubahan data secara acak. Meskipun variabel acak yang membentuk
proses ini bersifat kontinu, PSTG harus diselesaikan secara numerik, yang memerlukan
variabel acak diskrit (pada kenyataannya, variabel tersebut hanya dapat mempunyai jumlah
hasil yang terbatas); Proses diskrit ini dapat diwakili oleh pohon adegan dan biasanya
data. Sains muncul dalam pendekatan yang didasarkan pada proses evolusi data; Seni ini
berasal dari pemahaman bahwa diskritisasi terperinci menghasilkan masalah yang tidak
mungkin dilakukan secara numerik, sedangkan diskritisasi kasar menghasilkan model yang
tepat tidaklah mudah. Pendekatan ilmiah terhadap pembuatan skenario dapat diidentifikasi
sebagai dua pendekatan yang terkait. Yang pertama didasarkan pada perkiraan statistik
2
0
(misalnya koreksi momen/target seperti dalam Hoyland dan Wallace, 2001) dan yang lainnya
didasarkan pada teori perkiraan (seperti dalam Pflug (2000) dan Growe-Kuska et.al (2000)).
Saat membuat skenario, menjadi jelas dalam komunitas pemrograman stokastik bahwa pohon
skenario harus memperhitungkan peristiwa kecil yang acak dan memakan biaya (terkadang
diselesaikan dengan algoritma terbaik pada komputer tercepat, sehingga pendekatan yang
digunakan dalam literatur pemrograman stokastik adalah mengganti masalah P dengan masalah
lain yang dirumuskan untuk menggantikan masalah sebenarnya. . Proses stokastik mendasari
P dengan pendekatan berbutir kasar. Pendekatan yang digunakan dalam artikel ini didasarkan
pada pendekatan PSTG (yang lebih tepat), dinyatakan sebagai serangkaian pendekatan Pk ke
P, mendekati masalah keputusan daripada hanya berfokus pada pendekatan proses stokastik
yang mendasari masalah keputusan. Pandangan ini telah diterapkan pada pemrograman linier
stokastik dua tahap (PLS) (misalnya, Fauendorfer dan Kall (1988) dan Edirisinghe dan Ziemba
(1996), dll. Namun, memperluas gagasan ini ke pemrograman stokastik linier multi-tahap
(PSLTG) telah belum pernah Meskipun pendekatan ini mengarah pada perkiraan yang
konvergen secara asimtotik, batas atas memerlukan penyelesaian PSLTG pada setiap iterasi,
sehingga menghasilkan komputasi yang cukup ekstensif pada setiap iterasi. Sepengetahuan
penulis, ada satu upaya lain untuk merancang algoritma pemulusan sekuensial untuk PSLTG,
yaitu Edirisinghe (1999). Algoritma ini didasarkan pada pembentukan sekumpulan batasan
yang tidak dapat diprediksi. Meskipun metode ini tidak menghasilkan perbaikan komputasi
dibandingkan dengan metode yang diusulkan oleh Fauendorfer (1996), tidak jelas apakah
Reset pada studi ini, kami membahas algoritma solusi PSLFG yang menggunakan beberapa
alat yang sama seperti pada PSL dua fase, sehingga menjaga sifat komputasi. Pada saat yang
2
1
sama, pendekatan ini juga memastikan optimalitas asimtotik. Kontribusi lainnya adalah
perluasan yang diusulkan oleh Olsen (1976). Dalam penelitian ini, ekstensi tidak hanya
memberikan landasan hasil konvergensi, namun juga memberikan prinsip operasional untuk
memperluas solusi awal dari pendekatan solusi masalah asli. Meskipun perluasan seperti
itu tidak dapat memberikan solusi yang layak untuk semua skenario yang mungkin
terjadi, metode ini memberikan peluang untuk mewujudkan kelayakan. Ini merupakan langkah
penting dalam realisasi solusi PSLTG yang diperoleh dari pendekatan P dari masalah awal.
ketidakpastian. Secara matematis, misalkan diperoleh indeks waktu t {1, , T } dan batas
waktu yang terdiri dari T jenjang . Ketidakpastian dimodelkan oleh ruang peluang yang difilter
, S , F
T
t 1
, P . Ruang sampel didefenisikan sebagai := 1
T , dengan T rt
,
rt bilangan bulat positif. Produksinya adalah := (1, , T) dan (1 ,, t ) . -aljabar
merupakan kumpulan insiden yang ditetapkan nilai peluang oleh kadar peluang P dan
F Tt1 adalah saringan pada . Keputusan (recourse) pada tahap t merupakan variabel random
random ct : nt
. Untuk semua t {1, , T } dan semua r 1, , T , bt : mt
dan Atr adalah
x1 0, xt (t ) 0
ny
xt L2 (1 T , ) a.s. t 2, ,T
Dalam rumusan ini, bisa digunakan hampiaran tepat (a.s). Jika disebutkan bahwa suatu
kebijakan x = (x1, , xT) diambil pada filtrasi F F t Tt1 , disajikan dengan x , berarti
bahwa setiap xj bersesuaian pada -aljabar t terkait, yaitu xt t.kebijakan demikian juga
disebutkan nonantisipatif karena xt merupakan fungsi dari 1 ,, t tapi bukan dari vektor
random t 1 ,, T . PSLFG bisa dirumuskan dalam cara demikian sehingga peran yang
T
min E E ctT | F t xt
t 1
t
E Atr xt | F t E bt | F t a.s for t 1, ,T
r 1
(14)
kendala xt 0
x x1 , , xT F
xt L2 (, R nt )
Tersaji pada Wright (1994), persoalan ini disebutkan sebagai P(,). Problem P( d,, c)
memakai 2 filtrasi : alas an pertama ( d) mengatakan filtrasi pada yang mana keputusan
t
dipakai. Keputusan x diadaptasi terhadap d jika x d. Kendala persamaan A
r 1
tr xt bt
dapat dipaksa untuk disesuaikan pada filtrasi c dengan menggantikan kedua sisi persamaan
t
oleh ekspektasi bersyarat terhadap F t c yaitu E Atr xt | F t c E bt | F t c . Disebutkan bahwa
r 1
2
3
filtrasi G Gt Tt1 lebih kasar dari pada filtrasi F F Tt1 jika Gt Ft untuk setiap t {1, , T }
T
min E E ctT | Fˆt xt
t 1
t
E Atr xt | F t E bt | F t a.s untuk t 1, ,T
r 1
kendala xt 0
x x1 , , xT Fˆ
xt L2 (, R nt )
T
min E E ctT | Fˆt xt
t 1
t
E Atr xt | Fˆt E bt | Fˆt a.s untuk t 1, ,T
r 1
kendala xt 0
x x1 , , xT F
xt L2 (, R nt )
T
min E E ctT | Fˆt xt
t 1
t
E Atr xt | Fˆt E bt | Fˆt a.s untuk t 1, ,T
r 1
kendala xt 0
x x1 , , xT F
ˆ
x L2 (, R nt )
t
Jika 1 dan 2 dua filtrasi dengan 1 lebih besar dari pada 2, maka kendala dalam P(,2)
lebih terbatas dari pada yang dalam P(,1). Jadi, dengan memperhatikan nilai P(,1) dan
Sekarang pandang suatu PSLTG dimana hanya bt acak, yaitu program stokastik hanya
mempunyai ruas kanan acak, data lainnya deterministik. Maka nilai dari problema terpadu
komplit P(Fˆ , Fˆ ) bernilai sama seperti nilai problema konstrain terpadu P(F , Fˆ ) (Wright,
1994). Ini menyebabkan bahwa jika diperhatikan mengoptimalkan PSLFG layak dengan ruas
andaikan nilai optimal dari P(k, k) yang dinyatakan dengan vk, maka vk adalah barisan naik
Jika semua variabel random mempunyai suport terbatas, ketidakpastian model multitahap
dapat direpresentasikan dengan pohon skenario. Karena algoritme bekerja dengan diskritisasi,
bagian ini membuat hubungan antara kumis skenario (yang didiskritisasi) dan pemfilteran,
yang berlaku untuk variabel acak kontinu dan diskrit. Pembahasan di bawah ini berasal dari
Rockafellar (1999)..
Suatu pohon skenario T= ( N , A ) adalah pohon berakar dimana setiap daun dengan
kedalaman T. Kumpulan buhul pada kedalaman t disebutkan oleh t, jadi kumpulan buhul
adalah N t
N tt
. Kumpulan random buhul n dinyatakan oleh Cnt . Setiap besaran (n, m)
mempunyai sebaran bersyarat terkait qmn dari transisi ke m dengan diketahui bahwa n
dimana -aljabar menyampikan informasi yang ada untuk pengambil keputusan. Dengan
B tj dari :
kt
Bit dengan Btj Blt untuk j l. (16)
i 1
kt 1
Bit 1 dengan Btj1 Blt 1 untuk j l. (17)
i 1
Cermati bahwa apabila disebutkan suatu kebijakan x {xt ( ), t 1, , T} diambil pada filtrasi
{F t }Tt1 , dimaksud bahwa setiap xt tertakar pada -aljabar t terkait. Ini menyebabkan :
Hubungan antara filtrasi dan pohon skenario dapat dibuat eksplisit dengan mengidentifikasi
anggota Bit dari partisi dengan buhul tergantung dari pohon skenario.
Lambangnya adalah :
= (, ), pohon skenario adalah pohon berakar dimana semua buhul n termasuk dalam
Keterangan :
Jalur komponen dari akar n = 1 keacak daun n dengan tn = T adalah suatu skenario.
Ps peluang skenario s S ;
Qn,m peluang bersyarat melewati buhul n disebutkan bahwa buhul n telah dilewati;
Misalkan Fˆa filtrasi yang bergantung dengan pohon . PSLFG pada pohon skenario
adalah problema terpadu penuh P(Fˆ , Fˆ ) a. Persoalan terpadu penuh ini merupakan program
min pn cnT xn
nN:: pn 0
Anm xm Ann xn bn
(19)
mH n : pn 0
xn 0 n : pn 0
max bnT un
nN:: pn 0
T
Ann un T
Amn un pn cn n : pn 0 (20)
mFn : pn 0
Penyelesaian optimal disebutkan sebagai xˆn dan ˆn . Versi berskala dari dual
mempunyai tafsiran probabilistik. Dalam pola ini, vektor dual ˆn menyajikan nilai marjinal
bersyarat dari sumber daya (dipersyaratkan pada pertibaan dibuhul n). Konstrain kelayakan
dual menyerupai situasi optimalitas program dinamis yang menghendaki bahwa nilai marjinal
dari sumber daya dibuhul n ditambah nilai lebih untuk masa datang tidak melampaui harga cn,
di buhul n.
Ada beberapa korespondensi 1-1 antara filtrasi berhingga dan pohon skenario.
Degenerate subfiltrasi Fˆ didefenisikan hanya menjelaskan bahwa Fˆt {, } . Pohon skenario
tergantung disekitar pohon degenerate; ia hanya terdiri dari satu skenario (gambar 2)
1 2 t 1 t t 1 T
Jika dipartisi t tertentu menjadi dua kumpulan bagian 1t dan t2 , maka pohon baru
t t 1 T
1 2 t 1
t t 1 T
Kedua buhul dalam fase t memperlihatkan dua kumpulan bagian. Filtrasi baru dituliskan
ˆ ˆ
dengan Fˆ . Filtrasi ini adalah sedemikian hingga Fˆt Fˆ untuk t dan
ˆ
Fˆt
1
1t T , 1 t2 untuk
T , s t.
Metode pemutahiran pohon disini merupakan suatu metode sistematis untuk menyusun
barisan subfiltrasi yang semuanya lebih mulus dari pada terdahulunya. Didapati suatu pohon
, metode ini akan mendapatka suatu pohon skenario baru +. Metode memisalkan bahwa suatu
buhul n telah teridentifikasi dari jalur sampel yang diberikan pada buhul ini akan dipartisi
Langkah :
subpohon n; memiliki sifat graph sama seperti pohon n. Misalkan buhul akar
dari n adalah m.
A
A A m hn , m
Fokuskan hanya pada PSLFG dengan ruas kanan b( ) random, data lainnya
deterministik. mesti, dipersyaratkan bt fungsi affine dari . Pohon awal mungkin degenerate
Penyelesaian pada persoalan terpadu penuh ini memproduksi pada semua buhul n; (i)
keputusan primal xn dan (ii) vektor pengali dual xn . Misalkan n suatu skenario yang
bergantung dengan buhul n. diketahui keputusan primal dan pengali dual untuk tiap buhul n,
Atntn xn bn Atntm xm
mH n : pn 0
x 0
n
PL ini memiliki suatu penyelesaian sebab penyelesaian dual n yang diperoleh dari persoalan
terpadu penuh adalah layak untuk PL ini dan PL ini layak penuh oleh penyusunan. Bisa
digunakan x1 ,{ n }nN dan {Bn }nN untuk memproduksi suatu kebijakan pada problem awal.
x2, N ( ) 0 (23)
tn 1
xtn , B ( ) Bn1 (btn (tn ) At r xr (r )) (24)
n
r 1
xtn , N ( ) 0 (25)
3
0
Kebijakan ini akan dikatakan sebagai basis prolongasi optimal dan merupakan estimasi dari
penyelesaian optimal pada problema yang pertama . Untuk semua x1 fase pertama dan semua
tak layak yaitu mungkin ada kumpulan dari takaran positif pada kebijakan yang tidak
Cermati buhul n dan cermati buhul Hn dan n masa datang buhul ini. Kapanpun
skenario teridentifikasi secara eksplisit untuk buhul n dan misalkan xn menjelaskan kebijakan
terkait {xtm , ( )}mH n dan secara eksplisit terdapat ketergantungannya pada skenario.
Penyelesaian dual yang tergantung dengan semua buhul masa depan dalam n akan dinyatakan
Atntn xn bn (tn ) Atntm x( )
mH n : pn 0
x 0
n
gn disebutkan sebagai nilai fungsi kelebihan terhadap buhul n, karena koefisien hanya dari PL
tadi dapat diartikan sebagai per unit harga yang mengakomodasi estimasi nilai kelebihan yang
didasarkan pada pengali dual terkait dengan buhul n berikutnya. Penting untuk diperhatikan
bahwa fungsi nilai kelebihan juga merupakan fungsi dari keseluruhan kebijakan yang menuju
Misalkan Un menunjukkan batas atas dan Ln batas bawah untuk prediksi bersyarat
atas dan batas bawah sama dengan prediksi bersyarat ini. Batas atas baku yang digunakan
3
1
dalam program stokastik (misalnya batas Edmundson-Madansk) melengkapi asumsi ini,
n = Un - Ln (26)
Variabel acak n : mt
didefenisikan sebagai n ( ) m kapanpun Bm .
Dievaluasi kebijakan saat ini untuk semua buhul dengan mengevaluasi parameter
n tidak gampang ditentukan, namun batas atasnya lebih gampang diselesaikan. Kalkulasi dari
peluang ini juga difasilitasi oleh realiti bahwa xtn,B ( ) suatu fungsi affin, seperti bisa terlihat
dari struktur basis prolongasi optimal. Dalam semua kejadian, misalkan n ˆn menjelaskan
Langkah 0. Pilih parameter toleransi positif 1, 2 dan s, dan dipilih 3 > 2 buat k = 1.
degenerate sebagai :
- p1n 1 apabila n N 1
- b1n : E[btn ]
3
2
Langkah 2. (selesaikan persoalan lengkap). Selesaikan PSLTG yang terkait dengan pohon Tk.
Langkah 3. Hitung n dan n untuk tiap bahul n N k dengan pn 3 (jika buhul n adalah
Jika untuk semua buhul n L, n < 1, namun ada buhul m L, sehingga m 2 , maka
andaikan n buhul dalam L dengan n terbesar. Pakai prosedur pemutahiran pohon pada buhul
n . Hasil ini dalam pohon skenario baru k+1. Buat k k + 1 dan kembali kelangkah 2
3
3
F( x) d y
T
Min
Kendala f ( x) A1 y b1 (m1 baris)
Model rancangan dasar dapat ditulis dalam bentuk
A2 x A3 y b 2 (m2 baris)
( x, y )T u
Algoritma berlaku karena memanipulasi barisan iterasi utama yang mana konstrain
diliniersasi pada beberapa titik baris x k dan nonlinearitas digabungkan dengan fungsi objektif
bersama estimasi pengali Lagrange.
Maka dapat ditulis
fˆ ( x, xk ) f ( xk ) J ( xk )( x xk )
Sehingga sub persoalan yang berkendala linier diselesaikan pada iterasi utama ke k
3
4
Yaitu
min L( x, y, x k , k , ) F ( x) d y
T
x, y
kT ( f fˆ ) 12 ( f fˆ )T ( f fˆ )
kendala k x A1 y b1 J k x k f ( x k )
A2 x A2 y b 2
( x, y )T u
Fungsi objektif adalah perluasan Lagrange yang dimodifikasi, parameter denda
mempercepat konvergensi dari titik estimasi awal yang berada jauh dari titik optimal. Pengali
Lagrange k diambil sebagai nilai optimal dipenyelesaian sub problema terdahulunya.
Jika barisan iterasi utama mendekati titik optimal (diukur oleh perubahan relatif dalam
estimasi k dan derajat terhadap mana kendala tak linier dipenuhi x k ) parameter pinalti
dikurangi menjadi 0.
Metode yang diajukan menggunakan strategi kendala aktif, yang dapat diperlihatkan
dalam bentuk
xB b
B S N
Ax xS
I
x N bN
B Himpunan vektor basis
S Himpunan vektor superbasis
N Himpunan vektor nonbasis
I Matriks satuan
Peubah nonbasis x N berada pada batasannya dan tetap disana untuk langkah x berikutnya.
Jadi dapat dituliskan
BxB SxS NxN b
xN bN
dengan b N adalah kombinasi batas atas dan batas bawah.
Peubah superbasis bebas x S bergerak kesembarang arah dan memberikan dorongan untuk
meminimumkan fungsi objektif.
Peubah basis x B harus mengikuti persamaan berikut :
Bx B S x S 0
jadi x dapat ditulis dalam perubahan pada peubah superbasis sebagai :
x Z xS
dengan
B 1 S
Z I
0
Pada matriks Z ini terlihat bahwa matriks Z bekerja sebagai matriks ‘reduksi’ dan
mengalikan dari kiri vektor gredien untuk menyusun gradien tereduksi h Z T g dengan
g x . Ia juga mengalikan dari kiri dan kanan matriks Hessi dari turunan parsial kedua
untuk memproduksi langkah seperti Newton dalam ruang tereduksi peubah superbasis.
3
5
Implementasi dari metode memakai aproksimasi quasi-Newton RTR terhadap matriks
Hessi tereduksi, dimana R matriks segitiga-atas. ‘Sparsity’ dalam kendala dipertahankan
dengan menyimpan dan memutakhirkan faktorisasi LU dari matriks Basis B.
Faktorisasi ini memberikan arti bahwa Z atau B-1 tidak dinyatakan secara eksplisit.
Langkah quasi-Newton x dihitung dengan sikuen berikut :
i) Selesaikan U T LT a g B untuk a dimana vektor gradien g dipartisi menjadi ( g B , g S , g N )
berkaitan dengan partisi A dan x
ii) Bentuk h g S S T a
iii) Selesaikan RT R x S h
iv) Selesaikan LU x B S x S
ukuran kumpulan superbasis bervariasi ketika algoritma pencarian berlangsung.
Jika batas peubah dijumpai, peubah tersebut dibuat menjadi nonbasis dan dipindahkan dari
kumpulan superbasis (atau basis).
Sedangkan jika konvergensi dicapai dalam suatu subruang, satu atau lebih peubah
nonbasis dijadikan superbasis apabila elemen vektor ‘reduced cost’ terkait g N N T a tak nol
dan bertanda sesuai.
Bagian terdahulu adalah metode/algoritma untuk menyelesaikan program stokastik
linier dan tak linier. Dari kerangka kerja metode tersebut dikembangkan untuk program
stokastik cacah campuran.
Kendala Ax b
x0
x j cacah untuk berbagai j J
Komponen vektor layak basis terhadap MILP yang diselesaikan sebagai problema kontinu
dapat ditulis sebagai
( xB ) k k ki ( xN )i kj* ( xN ) j* k ,n m ( xN ) n m
andaikan (xB)k peubah bernilai cacah dan k tidak bernilai cacah, k dipartisi menjadi
komponen bulat dan pecahan k [k ] f k
Jika ingin dinaikkan ( xB )k ke cacah terdekat ([ ] 1) , dapat dinaikkan peubah tak basis,
misalnya (xN)j* diatas batasannya asalkan kj* yaitu salah satu elemen vektor j* negatif.
Ambil j* adalah jauh gerakan peubah nonbasis ( xN ) j* sehingga nilai numerik dan skalar
( xB )k cacah, maka j* dapat dinyatakan sebagai
1 fk
j*
kj*
peubah nonbasis lainnya tetap di nol.
Jadi setelah disubstitusi j* untuk ( xN ) j* diperoleh ( xB )k [ ] 1
Sekarang ( xB )k suatu bilangan cacah.
3
6
Terlihat jelas peubah tak basis sangat berperan dalam membulatkan nilai peubah basis terkait.
Ide dasar demikian ini dipergunakan untuk menyelesaikan secara global program stokastik
cacah campuran tak linier
langkah 3 Hitung ij viT* a j dengan j berkaitan pada min j i
ij
I. Untuk non basis j di batas bawah
(1 i* )
Jika ij < 0 dan i* = fi hitung
ij
(1 i* )
Jika ij > 0 dan i* = 1 - fi hitung
ij
i*
Jika ij < 0 dan i* = 1 - fi hitung
ij
i*
Jika ij > 0 dan i* = fi hitung
ij
II. Untuk non basis j di batas atas
(1 i* )
Jika ij < 0 dan i* = 1 - fi hitung
ij
(1 i* )
Jika ij > 0 dan i* = fi hitung
ij
i*
Jika ij > 0 dan i* = 1 - fi hitung
ij
i*
Jika ij < 0 dan i* = fi hitung
ij
3
7
Jika tidak pergi ke non basis atau superbasis j berikutnya (jika ada). Jadi kolom j*
dinaikkan dari batas bawahnya atau diturunkan dari batas atasnya. Jika tidak ada
pergi ke i* berikutnya.
Langkah 4 Hitung
j* B1a j*
yaitu, selesaikan B j* a j* untuk j*
langkah 5 Uji kelayakan terdapat 3 kemungkinan untuk peubah basis tetap layak karena
pelepatan peubah nonbasis j* dari batasnya.
jika j* dibatas bawah
Ambil
xB i '
A Min i '
i ' i* ij* 0
ij*
ai ' xBi '
B Min
i ' i* ij* 0
ij*
C
Gerak maksimum dari j* tergantung pada
* min( A, B, C )
jika j* dibatas atas
Ambil
xB i '
A ' Min i '
i ' i* ij* 0
ij*
ai ' xBi '
B ' Min
i ' i* ij* 0
ij*
C'
Gerak maksimum dari j* tergantung pada
* min( A ', B ', C ')
langkah 6 Pertukaran basis untuk ke 3 kemungkinan
1. jika A atau A’
xBi ' menjadi nonbasis di batas bawah i'
BAB 6 Kesimpulan
penelitiannya adalah masalah optimasi stokastik, dimana hasil data (hasil) acak tidak
dipublikasikan pada saat runtime, dan keputusan optimasi tidak perlu memprediksi
hasil di masa depan (tidak ada prediksi). Asalkan informasi probabilistik tersedia,
model operasi yang sesuai untuk optimasi dapat dibangun sebagai program stokastik
deterministik di mana koefisien atau parameter yang tidak diketahui bersifat acak,
dirumuskan kembali menjadi program deterministik yang setara. Hal ini dimungkinkan
Kisaran ukuran program deterministik “meledak” karena jumlah skenario yang begitu
banyak. Oleh karena itu diperlukan juga teknik scripting untuk mencegah terjadinya
“ledakan”..