Graf Matematika Diskrit
Graf Matematika Diskrit
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Matematika Diskrit yang diampu oleh
bapak Drs. H. Eka Fitrajaya Rahman, M.T.
1903480
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT. karena berkat rahmat, ridho serta inayah-Nya,
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu yang telah ditentukan
Makalah ini berjudul “Graf Matematika Diskrit”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Matematika Diskrit program studi Pendidikan Ilmu Komputer, Fakultas
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia.
Penyusun telah berupaya secara maksimal dalam penyusunan makalah ini. Namun, tidak
menutup kemungkinan apabila dalam makalah ini masih terdapat kesalahan. Oleh karena itu,
penyusun mengharapkan kritik dan saran untuk dijadikan acuan pada karya tulis selanjutnya.
Penulis berharap karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan
penyusun pribadi khususnya. Penyusun berharap makalah ini dapat menjadi acuan untuk karya
tulis di masa mendatang.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................. 4
1.3 Tujuan.................................................................................................................................... 4
2
2.3.9 Upagraf Merentang (Spanning Subgraph) .............................................................. 15
3.1 Simpulan.............................................................................................................................. 22
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
i. Agar pembaca mengetahui definisi awal mengenai graf
ii. Agar pembaca mengetahui jenis jenis graf.
iii. Menjelaskan mengenai terminologi yang terdapat dalam graf.
iv. Menjelaskan kepada pembaca bagaimana melakukan pewarnaan pada sebuah graf
4
v. Menjelaskan tentang maksud dan definisi serta kaidah-kaidah yang terdapat dalam graf
bagian.
vi. Menjelaskan tentang maksud dan definisi serta kaidah-kaidah yang terdapat dalam graf
komplemen.
vii. Menjelaskan tentang maksud dan definisi serta kaidah-kaidah yang terdapat dalam graf
terhubung.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Gambar di atas memperlihatkan tiga buah graf, G1, G2, dan G3.
G1 adalah graf dengan himpunan V dan himpunan sisi E adalah
𝑉 = { 1, 2, 3, 4}
𝐸 = { (1, 2), (1, 3), (2, 3), (2, 4), (3, 4)}
G2 adalah graf dengan himpunan simpul V dan himpunan sisi E adalah
𝑉 = { 1, 2, 3, 4}
6
𝐸 = { (1, 2), (2, 3), (1, 3), (1, 3), (2, 4), (3, 4), (3, 4) } ⟹ ℎ𝑖𝑚𝑝𝑢𝑛𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑛𝑑𝑎
= {𝑒1 , 𝑒2 , 𝑒3 , 𝑒4 , 𝑒5 , 𝑒6 , 𝑒7 }
G3 adalah graf dengan himpunan simpul V dan himpunan sisi E adalah
𝑉 = { 1, 2, 3, 4}
𝐸 = { (1, 2), (2, 3), (1, 3), (1, 3), (2, 4), (3, 4), (3,4), (3,3) } ⟹ ℎ𝑖𝑚𝑝𝑢𝑛𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑛𝑑𝑎
= {𝑒1 , 𝑒2 , 𝑒3 , 𝑒4 , 𝑒5 , 𝑒6 , 𝑒7 , 𝑒8 }
Pada G2, sisi e3 = (1, 3) dan sisi e4 = (1, 3) dinamakan sisi-ganda (multiple edges atau parallel
edges) karena kedua sisi ini menghubungi dua buah smpul yang sama, yaitu simpul 1 dan simpul
3. Pada G3, sisi e8 = (3, 3) dinamakan gelang atau kalang (loop) karena ia berawal dan berakhir
pada simpul yang sama.
7
b. Graf semu adalah graf yang mengandung gelang (loop).
Jumlah simpul pada graf kita sebut sebagai kardinalitas graf, dan dinyatakan dengan n = |V|,
dan jumlah sisi kita nyatakan dengan m = |E|.
Pada contoh di atas G1 mempunyai n = 4 dan m = 4 sedangkan G2 mempunyai n = 3 dan m =
4. Sisi pada graf dapat mempunyai orientasi arah. Berdasarkan orientasi arah pada sisi, maka secara
umum graf dibedakan atas 2 jenis:
2.2.3. Graf tak-berarah (undirected graph)
Graf tak-berarah yaitu graf yang sisinya tidak mempunyai orientasi arah.
8
Definisi graf dapat diperluas sehingga mencakup graf–ganda berarah (directed multigraph).
Pada graf-ganda berarah, gelang dan sisi ganda diperbolehkan ada contohnya ada pada graf G5
gambar b di atas.
Tabel ringkasan perluasan definisi graf
9
2.3.1 Bersisian (Incident)
Suatu sisi dikatakan bersisian dengan suatu simpul apabila sisi tersebut berhubungan
dengan simpul tersebut secara langsung.
Perhatikan pada gambar graf di bawah ini:
Sisi (2, 3) bersisian dengan simpul 2 dan simpul 3,
Sisi (2, 4) bersisian dengan simpul 2 dan simpul 4,
Tetapi sisi (1, 2) tidak bersisian dengan simpul 4.
10
2.3.4 Derajat (Degree)
Dalam graf tidak berarah, derajat suatu simpul merupakan jumlah sisi yang bersisian secara
langsung dengan simpul tersebut. Sedangkan dalam graf berarah, derajat terbagi menjadi dua, yaitu
derajat masuk (din) dan derajat keluar (dout).
Notasi: d(v)
Contoh 1:
11
Graf di atas memiliki: d(1) = 3 → bersisian dengan sisi ganda
d(2) = 3
d(3) = 4 → bersisian dengan sisi gelang (loop)
Contoh 4:
12
a) 2, 3, 1, 1, 2
b) 2, 3, 3, 4, 4
Penyelesaian:
a) Tidak dapat, karena jumlah derajat semua simpulnya ganjil
2+3+1+1+2=9
b) Dapat, karena jumlah derahat semua simpulnya genap
2 + 3 + 3 + 4 + 4 = 16
13
Tinjaun graf di atas adalah G: 1, 2, 3, 1 adalah sebuah sirkuit.
Panjang sirkuit adalah jumlah sisi dalam sirkuit tersebut. Sirkuit 1, 2, 3, 1 pada G memiliki
panjang 3.
2.3.7 Terhubung (Connected)
Dalam graf tak-berarah, graf dikatakan terhubung jika pada setiap simpulnya terdapat sisi
yang menghubungkannya, dan untuk setiap sisi tersebut terdapat sisi yang dapat mencapainya.
Dalam graf berarah, graf dikatakan terhubung jika graf tidak berarahnya juga terhubung.
2.3.8 Upagraf (Subgraph) dan Komplemen Upagraf
Jika terdapat graf G = (V, E), maka graf G1 = (V1, E1) disebut upagraf dari G jika V1
merupakan himpunan bagian dari V dan E1 merupakan himpunan bagian dari E.
Bagian yang tidak termasuk upagraf disebut dengan komplemen upagraf.
Komplemen dari upagraf G1 terhadap graf G adalah graf G2 = (V2, E2) sedemikian sehingga
E2 = E – E1 dan V2 adalah himpunan simpul yang anggota-anggota E2 bersisian dengannya.
Upagraf dan komplemen upagraf digambarkan sebagai berikut.
Komponen graf (connected component) adalah jumlah maksimum upagraf terhubung dalam
graf G.
Pada graf berarah, komponen terhubung kuat (strongly connected component) adalah jumlah
maksimum upagraf yang terhubung kuat.
14
2.3.9 Upagraf Merentang (Spanning Subgraph)
Upagraf G1 = (V1, E1) dari graf G = (V, E) dikatakan upagraf merentang jika upagraf G1
mengandung semua simpul dari G.
2.3.10 Cut-Set
Cut-Set adalah himpunan sisi dari graf terhubung G yang apabila dibuang dari G akan
menyebabkan graf G menjadi graf tidak terhubung. Jadi, cut-set selalu menghasilkan dua buah
komponen.
Pada graf di bawah, {(1,2), (1,5), (3,5), (3,4)} adalah cut-set.
Terdapat banyak cut-set pada sebuah graf terhubung.
Himpunan {(1,2), (2,5)} juga adalah cut-set, {(1,3), (1,5), (1,2)} adalah cut-set, {(2,6)}
juga cut-set, tetapi {(1,2), (2,5), (4,5)} bukan cut-set sebab himpunan bagiannya, {(1,2), (2,5)}
adalah cut-set.
15
2.4 Pewarnaan Graf
Pewarnaan pada graf adalah pemetaan warna-warna pada simpul, sisi, atau wilayah pada graf
sedemikian sehingga setiap simpul, sisi, atau wilayah yang bertetangga mempunyai warna yang
berbeda. Pewarnaan simpul dan pewarnaan wilayah memiliki jumlah warna minimum yang
disebut dengan bilangan kromatik dan pewarnaan sisi memiliki jumlah warna minimum yang
disebut dengan indeks kromatik.
Bilangan kromatik graf adalah jumlah warna minimum yang dapat digunakan untuk mewarnai
suatu graf. Suatu graf mempunyai bilangan kromatik k (k - chromatic) jika X(G) = k. Pada
pewarnaan simpul dan wilayah, bilangan kromatik dinotasikan dengan X(G), sedangkan pada
pewarnaan sisi, indeks kromatik dinotasikan dengan X’(G).
Pewarnaan simpul dilakukan dengan memberikan warna berbeda pada setiap titik yang
bertetangga, sehingga tidak ada dua titik bertetangga dengan warna yang sama.
16
2.4.2 Pewarnaan Sisi
Pewarnaan sisi dilakukan dengan memberikan warna yang berbeda pada sisi yang bertetangga
sehingga tidak ada dua sisi yang bertetangga dengan warna yang sama.
Contoh:
Diberikan Graf dengan himpunan wilayah 𝑅 = {𝑟1 , 𝑟2 , … , 𝑟6 }
17
Khusus pada pewarnaan wilayah, peta atau wilayah yang diwarnai atau diselesaikan
masalahnya harus dibentuk menjadi graf planar terlebih dahulu. Graf planar adalah graf yang
dapat digambarkan pada bidang datar sedemikian sehingga tidak ada sisi-sisinya yang saling
berpotongan. Setelah dibentuk ke graf planar, selanjutnya dibentuk menjadi graf dual dimana
setiap ruang dalam wilayah di graf planar dijadikan sebagai sebuah simpul, dan simpul-simpul
yang bertetangga dihubungkan oleh sebuah sisi. Dengan demikian, pewarnaannya menggunakan
konsep pewarnaan simpul.
Contoh:
18
Subgraph dapat diperoleh dengan menghapus titik atau menghapus garis. Jika e adalah garis
di graf G, maka G-e adalah graf yang diperoleh dari graf G dengan menghapus garis e. Jadi, G-e
adalah subgraph maksimal dari G yang tidak memuat e.
Jika F adalah himpunan garis dalam G, maka G-F menyatakan graf yang diperoleh dengan
menghapus garis-garis dalam F.
Jika u adalah titik di graf G, maka G-u adalah graf yang diperoleh dari graf G dengan
menghapus titik e beserta garis-garis yang incident dengan u. Jadi, G-u adalah subgarf maksimal
dari G yang tidak memuat u.
Jika S adalah himpunan titik dalam G, maka G-S menyatakan graf yang diperoleh dengan
menghapus titik-titik dalam S dan semua garis yang incident dengan titik tersebut.
Jika titik u dan v tidak adjencent di G, maka penambahan garis e-uv menghasilkan Supergraf
terkecil dari G yang memuat garis e dan dilambangkan dengan G + e.
19
2.7 Graf Terhubung
Keterhubungan dua buah simpul adalah penting di dalam graf. Dua buah simpul u dan simpul
v dikatakan terhubung jika terdapat lintasan dari u ke v. jika dua buah simpul terhubung maka pasti
simpul pertama dapat dicapai dari simpul yang kedua. Dua simpul terminal pada jaringan
komputer hanya dapat berkomunikasi bila keduanya terhubung.
Graf yang terdiri atas satu simpul saja (tidak ada sisi) tetap dikatakan terhubung, karena simpul
tunggalnya terhubung dengan dirinya sendiri juga dikatakan graf terhubung.
Pada graf berarah, definisi graf terhubung dapat dirumuskan sebagai berikut:
Graf berarah G dikatakan terhubung jika graf tak-berarahnya terhubung (graf tak-berarah dari
G diperoleh dengan menghilangkan arahnya). Keterhubungan dua buah simpul pada graf berarah
dibedakan menjadi terhubung kuat dan terhubung lemah.
Dua simpul, u dan v, pada graf berarah G disebut terhubung kuat (strongly connected) jika
terdapat lintasan berarah dari u ke v dan juga lintasan berarah dari v ke u. Jika u dan v tidak
terhubung kuat tetapi terhubung pada graf tidak berarahnya, maka u dan v dikatakan terhubung
lemah (weakly connected).
20
Graf berarah G disebut graf terhubung kuat (strongly connected graph) apabila untuk setiap
pasang simpul sembarang u dan v di G, terhubung kuat. Kalau tidak, G disebut graf terhubung
lemah.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Graf didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V, E), ditulis dengan notasi G = (V, E), yang
dalam hal ini V adalah himpunan kosong dari simpul-simpul (verteces atau node) dan E adalah
himpunan sisi (edges atau arcs) yang menghubungkan sepasang simpul
Graf terdiri dari beberapa jenis antara lain graf sederhana, graf tak-sederhana. Graf sederhana
dibagi kembali menjadi graf ganda dan graf semu. Sedangkan berdasarkan pada orientasi arah
pada sisi graf maka secara umum graf diberdakan menjadi dua yaitu graf tak-berarah dan graf
berararh.
Pewarnaan dalam graf dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu pewarnaa pada simpul graf,
pewarnaan sisi graf dan pewarnaan wilayah graf.
Graf bagian adalah Suatu graf H disebut subgraph dari graf G jika:
V(H)⊆V(G) dan E(H)⊆E(G).
Graf komplemen adalah simple graf G’ = (V, E’), dimana edge yang ada di E’ tidak ada sama
sekali di E. Komplemen dari sebuah graf G, dinotasikan G’, adalah sebuah graf dengan himpunan
titik yang sama seperti dalam G dan dengan sifat bahwa dua titik di G bertetangga jika dan hanya
jika dua titik yang sama dalam G’ tidak bertetangga.
Dalam graf tak-berarah, graf dikatakan terhubung jika pada setiap simpulnya terdapat sisi yang
menghubungkannya, dan untuk setiap sisi tersebut terdapat sisi yang dapat mencapainya. Dalam
graf berarah, graf dikatakan terhubung jika graf tidak berarahnya juga terhubung.
3.2 Saran
Berdasarkan penyusunan makalah ini, terdapat beberapa saran yang ingin disampaikan
berikut.
i. Mencari tahu lebih lanjut dari berbagai sumber yang lebih lengkap agar dapat memahami
matematika diskrit lebih terperinci.
ii. Tetap semangat dalam mempelajari matematika diskrit dan berusaha untuk
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
22
DAFTAR PUSTAKA
23