Kelompok 5 - PA-F - Makalah PGPR
Kelompok 5 - PA-F - Makalah PGPR
Kelompok 5 - PA-F - Makalah PGPR
Dosen Pengampu :
Dr. Ir. Yanisworo W. R., M.Si
Disusun oleh :
1. Imam Sugiri Agung Saputra 134200109
2. Amanda Kurniawati Cahyaningtyas 134200114
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul PGPR (Plant
Growth Promoting Rhizobacteria) dengan tepat waktu. Sholawat dan salam semoga
senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW yang telah
membimbing kita ke jalan yang lurus dan kita nanti-nantikan syafaatnya kelak.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Ibu Dr. Ir. Yanisworo W. R., M.Si
pada mata kuliah Bioteknologi Pertanian di Fakultas Pertanian UPN “Veteran”
Yogyakarta. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Ir. Yanisworo W.
R., M.Si selaku dosen pengampu. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan kegiatan agroindustri selain meningkatkan produksi pertanian
juga menghasilkan limbah dari kegiatan tersebut. Konsep penggunaan pestisida
yang telah diterapkan pada pertanian modern, telah menimbulkan berbagai efek
samping seperti pencemaran lingkungan di pabrik-pabrik penghasil pestisida
maupun di lahan-lahan pertanian yang menggunakan pestisida tersebut. Apabila
masuk ke dalam rantai makanan, sifat beracun bahan pestisida dapat
menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker, mutasi, bayi lahir cacat, dan
CAIDS (Chemically Acquired Deficiency Syndrom) (Sa’id, 1994).
Adanya dampak negatif dari pestisida maka dibutuhkan teknologi alternatif
untuk meningkatkan produksi pertanian yang lebih aman. Teknologi yang
memungkinkan untuk dikembangkan dan relatif aman adalah pemanfaatan
Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR). Berbagai penemuan akan
manfaat Plant Growth Promoting Rhizibacteria (PGPR) untuk pertanian telah
dilaporkan oleh banyak peneliti di dunia. Antusiasme untuk mengkomersialkan
rhizobacteria sebagai teknologi alternatif yang menjanjikan terutama dipicu
untuk mengembangkan pertanian ramah lingkungan dengan mengurangi
penggunaan input sintetik agrokimia (pupuk dan pestisida). Hasil ini
menyarankan bahwa penerapan PGPR bisa merangsang pertumbuhan tanaman
dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap jamur patogen.
PGPR dapat menjadi salah satu solusi ketergantungan terhadap produk
pupuk kimia sintetis, sehingga dapat menjaga pertumbuhan pertanian secara
berkesinambungan dan mendukung visi secara global mengenai pembangunan,
perlindungan dan pelestarian lingkungan yang sudah terlanjur rusak oleh
aplikasi pupuk kimia sintetis. Riset ilmiah yang melibatkan berbagai disiplin
ilmu terus menerus dilakukan untuk lebih memahami penerapan PGPR, efek
terhadap fisiologi dan pertumbuhan tanaman, mekanisme PGPR dalam
menginduksi dan membantu sistem ketahanan tanaman terhadap penyakit,
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan PGPR?
2. Apa saja macam-macam dari PGPR?
3. Bagaimana mekanisme PGPR pada tanaman?
4. Bagaimana peran PGPR pada tanaman?
5. Apa saja manfaat PGPR?
6. Bagaimana cara pembuatan PGPR?
7. Bagaimana cara pengaplikasian PGPR?
8. Bagaimana kelebihan dan kekurangan PGPR?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari PGPR
2. Mengetahui macam-macam dari PGPR
3. Mengetahui mekanisme PGPR pada tanaman
4. Mengetahui peran PGPR pada tanaman
5. Mengetahui manfaat PGPR
6. Mengetahui cara pembuatan PGPR
7. Mengetahui cara pengaplikasian PGPR
8. Mengetahui kelebihan dan kekurangan PGPR
D. Manfaat
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca mengenai
agensia hayati Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
4
B. Macam-Macam PGPR
Plant Growth Promoting Rhizobacteria diklasifikasikan dalam dua jenis
yaitu PGPR ekstraseluler (ePGPR) dan PGPR intraseluler (iPGPR). ePGPR
terletak di rhizosfer, Rhizoplane maupun terletak diantara sel-sel korteks akar,
sedangkan iPGPR secara umum terletak di dalam nodul sel-sel akar tanaman.
Golongan bakteri yang termasuk ke dalam ePGPR adalah bakteri yang berasal
dari genus Agrobacterium, Arthrobacter, Azotobacter, Azospirillum, Bacillus,
Burkholderia, Caulobacter, Chromobacterium, Pseudomonas, Erwinia,
Serratia, Micrococcous, Flavobacterium. Golongan bakteri yang termasuk ke
dalam iPGPR adalah bakteri yang berasal dari famili Rhizobiaceae termasuk
Allorhizobium, Bradyrhizobium, Mesorhizobium dan Rhizobium, spesies
bakteri endofit dan Frankia yang keduanya dapat secara simbiotik menyediakan
nitrogen dari atmosfer pada tanaman tingkat tinggi (Harvianti, 2019).
Bakteri-bakteri yang terkandung didalam PGPR (Plant Growth Promoting
Rhizobacteria) :
1. Bacillus sp
Bacillus sp dapat menghasilkan fitohormon yang berpotensi untuk
mengembangkan system pertanian berkelanjutan. Fitohormon yang
dihasilkan bakteri tanah ini dapat memengaruhi pertumbuhan tanaman, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Secara tidak langsung fitohormon
dari bakteri menghambat aktivitas pathogen pada tanaman, sedangkan
pengaruh secara langsung fitohormon tersebut adalah meningkatkan
petumbuhan tanaman dan dapat bertindak sebagai fasilitator dalam
5
C. Mekanisme PGPR
4. Menghasilkan Siderofor
Zat besi merupakan mikronutrien esensial tanaman karena berfungsi
sebagai kofaktor banyak enzim. Sebagian besar besi dalam tanah adalah
dalam bentuk besi hidroksida yang sangat tidak larut, sehingga besi
merupakan faktor pembatas untuk pertumbuhan tanaman, bahkan di tanah
yang kaya zat besi. Ketersediaan besi dalam larutan tanah adalah 10-18M,
konsentrasi yang bahkan tidak dapat menopang pertumbuhan mikroba.
Beberapa mikroorganisme tanah dapat menghasilkan siderofor. Siderofore
adalah senyawa organic yang mempunyai kemampuan tinggi dalam
mengikat Fe dengan afinitas yang tinggi. Pengikatan tersebut
mengakibatkan Fe menjadi terlarut dan dapat diserap tanaman. Contoh
bakteri yang dapat mengikat Fe, yaitu Bacillus, Enterobacter, Pseudomonas,
dan lain-lain
Mekanisme PGPR secara tidak langsung, yaitu dapat menghasilkan enzim
litik, menghasilkan antibiotik, menginduksi sistem imun tanaman, dan
menghasilkan eksopolisakarida.
1. Menghasilkan Enzim Litik
PGPR menghasilkan enzim seperti enzim kitinase, dehydrogenase, lipase,
fosfatase, protease, dan lain-lain yang mendegradasi dinding sel jamur.
Kitinase merupakan salah satu diantara enzim hidrolitik yang paling penting
karena chitin, polimer linier β- (1,4) -N-acetylglucosamine adalah
konstituen dinding sel utama pada sebagian besar jamur fitopatogenik
seperti Botrytis, Sclerotium, Fusarium dan lain-lain. Kitinase menghambat
pertumbuhan fungi yang bersifat pathogen. Kitinase murni dari Bacillus
subtilis AF 1, Serratia marcescens dan S. plymuthica sangat “antijamur”.
2. Menghasilkan Antibiotik
Bakteri pemacu tumbuh secara tidak langsung dapat menghambat patogen
melalui sintesis senyawa antibiotik, sebagai kontrol biologis. Beberapa jenis
endofitik bersimbiosis mutualistik dengan tanaman inangnya dalam
meningkatkan ketahanannya terhadap serangga hama melalui produksi
toksin, di samping senyawa anti mikroba seperti fungi Pestalotiopsis
9
D. Peran PGPR
Menurut Millan (2007), mekanisme peran mikroba PGPR dalam
meningkatkan keragaan (perfomance) kesehatan tanaman terjadi melalui
mekanisme sebagai berikut :
1. Menekan perkembangan penyakit dan hama (bioprotectant)
10
E. Manfaat PGPR
Bakteri pemacu pertumbuhan tanaman atau Plant Growth Promoting
Rhizobacteria (PGPR) adalah bakteri yang mengkoloni perakaran tanaman dan
bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman. Bakteri ini hidup dan berkembang
dengan memanfaatkan eksudat yang dikeluarkan oleh perakaran tanaman.
apabila di lahan sedang tidak ada tanaman, bakteri ini mampu memanfaatkan
bahan-bahan organik yang berada di dalam tanah untuk bertahan hidup. PGPR
dapat memiliki satu atau lebih peran tergantung dari spesies dan strainya.
Berikut manfaat PGPR bagi tanaman :
1. Menghasilkan fitohormon, diantaranya indole acetic acid (IAA), sitokinin,
giberelin, dan senyawa penghambat produksi etilen.
2. Sebagai pupuk hayati, PGPR dapat membuat unsur hara yang ada di dalam
tanah mudah diserap oleh tanaman melalui proses mineralisasi dan
transformasi. Sebagai contoh, PGPR dapat melarutkan fosfat dan
meningkatkan kemampuan pengambilan unsur besi (Fe3+) oleh tanaman.
3. Sebagai bioprotektan, yaitu kemampuan untuk mengendalikan hama dan
penyakit dengan cara menghasilkan antibiotik dan menginduksi tanaman
untuk memproduksi senyawa ketahanan dalam jumlah yang cukup untuk
menjaga kesehatan tanaman.
Peralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan PGPR adalah sebagai
berikut:
Alat Pembuatan PGPR Bahan Pembuatan PGPR
1. Jerigen, yang berkapasitas 20 liter 1. Sumber bakteri
2. Saringan 2. Aquades 20 liter
3. Kompor 3. Gula 200 gram
4. Pengaduk 4. Bekatul 0,5- 1 kg atau 1-2 liter
5. Corong air leri (cucian beras)
6. Bak 5. Terasi 100 gram
7. Panci 6. Kapur injet 1 sendok makan
8. Gayung
Langkah-Langkah Pembuatan PGPR
1. Memasukkan bahan-bahan diatas satu persatu aduk hingga merata.
2. Merebus adonan bahan nutrisi tersebut sampai mendidih tunggu selama 15-
20 menit dari mulai mendidih lalu diangkat dari atas kompor/tungku.
3. Mendiamkan adonan tersebut sampai dingin (tunggu sampai temperatur
adonan sama dengan temperature udara luar).
4. Memeras adonan dengan kain sehingga menjadi larutan kental kemudian
dicampur dengan suspense biang bakteri/sumber bakteri sebanyak 1-2 liter.
5. Memasukkan campuran larutan tersebut kedalam jerigen/wadah tertutup.
6. Melakukan pengadukan setiap hari (dapat menggunakan aerator selama 5-7
hari).
7. Larutan siap digunakan.
G. Pengaplikasian PGPR
Secara umum pengaplikasian PGPR dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu:
1. Perlakuan awal dengan cara merendam benih atau bibit dalam larutan
bakteri PGPR selama 10 menit - 8 jam, tergantung ketebalan kulit benih atau
tingkat kekerasan benih.
13
d. Aplikasi dianjurkan pada sore hari setelah pukul 15.00 WIB atau pada
pagi hari sebelum pukul 09.00 WIB.
Kekurangan PGPR
Ada beberapa kekurangan dalam produksi PGPR ini diantaranya :
1. Kekonsistenan pengaruh bakteri PGPR di laboratorium dengan di lapangan
kadang – kadang berbeda.
2. Bakteri ini harus dapat diperbanyak dan diproduksi dalam bentuk yang
optimum baik vialibilas maupun biologinya selama diaplikasikan di
lapangan. Beberapa bakteri PGPR harus dilakukan reinokulasi
setelah diaplikasikan di lapangan seperti Rhizobia.
15
16
DAFTAR PUSTAKA
Aditya P. T., A. Dwi, dan H. Eko. 2013. Pengaruh PGPR (Plant Growth Promoting
Rhizobacteria), Kapur, dan Kompos pada tanaman Kedelai di Ultisol
Cibinong, Bogor. Jurnal Tanah dan sumber Daya Lahan 5 (1): 24-32.
Cattelan AJ, Hartel PG & Fuhrmann JJ. 1999. Screening for plant growth-
promoting rhizobacteria to promote early soybean growth. Soil Sci. Soc.
Am. J. 63: 1670–1680.
Iswati, Rida. 2012. Pengaruh Dosis Formula PGPR Asal Perakaran Bambu terhadap
Pertumbuhan Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum L.). Jatt, 1 (1) 9-12.
Sa’id, E. G. 1994. Dampak Negatif Pestisida, Sebuah Catatan bagi Kita Semua.
Jurnal Agrotek 2 (1): 71-72.
17