Laporan Praktikum P3 Kel 6

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 72

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PRODUK


Diajukan Sebagai Syarat dalam Memperoleh Nilai Praktikum

COVE

Disusun Oleh :
KELOMPOK 6
06TIDE001/2023

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2023
LEMBAR IDENTITAS
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PRODUK

Disusun Oleh:

NAMA NIM
Atikah Martina 201010850073
Daffa Risky Apriliansyah 201010850069
Jeki Marthin 201010800056
Muhamad Rendika Swara 201010850039
Rendra Bagus Sapto Nugroho 191010800213

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN 2023
LEMBAR PENGESAHAN

Disusun untuk melengkapi salah satu syarat mengikuti pelaksanaan


Praktikum Perencanaan dan Perancangan Produk

ii
Judul Laporan : Laporan Akhir Praktikum Perencanaan dan Perancangan
Produk

Kelompok : 6 (Enam)

Kelas : 06TIDE001

Menyatakan bahwa laporan praktikum untuk memenuhi tugas kelompok


Praktikum Permodelan dan Simulasi Sistem yang kami buat:

1. Merupakan hasil karya tulis (asli) sendiri, bukan merupakan karya yang
pernah diajukan oleh pihak lain, dan bukan merupakan hasil plagiat atau
hasil foto copy.
2. Kami ijinkan untuk dikelola oleh Universitas Pamulang dan Laboratorium
Teknik Industri sesuai dengan norma hukum dan etika yang berlaku.

Pernyataan ini kami buat dengan penuh tanggung jawab dan kami bersedia
menerima sanksi akademik sesuai aturan yang berlaku apabila dikemudian hari
pernyataan ini tidak benar

Ketua Kelompok Asisten Laboratorium

Muhamad Rendika Swara Rafiqah Zahra& Salsabilla Amalia


Menyetujui, Mengetahui,

Dosen Praktikum Ketua LaboratoriumTeknik Industri

Yudi Maulana, S.T.,M.T Adi Candra, S.T, M.T

NIDN. 0415068304 NIDN. 0428098903

PENILAIAN

JUDUL PRAKTIKUM Praktikum Perencanaan dan Perancangan


Produk
TANGGAL PRAKTIKUM

iii
Atikah Martina 201010850073
NAMA / NIM Daffa Risky Apriliansyah 201010850069
Jeki Marthin 201010800056
Muhamad Rendika Swara 201010850039
Rendra Bagus Sapto 191010800213
Nugroho
KELAS 06TIDE001

KELOMPOK 6 (Enam)

ASISTEN Rafiqah Zahra & Salsabilla Amalia


LABORATORIUM

DOSEN LABORATORIUM Yudi Maulana, S.T.,M.T

NILAI AKHIR LAPORAN

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Allah SWT. Atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik dan tepat
pada waktunya. Laporan ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan Tugas Praktikum Permodelan dan Simulasi Sistem di Fakultas
Teknik Program Studi Teknik Industri Universitas Pamulang. Dengan segala
keterbatasan, penulis menyadari pada laporan ini takkan terwujud tanpa bantuan,
bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami, penulis
menyampaikaan ucapan terimakasih kepada:
1. Dr. Pranoto, M.M, selaku ketua Yayasan Sasmita Jaya.
2. Dr. E. Nurzaman AM,M.M., M.Si selaku Rektor Universitas Pamulang.
3. Bapak Syaiful Bahri, S.T., M.eng.,Sc., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Pamulang.
4. Ibu Rini Alfatiyah, S.T., M.T., CMA, selaku Ketua Program Studi Teknik
Industri Universitas Pamulang yang selalu memberikan arahan, dorongan, dan
nasehat kepada penulis dalam menyelesaikan laporan ini dengan baik.

iv
5. Bapak Adi Candra, S.T., M.T., selaku Ketua Laboratorium Teknik Industri
Universitas Pamulang.
6. Bapak Yudi Maulana, S.T.,M.T ., selaku Ketua Laboratorium Perencanaan dan
Perancangan Produk Universitas Pamulang.
7. Rafikah Zahra & Salsabilla Amalia, selaku Asisten Laboratorium Mata Kuliah
Praktikum Perencanaan dan Perancangan Produk yang telah memberikan
masukan, dorongan, dan pengarahannya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan ini dengan baik.
8. Teman-teman Teknik Industri Universitas Pamulang khususnya kelas
06TIDE001 yang telah membantu penulis menghadapi pemasalahan dalam
menyelesaikan laporan Praktikum Permodelan dan Simulasi Sistem.
9. Semua pihak yang membantu penulis dalam mengerjakan laporan Praktikum
Permodelan dan Simulasi Sistem ini yang tidak dapat penulis sebutkan satusatu.

Penulis sadar bahwa dalam Laporan ini masih banyak terdapat kekurangan.
Kekurangan tersebut tentunya dapat dijadikan peluang untuk peningkatan Laporan
selanjutnya. Akhirnya penulis tetap berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca.

Tangerang Selatan, Desember 2023

Kelompok 6

v
DAFTAR ISI
Halaman

COVER ............................................................................ i
LEMBAR IDENTITAS ...................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................iii
PENILAIAN .................................................................... iv
DAFTAR TABEL ..............................................................ix
DAFTAR GAMBAR ..........................................................xi
PERTEMUAN 1 ANALISA PASAR.....................................1
A. TUJUAN PRAKTIKUM............................................1
B. TEORI ATAU PRINSIP DASAR PRAKTIKUM......1
C. PROSEDUR DAN MEKANISME PRAKTIKUM.....3
D. LEMBAR KERJA.......................................................5
E. REFERENSI................................................................8
PERTEMUAN 2 KONSEP DASAR PRODUK.......................9
A. TUJUAN PRAKTIKUM..............................................9
B. TEORI ATAU PRINSIP DASAR PRAKTIKUM........9
C. PROSEDUR DAN MEKANISME PRAKTIKUM...11
D. LEMBAR KERJA.....................................................15
E. REFERENSI..........................................................16

PERTEMUAN 3 QUALITY FUNCTION & DEVLOPMENT . 18


A. TUJUAN PRAKTIKUM ...........................................
17
B. TEORI ATAU PRINSIP DASAR PRAKTIKUM .... 17
C. PROSEDUR DAN MEKANISME PRAKTIKUM ..
19
D. LEMBAR KERJA ......................................................
20
E. REFERENSI ..............................................................
22

PERTEMUAN 4 TAHAPAN PERENCANAAN DAN


PERANCANGAN PRODUK .................................. 25
vi
A. TUJUAN PRAKTIKUM ...........................................
23
B. TEORI ATAU PRINSIP DASAR PRAKTIKUM ....
23
Halaman

C. PROSEDUR DAN MEKANISME PRAKTIKUM ..


25
D. LEMBAR KERJA .....................................................
27
E. REFERENSI ..............................................................
29

PERTEMUN 5 DESIGN FOR MANUFAKTURING ............. 30


A. TUJUAN PRAKTIKUM ...........................................
30
B. TEORI ATAU PRINSIP DASAR PRAKTIKUM ... 30
C. PROSEDUR DAN MEKANISME PRAKTIKUM .. 34
D. LEMBAR KERJA .....................................................
37
E REFERENSI .............................................................
38

PERTEMUAN 6 TOOLING ............................................. 41


A. TUJUAN PRAKTIKUM ...........................................
41
B. TEORI ATAU PRINSIP DASAR PRAKTIKUM ... 41
C. PROSEDUR DAN MEKANISME PRAKTIKUM .. 40
D. LEMBAR KERJA………………………………….41
E. REFERENSI ............................................................. 47

PERTEMUAN 7 KONSEP FAILURE MODE EFFECT


ANALYSIS ............................................ 48
A. TUJUAN PRAKTIKUM ...........................................
48
B. TEORI ATAU PRINSIP DASAR PRAKTIKUM ... 48
C. PROSUDER DAN MEKANISME PRAKTIKUM . 50
D. LEMBAR KERJA .....................................................
51
E. REFERENSI ..............................................................
52

vii
BIOGRAFI ANGGOTA KELOMPOK ................................ 53
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Tampilan Awal Google Trends .................................................. ...... 3
Gambar 1.2 Tampilan Jelajah Google Trends ................................................ ...... 4
Gambar 1.3 Grafik Perbandingan Google Trends .......................................... ......
4
Gambar 1.4 Grafik Perbandingan Google Trends ......................................... ......
5
Gambar 1.5 Grafik Perbandingan Google Trends .......................................... ......
5
Gambar 1.6 Grafik Perbandingan Google Trends ......................................... ......
6
Gambar 1.7 Grafik Perbandingan Google Trends ......................................... ......
6
Gambar 1.8 Grafik Perbandingan Google Trends .......................................... ......
7
Gambar 2.1 Tampilan Icon Solidworks 2019112 .......................... ………….12
Gambar 2.2 Tampilan Aplikasi Solidworks 2019 ............................ ………..12
Gambar 2.3 Tampilan Sudah Siap Menggambar .............................. ………..13
Gambar 2.4 Gambar Gsometric 1 ..................................................... …….….13
Gambar 2.5 Gambar Isometric 2 ...................................................... ………..13
Gambar 2.6 Hasil Gambar ................................................................. …….. ..14
Gambar 3.1 Model HOQ ...................................................................... ………..18
Gambar 3.2 Hasil Analisa ..................................................................... ………..20
Gambar 3.3 Hasil Analisa ................................................................... ………..20
Gambar 4.1 Tampilan Icon Solidworks 2019 .................................. ...............24
Gambar 4.2 Tampilan Aplikasi Solidworks 2019 .......................... ...............24
Gambar 4.3 Tampilan sudah siap Menggambar ............................. ...............25
Gambar 4.4 Gambar kursi kayu isometric..................................... ................25
Gambar 4.5 gambar kursi berbagai view ....................................... ................25
Gambar 4.6 Hasil OPC ................................................................... ...............26
Gambar 4.7 Hasil Bill Of Material ................................................. ...............26
Gambar 4.8 Hasil Drawing 2D ....................................................... ...............27
Gambar 5.1 Perhitungan Harga Jual .....................................................
………...33

viii
Gambar 5.2 Tampilan Icon Solidworks 2019 ................................. ................34
Gambar 5.3 Tampilan Aplikasi Solidworks 2019 .......................... ................34
Gambar 5.4 Tampilan Gambar dengan BOM ................................ ................35
Gambar 5.5 Gambar Icon Evaluate ............................................... ................35
Halaman
Gambar 6.1 Pase Persetujuan Desain .................................................... ………. 39
Gambar 6.2 Alat Ukur Meteran ............................................................. ………. 39
Gambar 6.3 Jangka Sorong .................................................................... ………. 40
Gambar 6.4 Ragung ............................................................................... ………. 40
Gambar 6.5 Meain Gergaji ............................................................................ …
41
Gambar 6.6 Mesin Bor ......................................................................... ………..
41

Gambar 6.7 Kuas Cat ............................................................................. ……….42


Gambar 6.8 Mesin Amplas .................................................................... ………..42

Gambar 6.9 Palu .................................................................................... ……….`43


Gambar 6.10 Tinner ............................................................... …………………..43
Gambar 6.11 Contoh Produk Bangku Kayu .......................................... ………..43

Gambar 7.1 Tampilan Template FMEA ................................................ ………..44

DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 7. 1 Hasil Prosesn FMEA....................................................................... 50

ix
PERTEMUAN 1 ANALISA PASAR

A. TUJUAN PRAKTIKUM
Pada modul ini akan dijelaskan mengenai strategi pemasaran setelah
produk jadi dan sudah benar-benar dapat diproduksi secara masal. Mampu
menganalisa dan menerapkan strategi pemasaran dalam dunia Industri sehingga
sarjana Teknik Industri bisa bersaing dalam dunia pendidikan maupun dunia
kerja.

B. TEORI ATAU PRINSIP DASAR PRAKTIKUM


Analisis pasar adalah proses yang di lakukan guna mengenali pasar. Bukan
hanya untuk mengetahui volume produksi atau rantai distribusi produknya,
analisis pasar juga menyediakan insight tentang brand positioning terkait
keberadaan kompetitor. Di lihat dari konsep tersebut, kita bisa simpulkan bahwa
analisis pasar adalah langkah yang di tempuh pada saat membuat business
planning, bukan? Walaupun di perlukan pada tahap business planning, tetapi
analisis pasar juga bisa dilakukan guna menunjang proses marketing produk atau
saat melakukan ekspansi bisnis.
Pentingnya Analisis Pasar ada banyak faktor dalam analisis pasar yang
harus di perhatikan saat kita melakukan analisis tersebut. Faktor-faktor tersebut
berkontribusi dalam memberikan berbagai hal ini kepada perusahaan.
1. Memahami struktur pasar yang dimasuki
Struktur pasar memberikan nilai tawar yang berbeda kepada konsumen dan
produsennya. Nah, dengan mengetahui struktur pasar, kita bisa mengenali siapa
saja kompetitor dan dalam pasar apa kita terlibat. Sebab jika memasarkan produk
pada pasar monopoli, tentu usaha yang di perlukan sangat besar di bandingkan
dengan pasar persaingan sempurna di mana terdapat banyak penjual di dalamnya.
2. Uji coba produk
Kita tidak mungkin langsung merilis produk tanpa melakukan testing atau
uji coba. Nah, langkah ini akan kita tempuh pada tahapan analisis pasar. Sebelum

1
2

merilisnya ke publik, kita bisa mendapatkan banyak testimoni atau insight,


sehingga kita bisa melakukan perbaikan produk setelahnya.
3. Menjawab rumusan siapa, mengapa & bagaimana
Pertanyaan ini berguna untuk mengetahui seperti apa gambaran konsumen
yang menikmati produk kita. Dengan memahaminya, kita bisa
mengimplementasikan pendekatan teroptimal dalam menunjang angka penjualan.
4. Mendorong perkembangan bisnis
Lalu apa yang kita dapatkan setelah mengetahui semua data di atas? Tentu
kita bisa merumuskan keputusan bisnis berdasarkan data, sehingga keputusan
yang di hasilkan bisa menyasar segmen pasar dengan tepat. Tujuan Analisis Pasar
1. Melakukan diferensiasi dengan tepat
Tindakan ini di perlukan terutama bila kita berada pada pasar persaingan
sempurna yang memungkinkan konsumen memilih dari banyak produsen. Dari
banyaknya produk sejenis, diferensiasi akan membedakan kita dari kompetitor,
oleh karena itu, strategi diferensiasi harus dilakukan dengan tepat agar konsumen
tertarik.
2. Mendapatkan momen dari trend
Ketinggalan trend yang bisa kamu manfaatkan untuk strategi marketing?
Mungkin karena analisis pasarmu belum di lakukan secara maksimal. Perlu di
ingat bahwa analisis pasar adalah proses yang terjadi pada setiap tahapan
perkembangan bisnis. Tujuannya juga bukan sekadar memberikan gambaran
tentang bagaimana merancang business plan. 3. Meminimalisir biaya dari
perilisan produk baru
Jika sebuah bisnis akan melakukan perluasan usaha atau membuat produk
baru, maka analisis pasar adalah tool yang akan di gunakan untuk meminimalkan
risiko bisnisnya. Pasalnya, analisis pasar menyediakan gambaran pasar sebelum
perilisan produk, sehingga jika produk tersebut memiliki potensi yang rendah,
perusahaan bisa memutuskan kembali atau melakukan perbaikan produk.
4. Memasuki segmen pasar baru
Sebelum mulai penetrasi ke segmen pasar baru, kita harus melakukan
analisis guna mengetahui seperti apa karakteristik pasar tersebut. Hal ini dilakukan
tentu dengan tujuan agar cost tidak terlalu tinggi, dapat di katakan bahwa
mengenali segmen pasar dengan baik adalah awal yang bagus agar produk bisa
masuk ke dalam pasar.
3

5. Melakukan pivot
Pivot adalah tindakan yang di pilih perusahaan untuk mengubah kegiatan
inti bisnis. Salah satu contoh analisis pasar adalah melakukan analisis pasar pada
bisnis yang melakukan pivot dari perusahaan B2C (business to business) ke B2C
(business to consumer). Meskipun pivot dilakukan berdasarkan alasan valid, tetapi
langkah ini tetap harus memiliki dasar yang kuat. Nah, untuk mendapatkannya,
analisis pasar adalah jalan terbaik. Proses tersebut akan membantu kita memahami
bagaimana bisnis lain dilaksanakan. Jadi, walaupun belum pernah berkecimpung
pada bisnis model itu sebelumnya, tetapi kita bisa mendapatkan insight tentang
bagaimana suatu bisnis model berjalan.

C. PROSEDUR DAN MEKANISME PRAKTIKUM


Dalam pertemuan satu mahasiswa diminta untuk membuat analisa pasar trend
menggunakan Google Trend.
1. Mencari Produk yang sedang trend dan berbahan dasar kayu melalui Google
Trend (Furniture/Homeware/Tools,dll).

Gambar 1.1 Tampilan Awal Google Trends

2. Analisa dan bandingkan antar produk yang akan kemudian tentukan produk
yang apa yang akan dibuat (Bangku kayu satuan).
4

Gambar 1.2 Tampilan Jelajah Google Trends

3. Gunakan diagram dan grafik untuk membandingkan trend tiap produk.

Gambar 1.3 Grafik Perbandingan Google Trends

4. Berikan kesimpulan mengapa memilih produk tersebut.

D. LEMBAR KERJA
5

LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS PAMULANG
Jl. Witana Harja No. 18B Pamulang, Tangerang Selatan,
Banten, Kode Pos 15417 Telp/Fax. (021)7412566
Email: [email protected]
TUGAS KELOMPOK PRAKTIKUM PERENCANAAN
DAN PERANCANGAN PRODUK

1. Langkah pertama adalah buka Google, lalu ketik Google Trends, kemudian
pilih google trends tersebut.

Gambar 1.4 Grafik Perbandingan Google Trends

2. Pilih menu Google Trends.

Gambar 1.5 Grafik Perbandingan Google Trends


6

3. Kemudian, masukan produk yang ingin di jelajahi. Contoh : bangku kayu


satuan

Gambar 61.Grafik Perbandingan Google Trends

4. Setelah muncul grafik, mari bandingkan dengan produk yang lain. Contoh :
bangku kayu satuan

Gambar 71.Grafik Perbandingan Google Trends

5. Kemudian kita juga dapat melihat perbandingan produk berdasarkan


subwilayah. Berikut adalah tampilan perbandingan subwilayah
7

Gambar 81.Grafik Perbandingan Google Trends

6 Setelah menggunakan Google Trends kita dapat simpulkan bahwa produk


bangku kayu satuan jauh lebih dibutuhkan dan permintaannyaingga
pun tinggi. Seh
praktikum kali ini, kita akan menggunakan produk bangku kayu satuan

E. REFERENSI
Aji, B. B., Lestari, R. O., Shinta, E. N. dan Darmansyah (2017) “Sintetis silika gel
berbahan dasar batuan perlite menggunakan metode sol-gel dengan
variasi rasio berat NaOH/perlite,” in Prosiding dalam Rangka
Seminar Nasional Riset Industri Ke 3. Lampung: Balai Riset dan
Standardisasi Industri Bandar Lampung, hal. 46–52.
Badan Pusat Statistik (2019a) Statistik tanaman hias Indonesia 2018. Jakarta:
Badan Pusat Statistik.
Cut Ali, J. (2009) Pembuatan panel beton ringan berbasis perlit dan efek
komposisi terhadap karakteristiknya. Universitas Sumatera Utara.
Ibrahim, S. S. dan Selim, A. Q. (2011) “Evaluation of Egyptian diatomite for filter
aid applications,” Physicochemical Problems of Mineral
Processing, 47, hal. 113–122.
Lamongan. JPIM (Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen), 4(2), 963-974.
NOER, M. A. (2022). Mengidentifikasi Segmen Pasar dan Memilih Pasar Sasaran.
Sulistyowati, S. (2018, September). ANALISA SEGMENTASI KONSUMEN
MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS CLUSTERING. In
8

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan (pp.


5158).
PERTEMUAN 2 KONSEP DASAR PRODUK

A. TUJUAN PRAKTIKUM

Praktikum konsep dasar memiliki tujuan utama untuk memberikan


pemahaman, pengalaman praktis, dan keterampilan yang diperlukan dalam bidang
studi atau praktik tertentu, serta mengembangkan kemampuan analitis, kreativitas,
kerja tim, dan komunikasi.

B. TEORI ATAU PRINSIP DASAR PRAKTIKUM

Konsep dasar produk sering kali berhubungan dengan kualitas produk. Salah
satu teori terkenal adalah "Teori Kualitas Total" oleh Philip Crosby, yang
menekankan pentingnya kualitas yang memenuhi harapan konsumen dan
mengurangi kecacatan. Teori siklus hidup produk menggambarkan perubahan
dalam penjualan dan keuntungan suatu produk seiring waktu. Ini mencakup empat
tahap umum: pengenalan, pertumbuhan, kedewasaan, dan penurunan. Konsep
dasar produk harus mempertimbangkan siklus hidup produk untuk
mengoptimalkan strategi pemasaran dan pengembangan. Segmentasi pasar
melibatkan pemecahan pasar menjadi kelompok yang lebih kecil dengan
karakteristik, kebutuhan, dan preferensi yang serupa. Konsep dasar produk harus
mempertimbangkan segmentasi pasar untuk mengidentifikasi kelompok target
yang tepat dan mengembangkan produk yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Konsep dasar produk mencakup beberapa aspek penting berikut:


1. Kepuasan Konsumen: Produk harus memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen serta memberikan kepuasan dalam penggunaannya. Memahami
segmentasi pasar, perilaku konsumen, dan melibatkan konsumen dalam proses
pengembangan produk dapat membantu menciptakan produk yang relevan dan
memuaskan.
2. Manfaat Produk: Produk harus memberikan manfaat yang nyata bagi
konsumen. Keunggulan produk harus jelas dan bermanfaat dalam memenuhi

9
10

kebutuhan atau memecahkan masalah konsumen. Identifikasi manfaat inti dan


manfaat tambahan dapat membantu mengkomunikasikan nilai produk kepada
konsumen.
3. Kualitas Produk: Kualitas produk sangat penting dalam mencapai
kepuasan konsumen. Produk harus memenuhi standar kualitas yang tinggi dan
dianggap handal, tahan lama, dan sesuai dengan harapan konsumen. Mengelola
kualitas melalui kontrol mutu yang ketat dan pengujian produk penting untuk
mempertahankan reputasi dan kepercayaan konsumen.
4. Diferensiasi Produk: Produk harus memiliki elemen yang membedakan
dari pesaing di pasar. Keunikan, fitur khusus, atau proposisi nilai yang unik dapat
membantu produk mencapai keunggulan kompetitif. Diferensiasi produk juga
dapat mencakup aspek seperti desain, performa, keberlanjutan, atau harga. 5.
Harga: Penentuan harga yang tepat sangat penting dalam konsep dasar produk.
Harga harus mencerminkan nilai produk, mempertimbangkan biaya produksi,
persaingan di pasar, dan preferensi konsumen. Pemahaman tentang harga pasar,
penetapan harga yang strategis, dan strategi harga yang fleksibel dapat membantu
memaksimalkan penerimaan dan keuntungan produk.
6. Penempatan dan Distribusi: Konsep dasar produk juga melibatkan
penentuan penempatan dan distribusi produk. Produk harus tersedia dengan
mudah bagi konsumen melalui saluran distribusi yang tepat. Menentukan saluran
distribusi yang efisien, distribusi fisik, manajemen rantai pasokan, dan
penyebaran yang efektif dapat memastikan ketersediaan dan aksesibilitas produk.
7. Komunikasi dan Promosi: Strategi komunikasi dan promosi yang efektif
penting dalam memperkenalkan produk kepada konsumen dan membangun
kesadaran dan minat. Menggunakan alat pemasaran seperti periklanan, hubungan
masyarakat, pemasaran langsung, dan pemasaran digital dapat membantu dalam
mencapai target audiens dan mengkomunikasikan nilai produk dengan efektif.
8. Pemantauan dan Umpan Balik: Konsep dasar produk juga mencakup
pemantauan kinerja produk dan umpan balik dari konsumen. Melakukan penilaian
reguler tentang performa produk, menganalisis data penjualan, dan mendengarkan
umpan balik konsumen.

Konsep dasar produk ini membentuk dasar untuk pengembangan dan


pemasaran produk yang berhasil, dan menerapkannya secara efektif dapat
11

membantu dalam menciptakan produk yang memenuhi kebutuhan konsumen dan


berhasil di pasar. Setelah pemasaran, produk akan diproduksi dalam jumlah yang
sesuai dan dikirim kepada pelanggan. Proses produksi harus memastikan kualitas
yang konsisten dan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Manajemen rantai
pasok dan logistik juga penting untuk memastikan produk sampai ke pelanggan
tepat waktu dan dalam kondisi yang baik. Pemantauan terus-menerus dilakukan
untuk mengukur kinerja produk dan merespons umpan balik pelanggan. Tim
pengembangan akan memantau penjualan, kepuasan pelanggan, dan tren pasar.
Berdasarkan data ini, perubahan dan peningkatan produk dapat dilakukan untuk
mempertah.

C. PROSEDUR DAN MEKANISME PRAKTIKUM

Pada tahapan ini kita dapat merancang sebuah produk. Namun, ada
beberapa langkah umum yang dapat diterapkan dalam proses perancangan produk
menggunakan aplikasi. Berikut adalah prosedur umum yang dapat diikuti:

1. Menentukan tujuan produk yang akan dirancang. Pahami kebutuhan pasar,


target konsumen, dan sasaran bisnis yang ingin dicapai melalui produk tersebut.
2. Melakukan penelitian pasar untuk memahami tren, preferensi konsumen,
dan kebutuhan yang ada. Analisis pesaing juga penting untuk memahami
kekuatan dan kelemahan produk sejenis yang sudah ada di pasar.
3. Gunakan aplikasi desain atau kreativitas untuk menghasilkan ide-ide awal
tentang bagaimana produk tersebut dapat dirancang. Buatlah sketsa kasar atau
konsep awal produk.
4. Setelah konsep dasar telah diverifikasi, lanjutkan dengan merancang detail
produk, termasuk desain antarmuka pengguna, fitur, dan fungsionalitas. Gunakan
perangkat lunak desain dan alat pengembangan untuk menciptakan desain yang
lebih spesifik.
5. Setelah perancangan final selesai, lanjutkan dengan tahap implementasi
dan pengembangan produk menggunakan aplikasi yang relevan. Buat versi akhir
produk yang siap untuk digunakan atau diluncurkan ke pasar.
6. Setelah produk diluncurkan, lakukan evaluasi pasca-pengembangan untuk
memantau kinerja produk dan respons pengguna. Tinjau penggunaan produk,
12

tingkat kepuasan, dan umpan balik dari pelanggan. Gunakan informasi ini untuk
melakukan perbaikan lebih lanjut jika diperlukan.

Prosedur ini mencakup langkah-langkah umum yang dapat diterapkan dalam


proses perancangan produk menggunakan aplikasi. Namun, penting untuk diingat
bahwa setiap produk dan proyek dapat memiliki kebutuhan dan tantangan yang
unik, sehingga proses perancangan dapat disesuaikan sesuai kebutuhan spesifik.

Berikut adalah langkah-langkah menggunakan aplikasi solidwork 2019 dari


buka aplikasi, pembuatan part sampai dengan assembly, yaitu sebagai berikut :

1. Klik aplikasi Solidworks 2019

Gambar 2.1 Tampilan Icon Solidworks 2019

2. Kemudian akan muncul tampilan seperti di bawah ini

Gambar 2.2 Tampilan Aplikasi Solidworks 2019

3. lalu pilih part, dan akan muncul tampilan seperti di bawah ini
13

Gambar 2.3 Tampilan Sudah Siap Menggambar

4. Berikut hasil produk yang kami gambar

Gambar 2.4 Gambar Gsometric 1

Gambar 2.5 Gambar Isometric 2


14

D. LEMBAR KERJA
LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PAMULANG
Jl. Witana Harja No. 18B Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Kode
Pos 15417 Telp/Fax. (021)7412566

Email: [email protected]

TUGAS KELOMPOK PRAKTIKUM PERENCANAAN


DAN PERANCANGAN PRODUK

1. Hasil Gambar Design / Referensi Produk

Gambar 2.6 Hasil Gambar

2. Kesimpulan
Kursi ini dirancang untuk menyediakan kenyamanan. Bahan yang digunakan
yaitu bahan berkualitas tinggi menggunakan kayu jati. Kayu jati nya dipernis lalu
di cat dan ukuran kursi kayu yang dibuat yaitu 35 cm X 35 cm X 45 cm.
15
16

E. REFERENSI

Arum Pakar. (2012, November). Pemasaran Berwawasan Masyarakat.


Diakses pada tanggal 11 Juli 2021.

Buchari, Alma, 2007. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa.


Bandung. Alfabeta.

Https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-produk/ Diakses pada tanggal 11


Juli 2021 pukul 17.45

Https://arumpakardoc.blogspot.com/2012/11/pemasaranberwawasanmasyarakat.ht
ml. Diakses pada tanggal 11 Juli 2021.

Jakaria, R. B., & Sukmono, T. (2021). Buku Ajar Mata Kuliah Perencanaan Dan
Perancangan Produk. Umsida Press, 1-107

Kotler, Philip. 2009, Mamanajemen Pemasaran Edisi Ketiga Belas Jilid 1. Jakarta.
Erlangga.

Puji Rahma. (2010, November 13). 5 Konsep Pemasaran. Di akses pada tanggal 11
Juli 2021. Dari http://pujipisces.blogspot.com
PERTEMUAN 3 QUALITY FUNCTION AND DEVLOPMENT
(QFD)

A. TUJUAN PRAKTIKUM

Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai QFD dimana mahasiswa bisa
memahami dan melakukan perbandingan produk yang dibuat dan di bandingkan
kelebihanv dan kekurangannya menggunakan metode QFD.

B. TEORI ATAU PRINSIP DASAR PRAKTIKUM

Quality Function Deployment (QFD) adalah suatu metode standar untuk


perencanaan perbaikan proses produksi melalui pengumpulan informasi mengenai
kebutuhan dan keinginan konsumen.

1. Pengertian QFD (Quality Function Deployment) QFD (Quality Function


Deployment) merupakan metode untuk merancang produk atau layanan
berdasarkan kebutuhan konsumen dan membantu menetapkan standar produk
atau pelayanan yang sesuai.
2. Tujuan QFD (Quality Function Deployment)
Tujuan dari QFD (Quality Function Deployment) adalah untuk menerjemahkan
kebutuhan konsumen menjadi karakteristik produk yang nyata dan
mengidentifikasi area prioritas yang perlu diperhatikan pada proses desain dan
pengembangan.
3. Tahapan QFD (Quality Function Deployment)
Tahapan QFD (Quality Function Deployment) sebagai berikut.

a. Voice of Customer (VOC), pada tahap ini melibatkan pengumpulan VOC


mencakup semua suara pelanggan yang berhubungan dengan produk atau
layanan yang akan dikembangkan.
b. Technical Response, pada tahap ini melibatkan pihak staf yang relevan
untuk memberikan tanggapan terhadap kebutuhan dan harapan pelanggan
yang telah dikumpulkan dalam tahap VOC. Pihak staf ini akan

17
18

memberikan informasi tentang bagaimana keinginan konsumen dapat


diimplementasikan secara teknis.
c. Relationship Matrix, pada tahap ini melibatkan tim QFD dalam
memetakan hubungan antara kebutuhan konsumen (VOC) dengan
tanggapan teknis yang diberikan oleh pihak staf. Matriks ini menunjukkan
sejauh mana setiap tanggapan teknis memenuhi kebutuhan konsumen.
d. Planning Matrix, pada tahap ini melibatkan pembuatan matriks
perencanaan yang berisi informasi penting dari VOC. Matriks ini
mencakup elemen-elemen seperti importance to customer (pentingnya
bagi konsumen), improvement ratio (rasio perbaikan), sales point (nilai
penjualan), target value (nilai target), raw weight (bobot mentah), dan
normalized raw weight (bobot mentah yang dinormalisasi).
e. Technical Correlation, pada tahap ini melibatkan analisis untuk
menentukan korelasi teknis antara berbagai tanggapan teknis yang telah
diidentifikasi dalam tahap sebelumnya. Analisis ini membantu memahami
hubungan antara berbagai tanggapan dan apakah mereka saling
mendukung atau tidak.
f. Technical Matrix, pada tahap ini melibatkan pengembangan matriks teknis
yang bertujua untuk mencapai setiap tanggapan teknis yang telah
ditetapkan. Matriks ini membantu pihak staf yang lebih memahami
kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuan utama yang telah
ditetapkan.
Metode QFD (Quality Function Deployment) menggunakan matriks kualitas
atau HOQ (House of Quality) untuk membantu mengetahui kebutuhan apa saja
yang diinginkan oleh konsumen. Berikut ini model dari HOQ (House of Quality).
19

Gambar 3.1 Model HOQ

4. Kelebihan QFD (Quality Function Deployment) Kelebihan metode QFD


(Quality Function Deployment) diantaranya sebagai berikut. a. Meningkatkan
kepuasan konsumen.
b. Meningkatkan kualitas suatu produk.
c. Meningkatkan produktivitas.
d. Meningkatkan keuntungan perusahaan.
e. Mengurangi biaya perancangan.
f. Memperlancar komunikasi mengenai pengembangan prouk.
g. Kekurangan QFD (Quality Function Deployment)
5. Kekurangan metode QFD (Quality Function Deployment) diantaranya
sebagai berikut.
a. Pengerjaannya membutuhkan waktu yang lama.
b. Perbedaan konsep antara konsumen dan perusahaan.
c. Sulit membedakan kebutuhan konsumen yang bertentangan.
d. Sulit memenuhi kebutuhan konsumen yang berbeda kelompok.
e. Sulit mencapai kesepakatan persyaratan teknis yang bertentangan

C. PROSEDUR DAN MEKANISME PRAKTIKUM


Dibawah ini merupakan langkah-langkah tahapan QFD menurut
safetyculture.com:
a. Perencanaan produk
Pada tahap awal ini, kebutuhan pelanggan diterjemahkan menjadi persyaratan
desain khusus dengan menggunakan House of Quality Matrix. Suara pelanggan
20

atau Voice of Customer (VOC) dikumpulkan melalui berbagai metode seperti


Focus Group Discussion (FGD) dan wawancara. Kemudian, feedback dari
pelanggan dianalisis untuk mengidentifikasi desain penting dan fitur produk. Fase
ini menetapkan dasar untuk seluruh proses QFD, dan dilakukan pemahaman
kebutuhan pelanggan, peluang pasar, dan faktor persaingan. b. Pengembangan
produk
Selama fase ini, tim menentukan persyaratan desain dengan mengidentifikasi
bagian-bagian penting dan perakitan komponen berdasarkan daftar karakteristik
yang diprioritaskan dari fase perencanaan produk. House of Quality Matrix akan
memandu proses menghubungkan kebutuhan pelanggan dengan fitur teknis dan
persyaratan teknis tertentu. c. Perencanaan proses
Langkah ketiga merupakan penentuan proses manufaktur dan perakitan terbaik
untuk memenuhi persyaratan desain yang diidentifikasi dalam fase pengembangan
produk. Tim terkait akan menentukan pedoman operasional, elemen, dan
parameter yang diperlukan untuk produksi yang efisien. d. Rencana produksi
Fase terakhir ini berfokus pada penetapan metode kontrol proses, produksi, dan
proses inspeksi. Langkah-langkah ini memastikan bahwa karakteristik produk
yang diinginkan terpenuhi secara konsisten dan produk dievaluasi serta
ditingkatkan secara berkelanjutan untuk mempertahankan standar kualitas.

D. LEMBAR KERJA
LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PAMULANG
Jl. Witana Harja No. 18B Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Kode
Pos 15417 Telp/Fax. (021)7412566

Email: [email protected]

TUGAS KELOMPOK PRAKTIKUM PERENCANAAN


DAN PERANCANGAN PRODUK
21

Berikut ini adalah Analisi produk Pembuatan Bangku Kayu Satuan yang
kelompok 6 buat menggunakan metode QFD
-Visio.
pada
MS

Gambar 3.2
Hasil Analisa

Gambar33.
Hasil Analisa

KESIMPULAN:

Berdasarkan penelitian di atas analisi produk


bangku
pembuatan
kayu satuan
dengan metode QFD dapat meningkatkan kepuasan konsumen, meningkatkan
mutu atau kualitas suatu produk, meningkatkan keandalan produk, meningkatkan
produktivitas, meningkatkan keuntungan perusahaan, memangkas time to market,
mengurangiya
biaperancangan, dan memperlancar .komunikasi
22

E. REFERENSI
Basuki, M., Aprilyanti, S., Azhari, & Erwin. (2020). Perancangan Ulang Alat
Perontok Biji Jagung dengan Metode
Quality Function Deployment. Jurnal INTECH , 23-30.

Fauzan, F. N., As’ad, N. R., & Rukmana, A. N. (2023). Perancangan Meja Makan
Multifungsi dengan Menggunakan Metode Quality Function
Deployment dan Antropometri. Jurnal Riset Teknik Industri, 35-4

Irawati, D. Y,. Singgih, M. L & Syarudin, B. (2014). INTEGRASI QUALITY


FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DAN CONJOINT
ANALYSIS UNTUK MENGETAHUI PREFERENSI
KONSUMEN. Jurnal Optimasi Sistem Industri.

Indriya, A. F. (2018). House of Quality Sebagai Pengendalian Kualitas Layanan


di Lembaga Pendidikan Muhammadiyah. Jurnal Pemikiran
Pendidikan, 100 – 122.

Nurhayati, E. (2022). Pendekatan Quality Function Deployment (QFD) dalam


proses pengembangan desain produk Whiteboard Eraser V2. Jurnal
Desain Produk (Pengetahuan dan Perancangan Produk).

Setiawan, M., & Wahyuni, H. C. (2023). Analisis Kualitas Layanan Restoran


dengan Metode Service Quality, Importance Performance Analysis
Dan Quality Fuction Deployment. Journal of Industrial View.

Setyabudhi, A. L. (2020). Analisis Pengembangan Produk Charger Handphone


Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment
(QFD). Engineering And Technology International Journal.
PERTEMUAN 4 TAHAPAN PERENCANAAN DAN
PERANCANGAN PRODUK

A. TUJUAN PRAKTIKUM

Pada pertemuan ini akan dibahas mengenai tahapan perencanaan dan


perancangan produk dengan menggunakan aplikasi SolidWorks dengan tujuan
tahapan untuk dapat merancang dan perkambangan produk yang belum ada
sebelumnya.

B. TEORI ATAU PRINSIP DASAR PRAKTIKUM

Terdapat beberapa tahapan yang sering digunakan dalam perancangan


produk. tahapan umum dalam perancangan produk:

1. Pemahaman Kebutuhan: Tahap awal dalam perancangan produk adalah


memahami kebutuhan pengguna dan pasar. Ini melibatkan melakukan riset pasar,
mengumpulkan informasi tentang target pasar, serta menganalisis kebutuhan dan
preferensi pengguna potensial.
2. Penentuan Tujuan: Setelah memahami kebutuhan pengguna, langkah
selanjutnya adalah menetapkan tujuan perancangan. Tujuan ini harus mencakup
aspek fungsional, estetika, keberlanjutan, dan persyaratan lain yang relevan
dengan produk yang akan dirancang.
3. Ideasi: Tahap ini melibatkan proses menghasilkan sebanyak mungkin ide
dan konsep desain yang berpotensi memenuhi kebutuhan dan tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Metode yang umum digunakan termasuk brainstorming,
analisis kompetitor, dan referensi dari produk sejenis.
4. Konsep Desain: Ide-ide yang dihasilkan dari tahap sebelumnya kemudian
diubah menjadi konsep desain yang lebih konkret. Konsep desain dapat berupa
sketsa tangan, mock-up, atau model prototipe awal yang sederhana.
5. Evaluasi dan Seleksi: Pada tahap ini, konsep desain dievaluasi berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Evaluasi melibatkan pemilihan konsep
desain yang paling sesuai dan memenuhi kebutuhan dan tujuan yang telah
24

23

ditetapkan. Proses ini dapat melibatkan studi pasar lanjutan, uji coba pengguna,
dan analisis biaya-manfaat.
6. Pengembangan: Setelah konsep desain terpilih, tahap pengembangan
dimulai. Ini melibatkan pengembangan desain yang lebih detail, termasuk
pemilihan bahan, teknologi, proses produksi, dan aspek teknis lainnya. Prototipe
yang lebih canggih dan fungsional dapat dibuat pada tahap ini.
7. Pengujian dan Validasi: Prototipe yang telah dikembangkan harus diuji
untuk memastikan kinerja, keamanan, dan keandalannya sesuai dengan spesifikasi
yang telah ditetapkan. Pengujian dapat melibatkan pengujian laboratorium, uji
coba lapangan, dan pengumpulan umpan balik dari pengguna.
8. Perbaikan dan Optimalisasi: Berdasarkan hasil pengujian dan umpan balik
pengguna, perbaikan dan perubahan dilakukan pada desain produk. Hal ini
melibatkan iterasi dan penyempurnaan desain untuk memastikan produk
memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
9. Produksi dan Skala: Setelah desain produk dikonfirmasi dan dioptimalkan,
tahap produksi dimulai. Proses produksi dapat melibatkan pemilihan pemasok,
perencanaan produksi, dan pengawasan kualitas. Jika perlu, skalabilitas produksi
juga dipertimbangkan.
10. Peluncuran dan Pasar: Tahap terakhir adalah peluncuran produk ke pasar.
Ini melibatkan strategi pemasaran, distribusi produk, dan dukungan pelanggan.
Monitoring kinerja produk juga penting untuk mendapatkan umpan balik dan
melakukan perbaikan jika diperlukan.Perancangan produk merupakan sebuah
langkah strategis untuk bisa menghasilkan produk – produk industri yang secara
komersial harus mampu dicapai guna menghasilkan laju pengembalian modal
(rate of return on investment). Disini diperlukan penyusunan konsep produk –
baik produk baru mapun produk lama yang akan dimodifikasi menjadi sebuah
produk baru dalam bentuk rancangan teknik (engineering design) dan juga
rancangan industrial (industrial design) untuk memenuhi kebutuhan pasar
(demand pull) atau dilatarbelakangi oleh adanya dorongan memanfaatkan inovasi
teknologi (market push). Tahapan perancangan produk dapat bervariasi tergantung
pada jenis produk yang akan dirancang dan pendekatan yang digunakan oleh
perusahaan atau individu..
26

C. PROSEDUR DAN MEKANISME PRAKTIKUM

Dalam melakukan praktikum Perencanaan dan Perancang Produk aplikasi


yang digunakan adalah Solidworks 2019 dengan menggunakan laptop. Dan
berikut adalah langkah-langkah menggunakan aplikasi solidwork 2019 dari buka
aplikasi, pembuatan part sampai dengan assembly, yaitu sebagai berikut: 1. Klik
aplikasi Solidworks 2019

Gambar 4.1 Tampilan Icon Solidworks 2019

2. Kemudian akan muncul tampilan seperti di bawah ini

Gambar 4.2 Tampilan Aplikasi Solidworks 2019


27

3. lalu pilih part, dan akan muncul tampilan seperti di bawah ini

Gambar 4.3 Tampilan sudah siap Menggambar

4. Berikut hasil produk yang kami gambar

Gambar 4.4 Gambar kursi kayu isometric


5. Berikut hasil produk dengan berbagai view
28

Gambar 4.5 gambar kursi berbagai view


D. LEMBAR KERJA
LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PAMULANG
Jl. Witana Harja No. 18B Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Kode
Pos 15417 Telp/Fax. (021)7412566

Email: [email protected]

TUGAS KELOMPOK PRAKTIKUM PERENCANAAN


DAN PERANCANGAN PRODUK

1. Hasil OPC Kursi Kayu Satuan

Gambar 4.6 Hasil OPC

2. Hasil Bill Of Material (BOM)


29

Gambar 4.7 Hasil Bill Of Material


30

3. HasilDrawing 2D

Gambar.84 Hasil Drawing 2D

4. Kesimpulan
Kursiinidirancang
untukmenyediakan
kenyamanan. Bahan yang digunakan
yaitu bahan berkualitas tinggi menggunakan kayu jati. Kayu jati nya dipernis lalu
di cat dan
ukuran kursi kayu yang yaitu
dibuat35 cm X 35 cm X 45 cm
31

E. REFERENSI
Fathoni, M. A. (2018). Konsep pemasaran dalam perspektif hukum Islam.
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah, 9(1), 128-146.

Karl T. Ulrich, Steven D. Eppinger, Maria C. Yang (2020). "Product Design and
Development Fundamentals". Wiley.

Otto, K.N., & Wood, K.L. (2019). Product Design: Techniques in Reverse
Engineering and New Product Development. Pearson.

Pahl, G., Beitz, W., Feldhusen, J., & Grote, K.H. (2017). Engineering Design: A
Systematic Approach. Springer.

Ulrich, K.T., & Eppinger, S.D. (2017). Product Design and Development.
McGraw-Hill Education.

Ulrich, K.T., and Eppinger, S.D. (2018). Product Design and Development.
McGraw-Hill Education.

Ullman, D.G. (2018). The Mechanical Design Process. McGraw-Hill Education.


32
PERTEMUN 5 DESIGN FOR MANUFACTURING (DFM)

A. TUJUAN PRAKTIKUM

Pada pertemuan 5 ini akan dijelaskan mengenai transportasi. Mahasiswa


diharapakan mampu menganalisis dan menerapkan sistem perencanaan dan desain
yang baik sebelum dilakukan produksi dan disimulasikan menggunakan aplikasi
atau dengan software design solidwork 3d engineering.

B. TEORI ATAU PRINSIP DASAR PRAKTIKUM

Design For Manufacturing (DFM) adalah sebuah metode untuk


menurunkan biaya produksi dengan cara mengestimasi biaya manufaktur melalui
pengurangan biaya komponen, biaya perakitan, dan biaya pendukung produksi
lainnya berdasarkan data usulan desain tanpa mengesampingkan kualitas produk.
DFM memanfaatkan beberapa informasi, diantaranya sketsa, gambar, spesifikasi
produk, dan alternatif design. Biaya manufaktur / biaya produksi (manufacturing
cost) adalah faktor kunci dari keberhasilan produk secara ekonomi. Keberhasilan
secara ekonomis tergantung pada profit margin yang diperoleh pada tiap penjualan
produk dan berapa banyak produk yang terjual. Karena hal tersebut, aspek yang
berkaitan dengan biaya produksi dapat mempengaruhi konsep produk dan metode
produksinya.

Design for manufacturing (DFM) adalah suatu praktek pengembangan


perancangan yang menekankan pada hal-hal yang berhubungan dengan
manufacturing, hasil dari metode DFM diantaranya

1. Rancangan yang dibuat berdasarkan latar belakang masalah


2. Sebagai pengganti sistem rancangan sebelumnya yang belum efektif
3. Keefektifan rancangan dalam suatu proses
4. Mengurangi biaya assembling, rancangan, dan lain-lain
Design for Manufaturing (DFM) membutuhkan suatu tim yang secara
fungsional saling berhubungan. Perancangan untuk proses manufaktur merupakan
34
30

salah satu dari pelaksanaan yang paling terintegrasi yang terlibat dalam
pengembangan produk. DFM menggunakan informasi dari berbagai tipe,
diantaranya :
1. Sketa, gambar, spesifikasi produk, dan alternatif – alternatif rancangan.
2. Suatu pemahaman detail tentang proses produksi dan perakitan.
3. Perkiraan biaya manufaktur, volume produksi, dan waktu peluncuran produk.

Oleh karenanya, DFM membutuhkan peran serta yang sangat baik dari
anggota tim pengembang. DFM umumnya membutuhkan ahli – ahli :
1. Insinyur manufaktur
2. Akutansi biaya
3. Personil produksi
4. Perancang produk
DFM dimulai selama tahap pengembangan konsep, sewaktu fungsi – fungsi
dan spesifikasi produk ditentukan. Ketika melakukan pemilihan terhadap suatu
konsep produk, biaya hampir selalu merupakan satu kriteria untuk pengambilan
keputusan, walaupun perkiraan biaya pada tahap ini sangatlah subyektif dan
merupakan pendekatan. Ketika spesifikasi produk difinalisasi, tim pembuat pilihan
(trade – off) diantaranya karakteristik kinerja yang diinginkan. Penerapan DFM
yang efektif akan mendukung biaya produksi yang murah tanpa mengorbankan
kualitas produk. Ketika memilih konsep produk, biaya hampir selalu menjadi
salah satu kriteria di mana keputusan dibuat, sifatnya sangat subjektif dan hanya
berupa perkiraan. Berikut lima langkah ditambah aliterasi untuk metode DFM,
untuk aliran proses metode DFM : a. Membuat perkiraan untuk biaya produksi
b. Mengurangi biaya pada setiap komponen
c. Mengurangi biaya pada proses perakitan
d. Mengurangi biaya pendukung produksi
e. Mempertimbangkan dampak dari metode DFM pada faktor lainnya.

1.1 Membuat perkiraan untuk biaya produksi


Biaya produksi adalah jumlah dari semua biaya pengeluaran untuk input dari
sistem dan biaya yang timbul dari waste (Ulrich & Eppinger, 2008). Yang
termasuk input diantaranya, bahan baku, komponen yang dibeli, upaya karyawan,
energi dan peralatan. Ada beragam cara untuk mengklasifikasikan biaya, salah
satunya adalah :
35
1. Unit Manufacturing Cost
Perusahaan umumnya menggunakan unit manufacturing costs, yang dihitung
dengan membagi biaya produksi total untuk beberapa periode (biasanya
seperempat atau satu tahun) dengan jumlah unit produk yang diproduksi selama
periode itu (Ulrich & Eppinger, 2008).
Biaya unit manufaktur produk terbagi dalam tiga kategori, diantaranya :
a. Biaya Komponen
Komponen dari produk mungkin termasuk pembelian standard parts dari
pemasok. Komponen lain adalah custom parts, dibuat sesuai dengan desain
produsen dari bahan baku seperti, sheet steel, plastik, pellets, atau batangan
alumunium .
b. Biaya Perakitan.
Proses perakitan dikenakan biaya tenaga kerja dan juga mungkin akan
dikenakan biaya untuk peralatan dan perkakas. c. Biaya Overhead
Overhead digunakan untuk mencakup biaya tambahan lain dalam proses
produksi. Terdiri dari dua tipe, yaitu supports costs dan alokasi biaya tidak
langsung lainnya. Support costs adalah biaya yang terkait dengan penanganan
material, jaminan kualitas, pembelian, pengiriman, penerimaan, fasilitas, dan
pemeliharaan peralatan / perkakas. Merupakan sistem pendukung yang diperlukan
untuk memproduksi produk, dan biaya ini sangat tergantung pada desain produk.
Biaya tidak langsung adalah biaya manufaktur yang tidak dapat langsung
dihubungkan dengan produk tertentu tetapi yang harus dibayar untuk berada dalam
bisnis. Karena biaya tidak langsung tidak secara khusus terkait dengan desain
produk, mereka tidak relevan dengan DFM, meskipun mereka berkontribusi pada
biaya produk. 1. Fixed Cost versus Variable Costs
Fixed costs adalah biaya yang dikeluarkan dalam jumlah yang telah
ditetapkan, terlepas dari berapa banyak unit produk yang diproduksi. Ketika
mempertimbangkan biaya sebagai biaya tetap, rentang dari jumlah produksi dan
waktu dianggap harus ditentukan. Variable costs adalah adalah biaya yang terjadi
dalam proporsi langsung dengan jumlah unit yang diproduksi. Assembly labour
kadang-kadang dianggap sebagai biaya variabel juga karena banyak perusahaan
dapat menyesuaikan operator perakitan dengan menggeser pekerja ke daerah lain
dalam waktu singkat.
2. The Bill of Materials (BOM)
Bill of Materials adalah daftar masing-masing komponen individu dalam
produk. BOM dibuat menggunakan format indentasi di mana perakitan
36
diilustrasikan oleh indentasi komponen dan nama sub perakitan. Berikut contoh
BOM beserta biaya fixed costs, variable costs dan biaya overhead.

1.2 Mengurangi biaya pada setiap komponen


Pada tahap ini dijelaskan beberapa strategi untuk meminimalkan biaya
komponen. Beberapa strategi untuk mengurangi biaya komponen diantaranya,
melakukan desain ulang untuk mengurangi tahapan proses, melakukan analisis
skala ekonomi, serta menggunakan komponen dan proses yang standar

1.3 Mengurangi biaya perakitan


Beberapa pendekatan untuk mengurangi biaya perakitan adalah dengan
mengintegrasikan part, memaksimalkan kemudahan perakitan serta
mempertimbangkan customer assembly

1.4 Mengurangi biaya pendukung produksi


Salah satu aspek yang penting dari DFM adalah mengantisipasi kemungkinan
kesalahan produksi (Ulrich & Eppinger, 2008). Strategi ini disebut dengan error
proofing. Salah satu jenis kesalahan adalah yang disebabkan karena part-part yang
sedikit berbeda ukuran, mirror image, ataupun part yang memiliki sedikit
perbedaan pada komposisi material. Pendekatan untuk menghindari kesalahan
produksi adalah dengan menghilangkan perbedaan atau dengan memberi identitas
kepada part-part tersebut.
1.5 Mempertimbangkan dampak dari metode DFM pada faktor lainnya
Meminimalkan biaya produksi bukan satu-satunya tujuan dari proses
pengembangan produk (Ulrich & Eppinger, 2008). Faktor lain yang penting untuk
dipertimbangkan adalah pengaruh DFM terhadap waktu dan biaya pengembangan
produk, serta kualitas produk.
1.6 Perhitungan Harga Jual
Harga jual adalah besarnya harga yang akan dibebankan kepada konsumen
yang diperoleh atau dihitung dari biaya produksi ditambah biaya nonproduksi dan
laba yang diharapkan (Mulyadi 2005). Perhitungan harga jual adalah sebagai
berikut :

Gamba 5.1 Perhitungan Harga Jual


37
C. PROSEDUR DAN MEKANISME PRAKTIKUM
Dalam prosedur praktikum ini, mahasiswa harus sudah memahami apa yang
akan di persiapkan, diantaranya menyiapkan bahan kerja yang sudah dibuat
sebelumnya untuk proses manufacturing. Lalu hal lain yang di persiapkan yaitu :

1. Gambar kerja hasil rancangan


2. Material yang dibutuhkan
3. Alat untuk melakukan pramodel dengan tooling yang sudah disediakan di lab
4. Persiapkan semua perlatan untuk melakukan kegiatan praktikum
5. Menganalisa biaya proses manufacturing dengan memnggunakan software
engineering solidwork termasuk biaya part dan asembling analisis
Detail-desain dalam sistem produk manufacturing adalah untuk
mempermudah informasi yang disampaikan, untuk proses produksi dan
menganalisa biaya yang akan timbul dari proses produksi. Dalam praktikum ini
membuat desain lengkap dengan semua unsur yang dibutuhkan dalam dalam
perancangan produk, baik untuk desain untuk manufacturing ataupun desain untuk
desain assembling. Berikut detail dari design solidworks 2019 yaitu sebagai
berikut :
6. Klik aplikasi Solidworks 2019

Gambar 5.2 Tampilan Icon Solidworks 2019

7. Kemudian akan muncul tampilan seperti di bawah ini


38

Gambar 5.3 Tampilan Aplikasi Solidworks 2019

8. Lalu pilih assembly, lalu cari file yg ingin dibuka, dan akan muncul tampilan
seperti di bawah ini

Gambar 5.4 Tampilan Gambar dengan BOM

9. Tekan evaluate, lalu pilih costing paling ujung pada solidworks 2019

Gambar 5.5 Gambar Icon Evaluate

5. Maka setelah itu aplikasi akan menghitung berapa costing untuk produk yang
dibuat.
39
D. LEMBAR KERJA

LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS PAMULANG
Jl. Witana Harja No. 18B Pamulang, Tangerang Selatan,
Banten, Kode Pos 15417 Telp/Fax. (021)7412566
Email: [email protected]
TUGAS KELOMPOK PRAKTIKUM PERENCANAAN
DAN PERANCANGAN PRODUK

1. Hasil Costing dari kursi kayu

Gambar 5.6 Hasil Costing

2. Kesimpulan
Jadi, hasil costing dari produk kursi kayu satuan yang dibuat adalah seharga
Rp. 78.000.

E. REFERENSI
Azalia, M., & Mendrofa, L. (2023, October). Perbaikan Produk Blender Portable dengan
Menggunakan Metode Design for Manufacturing and Assembly (DFMA). In
40
Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE) (Vol. 6, No. 1, pp. 150-
156).

Chrispambayun, M. F. (2017). Design For Manufacturing n Produk Keramik Dinding


Berornamen Islamic (Doctoral dissertation, UAJY).

Ginting, R., & Wibowo, C. (2020, November). Perbaikan Proses Produksi Karung Goni
Plastik dengan Metode Design For Manufacturing (DFM). In Talenta Conference
Series: Energy and Engineering (EE) (Vol. 3, No. 2).

Handoko, R. (2015). Perbaikan Fabrikasi Pallet Box Dengan Design for Manufacturing
(Dfm) Untuk Meminimasi Biaya Produksi Dan Kualitas. JURNAL TEKNIK
INDUSTRI, 5(3). Manuho, P., Makalare, Z., Mamangkey, T., & Budiarso, N. S.
(2021). Analisis Break Even Point (BEP). Jurnal Ipteks Akuntansi Bagi
Masyarakat, 5(1), 21-28.

Handoko, R. (2022). Perancangan model Design for Manufacturing (DFM) Untuk


meminimasi biaya produksidan biaya kualitas. THESIS-2016.

Intani, A. E. (2017). Design for Manufacturing (DFM) untuk Meminimasi Biaya Produksi
dan Kualitas (Studi Kasus Pallet Box Fabrication Section PT Saptaindra Sejati).
Jurnal Operations Excellence: Journal of Applied Industrial Engineering, 9(2),
124-139.

Maeratnasari, D., & Azwir, H. H. EFISIENSI BIAYA PRODUKSI BAUT UMP 5X28 MC3
UR DENGAN METODE DESIGN FOR MANUFACTURING.

Malik, A. F. (2016). Perbaikan Proses Produksi Wastafel dengan Pendekatan Quality


Function Deployment dan Design for Manufacturing pada PT. Prima Indah
Saniton (Doctoral dissertation, Universitas Sumatera Utara).

MIFTAHUDIN, N. (2012). DESIGN FOR MANUFACTURING (DFM) PADA PERBAIKAN


RANCANGAN PRODUK KROMATOGRAFI RADIAL (Doctoral dissertation, UIN
SUNAN KALIJAGA).

Nurhayani, N. (2018). Perancangan Rangkaian Cutter Pada Mesin Tenun Sunglee Bagian
Unit Iii Dengan Metode Design For Manufacturing (Dfm) Di Pt. A. NUSTRIAL,
1(1).
PERTEMUAN 6 TOOLING

A. TUJUAN PRAKTIKUM

Pada modul ini akan dijelaskan perancangan lanjutan dari konsep yang
sudah dibuat dari awal. Agar pemahaman dan perkembangan lebih baik maka
konsep dari awal dibuat harus sama dan konsisten, sehingga rancangan bisa
berjalan dengan baik dan bisa diproses lebih lanjut untuk proses produksi.
Praktikum ini agar mahasiswa bisa menggunakan alat sederhana yang sudah di
sedian pada praktikum ini. Alata yang digunakan adalah: Mesin potong, bor,
mesin ampelas, mesin pola, kompresor, hot gan, spray gan dan lain- lain.

B. TEORI ATAU PRINSIP DASAR PRAKTIKUM

Proses Pengembangan Produk Bankgku Kayu


Bangku Kayu umumnya menggerakkan proyek pengembangannya berdasarkan
kebutuhan pasar yang dirasakan dan memanfaatkan teknologi baru atau yang
sudah ada untuk memenuhi kebutuhan itu.

Keunggulan kompetitifnya muncul dari saluran pemasaran yang sangat


efektif di seluruh dunia, pengakuan merek yang kuat, basis peralatan yang
sederhana, dan kemampuan untuk mengintegrasikan teknologi sederhanas ke
dalam lini produknya. Karena alasan ini, proses dorongan teknologi tidak akan
sesuai. Sebagian besar produk Toys dirakit dari komponen yang dibuat dengan
proses yang relatif sederhana dengan menggunakan bahan dasar dari limbah kayu,
permesinan, dan perakitan dengan menggunakan alat sederhana. Produk pada
umumnya disesuaikan untuk pelanggan tertentu dalam penjualan akhir dan proses
pemasangan, sehingga proses pengembangan di Toys terutama ditujukan untuk
menciptakan model produk baru, bukan pada penyesuaian model yang sudah ada.
Oleh karena itu Toys membentuk proses pengembangan produk umum yang mirip
dengan proses bertahap generik.

39
42

Alur proses Toys yang dihasilkan diilustrasikan. Perhatikan bahwa ada


beberapa pase dalam pengembangan produk mainan ini, dengan enam fase (dari
definisi konsep hingga verifikasi proses) yang terdiri dari kegiatan proses
pengembangan produk mendasar. Setiap fase diikuti oleh tinjauan kritis (disebut
Rally Point), yang diperlukan untuk mendapatkan persetujuan untuk melanjutkan
ke fase berikutnya.(Fries, 2012).

Gambar 6.1 Pase Persetujuan Desain

C. PROSEDUR DAN MEKANISME PRAKTIKUM

Dalam prosedur parktikum pada pertemuan ini adalah menggunakan mesin


yang digunakan untuk membuat produk, dimana alat ini harus menjalankan
prosedur dengan baik agar pada saat praktikum tidak terjadi kecelakaan kerja.
Pembuatan model yang sudah dirancang sebelumnya dengan menggunakan mesin
sederhana untuk membuat prototype dari rancangan yang sudah dibuat pada
praktikum sebelumnya. Alat yang digunakan adalah:

1. Meteran
Dimana meteran untuk mengukur benda kerja dengantoleransi yang besi

Gambar 6.2 Alat Ukur Meteran

2. Jangka sorong
Dimana alat ukur ini mempunya toleransi yang cukup lebih detail
dibandingkan dengan alat ukur sebelumnya. Dapat di lihat pada gambar dibawah
ini:
43

Gambar 6.3 Jangka Sorong

3. Ragum

Ragum adalah suatu alat penjepit untuk menjepit benda kerja yang akan
dikikir, dipahat,digergaji,ditap,disney,dan lain-lain. Dengan memutar tangkai
(handle) ragum, maka mulut ragum akan menjepit atau membuka/melepas benda
kerja yang sedang dikerjakan. Dapat di lihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 6.4 Ragung

4. Mesin Gergaji

Mesin gergaji yang bergerak naik turun, biasa digunakan untuk memotong
kayu terutama untuk membentuk potongan yang berlekuk-lekuk. Karena
blade/pisau nya yang tipis mesin potong ini kurang cocok untuk memotong papan
tebal karena akan menghasilkan potongan yang kurang rata. Dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:
44

Gambar 6.5 Meain Gergaji

5. Mesin bor tangan

Mesin bor tangan adalah mesin yang pengoperasiannya dengan


menggunakan tangan dan bentuknya mirip pistol. Mesin bor tangan biasanya
digunakan untuk melubangi kayu, tembok maupun pelat logam. Dapat dilihat
pada gambar di bawah ini:

Gambar 6.6 Mesin Bor

6. Kuas cat
Kuas Cat sangat diperlukan untuk kegiatan mengecat. Tidak hanya pada
kegiatan mengecat rumah. Brush cat sendiri memiliki banyak ukuran. Hal ini
disesuaikan dengan tujuan dari penggunaan brush cat tersebut. Peralatan kuas ini
dipakai untuk mengaplikasikan cat pada dinding yang luasnya tidak terlalu besar.

Gambar 6.7 Kuas Cat


45

7. Mesin Amplas

Mesin amplas adalah alat dengan daya untuk menghaluskan permukaan


dengan gesekan dengan amplas. Alat ini memiliki media untuk memasang
amplas dan mekanisme untuk menggerakkan dengan cepat dalan suatu rangka
untuk dipegang dengan tangan atau dipasang pada meja kerja. Dapat dilihat pada
gambar dibawah ini:

Gambar 6.8 Mesin Amplas

8. Palu

Palu adalah alat atau perkakas yang dapat berfungsi untuk memaku,
menempa logam, memperbaiki suatu benda. Dapat dilihat pada gambar dibawah
ini:
46

Gambar 6.9Palu

9. Tinner

Fungsinya yang penting adalah untuk mengencerkan cat, menurunkan viskositas,


dan meningkatkan volume cat. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 6.10 Tinner

Rancangan produk yang aka dibuat pada proses ini adalah produk bangku
yang terbuat dari kayu. Seperti terlihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 6.11 Contoh Produk Bangku Kayu


47

D. LEMBAR KERJA
LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PAMULANG
Jl. Witana Harja No. 18B Pamulang, Tangerang Selatan,
Banten, Kode Pos 15417 Telp/Fax. (021)7412566
Email: [email protected]
TUGAS KELOMPOK PRAKTIKUM PERENCANAAN
DAN PERANCANGAN PRODUK

Dokumentasi setiap penggunaan alat praktikum

Tahapan Penyelesaian Masalah :

Tabel 7.1 Alat dan Bahan

No Alat & Bahan Deskripsi Fungsi / Kegunaan


1. Palu Berbahan dasar Untuk membatu
besi sifatnya dalam proses
keras , palu yang perekatan atau
dibutuhkan pemasangan setiap
berukuran sedang komponen dengan
paku pada bangku
2. Gergaji Kayu Berbahan dasar besi Untuk memotong
dan bersifat tajam setiap bagian pada
kayu atau balok
sesuai ukuran dan
bentuk
3. Meteran Dengan panjang total Untuk membantu
5M, mudah di pakai, dalam proses
ringan dan kecil pengukuran pada
stiap part
komponen bangku
4. Mesin Serut Mesin bertenaga Untuk menghaluskan
listrik, permukaan pada
mengunakan mata kayu agar nyaman
pisau yang tajam saat di sentuh
serta tipis
5. Spidol Berwarna hitam, Untuk menandai
berukuran sedang, ukuran yang sudah
tidak permanent ditentukan pada
proses pengukuran
6. Kuas Menggunakan kuas Untuk membantu
berukuran besar dan dalam
kecil proses pengecatan
48

pada bagian bagian


tertentu

7. Tiner Bahan campuran Untuk melarutkan


pada cat dan mengencerkan
cat
8. Cat Bahan dasar untuk Untuk memberi
mewarnai warna pada
setiap bagian
bangku
9. Paku Berbahan dasar Untuk
besi , merekatakan setiap
menggunkan paku bagian pada
berukuran kecil bangku
dan sedang
10. Kayu Balok Kayu Jati Untuk pembuatan
rangka utama pada
bangku
11. Papan Kayu Jati Untuk bagian
sandaran dan alas
duduk bangku
12. Mesin Hamplas Mesin listrik Untuk
dengan silinder menghaluskan
berbahan dasar permukaan kayu
kasar

E. KESIMPULAN

Proses pengelolaan kayu hingga sampai pembuatan kursi, dibutuhkan


ketelitian dalam mengukur, memotong, menghaluskan permukaan kayu, serta
pembuatan pen dan lubang pen tersebut melaksanakan praktek kerja kayu.
Sehingga setiap mahasiswa mampu mengerjakan praktek kerja kayu dasar
dengan benar serta paham dan mengerti prosesnya dan dituntut untuk benar
benar bisa menguasai teknik dasar dalam pengelolaan kayu baik dari alat
maupun bahan hingga mampu mengaplikasikan hingga pembuatan kursi
tersebut.

-
49

E. REFERENSI
All, T. B., Tutorial, S. D., Surfaces, E., Surfaces, R., Surfaces, S., Surfaces, L., …
Holes, D. (n.d.).

Berhanu, A., Deberie, T., & Deberie, T. (n.d.). BASIC TECHNICAL Student
Textbook.

Bromley, R. C., & Bottomley, E. (1994). Failure modes, effects and criticality
analysis (FMECA). IEE Colloquium (Digest), (52).
https://doi.org/10.1002/9781118312575.ch12

DESIGN FOR MANUFACTURE (DFM) AND DESIGN FOR ASSEMBLY (DFA)


Bibliography Anderson, D.M.,. (2005). 1–17.

Fries, R. (2012). The Product Design and Development Process. In Reliable


Design of Medical Devices, Third Edition. https://doi.org/10.1201/b12511-

Li, J. Z. (n.d.). Analysis , and Prototype Experimentation.

Maritan, D., & Maritan, D. (2015). Quality Function Deployment (QFD):


Definitions, History and

Models. In Practical Manual of Quality Function Deployment.


https://doi.org/10.1007/978-3-319-08521-0_1

Maurya, A. (2012). Running Lean: Iterate from Plan A to a Plan That Works. In
Science of Aging

Knowledge Environment. https://doi.org/10.1126/sageke.2002.20.nw68

Olsen, D. (2015). The Lean Product Playbook, How To Innovate with Minimum
Viable Products and
50
PERTEMUAN 7
KONSEP DESIGN FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS
(DFMEA)

A. TUJUAN PRAKTIKUM

Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai peramalan produksi. Setelah


menyelesaikan perkuliahan, mahasiswa diharapkan mampu memahami bagaimana
menganalisa sebuah masalah dengan menggunakan metode FMEA.

B. TEORI ATAU PRINSIP DASAR PRAKTIKUM

DFMEA adalah singkatan dari (Design Failure Mode Effects Analysis).


DFMEA adalah aplikasi FMEA terutama untuk desain produk. Ini dimulai pada
tahap pengembangan konsep. Ini adalah prosedur yang pada dasarnya digunakan
dalam rekayasa untuk mengeksplorasi kemungkinan kegagalan desain dalam
situasi atau penggunaan dunia nyata. Ini adalah dokumen yang mengkompilasi
fungsi- fungsi utama dalam desain dan menganalisis potensi penyebab kegagalan
mode. Setelah penyebab mode kegagalan diidentifikasi, tim mencoba untuk
mengurangi penyebab kegagalan melalui penerapan tindakan pencegahan.

DFMEA merupakan analisa model-model kegagalan yang dapat terjadi


akibat desain produk. DFMEA hampir sama dengan PFMEA. Perbedaannya
adalah bahwa PFMEA untuk analisa proses, sedangkan DFMEA lebih fokus pada
desain produk. Output dari DFMEA digunakan untuk analisa PFMEA. Hubungan
kedua dokumen ini sangat penting untuk dapat menghasilkan produk sesuai desain
awal. Misalnya failure mode pada DFMEA dan failure mode pada PFMEA dapat
menghasilkan potential effect yang sama. Dalam hal ini, efek dari design failure
mode harus bisa ditunjukkan pada potential effect dan nilai Severity dari DFMEA
dan PFMEA. Memang tidak semua elemen pada
DFMEA akan terlihat langsung hubungannya dengan elemen pada PFMEA,

48
52

karena fokusnya berbeda. Informasi dari setiap kolom tidak selalu sama. Misalnya
potential design failure mode tidak sama dengan potential process failure mode,
potential desaign cause tidak sama dengan potential process cause. Akan tetapi
dengan membandingkan keseluruhan isinya, kita biasa mendapatkan
hubungannya. Misalnya hubungan dalam hal special charactestic di
DFMEA dan PFMEA.

Bentuk kegiatan FMEA tidaklah baku. Setiap perusahan memiliki bentuk


masing-masing untuk mencerminkan kepentingan organisasi dan permasalahan
pada pelanggan. Arahan kriteria nilai setiap perusahaan mencerminkan
kepentingan organisasi, proses, produk dan kebutuhan pelanggan.

Langkah-langkah FMEA antra lain adalah sebagai berikut:


1. Persiapan Pelaksanaan FMEA dan Menentukan Proses yang Mempunyai
Resiko Tinggi
2. Menyusun Diagram Proses
3. Potential Failure Modes dan Menentukan Efeknya
4. Menentukan Prioritas
5. Mengidentifikasi Akar Penyebab Masalah (Root Causes) dari Failure Modes
6. Membuat Rancangan Ulang
7. Analisis
8. Pengujian Terhadap Proses

Seperti proses apa pun, DFMEA tunduk pada beberapa tingkat kesalahan
pengguna. Beberapa penyimpangan yang jelas termasuk tidak pernah
mereferensikan atau memperbarui dokumentasi DMFEA atau menerapkan analisis
secara tidak konsisten. Secara prosedural, ada sejumlah kesalahan langkah yang
juga bisa terjadi antara lain:
1. Kesalahpahaman ruang lingkup dan tujuan DFMEA
2. Melewati proses kontrol desain
3. Melewati mode kegagalan dan pemisahan sebab dan akibat
4. Mode Kegagalan & proses Analisis Efek
Beberapa kesalahan ini mungkin disebabkan oleh pengguna yang mencoba
menghemat waktu selama proses DFMEA yang panjang. Dengan perangkat lunak
analisis desain otomatis Ansys Sherlock , pengguna dapat menghemat waktu
pengujian DFMEA tanpa mengorbankan kualitas atau hasil.
53

C. PROSUDER DAN MEKANISME PRAKTIKUM


1. Berikut tampilan template FMEA yang kami pakai.

Gambar 7.1 Tampilan Template FMEA

2. Untuk membuat rencana, isilah semua item dari kolom A asmpai H.


3. Buat daftar potensi kegagalan yang dapat terjaadi disetiap langkah, dikolom
B
4. Untuk FMEA normal nilai pengukurannya adalah 1 hingga 10, tetapi kami
membuat template FMEA dengan nilai pengukurannya 1 hingga 5 (kami
sederhanakan).
5. Masukkan angka dari 1 hingga 5 untuk 'Keparahan, Kejadian, Deteksi' di
Kolom D, F, dan H. (5 adalah yang tertinggi
6. Selama waktu tersebut, lihat jawaban Anda di setiap kolom sebelumnya.
7. Urutkan seluruh tabel menurut kolom RPN dalam urutan menurun di Kolom I
dan periksa item prioritas tinggi Anda.
8. Masukkan Kolom J dan K, cetak lembar ini dan minta orang yang
bertanggung jawab melakukan tindakan yang Anda buat.
9. Minta mereka melaporkan setiap penyelesaian dan mencatatnya di Kolom L.
10. Evaluasi kembali semua mode kegagalan 'Keparahan, Kejadian, Deteksi' dan
lihat lagi 'Nomor Prioritas Risiko' (Kolom M sampai P).
11. Jika diperlukan tindakan lebih lanjut, tulis di kolom komentar dan lakukan.
54

D. LEMBAR KERJA
LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PAMULANG
Jl. Witana Harja No. 18B Pamulang, Tangerang Selatan,
Banten, Kode Pos 15417 Telp/Fax. (021)7412566
Email: [email protected]

TUGAS KELOMPOK PRAKTIKUM PERENCANAAN


DAN PERANCANGAN PRODUK

Hasil Praktik
Tabel 7. 1 Hasil Prosesn FMEA

Kesimpulan

Jadi semakin tinggi nilai RPN maka semakin tinggi prioritasnya. Jika ada
banyak mode kegagalan maka lebih efisien untuk menangani yang nilai RPN
nya lebih tinggi dahulu (di prioritaskan). Dapat dilihat dari tabel diatas nilai
RPN yang lebih tinggi yaitu 75 maka dari itu kami menangani mode kegagalan
tersebut (di prioritaskan). Setelah itu kami buat tindakan untuk mengatasi mode
kegagalan, dan mencatatat solusi yang terbaik dan didapat nilai RPN nya rendah
yang berarti mode kegagalan dapat teratasi dengan baik.

E. REFERENSI
Handoko, H., & Gunawan, L. A. (2017). Penerapan DFMEA (Design Failure
Mode and Effect Analysis) pada Produk Engine Mounting di PT XYZ.
Jurnal Manajemen Teknologi, 16(3), 261-275.
55

Supriyanto, R., & Widiastuti, R. (2019). Analisis Risiko Desain Produk


Menggunakan DFMEA (Design Failure Mode and Effect Analysis) pada
Produk Pembersih Lantai. Jurnal Teknik Industri, 20(2), 89-100.

Stamatis, D. H. (2014). Failure mode and effect analysis: FMEA from theory to
execution. ASQ Quality Press.

Dhillon, B. S. (2010). Engineering reliability: fundamentals and applications.


Springer.

Siregar, M. Y. (2018). Penerapan DFMEA (Design Failure Mode and Effect


Analysis) pada Proses Pengelasan Bodi Kendaraan Roda Empat. Jurnal
Teknologi Industri, 16(2), 127-135.

Kolarik, W. J., & Malhotra, M. K. (2012). Design failure modes and effects
analysis. In Handbook of Performability Engineering (pp. 327-351).
Springer.

Russel, D. Blacklock, K.(1988). Failure mode and effects analysis ( FMEA) for
the space shuttle.

Russel, D. Blacklock, K.(1988). langkah-lakukan-fmea ( FMEA).

Starbek, M., & Grum, J. (2002). Failure mode and effects analysis ( FMEA)
DAFTAR PUSTAKA

Aji, B. B., Lestari, R. O., Shinta, E. N. dan Darmansyah (2017) “Sintetis silika gel
berbahan dasar batuan perlite menggunakan metode sol-gel dengan
variasi rasio berat NaOH/perlite,” in Prosiding dalam Rangka
Seminar Nasional Riset Industri Ke 3. Lampung: Balai Riset dan
Standardisasi Industri Bandar Lampung, hal. 46–52.
Badan Pusat Statistik (2019a) Statistik tanaman hias Indonesia 2018. Jakarta:
Badan Pusat Statistik.
Cut Ali, J. (2009) Pembuatan panel beton ringan berbasis perlit dan efek komposisi
terhadap karakteristiknya. Universitas Sumatera Utara.
Ibrahim, S. S. dan Selim, A. Q. (2011) “Evaluation of Egyptian diatomite for filter
aid applications,” Physicochemical Problems of Mineral Processing,
47, hal. 113–122.
Lamongan. JPIM (Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen), 4(2), 963-974.
NOER, M. A. (2022). Mengidentifikasi Segmen Pasar dan Memilih Pasar Sasaran.
Sulistyowati, S. (2018, September). ANALISA SEGMENTASI KONSUMEN
MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS CLUSTERING. In
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan (pp.
5158).

Arum Pakar. (2012, November). Pemasaran Berwawasan Masyarakat.


Diakses pada tanggal 11 Juli 2021.

Buchari, Alma, 2007. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa.


Bandung. Alfabeta.

Https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-produk/ Diakses pada tanggal 11


Juli 2021 pukul 17.45

Https://arumpakardoc.blogspot.com/2012/11/pemasaranberwawasanmasyarakat.ht
ml. Diakses pada tanggal 11 Juli 2021.

Jakaria, R. B., & Sukmono, T. (2021). Buku Ajar Mata Kuliah Perencanaan Dan
Perancangan Produk. Umsida Press, 1-107
57

53
Kotler, Philip. 2009, Mamanajemen Pemasaran Edisi Ketiga Belas Jilid 1. Jakarta.
Erlangga.

Puji Rahma. (2010, November 13). 5 Konsep Pemasaran. Di akses pada tanggal 11
Juli 2021. Dari http://pujipisces.blogspot.com

Basuki, M., Aprilyanti, S., Azhari, & Erwin. (2020). Perancangan Ulang Alat
Perontok Biji Jagung dengan Metode Quality Function Deployment.
Jurnal INTECH , 23-30.

Fauzan, F. N., As’ad, N. R., & Rukmana, A. N. (2023). Perancangan Meja Makan
Multifungsi dengan Menggunakan Metode Quality Function
Deployment dan Antropometri. Jurnal Riset Teknik Industri, 35-4

Irawati, D. Y,. Singgih, M. L & Syarudin, B. (2014). INTEGRASI QUALITY


FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DAN CONJOINT ANALYSIS
UNTUK MENGETAHUI PREFERENSI KONSUMEN. Jurnal
Optimasi Sistem Industri.

Indriya, A. F. (2018). House of Quality Sebagai Pengendalian Kualitas Layanan


di Lembaga Pendidikan Muhammadiyah. Jurnal Pemikiran
Pendidikan, 100 – 122.

Nurhayati, E. (2022). Pendekatan Quality Function Deployment (QFD) dalam


proses pengembangan desain produk Whiteboard Eraser V2. Jurnal
Desain Produk (Pengetahuan dan Perancangan Produk).

Setiawan, M., & Wahyuni, H. C. (2023). Analisis Kualitas Layanan Restoran


dengan Metode Service Quality, Importance Performance Analysis
Dan Quality Fuction Deployment. Journal of Industrial View.

Setyabudhi, A. L. (2020). Analisis Pengembangan Produk Charger Handphone


Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment
(QFD). Engineering And Technology International Journal.

Azalia, M., & Mendrofa, L. (2023, October). Perbaikan Produk Blender Portable dengan
Menggunakan Metode Design for Manufacturing and Assembly (DFMA). In
Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE) (Vol. 6, No. 1, pp. 150-
156).

Chrispambayun, M. F. (2017). Design For Manufacturing n Produk Keramik Dinding


Berornamen Islamic (Doctoral dissertation, UAJY).
58

Ginting, R., & Wibowo, C. (2020, November). Perbaikan Proses Produksi Karung Goni
Plastik dengan Metode Design For Manufacturing (DFM). In Talenta Conference
Series: Energy and Engineering (EE) (Vol. 3, No. 2).

Handoko, R. (2015). Perbaikan Fabrikasi Pallet Box Dengan Design for Manufacturing
(Dfm) Untuk Meminimasi Biaya Produksi Dan Kualitas. JURNAL TEKNIK
INDUSTRI, 5(3). Manuho, P., Makalare, Z., Mamangkey, T., & Budiarso, N. S.
(2021). Analisis Break Even Point (BEP). Jurnal Ipteks Akuntansi Bagi
Masyarakat, 5(1), 21-28.

Handoko, R. (2022). Perancangan model Design for Manufacturing (DFM) Untuk


meminimasi biaya produksidan biaya kualitas. THESIS-2016.

Intani, A. E. (2017). Design for Manufacturing (DFM) untuk Meminimasi Biaya Produksi
dan Kualitas (Studi Kasus Pallet Box Fabrication Section PT Saptaindra Sejati).
Jurnal Operations Excellence: Journal of Applied Industrial Engineering, 9(2), 124-
139.

All, T. B., Tutorial, S. D., Surfaces, E., Surfaces, R., Surfaces, S., Surfaces, L., …
Holes, D. (n.d.).

Berhanu, A., Deberie, T., & Deberie, T. (n.d.). BASIC TECHNICAL Student
Textbook.

Bromley, R. C., & Bottomley, E. (1994). Failure modes, effects and criticality
analysis (FMECA). IEE Colloquium (Digest), (52).
https://doi.org/10.1002/9781118312575.ch12

DESIGN FOR MANUFACTURE (DFM) AND DESIGN FOR ASSEMBLY (DFA)


Bibliography Anderson, D.M.,. (2005). 1–17.

Fries, R. (2012). The Product Design and Development Process. In Reliable


Design of Medical Devices, Third Edition. https://doi.org/10.1201/b12511-

Li, J. Z. (n.d.). Analysis , and Prototype Experimentation.

Maritan, D., & Maritan, D. (2015). Quality Function Deployment (QFD):


Definitions, History and

Models. In Practical Manual of Quality Function Deployment.


https://doi.org/10.1007/978-3-319-08521-0_1

Maurya, A. (2012). Running Lean: Iterate from Plan A to a Plan That Works. In
Science of Aging

Knowledge Environment. https://doi.org/10.1126/sageke.2002.20.nw68


59

Olsen, D. (2015). The Lean Product Playbook, How To Innovate with Minimum
Viable Products and

Handoko, H., & Gunawan, L. A. (2017). Penerapan DFMEA (Design Failure


Mode and Effect Analysis) pada Produk Engine Mounting di PT XYZ.
Jurnal Manajemen Teknologi, 16(3), 261-275.

Supriyanto, R., & Widiastuti, R. (2019). Analisis Risiko Desain Produk


Menggunakan DFMEA (Design Failure Mode and Effect Analysis) pada
Produk Pembersih Lantai. Jurnal Teknik Industri, 20(2), 89-100.

Stamatis, D. H. (2014). Failure mode and effect analysis: FMEA from theory to
execution. ASQ Quality Press.

Dhillon, B. S. (2010). Engineering reliability: fundamentals and applications.


Springer.

Siregar, M. Y. (2018). Penerapan DFMEA (Design Failure Mode and Effect


Analysis) pada Proses Pengelasan Bodi Kendaraan Roda Empat. Jurnal
Teknologi Industri, 16(2), 127-135.

Kolarik, W. J., & Malhotra, M. K. (2012). Design failure modes and effects
analysis. In Handbook of Performability Engineering (pp. 327-351).
Springer.

Russel, D. Blacklock, K.(1988). Failure mode and effects analysis ( FMEA) for
the space shuttle.

Russel, D. Blacklock, K.(1988). langkah-lakukan-fmea ( FMEA).

Starbek, M., & Grum, J. (2002). Failure mode and effects analysis ( FMEA)
BIOGRAFI ANGGOTA KELOMPOK

1. NAMA : ATIKAH MARTINA


ALAMAT : OMP UNAND D IV-10-08, LUBUK
KILANGAN, PADANG
NO HP : 082288351626 HOBBY :
MENYANYI, NONTON FILM

2. NAMA : DAFFA RISKY APRILIANSYAH


ALAMAT : Jl BALAI WARGA 2 NO 44 NO HP :
085778698396 HOBBY : FUTSAL

3. NAMA : JEKI MARTHIN


LUMBANTOBING ALAMAT : KP PARUCAKUNG
JAKARTA TIMUR NO HP
: 082166968114 HOBBY : BERENANG
4. NAMA : MUHAMAD RENDIKA SWARA
ALAMAT : KP. RALI RT 04/05 RUMPIN BOGOR
NO HP : 0813387264760 HOBBY :
FUTSAL

60
5. NAMA : RENDRA BAGUS SAPTO
NUGROHO ALAMAT : KP. WARU RT.11 RW.05
DESA PASIR JAYA NO HP :
085813067321 HOBBY : -

LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS PAMULANG
FORM QUISIONER PENILAIAN
KELOMPOK

Urutkan seluruh nama anggota kelompok (termasuk anda) dan NIM


dimulai dari yang paling berkontribusi pada materi praktikum sampai
I dengan yang kurang berkontribusi.

1
2
3
4
5
6
Urutkan seluruh nama anggota kelompok (termasuk anda) dan NIM
dimulai dari yang paling baik bekerja sama dalam kelompok,
II sampai dengan yang kurang bekerja sama.

1
2
3
4
5

61
6
Urutkan seluruh nama anggota kelompok (termasuk anda) dan NIM
dimulai dari yang paling baik dalam memimpin kerja kelompok
III sampai dengan yang kurang baik

1
2
3
4
5
6
Urutkan seluruh nama anggota kelompok (termasuk anda) dan NIM
dimulai dari yang paling berkontribusi pada pembuatan laporan akhir
IV sampai dengan yang paling tidak berkontribusi

1
2
3
4
5
6

Kesimpulan :

Dari semua penilaian yang telah didapatkan pada kuesioner diatas, didapat bahwa
rata-rata nilai dalam keterlibatan anggota dalam menyelesaikan Laporan
Praktikum Permodelan dan Simulasi Sistem adalah sebagai berikut :
No Nama dan NIM Rata-rata

62
5

63

Anda mungkin juga menyukai