Modul Ajar PPKN Kelas XI Mayya

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 31

MODUL AJAR

PENDIDIKAN PANCASILA
KELAS XI / FASE F

Oleh :
Eva Uniyati, S.Pd.

SMA NEGERI 1 PAGUYANGAN


2023
MODUL AJAR
BAB 3. BHINNEKA TUNGGAL IKA
INFORMASI UMUM

A. IDENTITAS MODUL
Nama Penyusun : Eva Uniyati, S.Pd.
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Paguyangan
Kelas / Fase : XI (Sebelas) - F
Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila
Unit : 1. Kita Dan Masyarakat Global
2. Kolaborasi Budaya
3. Interaksi Budaya Nusantara Di Kancah Dunia
4. Merawat Tradisi Lokal Dan Kebinekaan
Alokasi Waktu : 4 X 4 JP
Tahun Penyusunan : 2023 / 2024

CAPAIAN PEMBELAJARAN FASE F

Elemen Capaian

Peserta didik mampu mengenal kedudukan Pancasila


sebagai ideologi terbuka serta peluang dan
Pancasila tantangan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan global; menerapkan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari.

Peserta didik mampu mengenal salah satu produk


Undang-Undang Dasar Negara perundang-undangan; mempraktikkan sikap dan
Republik Indonesia Tahun 1945 perilaku sebagai warga negara dalam menjaga
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Peserta didik berperan aktif mempromosikan


Bhinneka Tunggal Ika
Bhinneka Tunggal Ika

Peserta didik mampu memahami sistem pertahanan


Negara Kesatuan Republik
dan keamanan nasional; mengenal peran Indonesia
Indonesia
dalam hubungan antar bangsa dan negara.

EvaQueen_SmanSaYang/Pend.Pancasila/Fase F_Bhinneka Tunggal Ika


B. KOMPETENSI AWAL

Unit 1. Kita Dan Masyarakat Global


Jika di Kelas X peserta didik belajar
mengenali serta menjelaskan tentang
identitas individu serta identitas kelompok
dan bagaimana pembentukannya, di Kelas
XI ini peserta didik akan menggambarkan
tentang kedudukan bangsa Indonesia dalam
konteks global. Unit 2. Kolaborasi Budaya
Kedudukan kita dalam konteks masyarakat Pada unit ini peserta didik diajak untuk
dunia akan dilihat dari fenomena globalisasi melakukan diskusi tentang kolaborasi budaya.
yang menyebabkan satu masyarakat Dalam dikusi tersebut, peserta didik diajak untuk
dengan masyarakat lain, yang terpisah oleh mengetahui bentuk-bentuk kolaborasi. Peserta
jarak dan ruang, bisa saling terhubung. didik juga diajak untuk menganalisis manfaat
Fenomena globalisasi memberikan banyak yang dapat dipetik dari kegiatan kolaborasi
kemudahan dalam bidang ekonomi, budaya. Setelah itu, peserta didik diajak untuk
transportasi, dan lainnya. Namun, di sisi berpikir kritis, mengapa perlu mengadakan
lain, ia juga memberikan masalah dan kolaborasi budaya.
kerumitan. Dalam situasi ini, pembentukan
identitas sebuah kelompok akan sangat
dipengaruhi oleh interaksi di pentas global
yang dihubungkan oleh media informasi dan
teknologi.

Unit 3. Interaksi Budaya Nusantara Di


Kancah Dunia

Pada unit ini, peserta didik diajak untuk


Unit 4. Merawat Tradisi Lokal Dan Kebinekaan
megenal kearifan masyarakat dunia dengan
mengamati 2 potret yang menunjukkan Pada unit ini, peserta didik akan mengenali jenis
realitas yang ada di sebuah negara dengan tradisi lokal yang ada di masyarakat nusantara.
realitas yang ada di Indonesia. Peserta didik Sebagai jembatannya, guru bisa menginventarisasi
kemudian diajak menganalisis mengapa jenis tradisi atau budaya lokal yang ada di sekitar
terjadi perbedaan yang sangat mencolok lingkungan sekolah. Peserta didik kemudian diajak
antara kedua gambar tersebut. Setelah itu, menjelajahi jenis dan warna tradisi di tempat lain di
peserta didik diajak untuk mengambil nusantara. Setelah mengenali jenis dan nilai yang
pelajaran yang berharga, sehingga dapat terkandung, peserta didik kemudian diajak membuat
ditiru dan diterapkan di Indonesia. Selain perencanaan untuk terlibat dalam praktik menjaga
itu, peserta didik juga ditunjukkan beberapa kearifan masyarakat tersebut.
budaya Indonesia yang berhasil mendunia.
Peserta didik diajak untuk berbangga diri
dan mencintai budaya yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia. Selanjutnya, peserta didik
diajak untuk mempromosikan budaya-
budaya tersebut kepada masyarakat,
sehingga budaya bangsa Indonesia mampu
bersaing di kancah dunia.
EvaQueen_SmanSaYang/Pend.Pancasila/Fase F_Bhinneka Tunggal Ika
C. PROFIL PELAJAR PANCASILA
Beriman, bertakwa kepada Tuhan yag maha Esa, bergotong royong, bernalar
kritis, kreatif, inovatif, mandiri, berkebhinekaan global

D. SARANA DAN PRASARANA

s·Spidol/kapur tulis
unit 1. ·Kertas A4 sebanyak 5 lembar/kertas untuk peserta didik mencatat hasil diskusi
Contoh diagram peta pikiran dan diagram Venn

unit 2. ·Kertas HVS, Kertas manila/asturo/ styrofoam, Spidol warna-warni, Pensil


·Bolpoin warna-warni, Penggaris, Penghapus
·Kertas HVS, Kertas
manila/asturo, Kertas plano
·Spidol warna-warni, Pensil
unit 3.
·Bolpoin/Pensil/Crayon warna-
warni
·Penggaris, Penghapus

s·Spidol/kapur tulis ·Kertas A4 sebanyak 5 lembar/kertas untuk


unit 4.
peserta didik mencatat hasil diskusi Contoh diagram peta
pikiran dan diagram Venn

E. TARGET PESERTA DIDIK

Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami materi
ajar.

F. MODEL PEMBELAJARAN

Blended Leraning melalui model pembelajaran PME ( planning, monitoring, evaluating )


dengan menggunakan Project Based Learning (PBL) terintegrasi pembelajaran
berdiferensiasi berbasis Social Emotional Learning (SEL).

EvaQueen_SmanSaYang/Pend.Pancasila/Fase F_Bhinneka Tunggal Ika


KOMPONEN INTI

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
·Peserta didik diharapkan mampu menjelaskan kedudukan kita, sebagai bangsa Indonesia,
dalam konteks masyarakat global.
·Peserta didik juga dapat menjelaskan tentang bagaimana globalisasi berpengaruh
terhadap kehidupan masyarakat di berbagai belahan dunia sekaligus bagaimana tiap-tiap
dari masyarakat itu juga turut membentuk identitas masyarakat global.
·Peserta didik diharapkan mampu menemukan manfaat kolaborasi budaya dan cara
mengolaborasikan keragaman budaya Indonesia.
·Peserta didik belajar ikut aktif dalam mempromosikan kebinekaan yang dimiliki bangsa
Indonesia, menghubungkan kearifan lokal yang dimiliki bangsa Indonesia menuju kancah
dunia, dan mengutamakan produk-produk dalam negeri.
.Peserta didik juga diharapkan mampu menginventarisasi berbagai bentuk kearifan tersebut
dan dijadikan pegangan serta dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
·Peserta didik juga dapat menjelaskan tentang fungsionalisasi Pancasila sebagai pegangan
dalam menghadapi kehidupan global.
Peserta didik mampu membangun tim dan mengelola kerja sama untuk mencapai tujuan
bersama sesuai dengan target yang sudah ditentukan, serta menyinkronkan kelompok agar
para anggota kelompok dapat saling membantu satu sama lain memenuhi kebutuhan
mereka, baik secara individual maupun kolektif,

B. PEMAHAMAN BERMAKNA

Globalisasi berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat di berbagai belahan dunia


Manfaat kolaborasi budaya dan cara mengolaborasikan keragaman budaya Indonesia.
Menghubungkan kearifan lokal yang dimiliki bangsa Indonesia menuju kancah dunia, dan
mengutamakan produk-produk dalam negeri.
·Tradisi lokal yang ada dalam masyarakat kita.
·Menginventarisasi berbagai bentuk kearifan tersebut dan dijadikan pegangan serta
dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
·Fungsionalisasi Pancasila sebagai pegangan dalam menghadapi kehidupan global.

C. PERTANYAAN PEMANTIK
·Bagaimana masyarakat di berbagai belahan dunia saling berkontribusi pada pembentukan
identitasnya masing-masing? Bagaimana globalisasi berkontribusi atas hal ini?
·Apa manfaaat kolaborasi budaya bagi bangsa Indonesia?
·Bagaimana cara melakukan kolaborasi keragaman budaya Indonesia?
·Bagaimana cara mengenali kearifan masyarakat yang ada di dunia?
·Bagaimana cara mempromosikan budaya bangsa Indonesia dalam dunia yang terhubung?
·Bagaimana cara melakukan kolaborasi budaya dalam dunia yang saling terhubung?
·Bagaimana kearifan dan tradisi lokal itu kita kenali lalu dirawat sehingga ia bisa menjadi
pandangan hidup masyarakat kita?
·Sebagai generasi muda, bagaimana sikap serta tindakan yang harus kita lakukan dalam
melestarikan tradisi lokal yang begitu beragam?
EvaQueen_SmanSaYang/Pend.Pancasila/Fase F_Bhinneka Tunggal Ika
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN UNIT 1.

Unit 1.Globalisasi dan Pengaruhnya terhadap Pembentukan Identitas

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN

PERTEMUAN KE-1

 Globalisasi dan Pengaruhnya terhadap Pembentukan Identitas

Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)


·Guru mengajak peserta didik mengisi grafik TIK tentang Identitas, untuk mengetahui apa yang telah
dipelajari di Kelas X serta apa yang hendak diketahui lebih mendalam.

Saya Tahu .. ( diisi di awal pembelajaran )


Saya Ingin Tahu … ( diisi di awal pembelajaran )
Saya Telah Ketahui ... ( diisi di akhir pembelajaran )

Kegiatan Inti (90 Menit)


·Guru meminta peserta didik membaca materi pembelajaran.
·Peserta didik membuat catatan-catatan mengenai poin penting yang akan menjadi bahan diskusi
mereka di kelas besar.
·Guru memandu peserta didik untuk mendiskusikan.
-Apa kelemahan dan kelebihan dari tiga respon umum masyarakat atas fenomena globalisasi
-Respon mana yang sesuai dengan konteks masyarakat Indonesia?
-Jika ada respon lain yang lebih relevan, kalian bisa menjabarkan tentang respon tersebut.
·Guru memfasilitasi peserta didik untuk mendiskusikan poin-poin di atas serta hal lain yang memiliki
relevansi dengannya.
·Peserta didik bisa saling menguji argumennya masing-masing dengan difasilitasi oleh guru.

Kegiatan Penutup (10 Menit)


·Guru memeriksa pemahaman peserta didik dengan meminta mereka menjawab pertanyaan kunci
pada awal diskusi menggunakan bahasa sederhana yang mudah dipahami.
·Peserta didik dapat menuliskannya di kolom refleksi (Buku Siswa) atau menyampaikannya secara
lisan.

EvaQueen_SmanSaYang/Pend.Pancasila/Fase F_Bhinneka Tunggal Ika


PERTEMUAN KE-2
Pancasila di Era Globalisasi
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
·Guru mengajak peserta didik untuk mengingat kembali topik pembahasan dari pertemuan
sebelumnya dan mengajukan pertanyaan kunci sebagai panduan diskusi. “Bagaimana
Pancasila kita jadikan sebagai identitas dalam interaksi dengan warga dunia lainnya?”

Kegiatan Inti (90 Menit)


 ·Guru membagi peserta didik ke dalam empat kelompok.
·Masing-masing kelompok mendiskusikan tentang tema yang berbeda, tetapi masih berkaitan
dengan tema besar di bagian ini.
-Kelompok pertama mengidentifikasi tentang alasan “Mengapa Kita Menjadi Bagian dari
Warga Dunia.”
-Kelompok kedua menelaah “Aspek-aspek dalam kehidupan kita yang merupakan bagian dari
fenomena global.”
-Kelompok ketiga mendiskusikan “Dampak Positif dan Negatif dari Globalisasi.”
-Kelompok keempat melihat bagaimana “Pancasila Menjadi Jati Diri Bangsa Indonesia pada
Era Globalisasi”
·Guru memfasilitasi setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di kelas besar.
·Kelompok yang lain memberikan respon atau tanggapan terhadap presentasi dari kelompok
yang melakukan presentasi.

Kegiatan Penutup (10 Menit)


·Guru memeriksa pemahaman peserta didik dengan meminta mereka menjawab
·pertanyaan kunci pada awal diskusi menggunakan bahasa sederhana yang mudah
·dipahami. Peserta didik dapat menuliskan di kolom refleksi (Buku Siswa) atau
·menyampaikannya secara lisan.

EvaQueen_SmanSaYang/Pend.Pancasila/Fase F_Bhinneka Tunggal Ika


E. ASESMEN / PENILAIAN
Di akhir unit, untuk menguji pemahaman peserta didik, asesmen diberikan kepada peserta didik sebagai
berikut:
a. Membuat infografis pemahaman konten yang berjudul “Kita, Masyarakat Global, dan Pancasila.”
b. Mempresentasikan hasil diskusi yang disertai tanya jawab dengan audiens.

UJI PEMAHAMAN
1. Apakah yang menjadi persamaan pemikiran para pendiri bangsa mengenai dasar negara
Indonesia?
2. Apakah yang menjadi perbedaan cara pandang para pendiri bangsa mengenai dasar negara
Indonesia?
3. Bagaimana kaitan antara agama dan negara dalam penentuan dasar negara Indonesia?
4. Bagaimana argumentasi para pendiri bangsa untuk menempatkan ajaran syariat Islam
sebagai bagian dari dasar negara?
5. Apa yang menjadi alasan kuat untuk tidak menjadikan syariat Islam sebagai dasar negara
Indonesia?
6. Pesan moral apa yang dapat kita gali dari perdebatan panjang para pendiri bangsa, sampai
akhirnya menuju pada satu kesepakatan Pancasila yang kita kenal sampai saat ini?

Aspek Penilaian

Penilaian Pengetahuan Penilaian Sikap Penilaian Ketrampilam

·Konten dan
identifikasi peserta
didik terhadap
pengaruh globalisasi
terhadap
pembentukan identitas
·Kerja sama tim ·Presentasi di hadapan
bangsa
Kontribusi terhadap apa peserta didik yang lain.
·Penugasan kepada
yang dihasilkan oleh tim Efektivitas Penyajian
peserta didik untuk
tersebut. infografis
mengelaborasi lebih
lanjut contoh-contoh
dari dampak positif
dan negatif dari
globalisasi
Konten Infografis

EvaQueen_SmanSaYang/Pend.Pancasila/Fase F_Bhinneka Tunggal Ika


F. PENGAYAAN DAN REMEDIAL

Pengayaan Remedial

kegiatan remedial diberikan kepada peserta didik


kegiatan pembelajaran pengayaan dapat yang belum mencapai capaian pembelajaran.
diberikan kepada peserta didik yang menurut Remedial ini dilakukan untuk membantu peserta
guru telah mencapai capaian pembelajaran didik dalam mencapai
capaian pembelajaran

G. REFLEKSI GURU DAN PESERTA DIDIK


Refleksi Guru:
• Apakah kegiatan belajar berhasil?
• Berapa persen peserta didik mencapai tujuan?
• Apa yang menurut Anda berhasil?
• Kesulitan apa yang dialami guru dan peserta didik?
• Apa langkah yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar?
• Apakah seluruh peserta didik mengikuti pelajaran dengan baik?

Refleksi Peserta Didik:


• Bagian mana yang menurutmu paling sulit dari pelajaran ini?
• Apa yang akan kamu lakukan untuk memperbaiki hasil belajarmu?
• Kepada siapa kamu akan meminta bantuan untuk memahami pelajaran ini?
• Jika kamu diminta untuk memberikan bintang 1 sampai 5, berapa bintang akan kamu berikan
• pada usaha yang telah kamu lakukan?
• Bagian mana dari pembelajaran ini yang menurut kamu menyenangkan?

EvaQueen_SmanSaYang/Pend.Pancasila/Fase F_Bhinneka Tunggal Ika


LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 ( UNIT. 1 )
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

Lembar Kerja 1 Kolom Refleksi1


3 fakta baru yang didapat 2 hal yang ingin ditanyakan 1 pendapat saya terkait materi ini

Lembar Kerja 3 Kolom Refleksi 2


Tanggal :
Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah

Pertanyaan pemantik dapat disesuaikan oleh guru kelas. Beberapa contoh pertanyaan yang

dapat
digunakan, seperti:
1) Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah ...
2) Dari proses belajar hari ini, hal yang belum saya pahami adalah/saya ingin mengetahui lebih
dalam tentang ...
3) Dari proses belajar hari ini, hal yang akan saya lakukan dalam kehidupan seharihari ...

EvaQueen_SmanSaYang/Pend.Pancasila/Fase F_Bhinneka Tunggal Ika


LAMPIRAN 2 ( UNIT. 1 )
BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK
Globalisasi dan Pengaruhnya terhadap Pembentukan Identitas

Sebagaimana diulas dalam buku PPKn Kelas X, ada banyak anggota BPUPK yang turut
Era globalisasi telah membawa manusia pada satu tahap peradaban yang cukup maju. Masa ini
ditandai oleh berbagai penemuan baru dan kemajuan di berbagai bidang. Bagi umat manusia,
perkembangan pesat ini sangat menguntungkan. Betapa tidak, mereka cukup terbantu karena
dipermudah dalam berbagai hal. Batas-batas geografis bukan lagi menjadi penghalang, karena
akses informasi bisa didapatkan sedemikian mudah.
Berbagai perubahan yang menyertai era globalisasi ini, pada gilirannya juga memberikan
pengaruh pada cara pandang manusia terhadap kehidupan alam semesta. Nilai, norma, dan pola
hidup berubah teramat cepat dan menjadi tatanan baru. Tatanan itulah yang pada akhirnya
menjauhkan manusia dari kepastian nilai yang berpuluhpuluh tahun lamanya ia pegang.
Dari sini, muncullah perdebatan-perdebatan mengenai bagaimana cara menyikapi era
globalisasi ini. Karena bagaimanapun juga, globalisasi beserta masalah yang ditimbulkannya
merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari, sebagai bagian dari dinamika sejarah hidup
manusia. Tentunya, dibutuhkan cara yang lebih arif dalam menyikapi berbagai keruwetan era
globalisasi ini.
Globalisasi berasal dari kata globalization. Global berarti mendunia, sementara ization adalah
prosesnya. Dalam Encyclopaedia Britannica (2015) disebutkan kalau fenomena ini bukanlah
situasi yang baru, karena banyak kerajaan maupun gerakan keagamaan yang telah menjalani
proses globalisasi. Secara sederhana, kita bisa memaknai globalisasi sebagai proses masuknya
ke ruang lingkup dunia (KBBI).
Banyak faktor yang mendorong terjadinya globalisasi. Perkembangan teknologi informasi dan
transportasi adalah di antaranya. Dengan teknologi dan transportasi yang semakin canggih,
transaksi dalam bidang ekonomi antarnegara menjadi sangat mudah. Pengiriman barang dan
jasa bisa dengan sangat mudah dilakukan. Inilah salah satu dampak positif dari globalisasi.
Dampak positif lainnya adalah pengembangan ilmu pengetahuan, terjalinnya hubungan
antarwarga dunia, informasi yang sedemikian mudah diakses, dan aspek-aspek lainnya.

EvaQueen_SmanSaYang/Pend.Pancasila/Fase F_Bhinneka Tunggal Ika


Selain berdampak positif, ada juga akibat negatif dari fenomena ini. Kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi, di satu sisi, memberi kemudahan bagi publik dalam mengakses
informasi, mengembangkan segenap potensinya, serta tuntutan perjuangan hidupnya, tapi di
sisi lain, ia telah menjadi instrumen negara-negara industri maju dan kekuatan elit minoritas
pemilik modal guna melakukan hegemoni dan dominasinya atas kehidupan sosial, ekonomi,
dan budaya masyarakat. (Korten, 2015).Kekuatan ekonomi yang raksasa bergerak
melampaui batas-batas teritorial suatu negara guna melakukan ekspansi ekonomi di
berbagai pelosok dunia. Kenyataan inilah yang memberikan dampak akan semakin
melemahnya posisi kekuatan ekonomi lokal. Dalam ranah budaya, hegemoni ini tampak
dalam penciptaan pola hidup konsumeristik dan budaya pop, yang memposisikan manusia
sebagai objek distribusi produksi belaka.
Kita merasakan bahwa kebudayaan luhur mulai mendapatkan tantangan dari budaya baru.
Konsumerisme, hedonisme, serta pudarnya tata krama mulai terasa. Kehidupan pertanian
perlahan-lahan mulai ditanggalkan, karena pada saat yang sama, masyarakat kita bergerak
menjadi masyarakat industri.
Ada tiga respon yang biasa diberikan oleh sebuah kelompok terhadap fenomena globalisasi
ini. Pertama, kelompok yang menolak mentah-mentah segala bentuk produk pemikiran era
globalisasi. Kelompok ini percaya bahwa yang berbau asing harus ditolak, karena tidak
sesuai dengan jati diri serat kepribadian bangsanya. Sikap ini sembari dibarengi dengan sikap
superior atau mengakui bahwa hanya kebudayaannya saja yang paling adiluhung,
sementara yang lain lebih rendah.
Kelompok kedua, adalah mereka yang menerima segala bentuk produk globalisasi dengan
tidak pernah melakukan filter terhadapnya. Ini kebalikan dengan sikap kelompok pertama.
Mereka menerima tanpa filter nilai, budaya, serta tradisi yang datang dari luar
kebudayaannya.
Sementara yang ketiga adalah mereka yang memilih untuk bersikap adaptif, tidak menampik
tetapi juga tidak menerimanya begitu saja. Dengan kata lain, ada proses seleksi untuk
memilih dan memilah produk mana yang sesuai dengan nafas kehidupan bangsa sembari
melakukan refleksi kritis terhadap segala hal yang merupakan bentukan dari masa ini.
Seperti halnya masyarakat dunia yang memiliki pengaruh terhadap kehidupan kita,
begitupun juga sebaliknya. Kehidupan kita sebagai sebuah bangsa turut membentuk
identitas masyarakat dunia. Apa yang kita miliki (nilai, tradisi, budaya, dan lainnya) menjadi
bagian dari kekayaan kebudayaan dunia yang begitu kaya. Di antara kebudayaan itu,
semuanya memiliki keunggulan dan kelebihannya.

EvaQueen_SmanSaYang/Pend.Pancasila/Fase F_Bhinneka Tunggal Ika


LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN UNIT 2

Unit 2. Kolaborasi Budaya

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN

PERTEMUAN KE-1
Diskusi Kolaborasi Budaya
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
·Guru mengajak peserta didik memperhatikan sebuah gambar.

·Guru menjelaskan isi gambar tersebut!


·Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
-Seperti apa bentuk kolaborasi budaya yang ada?
-Apa manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan kolaborasi budaya tersebut?
Menurut kalian mengapa kita perlu mengadakan kolaborasi budaya?

Kegiatan Inti (90 Menit)


 ·Guru membagi peserta didik menjadi 8 kelompok kecil, masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 peserta
didik.
·Setiap kelompok diminta untuk mendiskusikan 3 pertanyaan di atas.
·Hasil diskusi setiap kelompok dibuat dalam bentuk poster ditambahkan visualisasi agar poster lebih menar
·Guru membagi kelompok-kelompok tersebut secara berpasangan.

·Kelompok 1 akan menjelaskan kepada Kelompok 2 dan sebaliknya, bergantian. Ini juga dilakukan oleh
kelompok pasangan yang lain.
·Kelompok yang sedang mendengarkan, menuliskan apa yang disetujui dan tidak disetujui oleh pendapat at
informasi dari kelompok yang sedang presentasi.

Kegiatan Penutup (10 Menit)


• Guru memeriksa pemahaman peserta didik dengan meminta mereka menjawab
pertanyaan kunci pada awal diskusi menggunakan bahasa sederhana yang mudah
dipahami.
• Peserta didik dapat menuliskannya di kolom refleksi (Buku Siswa) atau
menyampaikannya secara lisan.

EvaQueen_SmanSaYang/Pend.Pancasila/Fase F_Bhinneka Tunggal Ika


PERTEMUAN KE-2
Membuat Mading “Potret Budaya Nusantara”
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
• Guru mengawali pembelajaran dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kritis untuk
merangsang peserta didik berpikir dan melakukan aktivitas.
- Budaya apa saja yang dimiliki oleh bangsa Indonesia?
- Bagaimana cara menunjukkan budaya yang ada di Indonesia?
Kegiatan Inti (90 Menit)
1) Rancangan Proyek
• Guru membagi peserta didik ke dalam 4 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari
7-10 peserta didik, dan meminta setiap kelompok menunjuk satu ketua kelompok.

• Guru meminta peserta didik untuk berkumpul dengan teman satu


kelompoknya.
• Guru menjelaskan proyek pembuatan Mading yang bertajuk “Potret Budaya
Nusantara” kepada peserta didik.
• Guru meminta setiap kelompok untuk menunjuk 1 (satu) orang pemimpin
redaksi (Pemred).
• Guru meminta Pemred memberikan tugas (job description) kepada setiap
anggota kelompoknya untuk menjadi layouter, content writer, editor, dan
illustrator.
• Guru meminta peserta didik menyiapkan bahan yang akan digunakan untuk
membuat Mading “Potret Budaya Nusantara”, seperti: kertas manila/asturo/
styrofoam, spidol warna-warni, pensil, bolpoin warna-warni, penggaris,
penghapus, dan sebagainya.
Guru memberikan waktu pengerjaan pembuatan Mading “Potret Budaya
Nusantara” selama 2 (dua) minggu

Monitoring
·Guru membuat check list tahapan kegiatan untuk memantau setiap aktivitas
pembuatan Mading “Potret Budaya Nusantara”.
·Guru mendampingi proses pembuatan Mading “Potret Budaya Nusantara”.
·Guru membimbing proses pembuatan Mading “Potret Budaya Nusantara”.
·Guru memerikasa perkembangan pembuatan Mading “Potret Budaya
Nusantara”.

EvaQueen_SmanSaYang/Pend.Pancasila/Fase F_Bhinneka Tunggal Ika


Kegiatan Penutup (10 Menit)
• Guru menggali informasi secara lisan tentang apa yang telah peserta didik
dapatkan dari proyek yang telah dilakukan.
• Guru memeriksa pemahaman peserta didik dengan meminta mereka menjawab
pertanyaan kunci pada awal diskusi menggunakan bahasa sederhana yang mudah
dipahami.
• Guru meminta peserta didik menuliskan pengalaman belajarnya di kolom refleksi
(Buku Siswa) atau menyampaikannya secara lisan.

E. ASESMEN / PENILAIAN
Di akhir unit, guru memberikan asesmen kepada peserta didik untuk menguji
kemampuan mereka, dengan memberikan pertanyaan berikut:
a. Budaya apa saja yang dimiliki oleh bangsa Indonesia?
b. Bagaimana cara menunjukkan budaya yang ada di Indonesia?

Penilaian Pengetahuan Penilaian Sikap Penilaian Ketrampilam

·Kerja sama tim


·Kontribusi
masingmasing peserta
Konten atau isi Mading Pembuatan Mading
didik dalam tim
Sikap/prilaku selama
pelaksanaan proyek.

EvaQueen_SmanSaYang/Pend.Pancasila/Fase F_Bhinneka Tunggal Ika


F. PENGAYAAN DAN REMEDIAL

Pengayaan Remedial

kegiatan remedial diberikan kepada peserta didik


kegiatan pembelajaran pengayaan dapat yang belum mencapai capaian pembelajaran.
diberikan kepada peserta didik yang menurut Remedial ini dilakukan untuk membantu peserta
guru telah mencapai capaian pembelajaran didik dalam mencapai
capaian pembelajaran

G. REFLEKSI GURU DAN PESERTA DIDIK


Refleksi Guru:
• Apakah kegiatan belajar berhasil?
• Berapa persen peserta didik mencapai tujuan?
• Apa yang menurut Anda berhasil?
• Kesulitan apa yang dialami guru dan peserta didik?
• Apa langkah yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar?
• Apakah seluruh peserta didik mengikuti pelajaran dengan baik?

Refleksi Peserta Didik:


• Bagian mana yang menurutmu paling sulit dari pelajaran ini?
• Apa yang akan kamu lakukan untuk memperbaiki hasil belajarmu?
• Kepada siapa kamu akan meminta bantuan untuk memahami pelajaran ini?
• Jika kamu diminta untuk memberikan bintang 1 sampai 5, berapa bintang akan kamu berikan
• pada usaha yang telah kamu lakukan?
• Bagian mana dari pembelajaran ini yang menurut kamu menyenangkan?

EvaQueen_SmanSaYang/Pend.Pancasila/Fase F_Bhinneka Tunggal Ika


LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 ( UNIT 2.)


LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Lembar Kerja 1 Template Mading
Nama Mading
Pemimpin Redaksi
Anggota (Tim)

Judul Mading
Konten 1 Konten 2 Konten 3 Konten 4

Konten 5 Konten 6 Konten 7 Konten 8

Lembar Kerja 2 Kolom Berefleksi


Tanggal :
Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah

Pertanyaan pemantik dapat disesuaikan oleh guru kelas. Beberapa contoh pertanyaan yang dapat
digunakan, seperti:
1) Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah ...
2) Dari proses belajar hari ini, hal yang belum saya pahami adalah/saya ingin mengetahui lebih
dalam tentang ...
3) Dari proses belajar hari ini, hal yang akan saya lakukan dalam kehidupan seharihari ...

Lembar Kerja 3 Kolom Refleksi


3 fakta baru yang didapat 2 hal yang ingin ditanyakan 1 pendapat saya terkait materi ini

EvaQueen_SmanSaYang/Pend.Pancasila/Fase F_Bhinneka Tunggal Ika


LAMPIRAN 2

BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK


Indonesia merupakan salah satu negara multikultural (majemuk) terbesar di dunia.
Kemajemukan Indonesia dapat dilihat dari agama, budaya, bahasa, etnis, dan adat
istiadat. Kemajemukan Indonesia tergambar dalam lambang negara Republik Indonesia,
yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Keragaman Indonesia di satu sisi membawa berkah, tetapi di
sisi lain dapat pula menjadi bencana. Keragaman dapat menjadi berkah jika dapat dikelola
dengan baik. Ia dapat menjadi modal sosial (social capital) yang berharga bagi bangsa
Indonesia. Sebaliknya, dapat menjadi bencana jika tidak dapat dikelola dengan baik.
Keragaman berpotensi menimbulkan konflik antarmasyarakat. Untuk itu, diperlukan
berbagai upaya untuk melestarikan keragaman Indonesia agar dapat menjadi modal sosial
sekaligus mencegah potensi konflik di tengah masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah
dengan melakukan kolaborasi budaya. Dengan adanya kolaborasi budaya, antara
masyarakat satu dengan masyarakat lain yang berbeda budaya akan terjalin komunikasi
lintas budaya.
Komunikasi lintas budaya adalah proses komunikasi yang melibatkan orang-orang yang
berasal dari latar belakang sosial budaya yang berbeda. Menurut Tubbs dan Moss,
komunikasi lintas budaya adalah komunikasi antar orang-orang yang berbeda budaya.
Dalam perspektif Young Yung Kim, komunikasi lintas budaya merupakan komunikasi yang
para pesertanya berlatar belakang budaya berbeda dan terlibat kontak antara satu dengan
yang lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi lintas budaya ini
diperlukan agar masyarakat mengenal budaya lain, sehingga muncul sikap saling
menghargai perbedaan dan keragaman budaya sekaligus mengikis prasangka. Kolaborasi
budaya ini dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti mengadakan pentas budaya
dan kesenian secara bersama-sama yang melibatkan berbagai pihak.
i

EvaQueen_SmanSaYang/Pend.Pancasila/Fase F_Bhinneka Tunggal Ika


LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN UNIT 3.

Unit 3. Interaksi Budaya Nusantara Di Kancah Dunia

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN

PERTEMUAN KE-1
Mengenal Kearifan Masyarakat Dunia
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
1) Identifikasi Masalah
·Peserta didik diajak untuk mengamati dua gambar/foto di bawah ini:

Kegiatan Inti (90 Menit)


 ·Guru mengajukan beberapa pertanyaan yang dapat membangkitkan nalar kritis dan
analitis peserta didik dengan pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
-Apa yang terlintas di benak kalian melihat kedua gambar tersebut?
-Apa perbedaan yang mencolok di antara kedua gambar tersebut?
-Mengapa terjadi perbedaan yang sangat mencolok di antara dua gambar tersebut?
-Bagaimana cara mengubah situasi gambar yang ada di samping kanan agar menjadi
gambar seperti pada situasi yang ada di sebelah kiri?
-Kearifan (pelajaran) apa yang dapat kalian petik dari melihat 2 (dua) gambar di
atas?

2) Diskusi
·Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok kecil, masing-masing
kelompok terdiri dari 4-5 orang.

·Guru meminta masing-masing kelompok menunjuk salah satu orang menjadi ketua.
·Guru meminta masing-masing kelompok mengamati dan mencermati kedua gambar
di atas.
·Guru meminta masing-masing kelompok memilih salah satu orang menjadi notulis,
untuk mencatat hasil diskusi di atas kertas plano dengan spidol.

EvaQueen_SmanSaYang/Pend.Pancasila/Fase F_Bhinneka Tunggal Ika


3) Presentasi
·Guru meminta masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas secara
bergantian.
·Guru meminta masing-masing kelompok membuka diskusi dan mempersilakan peserta diskusi
untuk menanggapi dan mengajukan pertanyaan.
·Guru meminta peserta diskusi untuk menanggapi dan mengajukan pertanyaan.
·Guru meminta setiap kelompok mengambil kesimpulan dari diskusi yang telah dilakukan.

Kegiatan Penutup (10 Menit)


·Guru menggali informasi secara lisan tentang apa yang telah peserta didik dapatkan dari proyek
yang telah dilakukan.
·Guru memeriksa pemahaman peserta didik dengan meminta mereka menjawab pertanyaan kunci
pada awal diskusi menggunakan bahasa sederhana yang mudah dipahami.
·Guru meminta peserta didik menuliskan pengalaman belajarnya di kolom refleksi (Buku Siswa)
atau menyampaikannya secara lisan.

PERTEMUAN KE-2
Promosi dan Kolaborasi Budaya dalam Dunia yang Terhubung

Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)


·Guru menunjukkan beberapa budaya Indonesia yang berhasil mendunia, seperti wayang,
angklung, keris, batik, tari saman, tari kecak, reog ponorogo, tari pendet, lagu rasa sayange, dan
lagu jali-jali.
·Guru mengajak peserta didik untuk merasa cinta dan berbangga diri dengan kebudayaan yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia.
·Guru menjelaskan kepada peserta didik bahwa kebudayan-kebudayaan yang dimiliki Indonesia
adalah modal sosial (social capital) yang memiliki nilai tawar yang tinggi.
·Guru menjelaskan kepada peserta didik bahwa kearifan lokal yang dimiliki bangsa Indonesia harus
dilestarikan.

Kegiatan Inti (90 Menit)


·Guru membagi peserta didik ke dalam empat kelompok.
·Masing-masing kelompok mendiskusikan tentang tema yang berbeda.
-Kelompok pertama mengidentifikasi tentang alasan “Mengapa Kita Menjadi Bagian dari Warga
Dunia.”
-Kelompok kedua menelaah “Aspek-aspek dalam kehidupan kita yang merupakan bagian dari
fenomena global.”
-Kelompok ketiga mendiskusikan “Dampak Positif dan Negatif dari Globalisasi.”
-Kelompok keempat melihat bagaimana “Pancasila Menjadi Jati Diri Bangsa Indonesia pada Era
Globalisasi”
·Guru memfasilitasi setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di kelas besar.
·Kelompok yang lain memberikan respon atau tanggapan terhadap presentasi dari kelompok yang
melakukan presentasi.
·Setiap kelompok melakukan revisi jika ada masukan dari kelompok lain.
·Poster yang dibuat ditempelkan pada beberapa tempat umum di lingkungan sekolah agar dapat
dibaca oleh peserta didik lain di sekolah.

Kegiatan Penutup (10 Menit)


·Guru memeriksa pemahaman peserta didik dengan meminta mereka menjawab pertanyaan kunci
pada awal diskusi menggunakan bahasa sederhana yang mudah dipahami.
·Peserta didik dapat menuliskan di kolom refleksi (Buku Siswa) atau menyampaikannya secara
lisan.

EvaQueen_SmanSaYang/Pend.Pancasila/Fase F_Bhinneka Tunggal Ika


E. ASESMEN / PENILAIAN
Di akhir unit, guru memberikan asesmen kepada peserta didik untuk menguji kemampuan
mereka, dengan memberikan pertanyaan berikut:
a. Bagaimana cara mengenali kearifan masyarakat yang ada di dunia?
b. Bagaimana cara mempromosikan budaya bangsa Indonesia dalam dunia yang terhubung?
c. Bagaimana cara melakukan kolaborasi budaya dalam dunia yang saling terhubung?

Aspek Penilaian
Penilaian Pengetahuan Penilaian Sikap Penilaian Keterampilan
 Menanggapi topik diskusi  Observasi guru  Efektivitas penyajian poster
  
Pemahaman materi (esai) Penilaian diri sendiri video Partisipasi diskusi
 Penilaian teman sebaya 

Observasi Guru
Guru melakukan observasi untuk menilai sikap peserta didiknya. Observasi dilakukan dengan
mencatat hal-hal yang tampak dan terlihat dari aktivitas peserta didik di kelas.
Observasi dapat meliputi, namun tidak terbatas pada:
1) Kemampuan kolaborasi, bekerja sama, atau membantu teman dalam kegiatan kelompok.
2) Dapat menyimak dengan seksama penjelasan guru dan temannya saat berbicara.
3) Menunjukkan antusiasme dalam pembelajaran.
4) Berani menyampaikan pendapat disertai dengan argumentasi yang jelas, rasional dan
sistematis, serta disampaikan secara santun.
5) Menunjukkan penghargaan terhadap teman yang berbeda, baik perbedaan pendapat, ras,
suku, agama/kepercayaan, dan lain sebagainya.
6) Menunjukkan sikap tanggung jawab ketika diberi tugas atau peran yang harus dilakukan.

Penilaian Diri Sendiri dan Teman Sebaya


Guru juga dapat meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri sendiri terkait dengan
ketercapaian capaian pembelajaran, ataupun meminta teman sebayanya untuk melakukan
penilaian tersebut. Penilaian diri sendiri dapat berupa kualitatif ataupun kuantitatif.

EvaQueen_SmanSaYang/Pend.Pancasila/Fase F_Bhinneka Tunggal Ika


F. PENGAYAAN DAN REMEDIAL

Pengayaan Remedial

kegiatan remedial diberikan kepada peserta didik


kegiatan pembelajaran pengayaan dapat yang belum mencapai capaian pembelajaran.
diberikan kepada peserta didik yang menurut Remedial ini dilakukan untuk membantu peserta
guru telah mencapai capaian pembelajaran didik dalam mencapai
capaian pembelajaran

G. REFLEKSI GURU DAN PESERTA DIDIK


Refleksi Guru:
• Apakah kegiatan belajar berhasil?
• Berapa persen peserta didik mencapai tujuan?
• Apa yang menurut Anda berhasil?
• Kesulitan apa yang dialami guru dan peserta didik?
• Apa langkah yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar?
• Apakah seluruh peserta didik mengikuti pelajaran dengan baik?

Refleksi Peserta Didik:


• Bagian mana yang menurutmu paling sulit dari pelajaran ini?
• Apa yang akan kamu lakukan untuk memperbaiki hasil belajarmu?
• Kepada siapa kamu akan meminta bantuan untuk memahami pelajaran ini?
• Jika kamu diminta untuk memberikan bintang 1 sampai 5, berapa bintang akan kamu berikan
• pada usaha yang telah kamu lakukan?
• Bagian mana dari pembelajaran ini yang menurut kamu menyenangkan?

EvaQueen_SmanSaYang/Pend.Pancasila/Fase F_Bhinneka Tunggal Ika


LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 ( UNIT 3.)

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

Lembar Kerja 1Lembar Kerja Peserta didik: Mari Berefleksi


a. Secara jujur, kalian perlu bertanya pada diri sendiri:
1) Nilai (value), karakter, kompetensi, keterampilan apa yang kalian miliki saat ini sebagai
kekuatan untuk ber-Pancasila dalam kehidupan global?
2) Nilai, karakter, kompetensi, dan keterampilan apa yang belum kalian miliki dan perlu

kalian miliki di masa mendatang agar dapat menerapkan Pancasila dalam kehidupanglobal?

Tuliskan jawaban pada lembar kerja di bawah ini:

b. Kalian perlu menggali kekuatan atau kekayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, yang
dapat
digunakan untuk berkontribusi dalam kehidupan global.

Lembar Kerja 3 Kolom Refleksi


Tanggal :
Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah

EvaQueen_SmanSaYang/Pend.Pancasila/Fase F_Bhinneka Tunggal Ika


LAMPIRAN 2 ( UNIT 2.)
BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK
Globalisasi yang ditandai dengan perkembangan teknologi informasi membuat dunia seakan tidak
berjarak (borderless). Globalisasi membuat batas teritorial negara seakan tidak ada lagi. Globalisasi
membuat negara-negara di dunia menjadi semacam global village (desa buana), di mana satu
negara dengan negara lain saling terhubung dan saling berinteraksi. Dengan perkembangan
teknologi informasi yang sangat maju, suatu peristiwa atau kejadian di suatu negara dapat
diketahui secara cepat di belahan bumi lain. Perkembangan teknologi informasi dan juga
transportasi meniscayakan seseorang atau sekelompok orang berinteraksi dan berkomunikasi
dengan orang lain dari berbagai belahan dunia. Hal ini membawa konsekuensi adanya pertukaran
budaya di kancah global (internasional).
Siapa pun orangnya, tidak dapat lepas dari budaya tempat ia dilahirkan dan dibesarkan. Dengan
budaya yang mengakar di dalam dirinya, ia harus berbagi ruang dengan orang lain dari budaya lain.
Pertukaran budaya tersebut sangat mungkin berpotensi menimbulkan konflik. Konflik dapat dicegah
dengan munculnya kesadaran bahwa setiap orang harus mampu dan mau memahami budaya orang
lain yang berbeda dengannya. Cara berkomunikasi sendiri sangat dipengaruhi oleh budaya
masingmasing. Oleh karenanya, dalam berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya,
dibutuhkan pemahaman lintas budaya (cross-cultural understanding).
Sebagai bagian dari komunitas global, Indonesia tentu saja tidak dapat menghindarkan diri dan
menutup/mengisolasi diri dari bangsa dan negara lain. Perjumpaan dan interaksi dengan bangsa-
bangsa lain merupakan suatu keniscayaan bagi bangsa mana pun, termasuk Indonesia. Adanya
globalisasi meniscayakan hilir mudiknya budaya lain dari satu negara ke negara lain sehingga
berpotensi mempengaruhi budaya negara setempat. Tidak ada satu pun bangsa yang hidup tanpa
pengaruh dari luar.
Sebagai bangsa yang besar, kita harus memiliki kelenturan budaya, sehingga mampu mengadaptasi
budaya-budaya luar yang baik dan sesuai dengan jati diri bangsa. Berbagai budaya luar yang baik
dan sesuai dengan jati diri bangsa dapat memperkaya nilai-nilai dan kearifan lokal bangsa
Indonesia.
Ketidakmampuan beradaptasi dengan budaya luar, akan menjadikan Indonesia terperosok ke dalam
kekerdilan identitas. Sebaliknya, terlalu terobsesi dengan budaya luar dan mengabaikan tradisi dan
nilai-nilai lokal, akan menjadikan Indonesia kehilangan identitas nasionalnya. Jika demikian yang
terjadi, bangsa Indonesia tidak akan pernah mampu berdikari secara kultural dan menjadi diri
sendiri. Sebagai bangsa yang besar, kita harus mampu bergaul secara global dengan bangsa dan
negara lain tanpa kehilangan identitas keindonesiaan kita. Berpikir global bertindak lokal (think
globally act locally), merupakan adagium dan sikap moderat yang tepat bangsa Indonesia dalam
menghadapi globalisasi.
Melestarikan apa yang baik dan mengadopsi hal-hal yang lebih baik dari bangsa lain, merupakan
sikap cerdas dan bijaksana. Sebaliknya, menolak atau meniru secara membabi buta apa saja dari
luar, bukanlah sikap bijak. Tidak semua yang berasal dari luar itu baik dan juga tidak semua yang
berasal dari luar itu buruk. Kita ambil yang baik dari mereka (baca: bangsa luar) sembari
mempertahankan dan melestarikan tradisi dan nilai-nilai kearifan lokal bangsa Indonesia. Kendati
setiap bangsa memiliki keunikan budaya dan tradisi masing-masing, namun tidak menutup
kemungkinan bekerja sama dan berkolaborasi secara global untuk keadilan dan penciptaan dunia
yang lebih aman dan manusiawi.

EvaQueen_SmanSaYang/Pend.Pancasila/Fase F_Bhinneka Tunggal Ika


LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN UNIT 4.

Unit 4. Merawat Tradisi Lokal Dan Kebinekaan

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN

PERTEMUAN KE-1
Mengenali Keragaman Kearifan Lokal di Nusantara
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
·Guru mengajukan reflektif pada peserta didik, “Apa urgensi menjaga kearifan masyarakat di Indonesia?
Bagaimana kearifan lokal itu bermanfaat bagi pelestarian lingkungan atau harmoni antarkelompok
masyarakat?”

Kegiatan Inti (90 Menit)


• Setelah membaca bahan-bahan yang berkaitan dengan praktik menjaga kearifan lokal
(lihat Buku Siswa), peserta didik berkelompok untuk mengidentifikasi tradisi lokal di
Indonesia.
• Dalam kelompok, peserta didik mengidentifikasi berbagai kearifan lokal yang bisa
dihubungkan dengan
- upaya pelestarian alam,
- menjaga kerukunan antar kelompok masyarakat,
- menjaga harmoni antara masyarakat dan pemerintah.
• Poster dibuat secara manual atau menggunakan aplikasi digital. Selain menampilkan
gambarnya, berikan penjelasan mengenai filosofi atau nilai yang terkandung dalam
kearifan lokal tersebut.

Kegiatan Penutup (10 Menit)


• Guru memeriksa pemahaman peserta didik dengan meminta mereka
menjawab pertanyaan kunci pada awal diskusi menggunakan bahasa
sederhana yang mudah dipahami.
• Peserta didik dapat menuliskannya di kolom refleksi (Buku Siswa) atau
menyampaikannya secara lisan.

EvaQueen_SmanSaYang/Pend.Pancasila/Fase F_Bhinneka Tunggal Ika


PERTEMUAN KE-2
Praktik Menjaga Kearifan Lokal
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
• Guru mengajukan pertanyaan reflektif pada peserta didik, “Sebagai generasi muda, langkah
konkret apa yang bisa dilakukan untuk menjaga kearifan lokal masyarakat kita?”

Kegiatan Inti (90 Menit)


·Guru membimbing peserta didik membuat perencanaan terlibat dalam praktik menjaga
kearifan lokal.
·Peserta didik mengisi jurnal harian, seperti yang tertera dalam contoh. Kolom jurnal bisa
dikembangkan.
·Peserta didik mempresentasikan rencana praktik menjaga kearifan lokal yang ada di sekitar
lingkungan tempat mereka tinggal.

Kegiatan Penutup (10 Menit)


·Guru memeriksa pemahaman peserta didik dengan meminta mereka menjawab pertanyaan
kunci pada awal diskusi menggunakan bahasa sederhana yang mudah dipahami.
·Peserta didik dapat menuliskan di kolom refleksi (Buku Siswa) atau menyampaikannya
secara lisan.

E. ASESMEN / PENILAIAN
Di akhir unit, guru memberikan asesmen kepada peserta didik untuk menguji kemampuan
mereka, dengan cara:
a. Membuat infografis secara berkelompok tentang contoh kearifan lokal masyarkaat di
Indonesia.
b. Mempresentasikan hasil diskusi dan menjawab pertanyaan yang diajukan.

Penilaian Pengetahuan Penilaian Sikap Penilaian Ketrampilam

·Pengisian jurnal
harian aktivitas yang
memiliki nilai kearifan ·Presentasi di hadapan
·Observasi guru
lokal peserta didik yang lain.
·Penilaian diri sendiri
·Konten infografis atau Efektivitas infografis
Penilaian teman sebaya
poster atau poster
·Partisipasi diskusi
Pemahaman materi

EvaQueen_SmanSaYang/Pend.Pancasila/Fase F_Bhinneka Tunggal Ika


F. PENGAYAAN DAN REMEDIAL

Pengayaan Remedial

kegiatan remedial diberikan kepada peserta didik


kegiatan pembelajaran pengayaan dapat yang belum mencapai capaian pembelajaran.
diberikan kepada peserta didik yang menurut Remedial ini dilakukan untuk membantu peserta
guru telah mencapai capaian pembelajaran didik dalam mencapai
capaian pembelajaran

G. REFLEKSI GURU DAN PESERTA DIDIK


Refleksi Guru:
• Apakah kegiatan belajar berhasil?
• Berapa persen peserta didik mencapai tujuan?
• Apa yang menurut Anda berhasil?
• Kesulitan apa yang dialami guru dan peserta didik?
• Apa langkah yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar?
• Apakah seluruh peserta didik mengikuti pelajaran dengan baik?

Refleksi Peserta Didik:


• Bagian mana yang menurutmu paling sulit dari pelajaran ini?
• Apa yang akan kamu lakukan untuk memperbaiki hasil belajarmu?
• Kepada siapa kamu akan meminta bantuan untuk memahami pelajaran ini?
• Jika kamu diminta untuk memberikan bintang 1 sampai 5, berapa bintang akan kamu berikan
• pada usaha yang telah kamu lakukan?
• Bagian mana dari pembelajaran ini yang menurut kamu menyenangkan?

Paguyangan, 3 Juli 2023


Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Eva Uniyati, S.Pd.


Dr. Ihdi Amin, M.Pd.

EvaQueen_SmanSaYang/Pend.Pancasila/Fase F_Bhinneka Tunggal Ika


LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 ( UNIT 4.)

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

EvaQueen_SmanSaYang/Pend.Pancasila/Fase F_Bhinneka Tunggal Ika


LAMPIRAN 2
BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK

Bacalah artikel di bawah ini.


Masyarakat Kampung Naga Menjaga Kelestarian Alam
Kampung Naga berada di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa
Barat. Sebagian besar masyarakatnya hidup sebagai petani. Diluar itu, masyarakat Kampung
Naga bermatapencaharian sebagai perajin anyaman bambu, pun yang kerajinan rumah tangga
atau industri kecil lainnya.
Publik mengenal kampung masyarakat Sunda ini sebagai kampung adat. Penduduk Kampung
Naga baik yang masih tinggal disana atau di luar, menganggap tempat kelahirannya tersebut
sebagai warisan leluhur untuk anak cucunya sehingga harus dijaga.
Cara untuk menunjukkan hal tersebut ada dalam prilaku maupun upacara ritual yang
diselenggarakan secara rutin. Mereka juga memberlakukan semacam tabu yang harus dihindari.
Salah satu ciri yang melekat pada masyarakat adat Kampung Naga adalah konsistensinya untuk
menjaga lingkungan agar tetap lestari. Mereka melihat alam sebagaimana manusia, yang harus
diperlakukan dengan baik. Tidak dieksploitasi, ditebangi pohonnya semena-mena tanpa ditanami
kembali.
Aktivitas untuk melindungi hutan mereka tunjukkan dengan menetapkan sebuah kawasan yang
suci. Pada Kawasan tersebut ada yang disebut leuweung larangan (hutan larangan) dan
leuweung tutupan (hutan tutupan). Disebut sebagai hutan larangan, karena disana ada
pantangan. Di tempat itu pulalah, leluhur Kampung Naga dimakamkan.
Selain leuweung larangan, ada juga leuweung tutupan, tempat dimana tumbuh tanaman keras
yang usianya sudah mencapai puluhan atau bahkan mungkin ratusan tahun. Hutan tutupan
merupakan sumber kehidupan masyarakat adat Kampung Naga.
Harmonisasi dengan lingkungan juga dilakukan dengan cara membuat séngkédan. Melihat
topografi wilayahnya yang berbukit-bukit, cara itu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya
longsor atau erosi. Tanah séngkédan tersebut kemudian diperkuat dengan susunan batu kali
sehingga terlihat seperti teras. Karena tidak menggunakan campuran pasir dan semen untuk
penguat, air dari daerah yang lebih tinggi masih bisa mengalir ke daerah lebih rendah melalui
batu-batu tersebut.

EvaQueen_SmanSaYang/Pend.Pancasila/Fase F_Bhinneka Tunggal Ika


GLOSARIUM & DAFTAR PUSTAKA

GLOSARIUM
 Batas Wilayah: Garis batas yang merupakan pemisah kedaulatan suatu negara yang

didasarkan
atas hukum internasional.
 Big Data: Dalam Bahasa Indonesia biasa disebut Mahadata. Kata ini merujuk pada kumpulan
data yang sangat besar yang dapat dianalisis secara komputasi untuk mengungkapkan pola,
tren,
dan asosiasi, terutama yang berkaitan dengan perilaku dan interaksi manusia.
 Blok Ambalat: Suatu wilayah perairan di perbatasan antara Indonesia dan Malaysia,
tepatnya di
di Laut Sulawesi atau Selat Makassar dan berada di dekat perpanjangan perbatasan darat
antara
Sabah, Malaysia, dan Kalimantan Timur. Wilayah ini memiliki luas 15.235 kilometer persegi
dan kaya akan sumber daya alam, khususnya minyak. Penamaan blok laut ini didasarkan
atas
kepentingan eksplorasi kekayaan laut dan bawah laut, khususnya dalam bidang
pertambangan
minyak.
 Climate Change: Istilah lainnya adalah Perubahan Iklim yakni perubahan yang disebabkan
baik
secara langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia sehingga mengubah komposisi
dari
atmosfer global dan variabilitas iklim alami pada perioda waktu yang dapat diperbandingkan.
 Debirokratisasi: Penghapusan atau pengurangan hambatan yang terdapat dalam sistem
birokrasi
 Deklarasi Djuanda: Deklarasi yang menyatakan kepada dunia bahwa laut Indonesia adalah
termasuk laut sekitar, di antara dan di dalam kepulauan Indonesia menjadi satu kesatuan
wilayah
NKRI. Deklarasi ini dicetuskan pada tanggal 13 Desember 1957 oleh Perdana Menteri Indonesia
pada saat itu, Djuanda Kartawidjaja.
 Deregulasi: Proses pencabutan atau pengurangan regulasi negara.
 Diskriminasi: Pembedaan perlakuan terhadap sesama warga negara (berdasarkan warna
kulit,
golongan, suku, ekonomi, agama, dan sebagainya)
 Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai: Dalam Bahasa Indonesia disebut Badan Penyelidik Usahausaha
Kemerdekaan (BPUPK). Sebuah badan yang dibentuk oleh Pemerintah Jepang pada tanggal 29

EvaQueen_SmanSaYang/Pend.Pancasila/Fase F_Bhinneka Tunggal Ika


DAFTAR PUSTAKA
Buku Guru Pendidikan Pancasila Kelas XI, Kemendikbud.
Buku Siswa Pendidkan Kelas XI, Kemendikbud.
Adams, Cindy. 1996. Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, Jakarta: Gunung Agung
Adiwijoyo, Suwarno. 2005. Konsolidasi Wawasan Maritim Indonesia. Jakarta: Pakar Pusat Kajian
Reformasi
Ady, Kellie. 2019. The Student-Centered Learning Cycle.
https://www.schoology.com/blog/student-centered-learning-cycle
Anderson, L. W. and Krathwohl, D. R., et al (Eds.) (2000) A Taxonomy for Learning, Teaching,
and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives . Allyn &
Bacon. Boston, MA (Pearson Education Group)
Asshidiqie, Jimly. Tanpa Tahun. “Gagasan Dasar Tentang Konstitusi dan Mahkamah Konstitusi”,
makalah.
Budiyono. 2014. Hubungan Negara Dan Agama Dalam Negara Pancasila, Fiat Justisia Jurnal Ilmu
Hukum Volume 8 No. 3, Juli-september
Danusaputro, Munadjat. 1976. Tata Lautan Nusantara dalam Hukum dan Sejarahnya. Jakarta:
Binacipta
Dewantara, Ki Hadjar. 2013. Ki Hadjar Dewantara: Pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap
Sholahudin, Umar. 2019. Globalisasi: Antara Peluang Dan Ancaman Bagi Masyarakat
Multikultural Indonesia, Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis Vol 4, No 2, Desember
Soeprapto, Sri. 2013. Konsep Muhammad Hatta Tentang Implementasi Pancasila Dalam Perspektif
Etika Pancasila. Jurnal Filsafat Vol. 23, Nomor 2, Agustus
Soraya, May Rosa Zulfatus. 2014. Kontestasi Pemikiran Dasar Negara Dalam Perwujudan Hukum
Di Indonesia
Suryani, W. 2013. Komunikasi Budaya yang Efektif. Jurnal Dakwah Tabligh, Vol. 14, No. 1, Juni

Undang-Undang
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2002 tentang Daftar Koordinat Geografis Titik- Titik
Garis Pangkal Kepulauan Indonesia.
 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan.
 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1973 tentang Landas Kontinen Indonesia.
 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1985 tentang Pengesahan United Nations Conventions on the
Law of the Sea (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut).
 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara
 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia.
 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia.

EvaQueen_SmanSaYang/Pend.Pancasila/Fase F_Bhinneka Tunggal Ika

Anda mungkin juga menyukai