1 PB
1 PB
1 PB
ABSTRACT
Administratively, the research location is in the Kinantan Besar River Area and its surroundings,
Batang Asai District, Sarolangun Regency, Jambi. The appearance of landscapes with diverse
landforms has evidence of the process of geological events that occur in an area, both
endogenous and exogenous. This study aims to determine the characteristics of morphological
formation on the lithological distribution of its constituent rocks. This study is interesting to
study because the research area has distinctive geomorphology. The method used in this study
is in the form of petrographic laboratory analysis with the observation of thin incisions of rocks,
lithology shows the minerals contained by naming rocks in the form of mineral percentage
results using rock diagrams. The grouping and division of landforms formed in the study area
are influenced by lithology. The results of the division of landscape forms of the study area are
divided into 4 main landforms, namely the Fault Zone Hills (PZS) having an elevation of 500-
1,000 m, medium-very steep slopes (14-140%) with parallel flow patterns and dominated by
Batusabak lithology. Bukit Intrusi (BI) has an elevation of 400-750 m, a very steep slope (8-
140%) with a centrifugal radial flow pattern, and is dominated by andesite lithology. Steep-
sloped hills (PBC) have an elevation of 200-500 m, a very steep slope (3-1140%) with a
dendritic flow pattern, and are dominated by Granite lithology. Meander River (MR) has an
elevation of 20-200 m and a medium slope slope of (14-20%).
Keywords: Batang Asai, Geomorphic, Lithology, Morphology, Petrography
ABSTRAK
Secara administratif, lokasi penelitian berada di Daerah Sungai Kinantan Besar dan Sekitarnya,
Kecamatan Batang Asai, Kabupaten Sarolangun, Jambi. Kenampakan bentang alam dengan
bentukan lahan beragam memiliki bukti dengan adanya proses kejadian geologi yang terjadi
pada suatu daerah, baik bersifat endogen dan eksogen. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui karakteristik bentukan morfologi terhadap persebaran litologi batuan
penyusunnya. Studi ini menarik untuk diteliti dikarenakan pada daerah penelitian memiliki
geomorfologi yang khas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini berupa analisis
laboratorium petrografi dengan pengamatan sayatan tipis batuan, litologi menunjukkan
mineral-mineral yang terkandung dengan melakukan penamaan batuan berupa hasil
persentase mineral menggunakan diagram batuan. Pengelompokan dan pembagian bentukan
lahan yang terbentuk pada daerah penelitian dipengaruhi oleh litologi. Hasil pembagian bentuk
bentang alam daerah penelitian terbagi menjadi 4 bentuk lahan utama yaitu Perbukitan Zona
Sesar (PZS) memiliki elevasi 500-1.000 m, kemiringan lereng menengah-sangat curam yaitu
(14-140%) dengan pola aliran parallel dan didominasi oleh litologi Batusabak. Bukit Intrusi
(BI) memiliki elevasi 400-750 m, kemiringan lereng miring-sangat curam yaitu (8-140%)
dengan pola aliran radial sentrifugal dan didominasi dengan litologi Andesit. Perbukitan
Berlereng Curam (PBC) memiliki elevasi 200-500 m, kemiringan lereng landai-sangat curam
yaitu (3-1140%) dengan pola aliran dendritik dan didominasi dengan litologi Granit. Meander
River (MR) memiliki elevasi 20-200 m dan kemiringan lereng menengah yaitu (14-20%).
Kata kunci: Batang Asai, Geomorfik, Litologi, Morfologi, Petrografi
115
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY, Volume 21, Nomor 3, Desember 2023: 115 - 124
berbeda-beda dengan ciri khasnya masing- adanya bentuk lahan denudasional dimana
masing (Septiyandrianto, 2021). Bentukan adanya longsor dipengaruhi oleh pelapukan
lahan yang ada pada suatu daerah dapat (Viqran and Jati, 2021). Diidentifikasikan juga
dilihat atas dasar tipe batuan (Syam et al., adanya pengaruh tingkat keaktifan tektonik
2018). Jenis batuan tertentu akan yang berpengaruh terhadap rekonstruksi
membentuk suatu morfologi yang tertentu jalan pada daerah penelitian dengan kelas
pula (Verstappen, 1983). Studi bentang alam aktivitas tektonik sangat tinggi (Hayani and
(landscape) merupakan bagian dari penelitian Sutriyono, 2020). Relief morfologi permukaan
geomorfologi yang mana proses akan sangat menentukan pemanfaatanya
pembentukan bentang alam itu sendiri akan dalam tata guna lahan (Umar et al., 2020).
menghasilkan bentuk lahan (landform) Kajian ini dilakukan dengan menggunakan
(Hidayat and Lumbanatu, 2010). aspek geomorfologi serta analisis petrografi.
Kenampakan ciri-ciri bentuk lahan bisa Bentukan lahan penting kaitannya dengan
diamati melalui peta topografi atau peta evaluasi bentang lahan (Piloyan and Konečný,
udara (Trisnawati et al., 2020). Penelitian ini 2017). Pengamatan lapangan dilakukan
berfokus membahas pengaruh litologi dengan membantu menafsirkan bentukan
terhadap karakteristik morfologi daerah morfologi daerah penelitian berdasarkan
penelitian. Studi ini menarik untuk diteliti penentuan dari penginderaan jauh dengan
dikarenakan pada derah penelitian memiliki Digital Elevation Model (DEM).
geomorfologi yang khas. Hal ini diperkuat Secara astronomis daerah penelitian terletak
dengan adanya dengan keterdapatan pada Zona Universal Transverse Mercator
singkapan yang beragam jenis litologinya. (UTM) 48S. Secara regional, lokasi ini
Bentuk lahan bisa disebabkan oleh gerakan termasuk ke dalam peta geologi lembar
tanah baik oleh faktor aktivitas manusia yang Sarolangun skala 1: 250.000 (Suwarna et al.,
mempengaruhi bentang alam seperti 1992). Secara administratif, lokasi penelitian
kegiatan pertanian, pembebanan lereng, terletak di Sungai Kinantan Besar dan
pemotongan lereng dan pembangunan Sekitarnya, Kecamatan Batang Asai,
(Karnawati, 2005). Berdasarkan proses Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi
geologi pada daerah penelitian ditemukan (Gambar 1).
116
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY, Volume 21, Nomor 3, Desember 2023: 115 - 124
selama periode Paleogen hingga Miosen Awal. Formasi Asai (Ja), Formasi Granit Arai (Kgr)
Kemudian, Subsiden selama Eosen – Oligosen dan Formasi Andesit Basal (Tman). Formasi
serta Miosen Awal hingga Pliosen dan terakhir Asai (Ja) berumur Jura yang terdiri dari
fase inversi pada Plio – Plistosen. batupasir malih, filit, batusabak, batulanau
Stratigrafi regional daerah penelitian terdiri terkersikkan, greywacke dan sisipan
atas 3 kelompok berdasarkan umur. Pertama, batugamping, serta terdapat batupasir
stratigrafi Pra-Tersier berumur Permian kuarsa, argilit, sekis, genes, kuarsit, dan
sampai Kapur Akhir, dengan karakteristik hornfels pada beberapa tempat (bersifat
batuan penyusun didominasi oleh batuan lokal), formasi ini terendapkan pada
beku dan batuan metamorf yang merupakan lingkungan transitional continental (Suwarna
basement dari Cekungan Sumatera Selatan. et al., 1992). Selanjutnya, Formasi Granit Arai
Sedangkan stratigrafi Tersier pada Miosen (Kgr) oleh batuan intrusif berupa granit biotit,
Awal hingga sekarang, didominasi oleh granit hornblenda, granodiorit, dan aplit.
pengendapan batuan sedimen. Data tersebut Stratigrafi Tersier daerah penelitian
merujuk dari korelasi satuan peta (Suwarna diendapkan tidak selaras diatas batuan-
et al., 1992) pada stratigrafi Peta Geologi batuan Pra-Tersier. Formasi Andesit Basal
Regional Lembar Sarolangun dengan skala 1: (Tman) berupa batuan beku intrusi dangkal
250.000. Stratigrafi Pra-Tersier daerah andesit basal. (Gambar 2).
penelitian mencakup tiga formasi yaitu
Metode yang digunakan pada penelitian ini dengan resolusi 0.27-arcsecond berupa kode
adalah kualitatif. Penelitian kualitatif adalah 0913-13_v1.0, 0913-41_V1.0 yang diakses
penelitian bersifat deskriptif dan melalui https://tanahair.indonesia.go.id/.
menggunakan analisis. Metode ini memiliki Data DEMNas dipilih dikarenakan memiliki
empat uraian yaitu studi pendahuluan, resolusi yang lebih tinggi dibandingkan
observasi lapangan, kerja studio dan analisis dengan resolusi data DEM lainnya. Untuk
laboratorium. Studi pendahuluan meliputi mempermudah analisis geomorfologi dibuat
studi literatur untuk mengumpulkan informasi pada Digital Elevation Model (DEM) dengan
mengenai kondisi geologi regional dan analisis Triangulated Irregular Network (TIN).
keadaan geologi lokal daerah penelitian. Pada TIN merupakan salah satu format file yang
observasi lapangan bebagai aspek geologi dipergunakan dalam pemodelan digital yang
berupa pengamatan singkapan dan merepresentasikan muka bumi. Terakhir,
pengambilan sampel batuan, pengamatan analisis laboratorium dengan pengamatan
bentukan morfologi. Kemudian, kerja studio petrografi menggunakan plate thin section
dengan menganalisis karakteristik dengan ketebalan sekitar 0,03 mm dapat
geomorfologi daerah penelitian memiliki skala dilihat menggunakan mikroskopis polarisasi
1: 25.000 dilakukan dengan mengelola pada untuk mengetahui susunan mineral pada
data shapefile (SHP) daerah penelitian dan batuan tersebut.
Digital Elevation Model Nasional (DEMNas)
117
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY, Volume 21, Nomor 3, Desember 2023: 115 - 124
Gambar 3. Peta dan Elevasi Morfologi Daerah Sungai Kinantan Besar dan Sekitarnya
118
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY, Volume 21, Nomor 3, Desember 2023: 115 - 124
Gambar 5. (A) Bukti Lapangan Sesar Batang Asai, (B) Kenampakan Slickenside pada Bidang
Sesar, (C) Hasil Analisis Stereografis Sesar Batang Asai dan (D) Kelurusan Sesar Batang Asai
Melalui DEM (Digital Elevation Model)
119
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY, Volume 21, Nomor 3, Desember 2023: 115 - 124
Gambar 6. (A) Kenampakan Bentukan Morfologi Perbukitan Zona Sesar (B) Singkapan
Batusabak (C) Singkapan Batusabak Secara Dekat (D) Sayatan Tipis Nikol Sejajar (E)
Sayatan Tipis Nikol Silang
120
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY, Volume 21, Nomor 3, Desember 2023: 115 - 124
Gambar 7. (A) Kenampakan Bentukan Morfologi Bukit Intrusi (B) Singkapan Andesit (C)
Singkapan Andesit Secara Dekat (D) Sayatan Tipis Nikol Sejajar (E) Sayatan Tipis Nikol
Silang
E. Perbukitan Berlereng Curam (PBC) kontur tinggi serta dengan kemiringan lereng
Perbukitan Berlereng Curam (Van Zuidam, Landai–Sangat Curam (3-140%)
1983) merupakan bentuk lahan yang (Widyatmanti et al., 2016). Pola aliran sungai
menempati luasan sekitar 50% pada daerah pada daerah penelitian ini berupa pola aliran
penelitian. Perbukitan Berlereng Curam Dendritik (Gambar 8) (Twidale, 2004).
berada dibagian tenggara hingga barat laut. Bentukan morfologi pada daerah ini tersusun
Satuan geomorfik ini memiliki elevasi sekitar atas batuan beku intrusif yaitu granit.
200-500 m. Satuan geomorfik memiliki
121
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY, Volume 21, Nomor 3, Desember 2023: 115 - 124
Gambar 9. (A) Kenampakan Bentukan Morfologi Perbukitan Berlereng Curam (B) Singkapan
Granit (C) Singkapan Granit Secara Dekat (D) Sayatan Tipis Nikol Sejajar (E) Sayatan Tipis
Nikol Silang
122
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY, Volume 21, Nomor 3, Desember 2023: 115 - 124
123
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY, Volume 21, Nomor 3, Desember 2023: 115 - 124
124