2580-Article Text-12194-2-10-20201120
2580-Article Text-12194-2-10-20201120
2580-Article Text-12194-2-10-20201120
*[email protected]
How To Cite:
Dewi, K, A, S., Budiartha, I, N, P., Sugiartha, I, N, G.(2020). Pelaksanaan Kewenangan Kejaksaan Negeri Denpasar dalam Penuntutan Tindak
Pidana Narkotika oleh Anak. Jurnal Analogi Hukum. 2 (3). 283-287. Doi: https://doi.org/10.22225/ah.2.3.2580.283-287
Abstract—Independent state power, especially the implementation of authority and duties in the field of
prosecution is the duty of the Prosecutor as a government institution whose provisions are in accordance with
Article 30 of the Republic of Indonesia Prosecutor's Law Number 16 of 2014. Handling of child crimes in
conflict with the law regulated in the Criminal Justice System and different from adults are seen in quantity
and quality in carrying out acts against the law, for example narcotics abuse. The formulation of the problem
(1) how is the implementation of the authority of the Denpasar District Attorney in prosecuting child narcotics
crimes? (2) what are the inhibiting factors for prosecuting children who commit criminal acts of narcotics at
the Denpasar District Attorney's Office? The method used in this study is an empirical legal method. The
results showed that it was synchronized between the regulations governing the prosecutor's authority in
prosecution with the implementation of the prosecutor's authority in the Denpasar District Prosecutor's Office
and the inhibiting factors of the Denpasar District Prosecutor's authority in prosecuting child narcotics
crimes, namely infrastructure and facilities, awareness of the community and child in question. The
countermeasures carried out by the Denpasar District Prosecutor's Office include the Greeting Prosecutor
Program, School Entrance Prosecutors and the Wayan Adhyaksa application.
Keywords: Prosecutors; Children; Narcotics
Abstrak—Kekuasaan negara yang merdeka terutama pelaksanaan kewenangan dan tugas di bidang
penuntutan merupakan tugas Kejaksaan sebagai lembaga pemerintahan yang ketentuannya sesuai Pasal 30
Undang-undang Kejaksaan Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2014. Penanganan tindak pidana anak yang
berkonflik dengan hukum diatur dalam Sistem Peradilan Pidana dan berbeda dengan orang dewasa dilihat
secara kuantitas dan kualitas dalam melakukan perbuatan melawan hukum contohnya penyalahgunaan
narkotika. Adapun rumusan masalah (1) bagaimanakah pelaksanaan kewenangan dari Kejaksaan Negeri
Denpasar dalam penuntutan tindak pidana narkotika anak? (2) apakah faktor penghambat dari penuntutan anak
yang melakukan tindak pidana narkotika di Kejaksaan Negeri Denpasar? Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode hukum empiris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sudah sinkron antara
regulasi yang mengatur kewenangan kejaksaan dalam penuntutan dengan pelaksanaan kewenangan kejaksaan
dalam penuntutan di Kejaksaan Negeri Denpasar dan faktor penghambat dari pelaksanaan kewenangan
Kejaksaan Negeri Denpasar dalam penuntutan tindak pidana narkotika anak yaitu faktor prasarana dan sarana,
kesadaran dari masyarakat serta dari anak yang bersangkutan. Upaya penanggulangan yang dilakukan
Kejaksaan Negeri Denpasar antara lain dengan Program Jaksa Menyapa, Jaksa Masuk Sekolah serta aplikasi
Wayan Adhyaksa.
Kata Kunci: Kejaksaan; Anak; Narkotika
perlindungan untuk menjaga kepentingan Berkaitan budaya hukum saat ini sangat
anak serta mengetahui latar belakang bergantung dengan perilaku hukum
kehidupan dari anak untuk pertimbangan masyarakat pada umumnya. Dalam elemen
menghasilkan tuntutan dari Majelis Hakim. ini gejala yang biasanya timbul yaitu
Pelaksanaannya sudah sesuai dengan yang degradasi budaya hukum di lingkungan
diamanatkan oleh Peraturan Perundang- masyarakat yang masih ada kaitannya
undangan yang berlaku proses Penuntutan dengan anak yang berhadapan dengan
bagi anak nakal dalam pelaksanaan di hukum biasanya tanda-tanda yang muncul
Kejaksaan Negeri Denpasar sudah berjalan dari aspek ini melainkan meningkatnya
optimal dengan menerapkan pendekatan apatisme dari kalangan masyarakat terhadap
restoratif serta selalu mengupayakan upaya penegakan hukum yang dilakukan oleh
diversi bagi anak yang berhadapan dengan aparat penegak hukum, seiring menurunnya
hukum. tingkat apresiasi dari masyarakat sendiri,
baik pada substansi hukum yang terkait
maupun kepada struktur hukum yang
Faktor-faktor Penghambat Penuntutan
Tindak Pidana Narkotika oleh Anak di terlibat di dalam proses penegakan hukum.
Kejaksaan Negeri Denpasar Proses pelaksanaan kewenangan penuntutan
terhadap tindak pidana narkotika oleh anak,
Pembahasan mengenai faktor faktor yang juga menjadi penghambat dari
penghambat kewenangan penuntutan pelaksanaannya yaitu dari dalam diri si
Kejaksaan Negeri Denpasar dalam anak, karena kondisi psikis si anak masih
penuntutan tindak pidana narkotika anak, belum cukup matang untuk memberikan
dalam penelitian ini menggunakan teori kesaksian ataupun keterangan dalam proses
efektivitas hukum. Semakin mendekati pemeriksaan. Anak yang usianya masih
sasaran maka tinggi efektivitasnya belia memiliki pemikiran yang berubah-
(P.Siagian, 2002). Keberhasilan dari hukum ubah sehingga keterangan yang dberikan
penggunaan yaitu keberhasilan untuk kepada pihak Penuntut Umum menjadi
mengimplementasikan hukum itu sendiri ambigu dan acapkali berubah-ubah dalam
dalam kehidupan masyarakat. Secara proses pemeriksaannya, sehingga
sosiologis banyak faktor yang meyebabkan keterlambatan waktu
mempengaruhi efektifitas penegakan pemeriksaan dan keterangan yang diberikan
hukum. Menurut Soerjono Soekanto seringkali berubah-ubah setiap
(Soekanto, 1983) masalah dari penegak pemeriksaan. Kejaksaan Negeri Denpasar
hukum terlihat dari faktor yang beberapa tahun terakhir ini sudah gencar
mempengaruhinya, sebagai berikut: faktor mengadakan kegiatan penyuluhan hukum
hukumnya sendiri, penegak hukum, ke sekolah-sekolah wilayah hukum
prasarana dan sarana, faktor masyarakat, Kejaksaan Negeri Denpasar dengan
kebudayaan. Berdasarkan hasil penelitian melakukan giat yang bernama “Jaksa
faktor penghambat dari penelitian ini adalah Masuk Sekolah” atau JMS, dengan
sarana dan prasarana, faktor kesadaran berkembangnya teknologi di masyarakat
hukum masyarakat dan Faktor dari dalam yang notabenenya saat ini lebih banyak
diri anak yang berhadapan dengan hukum. menggunakan gadget, sehingga Kejaksaan
Problematika klasik yang menjadi faktor Negeri Denpasar mengikuti perkembangan
penghambat penuntutan ataupun proses teknologi dengan sebuah aplikasi yang bisa
penyelesaian perkara anak yang melakukan diakses oleh smartphone, aplikasi yang
tindak pidana narkotika yaitu, rumah bernama “Wayan Adhyaksa” ini berfungsi
tahanan dalam hal sarana dan prasarana untuk menyalurkan aspirasi masyarakat
untuk mendukung keberlangsungan secara umum, baik pengaduan, kritik serta
penegakan hukum yang dilakukan oleh saran yang ingin disampaikan kepada
Kejaksaan Negeri Denpasar sendiri, yang instansi kami Kejaksaan Negeri Denpasar
mana Lembaga Permasyarakatan Gianyar agar meningkatkan kinerja kami dalam
untuk Anak yang berhadapan dengan pelayanan hukum kepada masyarakat,
hukum tersebut letaknya di Kabupaten Kejaksaan Negeri Denpasar juga
Karangasem yang jarak tempuhnya sangat melaksankan kegiatan “Jaksa Menyapa”
jauh dari Pengadilan Negeri Denpasar. yang bekerja sama dengan Radio Publik
Jurnal Analogi Hukum, Volume 2, Nomor 3, 2020. CC-BY-SA 4.0 License
286
Pelaksanaan Kewenangan Kejaksaan Negeri Denpasar dalam Penuntutan Tindak Pidana Narkotika oleh Anak