Konsep JituPasna Dan R3P Bogor-1
Konsep JituPasna Dan R3P Bogor-1
Konsep JituPasna Dan R3P Bogor-1
Pencegahan &
Mitigasi
Tanggap
Kesiapsiagaan
Darurat Rehabilitasi &
Rekonstruksi
DOKUMEN
DOKUMEN
• LAPORAN KEJADIAN BENCANA
DOKUMEN • PENGKAJIAN KEBUTUHAN
(LAPORAN KEPADA PUSDALOPS)
PASCABENCANA (JITUPASNA)
• KAJI CEPAT
• KAJIAN RISIKO BENCANA • RENCANA REHABILITASI &
• KEJADIAN BENCANA
• RENCANA KONTIJENSI REKONSTRUKSI PASCABENCANA
• RENCANA OPERASI
(R3P)
• PENETAPAN STATUS DARURAT BENCANA
JITUPASNA
R3P
PENYUSUNAN
Dimulai pada saat
tanggap darurat
Penyusunan
paling lama 90 hari
JANGKA WAKTU BERLAKU R3P: Maksimal 3 TAHUN
RR - BUN RR - BUN RR – BUN, APBD, APBN K/L
Penanganan darurat
DSP
TAHAPAN PENYUSUNAN R3P
Bab 1 : Kondisi Wilayah dan Kejadian
Bencana
1. Kondisi Wilayah
2. Kejadian Bencana
Bab 2 : Pengkajian Kebutuhan Pascabencana
1. Prinsip
• Pengelolaan good governance
• Pendekatan partisipatif
2. Kebijakan
• Relokasi
• Besaran Stimulan
• Kontraktual/Swakelola
• Reviu RTRW
• Masa berlaku R3P
3. Strategi
• Prioritas kegiatan tahun 1, 2, 3
Bab 4 : Pelaksanaan
1. Kelembagaan
2. Jadwal Kegiatan
3. Pendanaan
4. Pemantauan, Evaluasi, Pengawasan dan
Pelaporan
5. Kesinambungan Pemulihan
Pascabencana Berbasis Pengurangan
Risiko Bencana
Bab 5 : Penutup
1. Penutup
PERKIRAAN KEBUTUHAN
BERDASARKAN KEWENANGAN ASET
IDENTIFIKASI SUMBER PENDANAAN
TAHAPAN PENYUSUNAN LAPORAN JITUPASNA
EVOLUSI
METODOLOGI Stage
1
Stage
2
Stage
3
Stage
4
-JITUPASNA-
Metodologi pertama Diadaptasikan untuk Metode DaLA Pendekatan
dikembangkan pada penggunaan global diperkuat oleh UNDP JITUPASNA
1970 oleh ECLAC oleh WORLD BANK melalui pendekatan menggabungkan
dan dikenal dengan analisis sosial dan konten, efek, dampak
nama DaLA (Damage ekonomi serta dan strategi
and Losses) dampak terhadap pemulihan daerah
manusia, yang dikenal /wilayah
dengan nama HRNA pascabencana.
(Human Recovery
Needs Asessment)
Transportasi (Darat, Air, Udara); Sumber Daya Air (Tanggul Sungai, Berbasis pemenuhan kebutuhan dasar
INFRASTRUKTUR Irigasi, Drainase, Bendung, Bendungan, Embung, Sabo); Air &
Sanitasi; Postel; Energi (Listrik, Minyak & Gas).
Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, Pertambangan, Partisipatif
EKONOMI
Perindustrian, Perdagangan, , Koperasi/UMKM, Pariwisata.
ANALISIS DAMPAK
BENCANA
Rencana Rehabilitasi dan
• Perekonomian Rekonstruksi Pascabencana
(R3P)
• Kehidupan
BENCANA
Manusia & Sosial
• Lingkungan
Hidup
PROGRAM PEMULIHAN
PASCA BENCANA
AKIBAT BENCANA
Kerusakan Kerugian
• Perubahan bentuk fisik secara total • Perubahan arus ekonomi yang timbul akibat
atau parsial dan kehilangan fungsi kerusakan sarana dan prasarana, diantaranya:
dari aset fisik permukiman termasuk • Biaya operasional yang meningkat
sarana dan prasarana • Pendapatan yang hilang atau tidak jadi
didapatkan
• Terjadi saat bencana atau segera • Pengeluaran yang harus dikeluarkan akibat
setelah bencana bencana (penyediaan fasilitas hunian sementara,
• Dihitung dalam unit fisik, kemudian pembersihan puing dll)
diperkirakan nilai kerusakannya • Terjadi setelah bencana dan berlangsung selama
periode yang relatif panjang , diperkirakan
sejak waktu terjadinya bencana sampai dengan
pulih
• Dihitung dalam nilai uang
Ruang Lingkup Klasifikasi
Kerusakan
Persentase Tingkat
Kerusakan
Kategori Tingkat Kerusakan
Kerugian
Rumus
Perhitungan
Kerusakan
Kerugian
KERUSAKAN
KERUGIAN
Formulir
Kerusakan
dan Kerugian
AKIBAT BENCANA
Cadangan keluarga yang terganggu pada kisaran 15%-25% berupa gangguan pada ternak, bibit dan hasil pertanian.
Mayoritas masyarakat membutuhkan bantuan bibit, ternak dan kayu, stimulus modal usaha serta membutuhkan
dukungan penyusunan rencana kontinjensi ternak.
Contoh Kasus Bencana Erupsi Gunungapi Kelud
• Dampak bencana terhadap, inflasi, investasi,
Perekonomian keuangan fiskal daerah, pertumbuhan ekonomi
makro, standar hidup layak dan kemiskinan
INFRASTRUKTUR 2.680.000.000
Sub Sektor Transportasi Darat 2.680.000.000
TOTAL 2.680.000.000
2 Industri Kecil
Industri Pangan
a Bahan Baku + Barang Dagang Bayongbong 2 Pkt 10.260.000 20.520.000 20.520.000 270.000.000 290.520.000
T arogong Kidul 11 Pkt 10.260.000 112.860.000 112.860.000 1.485.000.000 1.597.860.000
3 Industri Aneka
a Bahan Baku + Barang Dagang Tarogong Kidul 2 Pkt 3.000.000 6.000.000 6.000.000 75.000.000 81.000.000
4 Industri Konveksi
a Bahan Baku + Barang Dagang Tarogong Kidul 1 Pkt 30.000.000 30.000.000 30.000.000 90.000.000 120.000.000
Bayongbong 1 Pkt 5.000.000 5.000.000 5.000.000 22.500.000 27.500.000
5 Industri Tenun
a Bahan Baku + Barang Dagang Bayongbong 1 Pkt 165.350.000 165.350.000 165.350.000 195.000.000 360.350.000
6 Pabrik Heuler
a Bahan Baku + Barang Dagang Karangpawitan 1 Pkt 39.480.000 39.480.000 39.480.000 60.000.000 99.480.000
Bayongbong 1 Pkt 39.480.000 39.480.000 39.480.000 60.000.000 99.480.000
4 Koperasi 1.905.000.000
1 Stimulan untuk Koperasi Seluruh KLU 67 Unit 15.000.000 1.005.000.000
2 Pendampingan Usaha Koperasi di Wilayah Pascabencana KLU 1 Paket 750.000.000 750.000.000
5 Pariwisata 421.500.000.000
1 Rehabilitasi dan Rekonstruksi Hotel/Penginapan Hotel Berbintang Seluruh KLU 5 Unit 5.000.000.000 25.000.000.000
2 Rehabilitasi dan Rekonstruksi Hotel/Penginapan Hotel Non Bintang 506 Unit 750.000.000 379.500.000.000
Pendampingan dan Penyusunan Business Continuity and Disaster Recovery
3 KLU 1 Paket 1.500.000.000 1.500.000.000
Planning untuk Usaha Pariwisata
4 Pendampingan Promosi dan Pemasaran Pariwisata di Wilayah Pascabencana KLU 1 Paket 3.500.000.000 3.500.000.000
5 Pengembangan Desa Wisata di Wilayah Pascabencana KLU 8 Paket 1.500.000.000 12.000.000.000
Sebagai ilustrasi nilai ekologi hutan Indonesia dapat disebut dari hasil penelitian Natural Resoures Management (NRM), USAID (1998)
bahwa hutan konservasi mempunyai nilai antara lain sebagaimana tabel berikut: