Konsep JituPasna Dan R3P Bogor-1

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 63

KONSEP

RENCANA REHABILITASI DAN


REKONSTRUKSI PASCABENCANA
(R3P) & PENGKAJIAN KEBUTUHAN
PASCABENCANA (JITUPASNA)
Disampaikan oleh:
Abriveno Y.L. Pitoy, S.Sos, M.I.L
Analis Kebencanaan Ahli Muda
Direktorat Perencanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Kedeputian Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Badan Nasional Penanggulangan Bencana
2023
MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA
PRABENCANA SAAT TANGGAP DARURAT BENCANA PASCABENCANA

Pencegahan &
Mitigasi
Tanggap
Kesiapsiagaan
Darurat Rehabilitasi &
Rekonstruksi

DOKUMEN
DOKUMEN
• LAPORAN KEJADIAN BENCANA
DOKUMEN • PENGKAJIAN KEBUTUHAN
(LAPORAN KEPADA PUSDALOPS)
PASCABENCANA (JITUPASNA)
• KAJI CEPAT
• KAJIAN RISIKO BENCANA • RENCANA REHABILITASI &
• KEJADIAN BENCANA
• RENCANA KONTIJENSI REKONSTRUKSI PASCABENCANA
• RENCANA OPERASI
(R3P)
• PENETAPAN STATUS DARURAT BENCANA

Sumber: PP 21 Tahun 2008


PENGERTIAN REHABILITASI
PENGERTIAN REKONSTRUKSI
Dasar Hukum R3P & Jitupasna (1)
UU No. 24/2007 tentang PP 21 Tahun 2008 tentang Penanggulangan
Penanggulangan Bencana Lalu, pada tahap apa sudah
Bencana
“Bencana adalah Peristiwa Pasal 57 & Pasal 75 dapat dilakukan
atau rangkaian peristiwa Untuk mempercepat pemulihan kehidupan perhitungan kerusakan dan
yang mengancam dan masyarakat pada wilayah pascabencana, kerugian?
mengganggu kehidupan dan pemerintah daerah menetapkan prioritas dari
penghidupan masyarakat kegiatan rehabilitasi dan rekosntruksi......
yang disebabkan, baik faktor Pada Saat Tanggap Darurat
alam, non alam maupun Penetapan prioritas sebagaimana dimaksud
manusia, sehingga pada ayat 2 didasarkan pada analisis
menyebabkan timbulnya kerusakan dan kerugian akibat bencana.
korban jiwa, kerusakan
lingkungan, kerugian harta Pemerintah dan/atau pemerintah daerah
benda dan dampak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyusun
psikologis”. rencana rehabilitasi/rekonstruksi yang
didasarkan pada analisis kerusakan dan
kerugian akibat bencana sebagaimana
Pascabencana: Rehabilitasi dimaksud dalam Pasal 56 ayat (3) dengan
dan Rekonstruksi memperhatikan aspirasi masyarakat.
Dasar Hukum R3P & Jitupasna (2)
Diamanatkan ada Pedoman
DEFINISI
Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana adalah dokumen
perencanaan yang disusun secara bersama antara Badan Nasional
Penanggulangan Bencana/Badan Penanggulangan Bencana Daerah bersama
kementerian/lembaga, perangkat daerah serta pemangku kepentingan
lainnya berdasarkan atas pengkajian kebutuhan pascabencana untuk
periode waktu tertentu.

Pengkajian Kebutuhan Pascabencana yang selanjutnya disebut Jitupasna


adalah suatu rangkaian kegiatan pengkajian dan penilaian akibat, analisis
dampak, perkiraan kebutuhan, dan rekomendasi awal terhadap strategi
pemulihan yang menjadi dasar penyusunan Rencana Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Pascabencana.
KEDUDUKAN R3P
1. Acuan penyelenggaraan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana berdasarkan
kewenangan dan tanggung jawab Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat dan dunia
usaha.
2. Dokumen perencanaan yang diintegrasikan dengan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional atau Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah provinsi dan
kabupaten/kota wilayah terdampak bencana.
3. Dokumen perencanaan yang diintegrasikan dengan rencana kerja Pemerintah dan/atau
pemerintah daerah serta perencanaan pembangunan sektor terkait.
4. Acuan untuk penganggaran yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara,
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, dan Hibah.

HUBUNGAN JITUPASNA & R3P


Hasil Jitupasna merupakan bahan masukan utama dalam
penyusunan Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Pascabencana.
Surat Edaran Deputi RR
No. B.216/BNPB/D-
IV/RR.01/09/2022
ttg Pembentukan Tim Teknis
Jitupasna dan R3P
Pembentukan Tim Jitupasna

Tim Jitupasna Personil Tugas


R3P Laporan
Jitupasna
Koordinator Sekda Kalaksa BPBD memberikan arahan, mengkoordinir, supervisi
dan melaporkan hasil jitupasna
Tim Pengumpul Data Ketua Tim, Ketua Tim, mengumpulkan, menyerahkan dan
Kabid RR Ess IV di mengklasifikasikan data per sektor serta
BPBD bertanggungjawab terhadap kebenaran dan
kelengkapan data
Tim Analisis dan Ketua Tim, Ketua Tim, mengolah, verivali data, menilai akibat,
Pelaporan Kalaksa BPBD Ess III atau IV menganalisis dampak, memperkirakan
di BPBD kebutuhan dan menyusun laporan jitupasna
R3P JITUPASNA
Kebijakan dan Strategi Pemulihan: Hasil akhir:
• Pembiayaan, Pelaksanaan • Kebutuhan, Kewenangan

JITUPASNA

R3P
PENYUSUNAN
Dimulai pada saat
tanggap darurat

Penyusunan
paling lama 90 hari
JANGKA WAKTU BERLAKU R3P: Maksimal 3 TAHUN
RR - BUN RR - BUN RR – BUN, APBD, APBN K/L

T.A -1 T.A -2 T.A -3

APBD belum tersedia BUN menutup gap,


jika APBD tidak mampu

Penanganan darurat
DSP
TAHAPAN PENYUSUNAN R3P
Bab 1 : Kondisi Wilayah dan Kejadian
Bencana

1. Kondisi Wilayah
2. Kejadian Bencana
Bab 2 : Pengkajian Kebutuhan Pascabencana

1. Kerusakan dan Kerugian


2. Gangguan Akses, Gangguan
Fungsi, Peningkatan Resiko
dan Dampak Bencana
3. Perkiraan Kebutuhan
Bab 3 : Prinsip, Kebijakan dan Strategi

1. Prinsip
• Pengelolaan good governance
• Pendekatan partisipatif
2. Kebijakan
• Relokasi
• Besaran Stimulan
• Kontraktual/Swakelola
• Reviu RTRW
• Masa berlaku R3P
3. Strategi
• Prioritas kegiatan tahun 1, 2, 3
Bab 4 : Pelaksanaan

1. Kelembagaan
2. Jadwal Kegiatan
3. Pendanaan
4. Pemantauan, Evaluasi, Pengawasan dan
Pelaporan
5. Kesinambungan Pemulihan
Pascabencana Berbasis Pengurangan
Risiko Bencana
Bab 5 : Penutup

1. Penutup
PERKIRAAN KEBUTUHAN
BERDASARKAN KEWENANGAN ASET
IDENTIFIKASI SUMBER PENDANAAN
TAHAPAN PENYUSUNAN LAPORAN JITUPASNA
EVOLUSI
METODOLOGI Stage
1
Stage
2
Stage
3
Stage
4
-JITUPASNA-
Metodologi pertama Diadaptasikan untuk Metode DaLA Pendekatan
dikembangkan pada penggunaan global diperkuat oleh UNDP JITUPASNA
1970 oleh ECLAC oleh WORLD BANK melalui pendekatan menggabungkan
dan dikenal dengan analisis sosial dan konten, efek, dampak
nama DaLA (Damage ekonomi serta dan strategi
and Losses) dampak terhadap pemulihan daerah
manusia, yang dikenal /wilayah
dengan nama HRNA pascabencana.
(Human Recovery
Needs Asessment)

Peraturan BNPB No. 05 Tahun 2017


Jitupasna
Pengkajian kebutuhan pascabencana adalah suatu rangkaian kegiatan penilaian
AKIBAT, analisis DAMPAK serta perkiraan KEBUTUHAN, yang menjadi dasar bagi
penyusunan Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana (R3P)
Alur Jitupasna

Ruang Lingkup Jitupasna

SEKTOR SUB SEKTOR Prinsip Dasar Jitupasna


PERUMAHAN Rumah dan Prasarana Lingkungan

Transportasi (Darat, Air, Udara); Sumber Daya Air (Tanggul Sungai, Berbasis pemenuhan kebutuhan dasar
INFRASTRUKTUR Irigasi, Drainase, Bendung, Bendungan, Embung, Sabo); Air &
Sanitasi; Postel; Energi (Listrik, Minyak & Gas).
Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, Pertambangan, Partisipatif
EKONOMI
Perindustrian, Perdagangan, , Koperasi/UMKM, Pariwisata.

SOSIAL Kesehatan, Pendidikan, Agama, Budaya, Lembaga Sosial.


Pendekatan pengurangan risiko bencana
Pemerintahan, Keamanan, Ketertiban, Keuangan/Perbankan,
LINTAS SEKTOR Lingkungan Hidup, Pengurangan Risiko Bencana.
Akuntabel dan transparan
ALUR JITUPASNA
PENILAIAN AKIBAT PERKIRAAN
BENCANA KEBUTUHAN
• Kerusakan • Perbaikan/Pembangunan
• Kerugian • Stimulus Ekonomi
• Gangguan Akses • Pemulihan Akses
• Gangguan Fungsi • Pemulihan Fungsi
• Peningkatan Resiko • Pengurangan Resiko

ANALISIS DAMPAK
BENCANA
Rencana Rehabilitasi dan
• Perekonomian Rekonstruksi Pascabencana
(R3P)
• Kehidupan
BENCANA
Manusia & Sosial
• Lingkungan
Hidup
PROGRAM PEMULIHAN
PASCA BENCANA
AKIBAT BENCANA

Kerusakan Kerugian
• Perubahan bentuk fisik secara total • Perubahan arus ekonomi yang timbul akibat
atau parsial dan kehilangan fungsi kerusakan sarana dan prasarana, diantaranya:
dari aset fisik permukiman termasuk • Biaya operasional yang meningkat
sarana dan prasarana • Pendapatan yang hilang atau tidak jadi
didapatkan
• Terjadi saat bencana atau segera • Pengeluaran yang harus dikeluarkan akibat
setelah bencana bencana (penyediaan fasilitas hunian sementara,
• Dihitung dalam unit fisik, kemudian pembersihan puing dll)
diperkirakan nilai kerusakannya • Terjadi setelah bencana dan berlangsung selama
periode yang relatif panjang , diperkirakan
sejak waktu terjadinya bencana sampai dengan
pulih
• Dihitung dalam nilai uang
Ruang Lingkup Klasifikasi
Kerusakan
Persentase Tingkat
Kerusakan
Kategori Tingkat Kerusakan

Penilaian Tabel Rusak Ringan ≤ 30% Terdapat kerusakan namun masih

Akibat Bencana Kategori Rusak Sedang 31% - 70%


berfungsi

Terdapat kerusakan masih berfungsi

Pada Tingkat dan bisa diperbaiki

Kerusakan Rusak Berat ≥ 71% Terdapat kerusakan fisik secara

Kerusakan & keseluruhan, sehingga tidak dapat


berfungsi sama sekali

Kerugian

Rumus
Perhitungan
Kerusakan
Kerugian
KERUSAKAN

KERUGIAN

Formulir
Kerusakan
dan Kerugian
AKIBAT BENCANA

• Kehilangan akses terhadap pelayanan kebutuhan dasar


Gangguan Akses seperti kesehatan, pendidikan, keamanan, naungan
dan kebutuhan dasar lainya

• Gangguan terhadap proses kemasyarakatan dasar


seperti musyawarah, perlindungan dan budaya
Gangguan Fungsi • Gangguan fungsi administrasi umum maupun
penyediaan keamanan, hukum dan pelayanan dasar

• Masyarakat terdampak bencana menunjukan adanya


kerentanan
Peningkatan • Kerentanan masyarakat yang memburuk akibat
Risiko bencana
• Penurunan kapasitas masyarakat akibat bencana
29
Formulir
Gangguan
Akses,
Gangguan
Fungsi, dan
Peningkatan
Risiko
Formulir
Gangguan
Akses,
Gangguan
Fungsi, dan
Peningkatan
Risiko
Penilaian Gangguan Akses, Gangguan Fungsi dan Peningkatan Risiko

SUMBER CADANGAN KELUARGA YANG TERGANGGU SETELAH TERJADI BENCANA


Sumber cadangan keluarga yang terganggu  Sebanyak 33,33% responden
No %
setelah terjadi bencana menyatakan tidak mengalami
1 Tidak ada 33,33 gangguan terkait sumber
cadangan keluarga.
2 Tabungan 2,94
3 Pinjaman 13,73  Namun tedapat responden
4 Barang/ perhiasan, dll 4,90 yang menyatakan terganggu
5 Ternak/ bibit/ hasil pertanian, perikanan, dll 24,51 sumber cadangan keluarganya
6 Pohon dan kayu olahan 6,86 berupa ternak/bibit/ hasil
7 Asuransi pertanian, perikanan, dll
0,00
(24,51%) serta pinjaman
8 Akses Jaminan Sosial Pemerintah (contoh:
0,98 (13,73%).
Jamkesmas)
9 Lainnya 1,96
10 Tidak Menjawab 10,78

Cadangan keluarga yang terganggu pada kisaran 15%-25% berupa gangguan pada ternak, bibit dan hasil pertanian.

Mayoritas masyarakat membutuhkan bantuan bibit, ternak dan kayu, stimulus modal usaha serta membutuhkan
dukungan penyusunan rencana kontinjensi ternak.
Contoh Kasus Bencana Erupsi Gunungapi Kelud
• Dampak bencana terhadap, inflasi, investasi,
Perekonomian keuangan fiskal daerah, pertumbuhan ekonomi
makro, standar hidup layak dan kemiskinan

•Dampak bencana terhadap standar kesehatan,


pendidikan, potensi konflik, perubahan struktur
Kehidupan
sosial masyarakat, perubahan standar
Manusia dan
Sosial nilai/karakter, perubahan peta/orientasi politik,
rusak/hilang bukti sejarah sebagai peninggalan
budaya

• Dampak bencana terhadap ketersediaan


Lingkungan
Hidup
sumber air baku (mata air), peningkatan emisi DAMPAK
karbon dan kerusakan ekosistem
BENCANA
FORMULIR ANALISIS
DAMPAK BENCANA
FORMULIR
ANALISA DAMPAK
BENCANA
FORMULIR
ANALISA
DAMPAK
BENCANA
Komponen Perkiraan Kebutuhan
Perbaikan/Pembangunan Memulihkan aset milik pemerintah, masyarakat, keluarga dan badan usaha
01 Kembali setelah terjadi bencana

Mengurangi kerugian ekonomi yang dialami oleh pemerintah,


Stimulus
02 masyarakat, keluarga dan badan usaha sebagai akibat dari bencana
Ekonomi
Membantu memulihkan akses individu, keluarga dan masyarakat
Pemulihan dalam rangka pemulihan sistem pelayanan dasar diantaranya
03 Akses
pendidikan, kesehatan, sanitasi, rumah, ketentraman, ketertiban,
perlindungan masyarakat dan jaminan sosial

Pemulihan Menjalankan kembali fungsi pemerintahan dan


04 Fungsi kemasyarakatan

Meliputi kebutuhan mencegah atau


Pengurangan mengurangi ancaman dan kerentanan ,
05 Risiko serta meningkatkan kapasitas masyarakat
dan pemerintah dalam menghadapi
kemungkinan bencana di masa depan.
Perkiraan Nilai Kebutuhan
Harga Satuan
Kebutuhan Volume
Daerah
Keterangan:
1. Volume adalah jumlah yang terkena bencana/menjadi
sasaran tindakan rehabilitasi dan rekonstruksi
berdasarkan kategori rusak berat, sedang dan ringan
dalam bentuk unit atau satuan tertentu.
2. Harga satuan daerah adalah biaya standar berdasarkan
pada kebutuhan pembiayaan kegiatan rehabilitasi dan
rekonstruksi di wilayah terdampak bencana.

Catatan: untuk pemulihan sosial, ekonomi, SDA, LH tidak harus kegiatan


atau komoditas atau aset yang dilakukan rehabiilitasi dan rekonstruksinya.
Dapat berbentuk komoditas atau kegiatan yang baru atau yang sudah ada
dan tidak terdampak bencana pada lokasi bencana. Komoditas atau
kegiatan tersebut harus memperhatikan kearifan lokal, modal sosial, daya
adaptif, serta rantai nilai.
Format tabel kerusakan
dan kerugian
Format tabel rekapitulasi
kerusakan dan kerugian
Format tabel perkiraan kebutuhan
Format tabel rekapitulasi
perkiraan kebutuhan
Matriks Penilaian Kerusakan dan Kerugian
Data Kerusakan Luas/ Nilai Kerusakan (Rp.)
Lokasi Perkiraan Prakiraan Total Kerusakan
Sektor / Sub Sektor Sarana dan Prasarana Jumlah Harga Satuan Keterangan
(Kecamatan) Berat Sedang Ringan Satuan Berat Sedang Ringan Kerusakan Kerugian dan Kerugian
Rata2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

INFRASTRUKTUR 553.750.000 1.982.600.000 2.536.350.000


1 Transportasi 553.750.000 1.982.600.000 2.536.350.000
Darat A. Jalan Kabupaten 48.750.000 1.756.400.000 1.805.150.000
1 Jl. Indah Raya Kecamatan Indah 50 m 1 750.000 37.500.000 - - 37.500.000 37.500.000
Pembersihan puing Jl. IR Kecamatan Indah 31.500.000 31.500.000

Matriks Kerusakan Kerugian :


Kolom – 1 -> di isi nama Sektor/Sub Sektor (Infrastruktur - Transportasi Darat)
Kolom – 2 -> di isi Sarana/Prasarana (Aset terdampak) sesuai kewenangan
di isi Item kegiatan terkait kerugian (Pembersihan puing, dll)
Kolom – 3 -> di isi Lokasi (Kecamatan, atau Desa/Kelurahan aset terdampak)
Kolom – 4 -> di isi Data Kerusakan/ volume aset terdampak kategori Berat (RB)
Kolom – 5 -> di isi Data Kerusakan/ volume aset terdampak kategori Sedang (RS)
Kolom – 6 -> di isi Data Kerusakan/ volume aset terdampak kategori Ringan (RR)
Kolom – 7 -> di isi Satuan Unit Aset terdampak (M, M2, unit, dll)
Kolom – 8 -> di isi Luas/Jumlah rata-rata aset terdampak
Kolom – 9 -> di isi Harga Satuan aset terdampak
Matriks Penilaian Kerusakan dan Kerugian
Data Kerusakan Luas/ Nilai Kerusakan (Rp.)
Lokasi Perkiraan Prakiraan Total Kerusakan
Sektor / Sub Sektor Sarana dan Prasarana Jumlah Harga Satuan Keterangan
(Kecamatan) Berat Sedang Ringan Satuan Berat Sedang Ringan Kerusakan Kerugian dan Kerugian
Rata2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

INFRASTRUKTUR 553.750.000 1.982.600.000 2.536.350.000


1 Transportasi 553.750.000 1.982.600.000 2.536.350.000
Darat A. Jalan Kabupaten 48.750.000 1.756.400.000 1.805.150.000
1 Jl. Indah Raya Kecamatan Indah 50 m 1 750.000 37.500.000 - - 37.500.000 37.500.000
Pembersihan puing Jl. IR Kecamatan Indah 31.500.000 31.500.000

Matriks Kerusakan Kerugian :


Kolom – 10 -> di isi perhitungan kerusakan berat (vol x luas rata2 x H. Satuan x
Tingkat kerusakan berat)
-> kolom 4 x kolom 8 x kolom 9 x (71% - 100%)
-> 50 x 1 x 750.000 x 100%
Kolom – 11 -> di isi perhitungan kerusakan sedang (vol x luas rata2 x H. Satuan x
Tingkat kerusakan sedang)
-> kolom 5 x kolom 8 x kolom 9 x (31% - 70%)
Kolom – 12 -> di isi perhitungan kerusakan berat (vol x luas rata2 x H. Satuan x
Tingkat kerusakan ringan)
-> kolom 6 x kolom 8 x kolom 9 x (0% - 30%)
Matriks Penilaian Kerusakan dan Kerugian
Data Kerusakan Luas/ Nilai Kerusakan (Rp.)
Lokasi Perkiraan Prakiraan Total Kerusakan
Sektor / Sub Sektor Sarana dan Prasarana Jumlah Harga Satuan Keterangan
(Kecamatan) Berat Sedang Ringan Satuan Berat Sedang Ringan Kerusakan Kerugian dan Kerugian
Rata2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

INFRASTRUKTUR 553.750.000 1.982.600.000 2.536.350.000


1 Transportasi 553.750.000 1.982.600.000 2.536.350.000
Darat A. Jalan Kabupaten 48.750.000 1.756.400.000 1.805.150.000
1 Jl. Indah Raya Kecamatan Indah 50 m 1 750.000 37.500.000 - - 37.500.000 37.500.000
Pembersihan puing Jl. IR Kecamatan Indah 31.500.000 31.500.000

Matriks Kerusakan Kerugian :


Kolom – 13 -> di isi rekapitulasi perhitungan masing-masing tingkat kerusakan
-> kolom 10 + kolom 11 + kolom 12
Kolom – 14 -> di isi hasil analisa asumsi item kerugian
Kolom – 15 -> di isi nilai kerusakan ditambah nilai kerugian
-> kolom 13 + kolom 14
Kolom – 16 -> di isi keterangan tambahan terkait aset terdampak
Matriks Penilaian Kerusakan dan Kerugian
Asumsi Penilaian Kerusakan Asumsi Penilaian Kerugian
Kode Sektor/Sub-Sektor Keterangan
Rusak Berat Rusak Sedang Rusak Ringan
1. Sektor Infrastruktur
Jalan Indah Raya Panjang = 50m; Jalan Terputus (RB) : 100%;
Harga Satuan = Rp. 750rb/m maka Nilai
Kerusakan = 50 x 100% x 750.000
Pembersihan puing diasumsikan untuk membersihkan puing
dibutuhkan Tenaga = (10 org x Rp. 100.000 x 7
hari) + Alat Berat Backhoe (1* Rp. 1.500.000 x 7
hari) + Truck (2* Rp. 1.000.000 x 7hari)

Penambahan BBM Roda-2 diasumsikan penambahan BBM Roda-2 sebesar :


150 unit roda 2 x pertambahan BBM sebanyak 1
liter (30km/30km) X harga BBM Rp. 7.000,- x 2
(asumsi PP) x lamanya perbaikan (3 x 30hari)
Tabel Kerusakan dan Kerugian Jalan dan Jembatan
Data Kerusakan Luas/ Nilai Kerusakan (Rp.)
Lokasi Perkiraan Prakiraan Total Kerusakan
Sektor / Sub Sektor Sarana dan Prasarana Jumlah Harga Satuan Keterangan
(Kecamatan) Berat Sedang Ringan Satuan Berat Sedang Ringan Kerusakan Kerugian dan Kerugian
Rata2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

INFRASTRUKTUR 553.750.000 1.982.600.000 2.536.350.000


1 Transportasi 553.750.000 1.982.600.000 2.536.350.000
Darat A. Jalan Kabupaten 48.750.000 1.756.400.000 1.805.150.000
1 Jl. Indah Raya Kecamatan Indah 50 m 1 750.000 37.500.000 - - 37.500.000 37.500.000
Pembersihan puing Jl. IR Kecamatan Indah 31.500.000 31.500.000
Penambahan BBM Roda-2 Kecamatan Indah 189.000.000 189.000.000
Penambahan BBM Roda-4 Kecamatan Indah 352.800.000 352.800.000
Kehilangan Pendapatan Angkot Kecamatan Indah 1.080.000.000 1.080.000.000

2 Jl. Panen Raya Kecamatan Panen 30 m 1 750.000 - 11.250.000 - 11.250.000 11.250.000


Pembersihan puing Jl. PR Kecamatan Panen 23.100.000 23.100.000
Rekayasa Lalu lintas Kecamatan Panen 80.000.000 80.000.000

B. Jembatan Kabupaten 505.000.000 226.200.000 731.200.000


1 Jembatan Adiprana Kecamatan Indah 10 m 1 50.500.000 505.000.000 - - 505.000.000 505.000.000

Pembersihan puing Kecamatan Indah 60.200.000 60.200.000


Penambahan BBM Roda-4 Kecamatan Indah 126.000.000 126.000.000
Jembatan Sementara Kecamatan Indah 40.000.000 40.000.000
Tabel Kebutuhan Sektor Infrastruktur
Perkiraan Kebutuhan :
Kebutuhan
Lokasi
Sektor / Sub Sektor Jenis Asset Harga Satuan Kebutuhan Keterangan
(Kecamatan) Vol Satuan

INFRASTRUKTUR 2.680.000.000
Sub Sektor Transportasi Darat 2.680.000.000

Rekonstruksi Jalan Indah Raya Kecamatan Indah 70 m 1.500.000 105.000.000

Rekonstruksi Jalan Panen Raya Kecamatan Panen 50 m 1.500.000 75.000.000

Rekonstruksi Jembatan Adiprana Kecamatan Indah 20 m 125.000.000 2.500.000.000

TOTAL 2.680.000.000

• Perlu menambahkan deskripsi kegiatan penanganan aset yang dilakukan


(rehabilitasi/rekonstruksi)
• Terkadang volume kebutuhan lebih besar dari volume kerusakan
• Harga satuan kebutuhan lebih mahal daripada harga satuan kerusakan
Contoh Asumsi Kerusakan dan Kerugian (Pascabencana Banjir Bandang Kota Bima 2016)
Asumsi Penilaian Kerusakan Asumsi Penilaian Kerugian
Sektor/Sub-Sektor Keterangan
Rusak Berat Rusak Sedang Rusak Ringan
SEKTOR SOSIAL
kerugian yang ditimbulkan
kerusakan masjid akibat dari banjir seperti lumpur
yang diakibatkan dan air yang tergenang selama 3
banjir yaitu pagar hari x 75.000 x 10 orang tenaga
roboh rata dengan pembersih ditambah dengan
76 Masjid Al-Ikhlas
tanah dengan luas sewa peralatan pompa air 8.750.000
15 m2 dengan sebesar 1.500.000 dan peralatan
harga satuan Kota yang hilang 3.000.000 serta
Bima Rp.1.454.500 pagar kayu sementara
Rp.2.000.000
kerugian yang ditimbulkan
kerusakan masjid akibat dari banjir seperti lumpur
yang diakibatkan dan air yang tergenang selama 3
banjir yaitu pagar hari x 75.000 x 10 orang tenaga
roboh rata dengan pembersih ditambah dengan
77 Masjid Al-Hidayah
tanah dengan luas sewa peralatan pompa air 8.750.000
15 m2 dengan sebesar 1.500.000 dan peralatan
harga satuan Kota yang hilang 3.000.000 serta
Bima Rp.1.454.500 pagar kayu sementara
Rp.2.000.000
CONTOH
CONTOH TABEL KERUSAKAN DAN KERUGIAN
Sektor / Sub Lokasi Data Kerusakan Harga Satuan Nilai Kerusakan (Rp.) Perkiraan Prakiraan Total Kerusakan
Sarana dan Prasarana
Sektor Kecamatan Berat Sedang Ringan Satuan (Rp.) Berat Sedang Ringan Kerusakan Kerugian dan Kerugian
EKONOMI PRODUKTIF 36.528.918.000 49.624.248.000 86.153.166.000
F Industri 25.830.100.000 22.210.000.000 48.040.100.000
Industri Menengah
1. Industri Pangan
a Bahan Baku + Barang Dagang T arogong Kidul 1 Pkt 3.950.000.000 3.950.000.000 3.950.000.000 19.952.500.000 23.902.500.000
b Peralatan T arogong Kidul 40 Unit 200.000.000 6.000.000.000 6.000.000.000 6.000.000.000
c Bangunan T arogong Kidul 15 Unit 270.000.000 3.037.500.000 3.037.500.000 3.037.500.000
d Kendaraan Operasional T arogong Kidul 28 Unit 250.000.000 7.000.000.000 7.000.000.000 7.000.000.000
e Produk Jadi T arogong Kidul 1 Unit 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000

2 Industri Kecil
Industri Pangan
a Bahan Baku + Barang Dagang Bayongbong 2 Pkt 10.260.000 20.520.000 20.520.000 270.000.000 290.520.000
T arogong Kidul 11 Pkt 10.260.000 112.860.000 112.860.000 1.485.000.000 1.597.860.000

b Peralatan Bayongbong 2 Pkt 15.390.000 30.780.000 30.780.000 30.780.000


T arogong Kidul 11 Pkt 15.390.000 169.290.000 169.290.000 169.290.000

3 Industri Aneka
a Bahan Baku + Barang Dagang Tarogong Kidul 2 Pkt 3.000.000 6.000.000 6.000.000 75.000.000 81.000.000

b Peralatan Tarogong Kidul 2 Pkt 5.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000

4 Industri Konveksi
a Bahan Baku + Barang Dagang Tarogong Kidul 1 Pkt 30.000.000 30.000.000 30.000.000 90.000.000 120.000.000
Bayongbong 1 Pkt 5.000.000 5.000.000 5.000.000 22.500.000 27.500.000

b Peralatan Tarogong Kidul 1 Pkt 70.000.000 70.000.000 70.000.000 70.000.000


Bayongbong 1 Pkt 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000

5 Industri Tenun
a Bahan Baku + Barang Dagang Bayongbong 1 Pkt 165.350.000 165.350.000 165.350.000 195.000.000 360.350.000

b Peralatan Bayongbong 1 Pkt 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000

6 Pabrik Heuler
a Bahan Baku + Barang Dagang Karangpawitan 1 Pkt 39.480.000 39.480.000 39.480.000 60.000.000 99.480.000
Bayongbong 1 Pkt 39.480.000 39.480.000 39.480.000 60.000.000 99.480.000

b Peralatan Karangpawitan 1 Pkt 16.920.000 16.920.000 16.920.000 16.920.000


Bayongbong 1 Pkt 16.920.000 16.920.000 16.920.000 16.920.000
CONTOH TABEL KEBUTUHAN EKONOMI
Lokasi
Sektor / Sub-
KEGIATAN (Minimal Nama VOLUME Satuan Harga Satuan Kebutuhan
Sektor
Kecamatan)
IV. EKONOMI PRODUKTIF 499.525.111.400
3 Perdagangan 23.800.000.000
1 Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasar Seluruh KLU 22 unit 900.000.000 19.800.000.000
2 Stimulan Pedagang Lapak dan Kecil dan Usaha Warung Seluruh KLU 5.000 Orang 500.000 2.500.000.000
Pendampingan dan Penyusunan Business Continuity and Disaster Recovery
3 KLU 1 Paket 1.500.000.000 1.500.000.000
Planning pada Usaha Dagang

4 Koperasi 1.905.000.000
1 Stimulan untuk Koperasi Seluruh KLU 67 Unit 15.000.000 1.005.000.000
2 Pendampingan Usaha Koperasi di Wilayah Pascabencana KLU 1 Paket 750.000.000 750.000.000

3 Pelatihan perkoperasian KLU 1 kegiatan 150.000.000 150.000.000

5 Pariwisata 421.500.000.000
1 Rehabilitasi dan Rekonstruksi Hotel/Penginapan Hotel Berbintang Seluruh KLU 5 Unit 5.000.000.000 25.000.000.000
2 Rehabilitasi dan Rekonstruksi Hotel/Penginapan Hotel Non Bintang 506 Unit 750.000.000 379.500.000.000
Pendampingan dan Penyusunan Business Continuity and Disaster Recovery
3 KLU 1 Paket 1.500.000.000 1.500.000.000
Planning untuk Usaha Pariwisata
4 Pendampingan Promosi dan Pemasaran Pariwisata di Wilayah Pascabencana KLU 1 Paket 3.500.000.000 3.500.000.000
5 Pengembangan Desa Wisata di Wilayah Pascabencana KLU 8 Paket 1.500.000.000 12.000.000.000

6 UKM, UMKM, IKM, Warung, Kios, BUMDES 22.931.600.000


1 Stimulan Peralatan UMKM, UKM, IKM, Warung dan BUMDES Seluruh KLU 1.204 Unit/Orang 12.500.000 15.050.000.000
2 Pendampingan dan Penyusunan Business Continuity and Disaster Recovery KLU 1 Paket 1.500.000.000 1.500.000.000
3 Dukungan Pemasaran bagi Kelompok Usaha di Wilayah Pascabencana KLU 2 Paket 1.250.000.000 2.500.000.000
4 Pengembangan Usaha Kopi (Pendampingan, Penyediaan Peralatan) KLU 5 Paket 350.000.000 1.750.000.000
5 Pengembangan Usaha Industri Kecil Kerajinan Tenun Lombok KLU 20 Paket 45.000.000 900.000.000
6 Fasilitasi Rekonstruksi Kredit Perbankan UMKM KLU 1 Paket 100.000.000 100.000.000
7 Pelatihan Vocational pada daerah pascabencana KLU 2 Kegiatan 310.000.000
8 Bimbingan Teknis Pemberdayaan Koperasi dan UKM (Pengolahan ubi dan pisang)KLU 1 Kegiatan 30.000.000 30.000.000
9 Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil KLU 30 UMK 5.000.000 150.000.000
10 Pendampingan KUR KLU 4 Pendamping 41.600.000
11 Wirausaha Pemula yang didukung modal awal KLU 10 WP 10.000.000 100.000.000
Pedagang skala mikro informal/PKL yang difasilitasi penataan lokasi dan
12 KLU 1 lokasi 500.000.000 500.000.000
promosi
CONTOH
PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 15 TAHUN 2012
TENTANG
PANDUAN VALUASI EKONOMI EKOSISTEM HUTAN

Sebagai ilustrasi nilai ekologi hutan Indonesia dapat disebut dari hasil penelitian Natural Resoures Management (NRM), USAID (1998)
bahwa hutan konservasi mempunyai nilai antara lain sebagaimana tabel berikut:

Tabel 1. Nilai Ekologi Hutan Indonesia

N Macam Nilai US$ per hektar per


o tahun
1 Konservasi tanah dan air 37.97
.
2 Serapan karbon 5.00
.
3 Perlindungan banjir 48.64
.
4 Transportasi air 5.30
.
5 Keanekaragaman hayati 9.54
.
Contoh perhitungan
Perkiraan Sementara Hitung Cepat Kerusakan dan Kerugian Akibat
Kebakaran Hutan dan Lahan se-Indonesia pada Tahun 2019
No. Sektor/Subsektor Kerusakan (Rp) Kerugian (Rp) Total (Rp)
1 Infrastruktur 423.089.475.000 423.089.475.000
Transportasi Udara 423.089.475.000 423.089.475.000
2 Ekonomi Produktif 10.290.867.323.913 30.211.493.361.717 40.502.360.685.629
Perkebunan, Pertanian dan Kehutanan 10.290.867.323.913 27.900.284.161.717 38.191.151.485.629
Pariwisata 7.491.000.000 7.491.000.000
Perdagangan 2.303.718.200.000 2.303.718.200.000
3 Sosial 2.045.213.533.668 2.045.213.533.668
Kesehatan 1.994.713.029.700 1.994.713.029.700
Pendidikan 50.500.503.968 50.500.503.968
4 Lintas Sektor 1.341.050.000.000 18.477.802.264.348 19.818.852.264.348
Lingkungan Hidup 1.341.050.000.000 18.477.802.264.348 19.818.852.264.348
a. Pemadaman/Penanganan Darurat 1.100.000.000.000 1.100.000.000.000
b. Jasa Lingkungan 1.956.176.264.348 1.956.176.264.348
c. Emisi Karbon 15.421.626.000.000 15.421.626.000.000
d. Lahan Gambut yang Terbakar di Lokasi Target Restorasi oleh Pemerintah 1.341.050.000.000 1.341.050.000.000
Total 11.631.917.323.913 51.157.598.634.733 62.789.515.958.646
Terbilang: Enam Puluh Dua Triliun Tujuh Ratus Delapan Puluh Sembilan Miliar Lima Ratus Lima Belas Juta Sembilan Ratus
Lima Puluh Delapan Ribu Enam Ratus Empat Puluh Enam Rupiah

Rp 62 Triliun untuk Perhitungan Sementara Hitung Cepat Kerusakan dan Kerugian


Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan se-Indonesia, update hingga 30 September 2019
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai