2 PB

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Teknik Sipil

p-ISSN 2088-9321
e-ISSN 2502-5295
Volume 12 No. 2, November 2023

PENGGUNAAN PORTLAND COMPOSITE CEMENT SEBAGAI SUBTITUSI


ORDINARY PORTLAND CEMENT PADA BETON RIGID PAVEMENT DAN
PENGARUHNYA TERHADAP MUTU DAN WAKTU IKAT AWAL SEMEN

Sukamta1 , Han Ay Lie1 , Rizki Dianugrah 1*


1 Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Jl. Prof. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia, 50275
*)email: [email protected]

Diterima : 13 Maret 2023 Disetujui : 21 Juni 2023


Direvisi : 05 Mei 2023 Diterbitkan : 30 November 2023

Abstract: This study aims to investigate the influence of substituting Portland Composite Cement (PCC) for Ordinary
Portland Cement (OPC) on rigid pavement concrete. PCC, as a green product supporting green construction, is
currently being developed for use in rigid pavement concrete for road construction in Indonesia. Tests were conducted
to evaluate compressive strength, flexural strength, and initial setting time of cement. Sample testing was conducted
at the Materials and Construction Laboratory of the Faculty of Engineering UNDIP on six different substitution
variations. The test sample types consisted of 100% OPC, 20% OPC: 80% PCC, 40% OPC: 60% PCC, 60% OPC:
40% PCC, 20% OPC: 80% PCC, and 100% PCC. The results of the Vicat testing showed that the higher the proportion
of PCC, the lower the normal consistency, which reduces the amount of water required for the hydration reaction
between cement and water. In the initial setting time test, the higher the proportion of PCC, the longer the initial setting
time, which slows down the cement hardening time. The compressive strength test of concrete at 28 days showed that
concrete strength tends to decrease as the proportion of PCC increases. In the flexural strength test of concrete at 7,
14, and 28 days, the result showed that the higher the proportion of PCC, the lower the flexural strength of the concrete.
This study revealed that concrete with a higher proportion of OPC had higher compressive and flexural strength
compared to concrete with a higher proportion of PPC. The study found that as the PCC substitution increases, less
water is required to achieve the desired slump in the concrete, thus increasing workability, and the cement hardening
time slows, helping to save time in delivering it to the project site. However, for compressive and flexural strength at
28 days, the study did not show optimal results. Thus, further research is needed to test concrete aged beyond 28 days
or to explore the use of additional materials to obtain optimal compressive and flexural strength for rigid pavement
concrete at 28 days.
Keywords : compressive strength, flexural strength, initial setting time, Portland Composite Cement or PCC, rigid
pavement

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh subtitusi Portland Composite Cement (PCC) ter-
hadap Ordinary Portland Cement (OPC) pada beton rigid pavement. PCC sebagai produk hijau dalam mendukung
green construction, saat ini mulai dikembangkan pada beton rigid pavement untuk pembangunan jalan di Indonesia.
Uji yang dilakukan meliputi perilaku kuat tekan, kuat lentur, dan waktu ikat awal semen. Pengujian sampel dilakukan
di Laboratorium Bahan dan Konstruksi Teknik Sipil Fakultas Teknik UNDIP terhadap enam variasi subtitusi. Tipe
sampel uji yang terdiri dari 100% OPC, 20% OPC: 80% PCC, 40% OPC: 60% PCC, 60% OPC: 40% PCC, 20% OPC:
80% PCC, dan 100% PCC. Hasil pengujian dengan alat vicat menunjukkan bahwa semakin tinggi proporsi PCC, maka
konsisten normal semakin menurun sehingga semakin sedikit kadar air yang diperlukan untuk terjadinya reaksi hidrasi
antara semen dan air. Pada uji waktu ikat awal semen diperoleh hasil semakin tinggi proporsi PCC maka semakin
meningkat waktu ikat awalnya, sehingga waktu pengerasan semen semakin lambat. Pengujian kuat tekan beton pada
umur beton 28 hari menghasilkan kuat tekan beton ynag cenderung menurun seiiring bertambahnya proporsi PCC.
Pada pengujian kuat lentur beton dengan umur beton 7 hari, 14 hari dan 28 hari, didapatkan hasil bila semakin tinggi
proporsi PCC maka kuat lentur beton cenderung menurun. Penelitian ini menghasilkan bahwa beton dengan proporsi
OPC yang lebih banyak memiliki kuat tekan dan kuat lentur yang lebih tinggi dibanding beton dengan campuran PPC
yang lebih banyak. Hasil temuan penelitian ini, seiring bertambahnya subtitusi PCC membutuhkan sedikit kadar air
- 105
Jurnal Teknik Sipil Volume 12, No. 2, November 2023
Universitas Syiah Kuala
yang akan memperkecil nilai slump pada beton dan menambah workability-nya dan waktu pengerasan semen semakin
lambat maka sangat membantu dalam efisiensi waktu mengiriman ke lokasi proyek, namun pada kuat tekan dan kuat
lentur belum menunjukkan hasil yang optimal di umur beton 28 hari. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut diperlukan
pengujian pada umur beton setelah 28 hari atau penggunaan material tambah sehingga diperoleh kuat tekan dan kuat
lentur yang optimal diumur beton 28 hari untuk beton rigid pavement.

Kata kunci : kuat tekan, kuat lentur, waktu ikat awal, Portland Composite Cement atau PCC, rigid pavement

1. PENDAHULUAN didominasi dengan penggunaan konstruksi perkerasan


Pemerataan pembangunan menjadi salah satu pilar kaku (rigid pavement). Dalam tiga dekade terakhir,
dalam Visi Indonesia 2045, yang diimplementasikan perkerasan kaku menjadi alternatif yang banyak
melalui pembangunan infrastruktur yang merata dan digunakan dairpada perkerasan lentur (asphalt pavement)
terintegrasi, dimana pembangunan infrastruktur salah baik di jalan tol maupun jalan raya dengan lalu lintas
satunya bertujuan untuk mewujudkan konektivitas berat yang tinggi, karena perkerasan kaku memiliki
antarwilayah baik secara fisik maupun virtual. Sebagai durabilitas yang tinggi, umur layan yang panjang, dan
contoh, konektivitas darat diwujudkan dengan memerlukan sedikit perawatan, sehingga menjadi lebih
pembangunan ruas utama jalan, tak terkecuali jalan tol ekonomis dalam jangka panjang [2]. Selain itu,
dan jalan baru. Dalam rentang waktu 2017 – 2019, perkerasan kaku memiliki kekuatan lentur yang cukup
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk meneruskan tegangan beban roda ke daerah yang
telah berhasil membangun jalan tol sepanjang 824 km lebih luas di bawahnya [3].
dan jalan baru sepanjang 1.320 km, dan ditargetkan akan Peningkatan penggunaan rigid pavement
bertambah sepanjang 1.500 km untuk jalan tol dan 2.500 berbanding lurus dengan peningkatan penggunaan
km untuk jalan baru dalam rentang waktu 2020 – 2024. semen yang berfungsi sebagai bahan pengikat. Data
Pembangunan jalan tol dan jalan baru akan terus produksi dan penggunaan semen di Indonesia cenderung
dilakukan hingga tercapainya Visium 2030 yaitu mengalami kenaikan selama 10 tahun terakhir yaitu sejak
terbangunnya 2.000 km jalan tol dan 3.000 km jalan baru tahun 2010 sampai dengan 2020 yang disajikan seperti
[1]. pada Tabel 1 berikut.
Pembangunan jalan tol dan jalan baru saat ini
Tabel 1 Produksi dan konsumsi semen di Indonesia
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2019 2020
Produksi semen
51,8 52,9 60,49 65,8 78,01 95,95 108,80 117,4 117,65 128,95
(dalam juta ton)
Konsumsi semen
39,48 48 54,96 58,01 60 62 63,25 69,24 75,23 76,14
(dalam juta ton)
Kenaikan konsumsi
21,58 14,5 5,55 3,43 3,33 2,02 9,47 8,65 1,21
semen (%)
Sumber: Subiyanto (2020)
Semen memiliki berbagai jenis sesuai dengan cocok untuk semua konstruksi beton umum. Semen
fungsinya, namun menurut Sutar et al salah satu jenis OPC paling umum diproduksi dan digunakan di
semen yang paling banyak digunakan karena cocok seluruh dunia, dengan produksi global tahunan
untuk semua konstruksi beton umum adalah sekitar 3,8 juta meter kubik per tahun [5].
Ordinary Portland Cement (OPC) [5]. Semen tipe Produksi semen dalam jumlah besar untuk
OPC merupakan semen hidrolis yang dihasilkan memenuhi kebutuhan saat ini mengakibatkan emisi CO2
dengan cara menggiling terak semen portland yang signifikan ke atmosfer, sehingga pembuatan semen
terutama yang terdiri atas kalsium silikat yang menjadi salah satu penyebab utama pemanasan global
bersifat hidrolis dan digiling bersama dengan bahan [8]. Dalam rangka mendukung green construction,
tambahan berupa satu atau lebih bentuk kristal industri semen mencoba untuk membuat kemajuan yang
senyawa kalsium sulfat dan boleh ditambah dengan signifikan dalam mengurangi emisi CO2 melalui
bahan tambahan lain [6]. Waghmare et al, perbaikan dalam proses dan efisiensi, karena industri
mengemukakan OPC dihasilkan dari campuran batu semen tercatat memberikan kontribusi yang signifikan
kapur dan bahan baku lainnya seperti argillaceous, terhadap ketidakseimbangan lingkungan, khususnya
calcareous, serta gypsum [7]. OPC adalah salah satu kualitas udara [5]. Salah satu upaya untuk mengurangi
jenis semen yang paling banyak digunakan, yang emisi Gas Rumah Kaca adalah dengan melakukan
- 106
Jurnal Teknik Sipil Volume 12, No. 2, November 2023
Universitas Syiah Kuala

inovasi dengan memperkenalkan produk semen ramah batu bara [12].


lingkungan diantaranya Portland Composite Yanati mengemukakan bahwa PCC dirancang
Cement/PCC dan Portland Pozzolan Cement/PPC [9]. memiliki durabilitas tinggi, tahan terhadap sulfat,
Pengembangan dan penggunaan semen ramah panas hidrasi rendah, dan memiliki kekedapan tinggi
lingkungan tersebut telah didukung dengan sehingga mampu menopang ketahanan bangunan
diterbitkannya Instruksi Menteri PUPR Nomor lebih lama [12]. Namun menurut Misnikov, PCC
04/IN/M/2020. Menteri PUPR menginstruksikan kepada mungkin mengalami penurunan kekuatan karena ter-
seluruh pejabat di Kementerian PUPR untuk mendukung dapat kandungan udara yang cukup tinggi pada
peningkatan implementasi semen Non OPC pada adukan semen [14]. Berbeda dengan temuan Fir-
pekerjaan konstruksi di Kementerian PUPR sesuai nanda dkk, terhadap kuat tekan semen menunjukan
dengan peruntukan konstruksinya [10]. bahwa nilai kuat tekan semen Tipe I (dalam hal ini
Sejak tahun 2016, penggunaan semen ramah OPC) dengan PCC tidak terlalu berbeda, namun kuat
lingkungan PCC dan PPC sudah dimulai di tekan semen PCC masih berada di bawah nilai kuat
Indonesia dan mengalami fluktuasi dari tahun ke tekan semen Tipe I [15]. Hasil penelitian lainnya
tahun. Penggunaan PCC lebih populer dibandingkan yang dilakukan oleh Mustaqim diketahui bahwa kuat
dengan PPC. PCC Mempunyai jejak karbon yang tekan beton dengan menggunakan PCC masih
lebih rendah daripada semen portland konvensional mengalami peningkatan bahkan setelah berumur 28
[11]. Pada tahun 2020, penggunaan PCC di hari sampai dengan 90 hari, sehingga dapat
Indonesia mencapai kurang lebih 35 juta ton, disimpulkan bahwa kuat tekan beton dengan semen
sedangkan pengguna PPC masih berada dikisaran 10 PCC akan lebih tinggi diumur panjang [16]. Sejalan
juta ton [9]. Penelitian yang dilaksanakan ini akan dengan Mustaqim, Uddin dkk menyatakan bahwa
berfokus terhadap penggunaan PCC dalam beton PCC mengalami penurunan kekuatan awal
pembuatan beton pada rigid pavement. yang lebih signifikan dibandingkan dengan OPC,
PCC atau semen portland komposit adalah setelah melalui tahap perawatan yang konsisten serta
bahan pengikat hasil penggilingan bersama-sama reaksi pozzolan yang optimal keduanya memiliki
terak semen portland dan gips dengan satu atau lebih karakteristik kekuatan yang hampir serupa pada
bahan anorganik, atau hasil pencampuran antara tahap selanjutnya [17].
bubuk semen portland dengan bubuk bahan Berdasarkan penjelasan pada latar belakang di
anorganik lain. Bahan anorganik tersebut antara lain atas mengenai dampak penggunaan PCC dalam
terak tanur tinggi (blast furnace slag), pozolan, mendukung produk ramah lingkungan dan kesenjangan
senyawa silikat, batu kapur, dengan kadar total temuan penelitian sebelumnya mengenai kuat tekan,
bahan anorganik 6% - 35 % dari massa semen makan perlu dilakukan penelitian terkait penggunaan
portland komposit [6]. Industri semen telah memulai PCC yang disubstitusi dengan OPC pada campuran
untuk memproduksi PCC sehingga diklaim mampu beton untuk rigid pavement. Penelitian ini tidak hanya
menghemat biaya produksi atau lebih ekonomis, bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh subtitusi PCC
mengurangi eksploitasi alam akibat penambangan dengan OPC pada kuat tekan beton, namun sebagai
bahan baku semen serta untuk mengatasi kebaruan penelitian dilakukan juga uji reaksi hidrasi
permasalahan lingkungan [12]. Selain itu PCC antara semen dan air, waktu ikat awal, dan kuat lentur
dengan hidrasi rendah memberikan manfaat beton pada rigid pavement.
kekuatan jangka panjang [13].
PCC telah masuk dalam daftar produk hijau 2. METODE PENELITIAN
dari Green Listing Indonesia yang dikeluarkan oleh Penelitian dilakukan dengan melakukan
Green Building Council Indonesia. Material PCC eksperimen di Laboratorium Bahan dan Konstruksi
termasuk material ramah lingkungan karena Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
penggunaan bahan bakar pada proses produksi Parameter pengujian yang diteliti meliputi kuat tekan
berkurang sampai 20% dengan menggunakan (umur 28 hari) dan kuat lentur (umur 7, 14, 28 hari) untuk
material komposit sebagai pengganti sebagian 6 variasi substitusi campuran semen OPC dan PCC.
klinker, penggantian tersebut dapat mengurangi Adapun tahapan pelaksanaan penelitian disajikan pada
potensi emisi gas CO2 . PCC juga menggunakan Gambar 1. Penelitian meliputi persiapan bahan material
waste material seperti slag dan fly ash sebagai dan peralatan, pengujian properties material, pembuatan
komposit pengganti klinker. Produksi PCC juga mix design beton, pembuatan benda uji dengan berbagai
menggunakan sebagaian bahan bakar alternatif variasi substitusi, perawatan benda uji, pengujian kuat
terbarukan, seperti sekam padi, serbuk gergaji, tarik dan kuat lentur dan diakhiri dengan analisis data
limbah ban bekas, dan lainnya, untuk mensubstitusi hasil pengujian.
- 107
Jurnal Teknik Sipil Volume 12, No. 2, November 2023
Universitas Syiah Kuala

START
Studi Pustaka
-) PCC -) SNI
-) OPC -) Jobmix
-) Kuat Tekan -) Kuat Lentur

Material :
-) Split 1-2 -) Semen Persiapan Bahan Material dan
-) Split 2-3 -) Air Peralatan
-) Pasir

Uji Properties Material


Berdasarkan SNI

Semen Analisa Agregat Kasar Air


Analisa Agregat Halus
-) Analisa Saringan -) Analisa Saringan
-) Uji Vicat -) Kandungan Lumpur
-) Kandungan Lumpur
-) Zat Organis -) Kadar Air Asli & SSD
-) Kadar Air Asli & SSD -) Berat Jenis Asli & SSD
-) Berat Jenis Asli & SSD -) Berat Isi Asli & SSD
-) Berat Isi Asli & SSD -) Los Angeles
-) Impact Tet

Jobmix Formula
(Proyek Kendari-Toronipa)

Proporsi Proporsi Proporsi Proporsi Proporsi Proporsi


100 % OPC 80 % OPC 60 % OPC 40 % OPC 20 % OPC 0 % OPC
0% PCC 20% PCC 40% PCC 60% PCC 80% PCC 100% PCC

Pembuatan Benda uji silinder Pembuatan Benda Uji Balok


15 x 30 cm 15 x 15 x 60 cm

Perawatan Benda Uji (Curing)

Uji Kuat Tekan & Lentur Beton

Analisa Data Analisa Hubungan Kuat & Lentur

KESIMPULAN

Gambar 1 Bagan alir penelitian

Job Mix Formula berbagai variasi substitusi. Semua material kecuali


Job mix formula (JMF) yang dipergunakan air berasal dari Kendari.
dalam penelitian berasal dari Proyek Jalan Kendari –
Pemeriksaan Agregat
Toronipa di Kendari, Sulawesi Tenggara dengan
Sebelum pelaksanaan penelitian, dilakukan
mutu rencana FS’ 45. JMF yang dipergunakan adalah
pemeriksaan terhadap material yang akan
hasil perhitungan UPTD Kendari dengan komposisi
dipergunakan, yaitu pemeriksaan agregat kasar dan
material untuk 1 m3 beton seperti pada Tabel 2. Pada
agregat halus. Agregat kasar yang digunakan
penelitian ini dilakukan trial and error terhadap JMF
merupakan batu kali pecah yang diperoleh dari
untuk memperoleh mix design yang tepat dan dapat
Pohara Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara,
dipergunakan dalam pembuatan beton dengan
- 108
Jurnal Teknik Sipil Volume 12, No. 2, November 2023
Universitas Syiah Kuala

sedangkan agregat halus merupakan pasir dari beton yang tepat. Pada proses trial and error di
Moramo Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi laboratorium, dilakukan penambahan air karena
Tenggara. hasil adukan dengan menggunakan molen tidak
Tabel 2 JMF Proyek Jalan Kendari - Toronipa homogen. Hal tersebut terjadi karena JMF pada
Material Kebutuhan untuk 1m 3 Proyek Jalan Kendari – Toronipa dipergunakan
Semen 460 kg untuk pembuatan beton dengan PCC, sedangkan
Air 146 liter pada penelitian yang dilakukan terdapat variabel
Pasir 728 kg OPC dan PCC. Mutu beton yang akan dijadikan
Agregat 1-2 cm 434 kg target mutu adalah beton mutu FS 45 (fMR = 4,5
Agregat 2-3 cm 572 kg MPa). Adapun mix design hasil trial and error
FAS 31,74 % disajikan dalam Tabel 4.
Tabel 4 Mix design untuk penelitian
Pemeriksaan semen meliputi uji vicat untuk Material Kebutuhan untuk 1m3
mengetahui konsistensi normal dan waktu ikat yang Semen 460 kg
dilakukan berdasarkan SNI 03-6827-2002 [18]. Air 215,15 liter
Konsistensi normal adalah kadar air terhadap semen Pasir 728 kg
yang diperlukan untuk mencapai penetrasi sedalam 10 Agregat 1-2 cm 434 kg
mm dengan jarum diameter 10 mm. Sedangkan waktu Agregat 2-3 cm 572 kg
ikat adalah waktu yang diperlukan semen untuk
mengalami pengikatan awal dengan kadar air sesuai Pembuatan Benda Uji
konsistensi normal yang ditunjukan dengan jarum Benda uji yang diperlukan dalam penelitian
diameter 1 mm mengalami penetrasi sedalam 25 mm. Uji terdiri dari dua jenis yaitu silinder ukuran Ø15 x 30
vicat dilakukan terhadap 18 buah benda uji dengan 6 cm untuk pengujian kuat tekan dan balok 15 x 15 x
variasi substitusi OPC dan PCC dengan rincian dari 60 cm untuk pengujian kuat lentur. Benda uji silinder
masing-masing benda uji disajikan pada Tabel 3. berjumlah 18 buah untuk 6 variasi campuran
Pemeriksaan agregat dilakukan untuk mengetahui substitusi OPC dan PCC, sedangkan benda uji balok
pemenuhan persyaratan sesuai dengan ASTM-C33 berjumlah 54 buah untuk 6 variasi campuran
dalam pembuatan adukan beton. Pemeriksaan ini penting substitusi OPC dan PCC yang diuji pada usia beton
dilakukan karena agregat merupakan penyumbang 7 hari, 14 hari dan 28 hari. Adapun rincian dari
kekuatan tarik utama pada beton dimana proporsi agregat masing-masing benda uji disajikan pada Tabel 5.
berkisar antara 70% sampai dengan 75% dari proporsi
beton. Pemeriksaan agregat halus meliputi analisis
saringan, kandungan lumpur, zat organis, kadar air asli
dan SSD, berat isi asli dan SSD, serta berat jenis asli dan
SSD. Sedangkan pemeriksaan agregat kasar meliputi
analisis saringan, kandungan lumpur, kadar air asli dan
SSD, berat isi asli dan SSD, berat jenis asli dan SSD, Los
Angeles, serta impact test.
Tabel 3 Benda uji vicat
Kode Benda Komposisi Semen (%)
Jumlah
Uji OPC PCC
Vp-0 100 0 3
Vp-20 80 20 3 Gambar 2 Metode pengujian dua titik pembebanan
Vp-40 60 40 3
Vp-60 40 60 3
Vp-80 20 80 3
Pengujian Mutu Beton
Vp-100 0 100 3
Penelitian ini berfokus pada pengujian kuat
tekan dan kuat lentur terhadap benda uji. Kuat tekan
Mix Design Beton beton dilakukan dengan menggunakan Compression
Machine hingga benda uji mengalami keruntuhan.
Mix design yang digunakan dalam penelitian
Kuat tekan beton diperoleh dari perbandingan antara
merupakan penyempurnaan dengan cara trial and
gaya tekan aksial maksimum dengan luas permukaan
error terhadap JMF pada Proyek Jalan Kendari –
penampang benda uji [19]. Pengujian kuat tekan
Toronipa, sehingga diperoleh campuran adukan
- 109
Jurnal Teknik Sipil Volume 12, No. 2, November 2023
Universitas Syiah Kuala

menggunakan benda uji berbentuk silinder dengan pengujian waktu ikat awal. Benda uji Vp-0 memiliki
ukuran Ø15x30 cm, yang dilakukan pada saat benda waktu ikat awal selama 120 menit, benda uji Vp-20
uji berumur 28 hari. memiliki waktu ikat awal selama 123,75 menit,
Kuat lentur beton dilakukan dengan metode benda uji Vp-40 memiliki waktu ikat awal selama
dua titik pembebanan (two-point load), dimana 132,5 menit, benda uji Vp-60 memiliki waktu ikat
beton berbentuk balok diletakan pada dua tumpuan awal selama 135 menit, benda uji
lalu dibebani seperti pada Error! Reference source Vp-80 memiliki waktu ikat awal selama 138,75 menit,
not found. [20]. Pengujian kuat lentur menggunakan dan benda uji Vp-100 memiliki waktu ikat awal semen
benda uji berbentuk balok dengan ukuran 15 x 15 x selama 140,625 menit. Hasil pengujian waktu ikat
60 cm, yang dilakukan pada saat benda uji berumur awal disajikan seperti pada Gambar 4.
7 hari, 14 hari dan 28 hari.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Uji Vicat
Uji vicat dilakukan terhadap 6 variasi
substitusi campuran semen antara OPC dan PCC
dengan proporsi sama dengan benda uji beton.
Tahapan uji vicat yang dilakukan pertama kali adalah
untuk mengetahui konsistensi normal campuran
semen. Berdasarkan hasil pengujian, didapatkan
bahwa benda uji Vp-0 memiliki konsistensi normal
sebesar 37,00%, benda uji Vp-20 memiliki konsistensi
normal sebesar 36,41%, benda uji Vp-40 memiliki
konsistensi normal sebesar 35,00%, benda uji Vp-60 Gambar 4 Grafik hubungan waktu ikat awal semen
memiliki konsistensi normal sebesar 34,66%, benda dan proporsi substitusi OPC dan PCC
uji Vp-80 memiliki konsistensi normal sebesar
32,50%, dan benda uji Vp-100 memiliki konsistensi Dari keenam variasi diperoleh hasil bahwa
normal sebesar 31,88%. Hasil pengujian konsistensi waktu ikat semen semakin meningkat dengan
normal disajikan seperti pada Gambar 3. bertambahnya proporsi PCC. Berdasarkan hasil
tersebut, diketahui bahwa semakin banyak proporsi
PCC maka waktu pengerasan semen akan semakin
lambat.
Kuat Tekan Beton
Pengujian kuat tekan betan dilakukan pada
saat benda uji berumur 28 hari. Kuat tekan dari
masing-masing benda uji pada setiap variasi
substitusi OPC dan PCC disajikan pada Tabel 6.
Benda uji Sp-0 memiliki kuat tekan rata-rata 28,90
MPa, benda uji Sp-20 memiliki kuat tekan rata-rata
28,34 MPa, benda uji Sp-40 memiliki kuat tekan rata-
Gambar 3 Grafik hubungan konsistensi normal dan rata 27,92 MPa, benda uji S p-60 memiliki kuat tekan
proporsi substitusi OPC dan PCC rata-rata 27,35 MPa, benda uji S p-80 memiliki kuat
tekan rata-rata 26,03 MPa, dan benda uji S p-100
Dari keenam variasi diperoleh hasil konsistensi memiliki kuat tekan rata-rata 24,17 MPa. Grafik
normal semakin menurun dengan bertambahnya hubungan kuat tekan beton dengan variasi substitusi
proporsi PCC. Dengan demikian, semakin tinggi OPC dan PPC disajikan pada Gambar 5. Dari 6
proporsi PCC, maka semakin sedikit kadar air yang variasi substitusi dengan benda uji sebanyak 18 buah,
diperlukan untuk terjadinya reaksi hidrasi antara diperoleh hasil bahwa kuat tekan beton semakin
semen dan air. Semakin sedikit kadar air akan menurun dengan bertambahnya proporsi PCC. Hasil
memperkecil nilai slump pada beton dan menambah ini sejalan dengan Uddin et al, yang mengemukakan
workability-nya. persentase kenaikan kekuatan tekan yang diharapkan
Setelah dilakukan pengujian konsistensi normal pada usia awal (3 hari, 7 hari, 14 hari) untuk beton
pada setiap benda uji, selanjutnya dilakukan PCC lebih rendah daripada beton OPC [17].

- 110
Jurnal Teknik Sipil Volume 12, No. 2, November 2023
Universitas Syiah Kuala

Tabel 5 Kebutuhan benda uji untuk pengujian kuat tekan dan kuat lentur
Kode Komposisi Semen
Jenis Pengujian Benda (%) 7 hari 14 hari 28 hari Jumlah
Uji OPC PCC
Sp-0 100 0 - - 3 3
Sp-20 80 20 - - 3 3
Sp-40 60 40 - - 3 3
Uji Kuat Tekan
Sp-60 40 60 - - 3 3
Sp-80 20 80 - - 3 3
Sp-100 0 100 - - 3 3
Jumlah Benda uji silinder Ø15x30 cm 18
Bp-0 100 0 3 3 3 9
Bp-20 80 20 3 3 3 9
Bp-40 60 40 3 3 3 9
Uji Kuat Lentur
Bp-60 40 60 3 3 3 9
Bp-80 20 80 3 3 3 9
Bp-100 0 100 3 3 3 9
Jumlah Benda uji balok 15x15x 60 cm 54

Kuat Lentur Beton sebesar 19,83%, pada Bp-80 terjadi kenaikan kuat
Pengujian kuat lentur beton dilakukan pada saat lentur sebesar 3,86% terhadap Bp-60 , namun pada Bp-
benda uji berumur 7 hari, 14 hari dan 28 hari. Kuat 100 mengalami penurunan kuat lentur sebesar 5,19%.
lentur dari masing-masing benda uji pada setiap Hasil kuat lentur sejalan dengan Nidila et al, bahwa
variasi substitusi OPC dan PCC disajikan pada Tabel beton dengan bahan PCC memiliki kuat lentur yang
7. rendah, sehingga diperlukan bahan tambahan yang
Grafik hubungan kuat lentur dengan proporsi sub- mampu menaikkan menaikkan nilai kuat lentur
stitusi OPC dan PCC untuk umur beton 7 hari beton [21].
disajikan pada Error! Reference source not found.,
Berdasarkan pengujian kuat tekan dan kuat
untuk umur beton 14 hari disajikan pada Gambar 6, lentur terhadap 6 variasi beton dengan proporsi
dan untuk umut beton 28 hari disajikan pada Gam- substitusi OPC dan PPC pada Gambar 8, baik untuk
bar 7. Dari 6 variasi substitusi dengan benda uji pada
kuat lentur pada umur beton 7 hari, 14 hari dan 28
3 umur beton yang berbeda dengan benda uji
hari menunjukan hasil bahwa kuat lentur beton
sebanyak 54 buah, diperoleh bahwa terjadi kecender-
semakin bertambah seiring pertambahan umur. Kuat
ungan penurunan kuat lentur beton seiring dengan
lentur beton mengalami penurunan seiring
bertambahnya proporsi PCC. bertambahnya proporsi PCC pada umur 14 hari.
Kuat lentur rata-rata pada umur beton 7 hari terjadi Pada umur 7 dan 28 hari tidak selalu mengalami
penurunan pada Bp-20 terhadap Bp-0 sebesar 6,38%, pada
penurunan kuat lentur beton, namun dilihat dari tren
Bp-40 terjadi kenaikan 0,76% terhadap Bp-20. Bp-20 menuju
yang terjadi menggambarkan penurunan pada kuat
Bp-80 terjadi tren penurunan kuat lentur beton seiring ber-
lentur beton seiring bertambahnya proporsi PCC.
tambahnya proporsi PCC, namun pada benda uji Bp-100
kuat lentur beton naik 17,21% terhadap Bp-80 dan
6,59% terhadap Bp-60. Hasil uji kuat lentur beton pada
umur 14 hari menunjukkan bahwa seiring penambahan
proporsi PCC mempengaruhi penurunan kuat lentur pada
beton. Benda uji Bp-20 mengalami penurunan kuat lentur
sebesar 4,68% terhadap Bp-0 , kuat lentur Bp-40 turun
sebesar 0,35% terhadap Bp-20, kuat lentur Bp-60 turun
sebesar 7,75% terhadap Bp-40, kuat lentur Bp-80 turun
sebesar 5,74% terhadap Bp-60, kuat lentur Bp-100 turun
sebesar 4,87% terhadap Bp-80, sehingga dari Bp-0 menuju
Bp-100 terjadi penurunan kuat lentur beton sebesar 21,42%.
Benda uji pada umur 28 hari mengalami tren Gambar 5 Grafik hubungan kuat tekan beton umur
penurunan kuat lentur beton dari Bp-0 menuju Bp-60 28 hari dengan proporsi substitusi OPC dan PCC

- 111
Jurnal Teknik Sipil Volume 12, No. 2, November 2023
Universitas Syiah Kuala

Tabel 6 Hasil pengujian kuat tekan beton sesuai dengan pernyataan Priastiwi & Purwanto
28 Hari bahwa kuat tarik, kuat tekan, kuat geser dan kuat
Variasi Kuat Tekan lentur beton saling berhubungan, dan peningkatan
Kuat Tekan
Substitusi Rata-rata ataupun penurunan yang satu akan mempengaruhi
(MPa)
(MPa) yang lain [25].
27,23
Penelitian lain yang menyatakan hubungan
Sp-0 27,53 28,90
kuat tekan dan kuat lentur beton dilakukan oleh
31,94
27,21 Dady dkk yang dilakukan terhadap beton normal,
Sp-20 23,87 28,34 dan diperoleh hasil bahwa semakin tinggi kuat tekan
33,93 beton, maka kuat lentur juga akan meningkat.
25,46 Hubungan antara kuat tekan dan kuat lentur selalu
Sp-40 27,16 27,92 bersifat parabola [26].
31,12 Berkaitan dengan mutu beton baik kuat tekan
24,90 maupun kuat lentur, terbukti bahwa komposisi
Sp-60 26,60 27,35 semen PCC akan lebih boros dibandingkan semen
30,56 OPC dalam mutu beton yang sama. Namun dari sisi
27,16 lain, harga semen PCC di lapangan lebih murah jika
Sp-80 25,46 26,03 dibandingkan semen OPC, sehingga dari hasil
25,46 penelitian ini, sebuah proyek dapat membuat
25,88 simulasi biaya pekerjaan yang mana yang paling
Sp-100 19,97 24,17 optimal dari segi manfaat dan biaya apabila yang
26,67 lebih banyak tersedia (lebih terjamin supply-nya) di
lokasi tersebut adalah PCC. Semen PCC juga dapat
Korelasi Hasil Penelitian dengan Penelitian digunakan apabila proyek memiliki program green
Sebelumnya construction, karena keunggulan semen PCC yang
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa dalam proses produksinya lebih ramah lingkungan
kuat tekan beton dan kuat lentur beton semakin dibandingkan OPC.
menurun seiring dengan bertambahnya proporsi Dari segi waktu ikat semen, terbukti bahwa
PCC pada campuran beton. Hasil tersebut sesuai semen PCC memiliki setting time yang lebih panjang
dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh dibandingkan OPC, sehingga untuk pekerjaan rigid
Sunarno et al bahwa beton dengan proporsi PCC pavement dengan metode slipform paver (yang
lebih banyak pada umur awal memiliki kuat tekan biasanya menggunakan slump rendah), penggunaan
relatif lebih rendah dibandingkan beton dengan semen PCC akan membuat workability lebih baik
proporsi OPC lebih banyak [22]. Kuat tekan yang saat beton dituang ke paver, terutama jika jarak dari
relatif tinggi pada beton dengan proporsi OPC lebih batching plant ke lokasi pengecoran cukup jauh.
banyak pada umur 28 hari terjadi karena OPC
memiliki kandungan senyawa C3 S yang bisa
memberikan pengikatan kekuatan awal sebelum 28
hari [23].
Namun, dalam penelitian ini tidak dapat
membuktikan teori dari penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Husin & Johari karena pengujian
kuat tekan beton hanya dilakukan pada umur beton
28 hari [24]. Pada hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa beton PCC yang ditambah
dengan silica fume menunjukkan kekuatan usia dini
yang lebih rendah tetapi kekuatan pada hari ke 28
dan hari ke 56 meningkat. Penelitian serupa
dilakukan oleh Mustaqim, dimana hasil penelitian
menunjukkan bahwa beton dengan menggunakan
Gambar 6 Grafik hubungan kuat lentur beton
PCC masih mengalami peningkatan bahkan setelah dengan proporsi substitusi OPC dan PCC pada umur
berumur 28 hari sampai dengan 90 hari [16]. beton 14 hari
Pola penurunan kuat tekan dan kuat lentur
beton seiring dengan bertambahnya proporsi PCC
- 112
Jurnal Teknik Sipil Volume 12, No. 2, November 2023
Universitas Syiah Kuala

Gambar 7 Grafik hubungan kuat lentur beton Gambar 8 Diagram hubungan kuat lentur beton
dengan proporsi substitusi OPC dan PCC pada umur dengan proporsi substitusi OPC dan PCC pada
beton 28 hari umur beton 7 hari, 14 hari, dan 28 hari.

Tabel 7 Hasil pengujian kuat lentur beton


7 Hari 14 Hari 28 Hari
Variasi Substitusi Kuat Lentur Kuat Lentur Kuat Lentur
Kuat Lentur Kuat Lentur Kuat Lentur
Rata-rata Rata-rata Rata-rata
(MPa) (MPa) (MPa)
(MPa) (MPa) (MPa)

6,155 6,955 7,088


Bp-0 6,422 6,289 6,555 6,644 7,222 7,177
6,289 6,422 7,221
6,422 6,288 7,221
Bp-20 5,488 5,888 6,422 6,333 6,822 6,910
5,754 6,288 6,688
5,755 6,288 6,688
Bp-40 5,621 5,933 6,355 6,311 5,887 6,154
6,422 6,288 5,887
4,821 6,222 5,754
Bp-60 5,755 5,399 5,622 5,822 5,354 5,754
5,622 5,622 6,154
4,821 5,622 6,421
Bp-80 5,221 4,910 5,422 5,488 5,754 5,976
4,688 5,422 5,754
5,888 4,955 5,355
Bp-100 5,888 5,755 5,755 5,221 6,022 5,666
5,488 4,955 5,622

4. KESIMPULAN DAN SARAN waktu ikat awalnya, maka waktu pengerasan semen
Kesimpulan semakin lambat. Semakin tinggi proporsi PCC pada
umur beton 28 hari, maka kuat tekan beton
Penggunaan PCC sebagai substitusi OPC pada
cenderung mengalami menurun. Semakin tinggi
beton rigid pavement dengan berbagai variasi
proporsi PCC pada umur beton 7 hari, 14 hari dan 28
memberikan kesimpulan secara umum bahwa ter-
hari, maka kuat lentur beton cenderung mengalami
dapat trend positif pengaruh proporsi PCC sebagai
menurun.
substitusi OPC terhadap kadar air, waktu ikat awal,
dan kuat tekan beton. Semakin tinggi proporsi PCC,
Saran
maka semakin sedikit kadar air yang diperlukan
Beberapa saran yang perlu disampaikan
untuk terjadinya reaksi hidrasi antara semen dan air.
sebagai pertimbangan untuk penelitian lanjutan.
Semakin tinggi proporsi PCC, semakin meningkat
Perlu dilakukan pengujian kuat tekan dan kuat lentur
- 113
Jurnal Teknik Sipil Volume 12, No. 2, November 2023
Universitas Syiah Kuala

beton dengan variasi substitusi OPC dan PCC pada [8] P. Reddy K, C. M. Rao B. D.V, J. Y. Maganti,
umur beton di atas 28 hari untuk mendukung hasil dan S. N. R. Giri P. 2020. Comparative
penelitian Mustaqim [16] dan Husin & Johari [24], studies on LC3based concrete with OPC &
dimana beton dengan menggunakan PCC masih PPC based concretes. Mater. Today Proc.,
mengalami peningkatan bahkan setelah berumur 28 vol. 43, pp. 2368–2372, doi:
hari sampai dengan 90 hari. Dalam penelitian 10.1016/j.matpr.2021.01.833.
lanjutan dapat dilakukan simulasi perhitungan [9] M. Ircham. 2021. Upaya industri semen
kebutuhan biaya dalam pembuatan beton dengan dalam pengendalian emisi gas rumah kaca.
berbagai variasi campuran OPC dan PCC untuk [Online]. Available: https://asi.or.id/upaya-
mengetahui lebih detail optimasi yang dapat industri-semen-dalam-pengendalian-emisi-
dilakukan dalam sebuah proyek pekerjaan. gas-rumah-kaca
[10] Kementerian Pekerjaan Umum dan
5. DAFTAR PUSTAKA Perumahan Rakyat (2020a). 2020.
[1] Kementerian Pekerjaan Umum dan Penggunaan Semen Non Ordinary Portland
Perumahan Rakyat (2020b). 2020. Peraturan Cement pada Pekerjaan Konstruksi di
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan
Rakyat Nomor 23 Tahun 2020 tentang Perumahan Rakyat. Indonesia, pp. 1–6.
Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan [11] K. C. Gomes, M. Carvalho, D. de P. Diniz, R.
Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020- de C. C. Abrantes, M. A. Branco, dan P. R. O.
2024. Indonesia: Yayasan Badan Penerbit de Carvalho. 2019. Carbon emissions
Kementerian Pekerjaan Umum dan associated with two types of foundations:
Perumahan Rakyat. CP-II Portland cement-based composite vs.
[2] F. M. A. Hassouna dan Y. W. Jung. 2020. geopolymer concrete. Rev. Mater., vol. 24, no.
Developing a higher performance and less 4, doi: 10.1590/s1517-707620190004.0850.
thickness concrete pavement: using a [12] R. Yanita. 2020. Semen PCC sebagai
nonconventional concrete mixture. Adv. Civ. material green construction. J. Sains Dan
Eng., doi: Teknol., vol. 19, no. 1, pp. 13–18.
https://doi.org/10.1155/2020/8822994. [13] B. G. V. P. Singh dan K. V. L. Subramaniam.
[3] M. V Mohod dan K. N. Kadam. 2016. A 2019. Production and characterization of
comparative study on rigid and flexible low-energy Portland composite cement from
pavement: a review. IOSR Journal of post-industrial waste. J. Clean. Prod., vol.
Mechanical and Civil Engineering,” IOSR J. 239, doi: 10.1016/j.jclepro.2019.118024.
Mech. Civ. Eng., vol. 13, no. 3, pp. 84–88, [14] O. Misnikov. 2021. Analysis of the effect of
2016, doi: https://doi.org/10.9790/1684- composite peat-based hydrophobically-
1303078488. modifying additives on the properties of
[4] E. Subiyanto. 2020. The relationship of portland cement and cement mortar. Mires
cement consumption and economic growth: Peat, vol. 27, pp. 1–11, doi:
an updated approach. Eur. Res. Stud. J., vol. 10.19189/MaP.2021.OMB.StA.2191.
XXIII, no. Issue 3, pp. 280–295, 2020, doi: [15] A. Firnanda, A. Kurniawandy, dan E.
10.35808/ersj/1638. Ermiyati. 2014. Kuat tekan beton dan waktu
[5] S. N. Sutar, P. V. Patil, R. V. Chavan, dan M. ikat semen portland komposit (PCC). J.
M. Maske. 2021. Study and review of Online Mhs. Bid. Tek. Dan Sains, vol. 1, no.
ordinary portland cement. SEAN J. Sci. Eng., 1, [Online]. Available:
vol. 1, no. 3, pp. 153–160, doi: https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFTEK
https://doi.org/10.17509/ajse.v1i3.37973. NIK/article/view/3291
[6] Badan Standardisasi Nasional (2004a), [16] A. Mustaqim. 2014. Pengaruh penggunaan
Semen Portland. Indonesia: SNI 15-2049- semen PCC (Portland Composite Cement)
2004, 1–128. pada FAS 0,4 terhadap laju peningkatan
[7] J. D. Waghmare, S. S. Patil, S. M. Patil, dan mutu Beton. Scaffolding, vol. 3, no. 1, pp. 8–
M. Maske. 2021. Study and review of 16.
properties and applications of portland [17] M. A. Uddin, M. Jameel, H. R. Sobuz, M. S.
pozzolana cement. ASEAN J. Sci. Eng., vol. Islam, dan N. M. S. Hasan. 2013.
1, no. 1, pp. 13–18, doi: Experimental study on strength gaining
https://doi.org/10.17509/ajse.v1i1.37980. characteristics of concrete using Portland
- 114
Jurnal Teknik Sipil Volume 12, No. 2, November 2023
Universitas Syiah Kuala

Composite Cement. KSCE J. Civ. Eng., vol. compressive strength of foam concrete using
17, no. 4, pp. 789–796, 2013, doi: Ordinary Portland Cement (OPC) and
10.1007/s12205-013-0236-x. Portland Composite Cement (PCC). IOP
[18] Badan Standardisasi Nasional. 2002. Metode Conf. Ser. Earth Environ. Sci., vol. 419, no. 1.
Pengujian Waktu Ikat Awal Semen Portland [23] J. Zhang, G. Li, W. Ye, Y. Chang, Q. Liu, dan
dengan Menggunakan Alat Vicat untuk S. Zhanping. 2018. Effects of ordinary
Pekerjaan Sipil. Indonesia: SNI 03-6827- portland cement on the early properties and
2002. hydration of calcium sulfoaluminate cement.
[19] Badan Standardisasi Nasional (2011b). 2011. Constr. Build. Mater., vol. 186, pp. 1144–
Cara Uji Kuat Tekan Beton dengan Benda 1153, doi:
Uji Silinder. Indonesia: SNI 1974-2011 https://doi.org/10.1016/j.conbuildmat.2018.0
(p.20). 8.008.
[20] Badan Standardisasi Nasional (2011a). 2011. [24] W. N. W. Husin dan I. Johari. 2017. Effect of
Cara Uji Kuat Lentur Beton Normal dengan silica fume on the strength of concrete with
Dua Titik Pembebanan. Indonesia: SNI portland composite cement. Adv. J. Tech.
4431-2011 (p. 16). Vocat. Educ., vol. 1, no. 3, pp. 59–62, doi:
[21] A. Nidila, N. Sukma, D. Heltina, dan A. Amri. https://doi.org/10.15623/ijret.2015.0402087.
2023. Flexural and structural properties of [25] Y. A. Priastiwi dan Purwanto. 2012. Korelasi
PCC-based mortar composited by different umur beton pada kuat lentur. Media Tek.
types of shear exfoliation graphene. Mater. Sipil, vol. 12, no. 1, pp. 7–13.
Today Proc., pp. 1–7, doi: [26] Y. T. Dady dkk. 2015. Pengaruh kuat tekan
10.1016/j.matpr.2023.04.632. terhadap kuat lentur balok beton bertulang. J.
[22] R. Sunarno, Y., Tjaronge, M. W., dan Sipil Statik, vol. 3, no. 5, pp. 341–350, 2015.
Irmawaty. 2020. Preliminary study on early

- 115

Anda mungkin juga menyukai