2 PB
2 PB
2 PB
p-ISSN 2088-9321
e-ISSN 2502-5295
Volume 12 No. 2, November 2023
Jl. Prof. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia, 50275
*)email: [email protected]
Abstract: This study aims to investigate the influence of substituting Portland Composite Cement (PCC) for Ordinary
Portland Cement (OPC) on rigid pavement concrete. PCC, as a green product supporting green construction, is
currently being developed for use in rigid pavement concrete for road construction in Indonesia. Tests were conducted
to evaluate compressive strength, flexural strength, and initial setting time of cement. Sample testing was conducted
at the Materials and Construction Laboratory of the Faculty of Engineering UNDIP on six different substitution
variations. The test sample types consisted of 100% OPC, 20% OPC: 80% PCC, 40% OPC: 60% PCC, 60% OPC:
40% PCC, 20% OPC: 80% PCC, and 100% PCC. The results of the Vicat testing showed that the higher the proportion
of PCC, the lower the normal consistency, which reduces the amount of water required for the hydration reaction
between cement and water. In the initial setting time test, the higher the proportion of PCC, the longer the initial setting
time, which slows down the cement hardening time. The compressive strength test of concrete at 28 days showed that
concrete strength tends to decrease as the proportion of PCC increases. In the flexural strength test of concrete at 7,
14, and 28 days, the result showed that the higher the proportion of PCC, the lower the flexural strength of the concrete.
This study revealed that concrete with a higher proportion of OPC had higher compressive and flexural strength
compared to concrete with a higher proportion of PPC. The study found that as the PCC substitution increases, less
water is required to achieve the desired slump in the concrete, thus increasing workability, and the cement hardening
time slows, helping to save time in delivering it to the project site. However, for compressive and flexural strength at
28 days, the study did not show optimal results. Thus, further research is needed to test concrete aged beyond 28 days
or to explore the use of additional materials to obtain optimal compressive and flexural strength for rigid pavement
concrete at 28 days.
Keywords : compressive strength, flexural strength, initial setting time, Portland Composite Cement or PCC, rigid
pavement
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh subtitusi Portland Composite Cement (PCC) ter-
hadap Ordinary Portland Cement (OPC) pada beton rigid pavement. PCC sebagai produk hijau dalam mendukung
green construction, saat ini mulai dikembangkan pada beton rigid pavement untuk pembangunan jalan di Indonesia.
Uji yang dilakukan meliputi perilaku kuat tekan, kuat lentur, dan waktu ikat awal semen. Pengujian sampel dilakukan
di Laboratorium Bahan dan Konstruksi Teknik Sipil Fakultas Teknik UNDIP terhadap enam variasi subtitusi. Tipe
sampel uji yang terdiri dari 100% OPC, 20% OPC: 80% PCC, 40% OPC: 60% PCC, 60% OPC: 40% PCC, 20% OPC:
80% PCC, dan 100% PCC. Hasil pengujian dengan alat vicat menunjukkan bahwa semakin tinggi proporsi PCC, maka
konsisten normal semakin menurun sehingga semakin sedikit kadar air yang diperlukan untuk terjadinya reaksi hidrasi
antara semen dan air. Pada uji waktu ikat awal semen diperoleh hasil semakin tinggi proporsi PCC maka semakin
meningkat waktu ikat awalnya, sehingga waktu pengerasan semen semakin lambat. Pengujian kuat tekan beton pada
umur beton 28 hari menghasilkan kuat tekan beton ynag cenderung menurun seiiring bertambahnya proporsi PCC.
Pada pengujian kuat lentur beton dengan umur beton 7 hari, 14 hari dan 28 hari, didapatkan hasil bila semakin tinggi
proporsi PCC maka kuat lentur beton cenderung menurun. Penelitian ini menghasilkan bahwa beton dengan proporsi
OPC yang lebih banyak memiliki kuat tekan dan kuat lentur yang lebih tinggi dibanding beton dengan campuran PPC
yang lebih banyak. Hasil temuan penelitian ini, seiring bertambahnya subtitusi PCC membutuhkan sedikit kadar air
- 105
Jurnal Teknik Sipil Volume 12, No. 2, November 2023
Universitas Syiah Kuala
yang akan memperkecil nilai slump pada beton dan menambah workability-nya dan waktu pengerasan semen semakin
lambat maka sangat membantu dalam efisiensi waktu mengiriman ke lokasi proyek, namun pada kuat tekan dan kuat
lentur belum menunjukkan hasil yang optimal di umur beton 28 hari. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut diperlukan
pengujian pada umur beton setelah 28 hari atau penggunaan material tambah sehingga diperoleh kuat tekan dan kuat
lentur yang optimal diumur beton 28 hari untuk beton rigid pavement.
Kata kunci : kuat tekan, kuat lentur, waktu ikat awal, Portland Composite Cement atau PCC, rigid pavement
START
Studi Pustaka
-) PCC -) SNI
-) OPC -) Jobmix
-) Kuat Tekan -) Kuat Lentur
Material :
-) Split 1-2 -) Semen Persiapan Bahan Material dan
-) Split 2-3 -) Air Peralatan
-) Pasir
Jobmix Formula
(Proyek Kendari-Toronipa)
KESIMPULAN
sedangkan agregat halus merupakan pasir dari beton yang tepat. Pada proses trial and error di
Moramo Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi laboratorium, dilakukan penambahan air karena
Tenggara. hasil adukan dengan menggunakan molen tidak
Tabel 2 JMF Proyek Jalan Kendari - Toronipa homogen. Hal tersebut terjadi karena JMF pada
Material Kebutuhan untuk 1m 3 Proyek Jalan Kendari – Toronipa dipergunakan
Semen 460 kg untuk pembuatan beton dengan PCC, sedangkan
Air 146 liter pada penelitian yang dilakukan terdapat variabel
Pasir 728 kg OPC dan PCC. Mutu beton yang akan dijadikan
Agregat 1-2 cm 434 kg target mutu adalah beton mutu FS 45 (fMR = 4,5
Agregat 2-3 cm 572 kg MPa). Adapun mix design hasil trial and error
FAS 31,74 % disajikan dalam Tabel 4.
Tabel 4 Mix design untuk penelitian
Pemeriksaan semen meliputi uji vicat untuk Material Kebutuhan untuk 1m3
mengetahui konsistensi normal dan waktu ikat yang Semen 460 kg
dilakukan berdasarkan SNI 03-6827-2002 [18]. Air 215,15 liter
Konsistensi normal adalah kadar air terhadap semen Pasir 728 kg
yang diperlukan untuk mencapai penetrasi sedalam 10 Agregat 1-2 cm 434 kg
mm dengan jarum diameter 10 mm. Sedangkan waktu Agregat 2-3 cm 572 kg
ikat adalah waktu yang diperlukan semen untuk
mengalami pengikatan awal dengan kadar air sesuai Pembuatan Benda Uji
konsistensi normal yang ditunjukan dengan jarum Benda uji yang diperlukan dalam penelitian
diameter 1 mm mengalami penetrasi sedalam 25 mm. Uji terdiri dari dua jenis yaitu silinder ukuran Ø15 x 30
vicat dilakukan terhadap 18 buah benda uji dengan 6 cm untuk pengujian kuat tekan dan balok 15 x 15 x
variasi substitusi OPC dan PCC dengan rincian dari 60 cm untuk pengujian kuat lentur. Benda uji silinder
masing-masing benda uji disajikan pada Tabel 3. berjumlah 18 buah untuk 6 variasi campuran
Pemeriksaan agregat dilakukan untuk mengetahui substitusi OPC dan PCC, sedangkan benda uji balok
pemenuhan persyaratan sesuai dengan ASTM-C33 berjumlah 54 buah untuk 6 variasi campuran
dalam pembuatan adukan beton. Pemeriksaan ini penting substitusi OPC dan PCC yang diuji pada usia beton
dilakukan karena agregat merupakan penyumbang 7 hari, 14 hari dan 28 hari. Adapun rincian dari
kekuatan tarik utama pada beton dimana proporsi agregat masing-masing benda uji disajikan pada Tabel 5.
berkisar antara 70% sampai dengan 75% dari proporsi
beton. Pemeriksaan agregat halus meliputi analisis
saringan, kandungan lumpur, zat organis, kadar air asli
dan SSD, berat isi asli dan SSD, serta berat jenis asli dan
SSD. Sedangkan pemeriksaan agregat kasar meliputi
analisis saringan, kandungan lumpur, kadar air asli dan
SSD, berat isi asli dan SSD, berat jenis asli dan SSD, Los
Angeles, serta impact test.
Tabel 3 Benda uji vicat
Kode Benda Komposisi Semen (%)
Jumlah
Uji OPC PCC
Vp-0 100 0 3
Vp-20 80 20 3 Gambar 2 Metode pengujian dua titik pembebanan
Vp-40 60 40 3
Vp-60 40 60 3
Vp-80 20 80 3
Pengujian Mutu Beton
Vp-100 0 100 3
Penelitian ini berfokus pada pengujian kuat
tekan dan kuat lentur terhadap benda uji. Kuat tekan
Mix Design Beton beton dilakukan dengan menggunakan Compression
Machine hingga benda uji mengalami keruntuhan.
Mix design yang digunakan dalam penelitian
Kuat tekan beton diperoleh dari perbandingan antara
merupakan penyempurnaan dengan cara trial and
gaya tekan aksial maksimum dengan luas permukaan
error terhadap JMF pada Proyek Jalan Kendari –
penampang benda uji [19]. Pengujian kuat tekan
Toronipa, sehingga diperoleh campuran adukan
- 109
Jurnal Teknik Sipil Volume 12, No. 2, November 2023
Universitas Syiah Kuala
menggunakan benda uji berbentuk silinder dengan pengujian waktu ikat awal. Benda uji Vp-0 memiliki
ukuran Ø15x30 cm, yang dilakukan pada saat benda waktu ikat awal selama 120 menit, benda uji Vp-20
uji berumur 28 hari. memiliki waktu ikat awal selama 123,75 menit,
Kuat lentur beton dilakukan dengan metode benda uji Vp-40 memiliki waktu ikat awal selama
dua titik pembebanan (two-point load), dimana 132,5 menit, benda uji Vp-60 memiliki waktu ikat
beton berbentuk balok diletakan pada dua tumpuan awal selama 135 menit, benda uji
lalu dibebani seperti pada Error! Reference source Vp-80 memiliki waktu ikat awal selama 138,75 menit,
not found. [20]. Pengujian kuat lentur menggunakan dan benda uji Vp-100 memiliki waktu ikat awal semen
benda uji berbentuk balok dengan ukuran 15 x 15 x selama 140,625 menit. Hasil pengujian waktu ikat
60 cm, yang dilakukan pada saat benda uji berumur awal disajikan seperti pada Gambar 4.
7 hari, 14 hari dan 28 hari.
- 110
Jurnal Teknik Sipil Volume 12, No. 2, November 2023
Universitas Syiah Kuala
Tabel 5 Kebutuhan benda uji untuk pengujian kuat tekan dan kuat lentur
Kode Komposisi Semen
Jenis Pengujian Benda (%) 7 hari 14 hari 28 hari Jumlah
Uji OPC PCC
Sp-0 100 0 - - 3 3
Sp-20 80 20 - - 3 3
Sp-40 60 40 - - 3 3
Uji Kuat Tekan
Sp-60 40 60 - - 3 3
Sp-80 20 80 - - 3 3
Sp-100 0 100 - - 3 3
Jumlah Benda uji silinder Ø15x30 cm 18
Bp-0 100 0 3 3 3 9
Bp-20 80 20 3 3 3 9
Bp-40 60 40 3 3 3 9
Uji Kuat Lentur
Bp-60 40 60 3 3 3 9
Bp-80 20 80 3 3 3 9
Bp-100 0 100 3 3 3 9
Jumlah Benda uji balok 15x15x 60 cm 54
Kuat Lentur Beton sebesar 19,83%, pada Bp-80 terjadi kenaikan kuat
Pengujian kuat lentur beton dilakukan pada saat lentur sebesar 3,86% terhadap Bp-60 , namun pada Bp-
benda uji berumur 7 hari, 14 hari dan 28 hari. Kuat 100 mengalami penurunan kuat lentur sebesar 5,19%.
lentur dari masing-masing benda uji pada setiap Hasil kuat lentur sejalan dengan Nidila et al, bahwa
variasi substitusi OPC dan PCC disajikan pada Tabel beton dengan bahan PCC memiliki kuat lentur yang
7. rendah, sehingga diperlukan bahan tambahan yang
Grafik hubungan kuat lentur dengan proporsi sub- mampu menaikkan menaikkan nilai kuat lentur
stitusi OPC dan PCC untuk umur beton 7 hari beton [21].
disajikan pada Error! Reference source not found.,
Berdasarkan pengujian kuat tekan dan kuat
untuk umur beton 14 hari disajikan pada Gambar 6, lentur terhadap 6 variasi beton dengan proporsi
dan untuk umut beton 28 hari disajikan pada Gam- substitusi OPC dan PPC pada Gambar 8, baik untuk
bar 7. Dari 6 variasi substitusi dengan benda uji pada
kuat lentur pada umur beton 7 hari, 14 hari dan 28
3 umur beton yang berbeda dengan benda uji
hari menunjukan hasil bahwa kuat lentur beton
sebanyak 54 buah, diperoleh bahwa terjadi kecender-
semakin bertambah seiring pertambahan umur. Kuat
ungan penurunan kuat lentur beton seiring dengan
lentur beton mengalami penurunan seiring
bertambahnya proporsi PCC. bertambahnya proporsi PCC pada umur 14 hari.
Kuat lentur rata-rata pada umur beton 7 hari terjadi Pada umur 7 dan 28 hari tidak selalu mengalami
penurunan pada Bp-20 terhadap Bp-0 sebesar 6,38%, pada
penurunan kuat lentur beton, namun dilihat dari tren
Bp-40 terjadi kenaikan 0,76% terhadap Bp-20. Bp-20 menuju
yang terjadi menggambarkan penurunan pada kuat
Bp-80 terjadi tren penurunan kuat lentur beton seiring ber-
lentur beton seiring bertambahnya proporsi PCC.
tambahnya proporsi PCC, namun pada benda uji Bp-100
kuat lentur beton naik 17,21% terhadap Bp-80 dan
6,59% terhadap Bp-60. Hasil uji kuat lentur beton pada
umur 14 hari menunjukkan bahwa seiring penambahan
proporsi PCC mempengaruhi penurunan kuat lentur pada
beton. Benda uji Bp-20 mengalami penurunan kuat lentur
sebesar 4,68% terhadap Bp-0 , kuat lentur Bp-40 turun
sebesar 0,35% terhadap Bp-20, kuat lentur Bp-60 turun
sebesar 7,75% terhadap Bp-40, kuat lentur Bp-80 turun
sebesar 5,74% terhadap Bp-60, kuat lentur Bp-100 turun
sebesar 4,87% terhadap Bp-80, sehingga dari Bp-0 menuju
Bp-100 terjadi penurunan kuat lentur beton sebesar 21,42%.
Benda uji pada umur 28 hari mengalami tren Gambar 5 Grafik hubungan kuat tekan beton umur
penurunan kuat lentur beton dari Bp-0 menuju Bp-60 28 hari dengan proporsi substitusi OPC dan PCC
- 111
Jurnal Teknik Sipil Volume 12, No. 2, November 2023
Universitas Syiah Kuala
Tabel 6 Hasil pengujian kuat tekan beton sesuai dengan pernyataan Priastiwi & Purwanto
28 Hari bahwa kuat tarik, kuat tekan, kuat geser dan kuat
Variasi Kuat Tekan lentur beton saling berhubungan, dan peningkatan
Kuat Tekan
Substitusi Rata-rata ataupun penurunan yang satu akan mempengaruhi
(MPa)
(MPa) yang lain [25].
27,23
Penelitian lain yang menyatakan hubungan
Sp-0 27,53 28,90
kuat tekan dan kuat lentur beton dilakukan oleh
31,94
27,21 Dady dkk yang dilakukan terhadap beton normal,
Sp-20 23,87 28,34 dan diperoleh hasil bahwa semakin tinggi kuat tekan
33,93 beton, maka kuat lentur juga akan meningkat.
25,46 Hubungan antara kuat tekan dan kuat lentur selalu
Sp-40 27,16 27,92 bersifat parabola [26].
31,12 Berkaitan dengan mutu beton baik kuat tekan
24,90 maupun kuat lentur, terbukti bahwa komposisi
Sp-60 26,60 27,35 semen PCC akan lebih boros dibandingkan semen
30,56 OPC dalam mutu beton yang sama. Namun dari sisi
27,16 lain, harga semen PCC di lapangan lebih murah jika
Sp-80 25,46 26,03 dibandingkan semen OPC, sehingga dari hasil
25,46 penelitian ini, sebuah proyek dapat membuat
25,88 simulasi biaya pekerjaan yang mana yang paling
Sp-100 19,97 24,17 optimal dari segi manfaat dan biaya apabila yang
26,67 lebih banyak tersedia (lebih terjamin supply-nya) di
lokasi tersebut adalah PCC. Semen PCC juga dapat
Korelasi Hasil Penelitian dengan Penelitian digunakan apabila proyek memiliki program green
Sebelumnya construction, karena keunggulan semen PCC yang
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa dalam proses produksinya lebih ramah lingkungan
kuat tekan beton dan kuat lentur beton semakin dibandingkan OPC.
menurun seiring dengan bertambahnya proporsi Dari segi waktu ikat semen, terbukti bahwa
PCC pada campuran beton. Hasil tersebut sesuai semen PCC memiliki setting time yang lebih panjang
dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh dibandingkan OPC, sehingga untuk pekerjaan rigid
Sunarno et al bahwa beton dengan proporsi PCC pavement dengan metode slipform paver (yang
lebih banyak pada umur awal memiliki kuat tekan biasanya menggunakan slump rendah), penggunaan
relatif lebih rendah dibandingkan beton dengan semen PCC akan membuat workability lebih baik
proporsi OPC lebih banyak [22]. Kuat tekan yang saat beton dituang ke paver, terutama jika jarak dari
relatif tinggi pada beton dengan proporsi OPC lebih batching plant ke lokasi pengecoran cukup jauh.
banyak pada umur 28 hari terjadi karena OPC
memiliki kandungan senyawa C3 S yang bisa
memberikan pengikatan kekuatan awal sebelum 28
hari [23].
Namun, dalam penelitian ini tidak dapat
membuktikan teori dari penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Husin & Johari karena pengujian
kuat tekan beton hanya dilakukan pada umur beton
28 hari [24]. Pada hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa beton PCC yang ditambah
dengan silica fume menunjukkan kekuatan usia dini
yang lebih rendah tetapi kekuatan pada hari ke 28
dan hari ke 56 meningkat. Penelitian serupa
dilakukan oleh Mustaqim, dimana hasil penelitian
menunjukkan bahwa beton dengan menggunakan
Gambar 6 Grafik hubungan kuat lentur beton
PCC masih mengalami peningkatan bahkan setelah dengan proporsi substitusi OPC dan PCC pada umur
berumur 28 hari sampai dengan 90 hari [16]. beton 14 hari
Pola penurunan kuat tekan dan kuat lentur
beton seiring dengan bertambahnya proporsi PCC
- 112
Jurnal Teknik Sipil Volume 12, No. 2, November 2023
Universitas Syiah Kuala
Gambar 7 Grafik hubungan kuat lentur beton Gambar 8 Diagram hubungan kuat lentur beton
dengan proporsi substitusi OPC dan PCC pada umur dengan proporsi substitusi OPC dan PCC pada
beton 28 hari umur beton 7 hari, 14 hari, dan 28 hari.
4. KESIMPULAN DAN SARAN waktu ikat awalnya, maka waktu pengerasan semen
Kesimpulan semakin lambat. Semakin tinggi proporsi PCC pada
umur beton 28 hari, maka kuat tekan beton
Penggunaan PCC sebagai substitusi OPC pada
cenderung mengalami menurun. Semakin tinggi
beton rigid pavement dengan berbagai variasi
proporsi PCC pada umur beton 7 hari, 14 hari dan 28
memberikan kesimpulan secara umum bahwa ter-
hari, maka kuat lentur beton cenderung mengalami
dapat trend positif pengaruh proporsi PCC sebagai
menurun.
substitusi OPC terhadap kadar air, waktu ikat awal,
dan kuat tekan beton. Semakin tinggi proporsi PCC,
Saran
maka semakin sedikit kadar air yang diperlukan
Beberapa saran yang perlu disampaikan
untuk terjadinya reaksi hidrasi antara semen dan air.
sebagai pertimbangan untuk penelitian lanjutan.
Semakin tinggi proporsi PCC, semakin meningkat
Perlu dilakukan pengujian kuat tekan dan kuat lentur
- 113
Jurnal Teknik Sipil Volume 12, No. 2, November 2023
Universitas Syiah Kuala
beton dengan variasi substitusi OPC dan PCC pada [8] P. Reddy K, C. M. Rao B. D.V, J. Y. Maganti,
umur beton di atas 28 hari untuk mendukung hasil dan S. N. R. Giri P. 2020. Comparative
penelitian Mustaqim [16] dan Husin & Johari [24], studies on LC3based concrete with OPC &
dimana beton dengan menggunakan PCC masih PPC based concretes. Mater. Today Proc.,
mengalami peningkatan bahkan setelah berumur 28 vol. 43, pp. 2368–2372, doi:
hari sampai dengan 90 hari. Dalam penelitian 10.1016/j.matpr.2021.01.833.
lanjutan dapat dilakukan simulasi perhitungan [9] M. Ircham. 2021. Upaya industri semen
kebutuhan biaya dalam pembuatan beton dengan dalam pengendalian emisi gas rumah kaca.
berbagai variasi campuran OPC dan PCC untuk [Online]. Available: https://asi.or.id/upaya-
mengetahui lebih detail optimasi yang dapat industri-semen-dalam-pengendalian-emisi-
dilakukan dalam sebuah proyek pekerjaan. gas-rumah-kaca
[10] Kementerian Pekerjaan Umum dan
5. DAFTAR PUSTAKA Perumahan Rakyat (2020a). 2020.
[1] Kementerian Pekerjaan Umum dan Penggunaan Semen Non Ordinary Portland
Perumahan Rakyat (2020b). 2020. Peraturan Cement pada Pekerjaan Konstruksi di
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan
Rakyat Nomor 23 Tahun 2020 tentang Perumahan Rakyat. Indonesia, pp. 1–6.
Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan [11] K. C. Gomes, M. Carvalho, D. de P. Diniz, R.
Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020- de C. C. Abrantes, M. A. Branco, dan P. R. O.
2024. Indonesia: Yayasan Badan Penerbit de Carvalho. 2019. Carbon emissions
Kementerian Pekerjaan Umum dan associated with two types of foundations:
Perumahan Rakyat. CP-II Portland cement-based composite vs.
[2] F. M. A. Hassouna dan Y. W. Jung. 2020. geopolymer concrete. Rev. Mater., vol. 24, no.
Developing a higher performance and less 4, doi: 10.1590/s1517-707620190004.0850.
thickness concrete pavement: using a [12] R. Yanita. 2020. Semen PCC sebagai
nonconventional concrete mixture. Adv. Civ. material green construction. J. Sains Dan
Eng., doi: Teknol., vol. 19, no. 1, pp. 13–18.
https://doi.org/10.1155/2020/8822994. [13] B. G. V. P. Singh dan K. V. L. Subramaniam.
[3] M. V Mohod dan K. N. Kadam. 2016. A 2019. Production and characterization of
comparative study on rigid and flexible low-energy Portland composite cement from
pavement: a review. IOSR Journal of post-industrial waste. J. Clean. Prod., vol.
Mechanical and Civil Engineering,” IOSR J. 239, doi: 10.1016/j.jclepro.2019.118024.
Mech. Civ. Eng., vol. 13, no. 3, pp. 84–88, [14] O. Misnikov. 2021. Analysis of the effect of
2016, doi: https://doi.org/10.9790/1684- composite peat-based hydrophobically-
1303078488. modifying additives on the properties of
[4] E. Subiyanto. 2020. The relationship of portland cement and cement mortar. Mires
cement consumption and economic growth: Peat, vol. 27, pp. 1–11, doi:
an updated approach. Eur. Res. Stud. J., vol. 10.19189/MaP.2021.OMB.StA.2191.
XXIII, no. Issue 3, pp. 280–295, 2020, doi: [15] A. Firnanda, A. Kurniawandy, dan E.
10.35808/ersj/1638. Ermiyati. 2014. Kuat tekan beton dan waktu
[5] S. N. Sutar, P. V. Patil, R. V. Chavan, dan M. ikat semen portland komposit (PCC). J.
M. Maske. 2021. Study and review of Online Mhs. Bid. Tek. Dan Sains, vol. 1, no.
ordinary portland cement. SEAN J. Sci. Eng., 1, [Online]. Available:
vol. 1, no. 3, pp. 153–160, doi: https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFTEK
https://doi.org/10.17509/ajse.v1i3.37973. NIK/article/view/3291
[6] Badan Standardisasi Nasional (2004a), [16] A. Mustaqim. 2014. Pengaruh penggunaan
Semen Portland. Indonesia: SNI 15-2049- semen PCC (Portland Composite Cement)
2004, 1–128. pada FAS 0,4 terhadap laju peningkatan
[7] J. D. Waghmare, S. S. Patil, S. M. Patil, dan mutu Beton. Scaffolding, vol. 3, no. 1, pp. 8–
M. Maske. 2021. Study and review of 16.
properties and applications of portland [17] M. A. Uddin, M. Jameel, H. R. Sobuz, M. S.
pozzolana cement. ASEAN J. Sci. Eng., vol. Islam, dan N. M. S. Hasan. 2013.
1, no. 1, pp. 13–18, doi: Experimental study on strength gaining
https://doi.org/10.17509/ajse.v1i1.37980. characteristics of concrete using Portland
- 114
Jurnal Teknik Sipil Volume 12, No. 2, November 2023
Universitas Syiah Kuala
Composite Cement. KSCE J. Civ. Eng., vol. compressive strength of foam concrete using
17, no. 4, pp. 789–796, 2013, doi: Ordinary Portland Cement (OPC) and
10.1007/s12205-013-0236-x. Portland Composite Cement (PCC). IOP
[18] Badan Standardisasi Nasional. 2002. Metode Conf. Ser. Earth Environ. Sci., vol. 419, no. 1.
Pengujian Waktu Ikat Awal Semen Portland [23] J. Zhang, G. Li, W. Ye, Y. Chang, Q. Liu, dan
dengan Menggunakan Alat Vicat untuk S. Zhanping. 2018. Effects of ordinary
Pekerjaan Sipil. Indonesia: SNI 03-6827- portland cement on the early properties and
2002. hydration of calcium sulfoaluminate cement.
[19] Badan Standardisasi Nasional (2011b). 2011. Constr. Build. Mater., vol. 186, pp. 1144–
Cara Uji Kuat Tekan Beton dengan Benda 1153, doi:
Uji Silinder. Indonesia: SNI 1974-2011 https://doi.org/10.1016/j.conbuildmat.2018.0
(p.20). 8.008.
[20] Badan Standardisasi Nasional (2011a). 2011. [24] W. N. W. Husin dan I. Johari. 2017. Effect of
Cara Uji Kuat Lentur Beton Normal dengan silica fume on the strength of concrete with
Dua Titik Pembebanan. Indonesia: SNI portland composite cement. Adv. J. Tech.
4431-2011 (p. 16). Vocat. Educ., vol. 1, no. 3, pp. 59–62, doi:
[21] A. Nidila, N. Sukma, D. Heltina, dan A. Amri. https://doi.org/10.15623/ijret.2015.0402087.
2023. Flexural and structural properties of [25] Y. A. Priastiwi dan Purwanto. 2012. Korelasi
PCC-based mortar composited by different umur beton pada kuat lentur. Media Tek.
types of shear exfoliation graphene. Mater. Sipil, vol. 12, no. 1, pp. 7–13.
Today Proc., pp. 1–7, doi: [26] Y. T. Dady dkk. 2015. Pengaruh kuat tekan
10.1016/j.matpr.2023.04.632. terhadap kuat lentur balok beton bertulang. J.
[22] R. Sunarno, Y., Tjaronge, M. W., dan Sipil Statik, vol. 3, no. 5, pp. 341–350, 2015.
Irmawaty. 2020. Preliminary study on early
- 115