Pengertian, Sejarah, Ruang Lingkup, Dan Tujuan Sosiologi Pendidikan Islam
Pengertian, Sejarah, Ruang Lingkup, Dan Tujuan Sosiologi Pendidikan Islam
Pengertian, Sejarah, Ruang Lingkup, Dan Tujuan Sosiologi Pendidikan Islam
-siti rohana
Penulis mengucapkan dan menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada Dosen Pengasuh Mata Kuliah Sosiologi Pendidikan Agama Islam,
yang telah memberikan pengetahuan kepada penulis terutama tentang mata kuliah ini,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktunya.
Akhirnya hanya kepada Allah kita berserah diri dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, dan penulis khususnya, dan mudah-mudahan Allah selalu
memberikan Ridho-Nya, Amien Ya Rabbal 'Alamin
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A.latar belakang…………………………………………,……………………………………. 1
B.rumusan masalah……………………………………………………………………........... 1
C.tujuan……………………………………………………………………................................... 1
KESIMPULAN ................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan Islam mempunyai peran aktif dalam menciptakan generasi yang mampu
berinteraksi sosial dengan baik, sebaliknya sosiologi memberikan informasi ke dalam dunia pendidikan
tentang nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Pendidikan Agama Islam mengenalkan kepada peserta
didik tentang nilai-nilai yang terdapat dalam Agama Islam agar kelak ilmu yang dimiliki dan kemudian
diamalkan sesuai dengan nilai-nilai dan ajaran keagamaan meskipun tidak secara
mayoritasmasyarakat Indonesia adalah islam akan terapi sebuah nilai.
Pendidikan islam bisa dianggap berhasil ketika peserta didik mempunyai kemampuan dan
potensi untuk dimanfaatkan oleh dirinya, masyarakat, agama, bangsa, dan negara. Di sinilah letak
hubungan fungsionalitas dan korelasi antar pendidikan islam dengan sosiologi, karena sosiologi
membahas tentang interaksi sosial di masyarakat. Keberhasilan dalam pendidikan agama Islam tidak
hanya bisa ditentukan dengan struktur nilai yang disimbolkan dengan angaka, melainkan lebih
ditentukan oleh kehidupan interaksi social sehari-hari yang terjadi di sekolah, baik antar masyarakat,
sekolah maupun antara sekolah dengan masyarakat sekitar dengan nilai-nilai keislaman.
Oleh karena itu sosiologi mempunyai kontribusi penting bagi pendidikan Agama Islam dalam
kaitannya dengan penerapan agama dalam kehidupan bermasyarakat. Sesungguhnya studi sosiologi
sangat penting untuk kita sebagai makhluk sosial. Diri kita sendirilah yang menjadi objek kajian
sosiologi karena kita selalu berinteraksi dengan orang lain. Kita juga sebagai manusia yang
berbudaya yang memiliki norma, nilai dan tradisi.
A.latar belakang
A. Latar Belakang
Pendidikan islam mempunyai peran aktif dalam menciptakan generasi yang mampu
berinteraksi sosial dengan baik, sebaliknya sosiologi memberikan informasi ke dalam
dunia pendidikan tentang nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Pendidikan Agama
Islam mengenalkan kepada peserta didik tentang nilai-nilai yang terdapat dalam
Agama Islam agar kelak ilmu yang dimiliki dan kemudian diamalkan sesuai dengan
nilai-nilai dan ajaran keagamaan meskipun tidak secara mayoritasmasyarakat
Indonesia adalah islam akan terapi sebuah nilai.
Oleh karena itu sosiologi mempunyai kontribusi penting bagi pendidikan Agama
Islam dalam kaitannya dengan penerapan agama dalam kehidupan
bermasyarakat. Sesungguhnya studi sosiologi sangat penting untuk kita sebagai
makhluk sosial. Diri kita sendirilah yang menjadi objek kajian sosiologi karena kita
selalu berinteraksi dengan orang lain. Kita juga sebagai manusia yang berbudaya
yang memiliki norma, nilai dan tradisi.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembahasan ini antara lain:
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sosiologi Pendidikan Agama Islam
Sosiologi Pendidikan Islam terdiri dari tiga kata, yaitu Sosiologi yang diartikan sebagai
“Ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, terutama di dalamnya
perubahan-perubahan sosial”[2],
Sedangkan pendidikan berasal dari kata didik , lalu kata ini mendapat awalan pe dan
akhiran an sehingga menjadi .pendidikan, yang artinya proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia, melalui upaya pengajaran
dan pelatihan ; atau proses perbuatan, cara mendidik.[3]
Adapun pengertian pendidikan menurut Muhibbin Syah, yaitu memelihara dan memberi
latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan dan
pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.[4]
Dalam bahasa Inggris, education (pendidikan) berasal dari kata educate (mendidik)
artinya memberi peringatan (to elicit, to give rise to ) , dan mengembangkan (to evolve, to
develop). Dalam pengertian yang sempit, education atau pendidikan berarti perbuatan atau
proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan.[5]
Pendidikan dalam konteks Islam pada umumnya mengacu kepada term at-Tarbiyah,
at-Ta’dib dan at-Ta’lim. Dari ketiga istilah tersebut term yang paling populer digunakan dalam
praktek pendidikan Islam ialah term at-tarbiyah, sedangkan term at-ta’dib dan at-ta’lim jarang
sekali digunakan. Padahal kedua istilah tersebut telah digunakan sejak awal pertumbuhan
pendidikan Islam.[6]
Menurut Prof. DR. S. Nasution, M.A., Sosiologi Pendidikan adalah ilmu yang berusaha
untuk mengetahui cara-cara mengendalikan proses pendidikan untuk mengembangkan
kepribadian individu agar lebih baik. Sedangkan menurut F.G. Robbins dan Brown, Sosiologi
Pendidikan ialah ilmu yang membicarakan dan menjelaskan hubungan-hubungan sosial yang
mempengaruhi individu untuk mendapatkan serta mengorganisasikan pengalaman. [7]
b) Hubungan antara sistem pendidikan dengan proses kontrol sosial dan sistem kekuasaan
c) Fungsi sistem pendidikan dalam proses perubahan sosial dan kultural, atau usaha
mempertahankan status quo
e) Fungsi sistem pendidikan formal bertalian dengan kelompok rasial, kultural, dan
sebagainya
2. Hubungan antar manusia di dalam sekolah, dalam hal ini yang menjadi kajian yaitu
menganalisis struktur sosial di dalam sekolah. Pola kebudayaan di dalam sistem sekolah berbeda
dengan apa yang terdapat di dalam masyarakat di luar sekolah. Bidang yang dapat dipelajari antara
lain:
a) Hakikat kebudayaan sekolah, sejauh ada perbedaannya dengan kebudayaan di luar
sekolah
b) Pola interaksi sosial atau struktur masyarakat sekolah, yang meliputi berbagai hubungan
antara berbagai unsur di sekolah, kepemimpinan dan hubungan kekuasaan, stratifikasi
sosial dan pola interaksi informal.
3. Pengaruh sekolah terhadap kelakuan dan kepribadian semua pihak di sekolah, jadi yang
diutamakan adalah aspek proses pendidikan itu sendiri, bagaimana pengaruh sekolah terhadap murid.
Seperti peranan sosial guru, hakikat kepribadian guru, pengaruh kepribadian guru terhadap kelakuan
anak, dan fungsi sekolah dalam sosialisasi murid
4. Sekolah dalam masyarakat, yaitu menganalisis pola interaksi sekolah dengan kelompok sosial
dalam masyarakat di sekitarnya, meliputi:
a) Pengaruh masyarakat atas organisasi sekolah
b) Analisis proses pendidikan yang terdapat dalam sistem-sistem sosial dalam masyarakat
luar sekolah
Dalam referensi lain disebutkan, bahwa tujuan sosiologi pendidikan terdiri dari
beberapa konsep berikut:
c. Sosiologi pendidikan sebagai analisis interaksi sosial di sekolah dan antara sekolah dengan
masyarakat
Menganalisis pola-pola interaksi sosial dan peranan sosial dalam masyarakat sekolah dan
hubungan orang-orang di dalam sekolah dengan kelompok-kelompok di luar sekolah. Juga
menyelidiki hubungan dan partisipasi guru dalam kegiatan masyarakat. Peranan tenaga
pengajar di sekolah yang dapat menambah wawasan tentang kelompok-kelompok sosial
dalam sekolah. d. Sosiologi pendidikan sebagai alat kemajuan dan perkembangan sosial
Para ahli menganggap bahwa pendidikan sosial merupakan bidang studi yang
memberi dasar bagi kemajuan sosial dan pemecahan masalah-masalah sosial. Pendidikan
dianggap sebagai badan yang mampu memperbaiki masyarakat, alat untuk mencapai
kesejahteraan atau kemajuan sosial. Sedangkan sekolah dapat dijadikan sebagai alat kontrol
sosial yang membawa kebudayaan ke puncak yang setinggi-tingginya.
Menurut F.G. Robbins dan Brown, sosiologi pendidikan merupakan ilmu yang
membicarakan dan menjelaskan hubungan-hubungan sosial yang mempengaruhi individu
untuk mendapatkan serta mengorganisasikan pengalamannya. Sosiologi pendidikan
mempelajari kelakuan sosial serta prinsip-prinsip untuk mengontrolnya. Sedangkan menurut
E.G. Payne tujuan utama dari sosiologi pendidikan adalah memberikan latihan yang serasi dan
efektif kepada guru-guru, para peneliti dan orang-orang lain yang menaruh perhatian kepada
pendidikan sehingga dapat memberikan sumbangannya kepada pemahaman yang lebih
mendalam tentang pendidikan.[12]
b. Sosilogi pendidikan Islam sebagai analisis kedudukan pendidikan dalam masyarakat. Pada
poin ini lebih mengutamakan fungsi lembaga pendidikan Islam diadakan masyarakat dan
hubungan sekolah dengan masyarakat yang terdiri dari beberapa aspek. Apabila pendidikan
Islam tidak dapat menempatkan diri dalam masyarakat yang berbeda-beda kulturnya maka
manusia tidak sesuai cita-cita Islam yang mencerminkan hakikat Islam tidak bisa terwujud.
c. Sosiologi pendidikan Islam sebagai anilisis social di sekolah dan antara sekolah dan
masyarakat. Diharapkan terjadinya hubungan antara orang-orang dalam sekolah dengan
masyarakat lingkungan sekolah. Peranan social tenaga sekolah dengan masyarakat sekitar
sekolah.
Menurut pendapat lain, tujuan sosiologi pendidikan Islam dapat dirumuskan sebagai
berikut:
a. Menganalisis proses sosialisasi anak, baik dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Dalam hal ini harus diperhatikan pengaruh lingkungan dan kebudayaan masyarakat terhadap
perkembangan pribadi anak.
b. Menganalisis perkembangan dan kemajuan sosial. Banyak pakar yang beranggapan bahwa
pendidikan memberikan kemungkinan yang besar bagi kemajuan masyarakat, karena dengan
memiliki ijazah atau gelar yang semakin tinggi, maka akan mampu menduduki jabatan yang
lebih tinggi pula yang juga akan menghasilkan penghasilan yang lebih banyak sehingga
kesejahteraan sosialpun tercapai. Di samping itu, banyaknya pengetahuan dan keterampilan
dapat mengembangkan aktivitas dan kreatifitas sosial.
e. Membantu menentukan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan nasional harus sesuai dengan
falsafah hidup bangsa (Indonesia; Pancasila). Dinamika tujuan pendidikan nasional terletak
pada keterkaitannya dengan GBHN yang tiap 5 (lima) tahun sekali ditetapkan dalam sidang
umum MPR, dan disesuaikan dengan era pembangunan yang ditempuh, serta kebutuhan
masyarakat dan kebutuhan manusia.
f. Menurut E.G. Payne, sosiologi pendidikan bertujuan memberikan latihan-latihan yang efektif
kepada guru-guru dalam bidang sosiologi.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Sosiologi Pendidikan Islam adalah ilmu yang berusaha untuk mengetahui cara-cara mengendalikan
proses pendidikan untuk mengembangkan kepribadian individu agar lebih baik sesuai dengan ajaran
agama Islam, mengatur bagaimana seorang individu berhubungan dengan individu yang lain sesuai
dengan kaidah-kaidah Islam yang akan mempengaruhi individu tersebut dalam mendapatkan serta
mengorganisasikan pengalamannya.
3. Masalah-masalah yang diselidiki sosiologi pendidikan atau ruang lingkup sosiologi pendidikan meliputi
pokok-pokok antara lain:
a. Hubungan sistem pendidikan dengan aspek-aspek lain dalam masyarakat, yang meliputi:
b. Hubungan antar manusia di dalam sekolah, dalam hal ini yang menjadi kajian yaitu menganalisis
struktur sosial di dalam sekolah. Pola kebudayaan di dalam sistem sekolah berbeda dengan apa
yang terdapat di dalam masyarakat di luar sekolah. Bidang yang dapat dipelajari antara lain:
c. Pengaruh sekolah terhadap kelakuan dan kepribadian semua pihak di sekolah, jadi yang
diutamakan adalah aspek proses pendidikan itu sendiri, bagaimana pengaruh sekolah terhadap
murid. Seperti peranan sosial guru, hakikat kepribadian guru, pengaruh kepribadian guru terhadap
kelakuan anak, dan fungsi sekolah dalam sosialisasi murid
d. Sekolah dalam masyarakat, yaitu menganalisis pola interaksi sekolah dengan kelompok sosial
dalam masyarakat di sekitarnya, meliputi:
c. Sosiologi pendidikan sebagai analisis interaksi sosial di sekolah dan antara sekolah dengan
masyarakat
B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta, Rineka Cipta, 2002, cet 1.
file:///E:/SOS%20pend/Ciri,%20Tujuan%20dan%20Sejarah%20Sosiologi%20Pendidikan%20_%20unsi
lster.htm
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi kedua. Jakarta, Balai Pustaka,
2001, cet. ke-3.
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), cet. ke-3.
http://aim-mualim.blogspot.com/2011/12/sosiologi-pendidikan-islam.html
http://yuliantihome.wordpress.com/2012/09/19/sosiologi-pendidikan-islam/
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2002, cet. ke-7.
Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam , pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis. Jakarta : Ciputat
Pers, 2002, cet. ke-1.