Studi Peluang Penghematan Energi Listrik Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 32

STUDI PELUANG PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS


TANJUNGPURA

OUTLINE
Proposal Penulisan Untuk Skripsi
Program Studi Teknik Elektro
Jurusan Teknik Elektro

Oleh :
MUHAMMAD FATHURRAHMAN HASMA
NIM : D1021191034

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, atas


berkat rahmat dan kuasa-Nya lah penulis diberikan kesanggupan dan kemudahan
sehingga mampu menyusun proposal tugas akhir yang berjudul “Studi
Penghematan Energi Listrik Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura” ini
dengan baik. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad
Shallallahu’Alaihi Wassalam dan kepada keluarganya, Tabi’in, Tabiut Tabi’in serta
pengikutnya yang mengikuti beliau hingga akhir zaman.

Dalam penyusunan proposal tugas akhir ini penulis mengalami berbagai


hambatan. Namun, semua hal itu dapat dilalui dengan pertolongan Allah
Subhanahu Wa Ta’ala melalui bantuan dan bimbingan serta pengarahan dari
berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal tugas akhir ini.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarnya
kepada:

1. Bapak Dr. rer. nat, Ir, R. M. Rustamaji, M.T., IPU selaku Dekan Fakultas
Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak.
2. Bapak Prof. Dr. Ing. Seno Darmawan Panjaitan, S.T, M.T. IPM. selaku Ketua
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura.
3. Bapak Elang Derdian Marindani, S.T.,M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura.
4. Bapak Dr. Ir Purwoharjono, S.T., M.T., IPM. selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah banyak memberikan bimbingan serta dukungan kepada penulis dalam
menyelesaikan proposal tugas akhir ini.
5. Bapak Zainal Abidin, S.T., M.Eng selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah
banyak memberikan bimbingan serta dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan
proposal Tugas Akhir ini.
6. Bapak Ir. Junaidi, M.Sc, IPM. selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah banyak

2
memberikan bimbingan serta dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan
proposal Tugas Akhir ini.
7. Ibu Fitriah, S.T., M.T. selaku Penguji Utama yang telah memberikan masukan dan
kritikan yang membangun untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
8. Bapak Dr. Ir. M. Iqbal Arsyad, M.T., IPM. selaku Penguji Pendamping yang telah
memberikan masukan dan kritikan yang membangun untuk menyelesaikan tugas
akhir ini.
9. Seluruh Dosen Program Studi Teknik Elektro Universitas Tanjungpura yang telah
membekali ilmu baik berupa teori maupun praktik.

10. Kedua orang tua tercinta yang selalu mendoakan dan mendukung dalam segala hal,
memberikan motivasi dan nasihat.

11. Sahabat, orang terdekat serta teman-teman yang telah memberikan dukungan,
masukan, saran, serta solusi dalam penyelesaian proposal tugas akhir ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa pada penyusunan proposal tugas akhir ini masih
terdapat kekurangan-kekurangan karena keterbatasan kemampuan yang penulis
miliki, Untuk itu penulis masih mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan
pada masa yang akan datang.

Akhir kata, semoga Proposal Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat
dalam menambah wawasan serta pengetahuan.

Pontianak, Oktober 2023


Penulis,

3
Muhammad Fathurrahman Hasma
NIM. D102119103

4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................2

DAFTAR ISI.................................................................................................................4

I. Latar Belakang....................................................................................................5

II. Perumusan Masalah........................................................................................6

III. Tujuan Penelitian............................................................................................6

IV. Pembatasan Masalah.......................................................................................6

V. Tinjauan Pustaka.............................................................................................7

5.1 Kajian Terdahulu.........................................................................................7

5.2 Dasar Teori..................................................................................................9

VI. Metodologi Penelitian...................................................................................24

6.1 Tempat dan Waktu Penelitian...................................................................24

6.2 Alat dan Bahan Penelitian.........................................................................24

6.3 Metode Penelitian......................................................................................24

6.4 Variabel atau Data.....................................................................................25

6.5 Analisis Hasil............................................................................................25

6.6 Diagram Alir Penelitian............................................................................26

VII. Sistematika Penulisan...................................................................................27

VIII. Jadwal Penelitian.......................................................................................28

IX. Daftar Pustaka...............................................................................................29

5
I. Latar Belakang
Energi listrik merupakan salah satu faktor penting dalam operasional sebuah
industri, perusahaan, maupun instansi lain, karena memiliki tingkat ketergantungan
tinggi terhadap kebutuhan energi untuk operasional usahanya. Penggunaan energi
listrik saat ini dianggap menjadi kebutuhan yang sangat penting dan utama untuk
menunjang kegiatan sehari-hari. Sebagian besar produsen energi listrik di Indonesia
menggunakan sumber bahan bakar energi fosil seperti batubara dan minyak bumi.
Sumber energi fosil merupakan energi yang tidak dapat diperbaharui, sehingga
menyebabkan cadangan energi berkurang.
Bangunan berkontribusi lebih dari sepertiga emisi gas rumah kaca pertahunnya
dan mengkonsumsi energi lebih dari 40% dari konsumsi energi dunia. Hal ini terjadi
baik di negara maju maupun negara berkembang [1]. Dalam penggunakan energi
listrik biasa terjadi pemborosan yang mengakibatkan terjadinya pembengkakan
tagihan biaya listrik, untuk itu diperlukan efisiensi pemakaian energi listrik.
Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan kebijakan mengenai konservasi energi
sebagai usaha untuk peningkatan efisiensi energi yang digunakan. Dalam proses ini
meliputi adanya audit energi yaitu suatu metode untuk menghitung tingkat konsumsi
energi suatu gedung atau bangunan. Menurut terkait prosedur audit energi pada
bangunan gedung. Definisi konservasi energi adalah Konservasi energi adalah suatu
cara untuk memanfaatkan energi supaya efektif dan efisien tanpa mengurangi
kebutuhan pemakaian dan kenyamanan pengguna. Konservasi energi bertujuan untuk
meminimalkan konsumsi energi dengan cara mengurangi pemborosan penggunaan
energi yang tidak dibutuhkan. Pada konservasi energi terdapat audit energi yaitu
Teknik yang dipakai untuk menghitung besarnya konsumsi energi pada bangunan
gedung dan mengenali cara-cara untuk penghematannya [2].
Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) merupakan salah satu pengguna energi
listrik khususnya dibidang pendidikan yang didirikan pada tahun 1959. Terletak di
jalan Profesor Dokter Haji Hadari Nawawi, Kecamatan Pontianak Tenggara, Kota
Pontianak, Kalimantan Barat. akultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), yang awalnya
bernama Fakultas Tata Niaga, merupakan fakultas pertama di Universitas

6
Tanjungpura (Untan). Ketika Universitas Daya Nasional (UDN) diresmikan sebagai
perguruan tinggi negeri dan berganti nama menjadi Universitas Negeri Pontianak
(UNEP) pada 1963, nama Fakultas Tata Niaga turut berubah menjadi Fakultas
Ekonomi. Nama UNEP kemudian berganti menjadi Universitas Dwikora pada 1963
dan Universitas Tanjungpura pada 1967 sampai sekarang sementara Fakultas
Ekonomi kemudian menjadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis pada 2016.
Untuk mengefisienkan pemakaian energi listrik Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Tanjungpura yang sudah berusia 64 tahun dan bertujuan untuk
menghindari pembengkakan biaya penggunaan energi listrik, diperlukan untuk
mengetahui besarnya konsumsi energi listrik. Setelah nilai konsumsi energy listrik
didapatkan kemudian dilakukan upaya penghematan energy khususnya pada
khususnya pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura.
II. Perumusan Masalah
1. Bagaimana Intensitas Komsumsi Energi (IKE) pada Fakultas Ekonomi
Universitas Tanjungpura ?
2. Bagaimana upaya peluang penghematan energi pada Fakultas Ekonomi
Universitas Tanjungpura ?
III. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui dan menganalisis nilai Intensitas Komsumsi Energi (IKE) pada
Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura.
2. Mengetahui dan menganalisis peluang penghematan energi pada Fakultas
Ekonomi Universitas Tanjungpura.
IV. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan tidak meluas, batasan masalah dalam penelitian ini antara
lain sebagai berikut :
1. Data penelitian hanya data yang diperoleh di lapangan saja.
2. Perhitungan menggunakan Microsoft Excel.
3. Prosedur audit energi sesuai dengan SNI 03-6196:2011.
4. Standar IKE mengacu pada Permen ESDM No.13 tahun 2012.

7
5. Perhitungan audit energi hanya dilakukan pada sistem pencahayaan dan sistem
tata udara di Universitas Tanjungpura.
V. Tinjauan Pustaka
V.1 Kajian Terdahulu
Adapun beberapa jurnal penelitian sejenis yang telah ada sebelumnya yang
menjadi bahan penyusun proposal penelitian ini.
Penelitian yang dilakukan oleh Immanuel Manurung yang berjudul “Analisis
peluang Hemat Energi Listrik Pada Air Conditioner (Ac) Gelanggang Mahasiswa
Universitas Sumatera Utara”. Penelitian ini menggunakan metode observasi dan
konservasi energi. Pada penelitian ini peneliti meneliti peluang hemat energi listrik
pada AC Gelnaggang Universitas Sumatera Utara. Dari hasil penelitian didapat
besarnya beban pendingin pada ruang pusat Gelanggang Mahasiswa USU sebesar
179514,03 watt. Peluang hemat energi yang didapat dari metode konservasi energi
adalah mengganti sistem HVAC dari Unitary System (AC Split) ke Variable Air
Volume (VAV) System. Setelah dilakukan scenario penghematan listrik dengan
menggunakan simulasi didapatkan penghematan sebesar 41%.
Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Taufik Yunanto yang berjudul “Studi
Peluang Efisiensi Konsumsi Energi Listrik Di Pt. Sai Apparel Semarang”. Pada
penelitian ini peneliti mendapatkan konsumsi energi listrik PT. SAI Apparel selama
tahun 2016 adalah sebesar 8.309.763 kWh yang dikonsumsi oleh beban PES dan
beban non PES. Beban PES terdiri dari beban motor (52%), pencahayaan (12%),
kompresor (10%) dan pendingin ruangan (6%). Beban non PES terdiri dari beban
peralatan kantor, dan beban rumah tangga yang tidak terkait dengan proses produksi,
yaitu sebesar 20%.
Dari hasil penelitian ini peneliti mendapatkan peluang hemat energy dengan cara
mengganti motor servo, yang dimana menghasilkan penghematan energi sebesar
616.223kWh/tahun dan mengganti lampu TL 36 Watt menggunakan lampu LED 16
Watt menghasilkan penghematan energi sebesar 449.687kWh/tahun.
Penelitian yang dilakukan oleh Andi Ramdani H. yang berjudul “Audit
Penggunaan Energi Listrik Gedung Kampus Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

8
Gowa”. Pada penelitian ini peneliti melakukan pengukuran rinci di beberapa gedung
untuk mengetahui nilai IKE. Setelah melakukan pengukuran, peneliti menyatakan
nilai IKE termasuk efisien. Yang dimana hasil audit energi rinci nilai IKE sebesar
222.25 kWh/m²/tahun. Penggunaan energi listrik pada gedung CSA sebesar 814,330
kwh/tahun, pada gedung classroom sebesar 1.713.826 kwh/tahun dan pada gedung
elektro sebesar 2.424.212 kwh/tahun. Dimana pada penggunaan energi listrik ini,
sistem pengkondisian udara menggunakan energi terbesar atau 53 %.
Penelitian yang dilakukan oleh Rizal Fariz Mustaram yang berjudul “Audit
Energi pada Data Center Kampus untuk Efisiensi Energi Berbasis Digital Twin”.
Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Dzaky Romadiansyah yang
berjudul “Analisis Audit Energi Listrik Pada Bangunan Gedung Kuliah Umum Itera”.
Penelitian yang dilakukan oleh Chrisna Radityatama yang berjudul “Analisa
Intensitas Konsumsi Energidan Kualitas Daya Listrik Di Kampus UNDIP”.
Penelitian yang dilakukan oleh Tri Wahyu Budiman yang berjudul “Audit
Energi Listrik Dan Analisis Peluang Penghematan Konsumsi Energi Listrik Pada
Sistem Pendingin Dan Pencahayaan Di Gedung D3 Ekonomi UII”. Penelitian ini
menggunakan metode observasi dan konservasi energi. Yang dimana pada awal
proses audit energi sebelumnya dilakukan persiapan audit energi yaitu pertemuan
pendahuluan dan wawancara dengan karyawan yang dilanjutkan dengan survei
gedung sehingga didapatkan gambaran umum gedung dan sistem operasionalnya
untuk melihat potensi peluang penghematan energi.Pada penelitian ini penulis
meneliti audit energy pada gedung D3 Ekonomi UI dengan total beban AC sebesar
20.152,23 kWh, beban peralatan listrik lainnya yang menunjang aktivitas gedung
mengkonsumsi energi listrik sebesar 12.450,97kWh, dan beban sistem pencahayaan
mengkonsumsi energi listrik sebesar 13.374kWh. Pada penghematan gedung tersebu
didapat penghematan low cost sebesar Rp 5.377.461, penghematan high cost sebesar
Rp 6.946.883. Jika semua penghematan ditotalkan akan menghemat anggaran
sebanyak Rp 12.324.344 per bulannya.
Penelitian yang dilakukan oleh Adek Dwi Ramadhon, 2021, dengan judul
“Audit Energi Dan Analisis Peluang Penghematan Konsumsi Energi Di PT.Harmoni

9
Putra Solusindo Semarang” yang membahas tentang jenis karakteristik jaringan,
mencari nilai IKE, dan mencari upaya penghematan energi listrik di PT.Harmoni
Putra Solusindo Semarang. Didapatkan karakteristik jaringan dengan nilai arus listrik
rata-rata R = 6,47 A, S = 4,01 A, T = 5,05 A, N = 4,72 A. nilai tegangan rata-rata R =
211,40 V, S = 212,86 V, T = 211,18 V. nilai frekuensi rata rata 49,97 Hz. Nilai IKE
rentang 5,18-7,17 dan setelah dilakukan upaya penghematan, diperoleh nilai IKE
dengan rentang data 3,99-5,98 [8].
Penelitian yang dilakukan oleh Ary Prastyawan, 2020, mahasiswa Universitas
Negeri Surabaya dengan judul “Analisis Audit Energi Listrik Pada Gedung Jurusan
Teknik Elektro Universitas Negeri Surabaya” yang membahas tentang audit energi
yang bertujuan untuk mendapatkan efisiensi konsumsi listrik agar dapat menghemat
biaya operasional. Nilai rata-rata konsumsi energi pada pengkondisian udara
sebelumnya bernilai 35,3 kWh/hari setelah dilakukan audit menjadi 20,98 kWh/hari.
Metode penghematan yang dilakukan adalah dengan mengatur suhu, waktu
penggunaan, dan pengoptimalan sistem pengkondisian udara sesuai dengan luas
ruangan.
Penelitian yang dilakukan oleh Sari Bianda, 2022 dengan judul penelitian
“Audit energi sistem pencahayaan dan tata udara RS Abdul Aziz Singkawang”.
Penelitian ini membahas tentang nilai IKE dan PHE kelistrikan di RS Abdul Aziz
Singkawang dengan menggunakan metode. Penelitian yang digunakan adalah
penelitian dokumen, observasi lapangan dan analisis deskriptif, metode perhitungan
yang digunakan adalah metode audit energi awal. Pada penelitian ini didapatkan nilai
IKE pada tahun 2021 sebesar 95.820 kWh/𝑚2/tahun dan nilai PHE sebesar 87.624
kWh/𝑚2/tahun dengan penghematan biaya sebesar Rp 319.407.417,00.
Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Muchlis Ansor, 2022 dengan judul
“Analisis Audit Energi Sistem Penerangan dan Pengkondisian Udara Universitas
Muhammadiyah Pontianak”. Penelitian ini membahas pemahaman PHE terhadap IKE
di Universitas Muhammadiyah Pontianak. Metode penelitian yang digunakan adalah
penelitian dokumen, observasi, analisis deskriptif dan perhitungan menggunakan
Microsoft Excel. Peluang penghematan energi termasuk mengubah penggunaan

10
lampu menjadi LED dan mengganti zat pendingin dengan Musicool MC-22.
Dibandingkan dengan beberapa penelitian terdahulu yang telah dijelaskan di
atas, perbedaan pada penelitian ini adalah dilakukan di lokasi yang berbeda yaitu di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura. Penelitian ini menghitung
nilai IKE untuk sistem penerangan dan sistem pendingin udara. Penelitian dilakukan
dengan metode audit energi rinci dengan menghitung nilai IKE Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Tanjungpura selama satu tahun yaitu pada tahun 2022 dengan
menghitung indeks efisiensi sistem pengkondisian udara EER (Energy Efficiency
Ratio) dan COP (Coefficient Of Performance), kemudian melakukan analisis peluang
penghematan energi.
V.2 Dasar Teori
V.2.1 Daya Listrik (Power)
Daya listrik, dalam konteks listrik dan fisika, mengacu pada besaran yang
mengukur tingkat penggunaan atau produksi energi listrik. Daya listrik diukur dalam
satuan watt (W) dan merupakan hasil perkalian antara tegangan (volt) dengan arus
listrik (ampere). Secara matematis, daya listrik (P) dapat dihitung dengan rumus
berikut:
P=V×I (1)
Di mana:
P = daya listrik (W)
V = tegangan listrik (V)
I = arus listrik (A)
V.2.2 Beban Listrik (Electrical Load)
Beban listrik adalah jumlah total daya listrik yang digunakan oleh semua
peralatan, perangkat, atau sistem listrik dalam suatu lingkungan atau sistem tertentu.
Untuk menghitung beban listrik, Anda harus menjumlahkan atau menggabungkan
daya listrik dari semua peralatan dan perangkat yang terhubung ke sistem tersebut.
Jadi, pada dasarnya, beban listrik adalah total daya listrik yang digunakan dalam
suatu sistem atau lingkungan pada suatu saat tertentu.
Karena beban listrik adalah hasil akumulasi daya listrik dari berbagai peralatan,

11
rumus yang digunakan untuk menghitung beban listrik pada dasarnya adalah rumus
daya listrik yang sama. Namun, perbedaannya terletak pada konteks penggunaan
rumus tersebut. Jika menggunakan rumus P = V × I untuk peralatan individu, akan
mendapatkan daya peralatan tersebut. Ketika mengumpulkan daya dari semua
peralatan yang terhubung ke sistem tertentu, akan mendapatkan beban listrik
keseluruhan dalam sistem tersebut.
V.2.3 Energi Listrik
Energi adalah suatu besaran yang secara konseptual dihubungkan dengan
transformasi, proses atau perubahan yang terjadi. Besaran ini seringkali dikaitkan
dengan perpindahan sebuah gaya atau perubahan temperatur, sehingga
memungkinkan penentuan satuan joule (perpindahan gaya 1 Newton sejauh 1 meter),
maupun kalor jenis (energi yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur sebesar 1
derajat per satuan massa material). Dalam keperluan praktis, energi sering kali
dikaitkan dengan jumlah bahan bakar atau konsumsi jumlah listrik. Energi merupakan
kemampuan untuk melakukan kerja yang dapat berupa panas, cahaya, mekanika,
kimia, dan elektromagnetika (UU No. 30 Tahun 2007).
Sumber energi listrik di Indonesia sebagian besar berasal dari bahan bakar fosil.
Our World In Data mencatat penggunaan energi fosil di Indonesia tahun 2021
mencapai 253 TWh. Energi fosil merupakan sumber energi yang tidak dapat
diperbaharui, yang artinya ketersediaannya terbatas dan dapat habis sewaktu-waktu.
Penggunaan energi listrik haruslah bijaksana dan seefisien mungkin, mengingat harga
bahan bakar fosil yang tidak murah dan akan terus mengalami kenaikan.
V.2.4 Konservasi Energi
Konservasi energi adalah suatu cara untuk memanfaatkan energi supaya efektif
dan efisien tanpa mengurangi kebutuhan pemakaian dan kenyamanan pengguna.
Konservasi energi bertujuan untuk meminimalkan konsumsi energi dengan cara
mengurangi pemborosan penggunaan energi yang tidak dibutuhkan. Pengurangan
pemborosan konsumsi energi berdasarkan dengan standar yang berlaku sehingga
tidak mengurangi kenyamanan dan kebutuhan konsumen. Untuk mengetahui sistem
mana saja yang dapat dilakukan penghematan, maka kita terlebih dahulu harus

12
melakukan audit energi.
Dalam melakukan konservasi energi ada 3 bagian penting yang
diperhatikan yaitu pengamatan pada sumber energi, sumber energi yang maksud
adalah suplai energi yang digunakan pada bangunan/gedung tersebut seperti energi
listrik yang bersumber dari PLN atau pemakaian generator set (GENSET) di gedung
tersebut. Yang kedua adalah konversi dan distribusi sumber energi, maksudnya
adalah pemilihan teknologi yang digunakan seperti peralatan listrik, pengunaan
lampu atau pemakaian listrik untuk sistem pengkondisian udara serta optimasi dan
efisiensi dari penggunaan sumber energi tersebut. Yang terakhir adalah konsumsi
energi, konsumsi energi bertitik berat pada perilaku pengguna sumber energi dan
pemakaian sumber energi sesuai dengan kebutuhan atau tidak.
Undang-Undang Energi No 30 Tahun 2007 Pasal 25 mengatur tentang
konservasi energi, yaitu :
1. Konservasi Energi Nasional menjadi tanggung jawab Pemerintah,
Pemerintah Daerah, penguasa, dan masyarakat.
2. Konservasi energi nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mencakup seluruh tahap pengelolaan energi.
3. Pengguna energi dan produsen peralatan hemat energi yang
melaksanakan konservasi energi diberi kemudahan dan/atau insentif
oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah.
4. Pengguna sumber energi dan pengguna energi yang tidak
melaksanakan konservasi energi diberi disinsentif oleh Pemerintah
dan/atau Pemerintah Daerah.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan konservasi energi serta
pemberian kemudahan, insentif, dan disinsentif sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur dengan Peraturan
Pemerintah dan/atau Peraturan Daerah.
V.2.5 Manajemen Energi
Manajemen energi adalah suatu program yang direncanakan dan dilaksanakan
secara sistematis untuk memanfaatkan energi secara efektif dan efisien dengan

13
melakukan perencanaan, pencatatan, pengawasan dan evaluasi secara kontinu tanpa
mengurangi kualitas produksi dan pelayanan. Manajemen energi mencakup
perencanaan dan pengoperasian unit konsumsi dan produksi yang berkaitan dengan
energi. Tujuan manajemen energi yaitu penghematan sumber daya, perlindungan
iklim, dan penghematan biaya. Bagi konsumen, manajemen energi membuat mereka
gampang untuk mendapatkan akses terhadap energi sesuai dengan apa dan kapan
yang mereka butuhkan. Manajemen energi berkaitan dengan manajemen lingkungan,
manajemen produksi, logistik, dan fungsi yang berhubugan dengan bisnis lainnya.
V.2.6 Sistem Pencahayaan
Sistem penerangan gedung berfungsi untuk menunjang kegiatan dan berfungsi
agar dapat beroperasi secara efektif dan aman. Audit energi sistem pencahayaan
bertujuan untuk mengetahui tingkat pencahayaan pada suatu ruangan, apakah sesuai
dengan fungsi ruangan tersebut atau tidak. Sistem pencahayaan dibagi menjadi dua,
yaitu :
1. Sistem Pencahayaan Alami
Sistem pencahayaan alami merupakan sistem pencahayaan yang bersumber dari
sumber cahaya alami seperti sinar matahari. Penggunaan cahaya alami dapat
mengurangi konsumsi energi listrik sehingga harus dimanfaatkan secara optimal.
2. Sistem Pencahayaan Buatan
Sistem pencahayaan buatan merupakan sistem pencahayaan yang berasal dari
sumber cahaya buatan manusia seperti lampu atau luminer. Penggunaan pencahayaan
buatan haruslah bijak dan seefisien mungkin untuk menghindari pemborosan energi
listrik. Tingkat pencahayaan minimal telah diatur pada SNI 6197:2011 tentang
Konservasi Energi Pada Sistem Pencahayaan dalam persyaratan teknis pencahayaan.

14
Tabel 1. Tingkat Pencahayaan Minimal
Temperatur Warna
Tingkat Kelompok
Fungsi Ruangan Pencahayaan Rederasi Warm White
Warm Cool Daylight
(Lux) Warna 3300 Kelvin -
<3300Kelvin >5300Kelvin
5300 Kelvin

Rumah Tinggal:
Teras 60 1 atau 2 • •
Ruang Tamu 150 1 atau 2 •
Ruang Makan 250 1 atau 2 •
Ruang Kerja 300 1 • •
Ruang Tidur 250 1 atau 2 • •
Ruang Mandi 250 1 atau 2
Dapur 250 1 atau 2 • •
Garasi 60 3 atau 4 • •
Perkantoran:
Ruang Resepsionis 300 1 atau 2 • •
Ruang Direktur 350 1 atau 2 • •
Ruang Kerja 350 1 • •
Ruang Komputer 350 1 • •
Ruang Rapat 300 1 atau 2 • •
Ruang Gambar 750 1 atau 2 • •
Ruang Arsip 150 1 atau 2 • •
Ruang Arsip Aktif 300 1 atau 2 • •
Ruang Tangga Darurat 150 1 atau 2 •
Ruang Parkir 100 1 atau 2 •
Lembaga Pendidikan:

Ruang Kelas 350 1 atau 2 • •

Perpustakaan 300 1 • •

Laboratorium 500 1 atau 2 • •

15
Ruang Praktek Komputer 300 1 atau 2 • •

Ruang Laboratorium Bahasa 300 1 atau 2 • •

Ruang Guru 300 1 atau 2 • •

Rung Olahraga 300 2 atau 3 • •

Ruang Gambar 750 1 • •

Kantin 200 1 • •

Hotel & Restoran:

Ruang Resepsionis & Kasir 300 1 atau 2 • •

Lobi 350 1 • •

Temperatur Warna
Tingkat Kelompok
Fungsi Ruangan Pencahayaan Rederasi Warm White
(Lux) Warna Warm Cool Daylight
3300 Kelvin -
<3300Kelvin >5300Kelvin
5300 Kelvin

Ruang Serba Guna 200 1 • •

Ruang Rapat 300 1 • •

Ruang Makan 250 1 • •

Kafetaria 200 1 • •

Kamar Tidur 150 1 atau 2 • •

Koridor 100 1 •

Dapur 300 1 • •

Rumah sakit/balai pengobatan:


Ruang tunggu 200 1 atau 2 • •
Ruang rawat inap 250 1 atau 2 • •
Ruang operasi, ruang bersalin 300 1 • •
Laboratorium 500 1 atau 2 • •
Ruang rekreasi dan rehabilitasi 250 1 • •
Ruang koridor siang hari 200 1 atau 2 • •
Ruang koridor malam hari 50 1 atau 2 • •
Ruang kantor staff 350 1 atau 2 • •
Kamar mandi & toilet pasien 200 2 •
Pertokoan/ruang pamer:
Ruang pamer dengan obyek
berukuran besar (misalnya 500 1 • • •
mobil)

16
Area penjualan kecil 300 1 atau 2 • •
Area penjualan besar 500 1 atau 2 • •
Area kasir 500 1 atau 2 • •
Toko kue dan makanan. 250 1 • •
Toko bunga 250 1 •
Toko buku dan alat tulis/ gambar 300 1 • • •
Toko perhiasan, arloji 500 1 • •
Toko barang kulit dan sepatu 500 1 • •
Toko pakaian 500 1 • •
Pasar swalayan 500 1 atau 2 • •
Toko mainan 500 1 • •
Toko alat listrik (TV,
radio/tape,mesin cuci dan lain- •
250 1 atau 2 • •
lain)
Toko alat musik dan olahraga 250 1 • • •
Temperatur Warna
Tingkat Kelompok
Fungsi Ruangan Pencahayaan Rederasi Warm White
(Lux) Warna Warm Cool Daylight
3300 Kelvin -
<3300Kelvin >5300Kelvin
5300 Kelvin

Industri (umum):
Gudang 100 3 • •
Pekerjaan kasar 200 2 atau 3 • •
Pekerjaan menengah 500 1 atau 2 • •
Pekerjaan halus 1000 1 • •
Pekerjaan amat halus 2000 1 • •
Pemeriksaan warna 750 1 • •
Rumah ibadah:
Masjid 200 1 atau 2 •
Gereja 200 1 atau 2 •
Vihara 200 1 atau 2 •

Jenis-jenis sistem pencahayaan buatan sebagai berikut:


1. Lampu LED
Lampu LED merupakan jenis bola lampu terbaru yang merupakan sumber
cahaya hemat energi. Ketika LED memancarkan cahaya tampak dalam spektrum
yang sangat sempit, mereka dapat menghasilkan “cahaya putih”. Mereka sesuai
dengan unit grup biru-hijau-merah atau LED biru berlapis fosfor. Tergantung pada

17
warnanya, LED memiliki masa pakai 40.000 hingga 100.000 jam. LED digunakan
dalam banyak aplikasi pencahayaan, misalnya pada rambu keluar, lampu lalu lintas,
pencahayaan bawah kabinet, dan berbagai jenis pencahayaan dekoratif.
2. Lampu Downlight
Downlight adalah perangkat penerangan yang tersembunyi di dinding atau
langit-langit. Lampu jenis ini sering digunakan untuk penerangan utama pada
apartemen atau ruangan kecil yang membutuhkan cahaya terang atau biasa disebut
dengan ambient lighting. Lampu ini hadir dalam 3 (tiga) ukuran yaitu kecil 12 watt,
sedang 15 watt dan besar 18 watt.
3. Lampu Lampu Neon (TL)
Lampu neon (TL) adalah lampu neon yang menggunakan gas neon sebagai
sumber cahaya. Bentuknya menyerupai tabung. Warna cahaya yang dihasilkan dalam
gas neon murni adalah kemerahan. Tegangan listrik yang dibutuhkan untuk
menerangi setiap meteran adalah 300-1000 V. Saat pertama kali bekerja, lampu neon
menggunakan tegangan tambahan yaitu 1,5-2 kali tegangan normal. Lampu neon
memiliki kekurangan :
a) Harga yang cukup mahal.

b) Ukuran besar yang memakan tempat.


4. Lampu Neon Kompak (CFL)
Lampu neon kompak (CFL), 3 hingga 5 kali lebih efisien dibandingkan lampu
pijar tradisional dan 10 hingga 20 kali lebih tahan lama. Penghantaran listrik melalui
suatu gas atau uap logam akan menghasilkan radiasi elektromagnetik pada panjang
gelombang tertentu, tergantung pada komposisi kimia dan tekanan gas tersebut.

(a) (b)

18
(c) (d)

Gambar 2.1 Jenis Sistem Pencahayaan Buatan


(a) Lampu LED, (b) Lampu Downlight, (c) Lampu Neon (TL), (d) Lampu
Neon Kompak (CFL)

V.2.7 Sistem Tata Udara


Sistem pencahayaan buatan adalah sistem pencahayaan yang berasal dari
sumber cahaya buatan seperti lampu atau peralatan penerangan. Penggunaan
penerangan buatan harus sewajarnya dan seefektif mungkin agar tidak terjadi
pemborosan energi listrik.
1. Sistem Tata Udara Alami
Pengkondisian udara alami hanya mengandalkan tata ruang dan sirkulasi udara
di sekitar bangunan. Ruangan tanpa AC harus memiliki luas lantai minimal 15%
dengan bukaan kipas ventilasi silang untuk sirkulasi udara. Pengkondisian udara
alami tersebut adalah jendela, pintu dan ventilasi.
2. Sistem Tata Udara Buatan
Pengkondisian udara buatan mengatur kondisi termal, kualitas dan sirkulasi
udara dalam suatu ruangan untuk memenuhi persyaratan kenyamanan termal suatu
bangunan. AC buatan merupakan AC yang paling umum digunakan di negara-negara
tropis seperti Indonesia. Pendingin udara atau air conditioning merupakan
pengembangan dari teknologi pendingin mesin. Alat ini mempunyai efek
menciptakan udara segar dan memberikan kelembapan yang diperlukan tubuh. Untuk
dapat menciptakan udara sesuai kondisi yang diinginkan, kapasitas peralatan yang
terpasang harus sesuai dengan beban pendinginan ruangan. Ada beberapa faktor yang
perlu diperhatikan dalam menentukan kebutuhan daya AC DC suatu ruangan, yaitu

19
kapasitas pendinginan AC (BTU/jam British Thermal Unit), watt listrik (W) dan
kompresor AC DC. Umumnya masyarakat mengenal angka PK (Paard
Kracht/Tenaga Kuda) pada AC. Padahal, PK adalah satuan daya kompresor AC,
bukan daya pendingin AC. Namun PK lebih dikenal masyarakat umum daripada
BTU/jam.
Tabel 2. Konversi BTU/h ke PK
Btu/h PK Tata Udara
(British Thermal Unit) (Paard Kracht)
±5000 1⁄ PK
2
±7000 3⁄ PK
4
±9000 1 PK
±12.000 1.5 PK
±18.000 2 PK
±26.000 3 PK

Untuk menentukan kebutuhan PK AC tergantung luas ruangan digunakan


rumus sebagai berikut :
PK AC = Besar Ruangan x konstanta BTU (2)
Keterangan :
Konstanta BTU = 550 (BTU/hr/𝑚2)
Kinerja pendinginan biasanya dinyatakan sebagai COP (Coefficient Of
Performance) atau EER (Energy Efficiency Ratio). COP didefinisikan sebagai rasio
antara laju pelepasan panas dan laju energi yang harus disuplai ke sistem. COP
berbanding terbalik dengan biaya operasional, semakin tinggi COP maka biaya
operasional akan semakin rendah.
Untuk menghitung COP digunakan rumus sebagai berikut:
Qe (kW )
COP= (3)
W (kW )

Keterangan:
𝐶𝑂𝑃 = Koefisien Kinerja

20
𝑄𝑒 = Kapasitas Pendingin (𝑘𝑊)
𝑊 = Daya Input Kompresor (𝑘𝑊)
EER adalah indikator efisiensi energi yang dinyatakan sebagai rasio
BTU/jam yang dihasilkan oleh daya AC terhadap Watt listrik yang dikonsumsi.
T (Btu /h)
EER= (4)
W (kWh)

Keterangan:
𝐸𝐸𝑅 = Tingkat Efisiensi Penggunaan Energi
𝑇 = Kapasitas Pendingin AC (𝐵𝑡𝑢/ℎ)
𝑊 = Energi Listrik (𝑘𝑊ℎ)

Tabel 3. Konversi PK dan Btu/h ke Qe dan W


PK Btu/h Qe (kW) W (Wh)
½ 4500 1,31882 390
¾ 7000 2,051497 595
1 9000 2,637639 860
1,5 12000 3,516852 1090
2 18000 5,275278 1740
3 26000 7,619846 2.238

Semakin tinggi nilai EER maka semakin efisien penggunaan energinya. AC


dengan EER sama dengan atau lebih besar dari 10 (sepuluh) mewakili kondisi yang
dianggap efisien. Kriteria kinerja nilai EER dan COP disajikan pada tabel berikut :
Tabel 4. Kriteria Efisiensi EER dan COP
No. Kriteria EER COP
1 Superior 20 6,0
2 Baik Sekali >14 4,0
3 Baik 11 - 14 3,0 - 4,0
4 Buruk 8,5 - 10 2,5 - 3,0
5 Buruk Sekali 6,8 2,0

21
Berdasarkan jenisnya, ada 4 jenis AC yang biasa digunakan sebagai berikut:

1. AC Standing

Jenis AC ini cocok untuk situasi dan penggunaan mobile, karena fungsinya
dapat dengan mudah dipindahkan, misalnya dalam seminar, presentasi, acara
outdoor, dll.

2. Ac Cassette

AC Cassette adalah seperangkat alat yang digunakan untuk menurunkan suhu


udara di ruangan tertentu. AC ini biasanya dipasang di plafon gantung. Unit indoor
AC ini dipasang di plafon dan outdoor unit dipasang cukup jauh sehingga tidak
mengganggu distribusi aliran udara.

3. AC Sentral

Pada AC Sentral, udara di dalam ruangan didinginkan dalam sistem pendingin


di luar ruangan, setelah itu udara yang didinginkan mengalir kembali ke dalam
ruangan. Umumnya cocok dipasang di gedung bertingkat seperti hotel dan pusat
perbelanjaan.

4. AC Window

Untuk AC Jendela, seluruh komponen AC seperti filter udara, evaporator,


kompresor, kondensor, filter refrigerant, katup ekspansi dan pengontrol dipasang
pada base plate, kemudian base plate dan seluruh komponen AC tersebut ditempatkan
pada sebuah kotak datar sehingga menjadi satu kesatuan. AC jendela seringkali
dipilih karena keterbatasan ruangan.

5. AC Split

Pada AC split, komponen AC terbagi menjadi dua bagian, yaitu unit indoor
yang meliputi kompresor, evaporator, filter udara, kipas evaporator, regulator dan
pengontrol. Unit luar ruangan mencakup kompresor, kondensor, kondensor, dan filter
pendingin. Selain itu, unit indoor dan outdoor dihubungkan dengan dua pipa
refrigeran, salah satunya menghubungkan filter refrigeran ke katup ekspansi dan

22
kabel listrik yang menyuplai daya ke kompresor dan kondensor.

(a) (b)

(c) (d)

(e)
Gambar 2.2 Jenis Sistem Tata Udara Buatan
(a) AC Standing, (b) AC Cassette, (c) AC sentral, (d) AC Window, (e) AC
Split
V.2.8 Audit Energi
Audit energi adalah cara yang digunakan untuk menemukan cara untuk
mengurangi konsumsi energi per unit produksi dan mengurangi biaya operasi. Hasil
audit energi juga dapat menunjukkan besarnya potensi penghematan energi dari
peningkatan efisiensi. Jika bangunan atau gedung sudah dibangun dan digunakan,
perlu diketahui efisiensi bangunan. Audit energi digunakan untuk mengidentifikasi
dan melacak pemborosan energi dan dicari langkah perbaikan (retrofitting) (Badan
Standarisasi Nasional, 2012). Audit energi adalah kegiatan yang melakukan
pemeriksaan secara rutin untuk memastikan energi digunakan secara efisien.
Aktivitas audit energi meliputi :

23
1) Melakukan identifikasi penggunaan energi khususnya yang berkaitan dengan
jenis energi, komponen penggunaan energi, sistem pemakaian dan biaya energi.
2) Observasi tingkat penggunaan energi sesuai dengan kondisi bangunan dan jenis
penggunaanya.
3) Mengetahui dimana potensi terbesar untuk memperbaiki efisiensi penggunaan
energi yang dapat dilakukan.
4) Bagaimana melakukan perbaikan efisiensi tersebut. Audit didefinisikan sebagai
proses mengevaluasi sebuah bangunan dalam penggunaan serta,
mengidentifikasi peluang untuk mengurangi konsumsi energi.
Audit energi dilakukan secara bertahap yang terdiri 3 tahapan, yaitu :

1. Audit Energi Singkat (Walk Through Audit)

Audit energi singkat adalah proses awal kegiatan audit energi yang meliputi
pengumpulan data historis konumsi energi, luas bangunan, daya terpasang, beban
penghunian bangunan dan observasi visual. Perbedaan audit energi singkat dengan
audit energi awal yaitu, pada audit energi singkat tidak memerlukan pengukuran pada
peralatan listrik. Hasil dari kegiatan audit energi singkat berupa potret penggunaan
energi bangunan gedung dan rekomendasi peluang penghematan energi.
2. Audit Energi Awal (Preliminary Audit)
Tujuan dari audit energi awal adalah untuk mengukur produktifitas dan
efisiensi penggunaan energi dan mengidentifikasikan kemungkinan penghematan
energi. Kegiatan audit energi awal meliputi pengumpulan data energi bangunan
gedung dengan data yang tersedia dan tidak memerlukan pengukuran. Data tersebut
meliputi :
a. Dokumentasi bangunan yang dibutuhkan adalah gambar teknik bangunan sesuai
pelaksanaan konstruksi., terdiri dari :
1) Tapak, denah, dan potongan bangunan gedung seluruh lantai
2) Denah instalasi pencahayaan bangunan seluruh lantai.
b. Pembayaran rekening listrik bulanan bangunan gedung selama satu tahun
terakhir.

24
c. Menghitung besarnya Intensitas Konsumsi Energi (IKE) gedung.

3. Audit Energi Rinci (Detail Audit)

Merupakan kegiatan audit energi yang dilakukan jika nilai IKE yang didapat
lebih besar dari target nilai yang telah ditetapkan, termasuk pengumpulan data
historis, data yang tersedia pada dokumentasi konstruksi, pengamatan dan
pengukuran komprehensif, perhitungan IKE dan kecenderungannya, identifikasi
peluang hemat energi, analisis teknis dan keuangan, serta penyusunan laporan audit.
Audit energi dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis
penggunaan energi dalam suatu bangunan atau gedung, memungkinkan identifikasi
peralatan yang menjadi penyumbang terbesar terhadap konsumsi energi. Langkah-
langkah yang diterapkan dalam audit energi terinci melibatkan analisis rinci terhadap
operasional peralatan, evaluasi sistem, serta penyusunan rekomendasi untuk
meningkatkan efisiensi energi. Tindakan yang dilakukan pada audit energi rinci yaitu
:
a. Menghitung Intensitas Konsumsi Energi (IKE)
b. Pengukuran energi
c. Identifikasi Peluang Hemat Energi (PHE)
d. Analisis Peluang Hemat Energi (PHE).
V.2.9 Intensitas Konsumsi Energi (IKE)
Intensitas Konsumsi Energi (IKE) listrik merupakan istilah yang digunakan
untuk mengetahui seberapa besar pemakaian energi pada bangunan. Energi yang
dimaksud ini adalah energi listrik. Intensitas Konsumsi Energi didapatkan dengan
cara membagi hasil antara konsumsi energi total selama periode tertentu (satu tahun)
dan total luas bangunan. Satuan dari IKE adalah kWh/m^2 pertahun. Pemakaian IKE
sudah ditetapkan diberbagai negara ASEAN dan APEC (SNI 03-6196-2000). Cara
mencari nilai dari IKE adalah :
Total Konsumsi Energi(kWh)
IKE = (5)
Luas Bangunan(m2 )
Intensitas Konsumsi Energi disuatu bangunan atau gedung dapat dijadikan

25
acuan untuk mengetahui keefisian penggunaan energi di dalam gedung atau bangunan
tersebut. Standar Intensitas Konsumsi Energi menurut pedoman Permen ESDM
No.13 tahun 2012 ditunjukan pada tabel :
Tabel 5. Kriteria IKE Bangunan Gedung Ber-AC Menurut Permen ESDM
No.13 tahun 2012
Konsumsi Energi Spesifik (kWh/m2)
Kriteria
/bulan)
Sangat Efisien Lebih kecil dari 8,5
Efisien 8,5 sarnpai dengan !ebih kecil dari 14
Cukup Efisien 14 sampai dengan lebih kecil dari 18,5
Boros Lebih besar sama dengan 18,5

Tabel 6. Kriteria IKE Bangunan Gedung Tanpa AC Menurut Permen ESDM


No.13 tahun 2012
Konsumsi Energi Spesifik (kWh/m2)
Kriteria
/bulan)
Sangat Efisien Lebih kecil dari 3,4
Efisien 3,4 sampai dengan lebih kecil dari 5,6
Cukup Efisien 5,6 sampai dengan lebih kecil dari 7,4
Boros Lebih besar sama dengan 7,4

V.2.10 Peluang Hemat Energi (PHE)


Peluang Hemat Energi dilakukan jika didapatkan nilai IKE yang melebihi
nilai standar. PHE (Peluang Hemat Energi) merupakan suatu cara yang mungkin bisa
diperoleh dalam usaha untuk mengurangi pemborosan energi. Potret penggunaan
energi adalah gambaran menyeluruh tentang pemanfaatan energi pada bangunan
gedung meliputi: jenis, jumlah penggunaan energi, peralatan energi, intensitas energi,
profil beban penggunaan energi, kinerja peralatan energi dan peluang hemat energi,
serta keseluruhan maupun per-area di bangunan gedung pada periode tertentu.
VI. Metodologi Penelitian
Di dalam penelitian ini mempunyai metodologi penelitian untuk mempermudah
proses pengerjaan oleh penulis. Metodologi penelitian yang digunakan oleh penulis
antara lain sebagai berikut :

26
VI.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura yang
berlokasi di Jl. Profesor Dokter H. Hadari Nawawi, Bansir Laut, Kec. Pontianak
Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Direncanakan penelitian ini dapat
selesai dalam waktu kurang lebih 4 bulan.
VI.2 Alat dan Bahan Penelitian
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
1) Laptop untuk menjalankan program simulasi penelitian.
2) Flashdisk yang digunakan untuk menyimpan data.
3) Software Microsoft Office Word digunakan dalam penyusunan laporan skripsi.
4) Software Microsoft Office Excel digunakan dalam penyusunan data skripsi.
5) Meteran untuk mengukur luas bangunan Fakultas Ekonomi Universitas
Tanjungpura.
Bahan atau data yang diperlukan antara lain :
1) Data peralatan listrik pada Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura.
2) Data riwayat pembayaran rekening listrik pada Fakultas Ekonomi Universitas
Tanjungpura.
3) Data penggunaan energi listrik pada Fakultas Ekonomi Universitas
Tanjungpura.
4) Data denah pada Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura.
5) Data arus hasil pengukuran observasi lapangan.
VI.3 Metode Penelitian
Jenis penelitian pada tugas akhir ini menggunakan dua jenis penelitian studi
literatur dan metode simulasi yang dimana didefinisikan sebagai berikut:
1. Studi Literatur
Studi literatur yaitu kajian penulis atas referensi-referensi yang ada baik berupa
buku, karya ilmiah yang berhubungan dengan penulisan ini, yang nantinya dapat
digunakan dalam pedoman pembuatan laporan penelitian.
2. Observasi Lapangan
Observasi lapangan adalah suatu metode pengumpulan data yang melibatkan

27
pengamatan langsung terhadap suatu obyek atau situasi di tempat kejadian. Tujuan
observasi lapangan dapat bervariasi tergantung pada konteksnya.
VI.4 Variabel atau Data
Dalam penelitian ini data-data yang dimaksud berupa data primer dan data
sekunder.Data primer meliputi data peralatan listrik, data riwayat pembayaran listrik,
data tarif golongan listrik, dan data denah pada Fakultas Ekonomi Universitas
Tanjungpura. Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari diperoleh
dari berbagai referensi berupa buku, jurnal, laporan, dan sumber ilmiah lainnya yang
berkaitan dengan penelitian ini.
VI.5 Analisis Hasil
Hasil yang akan dianalisis meliputi perhitungan nilai IKE, COP atau EER yang
diperoleh dari data primer yang diambil langsung di setiap gedung Fakultas Ekonomi
dan Perdagangan Universitas Tanjungpura. Proses selanjutnya adalah menganalisis
peluang penghematan energi berdasarkan hasil perhitungan nilai IKE yang telah
dilakukan.

28
VI.6 Diagram Alir Penelitian

Mulai

Pengumpulan Data :
1.Rekening pembayaran listrik selama 1
tahun
2.Data lampu dan AC
3.Data denah ruangan
4.Data layout gedung

Menghitung IKE pada Audit Energi Awal

Menghitung :
1. Konsumsi Energi Lampu
2. COP (3)
3. EER (4)

Identifikasi Peluang hemat Energi Listrik


Analisis Peluang hemat Energi Listrik
Rekomendasi Peluang hemat Energi Listrik

Selesai

29
VII. Sistematika Penulisan
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah,
tujuan, manfaat, metodologi penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan tentang penelitian terdahulu, teori dari energi listrik,
manajemen energi, konservasi energi, audit energi, IKE, PHE, sistem
pencahayaan, sistem pengkondisian udara (AC), jumlah ruangan, luas
ruangan, data lampu, data AC, data peralatan medis di setiap gedung
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura.
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini membahas mengenai lokasi penelitian, data penelitian dan alat-
alat yang digunakan pada pelaksanaan penelitian, jalannya penelitian dan
jadwal penelitian.
BAB IV. ANALISA DAN HASIL PERHITUNGAN
Bab ini berisikan tentang hasil-hasil perhitungan yang diperoleh dari data-
data yang sudah lengkap untuk mendapatkan hasil dari perhitungan
konsumsi energi listrik, efisiensi IKE, data sistem pencahayaan dan data
sistem pengkondisian udara (AC) pada masing-masing ruangan Fakultas
Ekonomi Universitas Tanjungpura
BAB V. PENUTUP
Penulis akan menguraikan kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis
serta saran-saran agar diperoleh efisiensi peluang penghematan energi
listrik.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

30
VIII. Jadwal Penelitian

BULAN
NO. KEGIATAN
IX X XI XII
1 Penyusunan Proposal
a. Menyusun Proposal
b. Seminar Proposal
c. Perbaikan Proposal
2 Pelaksanaan Skripsi
a. Pengambilan Data
b. Pengolahan Data
c. Analisis Hasil
d. Penulisan Draf Skripsi
e. Bimbingan Skripsi
3 Sidang Skripsi
a. Persiapan Administrasi
b. Penyerahan Draf Skripsi
ke Tim Penguji
c. Sidang Skripsi
d. Perbaikan, Evaluasi Akhir,
dan Penyerahan Skripsi

31
IX. Daftar Pustaka

[1] Green Building Council Indonesia. 2016. Sekilas Tentang Green Building.
Badan Standardisasi Nasional. 2000. Prosedur Audit Energi pada Bangunan
[2] Gedung. SNI 03-6196-2000. Jakarta.

32

Anda mungkin juga menyukai