1352-Article Text-2629-2-10-20210308
1352-Article Text-2629-2-10-20210308
1352-Article Text-2629-2-10-20210308
0 : REVIEW MITIGASI
BENCANA GEMPA BUMI DI LOMBOK PROPINSI NUSA
TENGGARA BARAT (DISASTER COMMUICATION IN 4.0 ERA :
REVIEW EARTHQUAKE DISASTER MITIGATION IN LOMBOK
WEST NUSA TENGGARA)
Kholil1, Aris Setyawan1,a, Nafiah Ariani2 dan Soehatman Ramli3
ABSTRACT
Effect of Lombok earthquake on July 29, 2018 was very extensive, 50-60 % of infrastuctures (dam,
road, market) destroyed , 132,000 houses demaged; and 564 people were died. Total of economic losses
reach IDR 10.1 trillion. The most serious problem is communication, between government, local
community and other institutions. Actually the earthquake news made people panic, confused and
pressured, so they didn’t know what to do.This study aim to review communication of disaster
mitigation system, and to identify the most important thing should be done for handling Method used
was SAST (Strategic Assumption and Surfacing Testing), and ECM (Exponential Comparation
Method). SAST method selected to identify the most strategic assumption (important and certainty)
which must be concidered in economic recovery; while ECM is used to select the most appropriate
strategy of community economic recovery post earthquake. Study results showed that the most efective
communication during a disaster is establishing a disaster information center involving the BMKG,
and BPBD and local government.
Key Words: Earthquake, Economic recovery, Community, sustainable
Gempa lombok juga telah menyebabkan gangguan yang masih dapat berfungsi. Sebagian besar responden
mental serius bagi masyarakat yang mempengaruhi (79.67 %) juga menyatakan bahwa informasi yang
pola kehidupan masyarakat (Permana, 2018).Sampai tersedia melalui media sosial justru membuat sebagian
bulan September 2018 (2 bulan sejak 29 Juli 2018), besar masyarakat panik. Karena berita yang tersebar
telah terjadi gempa susulan sebanyak 825 kali (13-15 disamping kontennya tidak standar, juga sebagian
kali setiap harinya), (BNPB, 2018). Masyarakat besar berisi berita hoaks, yang sengaja disebar
dihantui ketakutan dan rasa tidak aman setiap ada luaskan oleh orang-orang tidak bertanggungjawab.
suara, sehingga tidak dapat hidup tenang (BNPB, Problem yang dihadapi oleh masyarakat melalui
2018). komunikasi medsos ini adalah tidak dapat
Gempa bumi yang terjadi di lombok pada bulan memfilter/memilih mana berita yang benar mana
Juli tahun 2018 ini adalah gempa dangkal akibat sesar berita yang tidak benar (hoaks). Sementara sesuai
naik Flores (Flores Arch Trust), sebagai respon dengan karakteristik komunikasi digital, teks
terhadap desakan benua Australia yang berda dibawah /informasi terus menerus mengalir tanpa henti.
laut (BNPB, 2018). Berdasarkan kondisi obyektif di lapangan Dalam
sistem komunikasi secara umum paling tidak 4 aspek
METODE PENELITIAN penting : komunikan, pesan, saluran dan komunikator,
Metodologi yang dipilih adalah Expert Based, yang dapat digambarkan sebagai berikut :
pengambilan data melalui diskusi pakar, dari
pengambil kebijakan, ahli bencana dari BPBD (Badan
Penanggulangan Bencana Daerah), pengambil
kebijakan daerah (Bapeda, Dinas PUPR, Dinas
Tataruang, Dinas Pertanian), NGO dan Akademisi
jumlah pakar yang dijadikan sebagai narasumber 7
orang. Analisis data menggunakan metode SATS
(Strategic Assumption Surfacing and Testing), dan
MPE (Metode Perbandingan Pangkat Eksponensial).
SAST adalah suatu metode untuk mengidentifikasi
asumsi strategis apa (penting dan pasti) yang harus Gambar 1. Prinsip dasar komunikasi
diperhatikan dalam menjamin kelancaran komunikasi
di saat bencana terjadi. Hasil SAST dipetakkan pada Komunikasi bencana di Lombok pada era digital
gafrik 4 kuadran, untuk melihat tingkat kepentingan memerlukan saluran berupa medsos(C) (Whatsapp,
dan kepastiannya. Sementara itu analisis MPE dipilih Youtobe, dan Line). Sebagian besar pesan (B) pada
untuk memilih pilihan yang paling tepat sesuai dengan saat terjadi bencana lebih banyak berbentuk gambar
kondisi obyektif berdasarkan peringkat rankingnya. dari pada voice dan teks. Namun tidak ada yang
Perangkingan didasarkan pada pendapat pakat dengan melakukan verivikasi gambar yang dikirim dari
menggunakan kriteria majemuk, dengan rumus : komunikator (A) apakah gambar tersebut benar
kejadian di lombok atau dari luar lombok. Sehingga
tidak jarang penyebaran gambar justru membuat
penerima pesan (Komunikan : D) menjadi panik.
Disamping itu transmisi informasi (gambar/teks) yang
Disamping diskusi dengan pakar, juga dilakukan sangat tinggi pada saat kejadian gempa juga
survei lapangan untuk mengetahui secara pasti membuat jaringan komunikasi terganggu, sehingga
kondisi masyarakat pasca gempa. membuat masyarakat tidak dapat mengakses
informasi kejadian gempa.
Hasil diskusi pakar tentang aspek yang panting
HASIL DAN PEMBAHASAN
dan pasti dalam komunikasi bencana melalui media
Berdasarkan hasil survei lapangan menunjukkan
komunikasi digital, seperti tertera pada gambar berikut
bahwa sampai saat ini masih terjadi gempa susulan
ini :
dengan magnitudo dibawah 4 SR. sebagian besar
masyarakat sudah terbiasa dengan goncangan-
goncangan tersebut, sehingga tidak berupaya untuk
lari. Namun masih ditemukan sebagian kecil
masyarakat yang masih mengalami traumatis.
Kelompok masyarakat ini sangat sensitif terhadap
suara-suara dan sangat reaktif. Pemerintah daerah
bekerja sama dengan beberapa instansi seperti Polri,
NGO dan beberapa perguruan tinggi melaksanakan
traumatic healing dengan membentuk traumatic
center.
Gambar 2. Aspek penting dan pasti dalam
Hasil wawancara terhadap 24 responden komunikasi bencana di era digital
menunjukkan bahwa sebaagian besar responden( 66,67
%) responden menyatakan ketersediaan informasi
menjadi faktor yang sangat penting pada saat terjadi
gempa. Sementara itu saat terjadi gempa hanya
komunikasi via media sosial (WA, Youtub, dan Line)
Penjadwalan
7 penyampaian pesan secara 3.5 3.0 3.3 3.3 3.0 212.5 8
resmi
Pemanfaatan jaringan 219.7
8 3.4 3.2 3.3 3.5 3.2
pemerintah desa 7