1352-Article Text-2629-2-10-20210308

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 4

KOMUNIKASI BENCANA DI ERA 4.

0 : REVIEW MITIGASI
BENCANA GEMPA BUMI DI LOMBOK PROPINSI NUSA
TENGGARA BARAT (DISASTER COMMUICATION IN 4.0 ERA :
REVIEW EARTHQUAKE DISASTER MITIGATION IN LOMBOK
WEST NUSA TENGGARA)
Kholil1, Aris Setyawan1,a, Nafiah Ariani2 dan Soehatman Ramli3

Faculty of Engineering , Sahid University Jakarta, Jalan Prof.Supomo No 84 Jakarta Selatan


Faculty of economic and business Gunadarma University Jakarta; Jalan Margonda Raya Depok, West Java
Faculty of economic Sahid University Jakarta, Jalan Prof.Supomo No 84 Jakarta Selatan
School of Health and Public Safety , Jalan Jambul No1, Jakarta Timur
[email protected]

ABSTRACT
Effect of Lombok earthquake on July 29, 2018 was very extensive, 50-60 % of infrastuctures (dam,
road, market) destroyed , 132,000 houses demaged; and 564 people were died. Total of economic losses
reach IDR 10.1 trillion. The most serious problem is communication, between government, local
community and other institutions. Actually the earthquake news made people panic, confused and
pressured, so they didn’t know what to do.This study aim to review communication of disaster
mitigation system, and to identify the most important thing should be done for handling Method used
was SAST (Strategic Assumption and Surfacing Testing), and ECM (Exponential Comparation
Method). SAST method selected to identify the most strategic assumption (important and certainty)
which must be concidered in economic recovery; while ECM is used to select the most appropriate
strategy of community economic recovery post earthquake. Study results showed that the most efective
communication during a disaster is establishing a disaster information center involving the BMKG,
and BPBD and local government.
Key Words: Earthquake, Economic recovery, Community, sustainable

PENDAHULUAN trilyun lebih yang meliputi infrastruktur ekonomi


Secara geografis Indonesia berada pada 3 lempeng (bangunan sekolah, rumah tinggal, pusat bisnis, jalan,
cincin aktif, yaitu lempeng Indo-Australia di bagian pasar), dan juga rusaknya ekologi (ekosistem, flora
selatan, lempeng samudra pasifik di bagian timur, dan dan fauna). Mengakibatkan 564 korban meninggal
lempeng Eurasia di bagian utara. Akibat posisi ini dunia dan 390.529 jiwa penduduk mengungsi, dan dan
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki 130 ribu rumah rusak, 51 % irigasi tidak berfungsi, 28
risiko bencana geologi terbesar di dunia seperti gempa % jalan rusak, 46 pasar dan 138 hotel rusak (BNPB,
bumi, tanah longsor, banjir dan gunung berapi . Tak 2018). Dampak yang paling nyata akibat gempa
kurang pada tahun 2018 telah terjadi 2572 bencana adalah berhentinya aktivitas produktif masyarakat dan
besar dengan korban manusia 4 814 meninggal, dan kesulitan masyarakat memenuhi kebutuhan dasar
10, 239 juta terdampak; dan lebih dari 2 juta rumah (makan dan minuman, rumah dan kesehatan), (BNPB,
hancur atau rusak (BNPB, 2019). Diantara bencana 2019) Lubkowski (2014) menyatakan bencana alam
tersebut gempa bumi merupakan yang paling tinggi juga dapat menyebabkan mata pencaharian
frekuensinya, pada tahun 2018 telah yterjadi gempa masyarakat hilang, sehiungga keberlanjutan
bumi di seluruh indonesia 11,577 (BMKG,2019, itu kehidupan masyarakat terancam.
artinya setiap hari terjadi 32 kejadian gempa bumi di Frankenberg, et al (2008) menyatakan salah satu
Indonesia. Jika dilihat dari magnitudonya, Gempa dampak sosial masyarakat paling serius akibat gempa
Kecil (magnitudo kurang dari 4,0) sebanyak sembilan aceh adalah tekanan mental (efek traumatis) yang
kali, Gempa Ringan (magnitudo antara 4,1-5,0) 2.273 mengganggu kesehatan masyarakat, oleh karena itu
kali, Gempa Menengah (magnitudo antara 5,1-6,0) 210 dukungan sosial masyarakat dalam pemulihan
kali, Gempa Kuat (magnitudo antara 6,1-7,0) 12 kali, kesehatan mental sangat diperlukan, (Tentama, 2014).
Gempa Besar (magnitudo antara 7,1-8.0) satu kali yaitu Hasil studi Ashley and D.Swick (2019) terhadap 23
Gempa Palu 28 September 2018 (M=7,5), (BMKG, pasien gangguan pasca traumatic dan 23 kontrol
2018). BMPB (2018) memprediksikan bencana alam anggota militer menunjukkan bahwa traumatic
akan meningkat di tahun 2019 yang mencapai lebih menyebabkan lambatnya waktu respon, sulit
dari 2500 kejadian berkonsentrasi, menurunnya daya tahan, mudah
Gempa Bumi di Lombok dengan magnitudo 7.0 SR marah/mudah tersunggung, serta susah berkomunikasi.
pada tanggal 28 Juli dan 5 Agustus 2018, Akibat depresi mental tersebut, maka aktivitas
mengakibatkan kerugian yang sangat besar, tidak produktif menjadi berhenti, dan kehidupan sosial
hanya kerugian ekonomi yang mencapai IDR 10.1 dalam masyarakat terganggu.

Prosiding Seminar Nasional Penelitian & Pengabdian Pada Masyarakat


Prosiding Seminar Nasional Penelitian & Pengabdian Pada Masyarakat ISBN:
ISBN978-602-61545-0-7
: 978-979-1373-56-2

Gempa lombok juga telah menyebabkan gangguan yang masih dapat berfungsi. Sebagian besar responden
mental serius bagi masyarakat yang mempengaruhi (79.67 %) juga menyatakan bahwa informasi yang
pola kehidupan masyarakat (Permana, 2018).Sampai tersedia melalui media sosial justru membuat sebagian
bulan September 2018 (2 bulan sejak 29 Juli 2018), besar masyarakat panik. Karena berita yang tersebar
telah terjadi gempa susulan sebanyak 825 kali (13-15 disamping kontennya tidak standar, juga sebagian
kali setiap harinya), (BNPB, 2018). Masyarakat besar berisi berita hoaks, yang sengaja disebar
dihantui ketakutan dan rasa tidak aman setiap ada luaskan oleh orang-orang tidak bertanggungjawab.
suara, sehingga tidak dapat hidup tenang (BNPB, Problem yang dihadapi oleh masyarakat melalui
2018). komunikasi medsos ini adalah tidak dapat
Gempa bumi yang terjadi di lombok pada bulan memfilter/memilih mana berita yang benar mana
Juli tahun 2018 ini adalah gempa dangkal akibat sesar berita yang tidak benar (hoaks). Sementara sesuai
naik Flores (Flores Arch Trust), sebagai respon dengan karakteristik komunikasi digital, teks
terhadap desakan benua Australia yang berda dibawah /informasi terus menerus mengalir tanpa henti.
laut (BNPB, 2018). Berdasarkan kondisi obyektif di lapangan Dalam
sistem komunikasi secara umum paling tidak 4 aspek
METODE PENELITIAN penting : komunikan, pesan, saluran dan komunikator,
Metodologi yang dipilih adalah Expert Based, yang dapat digambarkan sebagai berikut :
pengambilan data melalui diskusi pakar, dari
pengambil kebijakan, ahli bencana dari BPBD (Badan
Penanggulangan Bencana Daerah), pengambil
kebijakan daerah (Bapeda, Dinas PUPR, Dinas
Tataruang, Dinas Pertanian), NGO dan Akademisi
jumlah pakar yang dijadikan sebagai narasumber 7
orang. Analisis data menggunakan metode SATS
(Strategic Assumption Surfacing and Testing), dan
MPE (Metode Perbandingan Pangkat Eksponensial).
SAST adalah suatu metode untuk mengidentifikasi
asumsi strategis apa (penting dan pasti) yang harus Gambar 1. Prinsip dasar komunikasi
diperhatikan dalam menjamin kelancaran komunikasi
di saat bencana terjadi. Hasil SAST dipetakkan pada Komunikasi bencana di Lombok pada era digital
gafrik 4 kuadran, untuk melihat tingkat kepentingan memerlukan saluran berupa medsos(C) (Whatsapp,
dan kepastiannya. Sementara itu analisis MPE dipilih Youtobe, dan Line). Sebagian besar pesan (B) pada
untuk memilih pilihan yang paling tepat sesuai dengan saat terjadi bencana lebih banyak berbentuk gambar
kondisi obyektif berdasarkan peringkat rankingnya. dari pada voice dan teks. Namun tidak ada yang
Perangkingan didasarkan pada pendapat pakat dengan melakukan verivikasi gambar yang dikirim dari
menggunakan kriteria majemuk, dengan rumus : komunikator (A) apakah gambar tersebut benar
kejadian di lombok atau dari luar lombok. Sehingga
tidak jarang penyebaran gambar justru membuat
penerima pesan (Komunikan : D) menjadi panik.
Disamping itu transmisi informasi (gambar/teks) yang
Disamping diskusi dengan pakar, juga dilakukan sangat tinggi pada saat kejadian gempa juga
survei lapangan untuk mengetahui secara pasti membuat jaringan komunikasi terganggu, sehingga
kondisi masyarakat pasca gempa. membuat masyarakat tidak dapat mengakses
informasi kejadian gempa.
Hasil diskusi pakar tentang aspek yang panting
HASIL DAN PEMBAHASAN
dan pasti dalam komunikasi bencana melalui media
Berdasarkan hasil survei lapangan menunjukkan
komunikasi digital, seperti tertera pada gambar berikut
bahwa sampai saat ini masih terjadi gempa susulan
ini :
dengan magnitudo dibawah 4 SR. sebagian besar
masyarakat sudah terbiasa dengan goncangan-
goncangan tersebut, sehingga tidak berupaya untuk
lari. Namun masih ditemukan sebagian kecil
masyarakat yang masih mengalami traumatis.
Kelompok masyarakat ini sangat sensitif terhadap
suara-suara dan sangat reaktif. Pemerintah daerah
bekerja sama dengan beberapa instansi seperti Polri,
NGO dan beberapa perguruan tinggi melaksanakan
traumatic healing dengan membentuk traumatic
center.
Gambar 2. Aspek penting dan pasti dalam
Hasil wawancara terhadap 24 responden komunikasi bencana di era digital
menunjukkan bahwa sebaagian besar responden( 66,67
%) responden menyatakan ketersediaan informasi
menjadi faktor yang sangat penting pada saat terjadi
gempa. Sementara itu saat terjadi gempa hanya
komunikasi via media sosial (WA, Youtub, dan Line)

213 Pangkalpinang, 3-4 September 2019


Prosiding Seminar Nasional Penelitian & Pengabdian Pada Masyarakat ISBN:
ISBN 978-602-61545-0-7
: 978-979-1373-56-2

Gambar 2 menunjukkan bahwa kecepatan siapa sumber berita (komunikator) yang


informasi dan keakuratan informasi (C,D) merupakan mengirimkan informasi. Sesuai dengan prinsip dasar
dua asumsi yang paling strategis, yang harus komunkasi digital yang sangat masif, dan tak dibatasi
mendapat perhatian. Kecepatan informasi tentang waktu dan tempat; masyarakat hanya menerima
kondisi obyektif yang terjadi sangat diperlukan beriva via medsos dengan sangat masif, tanpa
bagi masyarakat dalam kondisi panik, sehingga dapat mengecek dari mana sumbernya. Oleh karena itu jika
melakukan tindakan secara cepat dalam penyelamatan sumber (komunikator) dan pesan (informasi) bencana
untuk menghindari korban/kerusakan properti yang yang diberikan tidak valid akan dapat berdampak
dimiliki. Namun informasi yang cepat saja tidak sangat luas. Sumber informasi resmi setiap terjadi
cukup, harus ada jaminan kualitas dan kebenaran bencana adalah BMKG (Badan Meteorologi
informasi. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan Klimatologi dan Geofisika), akan tetapi BMKG akan
sebagian besar masyarakat responden (79.67 %), menyampaikan informasi. resmi setiap saat tertentu,
bahwa dalam situasi panik masyarakat sangat biasanya setiap jam melalui siaran TV, sementara
memerlukan infomrasi yang dapat memandu dan sebagian besar masyarakat tidak dapat menyaksikan
mengarahkan kemana tempat yang aman untuk siaran TV, karena berada diluar rumah mencarai tempat
berlindung. yang aman. Strategi apa yang paling tepat dalam situasi
Kredibilitas sumber berita /komunikator( A) gempa yang tidak menentu tersebut. Hasil analisis
dan Jenis pesan berita (Teks/Gambar), (G), juga sangat MPE berdasarkan hasil diskusi pakar dapat di sajikan
penting; tetapi kurang pasti (Gambar 2). Artinya siapa pada tabel berikut :
pemberi berita/komunikator dan jenis pesan sangat
penting . Tetapi pada saat terjadi gempa komunikan
(masyarakat) tidak dapat/tidak sempat mengidentifikasi
Tabel 1. Strategi Komunikasi Bencana di Era 4.0
Tingkat Tingkat Keterkaitan
No. Alternatif Strategi Kritikalitas
Aspek Aspek Aspek Aspek Nalai Rank
(1-5) Sosial Ekonomi Budaya ing
Politik

Pemanfaatan tokoh 568.4 2


1 4.1 3.2 2.9 3.8 3.3
sebagai komunikator
Pembuatan kelompok
2 3.6 3.3 3.4 3.5 3.1 305.1 5
Cepat Tanggap Bencana
Pembangunan jaringan
3 3.6 3.4 3.4 3.4 3.4
komunikasi bencana 327.6 3
Sosialisasi dan edukasi
4 3.5 3.3 3.5 3.5 3.5
masyarakat 305.9 4
Pengembangan Pusat
5 4.0 3.6 4.2 4.0 4.0
informasi bencana 991.2 1
6 Standarisasi isi pesan 3.5 3.1 3.4 3.4 3.4 269.9 6

Penjadwalan
7 penyampaian pesan secara 3.5 3.0 3.3 3.3 3.0 212.5 8
resmi
Pemanfaatan jaringan 219.7
8 3.4 3.2 3.3 3.5 3.2
pemerintah desa 7

Tokoh masyarakat sangat memberikan peran


Berdasarkan tabel 1 diatas, maka strategi komunikasi
dalam setiap kegiatan di lombok, oleh karena itu
bencana yang paling efektif di era digital 4.0 adalah
keterlibatan tokoh masyarakat dalam penyebaran
membentuk pusat informasi bencana (991.2), disusul
informasi secara cepat akan membantu masyarakat
pemanfaatan tokoh sebagai komunikator (568.4). Hal
dalam melakukan tindakan secara cepat pada saat
ini memberikan makna bahwa melalui pusat ini isi
bencana gempa terjadi. Tokoh masyarakat harus
pesan dapat disebarluaskan kepada masyarakat secara
segera diidentifikasi dan dilibatkan pada saat gempa
digital menggunakan medos (WA, Youtobe atau Line).
terjadi, karena sebagian besar masyarakat masih sangat
Agar berita yang disebar luaskan tidak saling tumpang
taat terhadap para tokohnya, terutama para pemuka
tindih dengan BMKG dan BNPB, maka pusat
agama.
informasi ini harus melibatkan kedua institusi ini,
sehingga sumber beritanya dapat dipertanggung
jawabkan. Permasalahannya dengan waktu KESIMPULAN
penyebaran berita, jika telat, maka berita /informasi a. Pemanfaatan media sosial dalam penyebaran
sudah tidak diperlukanlagi oleh masyarakat. Model informasi saat terjadi bencana gempa bumi sangat
komunikasi bencana yang efektif adalah yang dapat membantu masyarakat untuk mendapatkan
menyampaikan pesan secara terus menerus, tanpa informasi, guna melakukan tindakan penyelamatan.
batas2 waktu; dengan melibatkan lembaga resmi
pemerintah, dan masyarakat. b. Strategi komunikasi bencana yang efektif saat
terjadi bencana/gempa adalah dengan membentuk
pusat informasi bencana ketika terjadi bencana ,
sebagai sumber (komunikator) yang resmi untuk
menjamin

214 Pangkalpinang, 3-4 September 2019


Prosiding Seminar Nasional Penelitian & Pengabdian Pada Masyarakat ISBN:
ISBN 978-602-61545-0-7
: 978-979-1373-56-2
c. Untuk menghindari tumpang tindih, Pusat Cheng Y, Wang F, Wen J, Shi Y. Risk factors of post-
informasi bencana menyebarkan informasi traumatic stress disorder (PTSD) after Wenchuan
dengan melibatkan BMKG dan BPBD dan earthquake: a case control study. PLoS One. 2014
pemerintah daerah. Coppla. 2007. Introduction to disaster management.
d. bencana penyampaian informasi secara benar, Oxford,Butterworth-Heinemann.
cepat dan akurat kepada masyarakat melalui Daly, P., RM. Feener, dan Anthony Reid. 2012.
media sosial (terutama WA) Aceh pasca tsunami dan pasca konflik. Pustaka
e. Keterlibatan tokoh masyarakat dalam Larasan, Denpasar Bali.
penyampaian informasi kendisi bencana secara Lubkowski Zigmunt . 2014. Contrasting the impact of
digital melalui medsos sangat membantu earthquakes in developed and developing countries.
masyarakat melakukan tindakan secara tepat saat Conference: Earthquake: from Mechanics to
terjadi Mitigation. February 2014. London.
WHO. 2015. Building back better. Sustainable mental
health care after emergencies. Geneva: World
REFERENSI Health Organization; 2013. Available from
Ando S, et al. Mental health problems in a community http://apps.who.int/iris/beatstream/
after the Great East Japan Earthquake in 2011: a
systematic review. Harv Rev Psychiatry. 2017;
25(1): 15-28.
Asfaw,H.W., S. L. First Nation, T.K.McGee, A. C.
Christianson. 2019. Evacuation preparedness and
the challenges of emergency evacuation in
Indigenous communities in Canada: The case of
Sandy Lake First Nation, Northern Ontario.
International Journal of Disaster Risk Reduction.
34, March 2019, P: 55-63
Aydan,O., Nasir Zia Nasiry, Yoshimi Ohta, and Reşat
Ulusay. 2018. Effects of Earthquake Faulting on
Civil Engineering Structures. Journal of
Earthquake and Tsunami,12(04), 1841007 (2018).
Dwidiyanti,M., Irwan Hadi, Reza Indra Wiguna,
Hasanah Eka Wahyu Ningsih. 2018. Gambaran
Risiko Gangguan Jiwa pada Korban Bencana Alam
Gempa di Lombok Nusa Tenggara Barat. Journal
of Holistic Nursing And Health Sience. 1(2), 2018.
Jakarta, Indonesia.
Masykur,A.M,. 2006. Potret Psikososial korban
gempa 27 Mei 2006 : Sebuah Studi Kualitatif di
Kecamatan Wedi dan Gantiwarno, Klaten. Jurnal
Psikologi Undip; 3(1), P : 36-44.
Xilin lu, Yuanjun Mao, Yun Chen, Jingjing Liu, Ying
Zhou. 2013. New Structural System for
Earthquake Resilient Design. Journal of
Earthquake and Tsunami 07 (03), 1350013 (2013).
Journal of Optoelectronics and Biomedical
Materials, 7(3), pp. 67-76.
Amri, M.R, dkk. 2016. Risiko Bencana Indonesia.
BNPB, Jakarta, Indonesia
BNPB. 2014. Perka BNPB No 8/2011 tentang
Standarisasi data Kebencanaan. BNPB, Jakarta.
Indonesia
BNPB. 2010. National disaster management plan
2010-2014. BNPB, Jakarta.Indonesia
BNPB. 2017. Tanggap dan Tangkas Tangguh
Menghadapi Bencana. BNPB, Jakarta. Indonesia
Berninghoff, K.P.,V. J. Cortes, T. Sprague, Z. C. Aye,
S. Greiving,W. G,wacki and S. Sterlacchin. 2014.
The connection between long-term and short-term
risk management strategies: examples from land-
use planning and emergency management in four
European case studies. Natural hazard and Earth
system science discussion.

215 Pangkalpinang, 3-4 September 2019

Anda mungkin juga menyukai