Bab Ii

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 24

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Pada penelitian yang dilakukan oleh Handika Rizky Hutama dan Jane
Sekarsari (2018) tentang analisa faktor penghambat penerapan Building
Information Modeling dalam proyek konstruksi dengan menggunakan metode
statistik deskriptif, analisa korelasi dan analisa faktor. BIM adalah sistem
informasi yang memproses input menjadi informasi dalam bentuk pemodelan
bangunan sebagai alat bantu dalam proses pengambilan keputusan dalam
setiap tahapan proyek konstruksi. BIM dalam proyek konstruksi menghadapi
berbagai hambatan, akibatnya manfaat penerapannya menjadi belum optimal.
Dari penelitian sebelumnya belum terdapat adanya studi analisa faktor
penghambat penerapan BIM pada proyek konstruksi di Indonesia.

Penggunaan Building Information Modelling (BIM) wajib diterapkan


pada Bangunan Gedung Negara tidak sederhana dengan kriteria luas di atas
2000 m2 (dua ribu meter persegi) dan di atas 2 (dua) lantai. Keluaran dari
perancangan merupakan hasil desain menggunakan BIM untuk:

a. Gambar arsitektur.
b. Gambar struktur.
c. Gambar utilitas (mekanikal dan elektrikal)
d. Gambar lansekap.
e. Rincian volume pelaksanaan pekerjaan.
f. Rencana anggaran biaya
(Peraturan Menteri PUPR Nomor 22/PRT/M/2018)

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Retno Minawati, Herry


Chandra dan Paulus Nugraha tentang manfaat penggunaan Software Tekla
commit
Building Information Modeling to user
(BIM) pada proyek design-build. BIM dapat

8
library.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id

membuat desain struktur, memvisualisasi, mensimulasi, menganalisis,


mendokumentasi, dan membangun proyek lebih efisien, akurat, dan
kompetitif. Dengan adanya penggunaan Software Tekla, maka pengerjaan
metode BIM diharapkan dapat mencapai keberhasilan dari proyek
design-build. Dalam Software Tekla BIM terdapat data-data yang akurat dan
detail yang dapat digunakan bersama semua pihak yang terlibat, seperti
kontraktor, konsultan, fabrikator, dan subkontraktor. Tujuan dari penelitian
yang dilakukan adalah mengetahui manfaat penggunaan Software Tekla BIM
pada proyek design-build. Penelitian dilakukan di wilayah Surabaya dengan
cara penyebaran kuisioner yang ditujukan kepada perusahaan kontraktor yang
terdapat proyek design-build dan menggunakan Software Tekla BIM. Dari
hasil analisis didapatkan bahwa manfaat penggunaan Software Tekla BIM
pada proyek design build adalah otomatisasi terhadap output.

Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Cinthia Ayu Berlian P, Randy
Putranto Adhi, Arif Hidayat, dan Hari Nugroho tentang Perbandingan
efesiensi waktu, biaya, dan sumber daya manusia antara metode Building
Information Modeling (BIM) dan Konvensional. Dengan studi kasus
perencanaan gedung 20 lantai dilakukan melalui perbandingan efisiensi
kinerja, antara metode konvensional dengan konsep BIM dalam kebutuhan
waktu, SDM dan biaya dalam perencanaan proyek. Penelitian yang dilakukan
menghasilkan kesimpulan bahwa penggunaan aplikasi dengan konsep BIM
dapat mempercepat waktu perencanaan proyek sebesar ±50%, BIM
mengurangi kebutuhan SDM sebesar 26,66%, dan menghemat pengeluaran
biaya personil sebesar 52,25% dibandingkan dengan menggunakan metode
konvensional.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Building Information Modeling (BIM)


BIM merupakan perubahan paradigma yang memiliki banyak
manfaat, tidak hanya untuk mereka yang bergerak dalam bidang industri
konstruksi bangunan, tetapi juga untuk masyarakat yang lebih luas lagi.
Bangunan yang lebih commit to user bangunan yang dalam tahap
baik adalah
library.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id

pembangunannya menggunakan energi, tenaga kerja dan modal yang


lebih sedikit. BIM pada dasarnya adalah digital platform untuk
pembangunan virtual. Jika BIM diterapkan, modelnya harus dapat berisi
semua informasi bangunan tersebut, informasi yang diinput kedalam
model akan digunakan untuk bekerjasama dalam upaya memprediksi
ataupun membuat keputusan tentang desain, konstruksi, biaya, serta
tahap pemeliharaan bangunan (Eastman et al., 2011).

BIM dianggap lebih dari sekedar teknologi biasa, melainkan cara


baru untuk menangani proses pembangunan. Dengan menggunakan BIM
dapat diperoleh 3D, 4D, 5D, dan 6D. Dimana 3D berbasis obyek
pemodelan parametic, 4D adalah urutan dan penjadwalan material,
pekerja, luasan area, waktu, dan lain-lain, 5D termasuk estimasi biaya
dan part-list, dan 6D mempertimbangkan untuk fasilitas manajemen,
biaya siklus hidup, dan dampak terhadap lingkungan. konsep ini sangat
tergantung pada teknologi program yang digunakan, inti dari konsep BIM
adalah membuat model digital dengan menyertakan informasi-informasi
yang diperlukan untuk kebutuhan pengerjaan pembangunan, seperti
bahan yang digunakan, berat, biaya, waktu dan teknis pekerjaan, dan
lain-lain (Tjell, 2010). Pembangunan model informasi dalam BIM tidak
lebih dan tidak kurang dari pendekatan sistem untuk kebutuhan
konstruksi sepertinya design, proporsioning, kepemilikan, management
operasi, penggunaan, pemeliharaan, pembongkaran, penggunaan kembali
aset yang dibangun, bahkan saat bangunan tersebut akan dirobohkan.

Pengaplikasian BIM mampu memberikan layanan terbaik pada


proyek konstruksi. Berikut adalah tabel penjelasan mengenai klasifikasi
BIM menurut fungsinya:

commit to user
library.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id

Gambar 2.1 Klasifikasi BIM Menurut Fungsinya


Sumber : Nigam et al., 2016

Klasifikasi BIM yang dibahas dalam skripsi ini adalah optimalisasi


Software Tekla Structure dengan membuat pemodelan struktur dalam
bentuk 3D, menganalisis struktur, dan menghitung kuantitas komponen
material struktur.
Dalam pengaplikasian BIM pada suatu pengerjaan proyek, terdapat
kelebihan dan kekurangan yang diperoleh apabila dibandingkan dengan
pengaplikasian dengan metode yang masih konvensional, antara lain:

1. Kelebihan
a. Representasi Digital Bangunan (3D)
Dengan menggunakan BIM akan memungkinkan dapat
menampilkan struktur bangunan beserta komponen arsitekturnya
untuk mensimulasikan dalam bentuk 3D, menampilkan
kesalahan yang mungkin akan terjadi secara real pada setiap
tahapan pengerjaan, sehingga dapat mempermudahkan untuk
menjelaskan permasalahan yang terjadi dan membantu dalam
memprediksi penjadwalan.

b. Akurasi
Dengan adanya bantuan visualisasi yang dibuat bahkan
commit
secara real sebelum to user fisik sebuah proyek dibangun,
konstruksi
library.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id

maka dapat dipastikan tingkat akurasi perhitungan baik dari segi


kuantitatif maupun kualitatif menjadi lebih detail dan akurat.
Perhitungan yang cepat dan akurat tentunya memudahkan
merencanakan penjadwalan.

c. Transparansi
Dengan memaksimalkan adanya digital performance
management terutama dalam bidang informasi selama masa
konstruksi seperti perpaduan E-Catalog dengan BIM, akan
mempermudah koordinasi antara project leadership dengan site
manager dalam mengetahui adanya permasalahan di lapangan,
sehingga dapat mencari solusi atas permasalahan tersebut
dengan cepat.

d. Efisiensi
Tingkat efisiensi pekerjaan pada proyek yang sudah
mengimplementasikan BIM pasti akan meningkatkan efisiensi
dalam semua bidang pekerjaan, hal ini didasari dari mudahnya
koordinasi dalam pengerjaan konstruksi dan juga tingkat akurasi
kuantitatif dan kualitatif yang tinggi.

e. Kualitas
BIM membantu memahami setiap aspek pekerjaan tentang
design dengan lebih mendalam dari mulai awal perencanaan
sampai batas akhir bangunan tersebut tidak difungsikan. Hal ini
dapat menjaga kualitas hasil setiap pekerjaan karena setiap
komponen pekerjaan bisa berjalan sesuai prosedur yang sudah
direncanakan.

2. Kekurangan
a. Biaya Software
Salah satu alasan belum semua proyek menerapkan BIM
pada pelaksanaannya adalah karena biaya lisensi program yang
digunakan cukup mahal. Dalam studi ini, software yang
commit to user
library.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id

digunakan berlisensi student sehingga tidak dipungut biaya


dalam penggunaannya.

b. Kemampuan Sumber Daya Manusia

Kesulitan yang seringkali ditemui pada suatu proyek yang


telah menggunakan BIM adalah belum semua pihak yang
terlibat memahami prinsip pengerjaan menggunakan metode
BIM. Teknisi yang ahli di bidang BIM masih dibilang cukup
sedikit, persoalan ini dikarenakan biaya pelatihan yang mahal.

Perbedaan metode pekerjaan konvensial dibandingkan BIM dapat


dilihat lebih nyata dengan melihat alur kerja yang dipakai oleh
masing-masing metode yang dipakai. Alur kerja metode konvensional
dan metode mnggunakan BIM dapat dilihat pada gambar 2.2 dibawah:

Sumber : Pelatihan BIM PT Adhi Karya, 2020


Gambar 2.2 Alur Kerja Metode Konvensional dan BIM

Penjelasan Singkat dari gambar 2.2 adalah metode konvensional


belum menjalin korelasi yang sistematis pada setiap disiplin pekerjaan
yang terlibat, sedangkan metode yang menggunakan BIM
memperlihatkan bahwa semua disiplin pekerjaan hanya berpusat pada
sebuah data yang sama dan koordinasipun terjalin dengan baik karena
kemudahan berbagi dan mendapatkan segala informasi yang dibutuhkan.

commit to user
library.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id

BIM dianggap suatu proses pada praktik desain dan konstruksi


virtual disepanjang siklus hidup dari suatu objek bangunan yang dibuat
dalam bentuk digital 3D, berikut merupakan siklus hidup suatu model
bangunan pada BIM:

Sumber : bimcad.id
Gambar 2.3 Siklus Hidup Model Bangunan pada BIM

Gambar 2.3 menjelaskan bahwa BIM dapat mencakup seluruh


lingkup kegiatan bangunan mulai dari desain bahkan hingga operasional.
Pada skripsi ini hanya akan membahas mulai dari fase programming, fase
conceptual design, fase detailed design, fase analysis, dan sampai fase
documentation.
Pada fase-fase siklus BIM akan dapat menunjukkan dengan jelas
jobdesk seperti apa yang akan diberikan kepada setiap pihak yang terlibat
dalam suatu proyek konstruksi. Pada tabel 2.1 akan dijelaskan lebih
mendalam mengenai jobdesk berdasarkan fase BIM sesuai dengan
disiplin pekerjaan yang akan ditempuh oleh penulis dalam penyusunan
skripsi.

commit to user
library.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id

Tabel 2.1 Jobdesk fase BIM dalam Skripsi


Partisipan
Programing Conceptual Design Detailed Design Analysis Dokumentation
Siklus
Mengulas secara
Memberikan
keseluruhan
gambaran awal Menyetujui atau
Menyampaikan hasil design dan
mengenai batasan tidaknya apabila
Owner konsep bangunan memperhitungka
design dan masukan harus ada
yang ingin dibuat n terhadap biaya
terhadap design perubahan design
yang akan
yang dibuat
dikeluarkan
Mencari detail Mendesign Membantu dalam
informasi yang bangunan sesuai Melakukan memberikan
dibutuhkan dan dengan permintaan pendetailan masukan apabila
Architech
mencoba memberi owner dan eksisting memang harus
gambaran dari design melakukan revisi bangunan ada perubahan
yang akan dibuat apabila diperlukan design
Melakukan
Melakukan Memberikan design
Mencari data-data Membuat model pendetailandan
analisis untuk struktural kepada
yang berhubungan bangunan yang input informasi
menentukan owner untuk
Engineer dengan jenis sudah dianggap pada model
apakah bangunan keperluan lelang atau
bangunan yang akan aman dan layak (tergantung
sudah aman langsung kepada
dikerjakan dibangun software yang
dibangun kontraktor
dipakai)
Menghitung volume
material yang
Quality Mencari bahan yang
dipakai dan
Surveyor dibutuhkan
memperkirakan
biaya secara kasar
Memperhitungkan
Contractor kelayakan bangunan
untuk dikerjakan.

2.2.2 Gedung
Bangunan gedung adalah wujud fisik dari hasil pekerjaan konstruksi
yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya
berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi
sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian
(tempat tinggal), kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial,
budaya, maupun kegiatan khusus (pasal 1 angka 1 UU Nomor 28 Tahun
2002 Tentang Bangunan gedung). Kriteria perencanaan konstruksi
bangunan antara lain :

commit to user
library.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id

1. Teknis
Persyaratan teknis yang harus dipenuhi suatu bangunan yaitu
bangunan yang didirikan harus kokoh agar deformasi tidak melebihi
yang ditentukan serta kuat untuk menerima beban yang dipikul.

2. Ekonomis
Persyaratan ekonomis juga harus diperhitungkan agar tidak ada
aktivitas konstruksi yang mengakibatkan membengkaknya biaya
pembangunan.

3. Fungsional
Berkaitan dengan penggunaan ruang yang biasanya akan
mempengaruhi penggunaan bentang elemen struktur yang
digunakan.

4. Estetika
Konstruksi yang dibangun harus memperhatikan aspek-aspek
keindahan, tata letak dan bentuk, sehingga siapapaun yang
menghuninya akan merasa aman dan nyaman.

2.2.3 Prinsip Dasar Struktur


1. Kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan elemen dan komponen
struktur bangunan yang bekerja secara vertikal ataupun horizontal
bangunan dalam menahan beban-beban yang timbul (Zuhri, 2011).

2. Kestabilan
Kestabilan bangunan merupakan kemampuan bangunan dalam
mengatasi gaya-gaya lateral dari luar, seperti angin, gempa, ataupun
gaya gravitasi bumi. Hal ini dapat tercapai dari pembentuk struktur
bangunan yang memberikan perilaku struktur yang stabil (Zuhri,
2011).

3. Keseimbangan
Keseimbangan merupakan perilaku massa dalam mengatasi
commit to user
gaya gravitasi dan angin, dimana perilaku struktur dicapai dengan
library.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id

memberikan bidang-bidang vertikal massif yang berfungsi untuk


meneruskan beban dan membentuk sudut dengan permukaan tanah
(Zuhri, 2011).

2.2.4 Perencanaan Konstruksi

2.2.4.1 Ruang Lingkup Perencanaan

Ruang Lingkup Perencanaan meliputi beberapa tahapan-tahapan,


antara lain: persiapan, studi kelayakan, mendesain bangunan, perhitungan
struktur, dan perhitungan biaya.

2.2.4.2 Tingkat Perencanaan Konstruksi

Adapun tingkat perencanaan konstruksi mencakup 2 hal, yaitu:

1. Pra Rencana (Preliminary Design)


Preliminary design elemen-elemen struktur dibuat sesuai
persyaratan dimensi dalam SNI 2847-2013. Dalam menentukan
preliminary design elemen kolom, balok induk maupun balok anak
menggunakan metode tributary area.

2. Rencana Konstuksi
Terdiri dari gambar yang telah dibuat oleh perencana dalam
bentuk DED yang nantinya digunakan sebagai pedoman pelaksanaan
konstruksi.

2.2.4.3 Dasar-Dasar Perhitungan Beban Rencana

Suatu Struktur bangunan gedung juga harus direncanakan


kekuatannya terhadap suatu pembebanan, antara lain :

1. Beban Mati (beban tetap)


Beban mati adalah berat semua bagian dari suatu gedung yang
bersifat tetap, termasuk segala unsur tambahan, mesin-mesin serta
peralatan tetap (fixed to user yang merupakan bagian tak
equipment)
commit
library.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id

terpisahkan dari bangunan itu (perlengkapan/peralatan bangunan).


Menurut Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983,
berat sendiri bahan bangunan dan komponen gedung dapat dilihat
pada tabel 2.2 :

Tabel 2.2 Berat Sendiri Bahan Bangunan dan Komponen Gedung


Bahan Bangunan
Baja 7850 kg/m3
Batu Belah, batu bulat, batu gunung (berat 1500 kg/m3
tumpuk)
Batu pecah 1450 kg/m3
Kerikil, koral (kering udara sampai lembab, 1650 kg/m3
tanpa diayak)
Beton 2200 kg/m3
Beton bertulang 2400 kg/m3
Pasir (jenuh air) 1800 kg/m3

Komponen Gedung
Dinding pasangan Batu Merah
- Satu batu 450 kg/m3
- Setengah batu 250 kg/m3
Langit-langit (termasuk rusuk-rusuknya, tanpa
penggantung langit-langit) dari bahan asbes
11 kg/m3
(eternit dan bahan lain sejenis) dengan tebal
maksimum 4 mm
Adukan, per cm tebal, dari semen 21 kg/m3
Penggantung langit-langit (dari kayu) dengan
7 kg/m3
bentang maksimum 5 m
Penutup atap dari genting dengan reng dan
50 kg/m3
usuk/kaso per m bidang atap
2

Penutup atap dengan ubin semen portland,


24 kg/m3
teraso, dan beton, tanpa adukan, per cm tebal
(Sumber : PPPRG 1987 : 5-6)to user
commit
library.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id

2. Beban Hidup (Beban Sementara)


Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian
atau penggunaan suatu bangunan, dan ke dalamnya termasuk
beban-beban pada lantai yang berasal dari barang-barang yang dapat
berpindah (moveable equipmet), mesin-mesin serta peralatan yang
tidak terpisahkan dari gedung dan dapat diganti selama masa hidup
dari bangunan itu, sehingga mengakibatkan perubahan dalam
pembebanan lantai dan atap. Pada bagian atap perlu diperhitungkan
juga beban yang berasal dari air hujan. (PPPRG 1983: 2).

Beban hidup pada lantai gedung dapat dilihat pada Tabel 2.3 sebagai
berikut :
Tabel 2.3 Beban Hidup Pada Lantai Gedung
a. Lantai dan tangga rumah tinggal, kecuali
200 kg/m2
yang disebut dalam b.
b. Lantai dan tangga rumah tinggal sederhana,
gudang, gudang tidak penting yang bukan toko, 125 kg/m2
pabrik atau bengkel.
c. Lantai sekolah, ruang kuliah, kantor, toko,
250 kg/m2
toserba, restoran, hotel, asrama dan rumah sakit.
d. Lantai ruang olah raga. 400 kg/m2
e. Lantai ruang dansa. 500 kg/m2
f. Lantai dan balkon dalam dari ruang-ruang untuk
pertemuan yang lain daripada yang disebut dalam
a-e, seperti masjid, gereja, raung pagelaran, ruang 400 kg/m2
rapat, bioskop dan panggung penonton dengan
tempat duduk tetap.
g. Panggung penonton dengan tempat duduk tidak
500 kg/m2
tetap atau untuk penonton yang berdiri.
h. Tangga, bordes dan gang bangunan umum 300 kg/m2
i. Tangga, bordes dan gang gedung pertemuan. 500 kg/m2
j. Lantai ruang pelengkap gedung pertemuan. 250 kg/m2
commit to user
(Sumber : PPPRG 1987 : 12)
library.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id

3. Beban Angin
Beban angin diartikan sebagai semua beban yang bekerja pada
gedung atau bagian yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan
udara. Beban memperhitungkan adanya tekanan negatif (isapan) dan
tekanan positif (tiup) yang bekerja tegak lurus pada bidang-bidang
yang ditinjau. Tekanan tiup harus diambil minimum 25kg/m2.
Apabila dapat dijamin suatu gedung terlindung efektif terhadap
angin dari suatu jurusan tertentu oleh gedung-gedung lain,
hutan-hutan pelindung atau penghalang-penghalang lain, maka
tekanan tiup dapat dikalikan koefisien produksi sebesar 0,5 (PPPRG
1987 : 18-19).

4. Kombinasi Beban
Kombinasi beban yang digunakan dalam perencanaan ini
berdasarkan SNI 1727-2013. Berikut ini merupakan jenis kombinasi
beban yang akan diterapkan pada suatu perencanaan struktur
bangunan.

1. 1,4DL
2. 1,2DL + 1,6LL + 0,5Lr
3. 1,2DL + 1,6LL + 0,5R
4. 1,2DL + 1,6Lr + LL
5. 1,2DL + 1,6R + LL
6. 1,2D + 1W + L + 0,5 (Lr atau R)
7. (1,2 + 0,2SDS)DL + LL + 1,0ρEQX + 0,3ρEQy
8. (1,2 + 0,2SDS)DL + LL + 1,0ρEQX – 0,3ρEQy
9. (1,2 + 0,2SDS)DL + LL – 1,0ρEQX + 0,3ρEQy
10. (1,2 + 0,2SDS)DL + LL – 1,0ρEQX – 0,3ρEQy
11. (1,2 + 0,2SDS)DL + LL + 0,3ρEQX + 1,0ρEQy
12. (1,2 + 0,2SDS)DL + LL + 0,3ρEQX – 1,0ρEQy
13. (1,2 + 0,2SDS)DL + LL – 0,3ρEQX + 1,0ρEQy
14. (1,2 + 0,2SDS)DL + LL – 0,3ρEQX – 1,0ρEQy
commit to user
15. (0,9 – 0,2SDS)DL + 1,0ρEQX + 0,3ρEQy
library.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id

16. (0,9 – 0,2SDS)DL + 1,0ρEQX – 0,3ρEQy


17. (0,9 – 0,2SDS)DL – 1,0ρEQX + 0,3ρEQy
18. (0,9 – 0,2SDS)DL – 1,0ρEQX – 0,3ρEQy
19. (0,9 – 0,2SDS)DL + 0,3ρEQX + 1,0ρEQy
20. (0,9 – 0,2SDS)DL + 0,3ρEQX – 1,0ρEQy
21. (0,9 – 0,2SDS)DL – 0,3ρEQX + 1,0ρEQy
22. (0,9 – 0,2SDS)DL – 0,3ρEQX – 1,0ρEQy
23. 0,9D + 1W

Keterangan:
DL = Beban Mati (Dead Load)
LL = Beban Hidup (Live Load)
Lr = Beban Atap (Roof Load) R = Beban Hujan
SDS = Parameter Percepatan Spektrum Respon Desain pada
Periode Pendek
EQx = Pengaruh Gaya Gempa Horizontal
EQy = Pengaruh Gaya Gempa Vertikal

(Sumber : SNI 1727-2013)

2.2.4.4 Pemodelan dan Analisis Struktur

Tahapan yang perlu dilalui sebelum melakukan pemodelan adalah


menghitung pembebanan yang terjadi pada struktur, seperti: beban mati,
beban hidup, beban hujan, dan beban angin. Beban angin dihitung
dengan menentukan kecepatan angin dasar pada lokasi struktur yang
dibangun. Dari kecepatan angin dasar, data diolah dengan memasukkan
berbagai faktor beban angin lainnya, sehingga didapatkan beban merata
angin yang terjadi pada struktur. Setelah mengetahui tahanan beban yang
harus ditahan oleh struktur bangunan kemudian beban tersebut diinput
kedalam model dan barulah bisa memulai tahap analisis struktur.
Tahapan Analisis Sstruktur pada penulisan skripsi ini menggunakan
software Tekla Structure. Desain
commit to userstruktur yang sudah dianggap
library.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id

memenuhi persyaratan, dimodelkan kembali dengan sekaligus melakukan


pendetailan dan input informasi pada model.

2.2.4.5 Perancangan Detail Elemen Struktur Bangunan

Perancangan Detail harus dilakukan pada semua Elemen Struktur


Beton Bertulang yang digunakan, meliputi: balok, kolom, pelat, pondasi,
sloff, maupun slab lantai. Prosedur perancangan struktur beton bertulang
harus disesuaikan dengan persyaratan detail tulangan yang terdapat pada
SNI 2847-2013.

2.2.4.6 Perhitungan Quantity Take Off

Quantity Take-Off (QTO) dihitung dalam satuan ukuran dan dimensi


berdasarkan gambar kerja dan spesifikasi proyek yang ada karena
terdapat konsistensi, objektivitas, unit price contracts, dan kemungkinan
untuk membandingkan efisiensi operasi.
Perhitungan yang dilakukan secara akurat seringkali membutuhkan
waktu lama, sehingga beresiko terhadap durasi perencanaan. Oleh karena
itu, QTO pada skripsi ini menggunakan bantuan software berbasis BIM
yaitu Tekla Structure dan validasi berupa perhitungan manual untuk item
/ struktur tipikal agar kuantifikasi dapat berlangsung secara cepat dan
akurat.

2.2.4.7 Estimasi Biaya Konstruksi

Pada skripsi ini, metode estimasi biaya konstruksi yang digunakan


adalah estimasi biaya pada komponen material yang telah dimodelkan
dalam bentuk 3D pada Software Tekla Structure. Berikut tahapan
estimasi biaya yang dilakukan:

commit to user
library.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id

Mulai

Pengumpulan dokumen proyek, kondisi


lapangan, dan harga satuan material

Pemodelan struktur 3D dengan Tekla Structure

Perhitungan volume komponen material

Perhitungan biaya setiap komponen material

Perhitungan Biaya Total Seluruh Komponen Material

Selesai

Gambar 2.4 Tahapan Estimasi Biaya


Gambar diatas menjelaskan tahapan estimasi biaya yang akan
dilakukan untuk melakukan estimasi biaya konstruksi Gedung Induk
Universitas Aisyiyah Surakarta. Data yang digunakan adalah dokumen
proyek seperti gambar teknis dan spesifikasi teknis, yang selanjutnya
digunakan untuk menghitung volume pekerjaan dengan quantity take-off
(QTO) dan pemecahan daftar kegiatan sesuai dengan urutan logis dan
sistematis (work breakdown structure). Selanjutnya dilakukan
perhitungan harga satuan pekerjaan berdasarkan sumber daya yang
dibutuhkan. Hasil perhitungan kuantitas pekerjaan dan harga satuan
kemudian digunakan untuk menghitung total biaya.
2.2.5 Pelaksanaan Konstruksi
Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, kendala yang ditemui
seperti kondisi lapangan yang tidak sesuai dengan perkiraan sebelumnya
merupakan hal yang sangat sering dijumpai dilapangan. Untuk itu, perlu
commit
adanya langkah tepat yang to user
harus lakukan demi meminimalkan adanya
library.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id

resiko yang tidak dinginkan, yaitu dengan salah satunya adalah


menerapkan konsep BIM. Selain dipengaruhi oleh kondisi lapangan,
penerapan metode pelaksanaan konstruksi juga didasarkan oleh jenis
proyek yang sedang dikerjakan, sebagai contoh metode pelaksanaan
konstruksi gedung pastinya berbeda dengan metode pelaksanaan
konstruksi jalan ataupun jembatan.

Metode yang perlu dilakukan pada tahapan pelaksanaan konstruksi


gedung, yaitu sebagai berikut:

1. Pekerjaan Pendahuluan
Pelaksanaan Pekerjaan Persiapan merupakan tahapan yang
dilakukan oleh semua jenis proyek konstruksi. Adapun pekerjaan
persiapan yang perlu dilakukan adalah pemasangan papan nama
proyek, pengukuran dan pemasangan bowplank, administrasi dan
dokumentasi, perintisan dan pembersihan lokasi, serta pembersihan
akhir proyek.

2. Pekerjaan Tanah
Pekerjaan tanah dapat diartikan sebagai usaha untuk merekayasa
kondisi lahan konstruksi agar kondisi permukaan tanah bisa sesuai
dengan yang direncanakan. Pekerjaan tanah meliputi pekerjaan
galian tanah, pengeboran bor pile, urugan kembali bekas galian,
penghamparan dan pemadatan timbunan, urugan pasir. Untuk
pondasi batu kali dan pondasi telapak perlu adanya pekerjaan
pasangan batu kosong dan pasangan batu kali.

3. Pekerjaan Beton Bertulang


Pekerjaan beton bertulang merupakan tahapan yang paling
penting, karena pada tahapan ini akan menentukan kualitas struktur
suatu bangunan. Pekerjaan beton meliputi beberapa item pekerjaan,
yaitu : Pondasi, lantai dasar, sloof, kolom, balok, dan pelat. Detail
pelaksanaan pekerjaan setiap item tersebut adalah:

commit to user
library.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id

a. Pondasi : Pemasangan tulangan bor pile, pengecoran bor pile,


pekerjaan pemasangan tulangan pile cap, bekisting pile cap,
pengecoran pile cap, pemasangan bekisting kolom pondasi,
pengecoran kolom pondasi, pelepasan bekisting.

b. Sloof : Pengurugan pasir urug, pemasangan batu kosong,


pemasangan pondasi batu kali, pemasangan tulangan sloof,
pemasangan bekisting sloof, pengecoran sloof, pelepasan
bekisting.

c. Lantai dasar : Pengurugan tanah kembali, pekerjaan pengurugan


pasir, pemasangan wiremess, pengecoran lantai.

d. Kolom : Pemasangan tulangan, pemasangan bekisting kolom,


pengecoran kolom, pelepasan bekisting kolom, pemasangan
perancah, pemasangan bekisting kepala kolom.

e. Balok dan pelat : Pemasangan bekisting balok, pemasangan


bekisting pelat, pemasangan tulangan balok dan pelat,
pengecoran balok dan pelat, curing beton, pelepasan bekisting
dan perancah.

4. Pekerjaan Dinding Batu Bata


Bahan utama yang digunakan adalah batu bata, dengan kualitas
baik, ukuran-ukuran harus memenuhi syarat dan seragam serta
ketebalannya rata, tidak mengandung tras kapur/bahan-bahan lainnya
yang dapat mengurangi mutu/kwalitas bata merah tersebut.
Pemasangan dinding bata merah harus dalam kondisi rata dan tegak
lurus, pola susunan setengah bata tetap terjaga dengan baik, dengan
adukan 1PC : 4PS untuk pasangan bata pada dinding biasa dan
adukan 1PC : 3PC untuk pasangan bata yang berhubungan dengan
kusen atau beton. Sebelum bata merah dipakai, terlebih dahulu harus
direndap sampai titik jenuh air untuk mengurangi adanya peresapan
kadar air dari adukan semen perekatnya.
commit to user
library.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id

5. Pekerjaan Plesteran dan Acian


Bahan yang digunakan berupa pasir, porland cement, dan air.
Pasir yang digunakan harus kasar, bersih, dan bebas dari tanah liat,
lumpur, maupun campuran-campuran lain sesuai dengan NI-3 Pasal
14 dan NI-2 Bab 3.3. Portland Cement harus berasal dari satu merk
jenis semen. Air harus dalam keadaan bersih, jernis, bebas dari
bahan-bahan yang merusak seperti : minyak, asam dan unsur organik
lainnya.

a. Plesteran

Adukan plester yang digunakan pada daerah-daerah seluruh


dinding bata adalah 1 pc : 4 pc. Khusus untuk dinding bata
yang harus kedap air seperti pada dinding kamar mandi, maka
menggunakan adukan campuran 1 pc : 2 pc.

b. Acian

Adukan dibuat dengan cara memasukkan bubuk semen


kedalam ember dan kemudian menuangkan air sampai
kondisi campurannya seperti pasta, apabila dianggap terlalu
encer maka tambahkan cemen secukupnya.

6. Pekerjaan Pasangan Keramik


Sebelum dilaksanakan pekerjaan, perlu dibuat terlebih dahulu
shop drawing dan pola pemasangan bahan yang kemudian diajukan
kepada Direksi / Pengawas untuk dimintakan persetujuan. Elevasi
dari pelat lantai harus dipastikan rata agar pelaksanaan pekerjaan
dapat berjalan dengan lebih efisien. Dalam pengisian siar-siar
keramik digunakan bahan pengisi grouting menggunakan warna
yang disesuaikan dengan warna keramik.

7. Pekerjaan Pengecatan
Tahap yang dilakukan setelah memastikan kondisi dinding
dalam keadaan rata, kering dan bersih dari segala kotoran, minyak
commit to user
dan debu adalah membuat lapisan plamur untuk dijadikan sebagai
library.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id

pondasi cat warna. Setelah 3 hari dari pelapisan plamur baru


dilakukan pengecatan, sesudah pengecatan selama 2 jam dinding
tembok harus terhindar dari sentuhan untuk memastikan bahwa cat
sudah kering.

2.2.6 Acuan Peraturan dan Software yang digunakan

2.2.6.1 Acuan Peraturan

Standar peraturan yang digunakan sebagai acuan dalam perancangan


Gedung Induk Universitas Aisyiyah Surakarta adalah sebagai berikut:

1. SNI 2847-2013 tentang Persyaratan Beton Struktural untuk


Bangunan Gedung

2. SNI 1729-2015 tentang Spesifikasi untuk Bangunan Gedung Baja


Struktural

3. SNI 1727-2013 tentang Beban Minimum untuk Perancangan


Bangunan Gedung dan Struktur Lain

4. Peraturan Menteri Nomor 22/PRT/M/2018 tentang kriteria bangunan


yang wajib menerapkan BIM

2.2.6.2 Tekla Structure

Tekla Structure adalah aplikasi Building Information Modeling (BIM)


yang dikembangkan oleh Tekla Corporation untuk keperluan pemodelan,
pendetailan struktur, dan beberapa keluaran berupa data quantitatif
maupun qualitatif dari desain yang telah dibuat. Salah satu penekanan
utamanya adalah pada kolaborasi antar disiplin ilmu yang bertujuan
mempersingkat proses delivery desain, pendetailan, proses manufaktur
atau fabrikasi dan manajemen konstruksi (aecbytes.com).
Program Tekla Structure merupakan revolusi baru dalam bidang
rekayasa struktur yang memiliki beberapa keunggulan dibanding
program aplikasi lainnya. Tekla BIM merupakan program yang berbasis
commit to user
ensiklopedi proyek. Program Tekla Structure merupakan perangkat lunak
library.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id

BIM yang memungkinkan untuk membuat dan mengelola data secara


akurat dan rinci, serta dapat membuat model struktur 3D tanpa
melupakan infromasi material dan pendetailan struktur yang kompleks.
Model Tekla Structure ini dapat mencakup seluruh proses konstruksi
bangunan dari konsep desain untuk fabrikasi, pemasangan, dan
manajemen konstruksi (Saputri, 2012).
Keunggulan Software Tekla antara lain: terintegrasinya kegiatan
pemodelan, analisis dan desain struktur dengan detailing yang fleksibel,
bill quantity, sequence pekerjaan sampai dengan kegiatan schedulling
bahkan dapat digabungkan dengan piranti lainnya untuk kebutuhan yang
berbeda, seperti perencanaan produksi, sumber daya, sistem otomatisasi
mesin, dsb. Sehingga kegiatan AEC (architect, engineering, construction)
terintegrasi dalam satu pemodelan yang dapat diakses secara real time
(Azhar et al., 2012).
Pemilihan Tekla Structure sebagai software utama dalam
memodelkan objek bangunan yang ingin ditinjau bukanlah tanpa alasan,
beberapa alasan yang dijadikan penulis antara lain:
1. Penggunaan Aplikasi Tekla Structure di Program Studi Teknik Sipil
UNS sampai sekarang belum mulai untuk diajarkan, maka dari itu
penulis mempunyai tujuan untuk mencoba mengawalinya karena
yakin dikemudian hari akan sangat bermanfaat.
2. Banyak perusahaan konstruksi yang mulai menggunakan Tekla
Structure untuk mengimplementasikan BIM.
3. Tekla Structure mempunyai visualisasi yang terlihat sangat jelas
dan menarik pada setiap bagian komponennya, sehingga
memudahkan saat membuat ataupun menjelaskan model
bangunan yang akan dibangun.
4. Template dasar yang disediakan oleh Tekla Structure sudah
sangatlah lengkap, sebagai contoh untuk penulangan elemen struktur
pengguna tinggal memilih template yang dirasa sesuai dengan design
yang ingin dibuat dan bagian terakhir hanya diminta merubah
commit to user
library.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id

dimensi profil maupun menyesuaikan bentuk yang sudah


direncanakan.
5. Proses yang cepat dan akurat saat melakukan pengambilan data
merupakan alasan yang menjadikan penulis semakin yakin
menggunakan Tekla Structure untuk membantu penyusunan skripsi,
sebagai usaha mengimplementasikan BIM.
6. Tekla Structure merupakan aplikasi yang cukup mudah untuk
mengintegrasikan model yang telah dibuat kedalam aplikasi lain,
seperti sketchup, SAP 2000, Autocad.
7. Banyak referensi yang dapat dijadikan untuk bisa membantu dalam
mempelajari penggunaan Aplikasi Tekla Stukture
8. Tekla Structure dapat digunakan untuk keperluan berbagai bidang
perkerjaan, antaralain adalah: Pembuatan Model 3 dimensi dengan
sekaligus menyertakan informasi kedalamnya, mampu
menganalisis struktur suatu bangunan, dapat mengambil output
berupa volume pada setiap bagian komponen yang telah dimodelkan,
melakukan perhitungan biaya, merencanakan jadwal konstruksi,
mengetahui adanya kesalahan design, dan lain sebagainya.

2.2.6.3 SketchUp

Sketchup dibuat pada tahun 1999 oleh @Last Software. Pada tahun
2006, Google mengakuisisi SketchUp setelah @Last Sotware membuat
plugin untuk Google Eart yang menarik perhatian raksasa teknologi. Pada
tahun 2012, Trimble Navigation (sekarang Trimble Inc.) menggunakan
bantuan google untuk memperluas aplikasi dengan meluncurkan situs
web baru yang sekarang menjadi host plugin dan ekstensi. SketchUp
adalah program yang digunakan untuk berbagai proyek pemodelan 2D
dan 3D seperti arsitektur, desain interior, dan arsitektur lansekap.
Program ini mencakup fungsi tata letak menggambar, perenderan,
permukaan, dan mendukung plugin pihak ketiga dari Gudang Ekstensi.
(id.if-koubou.com)
commit to user
library.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id

Sketchup merupakan rekomendasi software untuk membuat


pendetailan suatu model bangunan 3 dimensi karena dalam
mengoperasikannya bisa dianggap tidak begitu sulit. Penulis
menggunakan Sketchup dikarenakan sudah cukup terbiasa
mengoperasikan aplikasi tersebut.

2.2.6.4 Lumion

Lumion adalah program yang memungkinkan dapat membuat


skenario 3D dengan kualitas real-time rendering yang luar biasa.
Aplikasi ini memungkinkan untuk mengimpor objek dan pengaturan dari
program lain seperti SketchUp (applicadindonesia.com).

Lumion dapat menghasilkan renderan dalam bentuk berupa gambar


maupun video animasi, sehingga apabila digunakan dalam bidang
konstruksi akan sangat membantu sebagai sarana dalam membuat
presentasi karena desain dapat terlihat nyata dan detail. Terdapat banyak
kelebihan yang dimiliki lumion, salah satunya adalah aplikasi ini sudah
menyediakan plug in 3D seperti tanaman, objek manusia, moda
transportasi, dan lain sebagainya. Keberadaan plugin dan material yang
cukup lengkap, kondisi lingkungan yang bisa direkayasa, dan
pengoperasian yang tidak terlalu rumit membuat aplikasi ini dapat
menghasilkan output renderan dengan hasil yang cepat dan bahkan bisa
dianggap visualisasinya serupa dengan aslinya.

2.2.6.5 Aplikasi Pendukung

Aplikasi yang digunakan supaya dalam penyelesaian rumusan masalah


yang dijadikan tinjaun dapat memperoleh hasil yang maksimal, maka dalam
penelitian ini juga menggunakan beberapa aplikasi sebagai pendukung. Aplikasi
pendukung yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa:

1. Excel, digunakan untuk membantu mengolah data hasil analisis dengan


Aplikasi Tekla Structure dari model. Mengolah data yang dimaksud adalah
commit to user
library.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id

melakukan pengecekan data, membuat hasil akumulasi volume material,


dan menyajikan hasil analisis kedalam format laporan.

2. Corel digunakan untuk memperbaiki visualisasi gambar hasil render. Pada


beberapa gambar hasil render pada model seringkali diperlukan adanya
pendetailan gambar pada bagian tertentu, maka dari itu Corel diperlukan
untuk memperjelas tampilan gambar.

3. Adope Premier untuk membantu dalam pengeditan video hasil render.


Output hasil render video yang dilakukan menggunakan Lumion hanya
menghasilkan hasil potongan video, maka agar video tersebut dapat lebih
jelas diketahui maksudnya dibutuhkan sebuah Aplikasi untuk merangkai
video yang telah dibuat menjadi satu rangkaian video yang dapat
memperlihatkan maksud dengan lebih jelas dari video yang ingin
dijelaskan.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai