75% menganggap dokumen ini bermanfaat (12 suara)
78K tayangan7 halaman

Bahasa Indonesia Tugas 1

Artikel ini membahas tentang sifat-sifat tanaman Putri Malu yang dapat menguncup akibat sentuhan atau tiupan angin kencang, serta mengandung khasiat anti inflamasi dan anti depresan. Artikel ini juga membandingkan perilaku sensitif Putri Malu dengan perilaku manusia yang kerap kehilangan rasa malu.

Diunggah oleh

kimbiofor.pku
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
75% menganggap dokumen ini bermanfaat (12 suara)
78K tayangan7 halaman

Bahasa Indonesia Tugas 1

Artikel ini membahas tentang sifat-sifat tanaman Putri Malu yang dapat menguncup akibat sentuhan atau tiupan angin kencang, serta mengandung khasiat anti inflamasi dan anti depresan. Artikel ini juga membandingkan perilaku sensitif Putri Malu dengan perilaku manusia yang kerap kehilangan rasa malu.

Diunggah oleh

kimbiofor.pku
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 7

TUGAS TUTORIAL 1

BAHASA INDONESIA

TUTOR : IBU SARASWATI

DISUSUN OLEH :

BAMBANG RENALDY
NIM : 050046491

PROGRAM S1 ILMU HUKUM


UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ) PEKANBARU
FAKULTAS HUKUM ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TERBUKA
2023
Tugas 1 Bahasa Indonesia

Bacalah artikel berikut untuk menerapkan teknik SQ3R!

Belajar Malu dari Putri Malu


Oleh: Jaya Suprana
Ketika sedang mempelajari apa yang disebut malu demi menyusun buku
Malumologi (Elex Media Komputindo 2019), perhatian saya sempat tertarik pada
sejenis tanaman yang pada saat tersentuh spontan reaktif melayukan dedaunan dirinya
sendiri. Masyarakat Indonesia menyebut tanaman sensitif itu sebagai Putri Malu,
sementara para botanikawan memberi nama lebih beraroma “ilmiah” yaitu Mimosa
pudica. Lain halnya dengan masyarakat Jerman menyemooh orang yang mudah merasa
tersinggung sebagai mimosa.

Para ilmuwan menganggap reaksi gerak dedaunan Putri Malu melayukan diri
disebabkan oleh perubahan tekanan turgor pada tulang daun yang bisa ikut dirasakan
oleh dedaunan Putri Malu. Tiupan angin dengan kederasan melebihi ambang batas
sensitivitas Putri Malu juga bisa menyebabkan dedaunannya menutup diri. Secara
saintifik, gerak dedaunan Putri Malu disebut kerennya sebagai seismonasti yang
dipengaruhi tigmonasti. Putri Malu sensitif bukan hanya terhadap sentuhan atau tiupan
angin namun juga menguncup pada saat matahari terbenam dan merekah kembali
setelah matahari terbit. Ada makna survival pada sifat penguncupan dedaunan Putri
Malu demi melindungi diri dari hewan pemakan tanaman. Akibat tampak melayu maka
para predator kehilangan selera untuk memakan tanaman yang pandai melayukan diri
itu. Diyakini bahwa dedaunan Putri Malu mengandung khasiat anti inflamasi dan anti
depresan. Kearifan kesehatan leluhur menyatakan air rebusan dedaunan Putri Malu
dapat membantu mengencerkan dahak yang menyumbat saluran pernafasan manusia
akibat virus Corona.

Dengan risiko dipermalukan oleh para botanikawan yang atheis, saya pribadi
tidak malu meyakini bahwa Putri Malu adalah anugerah mahakarya Yang Maha Kuasa.
Putri Malu an sich merupakan bukti secara nyata-alami tanpa melalui uji klinis bahwa
pada hakikatnya tanaman yang kerap dianggap sebagai jenis mahluk hidup kelas
terendah akibat dianggap tidak memiliki perasaan ternyata memiliki perasaan. Akibat
memiliki perasaan maka Putri Malu siap berkomunikasi dengan lingkungannya
termasuk manusia. Bahkan ketika memetik kesimpulan dari observasi malumologis
terhadap perilaku Putri Malu, terus terang perasaan malu menyelinap masuk ke lubuk
sanubari. Memalukan bahwa ternyata tanaman bisa memiliki perasaan sementara
manusia yang dianggap dan menganggap lebih beradab ketimbang tanaman malah
terbukti bisa kehilangan rasa malu. Maka ada (tidak semua) manusia merasa tidak malu
mewujudkan angkara murka menghujat, memfitnah, mem-bully, menggusur,
menindas, menyengsarakan, menyelakakan, melukai bahkan membinasakan sesama
manusia.

Sumber: https://www.kompas.com/tren/read/2020/11/20/115041065/belajar-malu-
dari-putri-malu?page=all#page2

Soal:

Setelah Saudara membaca artikel di atas, selesaikanlah pertanyaan-pertanyaan berikut


ini!

1. Temukanlah informasi awal, identitas, dan topik artikel! (langkah survey)

2. Buatlah tiga pertanyaan yang relevan dengan isi teks! (langkah question)

3. Temukanlah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang sudah dibuat pada nomor 2!


(langkah read)

4. Catatlah dengan bahasa sendiri jawaban-jawaban yang sudah ditemukan pada nomor
3! (langkah recite)

5. Catatlah informasi utama dari artikel di atas! (langkah review)

Jawaban saudara dapat mengacu pada modul MKWU 4108 bahasa Indonesia pada
halaman 3.25 s.d. 3.30
Jawaban:

1. Meninjau (Survey)

Tujuan dari kegiatan Survey adalah untuk mengetahui informasi awal dari artikel diatas
dengan cara membaca sekilas artikel tersebut.

Hasil membaca sekilas artikel diatas dapat disajikan sebagai berikut:

a) Judul Belajar Malu dari Putri Malu


b) Bagian pembuka Ketika sedang mempelajari apa yang disebut malu
demi menyusun buku Malumologi (Elex Media
Komputindo 2019), perhatian saya sempat tertarik
pada sejenis tanaman yang pada saat tersentuh
spontan reaktif melayukan dedaunan dirinya
sendiri. Masyarakat Indonesia menyebut tanaman
sensitif itu sebagai Putri Malu, sementara para
botanikawan memberi nama lebih beraroma
“ilmiah” yaitu Mimosa pudica. Lain halnya dengan
masyarakat Jerman menyemooh orang yang mudah
merasa tersinggung sebagai mimosa.
c) Bagian penutup Memalukan bahwa ternyata tanaman bisa memiliki
perasaan sementara manusia yang dianggap dan
menganggap lebih beradab ketimbang tanaman
malah terbukti bisa kehilangan rasa malu. Maka ada
(tidak semua) manusia merasa tidak malu
mewujudkan angkara murka menghujat,
memfitnah, mem-bully, menggusur, menindas,
menyengsarakan, menyelakakan, melukai bahkan
membinasakan sesama manusia.
d) Penulis Jaya Suprana
e) Tahun terbit 20 November 2020
Informasi awal : ketika menyusun buku Malumologi, Jaya selaku penulis tertarik pada
tanaman yang pada saat tersentuh spontan reaktif melayukan dedaunan dirinya sendiri.

Identitas : penulis adalah Jaya Suprana

Topik : mempelajari sifat malu dari daun putri malu sebagai tanaman yang dianggap
tidak memiliki perasaan.

2. Bertanya (Question)

Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui tujuan membaca secara tidak langsung,
pertanyaan dapat diajukan dengan menggunakan kata tanya apa, mengapa, siapa,
kapan, dimana, dan bagaimana. Pertanyaan yang saya ajukan antara lain:

1. Apa yang dapat menyebabkan Putri Malu menguncup selain sentuhan?

2. Apa saja kandungan yang terdapat dalam daun Putri Malu?

3. Apa yang menyebabkan Putri Malu menguncup secara Sains?

4. Apa hubungan buku Malumologis dengan Putri Malu?

3. Membaca (Read)

Kegiatan ini dilakukan sebagai inti kegiatan, berupa membaca baris demi baris dengan
teliti dan hati-hati, tujuannya untuk menjawab pertanyaan dari kegiatan Question.
Jawaban untuk pertanyaan diatas adalah:

1. Tiupan angin dengan kederasan melebihi ambang batas sensitivitas Putri


Malu juga bisa menyebabkan dedaunannya menutup diri. Namun juga
menguncup pada saat matahari terbenam dan merekah kembali setelah matahari
terbit.

2. Diyakini bahwa dedaunan Putri Malu mengandung khasiat anti inflamasi dan
anti depresan.
3. Para ilmuwan menganggap reaksi gerak dedaunan Putri Malu melayukan diri
disebabkan oleh perubahan tekanan turgor pada tulang daun yang bisa ikut
dirasakan oleh dedaunan Putri Malu.

4. Perilaku Putri Malu, menyelinap masuk ke lubuk sanubari. Memalukan


ternyata tanaman bisa memiliki perasaan sementara manusia yang dianggap dan
menganggap lebih beradab ketimbang tanaman malah terbukti bisa kehilangan
rasa malu.

4. Menceritakan kembali (Recite)

Kegiatan untuk merenungkan dan memahami hasil bacaan dan dapat menceritakan
kembali tentang topic yang dibaca dengan bahasa sendiri, jawaban saya pada
pertanyaan kedua adalah:

1. Selain akibat sentuhan, tiupan angin dengan intensitas yang kencang dan melebihi
ambang batas kesensitivitas Putri Malu tersebut, dapat menyebabkan daun Putri Malu
menutup diri atau menguncup dengan sendirinya. Selain itu Putri Malu juga
menguncup pada saat matahari terbenam dan merekah atau terbuka lagi kembali
dedaunannya setelah matahari terbit.

2. Dalam daun Putri Malu di yakini mengandung khasiat anti inflamasi dan anti
depresan yang bermanfaat bagi manusia, seperti ketika daunnya direbus bisa membantu
mengencerkan dahak yang menyumbat saluran pernapasan manusia seperti
tenggorokan.

3. Menurut Para ilmuwan perubahan tekanan turgor pada tulang daun Putri Malu yang
bisa ikut dirasakan oleh dedaunan Putri Malu menyebabkan terjadinya reaksi gerak
daun Putri Malu, oleh karena itulah daun Putri Malu melayukanan diri atau dapat
menguncup.

4. Perilaku Putri Malu ini dapat dijadikan pelajaran penting untuk observasi buku
Malumologis, dimana ternyata tanaman bisa memiliki perasaan sementara manusia
yang dianggap dan menganggap diri sendiri lebih beradab daripada tanaman malah
terbukti bisa kehilangan rasa malu. Seperti melakukan perbuatan menghujat,
memfitnah, mem-bully, dan lainnya tanpa malu.

5. Mengulangi (Riview)

Kegiatan yang dilakukan untuk memantapkan hasil bacaan dengan cara mengulang
membaca secara sekilas, hasil riview saya diantaranya adalah:

1. Tanaman yang pada saat tersentuh spontan reaktif melayukan dedaunan dirinya
sendiri: Masyarakat Indonesia menyebut sebagai Putri Malu, sementara para
botanikawan memberi nama yaitu Mimosa pudica.

2. Putri Malu melayukan diri disebabkan: perubahan tekanan turgor pada tulang daun,
Tiupan angin dengan kederasan melebihi ambang batas sensitivitas Putri Malu, serta
menguncup pada saat matahari terbenam dan merekah kembali setelah matahari terbit.

3. Observasi buku Malumologi: ternyata tanaman bisa memiliki perasaan sementara


manusia yang dianggap dan menganggap diri lebih beradab ketimbang tanaman malah
terbukti bisa kehilangan rasa malu.

Sumber :

1. Anang Santoso, dkk. 2023. Bahasa Indonesia. Tanggerang Selatan: Universitas


Terbuka

2. Masykur, Siti Khanafiyah, Langlang Handayani. “Penerapan Metode Sq3r Dalam


Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Pokok Bahasan
Tata Surya Pada Siswa Kelas VII SMP” dalam Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol.
4, No. 2, (2006) 73-78. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Anda mungkin juga menyukai