Kelompok 1 Pendidikan Akhlak
Kelompok 1 Pendidikan Akhlak
Kelompok 1 Pendidikan Akhlak
MAKALAH
“KONSEP PENDIDIKAN AKHLAQ”
i
2021
ii
KATA PENGANTAR
“ Bismillahirrahmanirrahim ”
Alhamdulillah segala puji syukur kepada Allah SWT yang telah memperkenankan
kepada kami untuk menyelesaikan pembuatan makalah dengan sebaik-baiknya. Shalawat
serta salam tak lupa kita curahkan kepada baginda kita yaitu Nabi Muhammad SAW.
Dalam pembuatan makalah ini yang berjudul “Konsep Pendidikan Akhlaq” untuk
memenuhi tugas mata kuliah “Pendidikan Akhlak” Kami ucapkan banyak terimakasih
kepada bapak “Fadliyanur M,pd.i” yang telah membantu dan mengarahkan kami dalam
pembuatan makalah ini.
Kami harapkan makalah yang sudah dibuat ini dapat menambah pengetahuan dan
memotivasi bagi para pembaca serta dapat memperlajarinya. Dan kami harapkan kepada para
pembaca agar dapat mengoreksi atau memberikan saran apabila dalam penulisan ada
kesalahan dalam makalah ini.
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
A. Arti Pendidikan Akhlak Dalam Islam....................................................................................2
B. Metode Pendidikan Akhlak dalam Islam..............................................................................3
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendidikan Akhlak dalam Islam...............................4
D. Manfaat Pendidikan Akhlak dalam Islam.............................................................................5
E. Macam- Macam Pendidikan Akhlak dalam Islam...............................................................5
BAB III.................................................................................................................................................9
PENUTUP............................................................................................................................................9
A. SIMPULAN..............................................................................................................................9
B. SARAN.....................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................10
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Kepribadian atau akhlak seseorang tidak terbentuk secara tiba-tiba. Terdapat suatu
hukum yang universal dalam pembentukan akhlak, mulai dari perilaku sampai terbentuk
sebuah akhlak. setiap muslim dituntut untuk mengenali akhlaknya dengan baik, agar dapat
mengidentifikasi akhlak negatif mereka, sehingga mereka dapat merubah akhlak negatif
tesebut sesuai dengan akhlak seorang muslim sejati. Untuk dapat mengenali dan merubah
akhlak, kita harus mampu mengetahui bagaimana proses terbentuknya akhlak, hal - hal apa
saja yang dapat mempengaruhi terbentuknya akhlak.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut sebagian ahli, akhlak tidak perlu dibentuk, karena akhlak adalah insting
(garizah) yang dibawa manusia sejak lahir. Selanjutnya pendapat lain mengatakan, akhlak
adalah hasil dari pendidikan, latihan, pembinaan dan perjuangan keras dan sungguh-sungguh.
Ibnu Miskawaih, IbnSina, al-Ghazali dan lain-lain termasuk kelompok yang mengatakan
akhlak adalah hasil usaha (Muktasabahah).
2
B. Metode Pendidikan Akhlak dalam Islam
Pembinaan akhlak merupakan tumpuan perhatian pertama dalam Islam. Hal ini dapat
dilihat dari salah satu misi kerasulan Nabi Muhammad SAW. yang utama adalah untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia. Perhatian Islam yang demikian terhadap pembinaan
akhlak dapat pula dilihat dari perhatian Islam terhadap pembinaan jiwa yang harus
didahulukan dari pada pembinaan fisik, karena dari jiwa yang baik inilah akan lahir perbuatan
yang baik yang selanjutnya akan mempermudah menghasilkan kebaikan dan kebahagiaan
pada seluruh kehidupan manusia, lahir dan batin. Perhatian Islam dalam pembinaan akhlak
selanjutnya dapat dianalisis pada muatan akhlak yang terdapat pada seluruh aspek ajaran
Islam. Ajaran Islam tentang keimanan misalnya sangat berkaitan erat dengan mengerjakan
serangkaian amal salih dan perbuatan terpuji. Seperti dalam al-Qur’an: “Sesungguhnya
orang-orang yang beriman itu ialah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya,
kemudian itu mereka tidak ragu-ragu dan senantiasa berjuang dengan harta dan dirinya di
jalan Allah. Itulah orang-orang yang benar (imannya).” (QS. Al-Hujurat, 49: 15).
Pembinaan akhlak dalam Islam juga terintegrasi dengan pelaksaan rukun iman. Hasil
analisis Muhammad al-Ghazali terhadap rukun Islam yang lima telah menunjukkan dengan
jelas, bahwa dalam rukun Islam yang lima itu terkandung konsep pembinaan akjlak.
Misalnya, rukun Islam yang pertama adalah mengucapkan dua kalimat syahadat. Kalimat ini
mengandung pernyataan bahwa selama hidupnya manusia hanya tunduk kepada aturan dan
tuntutan Allah. Orang yang tunduk dan patuh pada aturan Allah dan rasul-Nya sudah dapat
dipastikan akan menjadi orang yang baik. Begitu juga pada butir-butir rukun Islam yang lain,
masing-masing mengandunga konsep tentang akhlak.
Berdasarkan analisis tersebut. Kita dapat mengatakan bahwa Islam sangat memberi
perhatian yang besar terhadap pembinaan akhlak, termasuk cara-caranya. Hubungan antara
rukun iman dan rukun Islam terhadap pembinaan akhlak yang ditempuh islam adalah
menggunakan cara atau system yang integrated, yaitu system yang menggunakan berbagai
sarana peribadatan dan lainnya secara simultan untuk diarahkan pada pembinaan akhlak.
Cara lain yang dapat ditempuh untuk pembinaan akhlak ini adalah pembiasaan yang
dilakukan sejak kecil dan berlangsung secara kontinyu. Berkenaan dengan ini Imam al-
Ghazali mengatakan bahwa kepribadian manusia itu pada dasrnya dapat menerima segala
usaha pembentukan melalui pembiasaan. Dalam tahap-tahap tertentu, pembinaan akhlak,
khususnya akhlak lahiriah dapat pula dilakukan dengan cara paksaan yang lama kelamaan
3
tidak lagi terasa dipaksa. Cara lain yang tak kalah ampuhnya adalah melalui keteladanan.
Pendidikan itu tidak akan sukses, melainkan jika disertai dengan pemberian contoh teladan
yang baik dan nyata. Cara yang demikian itu telah dilakukan oleh Rasulullah. Keadaan ini
dinyatakan dalam ayat yang berbunyi; ”Sungguh pada diri Rasulullah itu terdapat contoh
teladan yang baik bagi kamu sekalian, yaitu bagi orang yang mengharapkan (keridlaan) Allah
dan (berjumpa dengan-Nya di) hari kiamat, dan selalu banyak menyebut nama Allah.” (QS.
Al-Ahzab, 33: 21).
Selain itu pembinaan akhlak dapat pula ditempuh dengan cara senantiasa menganggap
diri ini sebagai yang banyak kekurangannya dari pada kelebihannya. Pembinaan akhlak
secara efektif dapat pula dilakukan dengan memperhatikan faktor kejiwaan sasaran yang akan
dibina.
Aliran yang ketiga ini tampak sesuai dengan ajaran Islam. Hal ini dapat dipahami dari
ayat berikut: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar
kamu bersyukur.” (QS. Al-Nahl, 16: 78).
Dengan demikian faktor yang mempengaruhi pembinaan akhlak pada anak ada dua,
yaitu dari dalam merupakan potensi fisik, imtelektual dan hati (rohaniah) yang dibawa anak
sejak lahir, dan faktor dari luar yang dalam hal ini adalah kedua orang tua dirumah, guru di
sekolah, dan tokoh-tokoh serta pemimpin dimasyarakat. Melalui kerja sama yang baik antara
4
tiga lembaga pendidikan tersebut, mala aspek kognitif (pengetahuan), afektif (penghayatan)
dan psikomotorik (pengamalan) ajaran yang diajarkan akan terbentuk pada diri anak.
Selain ayat diatas, ada pula ayat lain yang memberi pemaparan mengenai akhlak
mulia, misalnya pada surat an-Nahl ayat 97 dan pada al-Kahfi ayat 88. Ayat ayat tersebut
dengan jelas menggambarkan keuntungan atau manfaat dari akhlak yang mulia. Mereka itu
akan memperoleh kehidupan yang baik, mendapatkan rizki yang berlimpah, dsb. Selanjutnya
dalam hadits juga disebutkan leterangan tentang keberuntungan dari akhlak yang mulia,
antara lain:
c. Menghilangkan kesulitan
Ibu adalah orang yang paling banyak menanggung kesengsaraan dan kesusahan untuk
kepentingan anaknya. Sebagaimana firman Allah dalam surah al-Ahqaf yang berbunyi :
“Kami perintahkan kapada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibi-bapaknya,
ibunya mengandung dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya
adalah tiga puluh bulan.” (QS. Al-Ahqaf : 15)
Kemudian orang kedua yang besar jasanya terhadap anak adalah bapaknya. Bapak
bekerja di rumah, di ladang, di pabrik, di kantor dan di tempat-tempat lain adalah untuk biaya
anak dan isterinya. Oleh sebab itu manusia harus berbakti kepada ibu bapaknya, dan mentaati
suruhannya, sebagai pembalas budi terhadap jasa-jasa keduanya. Pada hakekatnya walaupun
bagaimana besarnya balas budi yang diberikan kepada ibu bapaknya tidak akan dapat
mengimbangi jasa-jasa keduanya.
5
Berbuat baik kepada ibu bapak tidak hanya semasa hidupnya saja, tetapi sesudah
keduanya meninggalpun kita harus berbuat baik. Cara berbuat baik kepada ibu bapak yang
sudah meninggal, telah diatur dalam Islam.
Adapun cara-cara menghormati ibu bapak menurut KH. Abdullah Salim yaitu:
d. Menghubungkan silaturrahmi
Guru adalah menjadi pengganti dari orang tua untuk mendidik dan membimbing
anaknya. Tidak setiap orang tua mampu mendidik dan mengajar anaknya. Oleh sebab itu
sudah sepantasnya murid bersikap sopan santun terhadap gurunya. Murid hendaknya bersikap
merendahkan diri, tidak menunjukkan sikap angkuh, sombong dan acuh tak acuh terhadap
gurunya.
Rasulullah bersabda : “Muliakanlah orang yang kamu belajar dari padanya (gurunya).” (HR.
Abu Hasan al-Mawardi).
Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani telah menetapkan bagi murid beberapa adab yang
harus diterapkannya dalam berperilaku terhadap gurunya yaitu:
6
b. Harus menutupi aib gurunya.
d. Harus bersikap sopan di depan gurunya dan harus menggunakan kata-kata yang
paling halus ketika berbicara dengannya serta melakukan sesuatu yang memudahkan
gurunya.
e. Murid harus yakin dan percaya bahwa gurunya adalah ahli untuk ditimba ilmu dan
pengetahuannya.
Supaya proses pendidikan berhasil dengan baik karena itu harus adanya tanggung
jawab bersama antara murid dan guru. Untuk itu Abdul Qadir Al-Jailani juga menetapkan
adab-adab dan kewajiban yang harus dilakukan seorang guru adalah:
c. Jika guru mengetahui kesungguhan muridnya, maka dia tidak boleh memberinya
keringanan.
Agama Islam memerintahkan, agar berbuat baik kepada sanak saudara atau kaum
kerabat, sesudah menunaikan kewajiban kepada Allah dan ibu bapak. Kalau kita di takdirkan
Allah SWT. ada mempunyai kelebihan rezeki, sedekahkanlah sebagiannya kepada saudara
atau karib kerabat kita. Sebagaimana firman Allah dalam surah an-Nisa’ : 36 yang berbunyi:
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan
berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan
hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri.” (an-Nisa’: 36).
Tetangga adalah orang yang terdekat dengan kita. Agama Islam telah membuat suatu
ketentuan, bahwa orang harus memuliakan tetangganya, tidak mengganggu dan menyusahkan
7
mereka. Nabi Muhammad bersabda: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan kepada hari
kemudian, hendaklah ia memuliakan tetangganya.” (HR. Bukhari).
c. Karena Allah-lah yang telah menyediakan berbagai bahan dan sarana yang
diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia.
8
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Usaha-usaha pembinaan akhlak melalui berbagai lembaga pendidikan dan melalui
berbagai macam metode terus dikembangkan. Ini menunjukkan bahwa akhlak perlu dibina.
Dari pembinaan tersebut akan terbentuk pribadi-pribadi muslim yang berakhlak mulia, taat
kepada Allah dan rasul-Nya hormat kepada ibu bapak dan sayang kepada sesama mahluk
ciptaan Allah.
B. SARAN
Sebagai umat manusia kita harus senantiasa taat menjalankan perintahnya agama,
yaitu dengan menjalankan segala perintah Allah, serta meninggalkan apa-apa yang dilarang
olehnya, di abad 21 ini, mungkin banyak diantara kita yang masih berkurang memperhatikan
dan mempelajari akhlak. Yang perlu diingat, bahwa Tauhid sebagai inti ajaran Islam yang
memang seharusnya kita utamakan,disamping mempelajari akhlak. Karena tauhid merupakan
realisasi akhlak seorang hamba terhadap Allah, seseorang yang bertauhid dan baik akhlaknya
berarti ia adalah sebaik-baiknya manusia.
9
DAFTAR PUSTAKA
DR. Amri Ulil Syafri,MA., Pendidikan Karakter Berbasis Al Quran, Jakarta, PT Rajagrafindo
Persada, 2014, cet.II.
Adi Negoro, “Ethica, Ensiklopedi Umum Dalam Bahasa Indonesia”, Djakarta, Bulan
Bintang, 1954, cet.I.
Saipullah Ali HA, Pendidikan Pengajaran Dan Kebudayaan, Pendidikan Sebagai Gejala
Kebudayaan, Surabaya, Usaha Nasional, 1982.
Zuhairini dkk., Metodik khusus Pendidikan Agama, Surabaya, Usaha Bersama, 1983.
Arifin M., Kapita Selekta Pendidikan ( Islam Dan Umum ), Jakarta, Bumi Aksara, 1991.
Ngalim M. Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis, Bandung, Rosda Karya, 1991.
10