JURNAL 4 Stunting
JURNAL 4 Stunting
JURNAL 4 Stunting
ABSTRACT
Stunting was a condition in which body length or height of toddlers doesn’t meet WHO’s standard,
namely under minus 2 of standard deviation. Ngawi Regency had the fourth highest prevalence of
stunting in East Java in 2018 with 40.5% cases. Paron Primary Health Center was the area with
the most stunting cases and locus in 2022. The purpose of this study was conducted to dertermine
the correlation between mother’s education, parenting practice, and environment sanitation with
stunting in toddlers. This research is observational study with a case-control design. The samples of
this research were 45 cases and 45 control. The sampling technique was proportional stratified
random sampling. The analysis of used chi-square test. The results showed that there was
correlation between of mother’s education (p = 0,002, OR = 4.429), parenting practice (p = 0,001,
OR = 6,833) and environment sanitation (p = 0,042, OR = 4,529) with stunting incidence. The
Primary Health Center was need to do consistently provide education on parenting includyng
feeding, and personal hygiene of toddlers. Mother should be more give more attention to parenting,
especially related to feeding, maintaining the personal hygiene of toddlers, and as well as repairing
sanitation facilities.
89
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 11, Nomor 1, JANUARI 2023
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
DOI : 10.14710/jkm.v11i1.35848
Lingkungan rumah memainkan peran kunci sarana sanitasi.12 Penelitian ini bertujuan
dalam proses tumbuh kembang dan kehidupan untuk menganalisis hubungan pendidikan ibu,
sehari-hari anak. Kondisi lingkungan rumah praktik pengasuhan, dan sanitasi lingkungan
yang optimal dapat mendukung tumbuh dengan kejadian stunting pada balita di desa
kembang anak yang lebih baik.2 Pendidikan lokus stunting wilayah kerja Puskesmas Paron
ibu, praktik pengasuhan, dan sanitasi Kabupaten Ngawi.
lingkungan termasuk faktor lingkungan
rumah sebagai penyebab stunting pada balita. 3 METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan di Kota Penelitian ini merupakan jenis
Semarang menunjukkan risiko 2,97 kali lebih penelitian kuantitatif dengan desain penelitian
besar untuk memiliki balita stunting pada ibu analitik observasional menggunakan
yang berpendidikan rendah.33 Pendidikan ibu pendekatan case control. Populasi dalam
berpengaruh terhadap sikap dan perilaku ibu penelitian ini terbagi menjadi 2 yaitu populasi
dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak. 14 kasus (balita stunting usia 24-59 bulan yang
Ibu berpendidikan rendah akan sulit tercatat pada data pengukuran antropometri di
menerima dan memahami pengetahuan gizi, setiap posyandu desa lokus stunting Wilayah
pemilihan makanan yang kurang Kerja Puskesmas Paron pada Februari 2022)
memperhatikan kandungan gizi dan kualitas dan populasi kontrol (balita tidak stunting
makanan yang dikonsumsi kurang baik.30 usia 24-59 bulan yang tercatat pada data
Praktik pengasuhan berperan penting pengukuran antropometri di setiap posyandu
dalam tumbuh kembang maupun status gizi desa lokus stunting Wilayah Kerja Puskesmas
anak, juga sebagai pilar percepatan Paron pada Februari 2022). Sampel pada
pencegahan stunting.9 Penelitian pada balita penelitian ini berjumlah 45 balita kasus dan
di Kabupaten Gorontalo menunjukkan 45 balita kontrol dengan pengambilannya
berisiko stunting 3,90 kali lebih besar pada menggunakan teknik proportional stratified
praktik pola asuh yang kurang baik. 22 random sampling. Sampel dipilih dengan
Pelaksanaan praktik pengasuhan yang kurang pengundian secara random yang besarannya
baik akan mengakibatkan terjadinya gangguan disesuaikan perhitungan proporsional dari
pertumbuhan maupun perkembangan anak, masing-masing desa pada lokasi penelitian.
salah satunya masalah stunting.26 Variabel independent dalam penelitian
Sanitasi yang sehat menjadi landasan ini meliputi pendidikan ibu, praktik
kuat bagi anak-anak untuk keberlangsungan pengasuhan, dan sanitasi lingkungan.
pertumbuhan.6 Penelitian pada balita di Variabel dependent adalah stunting pada
Kabupaten Gorontalo menunjukkan berisiko Februari 2022. Teknik pengumpulan data
stunting 6,26 kali lebih besar pada sanitasi penelitian ini dilakukan dengan studi
lingkungan yang tidak sehat.31 Sanitasi dokumentasi data pengukuran antropometri di
lingkungan yang tidak sehat dapat setiap posyandu, wawancara menggunakan
menyebabkan timbulnya penyakit infeksi kuisioner pendidikan ibu dan praktik
sehingga berdampak pada status gizi balita. 29 pengasuhan, serta observasi menggunakan
Berdasarkan studi pendahuluan yang lembar observasi sanitasi dasar lingkungan
dilakukan pada bulan November 2021 menurut Kepmenkes RI Nomor
menunjukkan bahwa penduduk di desa lokus 829/Menkes/SK/VII/1999.
stunting wilayah kerja Puskesmas Paron Penilaian variabel pendidikan ibu yaitu
sebesar 49,1% berpendidikan terakhir SD dan jenjang pendidikan terakhir yang ditamatkan,
SMP.13 Terdapat orang tua yang kurang pendidikan rendah apabila menempuh
memperhatikan anaknya terkait pengasuhan pendidikan ≤ 9 tahun dan pendidikan tinggi
pemberian makan dan kebersihan lingkungan apabila menempuh pendidikan > 9 tahun.
anak, serta sebesar 54,7% rumah belum Penilaian variabel praktik pengasuhan
memenuhi syarat rumah sehat diitinjau dari meliputi pertanyaan praktik pemberiaan
90
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 11, Nomor 1, JANUARI 2023
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
DOI : 10.14710/jkm.v11i1.35848
makan, kebersihan diri anak, dan pemanfaatan Kasus stunting paling banyak terjadi pada
pelayanan kesehatan yang terdiri dari total 28 rentan usia 24-36 bulan sebesar 19 (42,2%)
item pertanyaan. Hasil pengukuran akan balita. Menurut Laporan SSGBI tahun 2021
dikategorikan menjadi dua kelompok yaitu menyatakan bahwa distribusi balita stunting
baik dan kurang baik. Dimana nilai median di Indonesia paling banyak berusia 24-35
dari skor akhir sebagai batas penilaian, yaitu bulan dan 36-48 bulan. Saat berusia 24 bulan,
praktik pengasuhan baik apabila skor > nilai anak mulai memasuki tahap penyapihan ASI
median dan kurang baik apabila skor ≤ nilai dan peningkatan keaktifan anak dalam
median. menjajaki lingkungan sekitar sehingga
Variabel sanitasi lingkungan dinilai dari kebutuhan asupan gizi juga meningkat,
kepemilikan sanitasi dasar yang memenuhi dimana anak akan lebih rentan untuk
syarat kesehatan meliputi sarana air bersih, mengalami kekurangan gizi dikarenakan
nafsu makan menurun maupun asupan gizi
sarana jamban keluarga, sarana pembuangan
kurang.16
limbah, dan sarana pembuangan sampah. Sebagian besar kasus stunting berjenis
Hasil pengukuran akan dikategorikan menjadi kelamin laki-laki sebesar 25 (55,6%) balita.
dua kelompok yaitu sanitasi lingkungan sehat Berdasarkan Laporan Riskesdas tahun 2018,
apabila total skor ≥ 334 dan tidak sehat prevalensi stunting menurut jenis kelamin
apabila total skor < 334. Uji etik pada paling banyak terjadi pada laki-laki. Anak
penelitian ini telah dilakukan oleh Komisi Etik laki-laki lebih rentan untuk mengalami
masalah gizi, karena memiliki postur tubuh
Penelitian Kesehatan (KEPK) Fakultas Kesehatan
dan luas permukaan tubuh yang lebih besar
Masyarakat Universitas Jember dengan nomor
atau lebih luas dibandingkan perempuan,
190/KEPK/FKM-UNEJ/V/2022.
sehingga kebutuhan zat gizinya juga lebih
HASIL DAN PEMBAHASAN banyak.1
1.Karakteristik Balita
Tabel 2. Hubungan pendidikan ibu, praktik pengasuhan, dan sanitasi lingkungan dengan
kejadian stunting pada balita
Status gizi
Variabel Stunting Tidak stunting P-value OR 95% CI
n % n %
Pendidikan Ibu
Rendah 30 66,7 14 31,1 0,002 4,429 1,829-10,726
Tinggi 15 33,3 31 68,9
Praktik pengasuhan
Kurang baik 18 40,0 4 24,4 0,001 6,833 2,084-22,402
91
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 11, Nomor 1, JANUARI 2023
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
DOI : 10.14710/jkm.v11i1.35848
Baik 27 60,0 41 75,6
Sanitasi lingkungan
Tidak sehat 42 93,3 34 75,6 0,042 4,529 1,169-17,547
Sehat 3 6,7 11 24,4