Makalah Evaluasi Dalam Pembelajaran
Makalah Evaluasi Dalam Pembelajaran
Makalah Evaluasi Dalam Pembelajaran
OLEH :
KELOMPOK 1
1. AI WATIPAH
2. ARDHIA CAHYA NINGTIYAS
3. DIAN ANGGRAINI
4. NUR LAILA ANGGITA PUTRI
5. SITI MUBAROKAH
6. SHINTA WAHDANIYYATI
7. SYAHRIYATUL BAROKAH
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga dapat menyelesaikan
makalah kami yang berjudul “Evaluasi Dalam Pembelajaran”.
Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah ini. Kami sadar bahwa masih terdapat banyak kekurangan
dalam makalah ini, baik dari segi penyusunan maupun kelengkapan dan ketepatan isi
makalah. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak agar
selanjutnya dapat ditingkatkan dan disempurnakan.
Demikian makalah ini disusun agar dapat bermanfaat, diterima dan digunakan sebagai
acuan untuk makalah-makalah selanjutnya.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI
.........................................................................................................................iii BAB I
PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.4.TeknikEvaluasi........…………………………………………………………………8
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai
oleh pendidik dalam proses pembelajaran adalah melalui evaluasi.Evaluasi merupakan
subsistem yang sangat penting dan sangat di butuhkan dalam setiap sistem
pendidikan, karena evaluasi dapat mencerminkan seberapa jauh perkembangan atau
kemajuan hasil pendidikan.Dalam setiap pembelajaran, pendidik harus berusaha
mengetahui hasil dari proses pembelajaran yang ia lakukan. Pentingnya diketahui hasil
ini karena dapat menjadi salah satu patokan bagi pendidik untuk mengetahui
sejauh mana proses pembelajran yang dia lakukan dapat mengembangkan potensi
peserta didik. Dengan evaluasi, maka maju dan mundurnya kualitas pendidikan dapat
diketahui, dan dengan evaluasi pula, kita dapat mengetahui titik kelemahan serta
mudah mencari jalan keluar untuk berubah menjadi lebih baik ke depan.
1
1.3 Tujuan Pembahasan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Fungsi utama evaluasi adalah menelaah suatu objek atau keadaan untuk
mendapatkan informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.
sehingga dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah proses mendeskripsikan,
mengumpulkan dan menyajikan suatu informasi yang bermanfaat untuk pertimbangan
dalam pengambilan keputusan.
3
Pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses
belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun
sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa
yang bersifat internal (Gagne dan Briggs, 1979:3).
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi
pembelajaran adalah adalah proses mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi
informasi secara sistematik untuk menetapkan sejauh mana ketercapaian tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
4
2.2.2.Tujuan evaluasi
Tujuan umum evaluasi pembelajaran adalah untuk menghimpun bahan-
bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf
perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta didik setelah
mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu, mengetahui
tingkat efektivitas dari metode-metode pembelajaran yang telah dipergunakan
dalam proses pembelajaran selama jangka waktu tertentu. Serta menghimpun
informasi yang dijadikan dasar untuk mengetahui taraf kemajuan, taraf
perkembangan, atau taraf pencapaian kegiatan belajar siswa.
Tujuan khusus evaluasi pembelajaran adalah :
1. untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh
program pendidikan
2. untuk mencari dan menemukan faktor penyebab keberhasilan dan
ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan
sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara
perbaikannya.
3. .Mengetahui kemajuan belajar siswa
4. Mengetahui potensi yang dimiliki siswa
5. Mengetahui hasil belajar siswa
6. Mengadakan seleksi
7. Mengetahui kelemahan atau kesulitan belajar siswa
8. Memberi bantuan dalam pengelompokan siswa
9. Memberikan bantuan dalam pemilihan jurursan
10. Memberikan bantuan dalam kegiatan belajar siswa
11. Memberikan motivasi belajar
12. .Mengetahui efektifitas mengajar guru
13. Mengetahui efisiensi mengajar guru
14. Memberikan balikan pada guru
15. Memberikan bukti untuk laporan kepada orang tua atau masyarakat
16. Memberikan data untuk penelitian dan pengembangan
pembelajaran
5
2.3 Jenis-jenis Evaluasi Pembelajaran
1. Evaluasi Diagnostik
Adalah evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang ditujukan untuk menelaah
kelemahan-kelemahan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya.
2. Evaluasi Selektif
Adalah evaluasi selektif adalah evaluasi yang digunakan untuk memilih siwa
yang paling tepat sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.
3. Evaluasi Penempatan
Adalah evaluasi penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk
menempatkan siswa dalam program pendidikan tertentu yang sesuai dengan
karakteristik siswa.
4. Evaluasi Formatif
Adalah evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk
memperbaiki dan meningkatan proses belajar dan mengajar.
5. Evaluasi Sumatif
1. Evaluasi Konteks
Adalah evaluasi yang ditujukan untuk mengukur konteks program baik
mengenai rasional tujuan, latar belakang program, maupun kebutuhan-
kebutuhan yang muncul dalam perencanaan.
2. Evaluasi Input
Adalah evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui input baik sumber daya
maupun strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan.
6
3. Evaluasi Proses
Adalah evaluasi yang ditujukan untuk melihat proses pelaksanaan, baik
mengenai kalancaran proses, kesesuaian dengan rencana, faktor pendukung
dan faktor hambatan yang muncul dalam proses pelaksanaan, dan sejenisnya.
4. Evaluasi Hasil atau Produk
Adalah evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang dicapai
sebagai dasar untuk menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi,
ditingkatkan atau dihentikan.
5. Evaluasi Outcom atau Lulusan
Adalah evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil belajar siswa lebih lanjut,
yakni evaluasi lulusan setelah terjun ke masyarakat.
7
2. Evaluasi Transformasi
Adalah evaluasi terhadap unsur-unsur transformasi proses
pembelajaran anatara lain materi, media, metode dan lain-lain.
3. Evaluasi Output
Adalah evaluasi terhadap lulusan yang mengacu pada
ketercapaian hasil pembelajaran.
b. Berdasarkan subjek :
1. Evaluasi Internal
Adalah evaluasi yang dilakukan oleh orang dalam sekolah sebagai
evaluator, misalnya guru.
2. Evaluasi Eksternal
Adalah evaluasi yang dilakukan oleh orang luar sekolah sebagai
evaluator, misalnya orangtua, masyarakat.
Evaluasi pembelajaran mencakup kegiatan pengukuran dan penilaian. Proses
evaluasi dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan,
pengolahan hasil dan pelaporan.
8
b. Kuesioner (questionair)
Kuesioner (questionair) dikenal dengan sebagai angket. Kuesioner ialah
sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang aka diukur
(responden). Dengan kuesioner ini orang dapat diketahui tentang keadan atau
data diri, pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapatnya dsb.
Kuesioner dapat ditinjau dari beberapa segi, yaitu :
9
1. Interviu bebas, yaitu dimana responden mempunyai kebebasan untuk
mengutarakan pendapatnya, tanpa dibatasi oleh patokan-patokan yang telah
dibuat oleh subjek evaluasi.
2. Interviu terpimpin, yaitu dilakukan oleh subjek evaluasi dengan cara
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun terlebih dahulu,
sehingga responden pada waktu menjawab pertanyaan tinggal memilih
jawaban yang sudah dipersiapkan oleh penanya.
e. Pengamatan (observastion)
pengamatan ialah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan
pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Ada dua macam
obervasi (pengamatan), yaitu :
1. observasi partisipan, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat, tetapi
dalam pada waktu itu pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan
kelompok yang sedang diamati.
2. Observasi sistematik, yaitu dimana factor-faktor yang diamati sudah
didaftar secara sistematis dan sudah diatur menurut kategorinya. Dalam
observasi ini pengamat berada diluar kelompok. Dengan demikian pengamat
tidak dibingungkan oleh situasi yang melingkungi dirinya.
3.Observasi eksperimental, yaitu terjadi jika pengamat tidak berpatisipasi
dalam kelompok.
f. Riwayat hidup
riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama
masa kehidupannya.
10
kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat. Tes
diagnostic ini ada 4 tingkat, antara lain :
1.Tes diagnostic ke-1 dilakuka terhadap calon siswa sebagai input, untuk
mengetahui apakah calon tersebut sudah menuasai pengetahuan yang
merupakan dasar untuk menerima pengetahuan di sekolah yang
dimaksudkan. Tes ini disebut dengan tes penjajakan atau dalam istilah
bahasa inggis entering behaviour test.
2. Tes diagnostic ke-2, dilakukan terhadap calon siswa yang sudah akan
mulai mengikuti program. Dan tes diagnostic ini berfungsi sebagai tes
penempatan (placement test).
3. Tes diaonostik ke-3, dilakukan terhadap siswa yang sedang belajar, karena
tidak semua siswa dapat menerima pelajaa yang disampaikan oleh
guru denga lacar. Maka pengajar (guru) disini harus sekali-kali
memberikan tes diagnostic untukmengetahui bagia mana dari bahn yang
diberikan itu belum dikuasai oleh siswa. Dan mendeteksi mengenai sebab
siswa tersebut belum menguasai bahan.
4. Tes diagnostic ke-4, diadaka pada waktu siswa akan mengakhiri
pelajaran. Dengan ini guru dapat mengetahui tingkat penguasaan siswa
terhadap bahan yang ia berikan.
b. Tes formatif, tes ini diberikan pada akhir setiap program. Tes ini
merupakan post-test atau tes akhir proses. Digunakan untuk
mengetahui sejauhmana siswa telah terbentuk seelah mengikuti sesuatu
program tertentu.evalusi formatif mempunyai manfat, baik bagi siswa, guru,
maupun program itu saendiri.
c. Tes subsumtif dan sumatif, pelaksanaan kegiatan tes subsumatif ini
dilakukan pada perempat semester atau caturwulan dan pada pertengahan
semester(caturwulan) yang lazim kita ssebagai mindsemester. Evaluasi
sumatif ialah penentuan kenaikan kelas bagi setiap siswa. Tes sumatif adalah
penilaian yang dilakukan tiap akhir semester (caturwulan), setelah para
siswa menyelesaikan program belajar dari suatu bidang studi atau mata
pelajaran tertentu selama satu perode waktu tertentu pula.adapun fungsi dari
penilaian ini adalah
11
untuk menentukan prestasi hasil belajar siswa terhadap bidang studi atau
mata pelajaran selama satu semester atau caturwulan.
Manfaat tes sumatif, ada 3 hal yang paling terpenting, yaitu :
1. Untuk menentukan nilai.
2. Untuk menentukan seseorang anak dapat atau tidaknya
mengikuti kelompok dalm menerima program berikutnya.
d. Tes formatif dan tes sumatif dalam praktek
Dalam pelaksanaannya disekolah tes formatif ini merupakan ulangan
harian, sedangkan tes sumatif ialah ulangan umum yang diadakan pada akhir
caturwulan atau akhir semester.
Dalam buku seri III B dari kurukulum 1975 tentang pedoman
penilaian dijelaskan bahwa tes formatif harus dilaksanakan oleh guru setiap
mengakhiri satu sub pokok bahasan, sedangkan tes sumatif dilasksanakan
setiap mengakhiri satu pokok bahasan (dalam program yang lebih beasar).
Dan apabila pengertian ini dihubungkan dengan yang telah dibicarakan pada
alinea sebelumnya, yaitu bahwa tes sumatif dilaksanakan sebagai ulangan
umum, maka tes yang dilaksanakan diakhir pokok bahasan ini dapat
dipandang sebagai tes subsumatif atau tes unit, sedangkan ulangan umum
itulah yang diusebut tes sumatif.
Adapun teknik ealuasi yang lainnya yang telah dikemukakan olehDaryanto
dalam bukunya yang berjudul “evaluasi pendidiakan“ada 4, yaitu :
a. Measurement model
Menurut model ini, evaluasi pada dasarnya adalah pengukuran terhadap berbagai
aspek tingkah laku dengan tujuan untuk melihat perbedaan- perbedaan individual
atau kelompok yang hasilnya diperlukan untuk seleksi, bimbingan dan
perencanaan pendidikan bagi para siswa di sekolah,
Objek evaluasi dari model ini adalah tingkah laku siswa yang mencangkup
kemampuan hasil belajar, kemampuan pembawan (intelegensi bakat), minat,
sikap dan juga kepribadian siswa.
Pendekatan yang ditempuh model ini adalah membandingkan hasil belajar antara
2 anak atau lebih kelompok yang menggunakan cara pengajaran
12
yang berbeda sebagai variable bebas, lalu diberikan tes yang sama yang hasil dari
tes tersebut untuk mengetahui cara pengajara mana yang lebif efektif untuk
digunakan.
b. Congruence model
Menurut model ini, evaluasi adalah usaha untuk memeriksa persesuaian
(congruence) antara tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan dengan
hasil belajar yang telah dicapai. Hasil yang diperoleh dari evaluasi dengan
,model ini berguna bagi kepentingan penyempurnaan system bimbingan
siswa dan untuk memberikan informasi kepada pihak-pihak luar
pendidikan mengenai hasol belajar yang telah dicapai.
Objek evaluasinya adalah perubahan tngkah laku siswa yang diperlihatkan pada
akhir kegatan pendidikan. Tingkah laku tersebut mencangkup baik pengetahuan
maupun aspek pengetahuan maupun keterampilan dan sikap.
4 langkah pokok untuk menyusun congruence model :
Merumuskan atau mempertegas tujuan pengajaran.
Menetapkan “tes situation” yang diperlukan Menyusun
alat evaluasi.
Menggunakab hasil evaluasi.
13
2. membandingkan performance setiap dimensi dengan criteria ekstern diluar
system yang bersangkutan.
empat demensi yang diperlukan dalam proses pengembangan system
pendidikan (provus)design, operation program, interim products dan terminal
products.
d. Illuminative Model
Model ini memandang fungsi eavaluasi sebagai bahan atau input untuk
kepentingan pengambilan keputusan dalam rangka penyesuaian-
penyesuaian dan penyempurnaan sistemyang sedang dikembangkan. Objek
evaluasi yang diajukan model ini mencangkup :
Latar belakang da perkembangan yang dialami oleh system yang bersangkutan.
Proses pelaksanaan system itu sendiri.
Hasil belajar yang diperlihatkan oleh para siswa.
Kesukaran-kesukaran yang dialami dari perencanaan sampai dengan
pelaksanaannya dilapangan . pendekatan yang ditempuh model ini dalam
melaksanakan evaluasi tersebut bersifat terbuka atau open- ended dan dalam
melaporkan hasil evaluasi lebih banyak digunakan cara deskritif dalam
penyajian informasinya.
2.5.1 Validitas
Sebuah tes dikatakan valid (sahih) apabila tes tersebut mengukur apa yang
hendak diukur. (Scarvia B. Anderson dkk. Ensyclopedia of Educational
Evaluation). Validitas sebuah tes bukan ditekankan pada tesnya itu sendiri,
tetapi lebih ditekankan pada hasil pengetesan atau skornya.
Validitas suatu tes dapat diketahui dari hasil pemikiran dan pengalaman. Hal
pertamas diperoleh ialah validitas logis (logical validity)
14
dan yang kedusa ialah validitas empitis (empirical validity). Inilah yang akan
dijadikan dasar pengelompokan validitas tes.
Secara garis besar, validitas ada dua macam, yaitu :
Validitas logis (logical validity)
Validitas empiris ( empirical validity)
15
2.5.2 Reabilitas
Kata reabilitas diambil dri bahasa inggris yaitu “reliable” yang artinya dapat
dipercaya atau keajegan yang sifatnya tidak berubah dari waktu kewaktu.
Atau bisa juga diartikan dengan “ketepatan”.
Cara-cara mencari besarnya reabilitas, yaitu ada tiga cara :
1. metode bentuk pararel (equivalent)
2. metode tes ulang ( tes-retest method)
3. metode belah dua (split – half method)
2.5.3 Objektivitas
Objektivitas ialah tidak adanya unsure pribadi yang mempengaruhi . Dan
apabila dikaitkan dengan reabilitasd maka objektivitas menekankan ketetapan
(covsistency) pada system scoring, sedang reabilitas menekankan ketetapan dalam
hasil tes.
2.5.4 Praktibilitas
Sebuah tes dikatakan memiliki praktibilitas yang tinggi apabila te tersebut
bersifat praktis, mudah pengadministrasiannya.
Tes yang praktis ialah tes yang :
mudah dilaksanakan
mudah pemeriksaannya
dilengkapi dengan petunjuk-petrunjuk yang jelas sehingga dapat
diberikan atau diawali oleh orang lain.
2.5.5 Ekonomis
Maksud ekonomis disini ialah bahwa pelaksanaan tes tersebut tidak
membutuhkan ongkos atau biaya mahal, tenaga banyak, dan waktu yang lama.
2.5.6 Kemampuan Membandingkan
Tes yang baik, harus dapat membedakan kemampuan anak sesuai dengan
tingkat kepandaian siswa. Suatu tes yang sangat sukar atau sangat mudah
bukanlah merupakan suatu evaluasi yang baik karena tes yang demikian tidak
memiliki kemamampuan untuk membandingkan
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Dalam melakukan Evaluasi Pembelajaran, sebaiknya diperhatikan syarat- syarat
dalam penyusunan evaluasi pembelajaran tersebut serta memilih teknik evaluasi
pembelajaran yang sesuai agar hasil yang diinginkan sesuai.
17
DAFTAR PUSTAKA