0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
39 tayangan37 halaman

Modul NP3

Kegiatan belajar ini bertujuan agar siswa dapat menjelaskan prinsip kerja pesawat penerima radio sistem AM/FM dan melakukan teknik mencari gejala kerusakan. Materi yang disampaikan mencakup dasar-dasar pesawat penerima AM/MW, prinsip kerja pesawat penerima super heterodyne, dan fungsi penguat frekuensi menengah.

Diunggah oleh

entien zuhara
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
39 tayangan37 halaman

Modul NP3

Kegiatan belajar ini bertujuan agar siswa dapat menjelaskan prinsip kerja pesawat penerima radio sistem AM/FM dan melakukan teknik mencari gejala kerusakan. Materi yang disampaikan mencakup dasar-dasar pesawat penerima AM/MW, prinsip kerja pesawat penerima super heterodyne, dan fungsi penguat frekuensi menengah.

Diunggah oleh

entien zuhara
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 37

Kegiatan Belajar 1

a. Tujuan Kegiatan Pebelajaran


Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1 ini, siswa diharapkan dapat:

Dapat menjelaskan prinsip kerja Pesawat Penerima Radio


a. Pesawat Penerima sistem AM/Band MW
b. Pesawat Penerima sistem FM
c. Menyiapkan instrumen/alat ukur keperluan perbaikan.
2. Dapat melakukan teknik mencari gejala kerusakan
a. Pada Tombol power
b. Tombol Pengatur Volume
c. Tombol Pencari Gelombang

b. Uraian Materi
1) DASAR-DASAR PESAWAT PENERIMA AM/BAND MW

Semua sistem komunikasi, baik itu dari radio,televise,maupun yang


lainnya terdiri atas dua bagian dasar:pesawat pemancar dan pesawat
penerima. Pesawat pemancar berfungsi membangkitkan dan
meradiasikan suatu informasi melalui suatu gelombang
elektromagnetik.Kecepatan gelombang elektromagnetik sama dengan
kecepatan cahaya yaitu sebesar 300.000 km/detik dan dinamakan
gelombang pembawa (carrier wave) informasi. Pesawat penerima
menangkap salah satu gelombang radio yang spesifik dari sejumlah
gelombang yang ada di udara pada saat itu dan mengolahnya menjadi
suatu informasi yang dapat dimengerti.

Jenis pesawat penerima yang pertama kali ditemukan dikenal dengan


sebutan radio kristal. Penerima jenis ini hanya mampu menerima satu
stasiun pemancar dan dayanya pun sangat lemah. Pesawat penerima
radio, mulai berkembang setelah diketemukan tabung hampa ( vacum

11
tube) yang selanjutnya dibuat pesawat penerima yang disebut radio
langsung (straight receiver). Straight Receiver ini mempunyai
keuntungan dapat ditala pada beberapa stasiun pemancar, hanya masih
mempunyai kelemahan yaitu harus mempunyai beberapa rangkaian
penguat dan penala sesuai dengan frekuensi stasiun yang ditala,
demikian pula sistem pendeteksiannya.

Suatu sistem pesawat penerima yang dikembangkan, yaitu pesawat


penerima super heterodyne, dapat dipergunakan baik dalam sistem
penerima radio maupun televisi.
Pesawat penerima super heterodyne prinsip bekerjanya sebagai berikut:

a) Informasi bersama gelombang pembawanya (RF) yang datang pada


antena, diseleksi oleh rangkaian penala sampai didapat suatu sinyal
RF tertentu yang kemudian dicampur (dikonversikan) dengan satu
sinyal RF yang berasal dari osilator yang ada pada pesawat penerima
sendiri.
b) Pencampuran kedua sinyal RF tersebut akan menghasilkan suatu
sinyal selisih dari kedua sinyal tersebut, yang biasanya disebut sinyal
frekuensi menengah (IF).
c) Pada sistem penerima radio AM besar frekuensi menengah (IF)
umumnya 455 kHz.
d) Oleh karena frekuensi osilator local bervariasi pada waktu rangkaian
penala divariasikan, maka selisih frekuensinya akan konstan sebesar
frekuensi menengah tersebut. Pencampuran ini mempunyai
keuntungan sebagai berikut:

(1) Kekerasan hasil penguatan mempunyai harga yang lebih tinggi


karena IF mempunyai frekuensi yang lebih rendah dari RF.
(2) Amplifier IF dapat dirancang untuk suatu frekuensi yang spesifik,
misalnya 455 kHz untuk setiap penerima radio AM.

12
(3) Hanya ada dua penala yaitu rangkaian penala RF dan osilator
local. Sistem super heterodyne mempunyai kelemahan, yaitu
adanya efek frekuensi bayangan. Walaupun IF sudah merupakan
frekuensi selisih
dari RF dari osilator local, namun jumlah kedua frekuensi pun
muncul pula.
Sistem penerima super heterodyne dapat digambarkan dengan blok
diagram sebagai berikut:

Antena

RF AMP IF AMP DETEK AUDIO 8


MIX TOR AMP
loudspeker

AVC
OSC
LOKAL

Gambar 1. Diagram Blok Pesawat Penerima AM

Pesawat penerima radio yang dipelajari sekarang adalah suatu penerima


dengan sistem amplitudo modulasi (AM) yang mempunyai daerah
frekuensi 520 kHz – 1630 kHz (577 – 184 meter) yang disebut daerah
gelombang menengah (medium wave band = MW).

Penalaan untuk mendapatkan frekuensi pada daerah MW dilaksanakan


oleh kerja sama antena, RF amplifier, dan osilator lokal. Hasil dari
penalaan diberikan ke IF amplifier yang pada alat praktik merupakan
bagian terpisah dari penala. Untuk lebih memahami prinsip kerja radio
super heterodyne, coba perhatikan diagram blok radio super heterodyne
pada gambar blok diagram penerima super heterodyne. Kemudian

13
setelah memahi secara blok diagram, pelajari dengan teliti fungsi setiap
bagian, seperti gambar 2 rangkaian Penala dibawah ini:

Sinyal radio masuk melalui antena dan masuk ke blok mixer+oscilator.


Oscilator berfungsi membangkitkan sinyal dengan frekuensi 455 kHz
lebih tinggi dari pada frekuensi sinyal yang masuk melalui antena.
4k7

+V
Gambar 2.
12V

D1-D2 4148
Rangkaian Penala
39k
1mH
Pencampur (mixer) pada gambar
01
+
C829
0ut rangkaian disamping menjadi satu
1uF
L2
5pF
005 dengan sinyal oscilator. Karena
+

47 L3
1k
sinyal-sinyal itu berbeda 455 kHz,
maka akan membentuk suatu
390
1uF
1uF

0
sinyal 455 kHz sebagai hasil
selisih dari dua sinyal tersebut.
Sinyal yang telah diubah

menjadi 455 kHz tersebut (sinyal IF) kemudian diperkuat oleh penguat
IF tingkat pertama (IF1) dan penguat IF tingkat kedua (IF2). Dengan
demikian, penguat IF itu hanya akan menguatkan sinyal yang berfungsi
455 kHz.
+V

100 AVC(automatic 12V


47k 39k volume contro)
5k6

C829 IN60 470


1P C829 1P 1S
1P .1
.1 1S .1 001
.1 AGC
1S

5k
220/16
+

002 15k 004


+

390 004
390
10/16

RANGK.IF(FREK.MENENGAH)

14
Gambar 3. Rangkaian Penguat IF

Gambar 3 dapat ditunjukan bagian/komponen AGC. Automatic Gain


Control (AGC) berfungsi sebagai pengatur penguatan tegangan (gain)
dari penguat IF1 sedemikian rupa, sehingga penguatan ditambah pada
sinyal-sinyal masuk yang lemah dikurangi pada sinyal-sinyal masuk yang
kuat. Dengan demikian, akan didapatkan suatu penguatan yang konstan
untuk sinyal yang berbeda-beda intensitasnya.

12V Gambar 4. Rangkaian Detektor


ke basis TR2 5K6
+V
Rangkaian detektor, digambarkan
seperti gambar 4 rangkaian disamping
TR3 IN60 470

01
dengan detektor dioda. Gulungan primer
.1
1P 1S
transformator IF (T3) menerima sinyal IF
005
5k termodulir dari penguat IF terakhir, dan
RANGK.DETEKTOR
gulungan ini merupakan beban
impedansi untuk transistor penguat.

Sinyal IF dalam setiap siklus akan mengalir melalui gulungan sekunder


yang selanjutnya sinyal ini diratakan oleh dioda, karena prinsip kerja
diode sebagai komponen perata.
Sinyal audio akan diperoleh karena pada rangkaian detector juga
dilengkapi kondenstor filter detector nilainya 0.01-0.05 mfd.
Rangkaian Audio Amplifier

Rangkaian audio amplifier pada pesawat ini terdiri atas empat buah
penguat (TR D734) sampai dengan TR B698) dan berfungsi
memperkuat sinyal informasi hasil dari rangkaian detektor. Kekerasan
suara dapat diatur dengan mengubah kedudukan VR 5k yang berfungsi
sebagai volume control. Seperti pada gambar di bawah ini ;

15
470 12v

+V
220/16

+
TP16 560

13

+
14
220/16
8
2k2 D734
220 IN4148
1 1
1uF
TP12
+
1 1

.1uF 220pf
470k

C1684 TP15
1k TP11
B698
1n

C1684
.1uf 150k
5k
33k

1uF 1k

0
RANGK.AUDIO AMPLIFIER

Gambar 5. Rangkaian Audio Amplifier

TR C1684 berfungsi sebagai penguat pertama audio amplifier dengan


konfigurasi emitter terbumi (common emitter) dan melalui R33k
mendapat umpan balik negatif dari output power amplifier. Tujuan
umpan balik ini untuk memperlebar band switch sehingga kualitas suara
menjadi lebih baik. TR C1684 merupakan penguat tegangan tingkat
kedua yang dapat disebut pula sebagai driver amplifier dengan
konfigurasi yang sama. Transistor inipun mendapat umpan balik negatif
melalui R150k (lihat gambar). Penguatan kedua transistor inipun sudah
dirancang sedemikian rupa sehingga mampu mengeluarkan output yang
dapat mengemudikan rangkaian power amplifier. Out-put rangkaian
penguat audio amplifier ini diteruskan ke loudspeaker yang merupakan
beban dari rangkaian. Sinyal informasi melalui pengatur volume maka
sinyal informasi ini dapat diatur besar kecilnya suara.

16
2) SISTEM PESAWAT PENERIMA RADIO FM

BLOK DIAGRAM
Di bawah ini diperlihatkan blok diagram penerima radio FM.

Antena

RF AMP

Mixer IF AMP Limitter Discriminator

AGC
Dhemmphasis
Lokal Network
Oscilator
AF dan Power 8
Amplifiers

loudspeker
Gambar 6. Diagram Blok Pesawat Penerima Radio FM

PENGUAT RF: Penerima AM broadcast dapat bekerja cukup baik


sekalipun tanpa RF amplifier. Hal ini sulit dilakukan untuk sistem FM
bekerja pada frekuensi yang tinggi. Seperti diketahui sistem FM ada
yang bekerja pada 1000 MHz (1GHz). Dengan adanya penguat RF ini
maka sistem FM dapat bekerja pada input sinyal yang lebih rendah dari
sistem AM atau SSB, sebab istem AM dan sistem SSB tidak atau jarang
menggunakan penguat RF karena mereka dapat menekan inherent
noise. Dengan kata lain sistem FM dapat bekerja dengan sensitivitas
yang lebih tinggi dari sistem AM dan sistem SSB. Sistem FM dapat
menerima sinyal 1 µV atau kurang jika dibandingkan dengan sistem AM
dan SSB dengan minimum sinyal input 30 uV. Tetapi bila ingin sinyal 1

17
uV diumpankan langsung ke mixer, inherent noise yang tinggi yang
dihasilkan oleh komponen aktif mixer akan merusak sinyal input yang 1
uV tadi. Oleh sebab itu sangat penting untuk menguatkan sinyal 1 µV
itu sehingga menjadi 10-20 µV sebelum diberikan ke mixer. Itu
sebabnya dibutuhkan RF amplifier pada sistem FM.
Alasan yang ditemukan diatas sangat penting untuk diperhatikan untuk
sistem FM yang bekerja diatas 1GHz. Pada frekuensi tersebut, noise
internal dari transistor naik ketika gain diturunkan. Noise ini jauh lebih
rendah bila digunakan dioda sebagai mixer pasif dibandingkan transistor
yang aktif.
Sesungguhnya, penggunaan RF amplifier menurunkan pengaruh
frekuensi bayangan dan menurunkan pengaruh efek radiasi lokal
osilator ke antena yang mengakibatkan di transmitnya interfrensi.
Gambar 7
disamping salah satu 12V
+V
contoh gambar
rangkaian RF Amplifier 1C
dengan komponen aktif

0
R3 R1 Output
FET. Input 1np
2N4393
0

FET RF AMPLIFIER: 1
1C 1C
1cv
Impedansi input yang
R2
tinggi dari FET bukanlah 1C
dasar digunakannya FET
sebagai komponen aktif
pada penguat RF sistem
FM.

Gambar 7. Penguat RF Amplifier dgn FET

18
Sebab pada frekuensi yang tinggi, impedansi input FET akan jauh
menurun akibat adanya kapasitas junctionnya. Adalah suatu kenyataan
bahwa tidak selalu impedansi input merupakan pertimbangan bagi RF
amplifier karena untuk frekuensi tinggi impedansi antena hanya
beberapa ratus ohm atau cukup rendah.

Keuntungan utama penggunaan FET karena ia memiliki distorsi input dan


output yang dinyatakan dalam hukum kuadrat sementara tabung hampa
mempunyai hubungan daya 3/2 dan BJT mempunyai faktor
eksponensial. Untuk komponen yang bekerja dengan hukum kuadrat
memiliki sinyal output dengan frekuensi yang sama dengan input dengan
distorsi komponen 2 kali lebih kecil dari frekuensi inputnya, sementara
komponen lainnya memiliki distorsi yang justru lebih besar. Juga dengan
FET dapat ditekan terjadinya intermodulasi distorsi.

PENGUAT RF DENGAN MOSFET: Sebuah dual gate (gate ganda)


common Source MOSFET RF amplifier adalah seperti diperlihatkan pada
gambar 8 dibawah:

15V
1RFC

.1C4
91k .1C4
optional AGC
1000pf 1L2
0

33k
.1C4
0

1CV1 output
2N3796
0
0

input
0

1L3 1CV2 1CV2

Gambar. 8: Penguat RF Amlpifier dengan MOSFET

19
Penggunaan MOSFET gate ganda sebagai penguat RF memberikan
keuntungan dapat diisolasinya input dari pengaruh tegangan AGC. Juga
dengan MOSFET diperoleh keunggulan berupa naiknya daerah dinamis
dibandingkan dengan JFET. Dengan kata lain, MOSFET masih bekerja
pada hukum kuadrat pada lebar band yang lebih besar dibandingkan
dengan JFET.

LIMITTER: Sebuah limitter adalah rangkaian yang mempunyai


amplitudo output yang konstant untuk semua input yang melebihi level
tertentu. Dalam sistem penerima FM ini dibutuhkan untuk menolak
ampiltudo modulasi dan variasi amplitodo yang tidak diingini, yang
merupakan noise. Kedua hal itu menyebabkan pengaruh yang tidak
diingini pada loudspeaker. Di samping itu, fungsi limitter juga mencakup
AGC untuk ketika sinyal input menaik dari nilai atau levelnya dari yang
ditetapkan, untuk memberikan input yang konstant pada diskriminator.
Secara ideal dapat dinyatakan bahwa diskriminator harus idealnya tidak
menanggapi perubahan amplitudo tetapi hanya perubahan frekuensi.
Gambar 9 di bawah ini memperlihatkan rangkaian limitter dengan
transistor. Ingat bahwa RC membatasi tegangan catu DC ke kolektor.
Secepat input menaik, terjadilah pemotongan puncak sinyal akibat
terbatasnya tegangan kolektor karena seperti diketahui, output transistor
tidak akan dapat melampaui tegangan VCC. Sedangkan rangkaian tangki
pada bagian output ditala pada frekuensi tengah dari sinyal untuk
meningkatkan selektivitas, dan merubah sinyal input yang belum sinus
akibat pemotongan menjadi sinus.

20
R1

.1C4

0
NPN .1
output
0

.1C4
1CV1 .1
input 1CV1 1CV1

0
.1 .1
0

R4
R2 .1C4 R3 .1C4

15V

Rangk.LIMITER

Gambar. 9: Rangkaian Limitter


Discriminator: berfungsi memungut kembali informasi dari frekuensi
tinggi pembawanya. Discriminator dapat juga disebut detektor pada
sistem AM. Dapat juga di definisikan sebagai rangkaian yang merubah
variasi frekuensi atau variasi fasa menjadi variasi amplitudo.

Deemphasis: adalah rangkaian yang dipasangkan setelah detektor


yang berfungsi mengembalikan frekuensi tinggi dari intelejen frekuensi
(informasi) kembali pada level amplitudo yang setara dengan frekuensi
rendahnya. Seperti diketahui, untuk menekan noise, pada pemancar
dilakukan preemphasis dimana level amplitudo frekuensi tinggi dari
intelejen frekuensi dinaikkan.

AGC: (Automatic Gain Control) Seperti telah kita pelajari bahwa pada
Pesawat penerima AM kita temui adanya AGC. Kemudian pada FM
Receiver yang menggunakan rangkaian limitter dibutuhkan juga
rangkaian AGC ini. Radio penerima FM model lama juga dilengkapi
dengan AFC (Automatic Frequency Control). Rangkaian ini berfungsi
mengontrol kestabilan frekuensi osilator lokal. Ini dibutuhkan karena
ketidak stabilan frekuensi lokal osilator menyebabkan penyimpangan
penerimaan frekuensi pembawa. Hal itu disebabkan saat itu belum

21
ditemukannya cara untuk membuat LC osilator yang bekerja pada daerah
sekitar 100 MHz dengan frekuensi yang cukup stabil dan ekonomis.
Mixer, osilator lokal dan penguat IF pada dasarnya sama dengan yang
telah didiskusikan pada AM. Hanya harus dicatat bahwa pada sistem FM,
frekuensi IF nya adalah 10,7 MHz. Daerah kerja Frekuensi FM sebesar 88
Mhz -108 Mhz.

3) ALAT UKUR/INSTRUMEN KEPERLUAN PERBAIKAN/REPARASI


Instrumen ataupun peralatan ukur yang sangat berperan dalam
pekerjaan perbaikan/raparasi dalam semua jenis pesawat elektronika
adalah AVO meter, atau sering juga disebut multimeter/multitester.

Peralatan lain yang juga tidak kalah pentingnya didalam pekerjaan


perbaikan/reparasi dari segala jenis pesawat elektronika antara lain:
obeng, tang, solder, signal generator/signal injektror, oskiloskop dan
alat Bantu lainnya. Dengan demikian ada dua jenis peralatan yang
diperlukan dalam perbaikan/reparasi pesawat elektronik:

A) Peralatan yang dibutuhkan didalam pekerjaan mekanik.


Di bawah ini akan ditunjukan peralatan yang diperlukan untuk
pekerjaan perbaikan/reparasi, disini tidak dijelaskan secara rinci
didalam penggunaan alat ukur, karena peserta diklat sudah
memperoleh kompetensi EKA-MR. UM. 005 .A.
1. Obeng
Tanpa mempunyai obeng, kita tidak akan bisa mereparasi alat-
alat elektronika atau radio dan lain sebagainya, obeng ini
mempunyai peranan yang sangat penting didalam pekerjaan
perbaikan/reparasi pesawat radio ataupun pesawat elektronik
lainnya. Fungsinya ialah untuk membuka sekerup atau
memasang sekerup (pekerjaan mekanik).

22
Agar memudahkan anda dalam pekerjaan/reparasi sebaiknya
persiapkan obeng yang berbagai jenis ukuran dan macam-
macamnya. Yaitu dengan membeli satu set obeng. Jenis obeng
ada yang berujung pipih (-)dan berujung (+) disebut kembang.
Gunanya juga disesuaikan keperluan. Jika kita akan membuka
atau memasang sekerup kembang hendaknya dipakai obeng
(+) kembang. Jika kita memasang sekerup (-) hendaknya
dipakai obeng yang berujung pipih saja. Dalam membuka
sekerup usahakan jangan sampai sekerup cacat atau rusak.
Oleh sebab itu gunakan obeng yang sesuai dan yang masih
baik keadaannya.

Gambar. 10: Macam-Macam Obeng


Pada gambar 10 adalah gambar macam-macam obeng
untuk keperluan perbaikan/reparasi dalam menangani pekerjaan
mekanik.

2. Obeng pengetrim
Untuk keperluan mengetrim diperlukan obeng yang khusus
untuk itu, biasanya pangkalnya terbuat dari plastik dan ujungnya

23
dari pelat. Gambar 11 di bawah adalah salah satu contoh obeng
yang dapat digunakan sebagai pengetrim.

Gambar 11. Obeng Trim

3. Tang

Gambar 12a dan 12b


adalah yang lajim
dipergunakan.

Gambar 12a. Tang yang bermoncong panjang.


Selain dari pada obeng, kita juga butuh bermacam-macam
jenis tang. Tang diperlukan dalampekerjaan perbaikan/reparasi
pesawat elektronika. Tang ini bentuknya moncong panjang
pada pangkalnya.
Fungsi untuk membengkokan kawat atau memegang kaki
komponen seperti Resisitor, Transistor dan komponen lainnya.

24
Tang kombinasi ini ada yang berisolasi dan ada yang tak
berisolasi. Fungsinya banyak, bisa untuk memotong
melipat/membengkokan dan lain sebagainya.

Gambar 12b. Tang kombinasi

4. Solder
Solder Merupakan peralatan yang diperlukan untuk melepas
dan memasang komponen dari PCB ( printed circuit board).
Pekerjaan ini diperlukan solder yang sesuai dengan daya panas
pemasangan maupun melepas komponen. Solder sangat
penting dan harus anda punyai. Dibawah ini salah satu model
Solder listrik yang dilengkapi kedudukan:

Gambar 13. Solder listrik dengan kedudukan

25
Daya panas Solder dapat dipilih dan disesuaikan dengan
komponen yang akan disolder. Panas yang terlalu tinggi dapat
mengakibatkan kerusakan pada komponen, dan sebaliknya
solder yang kurang panas dapat mempengaruhi hasil
penyolderan yang sempurna.

B) Peralatan yang digunakan didalam pekerjaan pengukuran.


1. Multimeter
Konfigurasi multimeter dan perangkat-perangkat yang terdapat
pada sebuah multimeter diperlihatkan pada gambar 14.

SKALA OHM

PAPAN SKALA

SKALA VOLT
(ACV-DCV)
JARUM PENUNJUK

SKALA ARUS
SEKRUP PENGATUR (DCmA)
POSISI JARUM
(PRESET)
TOMBOL
PENGATUR POSISI
JARUM
BATAS UKUR
(RANGE) OUT (+)

SAKLAR JANGKAUAN
UKUR
COMMON

Gambar 14. Sebuah Multimeter Analog

26
KABEL JEPITAN
PENYIDIK MONCONG BUAYA
(PROBES) (ALIGATOR CLIP)

Gambar 15. Penyidik (probes)

Gambar 16. Papan Skala Multimeter


a) Papan Skala: digunakan untuk membaca hasil pengukuran.
Pada papan skala terdapat skala-skala; tahanan/resistansi
(resistance) dalam satuan Ohm (Ω), tegangan (ACV dan
DCV), kuat arus (DCmA), dan skala-skala lainnya. Lihat
gambar 16.

b) Saklar Jangkauan Ukur: digunakan untuk menentukan


posisi kerja multimeter, dan batas ukur ( range). Jika
digunakan untuk mengukur nilai satuan tahanan (dalam
), saklar ditempatkan pada posisi , demikian juga jika
digunakan untuk mengukur tegangan (ACV-DCV), dan kuat
arus (mA-A). Satu hal yang perlu diingat, dalam mengukur

27
tegangan listrik, posisi saklar harus berada pada batas ukur
yang lebih tinggi dari tegangan yang akan diukur. Misal,
tegangan yang akan diukur 220 ACV, saklar harus berada
pada posisi batas ukur 250 ACV. Demikian juga jika hendak
mengukur DCV.

c) Sekrup pengatur posisi jarum (preset): digunakan untuk


menera jarum penunjuk pada angka nol (sebelah kiri papan
skala)

d) Tombol Pengatur Jarum Pada Posisi Nol ( Zero Adjustment):


digunakan untuk menera jarum penunjuk pada angka nol
sebelum multimeter digunakan untuk mengukur nilai
tahanan/resistansi. Dalam praktek, kedua ujung kabel
penyidik (probes) dipertemukan, tombol diputar untuk
memosisikan jarum pada angka nol.

e) Lubang Kabel Penyidik: tempat untuk menghubungkan


kabel penyidik dengan multimeter. Ditandai dengan tanda
(+) atau out dan (-) atau common. Pada multimeter yang
lebih lengkap terdapat juga lubang untuk mengukur h fe
transistor (penguatan arus searah/DCmA oleh transistor
berdasarkan fungsi dan jenisnya), dan lubang untuk
mengukur kapasitas kapasitor.

f) Batas Ukur (Range) Kuat Arus: biasanya terdiri dari angka-


angka; 0,25 – 25 – 500 mA. Untuk batas ukur (range) 0,25,
kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0 – 0,25 mA.
Untuk batas ukur (range) 25, kuat arus yang dapat diukur
berkisar dari 0 – 25 mA. Untuk batas ukur (range) 500,
kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0 – 500 mA.

28
g) Batas Ukur (range) Tegangan (ACV-DCV): terdiri dari
angka; 10 – 50 – 250 – 500 – 1000 ACV/DCV. Batas ukur
(range) 10, berarti tegangan maksimal yang dapat diukur
adalah 10 Volt. Batas ukur (range) 50, berarti tegangan
maksimal yang dapat diukur adalah 50 Volt, demikian
seterusnya.

h) Batas Ukur (Range) Ohm: terdiri dari angka; x1, x10 dan
kilo Ohm (k). Untuk batas ukur ( range) x1, semua hasil
pengukuran dapat langsung dibaca pada papan skala (pada
satuan ). Untuk batas ukur (range) x10, semua hasil
pengukuran dibaca pada papan skala dan dikali dengan 10
(pada satuan ). Untuk batas ukur (range) kilo Ohm (k),
semua hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada
papan skala (pada satuan k), Untuk batas ukur (range)
x10k (10k), semua hasil pengukuran dibaca pada papan
skala dan dikali dengan 10k.

2. Oskiloskop
Oskiloskop merupakan salah satu alat yang dominan dalam
melakukan prosedur reparasi, terutama untuk jenis–jenis
pesawat yang terdiri dari susunan sirkuit dalam bentuk yang
kompleks, oskiloskop merupakan suatu alat yang mampu melihat
dan menganalisa gejala – gejala listrik. Oskiloskop mempunyai
kemampuan dalam hal – hal sebagai berikut:
a) Melihat bentuk tegangan periodik maupun non perodik.
b) Mengukur tegangan dan arus.
c) Mengukur frekuensi.
d) Mengukur beda fasa.

29
e) Sebagai penggambar x – y.
Dengan oskiloskop tidak hanya besarnya tegangan ataupun arus
yang dapat kita ketahui tapi bentuk wujud dari tegangan maupun
arus itu dapat dengan jelas. Jadi secara ringkasnya, bentuk
gelombang yang keluar dari hasil pengukuran pada suatu titik
akan mudah dilihat dengan jelas. Salah satu contoh adalah
sebagaimana pada gambar berikut:

Gambar 17a. Sebuah Osciloskop

Gambar 17b. Panel Oskiloskop

30
Bila sinyal Audio generator atau RF generator ini digunakan
sebagai sinyal input didalam penelusuran terminal input untuk
menuju ke output maka pada layar oskiloskop akan terlihat
dengan jelas karakteristik respon frekuensi rangkaian yang
tengah diamati. Misalnya pada rangkaian frekuensi menengah
(IF), rangkaian Audio pada pesawat penerima radio.

3. Signal Injector
Alat ini digunakan untuk melakukan pengetesan terhadap
rangkaian–rangkaian transistor (bahkan pada komponen
transistornya) untuk mengetahui keadaan komponen tersebut.
Sebagai contoh alat signal injektor adalah ditunjukan pada
gambar 18 di bawah ini;

Gambar 18. Signal injektor

Signal injektor ini sebenarnya merupakan osilator audio yang


sangat dominan untuk melacak rangkaian – rangkaian transistor
yang rusak. Karena pada rangkaian yang rusak bila diinjeksi
dengan alat ini akan memberikan reaksi suara.
Biasanya signal injektor ini digunakan untuk mencari gangguan
pada rangkaian–rangkaian audio seperti pesawat radio transistor,
tape recorder ataupun pada pesawat televisi pada rangkaian
sesudah penguat video.

31
c. Rangkuman.
1. Pesawat Penerima Radio sistem AM adalah pesawat penerima radio
dengan penerimaan gelombang medium wave (MW).Band MW pada
sistem AM yang mempunyai daerah frekuensi 520khz-1630kHz dengan
panjang gelombang 577 meter–184 meter. Pesawat penerima radio
sistem AM atau band MW ini menerima frekuensi sebesar 455 Khz
frekuensi ini disebut Intermediate frekuensi (IF).
2. Pesawat Penerima Radio sistem FM adalah pesawat penerima radio
dengan frekuensi kerja lebih tinggi dari pesawat penerima AM. Pesawat
penerima radio sistem FM ini dengan frekuensi menengah (IF) sebesar
10,7 Mhz. Perbedaan antara Sistem AM dengan Sistem FM antara lain:

a. Pada Sistem FM frekuensi kerja lebih tinggi


b. Membutuhkan limiter dan deempasis
c. Berbeda dalam demodulasi
d. Perbedaan methoda dalam mendapatkan AGC.
3. Alat/instrumen yang dibutuhkan untuk pekerjaan perbaikan/reparasi ada
dua bagian yaitu:
1) Alat yang digunakan sebagai pekerjaan mekanik.
2) Alat yang digunakan keperluan pekerjaan pengukuran (elektrik).

d. Tugas
1. Buatlah diagram blok pesawat penerima sistem AM/band MW dengan
dilengkapi bentuk sinyal tiap-tiap bagian.
2. Buatlah diagram blok pesawat penerima sistem FM dan dilengkapi
bentuk sinyal setiap bagian.
3. Sebutkan alat yang digunakan sebagai pekerjaan mekanik, dan alat
ukur /instrumen yang sangat pokok didalam pekerjaan
perbaikan/reparasi.

32
e. Test formatif
Berilah tanda silang pada butir; a, b, c, dan d, untuk pernyataan yang Anda
anggap benar.
1. Pesawat Radio sistem AM adalah:
a. Pesawat penerima Radio dengan frekuensi IF 445Khz.
b. Pesawat penerima Radio dengan frekuensi IF 455Khz.
c. Pesawat penerima Radio dengan frekuensi IF 465Khz.
d. Pesawat penerima Radio dengan frekuensi IF 10,7Khz.

2. Selisih kedua Frekuensi yang diperoleh dari Mixer dan Oscilator


merupakan frekuensi menengah disebut:
a. frekuensi Intermediate frekuensi
b. frekuensi hasil pengurangan
c. frekuensi penala
d. frekuensi modulasi.

3. Panjang gelombang untuk frekuensi Pesawat Radio sistem AM adalah:


a. 577 meter - 184 meter dengan frekuensi 520 Khz - 1630 Khz
b. 488 meter - 194 meter dengan frekuensi 530 kHz - 1640 kHz
c. 588 meter - 198 meter dengan frekuensi 510 Khz - 1620 Khz
d. 577 meter - 184 meter dengan frekuensi 530 Khz - 1640 Khz.

4. Jika Pesawat penerima radio menerima frekuensi dari pemancar sebesar


1000kHz, Frekuensi oscillator lokal lebih tinggi dari frekuensi RF, bila
frekuensi IF 455kHz maka frekuensi oscilator lokal:
a. 1455 Khz
b. 1460 Khz
c. 1475 Khz

33
d. 1555 Khz

5. Pada Soal No 4 Berlaku rumus untuk oscillator local adalah;


a. Fo = IF - RF
b. Fo = IF + RF
c. Ro = Fo + RF
d. Ro = IF – Fo

6. Suatu rangkaian yang dapat mengatur secara otomatis akibat turun


naiknya sinyal input yang diperoleh dari antena disebut.
a. Amplifier c. Filter
b. Dektektor d. AGC ( Automatic Gain Control )

7. Oscilator adalah suatu rangkaian yang dapat membangkitkan sinyal:


a. Sinyal AC dengan sumber tegangan DC
b. Sinyall AC dengan sumber tegangan AC
c. Sinyal DC dengan sumber tegangan DC
d. Sinyal DC dengan sumber tegangan AC

8. Rangkaian Penala dari sebuah pesawat radio AM/band MW terdiri dari tiga
bagian yaitu:
a. Oscilator, Mixer dan Tuner
b. Oscilator, IF dan MIxer
c. Oscilator, Mixer dan RF
d. RF, mixer dan IF

9. Dioda detektor berfungsi sebagai pemisah antara sinyal pembawa dengan


sinyal:
a. Sinyal informasi
b. Sinyal Oscilator
c. Sinyal Intermediate frekuensi
d. Sinyal RF

34
10. Sinyal yang masuk ke penguat Audio adalah:
a. Sinyal suara yang diteruskan ke Loadspeaker
b. Sinyal suara yang diperoleh dari penguat IF
c. Sinyal suara yang diperkuat dari Mixer
d. Sinyal sinus mengandung audio

11. Yang membedakan sistem AM terhadap sistem FM adalah:


a. Frekuensi kerja lebih tinggi
b. Membutuhkan limitter dan deempasis
c. Berbeda dalam demodulasi
d. a,b dan c benar

12. Daerah kerja frekuensi sistem FM sebesar:


a. 77 Mhz s/d 107 Mhz
b. 87 Mhz s/d 107 Mhz
c. 88 Mhz s/d 108 Mhz
d. 89 Mhz s/d 108 Mhz

13. Untuk frekuensi menengah sistem radio FM adalah;


a. 88 Mhz
b. 10,7 Mhz
c. 88,7 Mhz
d. 108 Mhz

14. Penguat RF amplifier diperlukan pada sistem FM dalam hal ini diperlukan
untuk;
a. Menguatkan sinyal dengan frekuensi yang tinggi
b. Sebagai pelengkap sistem FM
c. Mencegah terjadinya distorsi
d. Agar tidak terjadi cacat sinyal RF

15. Limitter pada sistem FM digunakan untuk:

35
a. Menghasilkan ouput yang konstan
b. Memotong sinyal yang tinggi
c. Menghitung sinyal yang datang dari Penguat IF
d. Mengurangi terjadinya distorsi

16. Obeng termasuk alat yang digunakan untuk pekerjaan perbaikan pesawat
elektronika/penerima Radio sebagai;
a. Pekerjaan mekanik
b. Membengkokan komponen
c. Memotong kaki komponen
d. Pemegang komponen sedang disolder

17. Tang kombinasi dalam pekerjaan perbaikan pesawat elektronika, dapat


digunakan sebagai:
a. Pemotong kaki komponen
b. Penjepit bok pesawat
c. Membuka baut
d. Membengkokan mata solder

18. Multitester/Multimeter dapat dipergunakan menentukan kerusakan


komponen dalam;
a. Rangkaian dengan sumber tegangan
b. Rangkaian tanpa tegangan
c. Jalur PCB (printed circuit board)
d. a, b dan c benar

19. Oskiloskop suatu alat yang dapat digunakan melakukan pengukuran;


A. Tegangan dan sinyal
B. Frekuensi dan tegangan
C. Arus yang besar
D. a, b benar

36
20. Signal injektor digunakan untuk melacak bagian yang rusak dengan
ouput signal adalah:
a. Sinyal audio
b. Sinyal Sinus AC
c. Sinyal Sinus DC
d. Sinyal Sinus RF

f. Kunci Jawaban
1. b 2. a 3. a 4. a 5. b
6. d 7. a 8. c 9. a 10. a
11. d 12. c 13. b 14. a 15. a
16. a 17. a 18. d 10. c 20. a

g. Lembar kerja
Persiapan Pekerjaan Perbaikan/Reparasi
A. Pengantar
Lembar kerja ini berisi langkah-langkah praktek bagaimana memahami
dasar-dasar pesawat radio sistem AM maupun sistem FM serta peralatan
yang akan digunakan untuk pekerjaan perbaikan/reparasi. Jika Anda
dapat melakukan langkah-langkah kerja dengan benar, itu berarti Anda
sudah memiliki kemampuan dari hasil pembelajaran persiapan awal
untuk kompetensi memperbaiki pesawat penerima radio tape recorder.

Satu hal yang perlu diingat, utamakan keselamatan diri Anda dan
keselamatan alat. Baca kembali persiapan awal yang ada pada modul
ini. Konsultasikan selalu dengan guru apa-apa yang belum Anda fahami
dengan benar.

B. Alat dan bahan


1. Macam-macam alat ukur dan alat tools.
2. Buku – buku penunjang untuk pembahasan pesawat radio

37
C. Langkah kerja

1. Buatlah kelompok belajar (empat orang atau lebih dalam satu


kelompok, Kemudian buat diskusi untuk memahami cara kerja radio
Tape Reocrder).
2. Catatlah Alat-alat yang diperlukan untuk keperluan pekerjaan
perbaikan/reparasi.
3. Buat ringkasan pemahaman tentang prinsip-prinsip dari pesawat
penerima radio AM/FM.
4. Buat penjelasan singkat dari tatacara menggunakan peralatan baik
untuk pekerjaan mekanik maupun pekerjaan elektrik.
5. Selamat bekerja, semoga berhasil.

D. Kesimpulan
Tulislah kesimpulan dari apa yang telah Anda lakukan berdasar lembar
kerja.

E. Saran

Jika dianggap perlu, tulislah saran-saran yang berkaitan dengan


pekerjaan yang telah Anda lakukan berdasarkan petunjuk dari lembar
kerja.

38
Kegiatan Belajar 2 : Mengamati Gejala Kerusakan

Pada kegiatan belajar 2 ini materi pembelajaran tentang mengamati gejala


kerusakan pada pesawat radio tape recorder. Pesawat radio diopersikan untuk
diamati gejala kerusakan yang timbul dengan melakukan pengamatan pada
bagian-bagian tombol power, tombol pengatur volume, tombol pengatur
pencari gelombang AM/FM.

a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran


Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 2, peserta diklat diharapkan:
1. Memahami kerusakan yang ditimbulkan pada tombol power.
2. Memahami kerusakan yang ditimbulkan pada tombol pengatur volume.
3. Memahami kerusakan yang ditimbulkan pada tombol pengatur pencari
gelombang AM/FM.

b. Uraian materi

Seperti pada kegiatan belajar 1 telah dijelaskan bahwa pesawat Radio


sistem AM maupun sistem FM yang dijelaskan satu persatu. Pada
pembelajaran berikuti peserta diklat diharapkan dapat memahami gejala
kerusakan yang ditimbulkan oleh tombol power, tombol pengatur volume,
dan tombol pengatur pencarian gelombang. Tentu saja dalam
perkembangan elektronika pesawat radio sistem AM maupun sistem FM
diperoleh dalam satu kemasan yang kita temukan yaitu “Pesawat Radio
Tape Recorder”. Untuk memahami dan mengatahui kerusakan, maka ada
bebrapa langkah yang harus dilakukan oleh peserta diklat;

39
Mengamati kerusakan pada tombol power

Gambar 19. Tombol Power

1. Ambillah Pesawat Radio Tape Recorder!


2. Hubungkan penghubung kabel AC pada sumber PLN!
3. Hidupkan pesawat penerima radio Tape Recorder dengan menekan
tombol power on/off maka pesawat radio.
4. Mati bagian panel radio atau lampu indikator jika lampu menyala
maka tombol power berpungsi dengan baik, jika lampu indikator
tidak menyala maka tombol power tidak berpungsi sebagaimana
mestinya.
5. Buat catatan dari hasil pengamatan ini, kemudian diskusikan
sehingga memperoleh pemahaman tentang tombol power pada
pesawat radio tape recorder.

Catatan:
Pemahaman tentang tombol power akan didapat kepada peserta diklat,
bahwa tombol power merupakan bagian utama untuk pesawat radio
mendapatkan sumber tegangan. Karena pada tombol power ini adalah
salah satu komponen yang bekerja sebagi penghubung dan pemutus arus
yang masuk ke bagian catu daya DC. Dengan sumber tegangan DC ini

40
maka peswat radio dapat bekerja dengan baik dan dapat menerima siaran
yang dipancarkan oleh pemancar radio.

Mengamati kerusakan pada pengatur volume

Gambar 20. Menunjukan Tombol Volume

1. Ambillah Pesawat penerima Radio Tape Recorder!


2. Hubungkan penghubung kabel AC pada sumber PLN!
3. Hidupkan pesawat radio Tape recorder dengan menekan tombol
power
4. Amati bagian panel radio atau lampu indikator jika lampu
menyala maka tombol power berpungsi dengan baik.
5. Opersikan Tombol Pengatur volume dan pesawat radio akan
menerima siaran radio yang dipancarkan dari pemancar radio.
6. Buat catatan dari hasil pengamatan ini, kemudian diskusikan
sehingga memperoleh pemahaman tentang tombol pengatur
volume.

41
Catatan:
Pemahaman tentang tombol pengatur volume akan didapat kepada peserta
diklat, bahwa tombol pengatur volume merupakan komponen yang dapat
mengatur besar kecilnya sinyal yang akan diproses menjadi suara. Karena pada
tombol pengatur volume ini adalah salah satu komponen yang bekerja sebagai
pengatur sinyal yang akan diteruskan kebagian penguat audio seperti yang
dijelaskan pada pembelajaran 1. Dengan tombol pengatur volume maka
pesawat penerima radio dapat menghasilkan besar kecilnya suara yang kita
inginkan.
Mengamati kerusakan pada Pengatur pencari gelombag

Gambar 21. Tombol pencari gelombang

1. Ambillah Pesawat penerima Radio Tape Recorder!


2. Hubungkan penghubung kabel AC pada sumber PLN!
3. Hidupkan pesawat radio Tape recorder dengan menekan tombol power
4. Amati bagian panel radio atau lampu indikator jika lampu menyala maka
tombol power berpungsi dengan baik.
5. Operasikan Tombol Pengatur volume pesawat radio akan menerima
siaran radio yang dipancarkan dari pemancar radio.
6. Lakukan pengaturan tombol gelombang maka pesawat radio akan
menyeleksi siaran yang akan diterima dengan indikator pada jarum
penunjuk pencarian gelombang.

42
7. Jika pada tombol ini tidak bekerja maka kemungkinan kerusakan
pada pengaturan tali gelombang.
8. Buat catatan dari hasil pengamatan ini, kemudian diskusikan
sehingga memperoleh pemahaman tentang tombol pengatur
pencari gelombang.

Catatan:
Pemahaman tentang tombol pengatur pencari gelombang akan didapat kepada
peserta diklat, bahwa tombol pengatur pencari gelombang merupakan bagian
yang dapat merubah nilai komponen penala umumnya komponen ini adalah
condenstor variabel. Karena pada tombol pengatur pencari gelombang ini
adalah bagian yang bekerja dapat merubah frekuensi

c. Rangkuman
Untuk mengamati gejala kerusakan yang diakibatkan oleh tombol power,
tombol pengatur volume dan pengatur pencarian gelombang diperlukan
pesawat Radio Tape Recorder yang dapat bekerja dengan baik.
Kegiatan pembelajaran kedua ini peserta diklat harus dapat mengembangkan
pengamatannya yang didapat, agar lebih meningkatkan kompetensi yang
diperoleh dari hasil belajarnya.

1. Pesawat penerima radio tape recorder tidak dapat menerima siaran akibat
tombol power yang rusak atau tidak bekerja sebagaimana mestinya.
2. Pesawat radio tape recorder tidak menghasilkan suara akibat kerusakan
tombol pengatur volume tidak berfungsi sebagai pengatur sinyal yang
masuk.
3. Pesawat radio tape recorder tidak dapat menyeleksi/memilih siaran dari
pemancar akibat kerusakan pada bagian pengatur tombol pencari
gelombang.

43
d. Tugas
1. Datangi bengkel-bengkel reparasi disekitar kota anda, mintakan infomasi
kepada teknisi jenis-jenis kerusakan pada radio tape recorder.
2. Buatlah tabel jenis-jenis kerusakan serta hubungannya terhadap
rangkaian/bagian terhadap jenis kerusakan tersebut.

e. Test formatif
Berilah tanda silang pada butir; a, b, c, dan d, untuk pernyataan yang Anda
anggap benar!

1. Pesawat Radio Tape Recorder dapat menerima siaran, jika;


a. Tombol power baik
b. Tombol power sebagai penghubung
c. Tombol power sebagai pemutus arus
d. Tombol power berfungsi on/off

2. Kerusakan Pada pesawat Radio tape recorder yang disebabkan tombol


power adalah:
a. Pesawat radio bunyi
b. Pesawat radio tidak baik
c. Pesawat radio tidak menerima siaran
d. Pesawat radio tidak nyala lampu indikatornya.
3. Mengapa radio tape recorder tidak bekerja, jika disebabkan kerusakan
tombol power ?
a. Karena Tombol power untuk menghubungkan sumber arus
b. Karena tombol power sebagai saklar
c. Karena tombol power pemutus arus
d. Tombol power berfungsi on/off suber arus
4. Kemungkinan lain yang mengakibatkan tidak bekerjanya tape recorder
adalah:
a. Sumber tegangan dc rusak
b. Trafo rusak
c. Diada penyearah terbakar

44
d. a,b dan c benar

5. Pesawat RadioTape Recorder tidak bunyi disebabkan oleh:


a. Tombol volume rusak
b. Tombol volume maksimum
c. Potensio Volume minimum
d. a,c benar

6. Pesawat Radio Tape Recorder dapat menerima siaran dan bunyi jika;
a. Tombol volume dapat dioperasikan
b. Tombol volume tidak rusak
c. Tombol volume maksimum
d. Tombol volume dapat meneruskan sinyal ke penguat audio

7. Kerusakan Pada pengatur volume pesawat Radio tape recorder berakibat;


a. Pesawat radio tidak bunyi
b. Pesawat radio tidak dapat menerima siaran dari pemancar
c. Pesawat radio suaranya kecil
d. Pesawat radio tidak nyala lampu indikatornya.

8. Mengapa radio tape recorder tidak bekerja, jika disebabkan kerusakan


tombol volume?
a. Karena pengatuir volume untuk meneruskan sinyal ke penguat audio
b. Karena tombol volume sebuah potensio
c. Karena tombol volume sebagai saklar
d. Tombol volume berfungsi penerus suber arus

9. Kemungkinan lain yang mengakibatkan suara kurang jelas:


a. Potensio volume sudah haus arangnya.
b. Penguat audio rusak
c. Speaker rusak
d. a,b dan c benar

10. Pesawat RadioTape Recorder hanya dapat menerima satu gelombang


AM/FM kerusakan pada:

45
a. Tombol pencari gelombang
b. Tombol Volume
c. Tombol Power
d. Detektor

f. Kunci Jawabab (Terlampir pada BAB. III)


1. A 2. c 3. d 4. d 5. d
6. d 7. c 8. a 9. d 10. a

g. Lembar kerja

Mengamati Gejala Kerusakan


A. Pengantar
Lembar kerja ini berisi langkah-langkah praktek bagaimana mengetahui
gejala kerusakan dengan mengoperasikan tombol kontrol pada pesawat
radio Tape Recorder. Jika Anda dapat melakukan langkah-langkah kerja
dengan benar, serta mengamati dengan teliti maka Anda akan memiliki
kemampuan untuk menyimpulkan jenis-jenis kerusakan dengan bantuan
mengopersikan tombol kontrol dari tape recorder.

Satu hal yang perlu diingat, utamakan keselamatan diri Anda dan
keselamatan alat. Baca kembali persiapan awal yang ada pada modul ini.
Konsultasikan selalu dengan guru apa-apa yang belum Anda fahami
dengan benar.

B. Alat dan bahan


1. Pesawat Radio Tape Recorder (mini compo)
2. Buku manual petunjuk penggunaan pesawat elektronika.

C. Langkah kerja

1. Buatlah kelompok belajar (empat orang atau lebih dalam satu


kelompok, Kemudian buat diskusi untuk memahami tombol kontrol
volume, tombol power, dan tombol pengatur pencari gelombang).
2. Buatlah tabel, Catatlah gejala kerusakan yang terdapat dari setiap
tombol kontrol.

46
3. Buat ringkasan pemahaman setiap jenis kerusakan pada pesawat radio
tape recorder.
4. Buat penjelasan singkat terhadap hubungan tombol kontrol terhadap
rangkaian yng menjadi bagiannya.
5. Selamat bekerja, semoga berhasil.

D. Kesimpulan
Tulislah kesimpulan dari apa yang telah Anda lakukan berdasar lembar
kerja.

E. Saran
Jika dianggap perlu, tulislah saran-saran yang berkaitan dengan
pekerjaan yang telah Anda lakukan berdasarkan petunjuk dari lembar
kerja.

47

Anda mungkin juga menyukai