Modul NP3
Modul NP3
b. Uraian Materi
1) DASAR-DASAR PESAWAT PENERIMA AM/BAND MW
11
tube) yang selanjutnya dibuat pesawat penerima yang disebut radio
langsung (straight receiver). Straight Receiver ini mempunyai
keuntungan dapat ditala pada beberapa stasiun pemancar, hanya masih
mempunyai kelemahan yaitu harus mempunyai beberapa rangkaian
penguat dan penala sesuai dengan frekuensi stasiun yang ditala,
demikian pula sistem pendeteksiannya.
12
(3) Hanya ada dua penala yaitu rangkaian penala RF dan osilator
local. Sistem super heterodyne mempunyai kelemahan, yaitu
adanya efek frekuensi bayangan. Walaupun IF sudah merupakan
frekuensi selisih
dari RF dari osilator local, namun jumlah kedua frekuensi pun
muncul pula.
Sistem penerima super heterodyne dapat digambarkan dengan blok
diagram sebagai berikut:
Antena
AVC
OSC
LOKAL
13
setelah memahi secara blok diagram, pelajari dengan teliti fungsi setiap
bagian, seperti gambar 2 rangkaian Penala dibawah ini:
+V
Gambar 2.
12V
D1-D2 4148
Rangkaian Penala
39k
1mH
Pencampur (mixer) pada gambar
01
+
C829
0ut rangkaian disamping menjadi satu
1uF
L2
5pF
005 dengan sinyal oscilator. Karena
+
47 L3
1k
sinyal-sinyal itu berbeda 455 kHz,
maka akan membentuk suatu
390
1uF
1uF
0
sinyal 455 kHz sebagai hasil
selisih dari dua sinyal tersebut.
Sinyal yang telah diubah
menjadi 455 kHz tersebut (sinyal IF) kemudian diperkuat oleh penguat
IF tingkat pertama (IF1) dan penguat IF tingkat kedua (IF2). Dengan
demikian, penguat IF itu hanya akan menguatkan sinyal yang berfungsi
455 kHz.
+V
5k
220/16
+
390 004
390
10/16
RANGK.IF(FREK.MENENGAH)
14
Gambar 3. Rangkaian Penguat IF
01
dengan detektor dioda. Gulungan primer
.1
1P 1S
transformator IF (T3) menerima sinyal IF
005
5k termodulir dari penguat IF terakhir, dan
RANGK.DETEKTOR
gulungan ini merupakan beban
impedansi untuk transistor penguat.
Rangkaian audio amplifier pada pesawat ini terdiri atas empat buah
penguat (TR D734) sampai dengan TR B698) dan berfungsi
memperkuat sinyal informasi hasil dari rangkaian detektor. Kekerasan
suara dapat diatur dengan mengubah kedudukan VR 5k yang berfungsi
sebagai volume control. Seperti pada gambar di bawah ini ;
15
470 12v
+V
220/16
+
TP16 560
13
+
14
220/16
8
2k2 D734
220 IN4148
1 1
1uF
TP12
+
1 1
.1uF 220pf
470k
C1684 TP15
1k TP11
B698
1n
C1684
.1uf 150k
5k
33k
1uF 1k
0
RANGK.AUDIO AMPLIFIER
16
2) SISTEM PESAWAT PENERIMA RADIO FM
BLOK DIAGRAM
Di bawah ini diperlihatkan blok diagram penerima radio FM.
Antena
RF AMP
AGC
Dhemmphasis
Lokal Network
Oscilator
AF dan Power 8
Amplifiers
loudspeker
Gambar 6. Diagram Blok Pesawat Penerima Radio FM
17
uV diumpankan langsung ke mixer, inherent noise yang tinggi yang
dihasilkan oleh komponen aktif mixer akan merusak sinyal input yang 1
uV tadi. Oleh sebab itu sangat penting untuk menguatkan sinyal 1 µV
itu sehingga menjadi 10-20 µV sebelum diberikan ke mixer. Itu
sebabnya dibutuhkan RF amplifier pada sistem FM.
Alasan yang ditemukan diatas sangat penting untuk diperhatikan untuk
sistem FM yang bekerja diatas 1GHz. Pada frekuensi tersebut, noise
internal dari transistor naik ketika gain diturunkan. Noise ini jauh lebih
rendah bila digunakan dioda sebagai mixer pasif dibandingkan transistor
yang aktif.
Sesungguhnya, penggunaan RF amplifier menurunkan pengaruh
frekuensi bayangan dan menurunkan pengaruh efek radiasi lokal
osilator ke antena yang mengakibatkan di transmitnya interfrensi.
Gambar 7
disamping salah satu 12V
+V
contoh gambar
rangkaian RF Amplifier 1C
dengan komponen aktif
0
R3 R1 Output
FET. Input 1np
2N4393
0
FET RF AMPLIFIER: 1
1C 1C
1cv
Impedansi input yang
R2
tinggi dari FET bukanlah 1C
dasar digunakannya FET
sebagai komponen aktif
pada penguat RF sistem
FM.
18
Sebab pada frekuensi yang tinggi, impedansi input FET akan jauh
menurun akibat adanya kapasitas junctionnya. Adalah suatu kenyataan
bahwa tidak selalu impedansi input merupakan pertimbangan bagi RF
amplifier karena untuk frekuensi tinggi impedansi antena hanya
beberapa ratus ohm atau cukup rendah.
15V
1RFC
.1C4
91k .1C4
optional AGC
1000pf 1L2
0
33k
.1C4
0
1CV1 output
2N3796
0
0
input
0
19
Penggunaan MOSFET gate ganda sebagai penguat RF memberikan
keuntungan dapat diisolasinya input dari pengaruh tegangan AGC. Juga
dengan MOSFET diperoleh keunggulan berupa naiknya daerah dinamis
dibandingkan dengan JFET. Dengan kata lain, MOSFET masih bekerja
pada hukum kuadrat pada lebar band yang lebih besar dibandingkan
dengan JFET.
20
R1
.1C4
0
NPN .1
output
0
.1C4
1CV1 .1
input 1CV1 1CV1
0
.1 .1
0
R4
R2 .1C4 R3 .1C4
15V
Rangk.LIMITER
AGC: (Automatic Gain Control) Seperti telah kita pelajari bahwa pada
Pesawat penerima AM kita temui adanya AGC. Kemudian pada FM
Receiver yang menggunakan rangkaian limitter dibutuhkan juga
rangkaian AGC ini. Radio penerima FM model lama juga dilengkapi
dengan AFC (Automatic Frequency Control). Rangkaian ini berfungsi
mengontrol kestabilan frekuensi osilator lokal. Ini dibutuhkan karena
ketidak stabilan frekuensi lokal osilator menyebabkan penyimpangan
penerimaan frekuensi pembawa. Hal itu disebabkan saat itu belum
21
ditemukannya cara untuk membuat LC osilator yang bekerja pada daerah
sekitar 100 MHz dengan frekuensi yang cukup stabil dan ekonomis.
Mixer, osilator lokal dan penguat IF pada dasarnya sama dengan yang
telah didiskusikan pada AM. Hanya harus dicatat bahwa pada sistem FM,
frekuensi IF nya adalah 10,7 MHz. Daerah kerja Frekuensi FM sebesar 88
Mhz -108 Mhz.
22
Agar memudahkan anda dalam pekerjaan/reparasi sebaiknya
persiapkan obeng yang berbagai jenis ukuran dan macam-
macamnya. Yaitu dengan membeli satu set obeng. Jenis obeng
ada yang berujung pipih (-)dan berujung (+) disebut kembang.
Gunanya juga disesuaikan keperluan. Jika kita akan membuka
atau memasang sekerup kembang hendaknya dipakai obeng
(+) kembang. Jika kita memasang sekerup (-) hendaknya
dipakai obeng yang berujung pipih saja. Dalam membuka
sekerup usahakan jangan sampai sekerup cacat atau rusak.
Oleh sebab itu gunakan obeng yang sesuai dan yang masih
baik keadaannya.
2. Obeng pengetrim
Untuk keperluan mengetrim diperlukan obeng yang khusus
untuk itu, biasanya pangkalnya terbuat dari plastik dan ujungnya
23
dari pelat. Gambar 11 di bawah adalah salah satu contoh obeng
yang dapat digunakan sebagai pengetrim.
3. Tang
24
Tang kombinasi ini ada yang berisolasi dan ada yang tak
berisolasi. Fungsinya banyak, bisa untuk memotong
melipat/membengkokan dan lain sebagainya.
4. Solder
Solder Merupakan peralatan yang diperlukan untuk melepas
dan memasang komponen dari PCB ( printed circuit board).
Pekerjaan ini diperlukan solder yang sesuai dengan daya panas
pemasangan maupun melepas komponen. Solder sangat
penting dan harus anda punyai. Dibawah ini salah satu model
Solder listrik yang dilengkapi kedudukan:
25
Daya panas Solder dapat dipilih dan disesuaikan dengan
komponen yang akan disolder. Panas yang terlalu tinggi dapat
mengakibatkan kerusakan pada komponen, dan sebaliknya
solder yang kurang panas dapat mempengaruhi hasil
penyolderan yang sempurna.
SKALA OHM
PAPAN SKALA
SKALA VOLT
(ACV-DCV)
JARUM PENUNJUK
SKALA ARUS
SEKRUP PENGATUR (DCmA)
POSISI JARUM
(PRESET)
TOMBOL
PENGATUR POSISI
JARUM
BATAS UKUR
(RANGE) OUT (+)
SAKLAR JANGKAUAN
UKUR
COMMON
26
KABEL JEPITAN
PENYIDIK MONCONG BUAYA
(PROBES) (ALIGATOR CLIP)
27
tegangan listrik, posisi saklar harus berada pada batas ukur
yang lebih tinggi dari tegangan yang akan diukur. Misal,
tegangan yang akan diukur 220 ACV, saklar harus berada
pada posisi batas ukur 250 ACV. Demikian juga jika hendak
mengukur DCV.
28
g) Batas Ukur (range) Tegangan (ACV-DCV): terdiri dari
angka; 10 – 50 – 250 – 500 – 1000 ACV/DCV. Batas ukur
(range) 10, berarti tegangan maksimal yang dapat diukur
adalah 10 Volt. Batas ukur (range) 50, berarti tegangan
maksimal yang dapat diukur adalah 50 Volt, demikian
seterusnya.
h) Batas Ukur (Range) Ohm: terdiri dari angka; x1, x10 dan
kilo Ohm (k). Untuk batas ukur ( range) x1, semua hasil
pengukuran dapat langsung dibaca pada papan skala (pada
satuan ). Untuk batas ukur (range) x10, semua hasil
pengukuran dibaca pada papan skala dan dikali dengan 10
(pada satuan ). Untuk batas ukur (range) kilo Ohm (k),
semua hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada
papan skala (pada satuan k), Untuk batas ukur (range)
x10k (10k), semua hasil pengukuran dibaca pada papan
skala dan dikali dengan 10k.
2. Oskiloskop
Oskiloskop merupakan salah satu alat yang dominan dalam
melakukan prosedur reparasi, terutama untuk jenis–jenis
pesawat yang terdiri dari susunan sirkuit dalam bentuk yang
kompleks, oskiloskop merupakan suatu alat yang mampu melihat
dan menganalisa gejala – gejala listrik. Oskiloskop mempunyai
kemampuan dalam hal – hal sebagai berikut:
a) Melihat bentuk tegangan periodik maupun non perodik.
b) Mengukur tegangan dan arus.
c) Mengukur frekuensi.
d) Mengukur beda fasa.
29
e) Sebagai penggambar x – y.
Dengan oskiloskop tidak hanya besarnya tegangan ataupun arus
yang dapat kita ketahui tapi bentuk wujud dari tegangan maupun
arus itu dapat dengan jelas. Jadi secara ringkasnya, bentuk
gelombang yang keluar dari hasil pengukuran pada suatu titik
akan mudah dilihat dengan jelas. Salah satu contoh adalah
sebagaimana pada gambar berikut:
30
Bila sinyal Audio generator atau RF generator ini digunakan
sebagai sinyal input didalam penelusuran terminal input untuk
menuju ke output maka pada layar oskiloskop akan terlihat
dengan jelas karakteristik respon frekuensi rangkaian yang
tengah diamati. Misalnya pada rangkaian frekuensi menengah
(IF), rangkaian Audio pada pesawat penerima radio.
3. Signal Injector
Alat ini digunakan untuk melakukan pengetesan terhadap
rangkaian–rangkaian transistor (bahkan pada komponen
transistornya) untuk mengetahui keadaan komponen tersebut.
Sebagai contoh alat signal injektor adalah ditunjukan pada
gambar 18 di bawah ini;
31
c. Rangkuman.
1. Pesawat Penerima Radio sistem AM adalah pesawat penerima radio
dengan penerimaan gelombang medium wave (MW).Band MW pada
sistem AM yang mempunyai daerah frekuensi 520khz-1630kHz dengan
panjang gelombang 577 meter–184 meter. Pesawat penerima radio
sistem AM atau band MW ini menerima frekuensi sebesar 455 Khz
frekuensi ini disebut Intermediate frekuensi (IF).
2. Pesawat Penerima Radio sistem FM adalah pesawat penerima radio
dengan frekuensi kerja lebih tinggi dari pesawat penerima AM. Pesawat
penerima radio sistem FM ini dengan frekuensi menengah (IF) sebesar
10,7 Mhz. Perbedaan antara Sistem AM dengan Sistem FM antara lain:
d. Tugas
1. Buatlah diagram blok pesawat penerima sistem AM/band MW dengan
dilengkapi bentuk sinyal tiap-tiap bagian.
2. Buatlah diagram blok pesawat penerima sistem FM dan dilengkapi
bentuk sinyal setiap bagian.
3. Sebutkan alat yang digunakan sebagai pekerjaan mekanik, dan alat
ukur /instrumen yang sangat pokok didalam pekerjaan
perbaikan/reparasi.
32
e. Test formatif
Berilah tanda silang pada butir; a, b, c, dan d, untuk pernyataan yang Anda
anggap benar.
1. Pesawat Radio sistem AM adalah:
a. Pesawat penerima Radio dengan frekuensi IF 445Khz.
b. Pesawat penerima Radio dengan frekuensi IF 455Khz.
c. Pesawat penerima Radio dengan frekuensi IF 465Khz.
d. Pesawat penerima Radio dengan frekuensi IF 10,7Khz.
33
d. 1555 Khz
8. Rangkaian Penala dari sebuah pesawat radio AM/band MW terdiri dari tiga
bagian yaitu:
a. Oscilator, Mixer dan Tuner
b. Oscilator, IF dan MIxer
c. Oscilator, Mixer dan RF
d. RF, mixer dan IF
34
10. Sinyal yang masuk ke penguat Audio adalah:
a. Sinyal suara yang diteruskan ke Loadspeaker
b. Sinyal suara yang diperoleh dari penguat IF
c. Sinyal suara yang diperkuat dari Mixer
d. Sinyal sinus mengandung audio
14. Penguat RF amplifier diperlukan pada sistem FM dalam hal ini diperlukan
untuk;
a. Menguatkan sinyal dengan frekuensi yang tinggi
b. Sebagai pelengkap sistem FM
c. Mencegah terjadinya distorsi
d. Agar tidak terjadi cacat sinyal RF
35
a. Menghasilkan ouput yang konstan
b. Memotong sinyal yang tinggi
c. Menghitung sinyal yang datang dari Penguat IF
d. Mengurangi terjadinya distorsi
16. Obeng termasuk alat yang digunakan untuk pekerjaan perbaikan pesawat
elektronika/penerima Radio sebagai;
a. Pekerjaan mekanik
b. Membengkokan komponen
c. Memotong kaki komponen
d. Pemegang komponen sedang disolder
36
20. Signal injektor digunakan untuk melacak bagian yang rusak dengan
ouput signal adalah:
a. Sinyal audio
b. Sinyal Sinus AC
c. Sinyal Sinus DC
d. Sinyal Sinus RF
f. Kunci Jawaban
1. b 2. a 3. a 4. a 5. b
6. d 7. a 8. c 9. a 10. a
11. d 12. c 13. b 14. a 15. a
16. a 17. a 18. d 10. c 20. a
g. Lembar kerja
Persiapan Pekerjaan Perbaikan/Reparasi
A. Pengantar
Lembar kerja ini berisi langkah-langkah praktek bagaimana memahami
dasar-dasar pesawat radio sistem AM maupun sistem FM serta peralatan
yang akan digunakan untuk pekerjaan perbaikan/reparasi. Jika Anda
dapat melakukan langkah-langkah kerja dengan benar, itu berarti Anda
sudah memiliki kemampuan dari hasil pembelajaran persiapan awal
untuk kompetensi memperbaiki pesawat penerima radio tape recorder.
Satu hal yang perlu diingat, utamakan keselamatan diri Anda dan
keselamatan alat. Baca kembali persiapan awal yang ada pada modul
ini. Konsultasikan selalu dengan guru apa-apa yang belum Anda fahami
dengan benar.
37
C. Langkah kerja
D. Kesimpulan
Tulislah kesimpulan dari apa yang telah Anda lakukan berdasar lembar
kerja.
E. Saran
38
Kegiatan Belajar 2 : Mengamati Gejala Kerusakan
b. Uraian materi
39
Mengamati kerusakan pada tombol power
Catatan:
Pemahaman tentang tombol power akan didapat kepada peserta diklat,
bahwa tombol power merupakan bagian utama untuk pesawat radio
mendapatkan sumber tegangan. Karena pada tombol power ini adalah
salah satu komponen yang bekerja sebagi penghubung dan pemutus arus
yang masuk ke bagian catu daya DC. Dengan sumber tegangan DC ini
40
maka peswat radio dapat bekerja dengan baik dan dapat menerima siaran
yang dipancarkan oleh pemancar radio.
41
Catatan:
Pemahaman tentang tombol pengatur volume akan didapat kepada peserta
diklat, bahwa tombol pengatur volume merupakan komponen yang dapat
mengatur besar kecilnya sinyal yang akan diproses menjadi suara. Karena pada
tombol pengatur volume ini adalah salah satu komponen yang bekerja sebagai
pengatur sinyal yang akan diteruskan kebagian penguat audio seperti yang
dijelaskan pada pembelajaran 1. Dengan tombol pengatur volume maka
pesawat penerima radio dapat menghasilkan besar kecilnya suara yang kita
inginkan.
Mengamati kerusakan pada Pengatur pencari gelombag
42
7. Jika pada tombol ini tidak bekerja maka kemungkinan kerusakan
pada pengaturan tali gelombang.
8. Buat catatan dari hasil pengamatan ini, kemudian diskusikan
sehingga memperoleh pemahaman tentang tombol pengatur
pencari gelombang.
Catatan:
Pemahaman tentang tombol pengatur pencari gelombang akan didapat kepada
peserta diklat, bahwa tombol pengatur pencari gelombang merupakan bagian
yang dapat merubah nilai komponen penala umumnya komponen ini adalah
condenstor variabel. Karena pada tombol pengatur pencari gelombang ini
adalah bagian yang bekerja dapat merubah frekuensi
c. Rangkuman
Untuk mengamati gejala kerusakan yang diakibatkan oleh tombol power,
tombol pengatur volume dan pengatur pencarian gelombang diperlukan
pesawat Radio Tape Recorder yang dapat bekerja dengan baik.
Kegiatan pembelajaran kedua ini peserta diklat harus dapat mengembangkan
pengamatannya yang didapat, agar lebih meningkatkan kompetensi yang
diperoleh dari hasil belajarnya.
1. Pesawat penerima radio tape recorder tidak dapat menerima siaran akibat
tombol power yang rusak atau tidak bekerja sebagaimana mestinya.
2. Pesawat radio tape recorder tidak menghasilkan suara akibat kerusakan
tombol pengatur volume tidak berfungsi sebagai pengatur sinyal yang
masuk.
3. Pesawat radio tape recorder tidak dapat menyeleksi/memilih siaran dari
pemancar akibat kerusakan pada bagian pengatur tombol pencari
gelombang.
43
d. Tugas
1. Datangi bengkel-bengkel reparasi disekitar kota anda, mintakan infomasi
kepada teknisi jenis-jenis kerusakan pada radio tape recorder.
2. Buatlah tabel jenis-jenis kerusakan serta hubungannya terhadap
rangkaian/bagian terhadap jenis kerusakan tersebut.
e. Test formatif
Berilah tanda silang pada butir; a, b, c, dan d, untuk pernyataan yang Anda
anggap benar!
44
d. a,b dan c benar
6. Pesawat Radio Tape Recorder dapat menerima siaran dan bunyi jika;
a. Tombol volume dapat dioperasikan
b. Tombol volume tidak rusak
c. Tombol volume maksimum
d. Tombol volume dapat meneruskan sinyal ke penguat audio
45
a. Tombol pencari gelombang
b. Tombol Volume
c. Tombol Power
d. Detektor
g. Lembar kerja
Satu hal yang perlu diingat, utamakan keselamatan diri Anda dan
keselamatan alat. Baca kembali persiapan awal yang ada pada modul ini.
Konsultasikan selalu dengan guru apa-apa yang belum Anda fahami
dengan benar.
C. Langkah kerja
46
3. Buat ringkasan pemahaman setiap jenis kerusakan pada pesawat radio
tape recorder.
4. Buat penjelasan singkat terhadap hubungan tombol kontrol terhadap
rangkaian yng menjadi bagiannya.
5. Selamat bekerja, semoga berhasil.
D. Kesimpulan
Tulislah kesimpulan dari apa yang telah Anda lakukan berdasar lembar
kerja.
E. Saran
Jika dianggap perlu, tulislah saran-saran yang berkaitan dengan
pekerjaan yang telah Anda lakukan berdasarkan petunjuk dari lembar
kerja.
47