Metlit Final

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP KEJADIAN


PENYAKIT DBD PADA MASYARAKAT
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAMULANG
KOTA TANGERANG SELATAN
TAHUN 2023
Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Metodologi Penelitian
Dosen Pengampu:
Narila Mutia Nasir, SKM, MKM, Ph.D, Izza Hananingtyas, SKM, M.Kes,
Meliana Sari, SKM, MKM, Dr. Yuli Amran, MKM.

Disusun oleh:
Reo Kencana
(11211010000059)
4B

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
JULI/2023
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan


masyarakat yang muncul terutama di daerah tropis dan subtropis di seluruh
dunia. Penyakit akut yang disebabkan oleh infeksi virus yang ditularkan oleh
nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus betina yang umumnya
menyerang manusia (Akbar and Maulana Syaputra, 2019). DBD dapat
menimbulkan gejala seperti demam tinggi, sakit kepala, nyeri sendi, dan ruam
kulit. Jika tidak ditangani dengan cepat, DBD dapat menjadi sangat berbahaya
bahkan mematikan.
Terjadinya demam berdarah telah meningkat secara signifikan di seluruh
dunia dalam beberapa dekade terakhir. Menurut WHO, jumlah kasus yang
dilaporkan telah meningkat dari 505.430 pada tahun 2000 menjadi 5,2 juta
pada tahun 2019. Namun, jumlah kasus yang sebenarnya mungkin lebih tinggi
karena sebagian besar kasus tidak menunjukkan gejala atau ringan dan tidak
diobati, yang menyebabkan kurangnya pelaporan.
Saat ini, penyakit ini telah menyebar luas di lebih dari 100 negara yang
terletak di kawasan Afrika, Amerika, Mediterania Timur, Asia Tenggara, dan
Pasifik Barat WHO. Wilayah Amerika, Asia Tenggara, dan Pasifik Barat
paling terpukul, dengan Asia menyumbang sekitar 70% dari beban penyakit
global. (World Health Organization, 2023)
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah
kesehatan dan ancaman di Indonesia. Tidak hanya pada sektor kesehatan,
penyakit ini dapat berdampak pada sektor sosial serta ekonomi masyarakat.
Menurut laporan Kementerian Kesehatan pada tahun 2022 terjadi peningkatan
kasus DBD saat musim hujan. Tercatat jumlah kumulatif kasus Dengue di
Indonesia sampai dengan minggu ke-22 dilaporkan 45.387 kasus dengan
jumlah kematian akibat DBD mencapai 432 kasus. Berdasarkan data
Kementerian Kesehatan, di tahun 2022, jumlah kasus dengue mencapai
131.265 kasus yang mana sekitar 40% adalah anak-anak usia 0-14 tahun.
Sementara, jumlah kematiannya mencapai 1.135 kasus dengan 73% terjadi
pada anak usia 0-14 tahun. (Kementrian Kesehatan RI, 2022).

Kota Tangerang Selatan menjadi salah satu daerah endemis DBD d


Indonesia. Jumlah kasus DBD di Tangerang Selatan selama tahun 2017
sampai 2019 berfluktuasi dan cenderung meningkat. Kasus DBD yang tercatat
di Tangerang Selatan masing-masing sebanyak 245, 484, dan 417. Jumlah
kasus tersebut menurun dibandingkan tahun 2016 sebanyak 655 kasus (Astuti
et al., 2022). Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mencatat ada
577 kasus demam berdarah dengue (DBD) yang terjadi di Tangsel sejak
Januari 2022. Perinciannya, ada sebanyak 128 kasus DBD di Kecamatan
Pamulang, 104 kasus di Kecamatan Pondok Aren, 97 kasus di Kecamatan
Serpong, dan 86 kasus di Kecamatan Ciputat Timur. Lalu sebanyak 71 kasus
di Kecamatan Serpong Utara, 60 kasus di Kecamatan Ciputat, dan 31 kasus
tercatat di Kecamatan Setu.
Pelayanan kesehatan menjadi perhatian dalam faktor penyakit DBD.
pelayanan kesehatan dapat bergerak dalam aspek promotif maupun preventif.
Hal-hal seperti pemberantasan vektor terdorong dari fogging, abatisasi,
pengawasan kualitas lingkungan, dan pembersihan sarang nyamuk (PSN).
Untuk memerangi DBD melalui PSN, memberikan penyuluhan yang intensif
kepada masyarakat merupakan langkah penting. Isi dari pesan penyuluhan
tersebut meliputi pengenalan tanda-tanda, gejala, dan cara pencegahan
penularan DBD di rumah dan lingkungan masing-masing, yang disesuaikan
dengan pendidikan yang dimiliki oleh masyarakat. Pengajian dan pertemuan
warga bisa menjadi sarana untuk penyuluhan, sedangkan penyuluhan massal
bisa dilakukan melalui media massa seperti TV, radio, majalah, dan surat
kabar. Melalui langkah ini, petugas penyuluh kesehatan dari puskesmas
menjadi garda terdepan dalam upaya pemberantasan DBD (Umardiono,
Andriati and Haryono, 2019).
Risiko yang terkait dengan Demam Berdarah dapat dikaitkan dengan
faktor lingkungan seperti penerapan perilaku 4M Plus, pengelolaan sampah,
dan peran kader kesehatan dalam mengatasi masalah Demam Berdarah.
Pencegahan Demam Berdarah dapat dilakukan dengan mengubah perilaku
masyarakat untuk mengutamakan kebiasaan hidup bersih agar terhindar dari
berbagai penyakit.
4M Plus merupakan program yang berisi kegiatan berupa menguras tempat
penampungan air, menutup rapat tempat penampungan air, mengubur dan
menyingkirkan barang bekas, memantau keberadaan jentik dan pengelolaan
lingkungan berlanjut seperti meningkatkan kesadaran akan kebersihan
lingkungan dan sebagainya. Semakin tinggi kesadaran masyarakat untuk
melakukan gerakan 4M Plus dan kesadaran mengelola lingkungan, kasus
DBD akan menurun dengan sendirinya (Suantara et al., 2022).
Faktor lingkungan lainnya yang mempengaruhi penyakit DBD selain
faktor penerapan 4M plus yaitu pengelolaan sampah. Tindakan pengelolaan
sampah rumah tangga yang tidak benar dapat menjadi sarang nyamuk. Cara
mengolah sampah dengan dibakar, ditimbun dan dibuang ke sungai adalah
cara yang kurang benar. Kebiasaan masyarakat membakar sampah dengan
menunggu sampah terkumpul banyak dan cukup untuk dibakar.
Upaya yang telah dilakukan untuk menurunkan angka kejadian DBD
diantaranya PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) seperti pemeriksaan jentik
dan upaya pencegahan DBD dengan 4M Plus untuk menurunkan angka
kejadian DBD. Tujuan dari program ini adalah menekan penyebaran virus
dengue dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang cara pencegahan
DBD.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji
mengenai hubungan upaya pencegahan DBD dengan kejadian kasus DBD di
Kota Tangerang Selatan. Oleh karena itu, penting untuk melakukan evaluasi
pelaksanaan di Puskesmas Pamulang untuk mendapatkan gambaran antara
program pencegahan DBD dengan kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas
Ciputat pada tahun 2023.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penyakit demam berdarah
dengue (DBD) merupakan jenis penyakit yang sangat dipengaruhi oleh faktor
lingkungan. Kondisi lingkungan yang memungkinkan perkembangbiakan
vektor nyamuk DBD dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya penularan
penyakit DBD. Maka perlu dilakukan upaya-upaya pencegahan dalam
memutus rantai penyebaran DBD dan seberapa efektif upaya pencegahan yang
dilakukan untuk mencegah terjadinya kasus DBD di wilayah Puskesmas
Pamulang
Oleh karena itu peneliti ingin melakukan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara upaya pencegahan terhadap kejadian Demam
Berdarah Dengue (DBD) di Kota Tangerang Selatan.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan upaya pencegahan dengan kejadian Demam Berdarah Dengue
(DBD) di Kota Tangerang Selatan.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui hubungan penerapan 4M plus terhadap kejadian DBD di
wilayah Puskesmas Pamulang.
b. Mengetahui hubungan antara pengelolaan sampah terhadap kejadian
DBD di wilayah Puskesmas Pamulang.
c. Mengetahui kekuatan hubungan antara faktor perilaku terhadap
kejadian DBD di wilayah Puskesmas Pamulang.
d. Mengetahui kekuatan hubungan faktor pelayanan kesehatan terhadap
kejadian DBD di wilayah Puskesmas Pamulang.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
kepada masyarakat terhadap kejadian penyakit dan pencegahan
penyakit DBD di wilayah Puskesmas Pamulang.\

1.4.2 Manfaat Bagi Puskesmas


Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana
informasi untuk evaluasi program pencegahan penyakit DBD di
wilayah Puskesmas Pamulang

1.4.3 Manfaat Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan


serta pengalaman peneiliti dalam menganalisis masalah kesehatan
kedepannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai