Tugas SP Singgih Prambudi 1 (Bu Melly)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 32

TUGAS SEMESTER PENDEK

DASAR EPIDMIOLOGI

Dosen Pengampu :
MELLIA FRANSISKA, SKM, M.KES

Disusun oleh :
Singgih Prambudi
(2110004132069)

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI
2023

TUGAS PTM 1
EPIDEMIOLOGI SECARA UMUM
1. Jelaskanlah sejarah dan perkembangan ilmu epidemiologi!
Jawaban :

Sejarah Perkembangan Ilmu Epidemilogi Menurut asal katanya


epidemiologi terdiri dari kata Epi = pada; Demos = penduduk / rakyat;
logos = ilmu, jadi epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari hal-hal
yang terjadi pada populasi / penduduk (rakyat). Definisi ini merupakan
definisi yang sangat luas serta dapat diterapkan pada keadaan apapun
yang terjadi pada penduduk. Umumnya definisi ini mencakup hal yang
berkaitan erat dengan studi epidemi. Definisi lainnya menyebutkan
epidemiologi sebagai ilmu yang mempelajari penyebaran,
perkembangan atau perluasan suatu penularan penyakit di dalam suatu
kelompok penduduk atau masyarakat. Berkembangnya suatu keadaan
masalah yang dialami oleh penduduk tidak hanya penyakit menular,
namun juga penyakit tidak menular, penyakit yang terkait dengan gizi,
penyakit jiwa, kecelakaan lalu lintas, bencana alam peledakan
penduduk, dan lain-lain. Epidemiologi pada mulanya diartikan sebagai
studi tentang epidemi. Hal ini berarti bahwa epidemiologi hanya
mempelajari penyakit-penyakit menular saja tetapi dalam
perkembangan selanjutnya epidemiologi juga mempelajari penyakit-
penyakit non infeksi, sehingga dewasa ini epidemiologi dapat diartikan
sebagai studi tentang penyebaran penyakit pada manusia di dalam
konteks lingkungannya. Mencakup juga studi tentang pola-pola
penyakit serta pencarian determinan-determinan penyakit tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang penyebaran penyakit serta determinan-determinan yang
mempengaruhi penyakit tersebut.

2. Pada dasarnya pengertian epidemiologi mencakupt 3 hal yang


bersifat pokok yaitu frekuensi, distribusi, dan determinan.
Jelaskanlah dalam bentuk contoh!

Jawaban :
3 hal yang bersifat pokok dalam epidemiologi

1. Frekuensi masalah kesehatan

Frekuensi menggambarkan besarnya masalah kesehatan yang terdapat


pada sekelompok manusia/masyarakat. Untuk mengetahui frekuensi
masalah kesehatan yang terjadi pada sekelompok orang atau masyarakat
harus dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : Penderita yang datang
berobat ke puskesmas, terutama penyakit menular berbahaya dan dapat
menimbulkan wabah penyakit. Laporan dari masyarakat yang datang ke
Puskemas Penelitian/survey kesehatan Studi kasus

2. Distribusi (penyebaran) masalah kesehatan

Distribusi menggambarakan pengelompokan masalah kesehatan


menurut suatu keadaan tertentu, yang dalam epidemiologi dibedakan
menurut ciri-ciri manusia (person), tempat (place), dan menurut waktu
(time). Mempelajari penyebaran penyakit berarti menjawab jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

Siapakah yang terserang penyakit meliput anak-anak, orang tua, wanita,


pria dan sebagainya. Dimanakah serangan itu terjadi? Keadaan tempat,
daerah perkotaan, daerah pedesaan, petani, gunung, dan sebagainya.
Kapan serangan itu terjadi? Keadaan waktu apakah pada waktu musim
hujanm musim panas atau pada periode waktu tertentu.

3. Determinan (faktor-faktor yang mempengaruhi)

Determinan menggambarkan faktor penyebab suatu masalah


kesehatan. Ada tiga langkah yang dilakukan untuk mengetahui
determinan yaitu merumuskan dengan tentang penyakit yang dimaksud,
melakukan pengujian terhadap rumusan dugaan yang telah disusun dan
menarik kesimpulan. Setelah diketahui penyebab suatu masalah
kesehatan maka dapat disusun langkah-langkah perencanaan
(development) dan pengambilan keputusan dalam menanggulangi
masalah kesehatan tersebut.
3. Jelaskanlah ruang lingkup dan bidang kajian epidemiologi!
Jawaban :

Ruang Lingkup Epidemiologi


1. Etiologi: mengidentifikasi penyebab penyakit dan masalah
kesehatan lainya.
2. Efikasi: efek atau daya optimal yg dapat diperoleh dari adanya
intervensi kesehatan, Ex: efikasi pemberian faksin malaria adh 40 %
3. Efektifitas: besarnya hasil yg dpt diperoleh dari suatu tindakan
(pengetahuan atau intervensi0 dan besarnya perbedaan dari suatu
tindakan yg satu dengan yg lainya.Evisiensi: sebuah konsep
ekonomi yg melihat pengaruh yg dapat diperoleh berdasarkan
besarnya biaya yg diberikan.
4. Evaluasi: penilaian secara keseluruhan keberhasilan suatu
pengobatan atau program kesehatan masyarakat.
5. Edukasi: intervensi berupa peningkatan pengetahuan tentang
kesehatan masyarakat sebagai bagian dari upaya pencegahan
penyakit.

4. Jelaskanlah jenis atau macam epidemiologi!

1. Epidemiologi Deskriptif

Epidemiologi deskriptif adalah ilmu yang erat kaitannya


dengan penyebaran penyakit dan permasalahan kesehatan yang ada
di masyarakat Epidemiologi deskriptif adalah tahap dasar untuk
mengetahui permasalahan kesehatan yang hasil kajiannya berupa
subjek atau siapa yang terkena masalah penyakit tempat terjadinya
suatu permasalahan penyakit, dan waktu terjadinya permasalah
tersebut Penjelasan mengenai "siapa" dapat berupa aspek usia,
gender, suku, agama, tingkat pendidikan, pekerjaan dan penghasilan
Penjelasan mengenai "dimana" adalah berapa faktor tempat dimana
tinggal dan tempat masyarakat bekerja Selain itu, dapat dimana saja
yang memungkinkan masyarakat mengadapi masalah kesehatan
Penjelasan mengenai "kapan" yaitu berupa hubungan antara suatu
penyakit dengan waktu. Faktor waktu dapat berupa jam, nunggu,
bulan, tahun dan musim Epidemiologi deskriptif biasanya dilakukan
saat mendapatkan sedikit informasi tentang kejadian, riwayat
kesehatan dan faktor yang berkorelasi dengan penyakit.

2. Epidemiologi Analitik

Epidemiologi analitik ialah studi lanjutan untuk melakukan uji


data dan informasi yang didapatkan dari hasil epidemiologi
deskriptif. Studi ini berkaitan dengan upaya dalam menyelidik
faktor penyebab masalah kesehatan. Epidemiologi mi dilaksanakan
untuk melakukan identifikasi dan menguji hipotesis mengenai
hubungan antara dugaan penyebab dengan penyakit. Ada 2 studi
tentang epidemiologi ini:

1. Studi observasional. Melakukan perbandingan antara dua


kelompok masyarakat yaitu kelompok yang terjangkit penyakit
dan kelompok yang tidak terjangkit penyakit Pada penelitian
observasional ini peneliti mencari hubungan antar variabel
untuk menjelaskan kejadian suatu penyakit Peneliti hanya
mampu mengukur penyebab alamish penyakit tanpa melakukan
penambahan

2. Studi kohort. Dalam studi kohort, sekelompok masyarakat


dipaparkan pada satu penyebab penyakit Lalu diambil
sekelompok masyarakat lagi (kelompok kontrol) yang memiliki
ciri-ciri sama dengan kelompok pertama, tetapi penyebab
penyakitnya tidak dipaparkan. Kemudian dicari perbedaan
antara 2 kelompok tersebut

3. Epidemiologi Eksperimental

a. Epidemiologi eksperimental adalah studi epidemiologi analitik


dengan cara membuat perbandingan data dan sekelompok
masyarakat dengan dilakukan tindakan tertentu bersama
kelompok lain yang sama tetapi tidak diberi tambahan apapun.
Penerapan epidemiologi eksperimental adalah pembuktian
tentang faktor yang menyebabkan tejadinya penyakit, lalu harus
diuji kebenarannya dengan melakukan percobaan. Misalnya.
rokok dianggap menjadi penyebab kanker paru-paru, maka
perlu dilakukan percobaan yang hasilnya "jika mengurangi
konsumsi rokok, seharusnya risiko kanker paru-paru dapat
berkurang

5. Jelaskanlah perbedaan mendasar antara epidemiologi deksriptif


dengan epidemiologi analitik!

Jawaban :

Epidemiologi deskriptif yaitu untuk mengetahui distribusi suatu


masalah kesehatan yang berupa frekuensi dan pola (pattern) penyakit/
masalah kesehatan. Sedangkan epidemiologi analitik bertujuan untuk
mencari tahu determinan atau penyebab yang mempengaruhi kejadian
penyakit dan peristiwa kesehatan lainnya.

6. Jelaskan peranan epidemiologi dalam bidang kesehatan


Jawaban ;

Dalam bidang kesehatan, epidemiologi mempunyai peranan yang


cukup besar karena hasilnya dapat digunakan untuk: Mengadakan
anlisis perjalanan penyakit di masyarakat serta perubahan-perubahan
yang terjadi akibat intervensi alam atau manusia. Mendeskripsikan pola
penyakit pada berbagai kelompok masyarakat.
TUGAS PTM 2
EPIDEMI MENURUT CARA TRANSMISI

1. Jelaskanlah perbedaan antara epidemic dengan endemic!

Jawaban :

Sebuah epidemi secara aktif menyebar; kasus-kasus baru penyakit secara


substansial melebihi apa yang diharapkan. Secara lebih luas, istilah ini
digunakan untuk menggambarkan masalah apa pun yang berada di luar
kendali, seperti "epidemi opioid." Epidemi sering kali terlokalisasi di suatu
wilayah, tetapi jumlah orang yang terinfeksi di wilayah tersebut secara
signifikan lebih tinggi dari biasanya. Misalnya, ketika COVID-19 terbatas di
Wuhan, Cina, itu adalah epidemi. Penyebaran geografis mengubahnya menjadi
pandemi.

Di sisi lain, endemik adalah keberadaan yang konstan di lokasi tertentu.


Malaria adalah endemik di beberapa bagian Afrika.

2. Jelaskan perbedaan mendasar antara generation time dengan


masa inkubasi!
Jawaban :
Waktu Generasi (Generation Time) Masa antara masuknya penyakit
pada pejamu tertentu sampai masa kemampuan maksimal pejamu
tersebut untuk dapat menularkan penyakit. Hal ini sangat penting
dalam mempelajari proses penularan. Perbedaan masa tunas denga
wakru generasi yaitu Masa tunas ditentukan oleh masuknya unsur
penyebab sampai timbulnya gejala penyakit sehingga tidak dapat
ditentukan pada penyakit dengan gejala yang terselubung, waktu
generasi ialah waktu masuknya unsur penyebab penyakit hingga
timbulnya kemampuan penyakit tersebut untuk menularkan kepada
pejamu lain walau tanpa gejala klinik atau terselubung. Sedangkan
Masa inkubasi adalah lama waktu yang diperlukan sejak tubuh
terinfeksi oleh virus patogen hingga muncul gejala. Selama masa
inkubasi tersebut, virus akan bereplikasi atau memperbanyak diri di
dalam tubuh manusia.

3. Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan epidemic sumber umum?


Jelaskan beserta contohnya!
Jawaban :
Epidemi sumber umum biasanya berkaitan dengan penyakit menular dan
dapat berbeda tergantung pada jenis penyakitnya. Wabah yang bersumber
dari sumber yang sama terjadi ketika sekelompok orang jatuh sakit setelah
terpapar virus, bakteri, racun, atau agen penular lainnya dari sumber yang
sama. Beberapa sumber umum epidemik meliputi:

a. Kontak Manusia-ke-Manusia: Penyakit seperti flu atau COVID-19 dapat


menyebar melalui kontak langsung antara individu yang terinfeksi dan
yang sehat.
b. Air dan Makanan: Beberapa penyakit, seperti kolera atau infeksi
salmonella, dapat menyebar melalui air minum atau makanan yang
terkontaminasi.

4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan epidemic benda bersama?


Jelaskan beserta contoh!
Jawaban :
Epidemic benda-benda bersama ialah suatu kejadian luar biasa yang
penyebarannya terjadi melalui pemakaian benda secara bersama-sama,
misalnya pakaian, mainan, dan alat-alat operasi. Pajanan dapat terjadi
sekali, berulang-ulang, dan terus menerus. Pada epidemic benda
bersama menunjukkan suatu kejadian yang timbul dengan cepat dan
berakhir dengan cepat pula dan penyebarannya terbatas pada orang,
waktu, dan tempat tertentu seperti pemakaian jarum suntik

5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan epidemic orang ke orang?


Jelaskan beserta contoh!
Jawaban :
Epidemic ini berarti suatu kejadian luar biasa yang transmisinya
dari orang yang terinfeksi ke orang lain yang rentan. Epidemic ini
sering disebut epidemic progresif Penggolongan epidemic:
1. Common Source Epidemic Adalah suatu letusan penyakit yang
disebabkan oleh terpapaya sejumlah orang dalam suatu
kelompok secara menyeluruh dan terjadi dalam waktu yang
relatif singkat Adapun Common Source Epidemic itu berupa
keterpaparan umum, biasa pada letusan keracunan makanan,
polusi kimia di udara terbuka, menggambarkan satu puncak
epidemi, jarak antara satu kasus dengan kasus, selanjutnya
hanya dalam hitungan jam,tidak ada angka serangan ke dua
2. Propagated/Progresive Epidemic Bentuk epidemi dengan
penularan dari orang ke orang sehingga waktu lebih lama dan
masa tunas yang lebih lama pula. Propagated atau progressive
epidemic terjadi karena adanya penularan dari orang ke orang
baik langsung maupun melalui vector, relatif lama waktunya
dan lama masa tunas, dipengaruhi oleh kepadatan penduduk
serta penyebaran anggota masyarakat yang rentan serta
morbilitas dari pddk setempat, masa epidemi cukup lama
dengan situasi peningkatan jumlah penderita dari waktu ke
waktu sampai pada batas minimal anggota masyarakat yang
rentan, lebih memperlihatkan penyebaran geografis yang sesuai
dengan urutan generasi kusus.
Jumlah kasus/penderita disebut wabah tergantung:
a. Macam penyebab
b. Jumlah penduduk terpapar
c. Pernah tidak pernah
d. Terpapar terhadap penyebab
e. Waktu dan tempat terjadinya

6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan herd immunity dan


hubungannya dengan kekebalan individu!
Jawaban :
‘Kekebalan kelompok’ (herd immunity), yang juga dikenal sebagai
‘kekebalan populasi’, adalah konsep yang digunakan untuk imunisasi, di
mana suatu populasi dapat terlindung dari virus tertentu jika suatu ambang
cakupan imunisasi tertentu tercapai.
Kekebalan kelompok tercapai dengan cara melindungi orang dari virus,
bukan dengan cara memaparkan orang terhadap virus tersebut.
Dalam konsep kekebalan kelompok, sebagian besar penduduk diimunisasi,
sehingga menurunkan jumlah keseluruhan virus yang dapat menyebar ke
seluruh populasi. Alhasil, tidak semua orang perlu diimunisasi agar
terlindungi. Hal ini membantu memastikan bahwa kelompok-kelompok
rentan yang tidak dapat diimunisasi tetap aman.
7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan attack rate? Jelaskan!
Jawaban :
Attack rate (tingkat serangan) adalah istilah yang digunakan dalam
epidemiologi untuk mengukur seberapa banyak individu yang terpapar atau
terinfeksi oleh suatu penyakit dalam suatu populasi dalam periode waktu
tertentu. Ini biasanya dinyatakan sebagai persentase atau proporsi dari populasi
yang terinfeksi selama suatu wabah atau periode tertentu. Attack rate
memberikan gambaran tentang sejauh mana suatu penyakit menyebar dalam
populasi dan dapat digunakan untuk memahami tingkat risiko atau tingkat
paparan dalam situasi epidemiologi tertentu.

TUGAS PTM 3

UKURAN DASAR DALAM EPIDEMIOLOGI

1. Pada suatu KLB keracunan makanan terdapat 32 orang penderita,


12 diantaranya anak-anak dan selebihnya orang dewasa, maka rasio
anak terhadap orang dewasa adalah?

Contoh Kasus

1 x
x 2
x3x
x4x
5
x6
7 x
x8x
x 9 x

1 Januari 31 Desember
2011 2011

Jawaban :
Jumla h penderita anak −anak
Rasio =
Jumla h penderita dewasa
12
Rasio =
20
Rasio = 0,6

2. Berdasarkan bagan di atas tentukanlah mana yang termasuk


insiden dan prevalensnya!

Jawaban :

Jumla h penderita baru


Rumus insidensi = I = × 100 %
Jumla h populasi yang beresiko

3. Jika kita ingin memperoleh ukuran insidensi kanker payudara


diantara wanita di Kota Bukittinggi selama tahun 2016, apa yg
kita jadikan sebagai penyebut
Jawaban :
Penyebut ( Jumlahpopulasi yang beresiko )

4. Diasumsikan kita mulai menghitung insidensi pada 1 januari 2016,


wanita Bukittinggi mana yg kita jadikan pembilang dari ukuran
insidensi ?
Jawaban :
Pembilang ( Jumlah penderita baru )

5. Selama tahun 2016 ditemukan 100 org penderita TB baru. Penderita


TB tahun 2015 yang masih bertahan sampai tahun 2016 adalah 50
orang. Jumlah pddk di Kota Bukittinggi 400.000 orang. Hitunglah
angka insidensi dan prevalensi dari kasus tersebut!
Jawaban :
Insidensi
jumla h kasus baru suatu penyakit pada periode tertentu
IR= ×K
total semua orang−waktu yang diamati
100
IR= × 100000=25
400000
Yang berarti insiden TB = 25 kasus per 100.000 orang per tahun

Prevalensi
jumla h kasus pada periode tertentu
Pr e valens=
jumla hindividu dalam populasi yang ses uaidengan numerator
150
Pr e valens= =0,000375
400000

6. Pada tahun 2006 pasca bencana di provinsi Naggro Aceh


Darussalam, pada kecamatan Logna dengan populasi 1200
orang, 550 orang

diantaranya wanita. Dilaporkan diantara penduduk wanita terdapat


60 orang yang DBD dan diantara penduduk pria terdapat 40
penderita yang telah lama menderita TBC. Selama 1 tahun masa
pengamatan ditemukan 10 orang wanita penderita DBD baru, dan
30 orang penderita kanker payudara baru. Pada kelompok pria
ditemukan 10 penderita TBC baru. Jumlah wanita dan pria relatif
stabil dari waktu ke waktu dalam 1 tahun.
a. Insiden DBD dalam 1 tahun
jumla h kasus baru suatu penyakit ( peristiwa ) pada perioe tertentu
IR= ×K
total semua orang−waktu yang diamati
10
IR= ×1000=8 , 3
1200
Yang berarti insiden DBD = 8,3 kasus per 1000 orang per tahun

b. Prevalensi DBD dalam 1 tahun

Jumla h kasus pada periode tertentu


Pr e valens=
Jumla h individu dalam populasi yang sesuai dengan numerator

70
Pr e valens= =0,058
1200

c. Prevalensi penyakit TBC dalam 1 tahun

jumla h kasus pada periode tertentu


Pr e valens=
jumla hindividu dalam populasi yang sesuai dengan nu merator

50
Pr e valens= =0,042
1200

d. Hitunglah insiden kanker payudara dalam 1 tahun

jumla h kasus baru suatu penyakit pada periode tertentu


IR= ×K
total semua orang−waktu y ang diamati

30
IR= ×1000=25
1200
Yang berarti insiden kanker payudara = 25 kasus per 1000 orang per tahun

e. Hitunglah insiden TBC dalam 1 tahun

jumla h kasusbaru suatu penyakit pada periode tert entu


IR= ×K
total semua orang−waktu yang diamati

10
IR= ×1000=8 , 3
1200
Yang berarti insiden TBC = 8,3 kasus per 1000 orang per tahun

f. Prevalensi kanker payudara dalam 1 tahun


jumla h kasus p ada periode tertentu
Pr e valens=
jumla hindividu dalam populasi yang sesuai dengan numerator

30
Pr e valens= =0,025
1200

TUGAS PTM 4
SKRINING DAN PENGAMATAN EPIDEMIOLOGI

1. Kabupaten X yang berpenduduk 450.000 jiwa pada tahun 1991 pernah


dilakukan peneilaian terhadap letupan tipus abdominalis. Selama 1 tahun
tersebut tercatat

500 orang yang pernah panas (lebih dari 5 hari) yang diduga tipus. Untuk
mengonfirmasi ini dilakukan terhadap mereka tes Widal dan ternyata diantaranya
yang menunjukkan positif adalah 400 orang. Sebaliknya pada kelompok 100
orang lain setempat yang tidak pernah mengeluh panas yang patut diduga
terkontaminasi ternyata pada pemeriksaan tes Widal juga menunjukkan positif
pada 50 orang diantara mereka.

Pertanyaan:

a. Susunlah data tersebut dalam sebuah tabulasi yang lengkap


NO KONDISI TES WIDAL JUMLAH Keterangan
Mengalami Positif 400 True positif
1
demam Negatif 100 True negatif
Tidak Positif 50 False positif
2 mengalami
Negatif 50 False negatif
demam

b. Hitunglah sensitivitas tes Widal pada data penelitian ini,

true positif
Sensitivitas= × 100 %
true positif + false negatif

400
Sensitivitas= ×100 %=88 , 8 %
400+50

c. Hitunglah spesifisitas tes Widal pada data penelitian ini

true nega tif


Spesifistas= ×100 %
true negatif + false positif

100
Spesifistas= ×100 %=66 ,67 %
100+ 50

d. Berapa jumlah kasus sub-klinisnya?

Jawab : 100 kasus

e. Berapa jumlah kasus false negative?

Jawab : 50 kasus

f. Berapa kasus klasiknya?

Jawab : 400 kasus

g. Hitunglah nilai prediktif positif!

true positif
prediktif positif = ×100 %
true positif + false positif
400
prediktif positif = ×100 %=88 ,8 %
400+ 50

h. Dan nilai prediktif negatifnya!


true negatif
pre diktif negatif = ×100 %
true negatif + false negatif

100
prediktif negatif = × 100 %=66 , 67 %
100+50

2. Disuatu kelurahan endemis malaria pada suatu hari terjadi letupan


penderita panas hingga menggigil. Dari daerah yang padat pada kelurahan
ini diambil 1000 penderita dengan gejala panas menggigil sebagai sampel
untuk dilakukan tes sediaan darah (Giemsa/ malaria). Ternyata 600
diantaranya menunjukkan tes darah positif malaria. Sementara itu, di
daerah tetangga yang kurang padat juga diambil sampel sebanyak 200
penderita ayng tidak menunjukkan gejala panas menggigil untuk
seterusnya dilakukan konfirmasi tes sediaan darah malaria. Ternyata 100
diantaranya juga positif malaria.
Pertanyaan:

a. Susunlah data tersebut dalam sebuah tabulasi yang lengkap


NO KONDISI TES MALARIA JUMLAH Keterangan
Mengalami panas Positif 600 True positif
1
menggigil Negatif 400 True negatif
Tidak mengalami Positif 100 False positif
2
panas mengigil Negatif 100 False negatif

b. Berapa nilai prediktif positif tes sediaan darah malaria pada peristiwa
letupan ini?

true positif
prediktif positif = ×100 %
true positif + false positif

600
prediktif positif = ×100 %=85 , 71 %
600+100
c. Berapa nilai sensitivitas tes sediaan darah tebal pada peristiwa letupan
malaria ini?
true positif
Sensitivitas= × 100 %
true positif + false negatif
600
Sensitivitas= × 100 %=85 , 71 %
600+100
d. Berapa jumlah kasus false positif pada semua data yang diteliti?
Jawab : 100 kasus
e. Berapa jumlah kasus false negatif pada semua data yang diteliti?

Jawab : 100 kasus

f. Berapa jumlah kasus klinis (kasus yang tidak menderita keluhan,


tapi setelah dikonfirmasi positif malaria)!

Jawab : 100 kasus


TUGAS PTM 5

PENGUMPULAN DATA DALAM PENELITIAN EPIDEMIOLOGI

1. Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan data dan dimana data tersebut
dapat diperoleh!

Jawaban : Pada dasarnya data merupakan sekumpulan informasi atau juga


keterangan– keterangan dari suatu hal yang diperoleh dengan melalui
pengamatan atau juga pencarian ke sumber – sumber tertentu. Jadi, Data
epidemiologi adalah data yang berkaitan dengan jumlah kasus, penyebaran,
maupun risiko virus terhadap situasi kesehatan masyarakat.

jenis dan sumber data diperoleh yang digunakan ialah:

1. Data Primer

Data primer ini antara lain;

- Catatan hasil wawancara.

- Hasil observasi lapangan.

- Data-data mengenai informan.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang
melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada (Hasan, 2002: 58).
Data ini digunakan untuk mendukung informasi primer yang telah diperoleh
yaitu dari bahan pustaka, literatur, penelitian terdahulu, buku, dan lain
sebagainya.

2. Jelaskanlah teknik pengumpulan data meliputi wawancara, observasi,


dan pemeriksaan sebutkanlah kelebihan dan kekurangannya!
Jawaban :
Kelebihan Wawancara
1. Mendapatkan Informasi yang Lebih Mendalam
Ketika membutuhkan data atau informasi dalam penelitian, Anda bisa
memperolehnya dengan wawancara kepada narasumber. Wawancara ini
dapat Anda lakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur sesuai dengan
kebutuhan. Dengan wawancara Anda bisa mendapatkan data atau informasi
lebih mendalam dan detail. Sebab, informasi tersebut Anda dapatkan
langsung dari pihak-pihak yang ahli di bidangnya dan mengalami
peristiwanya secara langsung. Status dari pemberi informasi ini dapat
memperkuat pernyataan yang telah ada. Informasi yang Anda dapatkan juga
lebih berkualitas karena tidak ada unsur manipulasi atau kebohongan.
2. Mendapatkan Informasi yang Lebih Berkembang
Kelebihan dan kekurangan wawancara selanjutnya adalah bisa
mendapatkan informasi yang lebih berkembang. Hal ini menjadi salah satu
keunggulan lain dari metode wawancara, terutama ketika Anda melakukan
wawancara tidak terstruktur yang mana bisa mengembangkan pertanyaan
secara bebas kepada narasumber. Dengan metode wawancara non structural,
Anda tidak harus berpedoman pada tata urutan atau pakem pertanyaan. Anda
hanya membutuhkan keterampilan berbicara dan membangun suasana
interkatif dalam wawancara untuk bisa mengembangkan pertanyaan yang
lebih banyak dari satu jawaban narasumber.
3. Mendapatkan Informasi yang Lebih Akurat
Proses wawancara tentu menghadirkan para ahli sebagai narasumber atau
partisipan. Hal inilah yang menjadikan wawancara sebagai salah satu sarana
untuk memperoleh informasi yang akurat.
4. Bisa Mengontrol Situasi dan Kondisi
Ketika melakukan wawancara, Anda pasti akan langsung bertemu dengan
narasumber. Agar bisa mendapatkan informasi secara maksimal, Anda perlu
mengkondisikan tempat dan suasana sekitar dengan baik. Dengan begitu,
Anda dapat meminimalisir segala gangguan yang terjadi. Inilah yang juga
menjadi salah satu keunggulan ketika membahas kelebihan dan kekurangan
wawancara.
5. Mudah Menyimpulkan Data dan Informasi
Jika menggunakan metode wawancara terstruktur, Anda akan cenderung
mengajukan pertanyaan yang sama kepada narasumber. Atas dasar
pertanyaan yang sama atau homogen ini, Anda akan lebih mudah membuat
kesimpulan terhadap data atau informasi.

Kekurangan Wawancara
1. Mendapatkan Informasi yang Cenderung Subjektif
Data atau informasi hasil wawancara memang berasal dari orang lain
sebagai pihak narasumber. Karena berasal dari sudut pandang dan pola pikir
orang lain, seringkali data tersebut bersifat subjektif. Apalagi jika pewawancara
menggunakan metode wawancara tidak terstruktur, maka kecenderungan data
bersifat subjektif menjadi makin besar. Namun, hal ini juga bergantung pada
bagaimana narasumber memaknai hal tersebut.
2. Sangat Bergantung pada Keterampilan Pewawancara
Poin ini menjadi salah satu hal yang perlu Anda pertimbangkan kembali
ketika berbicara kelebihan dan kekurangan wawancara. Proses wawancara sangat
bergantung pada keterampilan pewawancara untuk menciptakan suasana yang
interaktif dan tidak monoton. Pewawancara harus memiliki kemampuan
berbahasa, berbicara, dan berkomunikasi yang baik agar bisa mengembangkan
topik untuk memperoleh informasi lebih mendalam.
3. Kekurangan Wawancara Membutuhkan Biaya Besar
Ketika Anda ingin melakukan kegiatan wawancara untuk memperoleh
suatu informasi, maka harus siap mengeluarkan biaya yang lebih besar. Biaya ini
biasanya terkait dengan akomodasi baik dari pewawancara ataupun narasumber.
4. Ada Kemungkinan Terjadi Multitafsir yang Menjadi Kekurangan Wawancara
Salah satu hal yang juga perlu Anda pertimbangkan sebelum melakukan
kegiatan wawancara adalah terjadinya kesalahan multitafsir. Jika sering terjadi
miss komunikasi atau multitafsir pada kegiatan wawancara, sebaiknya Anda
melakukan evaluasi kembali mengenai pertanyaan ataupun teknisnya.
5. Melakukan Wawancara Harus Berdasarkan Perjanjian
Melakukan proses wawancara tidak bisa sembarangan, melainkan harus
melalui beberapa tahap diantaranya perencanaan, perizinan, dan sebagainya.
Selain itu, hal-hal lain seperti waktu dan tempat juga harus mendapatkan
persetujuan dari kedua belah pihak. Oleh karena itu, sebelum memulai kegiatan
wawancara Anda harus mempersiapkannya secara matang.
OBSERVASI
A. Kelebihan Metode Observasi
Metode observasi sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu
siswa sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi.
Menyajikan media obyek secara nyata tanpa manipulasi. Mudah
pelaksanaanya. Siswa akan merasa tertantang sehingga dapat meningkatkan
aktivitas siswa. Siswa akan memiliki motivasi belajar yang tinggi.
Memungkinkan pengembangan sifat ilmiah dan menimbulkan semangat
ingin tahu siswa.

B. Kekurangan Metode Observasi


Memerlukan waktu persiapan yang lama. Memerlukan biaya dan tenaga
yang lebih besar dalam pelaksanaannya. Obyek yang diobservasi akan menjadi
sangat kompleks ketika diknjungi dan mengaburkan tujuan pembelajaran.

3. Kapan kita memerlukan teknik pengumpulan data secara


wawancara mendalam?

Jawaban : wawancara mendalam merupakan suatu cara mengumpulkan data dan


informasi yang dilaksanakan dengan tatap muka dengan informan agar
mendapatkan data lengkap dan mendalam.

4. Jelaskanlah macam-macam teknik pengumpulan data secara observasi dan


berikanlah contohnya!
Jawaban :
1. Observasi Partisipasi
Observasi partisipasi adalah pengamatan yang dilakukan dimana
peneliti/observer ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang dilakukan kelompok
yang diteliti. Partisipasi disini artinya peneliti ikut melakukan aktifitas/kegiatan
yang sedang dilakukan kelompok yang diteliti. Jadi meski sedang mengamati,
peneliti tidak hanya menonton tapi juga ikut membaur. Metode ini cocok untuk
mengamati hal-hal yang berkaitan dengan aspek psikis seperti kesan, pemaknaan,
apa yang dirasakan. Namun, dinilai kurang obyektif. Pasalnya, ketika peneliti
melakukan observasi partisipasi, orang yang diteliti atau partisipan umumnya
mengetahui bahwa mereka sedang diteliti. Sehingga akan ada reaksi dimana para
partisipan bisa menunjukan kesan lebih baik dari biasanya. Kesan yang dilebih-
lebihkan ini membuat hasil observasi kurang akurat.Contoh observasi partisipasi
adalah ketika meneliti adat/tradisi pada kelompok masyarakat tertentu. Dalam hal
ini, peneliti tidak hanya menonton tapi juga menjadi bagian dari kelompok
tersebut.
2. Observasi Non-partisipasi
Artinya, peneliti atau observer tidak ikut berpartisipasi pada aktifitas yang
dikerjakan kelompok yang diteliti, dengan kata lain peneliti hanya menempatkan
dirinya sebagai penonton. Berbeda dengan metode partisipasi, pada metode ini
pengamatan dilakukan secara diam-diam agar partisipan tidak menyadari bahwa
mereka sedang diamati. Sehingga akurasi data bisa terjamin. Meski demikian,
perlu skill dan pengetahuan yang lebih dalam melakukan metode ini karena lebih
sulit mendapatkan data apabila hanya mengandalkan pengamatan. Metode ini
biasa dipakai untuk meneliti hal-hal yang berhubungan dengan sikap dan perilaku
negatif. Contohnya penelitian tentang perilaku membuang sampah sembarangan
siswa di sekolah tertentu. Bahkan dalam konteks yang ekstrem, metode ini juga
dilakukan untuk meneliti kelompok kriminal.

5. Kapan kita menggunakan pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka


dalam pengumpulan data?
Jawaban : Pertanyaan tertutup juga dapat berupa pertanyaan yang jawabannya
sangat terbatas, seperti “Siapakah Presiden Indonesia yang pertama?” Jawaban:
Soekarno. Instruktur dapat menggunakan pertanyaan tertutup untuk: Menguji
pengetahuan. Memperoleh jawaban cepat. Dan Pertanyaan terbuka mengajak
penjawabnya untuk berpikir dan merenung. Pertanyaan seperti ini umumnya
memerlukan jawaban yang lebih panjang. Biasanya tidak ada satu jawaban yang
paling benar untuk pertanyaan terbuka. Contoh pertanyaan terbuka adalah “Apa
pendapat Anda tentang video yang baru kita tonton
TUGAS PTM 6
KONSEP DAN INDIKATOR DALAM PENELITIAN ANALITIK

1. Hitunglah nilai OR dan narasikanlah hasil penelitian dalam table berikut!

Perilaku Seks Bebas


Jumlah
CI Agama Kasus Kontrol
p OR
(95%)
f % f % f %
Rendah 5 23, 4 19, 9 21,
8 0 4
Tinggi 1 76, 17 81, 33 78, 1,000 ……… 0,302-5,843
6 2 0 6
Jumlah 2 100 21 100 42 100
1

a d
¿= x
b c
5 17
¿= x
4 16
85
¿=
64
¿ ≈ 1,3281

Telah dilakukan penelitian tentang hubungan rokok dengan kejadian hipertensi.


Hasil penelitian diperoleh dari 1000 orang perokok terdapat 90 orang hipertensi dan
dari 1000 orang bukan perokok terdapat sebanyak 30 orang yang hipertensi
a. Tentukanlah desain apa yang digunakan dalam penelitian tersebut!
Jawab : Case-control study
b. Tentukanlah jumlah:
1) Kasus dengan pajanan
Jawab : 1000 kasus
2) Kontrol dengan pajanan
kontrol dengan pajanan=orang perokok +bukan perokok
kontrol dengan pajanan=1000+1000=2000kasus
3) Kasus yang tidak mengalami pajanan
Jumlah kasus yang tidak mengalami pajanan = Jumlah populasi bukan
perokok - Jumlah bukan perokok yang mengalami hipertensi
Jumlah kasus yang tidak mengalami pajanan = 1000 - 30 = 970 orang
4) Kontrol yang tidak mengalami pajanan
Kelompok bukan perokok adalah kelompok kontrol, karena mereka
tidak terpapar faktor risiko (rokok) yang sedang diteliti. Jadi, kontrol
dalam penelitian ini adalah kelompok orang yang tidak merokok
(bukan perokok).
c. Tentukanlah insiden pada kelompok dengan faktor risiko

Jawaban: Rumus menghitung insiden:

Jumla h kasus baru dalam kelompok dengan faktor resiko


Insiden = x 1000
total populasi dalam kelompok dengan faktor resiko

Dalam kasus ini, jumlah kasus baru dalam kelompok perokok adalah 80
orang, dan total populasi dalam kelompok perokok adalah 1000 orang.
Maka:

80
Insiden pada kelompok perokok = x 1000 = 80 per 1000 orang atau 8
1000
per 100 orang. Jadi tingkat insiden hipertensi pada kelompok perokok
adalah 8 per 100 orang

Sementara itu, untuk kelompok yang bukan perokok:

30
Insiden pada kelompok perokok = x 1000 = 30 per 1000 orang atau 3
1000
per 100 orang. Jadi, tingkat insiden hipertensi pada kelompok yang bukan
perokok adalah 3 per 100 orang.

d. Besarnya risiko yang harus ditanggung oleh perokok yang hipertensi


dibandingkan dengan bukan perokok adalah?

Jawaban:

Untuk menentukan besarnya risiko yang harus ditanggung oleh perokok


yang hipertensi dibandingkan dengan bukan perokok, kita dapat
menggunakan konsep "risiko relatif" atau "relative risk" (RR).

insiden pada kelompok dengan faktor resiko


RR =
insiden pada kelompok tanpa faktor resiko

Dalam kasus ini, insiden pada kelompok perokok adalah 8 per 100 orang,
dan insiden pada kelompok bukan perokok adalah 3 per 100 orang.

8 3 8
RR = ÷ = atau 2,67. Hal ini berarti perokok yang hipertensi
100 100 3
memiliki risiko sekitar 2,67 kali lebih tinggi untuk mengalami hipertensi
dibandingkan dengan bukan perokok.
TUGAS PTM 7

STUDI POTONG LINTANG

1. Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan studi potong lintang!

Jawaban :

Studi potong lintang merupakan rancangan studi yang cocok, efisien dan cukup kuat
disegi metodologik. Selain itu seperti penelitian observasional lainnya, studi potong
lintang tidak “memaksa” subjek untuk mengalami factor yang diperkirakan bersifat
merugikan kesehatan (factor resiko). Demikian pula, tidak ada subjek yang kehilangan
kesempatan memperoleh terapi yang diperkirakan bermanfaat, bagi subjek yang
kebetulan menjadi control.

2. Jelaskan ciri-ciri studi potong lintang!


Jawaban :

Ciri-ciri studi potong lintang adalah sebagai berikut:


a. Studi ini berusaha mencari hubungan apakah satu variabel berhubungan dengan
variabel yang lain tetapi bukanlah sebab-akibat (causal-effect).
b. Antara exposure dengan outcome tidak terdapat hubungan waktu, artinya exposure
dan outcome terjadi atau diamati dalam waktu yang sama. Kadang kadang sulit
membedakan yang mana exposure mana yang outcome.
c. Telah menggunakan kelompok kontrol sebagai pembanding.
d. Dapat menggunakan analisis statistika inferensial untuk membedakan atau
membandingkan dua kelompok

3. Jelaskanlah tujuan dari studi potong lintang!


Jawaban :

Tujuan studi potong-lintang adalah untuk memperoleh gambaran pola penyakit


dan determinan-dterminannya pada populasi sasaran
4. Jelaskanlah kerugian dan keuntungan studi potong lintang!
Jawaban :
Kelemahan studi potong lintang (cross sectional)

1. Umumnya hanya menemukan kasus yang selamat. Tidak dapat menemukan


mereka yang mati karna penyakit yang diteliti
2. Sulit dilakukan terhadap penyakit atau masalah yang jarang dalam
masyarakat.
3. Sulit dipakai untuk penyakit yang akut, pendek nasa inkubasi dan masa
akhirnya

Kelebihan studi potong lintang:


a. Cepat, dapat dilakukan dengan hanya sekali pengamatan atau interview
b. Murah, bahkan dapat Jermurah dibandingkan dengan penelitian lainnya
c. Berguna untuk informasi bagi perencanaan misalnya untuk menentukan lokasi
rumah sakit, penganggaran obat, dan peralatan medis, dan jenis jenis
pelayanan yang diperlukan.
d. Untuk mengamati kemungkinan hubungan berbagai variabel yang ada

5. Sebutkanlah contoh-contoh penelitian potong lintang!


Jawaban :

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Lama Rawat Inap Pasien COVID-19 di


RSUD Serui Provinsi Papua: St
TUGAS PTM 8
CASE CONTROL

1. Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan studi case control!


Jawaban :
Kasus Kontrol/case control adalah studi analitik yang menganalisis
hubungan kausal dengan menggunakan logika terbalik, yaitu menentukan penyakit
(outcome) terlebih dahulu kemudian mengidentifikasi penyebab (faktor risiko).
Riwayat paparan dalam penelitian ini dapat diketahui dari register medis atau
berdasarkan wawancara dari responden penelitian. Kelemahan dari studi ini adalah
ketika responden penelitian sulit mengingat kembali riwayat paparan yang dialami
terutama jika paparan sudah dilewati selama bertahun-tahun, sehingga dalam
penelitian kasus control sangat rawan recall bias, disamping bias seleksi. Namu
kelebihan dari studi ini yaitu waktu penelitian relative singkat, murah dan cocok
untuk meneliti penyakit langka dan memiliki periode laten yang panjang.
2. Telah dilakukan penelitian tentang hubungan rokok dengan kejadian hipertensi.
Hasil penelitian diperoleh dari 1000 orang perokok terdapat 80 orang hipertensi
dan dari 1000 orang bukan perokok terdapat sebanyak 30 orang yang hipertensi
a. Tentukanlah desain apa yang digunakan dalam penelitian tersebut!
Jawaban :
Desain Case Control

b. Tentukanlah jumlah:

1. Kasus dengan pajanan

Jawaban : Hipertensi

2. Kontrol dengan pajanan

Jawaban : Merokok

3. Kasus yang tidak mengalami pajanan

Jawaban : Merokok tetapi tidak mengalami hipertensi

4. Kontrol yang tidak mengalami pajanan

Jawaban: Kelompok bukan perokok

c. Tentukanlah insiden pada kelompok dengan faktor risiko

Jawaban:

Rumus menghitung insiden:

Jumla h kasus baru dalam kelompok dengan faktor resiko


Insiden = x 1000
total populasi dalam kelompok dengan faktor resiko

Dalam kasus ini, jumlah kasus baru dalam kelompok perokok adalah 80
orang, dan total populasi dalam kelompok perokok adalah 1000 orang.
Maka:

80
Insiden pada kelompok perokok = x 1000 = 80 per 1000 orang atau 8
1000
per 100 orang. Jadi tingkat insiden hipertensi pada kelompok perokok
adalah 8 per 100 orang
Sementara itu, untuk kelompok yang bukan perokok:

30
Insiden pada kelompok perokok = x 1000 = 30 per 1000 orang atau 3
1000
per 100 orang. Jadi, tingkat insiden hipertensi pada kelompok yang bukan
perokok adalah 3 per 100 orang.

d. Besarnya risiko yang harus ditanggung oleh perokok yang


hipertensi dibandingkan dengan bukan perokok adalah?

Jawaban:

Untuk menentukan besarnya risiko yang harus ditanggung oleh perokok


yang hipertensi dibandingkan dengan bukan perokok, kita dapat
menggunakan konsep "risiko relatif" atau "relative risk" (RR).

insiden pada kelompok dengan faktor resiko


RR =
insiden pada kelompok tanpa faktor resiko

Dalam kasus ini, insiden pada kelompok perokok adalah 8 per 100 orang,
dan insiden pada kelompok bukan perokok adalah 3 per 100 orang.

8 3 8
RR = ÷ = atau 2,67. Hal ini berarti perokok yang hipertensi
100 100 3
memiliki risiko sekitar 2,67 kali lebih tinggi untuk mengalami hipertensi
dibandingkan dengan bukan perokok.

3. Buatlah sebuah judul penelitian yang menggunakan desain berikut!

a. Cross sectional

Jawaban :

Judul : PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI TERHADAP


KEAKTIFAN KADER DALAM PENGENDALIAN TUBERKULOSIS
Desain : Metode penelitian menggunakan desain studi analitik
observasional dengan pendekatan cross-sectional

b. Case control

Jawaban :

Judul :

STUDI CASE CONTROL: KEBIASAAN MAKAN DAN


HUBUNGANNYA DENGANKEJADIAN STUNTING PADA ANAK
BALITA DI DESA PADENDEKECAMATAN MARAWOLA

Desain :

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan


rancangan case control.

…Terima Kasih…

Anda mungkin juga menyukai