Bagian-Bagian Jalan Dan Bahan Perkerasannya

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 27

KONTRUKSI JALAN DAN

JEMBATAN

BAGIAN-BAGIAN JALAN DAN BAHAN PERKERASAN


BAB
JALAN IV
BAB IV BAGIAN-BAGIAN JALAN DAN BAHAN PERKERASAN
JALAN

TUJUAN PEMBELAJARAN

Melalui proses mencari informasi, menanya, berdiskusi dan presentasi


peserta didik diharapkan dapat Menjelaskan tentang fungsi bagian-bagian
jalan, memahami spesifikasi bahan perkerasan jalan, memahami fungsi dari
bahan perkerasan jalan serta mampu mempresentasikan bagian-bagian jalan
serta klasifikasi bahan perkerasannya dengan menambah rasa keingintahuan,
rasa tanggung jawab, dan taat aturan, selama pembelajaran, percaya diri dan
bertekad kuat, bersikap terus terang serta berpikir kritis dan kreatif, serta
mampu mengomunikasikan dan menjalin kerjasama hal-hal yang berhubungan
dengan spesifikasi bahan perkerasan jalan dengan baik.

PETA KONSEP

Spesifikasi Bahan Perkerasan Jalan

Bagian-bagian Jalan
Bahan Perkerasan jalan

Jalur Lalu lintas, Bahu Jalan


Trotoar, Median, Saluran Definisi Tanah
Samping, Talud, Kereb, Perkerasan Pasir
Pengaman Tepi, Lapisan Jalan Agregat
Perkerasan Jalan, Daerah Aspal
manfaat Jalan, Daerah Milik
Jalan, Daerah Pengawasan Jalan

KATA KUNCI

Bagian-bagian Jalan-Bahan Perkerasan Jalan–Spesifikasi Bahan Perkerasan Jalan

DESAIN PERMODELAN DAN


INFORMASI BANGUNAN
59
KONTRUKSI JALAN DAN
JEMBATAN

PENDAHULUAN

Dalam membangun sebuah jalan yang perlu dipahami oleh setiap perencana
konstruksi jalan adalah bagian-bagian jalan yang akan dibangun serta bahan bahan
yang diperlukan untuk membuat bangunan jalan tersebut. Diperlukan pemahaman
yang baik agar bisa membedakan setiap bagian-bagian jalan dan bahan bahan yang
bisa digunakan untuk membuat jalan tersebut. Dengan pemilihan bahan yang sesuai
dengan standart, maka tentu akan diperoleh jalan yang baik, awet, dan nyaman.

Gambar. 4.1 Proses Pembuatan Jalan


Sumber: https:// bratapos.com/ wp-content/ uploads/ 2019/ 09/ WhatsApp-Image-2019-09-27-at-12.43.04.jpeg

A. BAGIAN-BAGIAN JALAN
Menurut Dasar-Dasar Perencanaan Geometrik Jalan (silvia sukirman),
Pengelompokan bagian-bagian utama jalan seperti berikut:
1. Bagian yang bermanfaat langsung bagi lalu lintas
a. jalur lalu lintas;
b. lajur lalu lintas;
c. bahu jalan;
d. trotoar; dan
e. median.
2. Bagian yang bermanfaat bagi drainase jalan
a. saluran samping;
b. kemiringan melintang jalur lalu lintas;
c. kemiringan melintang bahu; dan
d. talud/ kemiringan.
3. Bagian yang bermanfaat sebagai Pelengkap Jalan
a. Kereb; dan
b. Pengaman Tepi.

DESAIN PERMODELAN DAN


60 INFORMASI BANGUNAN
KONTRUKSI JALAN DAN
JEMBATAN

MATERI PEMBELAJARAN

4. Bagian yang bermanfaat sebagai Konstruksi Jalan


a. lapisan perkerasan jalan;
b. lapisan fondasi atas;
c. lapisan fondasi bawah; dan
d. lapisan tanah dasar.
5. Daerah Manfaat Jalan (damaja)
6. Daerah Milik Jalan (damija)
7. Daerah Pengawasan Jalan (dawasja)
a. Jalur Lalu lintas
Jalur lalu lintas/ Traveled way adalah semua bagian perkerasan jalan yang
dipergunakan untuk arus lalu lintas angkutan. Jalur lalu lintas sendiri pada
umumnya terdiri dari beberapa lajur kendaraan sedangkan lajur kendaraan
adalah bagian dari jalur lalu lintas yang khusus digunakan untuk dilalui
oleh satu rangkaian kendaraan beroda empat atau lebih dengan arah yang
sama. Dalam sebuah jalan yang memiki 2 arah, yaitu jalur arah pergi, dana
arah pulang, berarti jalan ini memiliki 1 jalur dengan 2 lajur, 2 arah. Di
jalan tol banyak juga terdapat sebuah jalan dengan 1 jalur, dengan 2 atau
lebih lajur meskipun mempunyai arah yang sama. Untuk menentukan lebar
lajur lalu lintas perlu diadakan pengamatan langsung di lapangan, hal ini
disebabkan:
1) Lintasan yang dibuat oleh setiap kendaraan ketika melewati sebuah
jalan jalur lalu lintasnya tidak mungkin sama persis jalur lintasannya.
2) Diperlukan ruang kebebasan gerak antar kendaraan untuk keselamatan
dan kenyamanan setiap pengemudi.
3) Timbulnya gaya-gaya samping yang antara lain disebabkan permukaan
jalan yang bergelombang/ kurang rata, timbulnya gaya angin yang
disebabkan kendaraan yang menyalip, Terjadinya gaya sentrifugal di
tikungan-tikungan, sehingga tidak memungkinkan membuat lintasan
kendaraan dibuat selalu sama dan sejajar.
Lebar kendaraan penumpang mempunyai lebar bervariasi antara 1,50
meter sampai dengan 1,75 meter. Untuk itulah bina marga mengambil
lebar kendaraan rencana 1,70 meter, dan 2,50 meter untuk kendaraan
rencana truk/ bis semitrailer. Untuk mencari lebar lalu lintas adalah
dengan menambahkan lebar kendaraan dengan lebar ruang bebas antar
kendaraan. Ruang bebas antar kendaraan ini harus disesuaikan dengan
kenyamanan dan keselamatan yang diinginkan. Dibutuhkan ruang
bebas kendaraan yang lebih besar untuk jalan dengan lalu lintas dengan
kecepatan tinggi dibandingkan dengan lalu lintas kecepatan rendah. Hal ini
dikarenakan pada laluntas untuk kecepatan tinggi dibutuhkan ruang gerak
dan menyiap yang lebih lebar untuk keselamatan dan kenyaman masing-
masing pengemudi dan kendaraan. Untuk jalan lokal dengan dua lajur dan
dua arah yang mempunyai kecepatan perlahan, dibuat lebar jalan tidak
boleh kurang dari 5,50 meter sedangkan jalan arteri yang direncanakan
untuk kecepatan tinggi, diharuskan memiliki lebar lajur lalu lintas lebih
besar dari 3,25 meter atau lebih baik lagi jika lebar lajur 3,50 meter. Untuk
menentukan jumlah lajur yang dibutuhkan juga sangat bergantung pada
DESAIN PERMODELAN DAN
INFORMASI BANGUNAN
61
KONTRUKSI JALAN DAN
JEMBATAN

MATERI PEMBELAJARAN

volume lalu lintas yang melewati jalan dan juga tingkat pelayanan yang
diinginkan.
Adapun yang dimaksud dengan kemiringan melintang jalur lalu lintas
adalah kemiringan lajur lalu lintas yang berguna untuk kepentingan
drainase jalan supaya dapat segera mengalirkan air yang ada dipermukaan
jalan ke dalam saluran pembuangan. Besarnya kemiringan melintang
berbeda beda, untuk jalan dengan lapis pengikat perkerasan permukaan
dengan semen ataupun apal, kemiringan melintang antara 2% sampai 4%
sedangkan bagi jalan tanpa pengikat perkerasan permukaan, kemiringan
melintang dibuat sebesar 5%. Semakin besar kedap air suatu jalan,
maka akan semakin kecil keniringan melintang yang dibutuhkan. Untuk
kepentingan keseimbangan gaya sentrifugal dan juga untuk drainase pada
daerah tikungan juga diperlukan dibuat kemiringan melintang.

Gambar 4.2 Bagian-bagian potongan jalan


Sumber: https:// upload.wikimedia.org/ wikipedia/ id/ thumb/ 9/ 99/ Bagianjalan.jpg/ 800px-Bagianjalan.jpg

b. Bahu Jalan
Bahu jalan merupakan ruang yang berada di samping jalur lalu lintas yang
berguna untuk:
1) Tempat yang digunakan untuk pemberhentian sementara, biasanya
untuk kendaraan yang mengalami kerusakan atau parkir sementara.
2) Tempat untuk mengelak pada saat-saat genting, sehingga dapat
menghindarkan kecelakaan.
3) Memberikan rasa lapang bagi pengendara, sehingga dapat menambah
kapasitas jalan tersebut.
4) Memberikan dukungan kekuatan dari arah samping pada konstruksi
perkerasan jalan.

DESAIN PERMODELAN DAN


62 INFORMASI BANGUNAN
KONTRUKSI JALAN DAN
JEMBATAN

MATERI PEMBELAJARAN

5) Sebagai ruang/ tempat untuk membantu penempatan barang/ alat


proyek disaat perbaikan dan pemeliharaan jalan.
6) Sebagai jalur untuk kendaraan khusus seperti: kendaraan patroli,
ambulans, ataupun pemadam kebakaran yang sangat dibutuhkan
pada keadaan darurat.
Menurut buku Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan (Silvia Sukirman)
jenis-jenis bahu jalan dapat dibedakan berdasarkan tipenya, antara lain:
1) Berdasarkan tipe perkerasannya,
Bahu jalan menurut tipe perkerasaanya dapat dibedakan menjadi:
a) Bahu jalan tanpa perkerasan, Bahu jalan jenis ini dibuat dengan
bahan perkerasan jalan dengan tidak menggunakan bahan pengikat.
Material yang umum digunakan adalah agregat dengan campuran
sedikit lempung. Tipe bahu jalan ini banyak dipergunakan pada
daerah jalan dengan kendaraan yang berhenti pada bahu jalan
tersebut jumlahnya sedikit.
b) Bahu dengan perkerasan, bahu jalan jenis ini dibuat dari campuran
material dengan menambahkan bahan pengikat. Bahu jalan ini
mempunyai lapisan yang lebih kedap air bila diperbandingkan
dengan bahu jalan tanpa perkerasan. Bahu jalan jenis ini
dipergunakan di daerah dimana kendaraan yang berhenti di bahu
jalan tersebut berjumlah banyak.

2) Berdasarkan tempat kedudukan bahu terhadap arah arus lalu lintas,


bahu jalan bisa kita kategorikan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu:
a) Bahu luar/ bahu kiri, bahu jalan tipe ini berada pada tepi sebelah
kiri dari jalur lalu lintas.
b) Bahu dalam/ bahu kanan, bahu jalan tipe ini berada pada tepi
sebelah kanan dari jalur lalu lintas.

Dalam menentukan lebar bahu jalan yang akan dibuat hal-hal yang
harus menjadi pertimbangan adalah ;
a) Fungsi jalan
Dalam menentukan lebar bahu jalan, fungsi dari jalan sangat
berpengaruh. Pada sebuah jalan utama/ arteri dibutuhkan
keamanan, kenyamanan, dan kebebasan samping yang lebih besar
bila dibandingkan dengan jalan lokal. Pada jalan utama/ arteri
diperlukan lebar bahu yang lebih besar.
b) Volume lalu lintas
Volume lalu lintas juga sangat mempengaruhi kebutuhan lebar
suatu bahu jalan. Pada jalan dengan volume lalu lintas padat, maka
dibutuhkan lebar bahu yang besar pula, sedangkan lebar bahu pada
lalu lintas dengan volume yang rendah, juga hanya dibutuhkan
lebar bahu yang lebih sempit.
c) Kegiatan disekitar jalan
Pada jalan yang melintasi daerah kawasan kota, tempat-tempat
berjual beli, tempat-tempat pendidikan, yang membutuhkan
tempat parkir dan pejalan kaki yang lebih banyak, pada jalan
DESAIN PERMODELAN DAN
INFORMASI BANGUNAN
63
KONTRUKSI JALAN DAN
JEMBATAN

MATERI PEMBELAJARAN

seperti ini dubutuhkan bahu jalan yang lebih lebar dibandingkan


jalan yang melintasi daerah sepi ataupun tidak banyak kegiatan
disekitarnya.
d) Adanya trotoar, sebagai fasilitas pejalan kaki juga bisa mengurai
kepadatan pemakai fasilitas bahu jalan.
e) Besarnya biaya yang tersedia untuk biaya pembebasan tanah, dan
biaya pekerjaan konstruksi.

c. Kemiringan Melintang Bahu jalan


Kemiringan melintang bahu jalan sangat penting sekali dalam menjaga
sebuah jalan agar tidak cepat rusak. Hal ini dikarenakan kemiringan
melintang bahu jalan mempunyai fungsi mengalirkan air dari perkerasan
jalan menuju saluran samping jalan, apabila kemiringan melintang bahu
jalan tidak berfungsi dengan baik, maka air tidak akan bisa mengalir,
dan membuat genangan air. Apabila Kemiringan melintang bahu jelek
disertai dengan bahu dibuat dari material tanpa bahan pengikat, akan
menimbulkan merembesnya air hujan ke dalam perkerasan jalan.
Sehingga akan menyebabkan berkurangnya kekuatan perkerasan jalan.
Akhirnya akan berakibat cepat rusaknya jalan, dan memperpendek umur
pelayanannya. Pada bahu jalan kemiringan melintangnya dibuat lebih
miring dibandingkan kemiringan melintang pada jalur perkerasan jalannya.
Perubahan kemiringan melintang antara bahu jalan dengan jalur perkerasan
jalan tidak boleh melebihi 8%. Hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam
menentukan besarnya kemiringan melintang pada bahu antara lain dilihat
dari itensitas hujan, jenis permukaan pada bahu, adanya kemungkinan
bahu untuk selalu digunakan atau tidak.
d. Trotoar/ Jalur Pejalan Kaki/ Side walk
Trotoar merupakan jalur yang dipergunakan untuk pejalan kaki (pedestrian)
yang berada berdampingan dengan jalur lalu lintas. Antara trotoar dengan
jalur lalu lintas biasanya dibuat terpisah dengan menggunakan pemisah
berupa kereb. Hal ini agar lebih meningkatkan faktor keamanan dan
kenyamanan pejalan kaki yang menggunakan trotoar tersebut. Lebar
untuk trotoar biasanya dibuat dengan ukuran yang bervariasi antara 1,5
sampai 3,0 meter. Untuk menentukan apakah sebuah jalan perlu diberikan
tambahan trotoar atau tidak sangat dipengaruhi oleh fungsi jalan, tingkat
pelayanan pejalan kaki yang diinginkan, serta volume pejalan kaki yang
melewati jalan tersebut.
e. Median
Median merupakan jalur yang dibuat ditengah-tengah jalan, yang berguna
untuk memisah jalan sesuai dengan masing-masing arahnya. Median ini
sangat penting dan vital diperlukan pada jalan dengan arus lalu lintas yang
tinggi yang berfungsi untuk memisahkan arus yang saling berlawanan.
Adapun fungsi median diantaranya adalah:
1) Sebagai daerah kosong yang digunakan pada saat-saat darurat untuk
dapat tetap mengontrol kendaraan.
2) Memberikan ruang sebagai pembatas yang berfungsi untuk mengurangi

DESAIN PERMODELAN DAN


64 INFORMASI BANGUNAN
KONTRUKSI JALAN DAN
JEMBATAN

MATERI PEMBELAJARAN

kesilauan yang diakibatkan dari sorot lampu dari kendaraan yang saling
berpapasan.
3) Memberikan kelegaan, rasa nyaman, bagi pemakai kendaraan.
4) Sebagai daerah pengaman kebebasan samping.
Median dalam pembuatannya harus terlihat jelas oleh pengemudi, baik
pada saat siang, ataupun malam hari. Median sendiri biasanya mempunyai
lebar yang bermacam-macam antara 2,0 sampai 12 meter. Untuk median
yang mempunyai lebar lebih dari 5 meter diperlukan penambahan tinggi
dengan pembuatan kereb dan pembatas jalan yang bertujuan agar tidak
dilanggar kendaraan yang lewat. Dalam menentukan lebar median yang
akan dibuat dipengaruhi oleh fungsi jalan, dan besarnya biaya yang
disediakan untuk pembuatan median jalan. Semakin lebar sebuah median,
maka akan lebih memberikan kenyamanan, keamanan, dan kelapangan
bagi kendaraan yang lewat.
f. Saluran Samping
Saluran samping adalah saluran yang berfungsi untuk mengalirkan
air yang berasal dari jalan dan badan jalan, untuk dibuang ke tempat
tempat pembuangan air. Saluran samping ini bisa terbuka dan tertutup.
Saluran samping ini pada umumnya berada di kiri dan kanan badan jalan.
Fungsi dari saluran samping adalah untuk:
1) Menyalurkan air di permukaan jalan ataupun dari bagian luar jalan ke
tempat pembuangan air.
2) Memelihara konstruksi jalan tidak tergenang air dan dalam keaadaan
kering.

Gambar 4.3 Saluran Samping


Sumber: Boby, 2019 (dokumen pribadi)

Pada umumnya saluran samping berbentuk trapesium, tetapi juga


menyesuaikan dengan kondisi daerah tempat dari saluran samping
tersebut akan dibuat. Di daerah kawasan kota dimana tanah sudah sangat
DESAIN PERMODELAN DAN
INFORMASI BANGUNAN
65
KONTRUKSI JALAN DAN
JEMBATAN

MATERI PEMBELAJARAN

sulit dan mahal, yang mungkin akan menyebabkan pembengkakan dana


yang besar jika digunakan untuk pembebasan lahan untuk pembuatan
saluran samping, saluran samping dibuat di bawah trotoar dengan
bentuk persegi panjang sedangkan untuk daerah di luar kota, yang biaya
pembebasan lahan tidak mahal, saluran samping ditempatkan di luar
bagian jalan berbentuk trapesium. Dinding dari saluran samping dibuat
dengan menggunakan pasangan batu kali maupun dengan memanfaatkan
tanah asli sedangkan untuk dasar saluran dibuat dengan lebar tidak
boleh kurang dari 30 sentimeter, ataupun disesuaikan dengan perkiraan
besar dari debit yang akan melewati saluran tersebut. Untuk pembuatan
kelandaian dasar saluran samping pada umumnya disesuaikan dengan
kelandaian jalan yang ada. Akan tetapi bila jalan yang dibuatkan saluran
samping tersebut terlalu besar kemiringannya, saluran samping tidak
diperbolehkan mengikuti kelandaian jalan, tetapi dibuat terasering untuk
mengurangi pengikisan tanah oleh air akibat kemiringan yang curam tadi.
g. Talud/ Kemiringan Lereng
Talud atau bisa juga disebut dinding penahan tanah adalah bangunan yang
dibangun untuk menjaga dan meningkatkan kestabilan tanah agar lebih
besar dan stabil. Talud dibangun pada daerah daerah dengan kondisi tanah
yang labil. Talud berupa dinding penahan tanah yang dibuat dari pasangan
batu kali, semen, pasir dan air. Namun, ada juga talud yang terbuat dari
mortar, beton, kayu, dan lain lain. Talud jalan umumnya dibuat dengan
perbandingan 2 horizontal: 1 vertikal, untuk tanah tanah yang labil, sering
longsor dan lain lain yang perlu penanganan khusus, pembuatan talud
disesuaikan dengan besar landai aman menurut perhitungan kesetabilan
lereng.

Gambar 4.4 Talud Jalan


Sumber: http:// sendang-wonogiri.desa.id/ wp-content/ uploads/ sites/ 3548/ 2018/ 05/ ketiga-300x180.jpeg

DESAIN PERMODELAN DAN


66 INFORMASI BANGUNAN
KONTRUKSI JALAN DAN
JEMBATAN

MATERI PEMBELAJARAN

h. Kereb
Kereb adalah Peninggian tepi perkerasan atau bahu jalan. kereb
dipakai sebagai bangunan pelengkap yang diperuntukkan untuk
memisahkan bagian badan jalan dengan fasilitas jalan yang lain, seperti:
median, trotoar, sparator, area parkir, dan lain lain. Biasanya bangunan ini
digunakan di jalan-jalan di kawasan kota, Pada daerah luar kota biasanya
kereb digunakan untuk daerah yang direncanakan untuk lalu lintas yang
membutuhkan kevepatan tinggi. Berikut ini beberapa fungsi dari kereb
menurut fungsinya:
1) Kereb Peninggi/ mountabel curb, kereb jenis ini dibuat dengan tujuan
agar masih bisa dilewati kendaraan. Kereb jenis berbentuk permukaan
lengkung dengan ketinggian antara 10 sentimeter sampai dengan 15
sentimeter. Kereb ini banyak terdapat pada tempat parkir di pinggir
jalan
2) Kerep Penghalang/ barrier curb, kereb jenis ini dibuat agar kendaraan
tidak bisa lewat, dengan demikian kendaraan akan tetap pada jalur
lalulintasnya. Kerep penghalang dibuat dengan ketinggian antara
25 sentimeter sampai dengan 30 sentimeter, biasanya berada pada
median, trotoar, dan jalan jalan tanpa pagar.
3) Kereb Berparit/ gutter curb, kereb ini difungsikan untuk membuat pola
drainase dari perkerasan jalan. Kereb jenis ini dipergunakan pada jalan
yang membutuhkan sistem drainase yang bagus. Pada jalan yang lurus
pembuatan kereb ini ditempatkan disebelah tepi luar dari perkerasan
jalan. Untuk daerah tikungan penempatan kereb ini pada tepi dalam.
Kereb ini dibuat dengan ketinggian 10 sentimeter sampai dengan 20
sentimeter.
4) Kereb Penghalang Berparit/ barrier gutter curb, kereb ini dibuat dan
direncanakan untuk membuat pola drainase perkerasan jalan. Tinggi
dari kereb penghalang ini berkisar antara 20 sentimeter sampai dengan
30 sentimeter.

Gambar 4.5 Kereb Jalan


Sumber: http:// savir.ft.unmul.ac.id/ file/ gambar/ HF4TGOTTZwTqyIjxlArKJsGybpEYCauiN_hz_D_YLHQ

DESAIN PERMODELAN DAN


INFORMASI BANGUNAN
67
KONTRUKSI JALAN DAN
JEMBATAN

MATERI PEMBELAJARAN

i. Pengaman Tepi
Bangunan yang berfungsi sebagai sistem pengaman bagi kendaraan ataupun
orang agar tidak terjatuh ketika melewati jalan yang dianggap berbahaya,
seperti pada jalan bebas hambatan, jalan di dekat perairan sungai, jalan
di daerah pegunungan, jalan di pinggir jurang, dan lain-lain. Bangunan ini
berbentuk pagar pengaman yang terbuat dari batu kali, beton, baja, rail besi,
kayu atupun hanya timbunan tanah yang dibentuk saja.

Gambar 4.6 Pengaman Tepi


Sumber: https:// upload.wikimedia.org/ wikipedia/ commons/ thumb/ 7/ 79/ Imageguard.jpeg/ 220px-Imageguard.jpeg

j. Deaerah Manfaat Jalan (DAMAJA)


Daerah Manfaat Jalan meliputi badan jalan, saluran tepi jalan, dan ambang
pengamannya. Badan jalan meliputi jalur lalu lintas, dengan atau tanpa jalur
pemisah dan bahu jalan.

DESAIN PERMODELAN DAN


68 INFORMASI BANGUNAN
KONTRUKSI JALAN DAN
JEMBATAN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 4.7 Potongan Melintang Jalan


Sumber: https:// docplayer.info/ docs-images/ 17/ 106901/ images/ 14-0.jpg

k. Daerah Milik Jalan (DAMIJA)


Daerah milik jalan adalah ruang disepanjang jalan dan dibatasi dengan lebar
dan ketinggian yang telah ditentukan. Daerah ini dikuasai oleeh Pembina jalan
dengan hak-hak tertentu. Ruang ini berguna untuk mencukupi persyaratan
keluasan keamanan bagi pemakai jalan dan dipergunakan bagi keperluan
pelebaran Daerah Manfaat Jalan dilain waktu. Daerah ini berada di luar daerah
manfaat jalan dan berada di dalam daerah milik jalan.

l. Daerah Pengawasan Jalan (DAWASJA)


Daerah Pengawasan Jalan merupakan ruang yang berada di luar daerah
milik jalan. Penggunaan daerah ini diawasi oleh Pembina jalan. Daerah ini
mempunyai tujuan agar konstruksi bangunan yang berada di daerah milik jalan
yang kurang cukup luasnya tidak mengganggu pandangan pengemudi.

B. DEFINISI PERKERASAN JALAN


Perkerasan jalan adalah lapisan di atas tanah dasar yang telah mendapatkan
pemadatan, terdiri dari campuran agregat dan bahan pengikat yang dipergunakan
untuk pelayanan dalam upaya menahan beban lalu lintas. Untuk diteruskan ke
tanah dasar. Agregat yang digunakan berupa batu pecah, batu belah atau batu
kali. Adapun bahan ikat yang dipakai adalah aspal, semen atau tanah liat. Menurut
Hardiyatmo (2015), Kegunaan perkerasan jalan adalah sebagai berikut.
1. Sebagai struktur untuk menahan beban lalu lintas. Memberikan struktur yang
kuat dalam mendukung beban lalu lintas.
2. Membentuk permukaan jalan menjadi rata.
3. Membuat permukaan perkerasan jalan menjadi tahan gelincir atau kesat.
4. Menyebarkan beban dari roda kendaraan secara merat, sehingga bisa
DESAIN PERMODELAN DAN
INFORMASI BANGUNAN
69
KONTRUKSI JALAN DAN
JEMBATAN

MATERI PEMBELAJARAN

melindungi tanah dasar dari beban yang terlalu besar.


5. Memberikan perlindungan pada tanah dasar terhadap adanya perubahan
cuaca, sehingga tidak cepat rusak karena pengaruh buruk cuaca tersebut.

C. SPESIFIKASI BAHAN PERKERASAN JALAN


Dalam merencanakan sistem perkerasan diharuskan untuk bisa dipakai dalam
jangka waktu yang lama, sehingga sistem perkerasan tidak mudah mengalami
kerusakan awal yang diakibatkan pengaruh lingkungan seperti air, oksidasi, serta
pengaruh temperatur. Faktor kelembapan dan lingkungan sangat mempengaruhi
keawetan bahan perkerasan jalan. Terlalu tingginya kelembapan air pada struktur
perkerasan akan memperjelek kinerja perkerasan. Hal yang biasanya terjadi
apabila terjadi kenaikan kelembapan pada struktur perkerasan adalah lapisan
fondasi atas dan fondasi bawah menjadi kotor karena naiknya butir halus dari
tanah dasar yang terpompa bersama air.
Jenis-jenis material perkerasan jalan yang kita kenal dapat di lihat di bawah ini:
1. Tanah
Tanah merupakan material yang tersusun dari agregat mineral-mineral padat
yang tanpa disertai adanya ikatan secara kimia satu sama lain, agregat ini
berasal dari bahan-bahan organik yang telah mengalami pelapukan ditambah
dengan zat air dan gas sebagai pengisi ruang-ruang kosong diantara partikel-
partikel padat tersebut (Das, 1995). Lapisan tanah dasar merupakan lapisan
tanah yang berada dipaling bawah. Fungsi dari lapisan tanah dasar ini
selain sebagai tempat meletakkan lapisan perkerasan jalan diatasnya juga
merupakan konstruksi yang mendukung konstruksi perkerasan lapisan jalan
diatasnya. Tanah dasar (sub grade) dapat berupa tanah asli yang dipadatkan
jika tanah aslinya baik. Bisa juga berupa tanah urugan yang didatangkan dari
tempat lain. Selain itu, juga bisa dari tanah yang distabilisasi (dengan semen,
kapur dan lain lain). Ditinjau dari muka tanah asli, maka tanah dasar dibedakan
atas:
Dari berbagai kondisi tersebut tentu membutuhkan perbedaan penanganan
antara yang satu dengan yang lain. Penanganan tersebut meliputi:
a. Tanah dasar berupa tanah asli, adanya pemilihan pada lokasi yang
memberikan jenis tanah yang menyumbangkan kekuatan yang sesuai
persyaratan.
b. Konstruksi tanah bersumber dari timbunan, maka selain pemilihan lokasi
tanah yang sesuai, juga perlu ditinjau kembang susut tanah (swelling),
masa konsolidasi dan bila dua hal tersebut sudah dipenuhi, ada satu hal
lagi, yaitu pemadatan.
c. Tanah dasar berupa hasil galian, di samping pemilihan jenis tanah yang
memadai, pelaksana harus punya pertimbangan teknis awal untuk
menghadapi perkiraan tanah misalnya harus ada pertimbangan lain yaitu
pertimbangan kelongsoran.
Dalam pelaksanaan konstruksi jalan ada beberapa aspek yang harus
diperhatikan, yaitu;
a. Nilai California Bearing Ratio (CBR)/ perbandingan antara perkerasan
ataupun beban penetrasi suatu lapisan tanah terhadap bahan standar pada

DESAIN PERMODELAN DAN


70 INFORMASI BANGUNAN
KONTRUKSI JALAN DAN
JEMBATAN

MATERI PEMBELAJARAN

kecepatan penetrasi dan kedalaman yang sama.


b. Swelling/ potensi kembang susut,
c. Drainase/ sifat mengalirkan air,
d. Tingkat kepadatan.
e. Kapileritas/ naik atau turunnya zat cair melewati pembuluh sempit

Gambar 4.8 Tanah


https:// moondoggiesmusic.com/ wp-content/ uploads/ 2019/ 01/ Tanah-Liat.jpg

2. Pasir
Pasir merupakan agregat yang mempunyai dimensi butiran antara 0,0625
milimeter sampai 2 milimeter. Agregat jenis ini dihasilkan dari silicon dioksida
yang bersumber dari batuan kapur. Pasir merupakan yang sangat vital dalam
pelaksanaan setiap membuat suatu bangunan. Pasir yang dicampur dengan
bahan bangunan yang lain sangat berguna untuk membentuk bangunan dengan
lebih kokoh. Pasir digunakan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan,
seperti untuk fondasi, plesteran dinding, beton, dan lain sebagainya. Pasir
yang dipergunakan tersebut bisa berwujud pasir vulkanis, pasir laut ataupun
pasir sungai, yang memenuhi kriteria persyaratan menjadi bahan bangunan.
Berdasarkan kegunaannya, dikenal tiga jenis pasir yaitu:
a. Pasir pasang adalah pasir yang dipergunakan sewaktu proses pekerjaan
pasangan, seperti ketika pekerjaan pasangan batu, batako dan bata,
ataupun ketika mengerjakan plesteran.
b. Pasir cor, pasir ini dipergunakan pada saat proses pengerjaan pembetonan,
seperti ketika membuat kolom beton, balok beton, plat beton dan juga
sloof.
c. Pasir urug, pasir ini dipergunakan sebagai material pokok untuk
mengurug tanah, hal ini disebabkan karena pasir urug memiliki gradasi
yang berbeda serta mempunyai kandungan lumpur.
Ciri-ciri pasir yang baik diantaranya:
a. Memiliki butiran indeks dengan kekerasan kurang dari 2,2.
b. Memiliki butiran yang keras dan tajam.
c. Mempunyai sifat yang kekal.
d. Apabila dilakukan pengujian dengan natrium sulfat akan mengalami
DESAIN PERMODELAN DAN
INFORMASI BANGUNAN
71
KONTRUKSI JALAN DAN
JEMBATAN

MATERI PEMBELAJARAN

kehancuran lebih dari 12 persen, dan apabila pengujian dilakukan dengan


magnesium sulfat akan mengalami kehancuran lebih dari 10 persen.
e. Memiliki kandungan lumpur kurang dari 5 persen.
f. Memiliki jumlah kandungan bahan organik sedikit.
g. Merupakan butiran beraneka ragam, dengan tingkat modulus kehalusan
antara 1,5 sampai 3,8.
h. Memiliki butiran dengan reaksi yang negatif pada alkali dan mempunyai
tingkat keawetan yang tinggi.
i. Tidak diperbolehkan menggunakan pasir laut, terkecuali mempunyai izin
lembaga pemerintahan.
j. Agregat halus yang dipergunakan dalam proses spesi terapan maupun
plesteran harus sesuai persyaratan pasir pasangan.
k. Memiliki persyaratan sesuai ambang batas gradasi pasir yang baik.
Pasir yang dikategorikan sebagai pasir yang bagus, pada umumnya masih
berupa pasir murni yang tidak bercampur dengan campuran material
lainnya. Material seperti tanah liat, sampah, bahan organik, dan lainnya akan
menyebabkan berkuarangnya kualitas dari pasir tersebut.

3. Agregat Pecah (Crushed Agregate)


Agregat adalah bahan yang berisi butiran butiran kecil. Batu pecah, kerak
tungku besi, pasir yang dicampur dan diberikan media pengikat dapat dibuat
menjadi adukan adalah salah satu contoh bahan yang dibuat dari campuran
agregat. Di dalam membuat perkerasan jalan baik untuk jenis perkerasan
lentur, perkerasan kaku, maupun perkerasan komposit, Agregat pecah sangat
mendominasi bahan yang digunakan. Baik untuk pembuatan bahu jalan,
fondasi bawah, fondasi atas dan lapis perkerasan. Secara umum kita mengenal
klasifikasi agregat sebagai berikut:
a. Klasifikasi berdasarkan sumber bahan (resoutce)
Menurut asal kita mendapatkan bahan, dapat dibedakan klasifikasi agregat
menjadi agregat alam dan agregat buatan. Agregat alam adalah agregat
yng bisa diperoleh dari alam langsung. Dengan proses yang alamiah dan
mungkin dengan sedikit pengolahan. Sebagai contoh agregat alam adalah
kerikil dan pasir sedangkan yang dimaksud dengan agregat buatan adalah
agregat yang ketika proses pembuatannya diperlukan bantuan alat untuk
memecah batu sehingga dapat sesuai dengan bahan yang dibutuhkan untuk
perkerasan jalan. Biasanya menggunakan bantuan stone crusber sebagai
alat untuk memecah batu. Karena menggunakan peralatan, maka agregat
buatan bisa memiliki ukuran yang bervariasi sesuai dengan keinginan.
Sisa dari pemecahan yang berwujud abu batu bisa dipergunakan menjadi
bahan pengisi/ filler yang nantinya dapat dipergunakan untuk campuran
bahan agregat ataupun aspal.
b. Klassifikasi berdasarkan dimensi butiran.
Berdasarkan ukuran besar butiran agregatnya, agregat dapat dibedakan
menjadi ;
1) agregat kasar, Agregat dengan ukuran butiran) > 1/ 4 inci (6,35

DESAIN PERMODELAN DAN


72 INFORMASI BANGUNAN
KONTRUKSI JALAN DAN
JEMBATAN

MATERI PEMBELAJARAN

milimeter) yaitu bahan yang tertahan saringan no.4, Sifat-sifat agregat


berbutir kasar.
a) Kekuatan dan keawetan
Agregat merupakan elemen perkerasan jalan dengan referensi
berat 90 sampai 95 persen dari kandungan komposisi berat
seluruh elemen perkerasan itu, dan mempunyai besaran volume 75
sampai 85 persen dari komposisi volume elemen perkerasan jalan
seluruhnya. Sehingga agregat merupakan elemen pokok di dalam
perkerasan jalan. Di dalam perkerasan jalan agregat berfungsi
untuk mensetabilkan, sehingga agregat harus mempunyai
komposisi yang kuat dan keras. Dengan agregat yang kuat, keras
dan juga awet diharapkan akan mampu mencegah kerusakan pada
perkerasan jalan akibat beban lalu lintas. Keawaetan dan kekuatan
pada agregat dipengaruhi oleh kompak dan keras, kadar lempung,
ukuran maksimum, bentuk butir, kadar lempung, tektur permukaan,
dan gradasi. Untuk macam-macam gradasi, kita mengenal bebarapa
jenis gradasi yang umum dipakai, antara lain:
(1) Gradasi seragam/ uniform atau bisa juga disebut gradasi
terbuka, gradasi ini mempunyai komposisi agregat yang hampir
sama. Dikarenakan hanya mempunyai agregat halus berjumlah
sedikit, sehingga menyebabkan banyaknya ruang kosong yang
tak terisi. Gradasi ini akan menghasilkan suatu kepadatan
beraneka ragam yang diakibatkan kontak butir sebagaian,
sedangkan stabilitasnya bergantung pada sifat penyekatan.
(2) Gradasi baik/ well graded, atau disebut juga dengan gradasi
menerus, gradasi ini mempunyai komposisi ukuran gradasi
yang lengkap dan didistribusikan dengan baik. Sehingga
akan memberikan stabilitas serta kepadatan yang bagus,
yang diakibatkan kontak antar butir yang merata dan hampir
menyeluruh.
(3) Gradasi jelek/ poor graded, biasa disebut juga dengan gradasi
senjang, gradasi ini mempunyai ukuran agregat tak lengkap,
karena ada ukuran agregat tertentu yang tak dimiliki ataupun
berjumlah sedikit. Mengakibatkan kontak antara butir yang
satu dengan yang lain menjadi buruk, sehingga mempunyai
stabilitas kecil dan mempunyai kepadatan yang rendah.
Pengukuran komposisi dan kekerasan agregat dilakukan dengan
ASTMD3 dengan syarat tidak boleh kurang dari 3, dan untuk
kehilangan berat dicari dengan angka abrasi yang didapat dari
Los Anggeles Abrasion Test. Abrasi keausan yang lebih dari 50
persen menandakan bahwa agregat tersebut tidak layak untuk
dipakai sebagai bahan perkerasan jalan. Dalam gradasi agregat
untuk membuat lapisan perkerasan harus dihindari agregat yang
mempunyai butiran dengan ukuran melebihi tebal perkerasan,
karena hal ini akan menyebabkan butiran tersebut tidak terselimuti
oleh lapisan aspal. Batasan untuk ukuran agregat tidak boleh

DESAIN PERMODELAN DAN


INFORMASI BANGUNAN
73
KONTRUKSI JALAN DAN
JEMBATAN

MATERI PEMBELAJARAN

melebihi 1/ 2 atau 1/ 3 dari tebal lapisan. Agregat yang baik harus


bersih serta tidak boleh mengandung lumpur, lempung, debu dan
lain lain. Kekuatan dari agregat juga dipengaruhi oleh bentuk
dari butiran tersebut. Macam-macam bentuk butir bisa berbentuk
lonjong, bundar, kubus, pipih, bundar ataupun tidak beraturan.
Butiran berbentuk bundar mempunyai ikatan antar butir yang
kurang stabil dibandingkan dengan butir berbentuk permukaan
dengan bidang patah. Campuran agragat yang baik minimal
mempunyai 40 persen butir agregat yang tak lolos saringan no. 4,
dan memiliki satu bidang patah/ pecah lurus. Selain bentuk butir,
tekstur permukaan juga merupakan hal yang ikut menentukan
kekuatan agregat. Tekstur permukaan penting diperhatikan dalam
hal ikatan adhesi antara agregat dan aspal. Tektur licin mempunyai
adhesi yang kecil, meskipun mudah ditempeli lapis tipis aspal
namun, kurang bisa mempertahankan lapisan tadi. Sehingga
menyebabkan stabilitas dan ketahananya kecil. Berbeda dengan
tektur kasar yang lebih kuat untuk mempertahankan lapisan aspal
yang menempel, sehingga menyebabkan stabilitas dan ketahanan
yang lebih kuat dan stabil. Kemudahan aspal melekat pada
agregat dipengaruhi oleh; jenis agregat, material yang melapisi,
porositas. Semakin bervariasi jenis batuan pada agregat akan
semakin bermacam-macam pula berat jenis dari bahan tersebut.
Sehingga untuk menentukan bahan dengan berat jenis tertentu,
harus direncanakan dahulu proporsi desain dari campuran
tersebut. Untuk membuat ikatan aspal dengan agregat yang kuat,
diharuskan untuk membersihkan permukaan agregat terlebih
dahulu, hal ini disebabkan pada permukaan agregat terutama yang
berasal dari alam banyak terlapisi oleh bahan lain seperti oksida,
minyak, air, tanah, gipsum dan lain lain. Bahan bahan inilah yang
harus dibersihkan karena akan membuat ikatan aspal pada agregat
kurang baik.

2) Agregat halus, adalah bahan yang lolos saringan nomor 4, dan tidak
lolos saringan no. 200 (0,075 milimeter). Agregat halus biasanya
berupa agregat dari mesin pemecah batu, pasir murni, ataupun bisa
juga merupakan kombinasi dari keduanya. Agregat halus yang bagus
memiliki kriteria:
a) harus bersih, tidak bercampur bahan organis, lumpur dan lainnya;
b) keras dan kuat;
c) Awet/ tahan lama;
d) Butiran yang melewati saringan no. 40 diharuskan nonplastis
ataupun memiliki nilai plastis dalam batas yang bisa ditoleransi;
e) Untuk jenis pasir alam, kehilangan soundness pada material yang
tak lolos saringan nomor 50 adalah < 1,5%; dan
f) Pasir yang memiliki kandungan garam bisa dipakai apabila

DESAIN PERMODELAN DAN


74 INFORMASI BANGUNAN
KONTRUKSI JALAN DAN
JEMBATAN

MATERI PEMBELAJARAN

kandungan garam tersebut diyakini tak menyebabkan campuran


terganggu.
Untuk agregat halus yang lolos saringan no 200 dinamakan dengan mineral
filler. Mineral filler berupa abu/ dust, Abu kapur atu abu semen diyakini
dapat digunakan untuk memperbaiki adhesi aspal dan agregat. Di tabel 4.1
berikut disajikan persyaratan mineral filler untuk abu kapur dan mineral
yang lain.
Tabel 4. 1 Persyaratan Mineral Filler

Sumber: Buku Perancangan Perkerasan Jalan, Ir. Hamirhan Saondang MSCE

Agregat pecah pada bahan perkerasan jalan digunakan pada:


1) Digunakan pada lapis fondasi atas, pelebaran jalan dan bahu
Misalnya: Agregat A dipergunakan untuk rekonstruksi mencukupi CBR
lebih besar 80 persen. Agregat B dipergunakan bagi bahu dengan CBR
lebih besar 600 persen.
2) Campuran Hot-Mix:
Misalnya: ATBL, ATB, HRS, AC memakai lebih kurang 70 persen aggregat.
3) Lapis permukan
Misal:
a) Burtu-Agregat batu pecah, berukuran 10 sampai dengan 13
milimeter.
b) Burda-Lapis bawah, berukuran 13 milimeter
c) Lapis atas, berukuran 6,25 milimeter

Gambar 4.9 Agregat


Sumber: https:// www.hetanews.com/ uploads/ 2017-12-15/ 20171215074308-batu-1.jpg

4. Aspal
DESAIN PERMODELAN DAN
INFORMASI BANGUNAN
75
KONTRUKSI JALAN DAN
JEMBATAN

MATERI PEMBELAJARAN

a. Bahan Aspal
Aspal merupakan bahan hidrikarbon yang bersifat melekat, material
ini berwarna hitam ataupun coklat gelap, berfungsi sebagai perekat. Aspal
akan menjadi cair ketika dipanaskan dan memadat ketika didinginkan.
Material ini dihasilkan dari senyawa hidrokarbon, yang diperoleh dari alam
langsung atau melalui proses pemanasan. Aspal merupakan bahan pokok
dalam membuat perkerasan jalan. Macam-macam aspal yang dipergunakan
sebagai material perkerasan jalan dapat dibagi menjadi:
1) Aspal Alam, misalnya: aspal danau/ lake asphalt, aspal gunung/ rock
asphalt.
2) Aspal buatan, misalnya: aspal minyak.
Di lapangan jenis aspal alam dan buatan bisa diketemukan dalam
kondisi sebagai berikut:
1) Aspal murni/ hampir murni, Contoh: Bermuda Lake asphalt (berbentuk
cair), Granhamite, Gilsonite, Glance Pitch (berbentuk asphaltites/ keras).
2) Aspal sudah campur mineral, contoh: Buton Aspal (berbentuk padat),
Trinidad Lake asphalt (berbentuk cair), Rock asphalt (padat).
b. Sifat Aspal
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahan utama dari aspal adalah dari
persenyawaan hidrokarbon, yang meliputi carbon (80%) dicampur dengan
Hidrogen (10%), dan sisanya Sulfur (10%). Aspal dihasilkan dari minyak
bumi melalui proses destilasi. Selain menghasilkan aspal dalam proses
destilasi ini juga menghasilkan bahan-bahan lainnya, seperti: solar, bensin,
minyak bumi dan lain-lain. Kegunaan dari material aspal pada perkerasan
jalan ialah:
1) Digunakan sebagai bahan pengikat pada butiran/ agregat
2) Digunakan sebagai bahan untuk mengisi rongga agregat serta pori-pori
agregat.
c. Jenis Aspal
1) Aspal Minyak (Petroleum Asphalt).
Aspal jenis ini dihasilkan dengan cara meniriskan minyak. Material
ini merupakan bakal dari bitumen yang berbentuk padat/ semi padat.
Aspal Minyak dikategorikan menjadi:
a) Aspal keras/ panas (Asphalt cement/ AC).
Bentuk dari aspal jenis ini pada suhu ruang berbentuk padat. Di
Indonesia aspal semen, dibedakan dari nilai penetrasinya, Aspal
berpenetrasi rendah dipergunakan pada wilayah bersuhu panas, dan
lalu lintas bervolume tinggi, sedangkan aspal berpenetrasi tinggi
dipergunakan di daerah dengan bercuaca dingin, dan lalu lintas
bervolume rendah.
b) Aspal dingin/ cair (Cut back Asphalt).
Aspal ini dipergunakan pada kondisi dingin ataupun padat.
Aspal dingin merupakan aspal yang dibuat di pabrik dengan
mencampurkan aspal panas dengan bahan pengencernya. Bahan-
bahan ini diperoleh dari proses penyulingan minyak. Aspal dingin
sendiri menurut kemudahan pengupan bahan pelarut dan bahan
pengencernya dapat dibagi menjadi beberapa kategori, meliputi:
DESAIN PERMODELAN DAN
76 INFORMASI BANGUNAN
KONTRUKSI JALAN DAN
JEMBATAN

MATERI PEMBELAJARAN

(1) Jenis Rapid curing adalah aspal dingin dengan menggunakan


pengencer dari bensin, dengan RC0 sampai RC5
(2) Jenis Medium curing adalah aspal dingin dengan menggunakan
pengencer dari minyak tanah/ carosene, dengan MC0 sampai
MC5.
(3) Jenis Slow curing adalah aspal dingin dengan memakai
pengencer dari solar, dengan SC0 sampai SC5.
c) Aspal emulsi (Emulsion Asphalt)
Merupakan Campuran aspal dengan air dalam bahan emulsi, aspal
jenis ini berbentuk emulsi dan bisa dipergunakan pada kondisi
dingin. Menurut muatan listrik yang dikandung, aspal emulsi bisa
dibedakan menjadi
(1) Kationik/ aspal emulsi asam, adalah aspal emulsi yang
mempunyai aris listrik positif.
(2) Anionik/ aspal emulsi alkali, adalah aspal emulsi yang memiliki
muatan arus listrik negatif.
(3) Nonionik, adalah aspal emulsi yang tak bisa menghantarkan
listrik, karena tanpa mengalami proses ionisasi.
Pada saat pelaksanaan di lapangan, aspal semen digunakan sebagai
bahan pada perkerasan jalan, sedangkan aspal cutback dan aspal
emulsi biasanya dipergunakan untuk penyemprotan dingin atau
campuran dingin. Selain itu, aspal cutback dan emulsi juga digunakan
sebagai perekat antara lapis fondasi dan lapis perkerasan, maupun
perekat antar agregatnya. Aspal cair disemprotkan terlebih dahulu
ke lapisan fondasi, setelahnya baru jenis aspal keras dituangkan
kelapisan tersebut. Hal ini dimaksudkan agar aspal tidak gampang
rusak dan mengelupas karena sudah terjadi ikatan yang kuat antara
lapisan fondasi dan lapisan perkerasan.
d) Aspal Batu Buton.
Aspal batu buton adalah jenis aspal alam yang diakibatkan karena
minyak bumi yang mengalir keluar melewati retakan-retakan yang
ada pada kulit bumi. Setelah terjadi penguapan pada minyak bumi,
yang menyebabkan proses terpisahnya antara endapan dengan
cairan yang menguap, maka tersisalah endapan yang merekat
pada batu-batuan tersebut yang teringgal. Endapan yang melekat
di bebatuan tersebut yang dinamakan aspal batu buton. Kadar
aspal pada Aspal Buton berkisar antara 10% sampai dengan 25%.
Sebagai bahan pelunak biasanya digunakan Flux oil sebanyak 3%
sampai 4% dari berat total campuran.
Penggunaan aspal adalah menjadi prime coat/ bahan lapis resap
pengikat, track coat/ perekat/ lapis pengikat atupun bonding
agent/ pengikat bahan campuran perkerasan beraspal.
(1) Prime Coat merupakan aspal cutback penetrasi antara 80 sampai
dengan 100 dapat berupa Medium atau Curing Rapid curing,
(2) Tack coat merupakan aspal cutback, penetrasi 80 sampai 100
dapat berupa Medium curing, Rapid curing atau emulsi,

DESAIN PERMODELAN DAN


INFORMASI BANGUNAN
77
KONTRUKSI JALAN DAN
JEMBATAN

MATERI PEMBELAJARAN

(3) ATBL berupa penetrasi 80 sampai dengan 100,


(4) ATB berupa penetrasi 80 +100, ukuran butir maksimum 25
sampai dengan 38 milimeter.

Gambar 4.10 Aspal Cair


sumber: https:// www.trigonometriconsultant.com/ wp-content/ uploads/ 2019/ 02/
Pengertian-Aspal-Cair-Lengkap-Dengan-Fungsinya.jpg

5. Semen
Semen merupakan bahan utama dalam membuat jalan dengan
perkerasan kaku. Di dalam perkerasan kaku semen fungsi semen sangat vital
untuk pembuatan beton. Semen mempunyai sifat hidrolis, dimana bahan ini
akan mengeras bila dicampur dengan larutan asam ataupun air. Bahan dasar
dari semen sendiri meliputi clinker semen (70% sampai dengan 95%), Gypsum
(5%), dan material tambahan lain antara lain batu kapur, abu terbang, pezzolon
dan lain sebagainya. Untuk memperoleh clinker semen diperoleh dengan
cara pembakaran campuran tanah liat, pasir besi, pasir silica, dan batu kapur.
perencanaan jalan dengan perkersan kaku salah satu bahan yang dibutuhkan
untuk membuat beton, adalah semen. Semen merupakan unsur utama dalam
membuat beton, selain agregat dan pasir. Semen adalah material yang memiliki
sifat hidrolis. Sehingga bahan ini akan menjadi keras apabila dicampur dengan
larutan asam ataupun air. Semen tersusun dari tiga unsur komponen, meliputi
terak semen/ clinker sejumlah 70 sampai 95 persen. Gypsum dan material
tambahan lain sebanyak 5 persen. Clinker ini dihasilkan dari pengolahan/
pembakaran tanah liat, pasir silica, batu kapur maupun pasir besi sedangkan
material tambahan lain dalam semen dapat berupa pozzelan, abu terbang, batu
kapur dan lain sebagainya. Semen yang diberi campuran air akan bisa menjadi
pengikat bahan padat yang lain, menjadi satu. Semen mempunyai kandungan
bahan utama antara lain: kapur (CaO), magnesit (MgO), alumunia Al203 (alumina),
silikat (SiO2), ferro oksida (Fe2O3), gypsum/ gips, serta oksida lain dalam jumlah
kecil. (Rahadja, 1990). Semen dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan
Standar Nasional Indonesia (SNI), yaitu meliputi:
a) Portland Cemen/ Ordinary Portland Cement (OPC). Semen jenis ini adalah jenis

DESAIN PERMODELAN DAN


78 INFORMASI BANGUNAN
KONTRUKSI JALAN DAN
JEMBATAN

MATERI PEMBELAJARAN

yang paling banyak digunakan. Dalam pembuatan bahan dasar bangunan


seperti, plesteran dan beton banyak dipergunakan semen portland sebagai
pengikat bahannya. Semen portland dihasilkan dengan cara menggiling
halus klinker (mineral pembentuk semen), yang terutama dari silikat-silikat
kalsium yang memiliki sifat hidrolis yaitu CaO (kapur hidup), SiO2 (pasir besi/
silika), Al203 (alumina), Fe2O3, dan gypsum/ gips.
b) Super Masonry Cemen. Semen jenis ini diperoleh dengan cara penggilingan
terak, gypsum, dan bahan bahan anorganik lain. Semen ini dipergunakan
untuk pemasangan dinding dan plesteran, pembuatan konstruksi beton,
pembuatan elemen bangunan khusus misal pembuatan beton pratekan
maupun beton pracetak. Pembuatan genteng beton, hollow brick, tegel
dan paving blok, dan lain-lain. Semen ini paling sesuai bila diprgunakan
bagi pembuatan jalan dan irigasi serta konstruksi perumahan gedung, yang
struktur betonnya maksimal K225.
c) Oil well Cemen (OWC). Semen khusus yang pemakaiannya khusus
diperuntukan untuk membuat sumur minyak bumi dan gas alam, yang
memiliki konstruksi sumur minyak di bawah permukaan laut dan bumi.
Semen diperoleh dengan cara mencampur semen Portland dengan retarder
material seperti asam borat, lignin, dan sebagainya, agar didapat jenis semen
yang mempunyai kecepatan pengerasan yang rendah. Untuk memperoleh
kombinasi produk OCW yang akan dipakai untuk kedalaman dan temperatur
yang berbeda bisa dengan cara menambahkan bahan aditif di dalamnya.
d) Semen Putih. Semen jenis ini pada umumnya digunakan untuk pekerjaan
penyelesaian (finishing), pekerjaan arsitektur, precast dan GRC panel,
permukaan teraso, stucco, cat semen, nat ubin atau keramik serta struktur
yang bersifat dekoratif. dimana semen jenis ini berfungsi sebagai filler atau
pengisi. Bahan utama dari semen putih adalah kalsit limestone murni.
e) Hidropobic cement. Semen jenis ini diperoleh dengan cara menggiling
klinker dengan menambahkan asam oleat/ asam streat.
f) Waterproofed cement. Jenis semen ini menggunakan bahan utama dari
semen Portland yang diberi tambahan calcium, serat logam, almunium atau
lainnya.
g) Semen alumina. Semen jenis ini berbahan dasar dari batu kapur (60 sampai
70%) yang ditambahkan dengan bauksit (30 sampai 40%). Campuran
dari kedua bahan kemudian dibakar dengan suhu 1.600 derajat Celcius
sampai campuran tersebut menjadi cair. Proses pembakaran ini dengan
menggunakan tungku listrik, bersuhu 1.600 derajat celcius. Dari hasil
pembakaran tadi kemudian ditambah lagi dengan Gips.
h) Portland Pozzolan Cement. Semen jenis ini adalah semen hidrolis yang
pembuatannya dengan cara menggiling clinker, bahan pozzolan dan
gypsum. Semen ini sangat tepat untuk digunakan pada bangunan umum
dan bangunan yang memerlukan ketahanan sulfat dan panas hidrasi sedang,
seperti: Perumahan, jalan raya, dermaga, fondasi pelat penuh, jembatan,
beton massa, bendungan, dan bangunan irigasi.
i) Portland Composite Cement. Semen jenis ini diperoleh dengan cara

DESAIN PERMODELAN DAN


INFORMASI BANGUNAN
79
KONTRUKSI JALAN DAN
JEMBATAN

MATERI PEMBELAJARAN

menggiling terak semen portland dan gyps dengan satu atau lebih bahan
anorganik, atau bisa juga dengan menggiling bubuk semen Portland (65%
sampai dengan 94%) dengan bubuk bahan anorganik lain (6% sampai
dengan 35%). Bahan anorganik tersebut antara lain Terak Tanur Tinggi (blast
Furnace Slag), pozzolan, senyawa silicat, dan batu kapur. Penggunaanya pada
bangunan bangunan umum. Keuntungan PCC dibandingkan OPC adalah
dalam proses pengerjaanya lebih mudah dan menghasilkan permukaan
beton atupun plester yang lebih baik. Hal ini disebabkan PCC memiliki panas
hidrasi lebih rendah ketika proses pendinginan.

CONTOH SOAL

1. Apa fungsi dari kemiringan melintang bahu jalan?


2. Jelaskan definisi dari tanah?
Jawab
1. Kemiringan melintang bahu jalan sangat penting sekali dalam menjaga
sebuah jalan agar tidak cepat rusak. Hal ini dikarenakan kemiringan
melintang bahu jalan mempunyai fungsi mengalirkan air dari perkerasan
jalan menuju saluran samping jalan, apabila kemiringan melintang bahu
jalan tidak berfungsi dengan baik, maka air tidak akan bisa mengalir, dan
membuat genangan air
2. Tanah merupakan material yang tersusun dari agregat mineral-mineral
padat yang tanpa disertai adanya ikatan secara kimia satu sama lain,
agregat ini berasal dari bahan-bahan organik yang telah mengalami
pelapukan ditambah dengan zat air dan gas sebagai pengisi ruang-ruang
kosong diantara partikel-partikel padat tersebut.

DESAIN PERMODELAN DAN


80 INFORMASI BANGUNAN
KONTRUKSI JALAN DAN
JEMBATAN

CAKRAWALA

ASBUTON

Gambar 4.11 Asbuton


Sumber: https:// assets-a2.kompasiana.com/ items/ album/ 2015/ 07/ 26/ butonpos-com-
55b4962195937371048b4568.jpg?t=o&v=760

Pada tahun 1924 seorang geologi asal belanda bernama WH Hetzel


Asbuton menemukan aspal alam. Dua tahun kemudian aspal alam ini mulai
digunakan untuk pengaspalan jalan untuk pertama kalinya. Sumber Aspal
alam terbesar di dunia terletak di pulau Buton di Indonesia. Diperkirakan di
pulau Buton ini kandungan aspal yang ada mencapai 750 juta ton. Sehingga
sekitar 80% cadangan aspal di dunia ini terdapat pada pulau tersebut. Sayang
nya diIndonesia sendiri untuk melakukan pekerjaan pengaspalan banyak
menggunakan aspal impor yang berupa aspal minyak dari negara-negara
tetangga Indonesia. Tentu saja ini sangat merugikan negara Indonesia, karena
kita tahu bahwa kebutuhan aspal di Indonesia sangat besar sekali. Diperkirakan
untuk kebutuhan pengaspalan dibutuhkan aspal sebesar 2 juta ton/ tahun,
dengan biaya impor sekitar 18 triliun. Padahal jika menggunakan aspal alam/
asbuton hanya dibutuhkan biaya sekitar 8,7 triliun saja setiap tahunnya. Dengan
kata lain apabila negara menggunakan asbuton terjadi penghematan anggaran
sampai 9,3 triliun per tahunnya.

DESAIN PERMODELAN DAN


INFORMASI BANGUNAN
81
KONTRUKSI JALAN DAN
JEMBATAN

JELAJAH INTERNET

Apabila menginginkan pengetahuan yang lebih lengkap mengenai


bagian-bagian jalan dan bahan perkerasan jalan kalian dapat mengunjungi link
di bawah. Materi yang disajikan link di bawah terdapat gambar dan animasi
untuk membantu kalian memahami materi bab IV ini lebih jauh lagi.

https:// readymixbdg.com/ jenis-material-aspal-untuk-


kebutuhan-konstruksi-jalan/

https:// slideplayer.info/ slide/ 14886608/

RANGKUMAN

1. Bagian-bagian Jalan terdiri atas:


a) Bagian yang langsung bermanfaat langsung bagi lalu lintas, diantaranya;
jalur lalu lintas, lajur lalu lintas, bahu jalan, trotoar, median.
b) Bagian yang bermanfaat langsung bagi drainase jalan, seperti: saluran
samping, kemiringan melintang jalur lalu lintas, kemiringan melintang
bahu, kemiringan lereng/ talud.
c) Bagian yang bermanfaat sebagai Pelengkap Jalan, seperti: Kereb,
Pengaman Tepi.
d) Bagian yang bermanfaat sebagai Konstruksi Jalan, antara lain: lapisan
perkerasan jalan, lapisan fondasi atas, lapisan fondasi bawah, lapisan
tanah dasar.
e) Daerah Manfaat Jalan/ damaja
f) Daerah Milik Jalan/ damija
g) Daerah Pengawasan Jalan/ dawasja

DESAIN PERMODELAN DAN


82 INFORMASI BANGUNAN
KONTRUKSI JALAN DAN
JEMBATAN

RANGKUMAN

2. Jenis-Jenis material perkerasan jalan antara lain:


a. Tanah merupakan material yang tersusun dari agregat mineral-mineral
padat yang tanpa disertai adanya ikatan secara kimia satu sama lain,
agregat ini berasal dari bahan-bahan organik yang telah mengalami
pelapukan ditambah dengan zat air dan gas sebagai pengisi ruang-
ruang kosong diantara partikel-partikel padat tersebut
b. Pasir merupakan agregat yang mempunyai dimensi butiran antara
0,0625 milimeter sampai 2 milimeter. Agregat jenis ini dihasilkan dari
silicon dioksida yang bersumber dari batuan kapur.
c. Agregat adalah bahan yang berisi butiran butiran kecil. Batu pecah,
kerak tungku besi, pasir yang dicampur dan diberikan media pengikat
dapat dibuat menjadi adukan adalah salah satu contoh bahan yang
dibuat dari campuran agregat.
d. Aspal merupakan bahan hidrikarbon yang bersifat melekat, material ini
berwarna hitam ataupun coklat gelap, berfungsi sebagai perekat. Aspal
akan menjadi cair ketika dipanaskan dan memadat ketika didinginkan.
Material ini merupakan hasil senyawa hidrokarbon, yang diperoleh dari
alam langsung ataupun melalui proses pemanasan.
e. Semen mempunyai sifat hidrolis, dimana bahan ini akan mengeras bila
dicampur dengan larutan asam ataupun air. Bahan dasar dari semen
sendiri meliputi clinker semen (70% sampai dengan 95%), Gypsum
(5%), dan material tambahan lain antara lain batu kapur, abu terbang,
pezzolon dan lain sebagainya.

TUGAS MANDIRI

1. Kalian gambarkan potongan melintang jalan yang berada di sekitar


daerahmu dengan gambar sket saja, kemudian beri nama pada gambar
tersebut bagian-bagian jalannya!
2. Amatilah jalan disekitar daerah kalian diskusikan dengan teman dan guru
kaliyan dari material apa sajakah jalan tersebut tersusun, kemudian kaliyan
jelaskan kembali macam-macam material tersebut secara terperinci!

DESAIN PERMODELAN DAN


INFORMASI BANGUNAN
83
KONTRUKSI JALAN DAN
JEMBATAN

PENILAIAN AKHIR BAB

Selesaikan soal berikut dengan jawaban yang singkat dan jelas.


1. Cobalah kalian jelaskan macam-macam kereb yang Anda ketahui?
2. Sebutkan bagian-bagian jalan yang berguna bagi lalu lintas, masing-masing
jelaskan?
3. Apakah yang dimaksud dengan Damaja, Damija, Dawasja?
4. Terdiri dari berapa macam aspal yang kalian ketahui? Sebutkan!
5. Menurut SNI semen dapat digolongkan menjadi berapa jenis, sebutkan!

REFLEKSI

Sesudah mempelajari materi tentang bahan perkerasan jalan dan bagian-


bagian jalan, Anda tentu menjadi lebih paham tentang bagian-bagian jalan dan
bahan perkerasan jalan serta dapat mengetahui bagian-bagian jalan yang ada
disekitar kita, serta dan bahan-bahan penyusunnya. Dari semua materi yang
telah dipelajari, bagian manakah yang paling sulit untuk dimengerti. Silakan
kalian diskusikan materi tersebut, dengan teman atau guru kalian, kemudian
simpulkan hasil dari diskusi tadi.

DESAIN PERMODELAN DAN


84 INFORMASI BANGUNAN

Anda mungkin juga menyukai