Bagian-Bagian Jalan Dan Bahan Perkerasannya
Bagian-Bagian Jalan Dan Bahan Perkerasannya
Bagian-Bagian Jalan Dan Bahan Perkerasannya
JEMBATAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
Bagian-bagian Jalan
Bahan Perkerasan jalan
KATA KUNCI
PENDAHULUAN
Dalam membangun sebuah jalan yang perlu dipahami oleh setiap perencana
konstruksi jalan adalah bagian-bagian jalan yang akan dibangun serta bahan bahan
yang diperlukan untuk membuat bangunan jalan tersebut. Diperlukan pemahaman
yang baik agar bisa membedakan setiap bagian-bagian jalan dan bahan bahan yang
bisa digunakan untuk membuat jalan tersebut. Dengan pemilihan bahan yang sesuai
dengan standart, maka tentu akan diperoleh jalan yang baik, awet, dan nyaman.
A. BAGIAN-BAGIAN JALAN
Menurut Dasar-Dasar Perencanaan Geometrik Jalan (silvia sukirman),
Pengelompokan bagian-bagian utama jalan seperti berikut:
1. Bagian yang bermanfaat langsung bagi lalu lintas
a. jalur lalu lintas;
b. lajur lalu lintas;
c. bahu jalan;
d. trotoar; dan
e. median.
2. Bagian yang bermanfaat bagi drainase jalan
a. saluran samping;
b. kemiringan melintang jalur lalu lintas;
c. kemiringan melintang bahu; dan
d. talud/ kemiringan.
3. Bagian yang bermanfaat sebagai Pelengkap Jalan
a. Kereb; dan
b. Pengaman Tepi.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
volume lalu lintas yang melewati jalan dan juga tingkat pelayanan yang
diinginkan.
Adapun yang dimaksud dengan kemiringan melintang jalur lalu lintas
adalah kemiringan lajur lalu lintas yang berguna untuk kepentingan
drainase jalan supaya dapat segera mengalirkan air yang ada dipermukaan
jalan ke dalam saluran pembuangan. Besarnya kemiringan melintang
berbeda beda, untuk jalan dengan lapis pengikat perkerasan permukaan
dengan semen ataupun apal, kemiringan melintang antara 2% sampai 4%
sedangkan bagi jalan tanpa pengikat perkerasan permukaan, kemiringan
melintang dibuat sebesar 5%. Semakin besar kedap air suatu jalan,
maka akan semakin kecil keniringan melintang yang dibutuhkan. Untuk
kepentingan keseimbangan gaya sentrifugal dan juga untuk drainase pada
daerah tikungan juga diperlukan dibuat kemiringan melintang.
b. Bahu Jalan
Bahu jalan merupakan ruang yang berada di samping jalur lalu lintas yang
berguna untuk:
1) Tempat yang digunakan untuk pemberhentian sementara, biasanya
untuk kendaraan yang mengalami kerusakan atau parkir sementara.
2) Tempat untuk mengelak pada saat-saat genting, sehingga dapat
menghindarkan kecelakaan.
3) Memberikan rasa lapang bagi pengendara, sehingga dapat menambah
kapasitas jalan tersebut.
4) Memberikan dukungan kekuatan dari arah samping pada konstruksi
perkerasan jalan.
MATERI PEMBELAJARAN
Dalam menentukan lebar bahu jalan yang akan dibuat hal-hal yang
harus menjadi pertimbangan adalah ;
a) Fungsi jalan
Dalam menentukan lebar bahu jalan, fungsi dari jalan sangat
berpengaruh. Pada sebuah jalan utama/ arteri dibutuhkan
keamanan, kenyamanan, dan kebebasan samping yang lebih besar
bila dibandingkan dengan jalan lokal. Pada jalan utama/ arteri
diperlukan lebar bahu yang lebih besar.
b) Volume lalu lintas
Volume lalu lintas juga sangat mempengaruhi kebutuhan lebar
suatu bahu jalan. Pada jalan dengan volume lalu lintas padat, maka
dibutuhkan lebar bahu yang besar pula, sedangkan lebar bahu pada
lalu lintas dengan volume yang rendah, juga hanya dibutuhkan
lebar bahu yang lebih sempit.
c) Kegiatan disekitar jalan
Pada jalan yang melintasi daerah kawasan kota, tempat-tempat
berjual beli, tempat-tempat pendidikan, yang membutuhkan
tempat parkir dan pejalan kaki yang lebih banyak, pada jalan
DESAIN PERMODELAN DAN
INFORMASI BANGUNAN
63
KONTRUKSI JALAN DAN
JEMBATAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
kesilauan yang diakibatkan dari sorot lampu dari kendaraan yang saling
berpapasan.
3) Memberikan kelegaan, rasa nyaman, bagi pemakai kendaraan.
4) Sebagai daerah pengaman kebebasan samping.
Median dalam pembuatannya harus terlihat jelas oleh pengemudi, baik
pada saat siang, ataupun malam hari. Median sendiri biasanya mempunyai
lebar yang bermacam-macam antara 2,0 sampai 12 meter. Untuk median
yang mempunyai lebar lebih dari 5 meter diperlukan penambahan tinggi
dengan pembuatan kereb dan pembatas jalan yang bertujuan agar tidak
dilanggar kendaraan yang lewat. Dalam menentukan lebar median yang
akan dibuat dipengaruhi oleh fungsi jalan, dan besarnya biaya yang
disediakan untuk pembuatan median jalan. Semakin lebar sebuah median,
maka akan lebih memberikan kenyamanan, keamanan, dan kelapangan
bagi kendaraan yang lewat.
f. Saluran Samping
Saluran samping adalah saluran yang berfungsi untuk mengalirkan
air yang berasal dari jalan dan badan jalan, untuk dibuang ke tempat
tempat pembuangan air. Saluran samping ini bisa terbuka dan tertutup.
Saluran samping ini pada umumnya berada di kiri dan kanan badan jalan.
Fungsi dari saluran samping adalah untuk:
1) Menyalurkan air di permukaan jalan ataupun dari bagian luar jalan ke
tempat pembuangan air.
2) Memelihara konstruksi jalan tidak tergenang air dan dalam keaadaan
kering.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
h. Kereb
Kereb adalah Peninggian tepi perkerasan atau bahu jalan. kereb
dipakai sebagai bangunan pelengkap yang diperuntukkan untuk
memisahkan bagian badan jalan dengan fasilitas jalan yang lain, seperti:
median, trotoar, sparator, area parkir, dan lain lain. Biasanya bangunan ini
digunakan di jalan-jalan di kawasan kota, Pada daerah luar kota biasanya
kereb digunakan untuk daerah yang direncanakan untuk lalu lintas yang
membutuhkan kevepatan tinggi. Berikut ini beberapa fungsi dari kereb
menurut fungsinya:
1) Kereb Peninggi/ mountabel curb, kereb jenis ini dibuat dengan tujuan
agar masih bisa dilewati kendaraan. Kereb jenis berbentuk permukaan
lengkung dengan ketinggian antara 10 sentimeter sampai dengan 15
sentimeter. Kereb ini banyak terdapat pada tempat parkir di pinggir
jalan
2) Kerep Penghalang/ barrier curb, kereb jenis ini dibuat agar kendaraan
tidak bisa lewat, dengan demikian kendaraan akan tetap pada jalur
lalulintasnya. Kerep penghalang dibuat dengan ketinggian antara
25 sentimeter sampai dengan 30 sentimeter, biasanya berada pada
median, trotoar, dan jalan jalan tanpa pagar.
3) Kereb Berparit/ gutter curb, kereb ini difungsikan untuk membuat pola
drainase dari perkerasan jalan. Kereb jenis ini dipergunakan pada jalan
yang membutuhkan sistem drainase yang bagus. Pada jalan yang lurus
pembuatan kereb ini ditempatkan disebelah tepi luar dari perkerasan
jalan. Untuk daerah tikungan penempatan kereb ini pada tepi dalam.
Kereb ini dibuat dengan ketinggian 10 sentimeter sampai dengan 20
sentimeter.
4) Kereb Penghalang Berparit/ barrier gutter curb, kereb ini dibuat dan
direncanakan untuk membuat pola drainase perkerasan jalan. Tinggi
dari kereb penghalang ini berkisar antara 20 sentimeter sampai dengan
30 sentimeter.
MATERI PEMBELAJARAN
i. Pengaman Tepi
Bangunan yang berfungsi sebagai sistem pengaman bagi kendaraan ataupun
orang agar tidak terjatuh ketika melewati jalan yang dianggap berbahaya,
seperti pada jalan bebas hambatan, jalan di dekat perairan sungai, jalan
di daerah pegunungan, jalan di pinggir jurang, dan lain-lain. Bangunan ini
berbentuk pagar pengaman yang terbuat dari batu kali, beton, baja, rail besi,
kayu atupun hanya timbunan tanah yang dibentuk saja.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
2. Pasir
Pasir merupakan agregat yang mempunyai dimensi butiran antara 0,0625
milimeter sampai 2 milimeter. Agregat jenis ini dihasilkan dari silicon dioksida
yang bersumber dari batuan kapur. Pasir merupakan yang sangat vital dalam
pelaksanaan setiap membuat suatu bangunan. Pasir yang dicampur dengan
bahan bangunan yang lain sangat berguna untuk membentuk bangunan dengan
lebih kokoh. Pasir digunakan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan,
seperti untuk fondasi, plesteran dinding, beton, dan lain sebagainya. Pasir
yang dipergunakan tersebut bisa berwujud pasir vulkanis, pasir laut ataupun
pasir sungai, yang memenuhi kriteria persyaratan menjadi bahan bangunan.
Berdasarkan kegunaannya, dikenal tiga jenis pasir yaitu:
a. Pasir pasang adalah pasir yang dipergunakan sewaktu proses pekerjaan
pasangan, seperti ketika pekerjaan pasangan batu, batako dan bata,
ataupun ketika mengerjakan plesteran.
b. Pasir cor, pasir ini dipergunakan pada saat proses pengerjaan pembetonan,
seperti ketika membuat kolom beton, balok beton, plat beton dan juga
sloof.
c. Pasir urug, pasir ini dipergunakan sebagai material pokok untuk
mengurug tanah, hal ini disebabkan karena pasir urug memiliki gradasi
yang berbeda serta mempunyai kandungan lumpur.
Ciri-ciri pasir yang baik diantaranya:
a. Memiliki butiran indeks dengan kekerasan kurang dari 2,2.
b. Memiliki butiran yang keras dan tajam.
c. Mempunyai sifat yang kekal.
d. Apabila dilakukan pengujian dengan natrium sulfat akan mengalami
DESAIN PERMODELAN DAN
INFORMASI BANGUNAN
71
KONTRUKSI JALAN DAN
JEMBATAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
2) Agregat halus, adalah bahan yang lolos saringan nomor 4, dan tidak
lolos saringan no. 200 (0,075 milimeter). Agregat halus biasanya
berupa agregat dari mesin pemecah batu, pasir murni, ataupun bisa
juga merupakan kombinasi dari keduanya. Agregat halus yang bagus
memiliki kriteria:
a) harus bersih, tidak bercampur bahan organis, lumpur dan lainnya;
b) keras dan kuat;
c) Awet/ tahan lama;
d) Butiran yang melewati saringan no. 40 diharuskan nonplastis
ataupun memiliki nilai plastis dalam batas yang bisa ditoleransi;
e) Untuk jenis pasir alam, kehilangan soundness pada material yang
tak lolos saringan nomor 50 adalah < 1,5%; dan
f) Pasir yang memiliki kandungan garam bisa dipakai apabila
MATERI PEMBELAJARAN
4. Aspal
DESAIN PERMODELAN DAN
INFORMASI BANGUNAN
75
KONTRUKSI JALAN DAN
JEMBATAN
MATERI PEMBELAJARAN
a. Bahan Aspal
Aspal merupakan bahan hidrikarbon yang bersifat melekat, material
ini berwarna hitam ataupun coklat gelap, berfungsi sebagai perekat. Aspal
akan menjadi cair ketika dipanaskan dan memadat ketika didinginkan.
Material ini dihasilkan dari senyawa hidrokarbon, yang diperoleh dari alam
langsung atau melalui proses pemanasan. Aspal merupakan bahan pokok
dalam membuat perkerasan jalan. Macam-macam aspal yang dipergunakan
sebagai material perkerasan jalan dapat dibagi menjadi:
1) Aspal Alam, misalnya: aspal danau/ lake asphalt, aspal gunung/ rock
asphalt.
2) Aspal buatan, misalnya: aspal minyak.
Di lapangan jenis aspal alam dan buatan bisa diketemukan dalam
kondisi sebagai berikut:
1) Aspal murni/ hampir murni, Contoh: Bermuda Lake asphalt (berbentuk
cair), Granhamite, Gilsonite, Glance Pitch (berbentuk asphaltites/ keras).
2) Aspal sudah campur mineral, contoh: Buton Aspal (berbentuk padat),
Trinidad Lake asphalt (berbentuk cair), Rock asphalt (padat).
b. Sifat Aspal
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahan utama dari aspal adalah dari
persenyawaan hidrokarbon, yang meliputi carbon (80%) dicampur dengan
Hidrogen (10%), dan sisanya Sulfur (10%). Aspal dihasilkan dari minyak
bumi melalui proses destilasi. Selain menghasilkan aspal dalam proses
destilasi ini juga menghasilkan bahan-bahan lainnya, seperti: solar, bensin,
minyak bumi dan lain-lain. Kegunaan dari material aspal pada perkerasan
jalan ialah:
1) Digunakan sebagai bahan pengikat pada butiran/ agregat
2) Digunakan sebagai bahan untuk mengisi rongga agregat serta pori-pori
agregat.
c. Jenis Aspal
1) Aspal Minyak (Petroleum Asphalt).
Aspal jenis ini dihasilkan dengan cara meniriskan minyak. Material
ini merupakan bakal dari bitumen yang berbentuk padat/ semi padat.
Aspal Minyak dikategorikan menjadi:
a) Aspal keras/ panas (Asphalt cement/ AC).
Bentuk dari aspal jenis ini pada suhu ruang berbentuk padat. Di
Indonesia aspal semen, dibedakan dari nilai penetrasinya, Aspal
berpenetrasi rendah dipergunakan pada wilayah bersuhu panas, dan
lalu lintas bervolume tinggi, sedangkan aspal berpenetrasi tinggi
dipergunakan di daerah dengan bercuaca dingin, dan lalu lintas
bervolume rendah.
b) Aspal dingin/ cair (Cut back Asphalt).
Aspal ini dipergunakan pada kondisi dingin ataupun padat.
Aspal dingin merupakan aspal yang dibuat di pabrik dengan
mencampurkan aspal panas dengan bahan pengencernya. Bahan-
bahan ini diperoleh dari proses penyulingan minyak. Aspal dingin
sendiri menurut kemudahan pengupan bahan pelarut dan bahan
pengencernya dapat dibagi menjadi beberapa kategori, meliputi:
DESAIN PERMODELAN DAN
76 INFORMASI BANGUNAN
KONTRUKSI JALAN DAN
JEMBATAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
5. Semen
Semen merupakan bahan utama dalam membuat jalan dengan
perkerasan kaku. Di dalam perkerasan kaku semen fungsi semen sangat vital
untuk pembuatan beton. Semen mempunyai sifat hidrolis, dimana bahan ini
akan mengeras bila dicampur dengan larutan asam ataupun air. Bahan dasar
dari semen sendiri meliputi clinker semen (70% sampai dengan 95%), Gypsum
(5%), dan material tambahan lain antara lain batu kapur, abu terbang, pezzolon
dan lain sebagainya. Untuk memperoleh clinker semen diperoleh dengan
cara pembakaran campuran tanah liat, pasir besi, pasir silica, dan batu kapur.
perencanaan jalan dengan perkersan kaku salah satu bahan yang dibutuhkan
untuk membuat beton, adalah semen. Semen merupakan unsur utama dalam
membuat beton, selain agregat dan pasir. Semen adalah material yang memiliki
sifat hidrolis. Sehingga bahan ini akan menjadi keras apabila dicampur dengan
larutan asam ataupun air. Semen tersusun dari tiga unsur komponen, meliputi
terak semen/ clinker sejumlah 70 sampai 95 persen. Gypsum dan material
tambahan lain sebanyak 5 persen. Clinker ini dihasilkan dari pengolahan/
pembakaran tanah liat, pasir silica, batu kapur maupun pasir besi sedangkan
material tambahan lain dalam semen dapat berupa pozzelan, abu terbang, batu
kapur dan lain sebagainya. Semen yang diberi campuran air akan bisa menjadi
pengikat bahan padat yang lain, menjadi satu. Semen mempunyai kandungan
bahan utama antara lain: kapur (CaO), magnesit (MgO), alumunia Al203 (alumina),
silikat (SiO2), ferro oksida (Fe2O3), gypsum/ gips, serta oksida lain dalam jumlah
kecil. (Rahadja, 1990). Semen dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan
Standar Nasional Indonesia (SNI), yaitu meliputi:
a) Portland Cemen/ Ordinary Portland Cement (OPC). Semen jenis ini adalah jenis
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
menggiling terak semen portland dan gyps dengan satu atau lebih bahan
anorganik, atau bisa juga dengan menggiling bubuk semen Portland (65%
sampai dengan 94%) dengan bubuk bahan anorganik lain (6% sampai
dengan 35%). Bahan anorganik tersebut antara lain Terak Tanur Tinggi (blast
Furnace Slag), pozzolan, senyawa silicat, dan batu kapur. Penggunaanya pada
bangunan bangunan umum. Keuntungan PCC dibandingkan OPC adalah
dalam proses pengerjaanya lebih mudah dan menghasilkan permukaan
beton atupun plester yang lebih baik. Hal ini disebabkan PCC memiliki panas
hidrasi lebih rendah ketika proses pendinginan.
CONTOH SOAL
CAKRAWALA
ASBUTON
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
REFLEKSI