Permenaker Nomor 5 Tahun 2022
Permenaker Nomor 5 Tahun 2022
Permenaker Nomor 5 Tahun 2022
REPUBLIK INDONESIA
No.523, 2022 KEMENAKER. Lembaga Pelatihan Kerja.
Akreditasi. Pencabutan.
www.peraturan.go.id
2022, No.523 -2-
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN TENTANG
AKREDITASI LEMBAGA PELATIHAN KERJA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Akreditasi adalah proses pemberian pengakuan formal
yang menyatakan bahwa suatu lembaga telah memenuhi
persyaratan untuk melakukan kegiatan pelatihan kerja.
www.peraturan.go.id
2022, No.523
-3-
www.peraturan.go.id
2022, No.523 -4-
Pasal 2
(1) Akreditasi LPK dilaksanakan oleh LALPK.
(2) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertujuan untuk menjamin mutu penyelenggaraan
Pelatihan Kerja dan meningkatkan kredibilitas LPK.
www.peraturan.go.id
2022, No.523
-5-
BAB II
KERANGKA MUTU PELATIHAN INDONESIA
Pasal 3
(1) Akreditasi LPK dilakukan berdasarkan KMPI.
(2) KMPI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas 8
(delapan) standar, yaitu:
a. standar 1 Kompetensi Kerja;
b. standar 2 Program Pelatihan Kerja;
c. standar 3 materi pelatihan;
d. standar 4 Asesmen Pelatihan Kerja;
e. standar 5 instruktur dan tenaga pelatihan;
f. standar 6 sarana dan prasarana;
g. standar 7 tata kelola; dan
h. standar 8 pengelolaan keuangan.
Pasal 4
(1) Standar 1 Kompetensi Kerja sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (2) huruf a merupakan kriteria LPK
untuk menyelenggarakan Pelatihan Kerja berdasarkan
analisis kebutuhan pelatihan yang mengacu pada SKKNI,
standar Kompetensi Kerja internasional, dan/atau
standar Kompetensi Kerja khusus.
(2) Untuk memenuhi standar 1 (satu) Kompetensi Kerja, LPK
harus memenuhi kriteria:
a. Program Pelatihan Kerja disusun berdasarkan
kebutuhan industri atau masyarakat yang telah
diidentifikasi; dan
b. Program Pelatihan Kerja disusun sesuai standar
Kompetensi Kerja yang disahkan melalui proses
yang telah ditetapkan oleh Menteri.
Pasal 5
(1) Standar 2 Program Pelatihan Kerja sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf b merupakan
kriteria LPK untuk menyusun Program Pelatihan Kerja
berdasarkan standar Kompetensi Kerja.
www.peraturan.go.id
2022, No.523 -6-
Pasal 6
(1) Standar 3 materi pelatihan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c merupakan kriteria LPK
untuk menggunakan materi pelatihan yang sesuai
Program Pelatihan Kerja.
(2) Untuk memenuhi standar 3 materi pelatihan, LPK harus
memenuhi kriteria:
a. materi pelatihan disusun sesuai dengan Kurikulum;
dan
b. pengembangan dan penggunaan materi pelatihan
dilakukan pemantauan dan peninjauan.
(3) Materi pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan materi substantif yang akan diberikan
kepada peserta Pelatihan Kerja yang disusun
berdasarkan silabus pelatihan yang telah ditetapkan
dalam proses penetapan Kurikulum.
Pasal 7
(1) Standar 4 Asesmen Pelatihan Kerja sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf d merupakan
kriteria LPK untuk memiliki mekanisme Asesmen
Pelatihan Kerja guna mengukur hasil atau capaian
www.peraturan.go.id
2022, No.523
-7-
pelatihan.
(2) Untuk memenuhi standar 4 Asesmen Pelatihan Kerja,
LPK harus memenuhi kriteria:
a. memiliki perangkat dan instrumen Asesmen yang
valid, dapat diandalkan, adil, dan fleksibel; dan
b. memiliki sistem untuk melakukan Asesmen dan
pelaporan hasil Asesmen.
Pasal 8
(1) Standar 5 instruktur dan tenaga pelatihan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf e merupakan
kriteria LPK untuk memiliki instruktur dan tenaga
pelatihan yang kompeten di bidangnya.
(2) Untuk memenuhi standar 5 instruktur dan tenaga
pelatihan, LPK harus memenuhi kriteria:
a. memiliki instruktur atau sebutan lainnya yang
memiliki kompetensi teknis dan metodologis dan
diberikan tugas serta wewenang untuk
melaksanakan kegiatan Pelatihan Kerja; dan
b. memiliki tenaga pelatihan yang memiliki kompetensi
dan diberikan tugas serta wewenang untuk
mendukung penyelenggaraan Pelatihan Kerja.
Pasal 9
(1) Standar 6 sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (2) huruf f merupakan kriteria LPK
untuk memiliki sarana dan prasarana guna
menyelenggarakan Pelatihan Kerja.
(2) Untuk memenuhi standar 6 sarana dan prasarana, LPK
harus memenuhi kriteria:
a. memiliki sarana yang merupakan fasilitas utama
terselenggaranya Pelatihan Kerja secara langsung
yang digunakan untuk mencapai tujuan Program
Pelatihan Kerja; dan
b. memiliki prasarana yang merupakan fasilitas
pendukung terselenggaranya Pelatihan Kerja, terdiri
atas:
www.peraturan.go.id
2022, No.523 -8-
1) gedung/kantor;
2) ruang teori/kelas;
3) ruang praktek (bengkel); dan
4) prasarana pendukung lainnya.
Pasal 10
(1) Standar 7 tata kelola sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 ayat (2) huruf g merupakan kriteria LPK untuk
memiliki sistem tata kelola yang memadai untuk
menyelenggarakan Pelatihan Kerja.
(2) Untuk memenuhi standar 7 tata kelola, LPK harus
memenuhi kriteria:
a. memiliki sistem tata kelola yang mendukung
penyelenggaraan Pelatihan Kerja yang bermutu;
b. menerapkan sistem tata kelola untuk menjamin
penyelenggaraan Pelatihan Kerja yang bermutu;
c. menerapkan proses perencanaan yang konsisten
dalam penyelenggaraan Pelatihan Kerja;
d. memiliki struktur organisasi yang memadai untuk
menyelenggarakan Pelatihan Kerja; dan
e. memiliki sistem pemantauan dan peninjauan
terhadap seluruh aspek penyelenggaraan Pelatihan
Kerja.
Pasal 11
(1) Standar 8 pengelolaan keuangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (2) huruf h merupakan kriteria LPK
untuk memiliki mekanisme pengelolaan keuangan yang
akuntabel dalam menyelenggarakan Pelatihan Kerja.
(2) Untuk memenuhi standar 8 pengelolaan keuangan, LPK
harus memenuhi kriteria:
a. memiliki sumber pendanaan untuk
menyelenggarakan Pelatihan Kerja;
b. memiliki kemampuan mengelola dana
penyelenggaraan Pelatihan Kerja; dan
c. memiliki mekanisme penjaminan atas biaya yang
telah dibayarkan oleh peserta Pelatihan Kerja.
www.peraturan.go.id
2022, No.523
-9-
Pasal 12
Tata cara pemenuhan KMPI sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 ayat (2) ditetapkan oleh Ketua LALPK.
Pasal 13
(1) Ketua LALPK menjatuhkan sanksi administratif kepada
LPK berupa:
a. peringatan tertulis; dan/atau
b. pencabutan Akreditasi.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diberikan dalam hal LPK tidak memenuhi standar
KMPI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3.
(3) Penjatuhan sanksi administratif sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diberikan secara berjenjang.
(4) Mekanisme penjatuhan sanksi administratif sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Ketua LALPK.
BAB III
LEMBAGA AKREDITASI LEMBAGA PELATIHAN KERJA
Bagian Kesatu
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Pasal 14
(1) LALPK merupakan lembaga yang bersifat independen dan
bertanggung jawab kepada Menteri.
(2) LALPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berkedudukan di ibu kota negara.
Pasal 15
(1) LALPK mempunyai tugas:
a. menyusun program Akreditasi;
b. mengembangkan sistem dan panduan mutu
pelaksanaan Akreditasi;
c. melaksanakan Asesmen Akreditasi;
d. mengendalikan Akreditasi;
www.peraturan.go.id
2022, No.523 -10-
Pasal 16
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 15, LALPK menyelenggarakan fungsi Akreditasi LPK.
Bagian Kedua
Keanggotaan
Pasal 17
(1) Keanggotaan LALPK berjumlah 11 (sebelas) orang, terdiri
atas:
a. ketua merangkap anggota;
b. wakil ketua merangkap anggota;
c. sekretaris merangkap anggota; dan
d. anggota sebanyak 8 (delapan) orang.
(2) Keanggotaan LALPK terdiri atas unsur pemerintah dan
unsur masyarakat.
(3) Unsur pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
berjumlah 4 (empat) orang yang berasal dari Kementerian
dan/atau kementerian teknis terkait.
(4) Unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
berjumlah 7 (tujuh) orang yang berasal dari asosiasi LPK,
asosiasi pengusaha atau asosiasi industri, asosiasi
www.peraturan.go.id
2022, No.523
-11-
Pasal 18
(1) Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas LA
LPK maka dibentuk sekretariat LALPK.
(2) Sekretariat LA LPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berada di bawah direktorat yang melaksanakan tugas
dan fungsi pembinaan kelembagaan pelatihan vokasi.
(3) Sekretariat LALPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Keputusan Menteri.
BAB IV
KOMITE AKREDITASI LEMBAGA PELATIHAN KERJA
Bagian Kesatu
Kedudukan dan Tugas
Pasal 19
(1) KALPK dibentuk oleh LALPK di setiap provinsi.
(2) KALPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
berkedudukan di ibu kota provinsi.
Pasal 20
KALPK mempunyai tugas:
a. menetapkan tim pelaksana Akreditasi;
b. melaksanakan bimbingan teknis Akreditasi;
c. membuat rencana pelaksanaan Akreditasi; dan
d. melaksanakan Asesmen Akreditasi.
www.peraturan.go.id
2022, No.523 -12-
Bagian Kedua
Keanggotaan
Pasal 21
(1) Keanggotaan KALPK berjumlah 7 (tujuh) orang, terdiri
atas:
a. ketua merangkap anggota;
b. sekretaris merangkap anggota; dan
c. anggota sebanyak 5 (lima) orang.
(2) Keanggotaan KALPK terdiri atas unsur pemerintah dan
unsur masyarakat.
(3) Unsur pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
berjumlah 3 (tiga) orang yang berasal dari:
a. Dinas Daerah Provinsi; dan
b. Dinas Daerah Kabupaten/Kota dan/atau dinas
teknis terkait tingkat provinsi.
(4) Unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
berjumlah 4 (empat) orang yang berasal dari asosiasi
LPK, asosiasi pengusaha atau asosiasi industri, asosiasi
profesi, dan/atau pakar di bidang Pelatihan Kerja.
(5) Sekretaris KALPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b berasal dari unsur Dinas Daerah Provinsi.
Pasal 22
(1) Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas KALPK
maka dibentuk sekretariat KALPK.
(2) Sekretariat KALPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berada di Dinas Daerah Provinsi.
(3) Sekretariat KALPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas Daerah
Provinsi.
BAB V
PERSYARATAN, SELEKSI, DAN PENGANGKATAN, SERTA
PEMBERHENTIAN KEANGGOTAAN LEMBAGA AKREDITASI
www.peraturan.go.id
2022, No.523
-13-
Bagian Kesatu
Persyaratan dan Seleksi
Pasal 23
(1) Calon anggota lembaga Akreditasi harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. berkewarganegaraan Indonesia;
b. sehat jasmani dan rohani;
c. memiliki integritas yang tinggi;
d. tidak pernah dijatuhi hukuman pidana;
e. memiliki pengalaman kerja di bidang Pelatihan Kerja
paling singkat 5 (lima) tahun;
f. memiliki komitmen untuk mengembangkan
Akreditasi LPK; dan
g. pada saat mendaftar berusia paling tinggi 60 (enam
puluh) tahun bagi calon anggota LALPK dan berusia
paling tinggi 55 (lima puluh lima) tahun bagi calon
anggota KALPK.
(2) Dalam hal persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) terpenuhi, calon anggota LALPK dan KALPK dapat
mengikuti seleksi keanggotaan.
Pasal 24
(1) Seleksi keanggotaan LALPK dilakukan oleh tim yang
dibentuk oleh Menteri.
(2) Seleksi keanggotaan KALPK dilakukan oleh kelompok
kerja yang dibentuk oleh Kepala Dinas Daerah Provinsi.
(3) Kelompok kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
terdapat unsur anggota LALPK.
(4) Seleksi keanggotaan KALPK dilakukan terhadap calon
anggota yang diusulkan oleh Kepala Dinas Daerah
Provinsi, baik dari unsur pemerintah maupun unsur
masyarakat.
(5) Hasil seleksi keanggotaan KALPK disampaikan kepada
Ketua LALPK melalui Kepala Dinas Daerah Provinsi.
(6) Tata cara seleksi keanggotaan LALPK dan KALPK
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
www.peraturan.go.id
2022, No.523 -14-
Bagian Kedua
Pengangkatan dan Pemberhentian
Paragraf 1
Pengangkatan Keanggotaan LALPK
Pasal 25
(1) Ketua, wakil ketua, sekretaris, dan anggota LALPK
diangkat dan diberhentikan oleh Menteri.
(2) Masa keanggotaan ketua, wakil ketua, sekretaris, dan
anggota LALPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat
diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa keanggotaan
melalui seleksi.
(3) Pengangkatan dan pemberhentian sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan
Menteri.
Paragraf 2
Pengangkatan Keanggotaan KALPK
Pasal 26
(1) Ketua, sekretaris, dan anggota KALPK diangkat dan
diberhentikan oleh LALPK.
(2) Masa keanggotaan KALPK sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diberikan untuk jangka waktu 4 (empat) tahun
dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa
keanggotaan melalui seleksi.
(3) Pengangkatan dan pemberhentian sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan
Ketua LALPK.
www.peraturan.go.id
2022, No.523
-15-
Paragraf 3
Pemberhentian Keanggotaan
Pasal 27
(1) Pemberhentian keanggotaan LALPK dan KALPK
dikarenakan hal:
a. permohonan pengunduran diri;
b. sakit yang menyebabkan tidak mampu lagi
melaksanakan tugas selama 6 (enam) bulan
berturut-turut;
c. meninggal dunia;
d. putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan
hukum tetap atas kasus pidana; atau
e. hasil evaluasi kinerja sebagai anggota LALPK atau
sebagai anggota KALPK.
(2) Evaluasi kinerja anggota LALPK sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf e, dilakukan oleh panitia yang
dibentuk oleh Direktur Jenderal.
(3) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
digunakan sebagai bahan rekomendasi Menteri untuk
memberhentikan keanggotaan LALPK.
(4) Evaluasi kinerja anggota KALPK sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf e, dilakukan oleh panitia yang
dibentuk oleh Ketua LALPK.
(5) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
digunakan sebagai bahan rekomendasi Ketua LALPK
untuk memberhentikan keanggotaan KALPK.
(6) Evaluasi kinerja LALPK dan KALPK sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dan ayat (4) ditetapkan oleh
Direktur Jenderal.
Paragraf 4
Pergantian Antar Waktu
Pasal 28
(1) Dalam hal keanggotaan LALPK atau KALPK
diberhentikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27
www.peraturan.go.id
2022, No.523 -16-
BAB VI
TATA CARA AKREDITASI
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 29
LALPK melakukan Akreditasi kepada LPK yang telah
memperoleh perizinan berusaha atau tanda daftar sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 30
(1) LPK mengajukan permohonan Akreditasi kepada LALPK
dengan melampirkan salinan perizinan berusaha atau
tanda daftar dan dokumen Asesmen mandiri secara
daring melalui sistem informasi ketenagakerjaan.
(2) Dokumen Asesmen mandiri sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) merupakan dokumen pemenuhan standar KMPI
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2).
(3) LALPK melakukan penapisan permohonan dalam jangka
waktu paling lama 2 (dua) hari kerja sejak permohonan
Akreditasi disampaikan melalui sistem informasi
ketenagakerjaan.
www.peraturan.go.id
2022, No.523
-17-
Bagian Kedua
Verifikasi Dokumen
Pasal 31
(1) Tim Asesor Akreditasi melakukan verifikasi dokumen
Asesmen mandiri dalam hal dokumen dinyatakan
lengkap.
www.peraturan.go.id
2022, No.523 -18-
Bagian Ketiga
Verifikasi Lapangan
Pasal 32
(1) Tim Asesor Akreditasi melakukan verifikasi lapangan
paling lama 3 (tiga) hari kerja.
(2) Verifikasi lapangan dilakukan untuk mengetahui
kesesuaian dokumen Asesmen mandiri dengan kondisi
www.peraturan.go.id
2022, No.523
-19-
riil di lapangan.
(3) Hasil verifikasi lapangan dituangkan dalam berita acara
yang ditandatangani oleh tim Asesor Akreditasi dan
pimpinan LPK.
(4) Hasil verifikasi lapangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dilaporkan tim Asesor Akreditasi kepada LALPK
atau KALPK.
(5) Dalam hal terdapat ketidaksesuaian dokumen Asesmen
mandiri dengan kondisi riil di lapangan, LPK diberikan
waktu perbaikan paling lama 10 (sepuluh) hari kerja
sejak ditemukan ketidaksesuaian.
(6) LPK yang tidak dapat melakukan perbaikan atas temuan
ketidaksesuaian dalam jangka waktu sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) diberi notifikasi yang
menyatakan proses Akreditasi tidak dilanjutkan melalui
sistem informasi ketenagakerjaan.
Bagian Keempat
Rapat Verifikasi KALPK
Pasal 33
(1) KALPK melakukan rapat verifikasi sebelum dilaksanakan
rapat pleno LALPK berdasarkan laporan hasil verifikasi
lapangan dari tim Asesor Akreditasi yang dibentuknya.
(2) KALPK menetapkan dan menyampaikan rekomendasi
kepada LALPK paling lama 2 (dua) hari kerja sejak rapat
verifikasi dilakukan.
(3) Dalam hal rekomendasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) menyatakan LPK tidak dapat diakreditasi, KALPK
menyampaikan notifikasi kepada LPK yang menyatakan
proses Akreditasi tidak dapat dilanjutkan melalui sistem
informasi ketenagakerjaan paling lama 1 (satu) hari kerja
sejak KALPK menetapkan rekomendasi LPK tidak
terakreditasi.
www.peraturan.go.id
2022, No.523 -20-
Bagian Kelima
Rapat Pleno LALPK
Pasal 34
(1) LALPK melakukan rapat pleno penetapan status
Akreditasi LPK paling lama 2 (dua) hari kerja sejak
menerima laporan hasil verifikasi lapangan dari tim
Asesor Akreditasi yang dibentuknya atau menerima
rekomendasi Akreditasi dari KALPK.
(2) Berdasarkan rapat pleno sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), LALPK menetapkan status Akreditasi.
(3) Dalam hal rapat pleno sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) menyatakan LPK tidak berstatus terakreditasi, LALPK
menyampaikan notifikasi melalui sistem informasi
ketenagakerjaan kepada LPK yang ditetapkan tidak
terakreditasi paling lama 1 (satu) hari kerja sejak
penetapan status Akreditasi.
(4) LALPK menerbitkan Sertifikat Akreditasi untuk jangka
waktu 5 (lima) tahun kepada LPK yang berstatus
terakreditasi.
Bagian Keenam
Penerbitan Sertifikat Akreditasi
Pasal 35
(1) LALPK menerbitkan Sertifikat Akreditasi paling lama 2
(dua) hari kerja sejak penetapan status Akreditasi
berdasarkan rapat pleno.
(2) LPK yang tidak terakreditasi dapat mengajukan kembali
proses Akreditasi pada periode tahun berikutnya.
Bagian Ketujuh
Program Pelatihan Kerja Lainnya
Pasal 36
(1) LPK dapat mengajukan permohonan Akreditasi untuk
penyelenggaraan Program Pelatihan Kerja lainnya.
www.peraturan.go.id
2022, No.523
-21-
Bagian Kedelapan
Surveilans
Pasal 37
(1) LPK yang telah memperoleh status terakreditasi
dilakukan penilaian kepatuhan melalui mekanisme
surveilans oleh LALPK paling sedikit 1 (satu) kali setiap 2
(dua) tahun atau sewaktu-waktu jika dibutuhkan.
(2) Mekanisme surveilans sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditetapkan oleh Ketua LALPK.
Bagian Kesembilan
Perpanjangan Status Akreditasi
Pasal 38
(1) LPK dapat mengajukan permohonan perpanjangan status
Akreditasi paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum jangka
waktu Sertifikat Akreditasi berakhir melalui sistem
informasi ketenagakerjaan.
(2) Tata cara Akreditasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
29 sampai dengan Pasal 35 berlaku secara mutatis
mutandis terhadap tata cara perpanjangan status
Akreditasi.
BAB VII
PEMBINAAN DAN PELAPORAN
Pasal 39
(1) Menteri melalui Direktur Jenderal melakukan pembinaan
kepada LALPK.
(2) LALPK melakukan pembinaan kepada KALPK.
www.peraturan.go.id
2022, No.523 -22-
Pasal 40
(1) LALPK menyampaikan laporan pelaksanaan tugas secara
tertulis kepada Menteri melalui Direktur Jenderal.
(2) KALPK menyampaikan laporan pelaksanaan tugas secara
tertulis kepada Ketua LALPK dengan tembusan kepada
Kepala Dinas Daerah Provinsi.
(3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) disampaikan secara berkala setiap 6 (enam) bulan
atau sewaktu-waktu jika dibutuhkan.
BAB VIII
PENDANAAN
Pasal 41
Pendanaan LALPK, KALPK, dan Akreditasi berasal dari:
a. anggaran pendapatan dan belanja negara;
b. anggaran pendapatan dan belanja daerah; dan/atau
c. sumber pendanaan lain yang sah dan tidak mengikat
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 42
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
a. Sertifikat Akreditasi yang sudah diterbitkan masih tetap
berlaku sampai dengan habis masa berlakunya; dan
b. keanggotaan LALPK yang sudah terbentuk tetap
melaksanakan tugasnya sampai berakhir masa jabatan
keanggotaan.
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 43
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan
www.peraturan.go.id
2022, No.523
-23-
Pasal 44
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
www.peraturan.go.id
2022, No.523 -24-
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 20 Mei 2022
MENTERI KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
IDA FAUZIYAH
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 25 Mei 2022
ttd
YASONNA H. LAOLY
www.peraturan.go.id