0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
54 tayangan

Modul AC

Dokumen ini membahas tentang dasar teori air conditioner (AC) dan komponen-komponen sistem AC mobil. Dokumen ini menjelaskan tentang proses pendinginan oleh AC melalui siklus refrigerasi yang melibatkan komponen-komponen seperti kompresor, kondensor, katup ekspansi dan evaporator.

Diunggah oleh

onesimus.tirangka30
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
54 tayangan

Modul AC

Dokumen ini membahas tentang dasar teori air conditioner (AC) dan komponen-komponen sistem AC mobil. Dokumen ini menjelaskan tentang proses pendinginan oleh AC melalui siklus refrigerasi yang melibatkan komponen-komponen seperti kompresor, kondensor, katup ekspansi dan evaporator.

Diunggah oleh

onesimus.tirangka30
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 65

BAB I

DASAR TEORI AIR CONDITIONER (AC)

Pada saat kita sehabis berenang pada kondisi panas, air yang menempel pada badan akan
menyerap panas tubuh dan menguap. Itu sebabnya tubuh kita merasa dingin dan segar. Dengan
cara yang sama jika kita mengoleskan alkohol pada tubuh,

kita juga merasa dingin pada bagian yang disentuh alkohol karena alkohol dengan cepat
menyerap panas tubuh.

Penyerapan Panas Tubuh Oleh Air

Penyerapan Panas Tubuh Oleh Alkohol

Suatu eksperimen dilakukan dengan menempatkan suatu bejana dalam kotak terisolasi dan ujung
bejana diberi katup. Ke dalam bejana diisikan cairan yang mudah menguap. Ketika katup bejana
dibuka, cairan dalam bejana akan berusaha meyerap panas pada udara di dalam kotak isolasi
sehingga cairan menguap dan keluar dalam bentuk gas melalui katup. Karena kalor pada udara
di ambil maka suhu ruangan di dalam kotak akan menjadi lebih dingin.

1
Eksperimen Cairan Yang Mudah Menguap Dalam Kotak Terisolasi

Air conditioner merupakan peralatan untuk memelihara udara


di dalam ruangan agar temperatur dan kelembabannya sesuai dengan yang
dikehendaki. Bila di dalam ruangan temperaturnya rendah maka panas
akan diberikan sehingga temperaturnya naik (pemanasan) dan bila
temperatur di dalam ruangan tinggi maka panas di dalam ruangan
akan diturunkan (pendinginan). Kelembaban dikurangi atau ditambah
demi kenyamanan. Selain itu sistem pengkondisian udara juga mengontrol
sirkulasi udara, memurnikan udara (air purifier), menghilangkan gangguan
semacam pembekuan dan pengembunan di permukaan kaca.

Pada sistem AC, untuk menghasilkan kondisi yang sama diperlukan


suatu zat yang memiliki kemampuan mudah menguap dan mencair. Zat ini
disebut refrigeran. Jadi refrigeran menyerap panas untuk menghasilkan
penguapan dan melepas panas untuk menghasilkan pencairan. Refrigeran
yang dipakai saat ini adalah HFC-134a (Hydofluorocarbon-134a/ R134a).
Agar refrigeran dapat bekerja sesuai yang diharapkan maka ada persyaratan
yang harus dipenuhi yaitu: mudah menguap dan mudah mencair, aman,
stabil secara scientific dan kualitas tidak berubah.
Refrigran R134a memiliki karakteristik seperti terlihat grafik di
bawah. Refrigeran tersebut berubah titik didih dan fasanya tergantung dari
tekanan dan temperatur refrigeran tersebut. Pada tekanan rendah, R134a
menguap pada temperatur rendah tetapi pada tekanan tinggi, refrigeran tetap
kondisi cair meskipun temperatur tinggi (kurang dari 100oC) tanpa terjadi
penguapan.

2
Karakteristik Refrigeran

3
BAB II
KOMPONEN SISTEM AIR CONDITIONER (AC)

Sistem refrigerasi AC mobil terdiri atas: kompresor, kondensor,


receiver/dryer, katup ekspansi dan evaporator. Ada juga komponen lain
agar sistem AC dapat bekerja sempurna yaitu unit kopling magnet (magnetic
clutch), blower untuk menghembuskan udara pada evaporator, saringan
udara untuk membersihkan udara yang dihisap blower, kontrol panel,
sistem anti pembekuan. Masing-masing komponen mempunyai fungsi
yang berbeda-beda dan bekerja membentuk suatu siklus. Adapun siklus sistem
refrigerasi dari AC mobil adalah:
a. Di dalam kompresor, tekanan dan temperatur refrigeran dinaikkan
sehingga refrigeran keluar saluran discharge kompresor berupa gas
dengan tekanan dan temperatur yang tinggi

Skematik Sistem Sirkulasi Refrigeran Pada Ac Mobil

b. Refrigeran (berfasa gas) kemudian mengalir ke dalam kondensor, di sini


refrigeran akan melepaskan kalor ke udara yang lewat pada kondensor dan
mengalami pengembunan menjadi cairan.
c. Refrigeran (berfasa cair) mengalir ke receiver/dryer. Di sini cairan
refrigeran ditampung (receiving) dan akan dialirkan kembali sesuai laju
aliran refrigeran yang dibutuhkan sistem. Refrigeran juga dibersihkan
(filtering) dari kotoran-kotoran yang yang ikut sirkulasi dan selanjutnya
uap air yang ikut sirkulasi akan diserap (drying).

4
d. Cairan refrigeran dengan temperatur yang relatif rendah tapi tekanan
masih tinggi, akan diekspansi di dalam katup ekspansi sehingga
tekanan dan temperaturnya menjadi rendah.
e. Kabut refrigeran yang bertemperatur dan bertekanan rendah kemudian
mengalir kendalam evaporator. Di sini refrigeran menyerap panas
(kalor) dari udara yang dialirkan melewati evaporator. Akibatnya cairan
refrigeran akan menguap menjadi gas dan kembali ke kompresor untuk
memulai siklus baru.

Letak komponen-komponen sistem sirkulasi refrigeran sangat


bervariasi tergantung dari jenis mobil (kendaraan). Secara umum dapat
dikelompokkan menjadi: jenis mesin (engine) di depan, seperti: sedan, kijang,
jeep, hardtop; jenis mesin di bawah jock, seperti: espass, carry; jenis mesin di
belakang, seperti: VW combi, bus.
Adapun contoh letak pemasangan komponen AC pada jenis mobil dengan
mesin di depan disajikan pada Gambar 4.2 di bawah ini:

Tata Letak Komponen Utama Ac Pada Mobil Mesin Depan

5
A. Nama-nama dan Fungsi Komponen Utama AC (Air Conditioners)
AC atau Air Conditioners, adalah suatu rangkaian peralatan (komponen)
yang berfungsi untuk mendinginkan udara didalam kabin agar penumpang
dapat merasa segar dan nyaman. Rangkaian peralatan (komponen) tersebut
adalah:
1. Compressor

Kompresor berfungsi untuk mengalirkan refrigerant atau freon di dalam


sistem AC mobil. Kompresor AC mobil umumnya digerakan oleh mesin
mobil itu sendiri. Agar kompresor bisa dihidupkan dan dimatikan sesuai
keinginan saat menggunakan AC, maka penghubung putaran ke mesin
menggunakan kopling magnet.
Kompresor dikelompokkan sebagai berikut:
a) Tipe gerak bolak-balik:
 Tipe Crank
 Tipe Swash plate
 Tipe Wobble plate
b) Tipe gerak putar
 Tipe through vane
 Tipe scroll

a. Tipe crank
Putaran poros engkol diubah menjadi gerakan naik turun
piston untuk menghisap masuk refrigeran dan menekannya keluar
menuju kondensor. Mekanisme pemasukan dan pengeluaran refrigeran
terdiri dari katup pemasukan dan pengeluaran. Katup pemasukan berada
pada sisi dalam silinder sedangkan katup pengeluaran berada pada sisi
luar silinder. Katup pengeluaran ditahan oleh valve stopper untuk
menahan pembukaan katup pengeluaran akibat tekanan tinggi refrigeran.

6
Kompresor Ac Tipe Crank

Konstruksi Mekanisme Katup Pada Kompresor Tipe Crank

Pada saat piston bergerak ke bawah, ruangan di atas piston


volumenya membesar sehingga tekanannya turun. Katup
pemasukan bergerak membuka sehingga refrigeran terhisap masuk.
Poros engkol yang berputar akan menggerakkan piston untuk bergerak
ke atas, tekanan di atas piston naik dan menyebabkan katup pengeluaran
membuka sehingga refrigeran terdorong keluar menuju ke kondensor.

7
Kerja Mekanisme Katup Saat Pemasukan Dan Pengeluaran
Refrigerant

b. Tipe swash plate


Kompresor tipe swash plate terdiri dari beberapa piston yang
disusun dengan interval 72 derajat untuk kompresor dengan jumlah
silinder 10 dan interval 120 derajat untuk kompresor dengan jumlah
silinder 6. Pada saat salah satu piston melakukan langkah hisap maka
pada sisi piston yang lain melakukan langkah kompresi.

Kompresor Tipe Swash Plate

8
Piston akan bergerak ke kanan dan kiri sesuai dengan putaran
piringan pengatur (swash plate) untuk menghisap dan menekan
refrigeran. Saat piston bergerak ke arah dalam dalam, katup pemasukan
terbuka dan menghisap refrigeran ke dalam silinder. Sebaliknya ketika
piston bergerak keluar katup pemasukan menutup dan katup pengeluaran
membuka untuk menekan refrigeran keluar. Katup pemasukan dan
pengeluaran yang bekerja satu arah mencegah terjadinya pemasukan
balik.

Mekanisme Pemasukan Dan Pengeluaran Refrigeran Pada Tipe Swash Plate

c. Tipe Wobble plate kompressor

Kompresor Tipe Wobble Plate

9
Tipe wobble plate memiliki konstruksi yang hampir sama dengan
tipe swash plate. Bila poros berputar, pin pengarah memutar swash plate.
Gerakan memutar dari swash plate ini dibelokkan ke piston menjadi
gerak maju mundur untuk menghisap dan menekan refrigeran. Katup
kontrol digunakan untuk mengubah tekanan di ruang swash plate agar
sesuai dengan beban pendinginan dengan cara mengatur sudut posisi
swash plate terhadap poros menggunakan pin pengarah.

G
mekanisme Pemasukan Dan Pengeluaran Refrigeran Tipe Wobble Plate
d. Tipe Through vane
Kompresor tipe ini memiliki dua buah bilah (vane) yang terpasang
saling tegak lurus pada bagian dalam silinder. Jika rotor berputar maka
bilah akan bergeser pada arah radial dan menyentuh bagian dalam
silinder (stator). Ruang yang dibentuk oleh bilah, dinding silinder dan
rotor membentuk ruang pemasukan dan pengeluaran refrigeran.

10
G
kompresor Tipe Through Vane

Cara Pemasukan Dan Pengeluaran Refrigeran Pada Kompresor


Tipe Through Vane

Pada saat bilah berputar bersama rotor, gaya sentrifugal bekerja


pada bilah sehingga bergerak menyentuh dinding stator. Ketika
saluran pemasukan terbuka, refrigeran terhisap masuk. Seiring
berputarnya bilah, refrigerant yang sudah masuk kemudian
dikompresikan dengan cara mempersempit ruang dan selanjutnya
menekan refrigeran pada saluran pengeluaran. Terlihat pada gambar

11
bahwa pada saat terjadi langkah pengeluaran refrigeran, pada sisi lain
dari rotor dan bilah melakukan langkah pemasukan refrigeran.

Katup Tekanan Lebih (Pressure Relief Valve)

Kompresor dilengkapi dengan katup tekanan lebih (pressure relief


valve) untuk membebaskan tekanan pada saluran keluar kompresor jika
beban pendinginan terlalu besar atau tekanan dalam sisi tekanan tinggi
di dalam kondensor dan receiver/dryer menjadi tidak normal yang
dapat menyebabkan bahaya meledaknya pipa. Bila tekanan pada sisi
tekanan tinggi meningkat antara 3,43 4,1 Mpa Mpa (35-42,4
kgf/cm²), katup tekanan lebih membuka dan mengurangi tekanan.
Biasanya sebelum katup tekanan lebih bekerja, terlebih dulu hubungan
arus ke magnetic clutch diputus sehingga katup tekanan lebih jarang
bekerja jika tidak dibutuhkan benar. Pada bagian poros kompresor

12
dilengkapi dengan sil (perapat) untuk mencegah kebocoran refrigeran
pada kompresor. Kompresor tipe wobbleplate sil porosnya tidak dapat
diganti karena kompresornya merupakan tipe yang tidak dapat dibongkar.
Tipe kompresor through vane mempunyai saklar temperatur yang
mendeteksi temperatur refrigeran. Bila temperatur refrigeran terlalu
tinggi, maka bimetal dalam saklar akan mendorong batang di atasnya
dan membuka kontak saklar. Akibatnya arus yangmengalir ke magnetic
clutch terputus dan kerja kompresor terhenti. Hal ini untuk mencegah
kerusakan kompresor saat temperatur refrigeran tinggi.

Thermosaklar Kompresor Tipe Through Vane

13
e. Kompresor tipe scroll

G
kompresor Tipe Scroll

Tipe kompresor ini terdiri dari scroll tetap dan scroll putar. Ruang
pemasukan dan pengeluaran terbentuk di antara scroll putar dan scroll
tetap saat scroll putar diputar oleh poros kompresor. Ketika lubang
pemasukan terbuka, refrigeran terhisap masuk kemudian dibawa
berputar sambil dimampatkan hingga mencapai lubang pengeluaran
untuk disalurkan ke kondensor pada kondisi bertekanan tinggi.

Konstruksi Scroll

14
2. Oli kompresor
Oli kompresor melarutkan diri bersama refrigeran untuk melumasi
bagian-bagian kompresor yang bergerak. Oleh karena itu kualitas dan
kuantitas oli sangat penting untuk diperhatikan. Pada sistem pendingin
dengan refrigeran jenis R134a, oli kompresor tidak dapat saling
dipertukarkan dengan sistem pendingin dengan refrigerant R12.
Jumlah oli kompresor yang tidak memadai dapat mengakibatkan
gesekan antar komponen yang berlebihan, menghalangi pertukaran
panas, melapisi dinding evaporator sehingga mengurangi kemampuan
pendinginan.

Penambahan Oli Karena Penggantian Komponen Sistem Ac

Penambahan oli setelah mengganti komponen


Oli kompresor memiliki sifat yang lebih sulit menguap dibandingkan
refrigeran. Oleh karena itu saat terjadi penggantian komponen yang
mengharuskan pelepasan komponen seperti kompresor, receiver/dryer,
15
katup ekspansi dan lain-lain maka oli refrigeran mudah menguap

16
sedangkan oli tidak. Namun karena sebagaian oli masih melekat pada
komponen yang diganti maka jumlah oli yang ditambahkan saat
penggantian komponen adalah sebanyak oli yang melekat pada komponen
tersebut.

3. Magnetic clutch
Kopling magnet berfungsi menghubungkan dan melepaskan putaran
mesin terhadap kompresor. Magnetic clutch terdiri dari rotor, stator dan
plat tekan. Rotor terhubung dengan puli penggerak. Stator diikat pada
rumah kompresor dan plat tekan terpasang pada poros kompresor.

Komponen
Magnetic Clutch

Pada saat mesin berputar, puli penggerak yang berhubungan dengan


poros mesin juga akan berputar. Pada saat ini kompresor tidak ikut
berputar dikarenakan puli penggerak tidak dihubungkan dengan poros
kompresor. Jika saklar kontrol AC dinyalakan, arus mengalir dari
baterai menuju ke kumparan pada stator. Gaya elektromagnet yang
terbentuk pada stator akan menarik plat tekan untuk berhubungan dengan
rotor dan selanjutnya rotor dan poros kompresor akan berputar bersama-
sama.

17
Bila saklar kontrol AC dimatikan, arus yang mengalir ke
kumparan stator terputus sehingga kemagnetan menghilang. Plat tekan
tidak lagi tertarik dan kembali ke posisi semula. Kompresor tidak
berputar meskipun puli masih tetap berputar selama mesin mesin
hidup.

Cara Kerja Magnetic Clutch

4. Kondensor
Ketika kompresor bekerja dengan cara menaikkan tekanan
refrigeran, temperatur refrigeran menjadi tinggi. Tugas kondensor adalah
menurunkan temperatur refrigeran yang tinggi tersebut dengan cara
mengambil panas refrigeran melalui aliran udara pada sirip-sirip
kondensor. Gas refrigeran dari kompresor selanjutnya berubah fasa
menjadi cair dikarenakan pengambilan panas tersebut. Kondensor
dipasang pada bagian depan radiator sistem pendingin dan terdiri dari
tabung dan sirip-sirip.

Kondensor AC

18
5. Receiver/dryer
Refrigeran cair dari kondensor selanjutnya diterima oleh
receiver/dryer dan dikirim ke evaporator. Sebelum dikirim,
refrigeran disaring dan dikurangi kelembabannya agar tidak
menimbulkan karat pada bagian dalam komponen yang dapat
menyumbat sistem. Kaca periksa dipasang pada bagian atas
receiver/dryer untuk melihat aliran refrigeran atau untuk mengetahui
jumlah refrigeran.

Receiver/Dryer dan Sumbat Pengaman

Pada receiver/dryer tipe lain, kaca periksa terpasang pada pipa


antara receiver/dryer dan katup ekspansi. Jumlah refeigeran dalam
sistem AC dapat diketahui melalui kaca periksa dengan memperhatikan
banyaknya gelembung. Gelembung yang banyak menandakan jumlah
refrigeran tidak mencukupi, bila sedikit sekali gelembung atau hampir
tidak ada maka jumlah refrigeran sudah memadai, jika tidak terlihat
gelembung sama sekali berarti refrigeran kosong atau terlalu penuh.
Receiver/dryer dilengkapi dengan sumbat pengaman untuk
mengantisipasi kenaikan tekanan pada saluran AC yang disebabkan
ventilasi kondensor rusak atau beban pendinginan terlalu tinggi
sehingga dapat merusak komponen.Sumbat pengaman bekerja padat
ekanan 30 kg/cm2 dan temperatur refrigeran antara 95o-100oC dengan

19
cara melelehkan diri sehingga refrigeran keluar dan kerusakan komponen
dapat dihindari.

Tampilan Gelembung Pada Kaca Periksa Refrigeran

20
6. Katup ekspansi
Katup ekspansi dipasang setelah receiver/dryer untuk mengabutkan
refigeran cair dengan temperatur rendah. Pada kendaraan umumnya yang
dipakai adalah katup ekspansi termal yang memungkinkan penampungan
refrigeran ke dalam evaporator hanya sejumlah refrigeran yang akan
diuapkan saja. Katup ekspansi dilengkapi dengan pipa sensitif kalor yang
mendeteksi temperatur dan tekanan refrigeran yang keluar dari
evaporator dan mengatur aliran refrigeran katup ekspansi setiap saat.
Katup ekspansi juga memastikan refrigeran yang keluar dari evaporator
dalam kondisi uap yang telah dipanaskan dan perbedaan temperatur
antara uap refigeran dan uap jenuh senantiasa konstan.

Katup Ekspansi

21
7. Evaporator
Ketika tekanan refrigeran cair turun setelah melalui katup ekspansi,
panas dari udara yang dihembuskan oleh blower diserap oleh refrigeran
sehingga temperaturnya naik. Evaporator menjaga udara yang
dilewatkan blower mejadi dingin dan diserap efektif oleh refrigeran.

Evaporator

8. Kontrol panel
Kontrol panel berisi selektor saklar yang mengatur kerja dari AC,
kecepatan blower, arah hembusan dan kontrol temperatur. Selektor
kontrol panel dalam bekerjanya mengontrol pelat pengatur udara
(damper) dan motor blower serta magnetic clutch secara mekanis dan
elektrik.

Selektor Pada Kontrol Panel

22
Kontrol Panel Ac

B. Peralatan Tambahan yang Terdapat Pada Rangkaian Sistem AC


Mobil

Peralatan tambahan yang menunjang terlaksananya proses sistem


pendinginan, dan juga merupakan peralatan pokok yang harus ada meskipun
tidak termasuk komponen utama, adalah:

1. Pressure Switch
Presure Switch ini berfungsi untuk mengontrol tekanan yang terjadi pada
sisi tekanan tinggi, bila tekanan siklus Refrigerant terlalu berlebihan, baik
terlalu tinggi (27 kg/cm2) maupun terlalu rendah (2,1 kg/cm2) maka
secara otomatis akan menyetop Switch sehingga Magnetic Clutch
menjadi Off. Kondisi tekanan yang tidak normal ini akan menyebabkan
terjadinya kerusakan pada berbagai komponen yang lain.
Letak Pressure Switch ada diantara Receifer dan Expansion Valve (lihat
gambar dibawah)

23
Letak Pressure switch

Tipe Pressure Switch ini ada dua macam yaitu:

Tipe dual, yang meng


gunakan satu Switch
untuk dua keadaan yaitu
terlalu tinggi atau terlalu
rendah

Tipe single, dengan


Switch terpisah.
Tipe Dual
2. Alat Pencegah Pembekuan (Anti Frosting Devices)
Untuk menghidari berkurangnya efek pendinginan yang
disebabkan pembekuan air yang ada di fin pada Evaporator yang
terlalu dingin < 0oC, dapat dipasangkan peralatan ini yang
terdiri atas dua jenis, yaitu:

Tipe Thermistor
Yang dipasangkan pada fin Evaporator, dan bekerja
berdasarkan sinyal Thermistor yang mengontrol temperatur
fin. Bila temperatur fin menurun < 0oC, maka Magnetic
Clutch akan mati dan kompresor akan berhenti berputar.

24
Tipe EPR (Evaporator
Pressure Regulator)
di pasangkan diantara Eva porator dan kompresor, (lihat
gambar) Tipe ini mengatur jumlah Refrigerant yang
mengalir dari evapo rator ke kompresor, dan menjaga agar
tekanannya tidak kurang dari 1,9 kg/cm2, sehingga akan
menjaga temperatur fin eva porator tidak turun < 0oC.

Tipe EPR
3. Stabilizer Putaran Mesin

Peralatan ini berfungsi untuk menstabilkan putaran mesin


melalui sensor pendeteksi RPM mesin yang dipasangkan
pada arus primer Ignition Coil sehingga putaran Idle mesin
menjadi lebih baik dan tidak mudah mati.

25
Prinsip kerja dari mekanis peralatan ini adalah ketika RPM
mesin drop hingga mencapai batas minimum, akan
menghentikan magnetic clutch, sehingga kompresor berhenti
bekerja dan RPM mesin akan normal kembali.
4. Peralatan Idle Up
Digunakan untuk meningkatkan RPM mesin pada kondisi Idle
dan AC dalam keadaan hidup. Tanpa alat ini mesin akan menjadi
sangat berat karena harus mengangkat beban kompresor
sehingga mesin akan sering mati dan kenyamanan berkendaraan
akan menjadi terganggu. Alat ini penggunaannya tergantung dari
tipe dan jenis bahan bakarnya.

Untuk jenis mobil konvensional (menggunakan karburator)


di gunakan Vacuum Switching Valve (VSV) serta sebuah
Actuator untuk membuka Throttle, sehingga putaran mesin akan
meningkat pada putaran idle dan AC dalam keadaan hidup.
(Lihat gambar)

Untuk mobil EFI, digunakan VSV yang dilengkapi


diapraghma yang menyebabkan udara akan melalui surge tank,
dan ECU akan menginjeksikan sejumlah tambahan bahan bakar
sesuai dengan udara bypass, sehingga idling mesin akan
meningkat.

26
5. Sistem Pelindung Tali Penggerak Kompressor
Alat ini digunakan untuk melindungi tali penggerak kompresor,
yaitu pada saat kompresor mengalami kemacetan. Bila hal ini
terjadi maka magnetic clutch dan VSV idle up akan off secara
otomatis dan indikator lampu AC akan berkedip untuk
memberitahukan kerusakan yang terjadi pada sistem pendingin.

Alur Kerja Sistem Pelindung Tali Penggerak Kompresor

27
6. Sistem Kontrol Kompressor Dua Tingkat (Mode Ekonomi)
AC tipe airmix, dengan kompresor berputar pada beban penuh
yang temperaturnya mencapai batas limit hingga terjadi
pembekuan pada fin evaporator (3oC), hal ini akan banyak
menyerap tenaga mesin. Dengan menggunakan peralatan ini dan
diset pada switch ekonomi akan menghemat banyak pemakaian
karena kompresor akan off pada 10oC temperatur fin bukan 3oC
seperti pada keadaan normal.

7. Magnetic Valve

Terletak antara Receifer dan Expansion Valve dan dipakai pada


sistem pendingin tipe dual. Pengontrol temperatur ini bekerja
dengan cara membuka dan menutup Magnetic Valve yang secara
paralel akan bekerja membuka dan menutup siklus pendingin.

28
BAB II

PEMELIHARAAN SISTEM

AC

Sebelum mengisi refrigeran, perlu dipastikan apakah jumlah


refrigeran cukup atau tidak. Bila kurang, periksa apakah terjadi kebocoran
pada bagian-bagian atau sambungan sistem AC.

Pemeliharaan Sistem AC

Cara untuk melakukan pengisian refrigeran pada sistem AC:


1. Periksa jumlah pengisian refrigerant Periksa jumlah pengisian refrigeran
dan adanya kebocoran gas.
2. Refrigeran yang telah dipulihkan Pulihkan refrigeran AC dengan mesin
pemulih refrigeran.
3. Lepas dan pasang kompresor AC Dengan cara melepas drive belt, lepas
dan pasang kompresor AC.
29
4. Isi refrigerant
Periksa jumlah pengisian refrigerant
Pemeriksaan jumlah refrigeran dilakukan pada kondisi berikut:

30
a. Mesin berputar pada 1500 rpm
b. Saklar kontrol kecepatan blower pada posisi “HI”
c. Saklar AC pada posisi “ON”
d. Selektor temperatur pada posisi “MAX COOL”
e. Semua pintu terbuka penuh

Mengkondisikan Kendaraan Saat Pemeriksaan Jumlah Refrigeran

Pemeriksaan dengan kaca periksa


Biasanya, sejumlah besar gelembung yang terlihat melalui kaca
periksa menunjukkan bahwa jumlah refrigeran tidak memadai. Bila terlihat sedikit
gelembung atau hampir tidak ada maka jumlahnya tepat. Gelembung yang tidak
terlihat berarti jumlah refrigeran kosong atau kelebihan refrigeran.

31
Pemeriksaan Jumlah Refrigeran Melalui Kaca Periksa

Memeriksa Jumlah Refrigeran Dengan Menggunakan Manometer

Pemeriksaan dengan set pengukur manometer


1. Hubungkan pengukur manometer.
2. Hubungkan selang hanya pada sisi kanan dan kiri saja. Hindari pemasangan
pada bagian tengah manometer.

32
Pengaturan Pembukaan Katup Tekanan Rendah Dan Tinggi

Tutup katup sisi tekanan rendah dan katup sisi tekanan tinggi pengukur manometer
sepenuhnya.

Menutup Kedua Katup

33
Memasang Selang Pengukur Manometer

3. Hubungkan satu ujung slang pengisian ke pengukur manometer dan ujung


yang satu lagi ke katup servis pada sisi kendaraan.
a. Slang biru → Sisi tekanan rendah
b. Slang merah → Sisi tekanan tinggi
c. Untuk mengencangkan persambungan harus menggunakan tangan
d. Bila persambungan selang pengisian jika rusak
e. Selang tidak dapat dipertukarkan satu sama lain pada sisi yang
berlawanan karena ukuran persambungan berbeda-beda
f. Penyambungan selang ke katup servis pastikan sampai berbunyi klik

34
4. Hidupkan mesin dan periksa tekanan yang ditunjukkan
oleh pengukur manometer saat AC bekerja.
Tekanan spesifikasi:
 Sisi tekanan rendah :0.15-0.25 Mpa(1.5-2.5 kgf/cm2, 21 36 psi)
 Sisi tekanan tinggi :1.37-1.57 Mpa(116 kgf/cm2, 199-228 psi)
Penunjukan tekanan pada pengukur manometer dapat dipengaruhi
temperature udara luar sehingga memberikan hasil yang sedikit berbeda.

Penunjukan Tekanan Pengukur Manometer

35
Pemeriksaan kebocoran gas
Pemeriksaan kebocoran gas dilakukan menggunakan tester kebocoran. Lokasi-
lokasi utama yang harus diperiksa dengan tester kebocoran gas adalah sebagai
berikut:
1. Blower
2. Kompresor AC
3. Kondenser
4. Evaporator
5. Receiver/dryer
6. Selang penguras
7. Bagian persambungan pipa
8. EPR (dengan Evaporator Pressure Regulator)

Lokasi Pemeriksaan Kebocoran Gas Refrigeran

Periksa kebocoran refrigeran dengan memperhatikan kedipan lampu


dan suara dari tester kebocoran. Pada saat mendekati lokasi kebocoran maka
frekuensi kedipan lampu dan suara menjadi semakin cepat. Sensifitas dapat
disetel untuk mengenali kebocoran kecil.

36
Tester Kebocoran Gas

Prosedur pemeriksaan kebocoran

1. Lakukan pemeriksaan dengan mesin dalam keadaan mati.


2. Letakkan tester pada sisi bawah pipa dan gerakkan perlahan-lahan
secara melingkar. Hal ini dikarenakan refrigeran sedikit lebih berat
daripada udara.
3. Berikan sedikit getaran pada pipa saat melakukan pemeriksaan. Mesin
tidak boleh dihidupkan

Prosedur Pemeriksaan
Dengan Tester Kebocoran

37
Membuang udara dari sistem AC
1. Hubungkan slang hijau ke bagian tengah pengukur manometer dan
hubungkan vacuum pump ke ujung lain slang.

Mengosongkan Refrigeran

2. Tutup katup sisi tekanan rendah dan katup sisi tekanan tinggi
pengukur manometer sepenuhnya.

Menutup Kedua Katup Pada Pengukur Manometer

38
Mengontrol Katup Tekanan Rendah Dan Tinggi

3. Buka katup-katup pada sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah
pengukur manometer dan nyalakan vacuum pump untuk mengosongkan.
Lakukan pengosongan sampai sisi tekanan rendah pengukur manometer
menunjukkan 750 mmHg atau lebih. Jaga tekanan penunjukan sebesar 750
mmHg atau lebih dan kosongkan selama 10 menit.

Menguras Udara Dari Sistem AC

39
4. Tutup katup-katup pada sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah
pengukur manometer dan matikan vacuum pump untuk mencegah udara
masuk kembali.

Mencegah Udara Masuk Kembali

5. Untuk memeriksa kepadatan udara, setelah pompa berhenti, biarkan sistem


selama 5 menit dengan kedua sisi tekanan rendah dan sisi tekanan tinggi
tertutup. Kemudian, pastikan bahwa pembacaan indicator pengukur
manometer tidak berubah. Bila tekanan naik maka udara kembali masuk ke
dalam sistem AC oleh karena itu periksa ring-ring O dan kondisi
persambungan sistem AC. Udara dan kelembaban yang tertinggal akan
membeku di dalam pipa dan mencegah refrigeran mengalir dengan baik atau
mengakibatkan karat di dalam sistem AC.

Memeriksa Kepadatan Udara

40
Mengisi refrigerant
Pada saat melakukan pengisian refrigeran ada hal-hal yang harus diperhatika:
a. Gunakan pelindung mata untuk mencegah refrigeran masuk ke dalam mata
b. Hindari mengarahkan kaleng servis pada orang lain. Kaleng servis
memiliki kemampuan melepaskan refrigeran saat kondisi darurat.
c. Kaleng servis sangat peka terhadap panas tinggi oleh karena itu jangan
dekatkan dengan sumber panas.

Perlakuan Yang Harus Dihindari Terhadap Kaleng Servis

Pemasangan Kaleng Servis

41
Memasang kaleng servis
1. Hubungkan katup untuk kaleng servis
 Putar pegangan berlawanan arah jarum jam untuk menaikkan jarum dan
juga putar piringan berlawanan arah jarum jam untuk menaikkan piringan.
 Putar katup ke dalam kaleng servis sampai packing terpasang
dengan kencang, dan kemudian kencangkan piringan untuk menahan
katup.
 Hindari memasang kaleng servis sebelum jarum naik dan jangan
memutar pegangan searah jarum jam karena akan menyebabkan jarum
menempel pada kaleng servis, dan refrigeran terbebaskan.

Menghubungkan Katup Pada Kaleng Servis

2. Pasang kaleng servis pada pengukur manometer


 Tutup sepenuhnya katup sisi tekanan rendah dan tinggi pengukur
manometer.
 Hubungkan selang hijau dari kaleng servis ke bagian tengah pengukur
manometer.
 Putar pegangan searah jarum jam sampai berhenti dan buat lubang
pada kaleng.
 Putar pegangan berlawanan arah jarum jam dan kembalikan jarum.

42
Memasang Kaleng Servis Pada Manometer

 Tekan katup pembersih udara pengukur tekanan dengan obeng dan


bebaskan udara sampai refrigeran keluar dari katup.

43
Mengisi refigeran pada sisi tekanan tinggi
1. Pada kondisi mesin mati, buka katup sisi tekanan tinggi dan isi
refrigerant sampai pengukur sisi tekanan rendah mencapai sekitar
98Mpa(1kg/cm2,1psi). Tutup katup sisi tekanan tinggi setelah terisi.
2. Jangan mengoperasikan kompresor AC saat refrigeran diisi pada sisi
tekanan tinggi karena dapat merusak kompresor. Jangan pernah
membuka katup sisi tekanan rendah. Bila katup sisi tekanan rendah
dibuka refrigeran segera berubah menjadi cair dan kompresor AC dapat
menjadi rusak

Mengisi Refrigeran

44
Mengisi refrigeran pada sisi tekanan rendah
1. Tutup katup sisi katup tekanan tinggi dan nyalakan mesin dan AC.

Menutup Katup Tekanan Tinggi

2. Buka katup sisi tekanan rendah manometer dan isi dengan jumlah refrigeran
yang telah ditentukan sesuai spesifikasi kendaraan dengan kondisi:
• Mesin berputar pada 1500 rpm
• Saklar kontrol kecepatan blower pada posisi “HI”
• Saklar AC pada posisi ON
• Selektor temperatur pada posisi “MAX COOL”
• Buka penuh semua pintu

Mengisi Refrigeran Pada Sisi Tekanan Rendah

45
3. Agar gas AC tidak masuk ke dalam kompresor dalam bentuk cair,hindari

Jangan Membalik Kaleng Servis Saat Mengisi Pada Tekanan Rendah

Hindari membuka katup sisi tekanan tinggi saat mesin hidup karena
dapat menyebabkan gas bertekanan tinggi mengalir kembali ke kaleng
servis, dan membuat kaleng pecah.

Hindari Membuka
Katup Tekanan Tinggi Saat Mesin Hidup

46
4. Periksa jumlah pengisian refrigeran berdasarkan penunjukkan pada
manometer.
Tekanan spesifikasi :
Sisi tekanan rendah :0.15-0.25 Mpa (1.5-2.5kgf/cm2, 21-36 psi)
Sisi tekanan tinggi:1.37-1.57 Mpa (1-16 kgf/cm2, 199-228 psi)

Penunjukan Tekanan Manometer

Kondisi refrigeran dipengaruhi temperatur udara luar oleh karena itu


dinginkan kondensor dengan udara atau air bila temperatur udara luar tinggi
dan hangatkan kaleng servis di dalam air hangat (di bawah 40oC) saat
temperatur luar rendah agar dapat mengisi refrigeran dengan lebih mudah.

Menghangatkan Kaleng Servis

47
5. Tutup katup sisi tekanan rendah dan matikan mesin.

Menutup Katup Sisi Tekanan Rendah


6. Lepas selang pengisian dari kaleng servis pada sisi kendaraan dan sisi
katupkalengservis.

Melepas Selang Pengisian Dari Kaleng Servis

48
Pemeriksaan akhir
Periksa bahwa refrigeran diisi dengan tepat dan bahwa sistem AC bekerja
dengan baik. Lakukan pemeriksaan berikut ini :
a. Periksa jumlah refrigeran yang telah diisikan dengan kaca periksa
b. Periksa terhadap adanya kebocoran gas
c. Periksa kondisi pendinginan AC

Pemeriksan Akhir Sistem AC

Analisa Gangguan pada Sistem AC

Tabel Gangguan, penyebab dan cara mengatasi pada sistem AC


Gangguan Kemungkinan penyebab Cara mengatasi
AC tidak bekerja Saklar kontrol rusak Periksa saklar kontrol
Sekering putus Ganti sekering
Magnetic clutch tidak Periksa magnetic clutch
AC kurang dingin Refrigeran kurang Periksa dan isi refrigeran
Sirip kondensor kotor Periksa kondensor
Sirip evaporator kotor Periksa evaporator
Kontrol temperatur pada Periksa kontrol panel
panel tidak bekerja
Udara hanya Pelat pengatur tidak Perika pelat pengatur udara
menghembus pada bekerja baik
area tertentu dalam Ventilasi tersumbat atau Bersihkan ventilasi udara
kabin kotor
49
BAB IV
JOB
SHEET

SISTEM KELISTRIKAN AC MOBIL

A. Tujuan
Setelah praktek, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menyebutkan komponen-komponen sistem kelistrikan pada AC mobil
2. Menjelaskan fungsi masing masing komponen kelistrikan dan cara kerja
komponen c. Menggambarkan sistem kelistrikan AC mobil dan
menjelaskan cara kerja sistem.

B. Keselamatan Kerja

Lakukan proses sesuai prosedur keselamatan kesehatan kerja

C. Alat Yang Digunakan


1. Avo Meter
2. Thermoter / Thermocouple
3. Tool Box Set Refrigerasi
4. Unit Mobil

D. MateriPraktek
1. Komponen sistem kelistrikan AC g. Rellay
a. Batere h. Motor Blower dan fan
b. Fuse box kondensor
c. Selector switch i. Magnetic clutch coil
d. Thermostatic switch j. Amplifier AC*
e. Low pressure switch* k. Kabel penghubung
f. High pressure switch*

Nb:*Optional

50
Skema rangkaian kelistrikan Sistem AC disajikan pada Gambar 1.1 berikut:

Komponen Sistem Rangkaian Sistem Kelistrikan Ac Mobil Sederhana

E. Langkah Kerja
1. Lepaskan hubungan sirkuit kelistrikan sistem dan batere
2. Lakukan identifikasi, pengamatan dan tata letak komponen sistem AC
pada mobil
3. Gambarkan (pada Gambar 1.1) hubungan Komponen sistem rangkaian
sistem kelistrikan AC mobil sederhana sehingga sistem bisa berfungsi
4. Periksa semua kondisi sambungan rangakaian kelistrikan sistem AC secara
visual, dan jika perlu test kontinyuitas dengan AVO meter.
5. Periksa tahanan magnetic coil ( 3,75 + 0,2 Ω )
6. Periksa kondisi motor blower dan fan kondensor
7. Yakinkan semua sambungan terhubung dengan baik
8. Hubungkan kembali sirkuit kelistrikan sistem dan batere
9. Hidupkan mesin mobil dan set pada 1500 rpm, tunggu sampai mencapai
temperatur kerja mesin tercapai.
10. Hidupkan AC mobil, amati semuai tingkat kecepatan blower.

51
11. Set thermostatic switch pada posisi maksimum, amati kerja magnetic switch
dan fan kondensor.
12. Kegiatan selesai, matikan sistem AC dan matikan mesin mobil.

Penting:
• Lakukan setiap proses menurut prosedur yang ditentukan
• Tanyakan selalu setiap ada hal yang belum jelas

F. Diskusi
1. Jelaskan fungsi fungsi masing masing komponen sistem kelistrikan sistem
AC pada mobil.
2. Jelaskan prinsip kerja pengaturan kerja motor fan kondensor dan
kompresor setelah sistem mencapai kondisi temperatur ruangan yang
diinginkan
3. Jelaskan mengapa pada motor blower putarannya bisa divariasian,
sedangkan motor fan kondensor dibuat konstan
4. Apakah sistem kelistrikan AC mobil tersebut perlu dipasang pengaman
(fuse). Kalau perlu dimana harus dipasang? Gambarkan!

52
JOB SHEET
PENGOSONGAN, PEMVAKUMAN & PENGISIAN REFRIGERAN

A. Tujuan
Setelah praktek, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Membedakan sistem berisi refrigeran dengan jumlah yang optimal atau
tidak.
2. Mengosongkan refrigeran AC mobil dengan benar
3. Memvakum AC mobil
4. Memeriksa kebocoran pada sistem
5. Menambahkan kekurangan oli pada sistem
6. Mengisi refrigeran dengan jumlah yang optimal.

B. Keselamatan Kerja

C. Alat–Alat Yang Digunakan


1. Pompa vakum
2. Manifold gauge
3. Alat test kebocoran
4. Tool box refrigerasi
5. Tabung refrigeran
6. Refrigeran recovery set*
7. UnitmobilberAC

53
D. Materi Praktek
Dasar pertimbangan mengapa suatu sistem AC mobil perlu divakum dan
diisi refrigeran ulang, yaitu: AC bocor, AC mengalami kerusakan dan
pemasangan AC baru.
Ada 6 tahapan yang dilakukan pada praktek ini, yaitu:
1. Pemeriksaan jumlah refrigeran di dalam sistem
2. Pengosongan refrigeran (discharging)
3. Memvakum sistem(evacuating)
4. Memeriksa kebocoran
5. Menambahkan kekurangan oli
6. Pengisian refrigeran (charging)

E. Langkah Kerja
1. Pemeriksaan jumlah refrigeran di dalam sistem
a. Pasang manifold gauge pada kompresor seperti pada Gambar 2.1.
b. Jalankan engine dan AC sesuai prosedur yang benar:
 kecepatan blower posisi “H”
 temperatur set: maximum
 putaran engine 1500 rpm

Pemasangan Charging Manifold Pada Pemeriksaan Jumlah Refrigeran

54
c. Lakukan pengamatan pada manifold gauge dan gelas penduga (sight
glass), biasanya gelas penduga ada pada bagian atas dryer (Lihat
Gambar 2.2).
 Massa refrigeran kurang: terlihat gelembung secara terus
menerus pada gelas penduga, sedangkan pada manifold gauge,
tekanan saluran hisap dan saluran tekan, rendah.
 Massa refrigeran optimal , tidak terlihat gelembung tetapi
sesekali gelembung atau riak terlihat. Tekanan kerja seperti
Gambar 3.2.
 Massa refrigeran berlebihan: tidak terlihat
adanya gelembung, tekanan saluran hisap
maupun tekanan salurantekan, tinggi.
 Sistem kosong: tidak ada gelembung dan tekanan kerja
mendekati nol.

Indikasi Kondisi Refrigeran Di Dalam Sistem AC Mobil

55
Setelah pemeriksaan refrigeran sistem selesai dilakukan, matikan AC dan mesin
penggerak.

2. Pengosongan Refrigeran (discharging)


Langkah ini dilakukan apabila sistem sudah terpasang seperti terlihat
pada Gambar 2.3 berikut:
Pasang manifold gauge pada kompresor
Selang tengah dihubungkan dengan suatu wadah penampung, agar
refrigeran yang ikut keluar bersama refrigeran dapat diketahui.

Pemasangan Charging Manifold Pada Pengosongan Refrigerant

a. Bukalah katup Lo dan Hi pada manifold gauge.


b. Lakukan langkah ini sampai tekanan refrigeran di dalam sistem
mendekati nol.
c. Kemudian lanjutkan dengan langkah memvakum.

3. Memvakum Sistem AC (evacuating)


Langkah ini dilakukan setelah proses pengosongan selesai
dilakukan atau pada pemasangan AC baru (lihat Gambar 2.4).
a. Setelah selesai pengosongan, pindahkan selang tengah dari
manifold gauge ke pompa vakum.

56
b. Posisi semua katup terbuka, lalu hidupkan pompa vakum.
c. Setelah 10 menit periksa gauge tekanan rendah apa sudah
mencapai : -30 inch- Hg (-760 mm Hg), kalau belum kemungkinan
sistem bocor. Tutup semua katup, matikan pompa vakum dan
perbaiki kebocorannya.
d. Kalau angka poin c sudah dicapai, lanjutkan memvakum sampai
tekanan -30 inch-Hg (-760 mm-Hg) atau benar-benar vakum.
e. Tutup kedua katup, matikan pompa vakum dan tunggu 5-10 menit,
kalau tekanan berubah maka sistem bocor dan periksalah
kebocorannya. Kalau tetap berarti sistem sudah vakum dan siap diisi
refrigeran.

4. Pemeriksaan kebocoran
Tindakan ini dilakukan apabila pada proses vakum diketahui
ada kebocoran pada sistem AC. Seting peralatan untuk pemeriksaan
kebocoran, seperti terlihat pada Gambar 2.5 berikut:

Pemasangan Charging Manifold Pada Pemeriksaan Kebocoran

57
a. Selang manifold tengah dilepaskan dari pompa vakum dan
dihubungkan ke tabung gas untuk memeriksa kebocoran.(biasanya:
gas untuk tes kebocoran digunakan refrigerannya sendiri, tetapi
lebih baik dipakai gas nitrogen (N2), karena R-12 dapat merusak
ozon.
b. Bukalah katup gas tersebut, demikian juga Hi tetapi katup Lo
dibiarkan tertutup.
 Apabila tekanan pada low gauge mencapai 4 bar (58,8 psig),
tutuplah katup Hi
 Periksalah kebocoran dengan gas leak detector atau dengan air
sabun.
 Kalau ditemukan kebocoran perbaiki dan dilanjutkan dengan
memvakum.

5. Penambahan oli pada sistem


Langkah ini dilakukan pada tahap akhir dari proses memvakum.
Tujuannya untuk menggantikan oli yang ikut terbawa oleh refrigeran
pada saat pengosongan atau oleh komponen apabila dilakukan
pergantian komponen yang telah rusak. Seting peralatan untuk
penambahan oli adalah seperti pada Gambar 2.5 berikut:

58
Pemasangan Charging Manifold Pada Penambahan Oli
a. Menjelang akhir proses vakum, tutuplah katup Lo dan Hi serta
matikan pompa vakum.
b. Siapkan jumlah oli yang akan ditambahkan ke dalam sistem pada
wadah atau takaran oli.
c. Lepaslah selang sisi low pressure dari manifold gauge, dan
pindahkan ke wadah oli yang telah disiapkan.
d. Hidupkan pompa vakum, kemudian buka katup Hi sedikit
saja untuk menghindari oli ikut tersedot keluar (katup Lo tertutup).
 Setelah oli habis tutup katup Hi dan matikan pompa vakum.
 Pasang kembali selang sisi tekanan rendah pada manifold gauge.
e. Hidupkan pompa vakum dan buka kedua katup Lo dan Hi.
Lanjutkan memvakum.

6. Pengisian refrigeran pada AC mobil


Langkah ini dilakukan setelah sistem divakum dan diyakini tidak
bocor. Skema pengisian terlihat pada Gambar 2.6 berikut:

Skema Setting Instalasi Untuk Pengisian Referigeran

a. Sambungkan selang tengah manifold gauge ke tabung refrigerant


b. Buka katup tabung refrigeran
c. Kalau manifold gauge ada pentilnya, tekan pentilnya sehingga
udara yang terjebak pada selang bisa keluar (Gambar 2.6 A). Apabila
tidak ada pentilnya, kendorkan selang tengah pada sisi manifold gauge

59
sampai terdengar suara udara keluar. Selan-jutnya kencangkan kembali
selang tersebut.
d. Bukalah katup Lo, sedangkan katup Hi tetap tertutup. (pengisian dalam
wujud gas posisi tabung tegak, dan lewat saluran hisap). Setelah tekanan
mencapai kira-kira 4 bar (58,8 psig) tutuplah katup Lo.
e. Jalankan engine penggerak, kemudian hidupkan AC: putaran blower
High dan temperatur kontrol maksimum. Buka kembali katup Lo,
dan isikan refrigeran sampai pada jumlah refrigeran optimal. (lihat
pembahasan pemeriksaan jumlah refrigeran optimum).
f. Kalau pengisian sudah selesai, tutup katup Lo dan katup tabung
refrigeran.
g. Matikan AC dan engine penggerak.
h. Setelah tekanan stabil lepaskan mani-fold gauge dari sistem dan
tabung refrigeran.
i. Langkah pengisian refrigeran selesai.

Penting:
Pengisian dilakukan bertahap, sambil mengamati perubahan tekanan
di dalam sistem dan
penampakan gelas penduga HLtutup tutup Pentil saluran tekan
Pentil saluran hisap kompresor Tabung refrigeran buka Udara
keluar

7. Diskusi
1. Apa tujuan suatu sistem AC divakum?
2. Mengapa uap air dan udara tidak diharapkan ikut bersirkulasi di dalam
sistem AC?
3. Apa pendapat anda, apabila tindakan teknisi di bengkel AC mobil tidak
memvakum sistem sebelum mengisi refrigeran namun hanya dibilas
dengan refrigeran lewat saluran tekan (discrharge)?
4. Apa yang akan terjadi pada AC mobil, apabila sistem kekurangan atau
kelebihan refrigeran?
5. Apa efek yang ditimbulkan jika sistem AC kelebihan atau kekurangan oli?

60
JOB SHEET
ANALISA GANGGUAN SISTEM SIRKULASI REFRIGERAN

A. Tujuan
Setelah praktek, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mengidentifikasi masalah-masalah dalam sistem sirkulasi refrigeran AC
mobil
2. Mencari dan menemukan penyebab-penyebab masalah yang terjadi pada
AC mobil
3. Menentukan tindakan untuk menanggulangi masalah-masalah yang terjadi
pada AC mobil.

B. Keselamatan Kerja

C. Alat–Alat Yang Digunakan


1. Charging manifold
2. Tool box refrigerasi
3. Perangkat AC mobil

D. Materi Praktek
Kegiatan praktek analisa gangguan sistem sirkulasi refrigeran pada AC
mobil difokuskan pada permasalahan-permasalahan yang bersifat umum dan
sering dikeluhkan oleh konsumen yaitu AC tidak dingin. Hal tersebut
dapat mencakup masalah-masalah sebagai berikut:

61
1. Refrigeran dalam sistem kurang
2. Sirkulasi refrigeran tersumbat
3. Ada uap air di dalam sistem sirkulasi
4. Kompresi kompresor jelek
5. Refrigeran terlalu banyak
6. Pendinginan kompresor kurang
7. Dalam sistem ada udara
8. bukaan katup ekspansi terlalu besar

Penting:
1. Hati-hati jangan sampai refrigeran langsung mengenai kulit atau mata, jika
terjadi:jangan digosok, sebaiknya disiram dengan air dan segera dibawa ke
dokter.
2. Lakukan setiap proses menurut prosedur yang ditentukan
3. Perhatikan setiap hal yang dijelaskan dan didemonstrasikan oleh Instruktur

E. Langkah Kerja
1. Siapkan perangkat AC mobil
2. Tempatkan perangkat AC mobil pada lokasi yang mudah untuk
melakukan pengamatan dan pemeriksaan komponen-komponennya.
3. Pasang charging manifold, selang biru pada sisi tekanan rendah dang
selang merah pada sisi tekanan tinggi, seperti pada Gambar4.1. Lakukan
pembilasan selang chrging manifold terlebih dahulu dengan refrigeran AC
mobil itu sendiri. Caranya: buka pelan- pelan katup sisi tekanan rendah
sampai terdengar suara gas keluar dari selang kuning. Lama membuka
kira-kira 2-3 detik, lalu katup ditutup kembali. Lakukan hal yang
sama pada selang warna merah.

62
4. Jalankan engine penggerak pada putaran kira-kira 1500 rpm, lalu hidupka
AC mobil.
5. Lakukan pengamatan pada charging manifold baik pada tekanan rendah
maupun pada tekanan tinggi
6. Amati aliran refrigeran pada gelas penduga (sight glass)
7. Analisis penyebab gangguan berdasarkan pengamatan yang telah
dilakukan. kemudian lakukan tindakan perbaikan yang sesuai

63
Contoh Analisis Gangguan Pada Sistem AC.

Gangguan Kemungkinan penyebab Cara mengatasi


AC tidak bekerja Saklar control rusak Sekering Periksa saklar kontrol
putus Magnetic clutch tidak Ganti sekering
bekerja Periksa magnetic clutch
AC kurang dingin Refrigeran kurang Sirip Periksa dan isi refrigeran
kondensor kotor Sirip evaporator Periksa kondensor Periksa
kotor evaporator Periksa kontrol
Kontrol temperatur pada panel tidak panel
bekerja
Blower tidak bekerja baik Periksa blower
Udara Pelat pengatur tidak bekerja Perika pelat pengatur udara
han baik Bersihkan ventilasi udara
ya menghembus Ventilasi tersumbat atau kotor Periksa kerja blower
pada area tertentu Blower bermasalah
dalam kabin
Aliran udara tidak Saklar blower rusak Periksa saklar
cukup Tegangan baterai rendah Periksa tegangan baterai
Evaporator membeku Periksa evaporator
Saringan udara tersumbat Berihkan saringan udara

64
F. Diskusi
1. Jelaskan akibat kalau evaporator kotor?
2. Jelaskan akibat kalau kondensor kotor?
3. Perlukah dilakukan pengamatan secara visual dan pendengaran
pada AC mobil? Berikan alasannya!
4. Kalau pada sistem sirkulasi refrigeran setelah diperiksa ternyata
normal, apa analisa anda kalau AC mobil tersebut
dikeluhkan tetap kurang dingin

65

Anda mungkin juga menyukai