Media Pembelajaran Digital Dalam Menstimulasi Keterampilan Literasi Anak Usia 5-6 Tahun
Media Pembelajaran Digital Dalam Menstimulasi Keterampilan Literasi Anak Usia 5-6 Tahun
Media Pembelajaran Digital Dalam Menstimulasi Keterampilan Literasi Anak Usia 5-6 Tahun
ABSTRACT
It is essential to stimulate children's literacy skills because they relate to the ability to know letters, letter
sounds, phonemic awareness, and writing concepts. One media that can stimulate early childhood
literacy skills is digital learning media, where technology is being introduced. This study aims to analyze
qualitatively, using a case study approach, the perception and effectiveness of digital learning media in
stimulating children's literacy skills. This research belongs to qualitative research using a case study
approach. Furthermore, this study involved 25 PAUD teachers as participants. Participants were
selected using purposeful sampling. Data collection in the study was carried out using observation and
interview methods, with the research instrument being an interview guide. The data selected in the study
were then analyzed descriptively and qualitatively by describing the research data. The research
analysis results show that digital learning media can stimulate literacy skills for children aged 5-6 years.
This research implies that digital learning media can stimulate early childhood literacy skills in PAUD
institutions.
1. PENDAHULUAN
Anak usia dini merupakan anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun, pada usia ini anak
memiliki tingkat kepekaan yang tinggi terhadap berbagai rangsangan serta stimulus yang diberikan (Binsa
& Khasanah, 2022; Rahelly, 2018; Rosandi, 2019). Sehingga berbagai aspek yang dibelajarkan kepada anak
harus benar-benar diperhatikan guna menunjang tumbuh kembang anak (Annisa et al., 2022; Mahmud,
2019). Salah satu aspek yang harus dikembangkan dalam diri anak usia dini yakni aspek berbahasa. Aspek
berbahasa berkaitan dengan kemampuan anak untuk berbicara dan berkomunikasi dengan lingkungannya
(Risna & Purandina, 2022; Suardi et al., 2019). Peningkatan kemampuan berbahasa dapat dilihat dari
*Corresponding author.
E-mail addresses: [email protected] (Malpaleni Satriana)
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha, Vol. 10, No. 3, Tahun 2022, pp. 408-414 409
kemampuan literasi awal anak. Keterampilan literasi awal adalah keterampilan yang secara inheren terlibat
dalam pengembangan membaca, tetapi sudah ada sebelum keterampilan membaca itu sendiri berkembang
(Arsa et al., 2019; Novitasari, 2019; Utomo, 2020). Salah satu keterampilan literasi adalah membaca dan
keterampilan membaca awal anak-anak memprediksi prestasi akademik di kemudian hari. Keterampilan
literasi awal termasuk indikator penting dari membaca kata, seperti pengetahuan huruf (yaitu, mampu
mengenali dan menamai huruf), pengetahuan tentang korespondensi huruf-bunyi (misalnya, mampu
mencocokkan bunyi /m/ dengan huruf “m” ), kesadaran fonemik (misalnya, membagi kata "mat" menjadi
/m/ /a/ /t/), dan konsep tentang cetak (yaitu, pengetahuan tentang konvensi membaca, arah teks, struktur
buku), dan tulisan tangan atau menulis huruf dan kata (Baiti & Zulkarnaen, 2021; Handoko et al., 2019;
Ritonga & Sutapa, 2020).
Sebelum membaca formal, anak-anak mengembangkan tiga keterampilan pra-literasi utama, yang
dikenal sebagai keterampilan literasi awal seperti pengetahuan cetak, bahasa lisan, dan kesadaran
fonologis. Pengetahuan cetak adalah kesadaran anak tentang konvensi dasar cetak, seperti cara memegang
dan menggunakan buku, arah pencetakan, serta nama dan bunyi huruf (Setiyaningsih & Syamsudin, 2019;
Suyadi, 2021). Keterampilan bahasa lisan meliputi pengetahuan kata, kosa kata, pemahaman urutan kata,
dan aturan tata Bahasa (Damayanti & Watini, 2022; Miranda et al., 2022). Kesadaran fonologis mengacu
pada kemampuan anak untuk mendeteksi dan memanipulasi bahasa melalui tugas-tugas seperti
mencocokkan, memadukan, atau menghapus bagian kata (Afnida & Suparno, 2020; Safitri et al., 2022).
Gabungan, ketiga domain ini membentuk dasar untuk literasi awal. Penguasaan literasi menjadi salah satu
aspek penting yang harus dikuasai oleh anak, hal ini disebabkan karena kemampuan literasi akan dapat
membantu siswa untuk berkomunikasi dan membantu siswa dalam memahami berbagai materi yang
diberikan oleh guru. Hanya saja kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa kemampuan literasi anak usia
dini masih tergolong rendah, hal ini ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang belum dapat berkomunikasi
dan mengucapkan bunyi dengan baik. Hal ini sejalan dengan hasil observasi dan wawancara yang telah
dilakukan di beberapa lembaga PAUD di Pulau Kalimantan. Hasil observasi dan wawancara menunjukkan
bahwa anak usia dini masih kesulitan dalam mengucapkan beberapa kata, selain itu guru juga seringkali
mengalami kesulitan dalam merangsang kemampuan literasi anak, sehingga proses peningkatan literasi
anak masih belum dapat dilaksanakan dengan maksimal. Jika dibiarkan secara terus menerus, hal tersebut
tentunya akan berdampak pada rendahnya kemampuan berkomunikasi anak.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut yakni dengan
merangsang kemampuan anak melalui penggunaan media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan
suatu alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari pemberi informasi kepada penerima dengan
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat bagi penerima pesan (Andriani et al., 2021;
Tafonao, 2018). Penggunaan media dalam proses pembelajaran akan dapat merangsang keinginan siswa
untuk berperan aktif dalam belajar dan menggunakan media sebagai alat bantu pembelajaran serta dengan
mengubah tingkah laku siswa dalam proses belajar mengajar (Fuadi et al., 2021; Rahmatullah, 2019). Di era
revolusi industry 4.0 proses pembelajaran semakin dipermudah dengan berkembangkan berbagai inovasi
pembelajaran, salah satunya yakni media pembelajaran digital. Media pembelajaran digital pada dasarnya
merupakan media pembelajaran yang dikembangkan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, sehingga
media digital dapat memuat berbagai aspek gambar, suara, serta video dalam satu media (Ayu et al., 2021;
Kanti et al., 2018; Novrianti, 2018). Penggunaan media digital dalam proses pembelajaran tentunya akan
memudahkan guru untuk menyampaikan materi kepada peserta didik, selain itu media digital memiliki
karakteristik mudah untuk diakses dimana saja dan kapan saja, sehingga peserta didik dapat belajar secara
lebih leluasa dan fleksibel (Fitria, 2021; Jannah & Atmojo, 2022; Rohmanurmeta & Dewi, 2019).
Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengungkapkan bahwa penerapan media
digital sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran anak usia dini, kususnya dalam proses pembelajaran
daring (Nurjanah & Mukarromah, 2021). Hasil penelitian lainnya juga mengungkapkan bahwa terdapat
hubungan yang positif antara variabel fasilitas dengan literasi digital media sosial youtube anak usia dini
(Salehudin, 2020). Hasil penelitian selanjutnya mengungkapkan bahwa media digital dapat memberikan
ilmu pengetahuan sebagai penyegaran pada proses pembelajaran dan dapat membuat anak menjadi lebih
aktif, dan senang dalam proses pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan baik
(Mutmainnah, 2019). Berdasarkan beberapa hasil penelitian tersebut maka dapat dikatakan bahwa medai
pembelajaran digital dapat memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan aktifitas dan hasil belajar
anak. Hanya saja pada penelitian sebelumnya belum terdapat kajian yang secara kusus membahas
mengenai penerapan media pembelajaran digital dalam menstimulasi keterampilan literasi anak usia 5-6
tahun. Sehingga penelitian ini difokuskan pada kajian tersebut dengan tujuan untuk mengetahui secara
kualitatif menggunakan pendekatan studi kasus, mengenai persepsi dan efektivitas media pembelajaran
digital dalam menstimulasi keterampilan literasi anak.
Malpaleni Satriana / Media Pembelajaran Digital dalam Menstimulasi Keterampilan Literasi Anak Usia 5-6 Tahun
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha, Vol. 10, No. 3, Tahun 2022, pp. 408-414 410
2. METODE
Penelitian ini tergolong kedalam jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Studi
kasus kualitatif/interpretatif ini mengeksplorasi berbagai peristiwa dalam sistem terikat dalam suatu
spesifikasi pengaturan (ruang kelas anak) dengan berfokus pada konteks tertentu (media pembelajaran
digital dalam menstimulasi keterampilan literasi anak usia dini). Partisipan dalam penelitian ini terdiri dari
25 guru PAUD dari 15 lembaga PAUD yang ada di wilayah Pulau Kalimantan. Partisipan dipilih
menggunakan purposeful sampling, dimana sampel dipilih tergantung dengan tujuan penelitian tanpa
memperhatikan kemampuan generalisasinya dan tidak ada aturan yang baku tentang jumlah minimal dari
partisipan. Kesamaan dari partisipan yang dipilih diantaranya memiliki gelar sarjana pendidikan PAUD,
telah mengajar di lembaga paud antara 5-7 tahun, memiliki kemampuan yang baik dalam menggunakan
beberapa media pembelajaran digital, dan memiliki kemampuan yang cukup baik dalam merancang media
pembelajaran digital. Pegumpulan data dalam penelitian dilakukan menggunakan metode observasi dan
wawancara, dengan instrument penelitian berupa pedoman wawancara. Terdapat dua macam kisi-kisi
instrument yang dibuat, yang pertama kisi-kisi instrument untuk mengetahui persepsi guru PAUD terhadap
media pembelajaran digital dan kisi-kisi intrumen untuk mengetahui efektivitas penggunaan media
pembelajaran guna menstimulasi keterampilan literasi anak usia 5-6 tahun. Guna mencapai triangulasi
data, peneliti mengumpulkan data menggunakan observasi dari dokumentasi yang dikirimkan guru berupa
foto dan video serta wawancara tidak langsung secara mendalam terhadap 25 guru PAUD.
Semua wawancara dilakukan dalam bahasa Indonesia menggunakan aplikasi dengan
pemberitahuan sebelumnya dan persetujuan dari para partisipan. Konsisten dengan pedoman untuk
analisis data kualitatif, berikut prosedur yang dilakukan: pertama, menyiapkan template (desain/format
transkrip): Peneliti harus menyiapkan template berisi beberapa fitur transkrip. Peneliti dapat mendesain
template berdasarkan susunan data, penyimpanan data serta pengambilan data. Kedua, mengelola
informasi (manajemen data atau penyusunan): Setelah peneliti mendesain template, peneliti melanjutkan
untuk meletakkan dan mengelola data dalam transkrip template. Penomoran baris dialog adalah cara untuk
melihat lebih dekat pada data tertentu seandainya ada banyak data dalam transkrip. Ketiga, Memperlakukan
data yang ditranskripsikan (tata bahasa data): Data wawancara terjadi secara alami informasinya harus
disajikan dengan cara yang memadai secara interaksional. Data harus diberi notasi atau simbol lisan
(misalnya, intonasi, penanda ragu-ragu, pembicaraan terpotong). Simbol-simbol ini menunjukkan sifat
ujaran percakapan dan menunjukkan perbedaan antara wacana lisan dan wacana tertulis. Keempat,
Menempatkan data yang ditranskrip secara etis (letak etis): partisipan yang terlibat dalam wawancara
harus dirahasiakan kecuali mereka menginginkan nama mereka yang dirahasiakan diidentifikasi tertulis
dalam formulir persetujuan. Peneliti harus komunikasikan masalah ini kepada partisipannya untuk
menghindari konflik etika. Tingkat kerahasiaan dan anonimitas bervariasi sesuai konteks sosio-
kelembagaan hingga lainnya.
menunjukkan bahwa literasi ialah kemampuan berbahasa yang dimiliki oleh seseorang dalam
berkomunikasi “membaca, berbicara, menyimak dan menulis” dengan cara yang berbeda sesuai dengan
tujuannya. Jika didefinisikan secara singkat, definisi literasi yaitu kemampuan menulis dan membaca.
Keterampilan literasi bisa juga disebut dengan kemampuan anak dalam menulis dan membaca. Pernyataan
ini juga didukung oleh partisipan lain yang menjelaskan bahwa keterampilan literasi pada anak usia dini
adalah mengajarkan tentang membaca dan menulis. Seperti jawaban narasumber ke-23 yang menyatakan
bahwa keterampilan literasi pada anak usia dini dapat dilakukan dengan memperkenalkan dan
mengajarkan kemampuan menulis dan membaca. Selain itu kemampuan literasi juga dapat ditunjukkan
dengan membaca buku dan mengkomunikasikannya lagi bersama teman tentang isi dari buku tersebut.
Temuan keempat menunjukkan bahwa terdapat banyak sekali alasan mengapa guru sekarang
semestinya menggunakan media pembelajaran digital, salah satunya karena media pembelajaran digital
dapat menstiulasi keterampilan literasi anak usia dini. Hal ini sejalan dengan hasil wawancara bersama
guru ke-1 dan ke-15 yang mengungkapkan bahwa media digital sangat efektif digunakan dalam proses
pembelajaran karena melalui media digital guru dapat menggunakan animasi hidup dengan berbagai tema
yang lucu membuat anak anak fokus. Selain itu media digital juga dapat memberikan beragam inovasi
pedidikan, dimana pembelajaran kovensional yang kaku dan monoton akan digantikan dengan
pembelajaran mengunakan media digital yang dianggap lebih praktis, fleksibel, tidak dibatasi oleh ruang
dan waktu. Pernyataan tersebut juga didukung oleh narasumber lain yang juga menjelaskan bahwa media
pembelajaran digital efektif dalam menstimulasi kemampuan literasi anak karena dapat ditambahkan
model atau kreasi seperti mengenal n huruf melalui Vidio pembelajaran dan diberi animasi musik dan lain-
lain. Secara lebih lanjut narasumber juga menjelaskan bahwa biasanya anak usia dini selalu tertarik dengan
hal-hal yang baru dan teknologi adalah sesuatu yang baru bagi anak, maka dari itu guru harus bisa
memanfaatkan teknologi untuk menarik minat anak didik dalam hal belajar.
Temuan kelima menunjukkan bahwa, guru telah memahami bahwa terdapat berbagai macam
media pembelajaran digital, salah satunya e-book dan video pembelajaran yang menarik dalam
menstimulasi keterampilan literasi anak usia dini. Hasil temuan tersebut kemudian menunjukkan bahwa
penerapan media pembelajaran berbasis digital tidak hanya efektif pada anak di sekolah tingkat dasar,
menengah pertama, maupun menengah atas. Penerapan media pembelajaran berbasis digital juga dapat
efektif menstimulasi keterampilan literasi anak usia dini di Lembaga PAUD dengan menyiapkan perangkat
yang dibutuhkan oleh guru dalam penerapan media pembelajaran tersebut.
Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan maka didapatkan hasil bahwa media
pembelajaran sangat dibutuhkan oleh anak usia dini untuk mestimulasi kemampuan literasinya. Hal ini
disebabkan karena media pembelajaran merupakan alat komunikasi yang mengacu pada segala sesuatu
yang membawa informasi antara sumber dan penerima (Andriani et al., 2021; Tafonao, 2018). Secara garis
besar media dapat berupa manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa
mampu memperoleh pengetahuan keterampilan, atau sikap (Fuadi et al., 2021; Rahmatullah, 2019). Ketika
pesan yang dimuat memiliki tujuan pembelajaran dan ditujukan untuk memperlancar komunikasi dan
pembelajaran, maka media tersebut disebut media pembelajaran. Salah satu media pembelajaran yang
kerap kali digunakan pada era revolusi industry 4.0 adalah media pembelajaran berbasis digital. Sumber
belajar digital telah mampu mengkonstruksi individu dan masyarakat, bahkan pengembangan sumber
digital tidak lagi menjadi tren, tetapi telah diterapkan dalam rangka efisiensi dan efektivitas, serta
pengembangan sumber belajar digital dapat melayani kebutuhan belajar yang kompleks dan cepat (Ayu et
al., 2021; Kanti et al., 2018; Mujiono et al., 2018; Novrianti, 2018). Perkembangan teknologi mendorong
para guru untuk mereformasi proses belajar mengajar dan menciptakan pendidikan yang mutakhir
(Khamidah & Ita Sholichah, 2022). Data survei dari 1234 pendidik anak usia dini menunjukkan bahwa sikap
terhadap nilai teknologi untuk membantu pembelajaran anak memiliki pengaruh yang paling kuat terhadap
penggunaan teknologi, diikuti oleh kepercayaan dan dukungan dalam menggunakan teknologi.
Media pembelajaran berbasis digital tidak hanya efektif diterapkan di sekolah tingkat dasar,
menengah pertama, maupun menengah atas, namun juga dapat diterapkan di pendidikan anak usia dini.
Beberapa ahli melaporkan bahwa rancangan media pembelajaran menggunakan animasi juga merupakan
sarana yang paling tepat dalam membantu pembelajaran pada anak usia dini dan berfungsi untuk
membantu anak usia dini mengembangkan kemampuan sensorik dan motorik pada anak usia dini
(Rosmiati, 2020). Tidak hanya untuk mengembangkan kemampuan sensorik dan motorik pada anak usia
dini, media pembelajaran berbasis digital juga dipercaya dapat menstimulasi keterampilan literasi anak
usia dini. Keterampilan literasi awal merupakan dasar untuk keberhasilan sekolah dan membaca
selanjutnya (Nurjanah & Mukarromah, 2021; Wilcox et al., 2020). Keterampilan literasi awal juga disebut
sebagai keterampilan yang berfokus pada bahasa, termasuk kaidah menulis, menulis awal (misalnya
Malpaleni Satriana / Media Pembelajaran Digital dalam Menstimulasi Keterampilan Literasi Anak Usia 5-6 Tahun
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha, Vol. 10, No. 3, Tahun 2022, pp. 408-414 412
menulis nama), pengetahuan grafem (misalnya nama huruf), korespondensi grafem-fonem (bunyi yang
dibuat oleh setiap huruf), dan kesadaran fonologis (misalnya, kesadaran suara awal) (Risna & Purandina,
2022; Suardi et al., 2019).
Keterampilan literasi dapat ditingkatkan dengan kegiatan mendongeng, membaca buku bersama,
meningkatkan pengetahuan guru tentang bahasa dan literasi, dan juga dapat menggunakan tablet layer
sentuh (iPad) serta aplikasi (Hoyne & Egan, 2019; Maureen et al., 2018; Neumann, 2018; Piasta et al., 2020).
Tablet layer sentuh (iPad) merupakan salah satu alat teknologi yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran. Penggunaan teknologi untuk anak usia dini sekarang menjadi hal yang penting. Teknologi,
media digital, dan budaya populer membentuk aspek penting dari dunia kehidupan anak-anak dalam
masyarakat pasca- industri kontemporer (Fitria, 2021; Jannah & Atmojo, 2022; Rohmanurmeta & Dewi,
2019). Kebijakan dan praktik negara federal menunjukkan bahwa dunia pendidikan semakin
meningkatkan teknologi sebagai pusat pengalaman siswa. Siswa menggunakan keterampilan berpikir
kritis untuk merencanakan dan melakukan penelitian, mengelola proyek, memecahkan masalah, dan
membuat keputusan berdasarkan informasi menggunakan alat dan sumber daya digital yang sesuai.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang juga
mengungkapkan bahwa penerapan media digital sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran anak usia
dini, kususnya dalam proses pembelajaran daring (Nurjanah & Mukarromah, 2021). Hasil penelitian lainnya
juga mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara variabel fasilitas dengan literasi digital
media sosial youtube anak usia dini (Salehudin, 2020). Hasil penelitian selanjutnya mengungkapkan bahwa
media digital dapat memberikan ilmu pengetahuan sebagai penyegaran pada proses pembelajaran dan
dapat membuat anak menjadi lebih aktif, dan senang dalam proses pembelajaran sehingga dapat mencapai
tujuan pembelajaran dengan baik (Mutmainnah, 2019). Sehingga berdasarkan hasil analisis penelitian yang
kemudian didukung oleh hasil penelitian terdahulu, maka dapat dikatakan bahwa media pembelajaran
digital dapat memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan aktifitas dan hasil belajar anak.
4. SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan
media pembelajaran berbasis digital juga dapat efektif menstimulasi keterampilan literasi anak usia dini di
Lembaga PAUD dengan menyiapkan perangkat yang dibutuhkan oleh guru dalam penerapan media
pembelajaran tersebut. Keterampilan literasi termasuk indikator penting dari membaca kata, contohnya
seperti pengetahuan huruf, pengetahuan tentang bunyi huruf, kesadaran fonemik, dan pemahaman tentang
konsep tulisan.
5. DAFTAR RUJUKAN
Afnida, M., & Suparno, S. (2020). Literasi dalam Pendidikan Anak Usia Dini: Persepsi dan Praktik Guru di
Prasekolah Aceh. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 4(2), 971.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v4i2.480.
Andriani, N. L. M. D., Wiarta, I. W., Fajrina, L. N., Nuroni, E., Afrianti, N., Hendraningrat, D., Fauziah, P.,
Khoirunnisa, M. F., & Vinayasari, A. (2021). Pengembangan Instrumen Kemampuan Motorik Halus
Untuk Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha, 5(02), 356–365.
https://doi.org/10.31004/obsesi.vxix.xxx.
Annisa, N., Padilah, N., Rulita, R., & Yuniar, R. (2022). Dampak Gadget Terhadap Perkembangan Anak Usia
Dini. Jurnal Pendidikan Indonesia, 3(9), 837–849. https://doi.org/10.36418/japendi.v3i9.1159.
Arsa, D., Atmazaki, A., & Juita, N. (2019). Literasi Awal pada Anak Usia Dini Suku Anak Dalam Dharmasraya.
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 127.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v3i1.159.
Ayu, S., Pinatih, C., & Semara, N. (2021). Pengembangan Media Komik Digital Berbasis Pendekatan Saintifik
pada Muatan IPA. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan, 5(1), 115–121.
https://doi.org/10.23887/jppp.v5i1.32279.
Baiti, N., & Zulkarnaen, M. (2021). Pelatihan Stimulasi Keterampilan Literasi Awal Melalui Media Poster Bagi
Anak Usia Dini di Masa Pandemi. Abdimas Pedagogi: Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat,
4(2), 71. https://doi.org/10.17977/um050v4i2p71-77.
Binsa, U., & Khasanah, U. (2022). Upaya Peningkatan Kemampuan Keaksaraan Dengan Metode Teka-Teki
Bergambar Di Ra Ar-Romaliyah Dusun Slumbung Desa Padas Tahun Pelajaran 2021/2022.
Kurikula : Jurnal Pendidikan, 7(1), 1–10. https://doi.org/10.56997/kurikula.v7i1.660.
Damayanti, Y., & Watini, S. (2022). Peran TV Sekolah dalam Meningkatkan Kemampuan Menyimak Anak
Usia Dini. JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 5(7), 2646–2653.
https://doi.org/10.54371/jiip.v5i7.737.
Fitria, N. (2021). Kemampuan Keaksaraan melalui Media Digital “Bermain Keaksaraan” pada Anak Usia Dini.
Raudhatul Athfal: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 5(1), 36–49.
https://doi.org/10.19109/ra.v5i1.6781.
Fuadi, H., Melita, A. S., Siswadi, S., Jamaluddin, J., & Syukur, A. (2021). Inovasi LKPD dengan Desains Digital
Sebagai Media Pembelajaran IPA di SMPN 7 Mataram pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmiah
Profesi Pendidikan, 6(2), 167–174. https://doi.org/10.29303/jipp.v6i2.184.
Handoko, H., Utami, N. R., Novitasari, K., Sakti, S. A., & Widyastuti, T. M. (2019). Pelatihan Pengembangan
Strategi Pembelajaran Literasi Awal Pada Guru Taman Kanak-Kanak. Jurnal Berdaya Mandiri, 1(1),
9–18. https://doi.org/10.31316/jbm.v1i1.224.
Hoyne, C., & Egan, S. M. (2019). Shared book reading in early childhood: A review of influential factors and
developmental benefits. An Leanbh Og, 12(1), 77–92.
https://www.researchgate.net/publication/335627073.
Jannah, D. R. N., & Atmojo, I. R. W. (2022). Media Digital dalam Memberdayakan Kemampuan Berpikir Kritis
Abad 21 pada Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 6(1), 1064–1074.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i1.2124.
Kanti, F. Y., Suyadi, B., & Hartanto, W. (2018). Pengembangan Media Pembelajaran Komik Digital Pada
Kompetensi Dasar Sistem Pembayaran Dan Alat Pembayaran Untuk Siswa Kelas X Ips Di Man 1
Jember. Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi Dan Ilmu Sosial, 12(1), 135.
https://doi.org/10.19184/jpe.v12i1.7642.
Khamidah, A., & Ita Sholichah, N. (2022). Digital Pop Up Learning Media for Early Childhood Cognitive
Development. Indonesian Journal of Early Childhood Educational Research (IJECER), 1(1), 11.
https://doi.org/10.31958/ijecer.v1i1.5833.
Mahmud, B. (2019). Urgensi Stimulasi Kemampuan Motorik Kasar Pada Anak Usia Dini. Didaktika : Jurnal
Kependidikan, 12(1), 76–87. https://doi.org/10.30863/didaktika.v12i1.177.
Maureen, I. Y., van der Meij, H., & de Jong, T. (2018). Supporting Literacy and Digital Literacy Development
in Early Childhood Education Using Storytelling Activities. International Journal of Early Childhood,
50(3), 371–389. https://doi.org/10.1007/s13158-018-0230-z.
Miranda, D., R., M., Linarsih, A., & Amalia, A. (2022). Pengenalan Keterampilan Literasi Digital pada Anak
Usia Dini. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(3), 3844–3851.
https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i3.2767.
Mujiono, Degeng, I. N. S., & Henry Praherdhiono. (2018). Pengembangan Pembelajaran Sistem Blended
Berbasis Universal Design for Learning untuk Kelas Inklusif. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian,
Dan Pengembangan, 3(6), 758–763. https://doi.org/10.17977/jptpp.v3i6.11163.
Mutmainnah. (2019). Media Digital pada Anak Usia Dini. Jurnal Kreatif, 9(2), 87–91.
https://doi.org/10.15294/kreatif.v9i2.25401.
Neumann, M. M. (2018). Using tablets and apps to enhance emergent literacy skills in young children. Early
Childhood Research Quarterly, 42(1), 239–246. https://doi.org/10.1016/j.ecresq.2017.10.006.
Novitasari, K. (2019). Penggunaan Teknologi Multimedia Pada Pembelajaran Literasi Anak Usia Dini. Jurnal
Golden Age, 3(01), 50. https://doi.org/10.29408/goldenage.v3i01.1435.
Novrianti, N. N. (2018). E-Modul Computer Based Learning Sebagai E-Resource Digital Literacy Bagi
Mahasiswa. Journal of Educational Studies, 3(1), 58. https://doi.org/10.30983/educative.v3i1.646.
Nurjanah, N. E., & Mukarromah, T. T. (2021). Pembelajaran Berbasis Media Digital pada Anak Usia Dini di
Era Revolusi Industri 4.0 : Studi Literatur. Jurnal Ilmiah Potensia, 6(1), 66–77.
https://doi.org/10.33369/jip.6.1.66-77.
Piasta, S. B., Park, S., Farley, K. S., Justice, L. M., & O’Connell, A. A. (2020). Early childhood educators’
knowledge about language and literacy: Associations with practice and children’s learning.
Dyslexia, 26(2), 137–152. https://doi.org/10.1002/dys.1612.
Rahelly, Y. (2018). Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Di Sumatera Selatan.
JPUD - Jurnal Pendidikan Usia Dini, 12(2), 381–390. https://doi.org/10.21009/JPUD.122.21.
Rahmatullah, M. I. (2019). Pengembangan Konsep Pembelajaran Literasi Digital Berbasis Media E-Learning
Pada Mata Pelajaran PJOK di SMA Kota Yogyakarta. Journal Of Sport Education (JOPE), 1(2), 56.
https://doi.org/10.31258/jope.1.2.56-65.
Risna, N. W., & Purandina, P. Y. (2022). Peran Lingkungan Keluarga Dalam Perkembangan Bahasa Anak
Selama Pandemi Covid-19. Jurnal Smart Paud, 5(2). https://doi.org/10.36709/jspaud.v5i2.15.
Ritonga, R. A., & Sutapa, P. (2020). Literasi dan Gender: Kesenjangan yang Terjadi di Tingkat Pendidikan
Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 965–974.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.749.
Malpaleni Satriana / Media Pembelajaran Digital dalam Menstimulasi Keterampilan Literasi Anak Usia 5-6 Tahun
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha, Vol. 10, No. 3, Tahun 2022, pp. 408-414 414
Rohmanurmeta, F. M., & Dewi, C. (2019). Pengembangan Komik Digital Pelestarian Lingkungan Berbasis
Nilai Karakter Religi Untuk Pembelajaran Tematik Pada Siswa Sekolah Dasar. Muaddib : Studi
Kependidikan Dan Keislaman, 1(2), 100. https://doi.org/10.24269/muaddib.v1i2.1213.
Rosandi, A. K. F. (2019). Pembelajaran Kapilaritas terhadap Pertumbuhan Tanaman untuk Melatih
Kreativitas Anak Usia Dini. Al-Hikmah : Indonesian Journal of Early Childhood Islamic Education,
3(2), 88–112. https://doi.org/10.35896/ijecie.v3i2.79.
Rosmiati. (2020). Aspects of visual communication design in animated learning media for early childhood
and kindergarten. International Journal Of Social Sciences, 3(1).
https://doi.org/10.31295/ijss.v3n1.260.
Safitri, F., Ali, F. N., & Latipah, E. (2022). Ketidakmampuan Membaca (Disleksia) dan Dampaknya Terhadap
Perkembangan Anak. WASIS : Jurnal Ilmiah Pendidikan, 3(1), 37–44.
https://doi.org/10.24176/wasis.v3i1.7713.
Salehudin, M. (2020). Literasi Digital Media Sosial Youtube Anak Usia Dini. Jurnal Ilmiah Potensia, 5(2), 106–
115. https://doi.org/10.33369/jip.5.2.%25p.
Setiyaningsih, G., & Syamsudin, A. (2019). Pengembangan Media Big Book Untuk Meningkatkan
Kemampuan Literasi Anak Usia 5-6 Tahun. Scholaria: Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 9(1), 19–
28. https://doi.org/10.24246/j.js.2019.v9.i1.p19-28.
Suardi, I. P., Ramadhan, S., & Asri, Y. (2019). Pemerolehan Bahasa Pertama pada Anak Usia Dini. Jurnal
Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 265. https://doi.org/10.31004/obsesi.v3i1.160.
Suyadi, M. P. (2021). Implementasi Pop-Up Comic Untuk Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Sebagai
Media Literasi. Bunayya : Jurnal Pendidikan Anak, 7(1), 67.
https://doi.org/10.22373/bunayya.v7i1.9290.
Tafonao, T. (2018). Peranan Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Minat Belajar Mahasiswa. Jurnal
Komunikasi Pendidikan, 2(2), 103. https://doi.org/10.32585/jkp.v2i2.113.
Utomo, H. (2020). Meningkatkan Kemampuan Literasi Siswa Kelas IV Menggunakan Google Classroom. JP3
(Jurnal Pendidikan Dan Profesi Pendidik), 6(1). https://doi.org/10.26877/jp3.v6i1.7361.
Wilcox, M. J., Gray, S., & Reiser, M. (2020). Preschoolers with developmental speech and/or language
impairment: Efficacy of the Teaching Early Literacy and Language (TELL) curriculum. Early
Childhood Research Quarterly, 51(1), 124–143. https://doi.org/10.1016/j.ecresq.2019.10.005.