Modul 6 Mikro
Modul 6 Mikro
1 Tujuan Praktikum
Sensor hujan merupakan module yang digunakan sebagai sensor tetes air yang jatuh
kepapan deteksi dapat dilihat ketika air menyentuh kedua elektroda (tembaga) maka
tegangan SV akan terhubung dengan output dan sebagian tegangan akan berkurang
karena air berfungsi sebagai penghantar. Tegangan keluarannya sebesar 3V sampai
4.5SV dengan jarak antara kedua elektroda + 2cm dan resistor yang digunakan sebesar
10k ohm sampai 100k ohm. Untuk mendeteksi ar hujan dengan kawasan yang besar
maka elektroda dibuat berliku 一 liku, Dengan metode berliku iku seperti itu akan
mengurangi hambatan dari air hujan dan tegangan keluar setara dengan logika 1. Untuk
menghindari karat atau tertutup kotoran yang menyebabkan sensor tidak bekerja, jalur
tersebut harus dilapisi timah atau apa saja yang dapat menyatu dengan jalur tersebut dan
dapat mengantarkan arus listrik (Putro & Agus Ulinuha, 2017).
Raindrop sensor FC-37 adalah sebuah alat yang dapat mendeteksi hujan atau adanya
cuaca hujan yang berada di sekitarnya, sensor ini dapat digunakan sebagai switch. Saat
adanya tetesan air hujan yang jatuh melewati Rainging Board yang terdapat pada sensor
selain itu raindrop sensor dapat juga digunakan untuk mengukur intensitas curah hujan
(Rina, 2016: Katyal et al., 2016).
Output analog raindrop sensor digunakan untuk melakukan pendeteksian hujan, dengan
kondisi nilai output sensor tinggi pada saat tidak mendeteksi hujan, sedangkan pada saat
sensor mendeteksi hujan, nlai output sensor rendah. Gambar 1, memperlihatkan modul
raindrop sensor (Katyal et al., 2016). Sensor hujan FC-37 terdri dari dua bagian
elektroda yang terbuat dari logam dan terpisah oleh lapisan isolator. Ketika hujan jatuh
pada permukaan sensor, tetesan air akan menghantarkan arus listrik antara kedua
elektroda sehingga kapasitansi antara kedua elektroda berubah. Perubahan kapasitansi
ini kemudian diterjemahkan oleh sensor menjadi sinyal output yang dapat digunakan
untuk mengukur intensitas hujan. Sinyal output dari sensor hujan FC-37 biasanya
berupa sinyal analog yang berkisar antara 0 hingga 5 volt, di mana semakin banyak
tetesan hujan yang jatuh pada permukaan sensor maka semakin besar pula sinyal output
yang dihasilkan. Sensor hujan dapat dilihat pada gambar 6.1 dibawah ini.
LCD (Liquid Crystal Display) adalah sebuah jenis display atau tampilan yang
menggunakan kristal cair sebagai medium untuk menampilkan informasi. LCD banyak
digunakan dalam perangkat elektronik seperti telepon genggam, televisi, kalkulator, dan
komputer. LCD berfungsi untuk menampilkan nilai hasil sensor, menampilkan teks,
atau menampilkan menu pada aplikasi mikrokontroler. Sumber cahaya di dalam sebuah
perangkat LCD adalah lampu neon berwarna putih di bagian belakang susunan kristal
cair. Titik cahaya yang jumlahnya puluhan ribu bahkan jutaan inilah yang membentuk
tampilan. Kutub kristal cair yang dilewati arus listrik akan berubah karena pengaruh
polarisas1i medan magnetik yang tmbul. Oleh karena itu, hanya beberapa warna
diteruskan sedangkan warna lainnya disaring. LCD membutuhkan driver supaya bisa
dikoneksikan dengan sistem minimum dalam suatu mikrokontroler. Driver tersebut
berisi rangkaian pengaman. pengatur tingkat kecerahan maupun data, serta untuk
mempermudah pemasangan di mikrokontroler (Putri & Hidayatullah, 2016).
Gambar 6.2 LCD
void setup() {
Serial.begin(9600); // Initialize serial communication
lcd.init(); // Initialize the LCD
lcd.backlight(); // Turn on the backlight
pinMode(sensorPin, INPUT); // Set the sensor pin as an input
lcd.setCursor(0,0); // Set the cursor position to the
first row, first column
lcd.print("SENSOR HUJAN"); // Print "SENSOR HUJAN" on the LCD
delay(1000); // Wait for a second
}
void loop() {
int nilaiSensor = analogRead(sensorPin); // Read the analog
value from the sensor
Serial.println(nilaiSensor); // Print the value on
the serial monitor
delay(1000); // Wait for a second
Gambar 6.4 Hasil Baca Sensor dan Nilai Analog yang Terdeteksi Cerah
Gambar 6.5 Hasil Baca Sensor dan Nilai Analog yang Terdeteksi Hujan
Tabel 6.1 Nilai Analog dan Hasil Baca Sensor Pada LCD
1 1020 CERAH
2 296 HUJAN
6.10 Pembahasan
Praktikum Mikrokontroler modul “Sensor Hujan” dilakukan uji coba pada sensor untuk
mendeteksi hujan. Program yang diberikan adalah program untuk melakukan percobaan
menggunakan sensor hujan dengan menggunakan LCD sebagai output. Pada program
ini, sensor hujan yang digunakan adalah sensor analog yang menghasilkan output dalam
bentuk nilai analog, yang kemudian dibaca oleh mikrokontroler Arduino.
Program dimulai dengan inisialisasi pin untuk sensor hujan yang digunakan. Sensor
hujan yang digunakan disambungkan ke pin analog A0 pada board Arduino. Setelah itu,
program melakukan inisialisasi LCD menggunakan library LiquidCrystal_I2C, dan
menampilkan pesan "SENSOR HUJAN" pada LCD. Selanjutnya, program melakukan
pembacaan nilai analog dari sensor hujan yang dihubungkan ke pin A0 pada board
Arduino. Nilai analog yang diperoleh kemudian dicetak pada serial monitor. Kemudian,
program membandingkan nilai analog dengan ambang batas 500. Jika nilai analog lebih
kecil atau sama dengan 500, maka program akan menampilkan pesan "HUJAN" pada
LCD, sedangkan jika nilai analog lebih besar dari 500, maka program akan
menampilkan pesan "CERAH" pada LCD.
Berdasarkan data yang diberikan, pada percobaan ke-1 diperoleh nilai analog sensor
sebesar 1020 dan LCD menampilkan pesan "CERAH". Sedangkan pada percobaan ke-
2, diperoleh nilai analog sensor sebesar 296 dan LCD menampilkan pesan "HUJAN".
Data ini menunjukkan bahwa program yang dibuat berjalan dengan baik, dan mampu
mendeteksi keadaan hujan dan cerah dengan baik.
Namun, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan percobaan
menggunakan sensor hujan dan program ini. Pertama, perlu diperhatikan bahwa nilai
ambang batas 500 yang digunakan dalam program dapat disesuaikan dengan kondisi
lingkungan yang sebenarnya. Nilai ambang batas yang digunakan harus disesuaikan
dengan karakteristik sensor hujan yang digunakan dan kondisi lingkungan di mana
sensor hujan ditempatkan. Kedua, dalam melakukan percobaan dengan sensor hujan,
perlu diperhatikan bahwa kondisi lingkungan yang berbeda dapat menghasilkan nilai
analog yang berbeda. Oleh karena itu, jika hendak melakukan percobaan dengan sensor
hujan, sebaiknya dilakukan dalam kondisi yang berbeda-beda, seperti pada saat hujan
ringan, hujan lebat, dan tidak hujan. Ketiga, perlu diperhatikan juga bahwa nilai analog
yang diperoleh dari sensor hujan hanya merupakan indikator kelembaban, dan tidak
langsung mengindikasikan apakah sedang hujan atau tidak. Oleh karena itu, perlu
dikombinasikan dengan pengamatan visual dan pengukuran kelembaban udara
menggunakan alat pengukur kelembaban udara yang akurat.
6.11 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum modul “Sensor Hujan” maka diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Untuk merangkai sensor hujan dengan arduino, pertama-tama hubungkan pin
sinyal sensor hujan ke pin analog pada arduino, kemudian hubungkan pin VCC
dan GND pada sensor ke sumber daya listrik yang sesuai. Selanjutnya, buatlah
program pada Arduino IDE untuk membaca nilai analog dari sensor hujan dan
menampilkan hasilnya pada LCD atau serial monitor.
2. Cara kerja sensor hujan adalah dengan menggunakan prinsip konduktivitas listrik.
Ketika air jatuh pada sensor hujan, maka akan terjadi koneksi antara dua buah
elektroda pada sensor hujan sehingga terbentuk jalur konduksi listrik. Hal ini akan
menghasilkan perubahan nilai hambatan yang dapat diukur sebagai nilai analog
oleh mikrokontroler seperti Arduino.
3. Sensor hujan dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari dalam berbagai bidang
seperti pertanian, taman, dan perumahan. Pada bidang pertanian, sensor hujan
dapat digunakan untuk memonitor kondisi cuaca dan mengatur sistem irigasi pada
tanaman secara otomatis. Pada bidang taman dan perumahan, sensor hujan dapat
digunakan untuk mengatur sistem pengairan pada tanaman dan menghindari
kerusakan bangunan akibat rembesan air. Selain itu, sensor hujan juga dapat
digunakan pada kendaraan untuk mengatur kecepatan wiper dan memastikan kaca
depan kendaraan tetap jernih saat terjadi hujan.
6.12 Diskusi
Katyal, A., R. Yadav, and M. Pandey, 2016. Arduino Based Weather Station.
International Journal of Advanced Research in Computer and Communication
Engineering. ISSN (Online) 2278-1021, ISSN (Print) 2319-5940, Vol. 5. Issue 4
Hal 274-276
Putri, D. G. A., & Hidayatullah, R. N. (2016) Monitoring Tegangan Dan Arus Pada
Battery Housing Menggunakan Mikrokontroler Dan Wifi. Tugas Akhir.
Putro, 1. F., & Agus Ulinuha, S. 1 (2017). Buka tutup tirai garasi otomatis dengan
sensor hujan serta sensor ldr flight dependent resistor) berbasis arduino uno.
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Rina, S. (2016) Prototype Kendall Buka Tutup Atap Dan Penyiraman Tanaman Cabai
Berbasis Mikrokontroler dan SMS Gateway. Politeknik Negeri Sriwijaya