17507-Article Text-67968-2-10-20220629
17507-Article Text-67968-2-10-20220629
17507-Article Text-67968-2-10-20220629
Abdillah Arifin, 4Sitti Nurana, 5Nur Ilah Padhilah, 6Andi Widya Mufila Gaffar,
7Syamsul Bakhri
1Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muslim Indonesia, Makassar
2ProgramStudi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama Islam, Universitas Muslim
Indonesia, Makassar
3Program Studi Pendidikan Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Muslim
Indonesia, Makassar
4Program Studi Kebidanan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muslim Indonesia,
Makassar
5Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muslim
Indonesia, Makassar
6Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Muslim
Indonesia, Makassar
7Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Muslim Indonesia,
Makassar
Naskah Diterima: 21 Agustus 2021. Disetujui: 10 Januari 2022. Disetujui Publikasi: 30 April 2022
Abstract. Paddinging Village has four hamlets, namely Hamlet Paddinging I, Hamlet Paddinging
II, Hamlet Bonto Beru and Hamlet Bonto Panno, and has territorial boundaries, namely Tanrara
Village in the north, Banyuanyara Village in the south, Jipang Village in the east and Tonasa
Village in the west. The service activity was carried out in Paddinging Village, Sanrobone
District, Takalar Regency. The service activity begins with a meeting with the Village Head and
Community Leaders, and a survey to the village office. The problems faced are the absence of a
Village Boundary Map, a Village Public and Social Facility Map, and the Target Audience not
understanding the making of a Village Boundary Map, Village Public and Social Facility Map.
The purpose of the Village Potential Mapping Program in Paddinging Village as a service activity
in this village is so that the Target Audience can understand the Making of Village Boundary
Maps and GIS-Based Village Public and Social Facilities Maps, and the Paddinging Village Office
has a Village Boundary Map, a Village Public and Social Facility Map that the integration is
described in the form of Photo Mapping. Implementation of the Making of Village Boundary
Maps, Distribution Maps of Village Public and Social Facilities using the Assistance Method to
the Target Audience. The results achieved from the implementation of this service activity are
that the Target Audience has understood to make Village Boundary Maps, GIS-Based Village
Public and Social Facilities Maps, and has been installed at the Paddinging Village Office,
Sanrobone District, Takalar Regency.
Keywords: Community dedication, village map, village potential.
Pendahuluan
Desa Paddinging, merupakan salah satu desa dari enam desa di Kecamatan
Sanrobone Kabupaten Takalar. Desa Paddinging terdiri dari atas empat (empat)
dusun yakni, Dusun Paddinging I, Dusun Paddinging II, Dusun Bonto Beru dan
Dusun Bonto Panno. Adapun batas wilayah sebelah utara yaitu Desa Tanrara,
sebelah selatan Desa Banyuanyara, sebelah timur Desa Jipang dan sebelah barat
Desa Tonasa. Secara umum keadaan topografi Desa Paddinging termasuk dataran
yang dikelilingi oleh hamparan sawah dan kebun dengan ketinggian rata-rata
mencapai di atas dari permukaan laut. Desa Paddinging memiliki iklim tropis dan
dua musim yautu musim hujan dan musim kemarau. Curah hujan berlangsung
selama musim hujan dengan intensitas sedang. Musim hujan mempengaruhi
indeks pertanian di desa yang hanya berlangsung selama enam bulan musim
hujan (Bakhri, dkk., 2021).
Sejak diterbitkannya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,
kedudukan pemerintahan Desa menjadi semakin berperan penting dalam
mensejahterakan masyarakatnya (Arnowo, 2020). Pemerintah Desa mengatur
wilayahnya berdasarkan asas antara lain musyawarah, kemandirian, partisipasi,
pemberdayaan dan keberlanjutan (Arnowo, 2020). Menurut Undang-undang (UU)
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dalam pasal 8 ayat 3 huruf (f) menyatakan
bahwa batas wilayah desa dinyatakan dalam bentuk Peta Desa yang telah
ditetapkan dalam peraturan Bupati/Walikota (Fisko, 2015). Lebih lanjut dalam
Penjelasan pasal 17 ayat 2 menyatakan bahwa pembuatan Peta Batas Wilayah
Desa harus menyertakan instansi teknis terkait (Fisko, 2015). Namun, ada hal
yang lebih penting dari hanya batas wilayah desa seperti yang dimaksud dalam UU
tersebut yaitu data dan informasi bidang-bidang tanah yang ada dalam desa
tersebut (Fisko, 2015). Mengapa peta desa penting ? Peta desa menjadi penting
karena peta sangat baik untuk menggambarkan fenomana kebumian terkait
dengan kewilayahan (regional) dan keruangan (spatial) (Fisko, 2015). Tidak sah
rasanya menggambarkan fenomana kebumian hanya dengan tulisan, gambar,
grafik bila tanpa peta (Fisko, 2015). Bagi insan Kementerian ATR/BPN istilah
seperti say in map, no map no work menggambarkan betapa pentingnya peta untuk
menyelenggarakan tugas dan fungsi BPN (Fisko, 2015). Maka menurut Peraturan
Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 3 Tahun 2016 mengenai Spesifikasi
Teknis Penyajian Peta Desa, terkait dengan peraturan pemerintah tentang perlunya
pembuatan peta desa yang akurat, terintegrasi, dapat dipertanggungjawabkan, dan
memiliki standar kartografi yang sama antar peta desa, maka perlu adanya
Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa yang mengatur tentang penggunaan simbol
Jurnal Panrita Abdi, April 2022, Volume 6, Issue 2.
http://journal.unhas.ac.id/index.php/panritaabdi
429
kartografi sehingga penggunaan simbol bisa seragam dan sama persis walaupun
pembuat petanya berbeda, serta dapat dijadikan acuan bagi para pemangku
kepentingan (Zulkarnain & Cahyono, 2017).
Potensi suatu desa dapat dilihat dalam bentuk peta desa apabila keterangan
dalam peta dilengkapi dengan sumberdaya lahan maupun sumberdaya manusia
yang menjadi tulang punggung perekonomian desa tersebut. Sumberdaya lahan
dapat tergambarkan dalam sebaran luas penggunaan lahan di dalam desa tersebut,
sedangkan sumberdaya manusia dapat tergambarkan dari industri kecil atau
Usaha Kecil Menengah yang ada (Amaru, Asdak, & Balia, 2013). Pembuatan peta
potensi desa tidak hanya ditujukan untuk menghasilkan data spesifik bagi
keperluan pembangunan wilayah, tetapi juga dimaksudkan untuk memberikan
informasi tentang potensi apa yang ada di sebuah desa/kelurahan (Setyawan,
Nugraha, & Sudarsono, 2018). Manfaat bagi pemerintah daerah dengan adanya
peta potensi desa adalah pemerintah daerah dapat mengelola aset atau barang
milik daerah (BMD) di desa tersebut. Definisi pengelolan barang milik daerah
menurut Permendagri Nomor 19 tahun 2016 adalah keseluruhan kegiatan yang
meliputi perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pegadaan, penggunaan,
pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, pemindahtanganan,
pemusnahan, penghapusan, penatausahaan dan pembinaan, pengawasan, dan
pengendalian (Arifuddin dkk., 2021).
Informasi mengenai fasilitas pendidikan dalam peta desa merupakan suatu
kebutuhan yang sangat penting, karena kebutuhan akan pendidikan yang lebih
baik. Dengan adanya fasilitas informasi sekolah, maka dapat membantu masarakat
untuk mencari lokasi sekolah (Exactanaya, Nugraha, & Suprayogi, 2018). Selain
informasi mengenai fasilitas pendidikan dalam peta desa, Sistm Informasi Geografis
(SIG) juga sangat penting. Pembuatan Sistem Informasi Geografis bertujuan agar
dapat memberikan kemudahan kepada masyarakat dan para pengguna dalam
pencarian informasi mengenai keterangan sekolah serta letak lokasi sekolah yang
ingin diketahui, baik sekolah negeri maupun sekolah swasta berbagai tingkatan
yang ada di desa atau kecamatan. Dengan adanya pemetaan sekolah berbasis
Sistem Informasi Geografis dapat memberikan kemudahan kepada pemerintah
(Dinas Pendidikan Kabupaten) dalam perencanaan dan monitoring mengenai
keterangan sekolah serta letak lokasi sekolah (Preana, 2020). Selain informasi
mengenai fasilitas pendidikan dalam peta desa, Informasi fasilitas kesehatan
merupakan salah satu hal penting yang harus kita ketahui dalam upaya menjaga
kesehatan, karena kesehatan merupakan aset terpenting dalam hidup kita (Minarni
& Novelina, 2017). Untuk mengoptimalkan penyajian dan memudahkan dalam
pencarian informasi fasilitas kesehatan, maka dengan memanfaat Sistem Informasi
Geografis (SIG) akan mempermudah masyarakat untuk mengetahui dan
mendapatkan informasi mengenai sebuah lokasi (Minarni & Novelina, 2017).
Berdasarkan peninjauan lokasi (survey) sebagai awal kegiatan pengabdian,
Permasalahan yang dihadapi adalah Khalayak Sasaran tidak memahami
pembuatan Peta Batas Desa dan Peta Fasilitas Umum dan Sosial Desa Berbasis
SIG, serta Kantor Desa Paddinging tidak memiliki Peta Batas Desa, Peta Fasilitas
Umum dan Fasilitas Sosial Desa, padahal sebuah kantor desa haruslah memiliki
peta yang menginformasikan batas desa, fasilitas umum dan fasilitas sosial desa.
Permasalahan ini harus segera dipecahkan dan dituntaskan.
Menimbang permasalahan di atas, dan melihat penelitian yang telah
dilakukan oleh (Kasim & Anies, 2021) tentang Identifikasi Potensi dan Masalah
dalam Pembuatan Peta Batas Desa Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG),
maka perlu dilakukan Pembuatan Peta Batas Desa dan Peta Fasilitas Umum dan
Sosial Desa berbasis SIG. Tujuan Program Pemetaan Potensi Desa sebagai kegiatan
pengabdian di desa ini adalah agar Khalayak Sasaran dapat memahami dan
Jurnal Panrita Abdi, April 2022, Volume 6, Issue 2.
http://journal.unhas.ac.id/index.php/panritaabdi
430
membuat Peta Batas Desa, Peta Fasilitas Umum dan Sosial Desa berbasis SIG,
serta Kantor Desa Paddinging memiliki Peta Batas Desa, Peta Fasilitas Umum dan
Sosial Desa yang pengintegrasiannya digambarkan dalam bentuk Peta Foto
Mapping.
Hasil yang dicapai dari kegiatan pengabdian di desa ini adalah Khalayak
Sasaran telah mampu membuat Peta Batas Desa dan Peta Fasilitas Umum dan
Sosial Desa Berbasis SIG, serta Kantor Desa Paddinging telah memiliki Peta Batas
Desa, Peta Fasilitas Umum dan Sosial Desa, dan Foto Mapping.
Metode Pelaksanaan
Tempat dan Waktu. Kegiatan pengabdian di Desa Paddinging Kecamatan
Sanrobone Kabupaten Takalar selama satu bulan, yaitu pada tanggal 20 Mei 2021
sampai dengan 18 Juni 2021.
Jumlah fasilitas umum dan fasilitas sosial yang terdapat di Desa Paddinging
adalah 19 unit, dengan rincian 1 uni sarana pertahanan dan keamanan, 4 unit
sarana kebersihan, 3 unit sarana pemerintahan, 4 unit sarana pendidikan, 4 unit
sarana peribadatan, dan 3 unit sarana Ruang Terbuka Hijau (RTH) (Kasim & Anies,
2021). Rincian jenis dan nama sarana yang terdapat di Desa Paddinging terdapat
pada tabel berikut,
Tabel 2. Jenis Sarana di Desa Paddinging
No Jenis Sarana Nama Sarana
1 Hankam Rumah Dinas Babinsa
2 Kesehatan Puskesmas Pembantu
3 Kesehatan Puskesmas Pembantu
4 Kesehatan Puskesmas Pembantu
5 Kesehatan Puskesmas Pembantu
6 Pemeritahan Kantor Desa Paddinging
7 Pemeritahan Dinas Pertanian
8 Pemeritahan Balai Benih Paddinging
9 Pendidikan SD Inpres Borong Untia
10 Pendidikan SMK Negeri 3 Takalar
11 Pendidikan SD No 163 Inpres Bonto Panno
12 Pendidikan TK Srikandi
13 Peribadatan Masjid Muhammad Ali Yasin
14 Peribadatan Masjid Nurul Taqwa
15 Peribadatan Masjid Nurul Yaqin
16 Peribadatan Masjid Al Ikhlas
17 RTH Tempat Pemakaman Umum
18 RTH Tempat Pemakaman Umum
19 RTH Lapangan Olahraga
Sumber : Muhammad Ridha Kasim dan Muhammad Kasim Anies (2021)
Hasil dari pendampingan pembuatan peta batas desa, peta fasilitas umum
dan sosial desa, ditunjukkan dalam peta citra. Peta batas desa, peta fasilitas
umum dan sosial desa, diintegrasikan dalam bentuk peta foto mapping. Peta foto
mapping menggambarkan potensi desa secara umum. Selesainya pembuatan peta
batas desa, peta fasilitas umum dan sosial desa, dan peta foto mapping, kemudian
diserahkan kepada Kepala Desa dan Aparat (Staff) Kantor Desa Paddinging, yang
selanjutnya dipajang di kantor desa sebagai pusat informasi desa. Pada Gambar 3,
menampilkan proses pendampingan pembuatan Peta Batas Desa, Peta Fasilitas
Umum dan Sosial Desa Paddinging. menunjukkan peta batas desa dan peta
fasilitas umum dan sosial desa. Pada Gambar 4, menunjukkan peta batas desa dan
peta fasilitas umum dan sosial desa. Pada Gambar 5, menampilkan peta foto
mapping. Dan pada Gambar 6, proses penyerahan bingkai peta foto mapping
kepada Kepala Desa, Sekretaris Desa, dan Karywan Kantor Desa Paddinging.
Gambar 4. Foto peta batas des (kiri) dan foto peta failitas umum dan sosial
desa (kanan)
Kesimpulan
Khalayak Sasaran dapat memahami dan membuat Peta Batas Desa dan Peta
Fasilitas Umum dan Sosial Desa Berbasis SIG, dan Kantor Desa Paddinging
sekarang telah memiliki Peta Foto Mapping Desa yang menggambarkan Informasi
Potensi Desa Paddinging, sehingga memudahkan masyarakat atau pihak terkait
untuk mengetahui Informasi Potensi Desa Paddinging Kecamatan Sanrobone
Kabupaten Takalar.
Ucapan Terima Kasih
Penulis Menghaturkan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu
dan mendukung kesuksesan pelaksanaan kegiatan pengabdian di desa ini, yaitu
kepada Kepala Desa, Sekretaris Desa, Karyawan Kantor Desa Paddinging, Tokoh
Masyarakat, Bidan, dan Guru di Desa Paddinging.
Referensi
Amaru, K., Asdak, C., & Balia, R. (2013). Penyuluhan Pengenalan Peta Dan
Identifikasi Potensi Daerah Untuk Pembuatan Peta Potensi Desa Di desa
Jatimekar Dan Desa Cijati Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang.
Dharmakarya, Jurnal Aplikasi Ipteks Untuk Masyarakat, 2(1), 32-40.
Arifuddin, Habbe, A.H., Amiruddin, & Rahmawati HS. (2021). Penatausahaan
Barang Milik Daerah Di Kabupaten Bone. Panrita Abdi Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat LP2M Universitas Hasanuddin, 5(3), 248-255.
Arnowo. (2020). Pembuatan Peta Tematik Desa Lengkap Berbasis Partisipasi
Masyarakat. Jurnal Pertanahan, 10(2), 172-183.
Bakhri, S., Azhar, M., Gaffar, A.W.M., Nurana, S., Padhila, N.I., Abdillah, F., &
Kasim, M.R. (2021). Pemanfaatan Limbah Kulit Telur Menjadi Suplemen
Penambah Gizi Bagi Masyarakat Desa Di Desa Paddinging Kecamatan
Sanrobone Kabupaten Takalar. Idea Pengabdian Masyarakat, 1(01), 22-24.
Exactanaya, T.A., Nugraha, A.L., & Suprayogi, A. (2018). Desain Pengembangan
Aplikasi Sebaran Pendidikan Berbasis WebGIS Di Kecamatan Demak
Kabupaten Demak. Jurnal Geodesi Undip, 6(4), 11-20.
Fisko. (2015). Pentingnya Peta Desa. Jurnal BHUMI (Agraria dan Pertanahan), 1(1),
69-73.
Kasim, M.R., & Anies, M.K. (2021). Identifikasi Potensi Dan Masalah Dalam
Pembuatan Peta Desa Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) (Studi Kasus:
Desa Paddinging, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten Takalar). Kebijakan Satu
Penulis :
Muhammad Ridha Kasim, Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muslim,
Makassar, E-mail: [email protected]
Muhammad Azhar Burhanuddin, Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama Islam,
Universitas Muslim Indonesia, Makassar. E-mail: [email protected]
Fadil Abdillah Arifin, Program Studi Pendidikan Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas
Muslim Indonesia, Makassar. E-mail: [email protected]
Sitti Nurana, Program Studi Kebidanan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muslim
Indonesia, Makassar. E-mail: [email protected]
Nur Ilah Padhila, Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Muslim Indoensia, Makassar. E-mail: [email protected]
Andi Widya Mufila Gaffar, Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas
Muslim Indonesia, Makassar. E-mail: [email protected]
Syamsul Bakhri, Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Muslim
Indonesia, Makassar. E-mail: [email protected]