Proposal Skripsi
Proposal Skripsi
Proposal Skripsi
Proposal Skripsi
Oleh :
M. KHOIRUN NI’AM
NIM : 1605046112
1
Arjani Ni Nengah Suci. “Pengaruh Motivasi, Moralitas, Dan Peran Perangkat
Desa Terhadap Kepatuhan Masyarakat Dalam Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan
Perdesaan Dan Perkotaan Dengan Sanksi Perpajakan Sebagai Variabel Moderasi”. e-
Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1.Volume 7
No. 1 Tahun 2017.hlm.1
2
Sumarauw, Stefi Maria.“Pengaruh Kepemimpinan Camat Terhadap Kesadaran
Masyarakat Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Di Kecamatan Eris Kabupaten
Minahasa”. Jurnal Administrasi Publik Vol. 2 No. 30 Tahun 2015.Hlm.3.
1
pendapatan daerah yang sah. Pajak bumi dan bangunan pedesaan dan
perkotaan (PPB P2) merupakan salah satu bentuk pajak dari pusat yang
sebagian pendapatannya diserahkan pemerintah daerah kabupaten/ kota,
pembagian penerimaan pajak bumi dan bangunan 10% untuk pemerintah
pusat dan 90% untuk pemerintah daerah. Pajak bumi dan bangunan pedesaan
dan perkotaan (PPB P2) adalah pajak yang dikenakan atas perolehan hak atas
bumi dan bangunan karena adanya keuntungan dan/atau kedudukan sosial
ekonomi yang lebih baik bagi orang atau badan yang mempunyai suatu hak
atasnya atau memperoleh manfaat dari pada pajak ini bersifat pajak
langsung.
3
Sumarauw, Stefi Maria.“Pengaruh Kepemimpinan Camat Terhadap Kesadaran
Masyarakat Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Di Kecamatan Eris Kabupaten
Minahasa”. Jurnal Administrasi Publik Vol. 2 No. 30 Tahun 2015.Hlm.3.
2
membuka loket pembayaran di Kelurahan/Desa maupun Kecamatan,dan lain-
lain, Namun, pemberitaan terkait jumlah pajak terutang yang belum dibayar
oleh wajib pajak masih menjadi kendala Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
dalam mencapai keberhasilan penerimaan pajak.4
a. Faktor dari pemerintah bisa berupa kondisi sistem administrasi pajak suatu
negara, pelayanan pada wajib pajak, penegakan hukum perpajakan,
pemeriksaan pajak, dan tarif pajak.
b. Faktor dari wajib pajak itu sendiri bisa berupa tingkat pemahaman,
pengalaman,sikap, dan penghasilan.
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, jadwal penelitian, dan
sistematika penulisan skripsi.
BAB II LANDASAN TEORI
Berisi tentang kajian teori, hasil penelitian yang relevan,
kerangka berpikir, dan hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang waktu dan wilayah penelitian, metode
penelitian, variable-variabel, populasi dan sampel, data dan
sumber data, dan alat analisis data.
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini menunjukkan hasil dari analisis data dan
menunjukkan hasil pengujian hipotesis-hipotesis
menggunakan data yang diolah sesuai dengan motode yang
sudah ditetapkan. Dalam bab ini data atau informasi yang
telah diolah, dianalisis, dikaitkan dengan kerangka teoritik
yang terdapat di dalam bab II sehingga jelas bagaimana
data hasil penelitian dapat menjawab permasalahan dan
tujuan pembahasan dalam kerangka teoritik.
BAB V PENUTUP
7
Berisi tentang kesimpulan, keterbatasan peneliti dan saran-
saran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
2.1. Kerangka Teori
11
Yuliana. “Pengaruh Sikap pada Pindah Kerja, Norma Subjektif, Perceived
Behavioral Control pada Intensi Pindah Kerja pada Pekerja Teknologi Informasi 6”.
Phronesis: Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan. 2004. Hlm.7.
12
Ajzen, Icek. “Attitudes, personality, and behavior”. Milton Keynes.Open
University Press dan Chicago, IL: Dorsey Press.1988.
13
Mustikasari.” Kajian empiris tentang kepatuhan wajib pajak badan diperusahaan
industri pengolahan di Surabaya”. SNA X Makasar 1. 2007. 41-42.
9
c. Control beliefs merupkan keyakinan tentang keberadaan hal-hal yang
mendukung atau menghambat perilaku yang akan ditampilkan dan
persepsi tentang seberapa kuat hal-hal yang mendukung dan
menghambat perilaku tersebut ( perceived poweer ). Control beliefs
membentuk variabel kontrol perilaku yang dipersepsikan (perceived
behavior control).
َ ٰ َوٱهَّلل ُ َأ ْخ َر َج ُكم ِّم ۢن بُطُو ِن ُأ َّم ٰهَتِ ُك ْم اَل تَ ْعلَ ُمونَ َش ْيـًٔا َو َج َع َل لَ ُك ُم ٱل َّس ْم َع َوٱَأْلب
ْص َر َوٱَأْل ْفـِٔ َدةَ ۙ لَ َعلَّ ُك ْم
َتَ ْش ُكرُون
Artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”.(QS. An-Nahl ayat : 78).
2.1.3. Pajak
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-
Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.16 Dari penegertian pajak tersebut kata kunci dari pajak meliputi :
a. Pajak adalah kontribusi wajib rakyat.
15
Suandy, Erly. Perencanaan Pajak. Jakarta: Salemba Empat.2014. Hlm. 25.
16
UU KUP Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1 ayat 1.
11
Negara mempunyai hak untuk memungut pajak kepada rakyatnya.
Kontribusi ini berbentuk uang (bukan barang).
b. Pajak bersifat memaksa untuk setiap rakyat.
Bagi rakyat yang sudah memenuhi syarat objek maupun subjek pajak,
maka wajib membayar pajak.
c. Pajak tidak memberi manfaat secara langsung.
Pajak berbeda dengan membayar parkir yang manfaatnya dapat
diperoleh secara langsung. Pembayaran pajak digunakan untuk
pemerataan pendapatan masyarakat.
d. Pajak diatur dalam undang-undang.
e. Pajak dipungut untuk pembiayaan kemaslahatan umum.
Menurut Rochmat Soemitro Pajak adalah iuran rakyat kepada kas
Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak
mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan
yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.17 Sehingga pajak
dapat diartikan kesepakatan antara rakyat dengan negara yang berbentuk
pembayar untuk memenuhi keperluan pembiayaan negara dan
pembangunan nasional guna tercapainya masyarakat yang adil, makmur,
dan jaya sentosa.
Adapun jenis-jenis pajak berdasarkan golongan, sifat dan
lembaga pemungutnya menurut Mardiasmo18 sebagai berikut :
a. Menurut Golongannnya.
1. Pajak langsung
pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat
dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh : Pajak
Penghasilan (PPh).
2. Pajak tidak langsung
pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan
kepada orang lain. Contoh : Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
b. Menurut Sifatnya.
17
Mardiasmo. ‘Perpajakan.’ Yogyakarta: Andi.2011. Hlm. 1.
18
Mardiasmo. ‘Perpajakan.’ Yogyakarta: Andi.2011. Hlm. 1.
12
1. Pajak subjektif
pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya, dalam
arti memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. Contohnya : Pajak
Penghasilan.
2. Pajak objektif
pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan
keadaan diri Wajib Pajak. Contohnya : Pajak Penjualan atas Barang
Mewah (PPnBM).
3. Pajak menurut lembaga pemungutannya.
1) Pajak pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat
dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.
Contohnya : Pajak Pertambahan Nilai.
2) Pajak daerah, pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak Daerah
terdiri atas pajak propinsi, contoh : pajak kendaraan bermotor
dan pajak bahan bakar kendaraan bermotor dan pajak
kabupaten/kota, contoh : pajak hotel, pajak restoran.
Adapun fungsi pajak dibagi menjadi dua yaitu :
a. Fungsi Budgetair (Sumber Keuangan Negara)
Pajak merupakan salah satu sumber pemasukan negara karenanya
pemerintah berusaha memasukan uang sebanyak mungkin untuk kas
negara. Menurut Mardiasmo pajak sebagai sumber dana bagi
pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya.19
b. Fungsi Regulerend (Mengatur)
Pajak sebagai alat yang digunakan untuk mengatur agar kebijakan
pemerintah dapat terlaksana dengan baik.
Pemungutan pajak termuat didalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2
yang menyatakan bahwa setiap pajak untuk keperluan negara berdasarkan
undang-undang. Menurut Adam Smith pemungutan pajak harus didasari
pada20 :
19
Mardiasmo. ‘Perpajakan.’ Yogyakarta: Andi.2011. Hlm. 2.
20
Waluyo. “Perpajakan Indonesia”. Jakarta: Salemba Empat.2014. Hlm. 13.
13
a. Equality
Pemungutan pajak harus bersifat adil dan merata yaitu pajak dikenakan
kepada orang pribadi yang harus sebanding dengan kemampuan
membayar pajak dan sesuai dengan manfaat yang diterima. Adil
dimaksudkan bahwa setiap wajib pajak menyumbangkan uang untuk
pengeluaran pemerintah sebanding dengan kepentingannya.
b. Certainty
Penetapan pajak itu tidak ditentukan sewenang-wenang. Oleh karena
itu, wajib pajak harus mengetahui secara jelas dan pasti besarnya pajak
yang terutang, kapan harus dibayar, serta batas waktu pembayaran.
c. Convenience
Kapan wajib pajak itu harus membayar pajak sebaiknya sesuai dengan
saat-saat yang tidak menyulitkan wajib pajak sebagai contoh pada saat
wajib pajak memperoleh penghasilan.
d. Economy
Secara ekonomi bahwa biaya pemungutan dan biaya pemenuhan
kewajiban pajak bagi wajib pajak diharapkan seminimum mungkin,
demikian pula beban yang dipikul wajib pajak.
Sistem pemungutan pajak di indonesia dibagi menjadi tiga yaitu21 :
a. Official Assessment System
Sistem pemungutan yang memberi wewenang sepenuhnya kepada
fiskus atau aparat pajak untuk menentukan besaran pajak terutang
kepada wajib pajak.
b. Self Assessment System
Sistem pemungutan pajak yang memberi kepercayaan kepada wajib
pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan
sendiri pajak yang terutang.
c. Withholding system
Sistem pemungutan yang bersarnya pajak dihitung oleh pihak ketiga.
Adapun dalil firman Allah SWT yang berhubungan dengan pajak
terdapat pada QS. Al Hujarat ayat 15 sebagai berikut :
21
Hartati, Neneng. “ Pengantar Perpajakan”. Jakarta: Pustaka Setia.2016. Hlm.9.
14
ِ ِإنَّ َما ْال ُمْؤ ِمنُونَ الَّ ِذينَ آ َمنُوا بِاهَّلل ِ َو َرسُولِ ِه ثُ َّم لَ ْم يَرْ تَابُوا َو َجاهَدُوا بَِأ ْم َوالِ ِه ْم َوَأ ْنفُ ِس ِه ْم فِي َسبِي ِل هَّللا
)١٥( َك هُ ُم الصَّا ِدقُون َ ُأولَِئ
22
Undang-Undang No. 12 tahun 1994
15
Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara
tetap pada tanah dan/atau perairan untuk tempat tinggal, tempat usaha
dan tempat yang diusahakan. Termasuk dalam pengertian bangunan
meliputi :
1.) Jalan lingkungan yang terletak dalam suatu kompleks bangunan.
2.) Jalan tol
3.) Kolam renang
4.) Pagar renang
5.) Tempat olahraga
6.) Dermaga
7.) Taman mewah
8.) Tempat penampungan atau kilang minyak, air dan gas, pipa minyak
9.) Fasiltas lain yang memberikan manfaat
Pengecualian objek Pajak Bumi dan Bangunan dalam UU No.12
tahun 1994 adalah :
a. Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum di bidang
ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan, dan kebudayaan nasional dan
nyata-nyata tidak dimaksudkan untuk mencari keuntungan. Contoh
objek pajak yang dikecualikan seperti Pondok Pesantren, madrasah,
tanah wakaf, dan rumah sakit umum.
b. Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, candi atau yang
sejenis dengan itu.
c. Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata milik negara
sesuai pasal 2 UU No.5 tahun1967 tentang ketentuan-ketentuan pokok
kehutanan, taman nasional, tanah penggembalaan yang dikuasai oleh
desa dan tanah negara yang belum dibebani suatu hak.
d. Digunakan oleh perwakilan diplomatik, konsultat berdasarkan asas
perlakuan timbal balik.
e. Digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi internasional yang
ditentukan oleh Menteri Keuangan.
Pajak Bumi dan Bangunan adalah Salah satu jenis pajak yang
memiliki wajib pajak besar, sehingga waluapun menggunakan sistem
16
pemungutan self assessment di daerah tertentu seperti didesa perhitungan
PBB terutang tidak dilakukan oleh wajib pajak itu sendiri melainkan
dilakukan oleh kantor pelayanan PBB. Perhitungan PBB terhutang
dilakukan dalam formulir SPPT PBB ( surat pemberitahuan pajak terutang
pajak bumi dan bangunan) oleh kantor pelayanan PBB. SPPT dihitung dan
diterbitkan berdasarkan SPOP ( Surat pemberitahuan objek pajak ) yang
diisi oleh wajib pajak, akan tetapi untuk membantu wajib pajak SPPT
dapat diterbitkan berdasarkan data yang sudah ada dikantor pelayanan
PBB. Setelah selesai melakukan perhitungan pajak terutang SPPT dikirim
ke kelurahan ataupun desa yang wilayahnya meliputi objek PBB,
biyasanya SPPT sudah dikirim dibulan februari dan sudah bisa dibayar
ditempat yang sudah ditentukan. Didalam SPPT jatuh tempo pembayaran
paling lambat adalah enam bulan dari SPPT itu diterima kelurahan ataupun
desa.23
Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) ditetapkan tiga tahun sekali oleh
Kanwil Dirjen Pajak lalu besarnya persentase ditetapkan oleh peraturan
pemerintah dengan memperhatikan kondisi ekonomi nasional. Seperti
yang diungkapkan Mardiasmo bahwa dasar pengenaan Pajak Bumi dan
Bangunan24 adalah :
a. Dasar pengenaan pajak adalah Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)
b. Besarnya NJOP ditetapkan setiap tiga tahun oleh Kepala Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Pajak atas nama Menteri Keuangan dengan
mempertimbangkan pendapat Gubernur / Bupati/Walikota (Pemerintah
Daerah) setempat.
c. Dasar perhitungan pajak adalah yang ditetapkan serendah–rendahnya
20% dan setinggi – tingginya 100% dari NJOP.
d. Besarnya presentase ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah dengan
memperhatikan kondisi ekonomi nasional.
Pajak Bumi dan Bangunan dialihkan dari Pemerintah pusat kepada
Pemerintah daerah dengan dasar Undang-Undang No. 28 Tahun 2009
23
Mardiasmo. ‘Perpajakan.’ Yogyakarta: Andi.2011. Hlm. 336.
24
Mardiasmo. ‘Perpajakan.’ Yogyakarta: Andi.2011. Hlm.. 337.
17
tentang Pajak Daerah dan Retribusi daerah menjadi Pajak Bumi dan
Bangunan Pedesaan dan Perkotaan ( PBB P2). Peralihan ini dimulai 1
Januari 2011 dengan tujuan agar Pendapatan Asli Daerah meningkat,
sehingga diharapkan Pemerintah daerah mampu mengurus dan mengelola
rumah tangganya secara mandiri termasuk penyediaan sumber dana,
penyelenggaraan pemerintahan, dan penerimaan pajak.
25
Undang-Undang No. 28 Tahun 2009. Pasal 77.
18
2.) Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum di
bidang ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan
nasional, yang tidak dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan.
3.) Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang sejenis
dengan itu.
4.) Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman
nasional, tanah penggembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah
negara yang belum dibebani suatu hak.
5.) Digunakan oleh perwakilan diplomatik dan konsulat berdasarkan
asas perlakuan timbal balik
6.) Digunakan oleh badan atau perwakilan lembaga internasional yang
ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan.
c. Besarnya Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak ditetapkan paling
rendah sebesar Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) untuk setiap
Wajib Pajak.
Objek Pajak Bumi dan Bangunan dalam keputusan Dirjen Pajak
Nomor 16/PJ.6/1998 dibagi menjadi beberapa sektor meliputi: 26
a. Sektor pedesaan
Sektor Pedesaan adalah objek PBB dalam suatu wilayah yang memiliki
ciri-ciri pedesaan, seperti sawah, ladang, empang tradisional dan lain-
lain.
b. Sektor perkotaan
Sektor Perkotaan adalah objek PBB dalam suatu wilayah yang memiliki
ciri-ciri suatu daerah perkotaan, seperti pemukiman penduduk yang
memiliki fasilitas perkotaan, industri perdagangan dan jasa.
c. Sektor perkebunan
Sektor Perkebunan adalah objek PBB yang diusahakan dalam budidaya
perkebunan, baik yang dikelola oleh badan usaha milik negara ataupun
swasta.
d. Sektor kehutanan
26
Keputusan Dirjen Pajak Nomor 16/PJ.6/1998.
19
Sektor Kehutanan adalah objek PBB dibidang usaha yang
menghasilkan komoditas hasil hutan.
e. Sektor pertambangan
Sektor Pertambangan adalah objek PBB di bidang usaha yang
menghasilkan komoditas hasil tambang: emas, batu bara, minyak dan
gas bumi.
27
Undang-Undang No. 28 Tahun 2009. Pasal 78.
20
f. Bila keterangan yang diajukan itu tidak disetujui, maka Kepala Daerah
atau Pejabat yang ditunjuk mengeluarkan surat keputusan penolakan
dengan disertai alasan-alasannya.
g. Apabila setelah jangka waktu satu bulan sejak tanggal diterimanya
keterangan sebagaimana dalam abjad (d) Kepala Daerah atau Pejabat
yang ditunjuk tidak memberikan keputusan, maka keterangan yang
diajukan itu dianggap disetujui.
28
Undang-Undang No. 28 Tahun 2009. Pasal 80.
29
Undang-Undang No. 28 Tahun 2009. Pasal 79.
21
2.1.8. Sikap
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Sikap adalah
segala perbuatan dan tindakan yang berdasarkan pada pendirian dan
keyakinan yang dimiliki. Sikap atau Attitude merupakan respon yang
keluar dari seseorang terhadap sesuatu yang bisa menjadi ciri khas dari
setiap individu.
Menurut Lubis Sikap adalah suatu hal yang mempelajari mengenai
seluruh tendensi tindakan, baik yang menguntungkan maupun yang kurang
menguntungkan, tujuan manusia, objek, gagasan, atau situasi.30 Struktur
Sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang yaitu: 31
Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh
individu pemilik Sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan stereotype
yang dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamakan penanganan
(opini) terutama apabila menyangkut masalah isu atau problem yang
kontroversial.
a. Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek
emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam
sebagai komponen Sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan
terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah mengubah Sikap
seseorang. Secara umum, komponen ini disamakan dengan perasaan
yang dimiliki terhadap sesuatu.
b. Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku
tertentu sesuai dengan Sikap yang dimiliki seseorang dan berisi
30
Lubis, Arfan Ikhsan. “Akuntansi Keperilakuan”. Jakarta: Salemba Empat.2011.
hal. 78.
31
Saifuddin,Azwar. “Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya”. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.2015.hal.5.
22
tendensi atau kecenderungan untuk bertindak/bereaksi terhadap sesuatu
dengan cara-cara tertentu. Dan berkaitan dengan objek yang
dihadapinya adalah logis untuk mengharapkan bahwa Sikap seseorang
adalah dicerminkan dalam bentuk tendensi perilaku.
Dari Pengertian diatas dapat diketahui bahwa Sikap merupakan
proses berfikir seseorang terhadap suatu objek psikologis dalam diri
manusia sehingga membentuk pola perilaku orang tersebut. Pola perilaku
yang keluar tergantung dari respond terhadap objek psikologis tersebut,
biasanya respond tersebut ada dua yaitu: postif, dan negatif. Respond
positif berarti objek psikologis tersebut disukai, sedangkan Respond
negatif objek psikologiss tersebut dijauhi atau tidak menarik. Hal ini
senada dengan yang diungkapkan Jogiyanto “Sikap merupakan suatu
tendensi untuk memberikan reaksi yang positif (menguntungkan) atau
reaksi yang negatif (tidak menguntungkan) terhadap orang-orang, objek
atau situasi tertentu”. Dalam hal ini, berarti bahwa dalam Sikap positif,
kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan
objek tertentu. Sedangkan dalam Sikap negatif, kecenderungan tindakan
adalah untuk menjauhi, menghindari, membenci, atau tidak menyukai
objek tertentu”.32
Di dalam Theory of Planned Behavior Perilaku seseorang
disebabkan oleh niat, sedangkan niat itu sendiri salah faktor penyebabnya
behavior beliefs. behavior beliefs adalah keyakinan individu akan hasil
dari suatu perilaku dan evaluasi atas hasil tersebut.33 Sikap terhadap
perilaku dianggap sebagai hal dasar yang mempengaruhi niat seseorang
berperilaku. Seperti yang diungkapkan Ajzen (1991) “Sikap terhadap
perilaku merupakan kecenderungan untuk menanggapi hal-hal yang
disenangi ataupun yang tidak disenangi pada suatu objek, orang, institusi
32
Jogiyanto. “Sistem Informasi Keperilakuan”. Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi
Offset.2015.hal.36.
33
Mustikasari.” Kajian empiris tentang kepatuhan wajib pajak badan diperusahaan
industri pengolahan di Surabaya”. SNA X Makasar 1. 2007. 41.
23
atau peristiwa”.34 Jadi Sikap dibentuk oleh Keyakinan ( Belief strangth)
dan Evaluasi terhadap hasil ( Outcome evalution).
يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ َآ َمنُوا َأ ِطيعُوا هَّللا َ َوَأ ِطيعُوا ال َّرسُو َل َوُأولِي اَأْل ْم ِر ِم ْن ُك ْم
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya), dan ulil amri di antara kamu." (QS. An Nisa' (4): 59).
34
Nyoman Anggar Seni, Made Dwi Ratnadi. “THEORY OF PLANNED BEHAVIOR
UNTUK MEMPREDIKSI NIAT BERINVESTASI “ . Bali. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana. 2017. Hlm.5.
35
Rahmad .” Pengaruh Sikap, Motivasi Dan Status Sosial Terhadap Partisipasi
Masyarakat Dalam Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan Di Kabupaten Pati Jawa
Tengah”. Thesis. Program Pascasarjan UNDIP. 2002.
36
Suhartono,Suparlan “Education psycology “ . Jogjakarta. Ar-Ruzz Media. 2007.
Hlm. 59.
24
Sudjono (2009) menyatakan bahwa pengetahuan adalah aktivitas
terpenting yang melibatkan otak termasuk dalam ranah kognitif.37 Dan
ranah kognitif itu sendiri terbagi menjadi 6 yaitu: pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian. Notoatmodjo
(2007) menyebutkan bahwa pengetahuan seseorang terhadap objek
mempunyai intensitas atau tingkatan yang berbeda-beda. Tingakatan itu
dibagi enjadi 6 jenjang yaitu:38
a. Know (Tahu)
Tahu artinya sebagai mengingat sesuatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya, termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kemudian recall sesuatu memori yang telah ada sebelumnya
setelah mengamati sesuatu. Tingkat pengetahuan yang 24 paling rendah,
misalnya wajib pajak tahu tentang peraturan perpajakan yang ada dalam
pelaporan SPT.
b. Comprehension ( Memahami)
Suatu kemauan untuk menjelaskan secara benar Tentang objek
Yang diketahui Dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara
benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan atau meringkas tentang sesuatu, menyebutkan contoh,
menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang
dipelajarinya. Misalnya Wajib pajak memahami tentang pengisian SPT.
c. Application ( Aplikasi)
Kemampuan untuk menggunakan materi yang dipelajari pada
situasi atau kondisi atau riil atau sebenarnya atau menafsirkan suatu
bahan yang sudah dipelajari kedalam situasi baru atau situasi konkret.
d. Analysis ( Analisis)
Kemampuan Pada diri seseorang untuk menjabarkan dan
memisahkan dan mencari hubungan antar komponen satu dengan yang
lain yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang sudah diketahui.
37
Carolina,Veronica. “Pengetahuan Perpajakan”. Jakarta: Salemba Empat.2009.
hlm. 50.
38
Notoatmodjo,Soekidjo. “Pengembangan Sumber Daya Manusia”. Jakarta:
PT.Rineka Cipta.2007. Hlm.144.
25
e. Syntesis (Sintesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan seseorang atau
merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari
beberapa komponen pengetahuan yang dimilikinya.
f. Evaluation (Evaluasi)
Kemampuan untuk melakukan justifikasi atau Penilaian terhadap
suatu materi atau objek. Kemampuan Menggunakan pengetahuan untuk
membuat penilaianterhadap suatu berdasarkan kriteria tertentu yang
ditentukan sendiri menggunakan kriteria yang telah ada.
Didalam pengetahuan seseorang tidak bisa lepas dari pendidikan
pertama saat masih anak-anak, karena hal itu bisa menjadi kecenderungan
seseorang saat dewasa. Peran pendidik pertama dalam hal ini orang tua
menurut Arifin dalam jurnal Muyyasaroh mengungkapkan bahwa orang
tua memiliki dua kekuatan yaitu : Pertama orang tua sebagai pendidik:
sebagai pemelihara anak sekaligus sebagai pendidik membimbing hingga
anak menjadi dewasa hingga anak bisa hidup mandiri. Kedua orang tua
bertanggung jawab keluarga, agar selamat maka semua anggota keluarga
mampu mematuhi peraturan dalam keluarga.39 Dengan berhasilnya proses
pendidikan pertama orang tua maka akan menjadikan fondasi kuat dan
melekat dalam diri untuk menopang pendidikan-pendidikan yang akan
dilalui seseorang tersebut.
Pengetahuan merupakan hasil dari pengamatan atau pemahaman
seseorang baik melalui indra ataupun akal terhadap objek, objek ini bisa
berupa benda atau hal-hal yang menyangkut kejiwaan. Sedangkan pajak
adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang dengan
tidak mendapat timbal jasa secara langsung dan digunakan untuk
membayar pengeluaran umum.40 Jadi pengetahuan perpajakan adalah
kemampuan seorang wajib pajak dalam mengetahui peraturan perpajakan.
Pengetahuan peraturan perpajakan adalah suatu proses dimana wajib pajak
39
Muyassarah, M. “Pengaruh Perkembangan Teknologi Terhadap Cara Mendidik
Anak Dan Dampaknya Terhadap Budget Keuangan Keluarga Muslim”. BERDAYA: Jurnal
Pendidikan dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 1. Universitas Islam Negeri Walisongo.
2019. Hlm. 3.
40
Mardiasmo. “Perpajakan’. Yogyakarta: Andi.2011. Hlm. 1.
26
memahami dan mengetahui tentang peraturan dan undang-undang serta
tata cara perpajakan danmenerapkannya untuk melakukan kegiatan
perpajakan seperti, membayar pajak, melaporkan Surat
Pemberitahuan(SPT), dan sebagainya.41
Adapun firman Allah SWT tentang pengetahuan ada dalam surah
Al-Mujadilah Ayat 11 :
2.1.10. Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan suatu proses kreatif pemimpin dalam
mencapai tujuan organisasi atau badan. Dalam proses mencapai tujuan
tersebut seorang pemimpin pastinya tidak sendirian, disinilah proses
kreatif seorang pemimpin diuji. Karena esensi dari keberhasilan suatu
kepimpinan bisa dilihat dari seberapa besar dia bisa mempengaruhi
bawahan atau anggotanya untuk bersama-sama mencapai tujuan
oraganisasi atau badan tersebut. Hal ini sejurus dengan pengertian
kepemimpinan yang di ungkapkan Davis dkk “ Kepemimpinan adalah
41
Adiasa, N. “Pengaruh Pemahaman Perpajakan TerhadapKepatuhan Wajib Pajak
Dengan Prefensi Risiko Sebagai Variabel Moderating”. Skripsi. Universitas Negeri
Semarang. 2013.Hlm.33.
27
Kemampuan untuk mempengaruhi orang lain dalam mencapai tujuan
dengan antusias.42
Menurut Anoraga Kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan
seseorang untuk dapat mempengaruhi orang lain, melalui komunikasi baik
secara langsung maupun tidak langsung dengan maksud untuk
menggerakkan orang-orang tersebut agar dengan penuh pengertian,
kesadaran dan senang hati bersedia mengikuti kehendak-kehendak
pemimpin itu43. Artinya seorang pemimpin dituntut kompetan dalam artian
disini bisa menjadi contoh bagi bawahannya, mampu dalam hal kapabilitas
ataupun ketrampilannya. Oleh karena itu pemimpin pada era yang akan
datang harus bersedia menerima lima tantangan fundamental antara lain:44
a. Pemimpin harus mau menjadi lebih peka dan memahami semua
perbedaan etnik, budaya, dan gender.
b. Pemimpin harus memiliki visi untuk tempat kerjannya.
c. Pemimpin harus bersedia merancang dan mengimplementasikan proses-
proses komunikasi yang baru dan berbeda .
d. Pemimpin harus bersedia membawa komitmen penuh dalam upaya
mendayagunakan yang beragam secara efektif.
e. Pemimpin harus menjadi pasak antara organisasi dan masyarakat luas.
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa kepemimpinan tidak bisa
lepas dari respon dan sikap dari yang dipimpin ataupun yang dipimpin.
Seorang pemimpin memiliki gaya tersendiri dalam kepemimpinannya
tergantung karakteristik dan sikap pemimpin tersebut. Menurut Lutans
Gaya Kepemimpinan dibagi menjadi dua yaitu:45
a. Gaya Kepemimpinan Transformasional
Pemimpin transformasional mencurahkan perhatian pada keprihatinan
dan kebutuhan pengembangan dari pengikut individual; mengubah
kesadaran para pengikut akan persoalan-persoalan dengan membantu
42
Suwatno. “ Pemimpin dan Kepemimpinan dalam organisasi publik dan bisnis “
Jakarta : Bumi Angkas. 2019. Hlm.5.
43
Anoraga. Panji. “Psikologi Kerja”. Jakarta: Rineka Cipta.2013.hlm.67
44
Suwatno. “ Pemimpin dan Kepemimpinan dalam organisasi publik dan bisnis “
Jakarta : Bumi Angkas. 2019. Hlm.1.
45
Luthans, Fred. “Perilaku Organisasi”. Yogyakarta: Penerbit Andi.2006.hlm.215.
28
mereka memandang masalah lama dengan cara-cara baru; dan mampu
menggairahkan, membangkitkan dan mengilhami para pengikut untuk
mengeluarkan upaya ekstra untuk mencapai tujuan kelompok.
Sedangkan di dalam kepemimpinan transaksional, dimana pemimpin
yang memandukan atau memotivasi bawahan/pengikut dalam arah
tujuan yang ditegakkan dengan memperjelas peran dan tujuan tugas.
b. Gaya Kepemimpinan Transaksional
Perilaku kepemimpinan transaksional adalah pemimpin mengenalkan
apa yang diinginkan atau disenangi para pengikut dan membantu
mereka mencapai tingkat pelaksanaan yang menghasilkan penghargaan
yang memuaskan mereka. Para pemimpin membantu para pengikut
mengenali apa yang harus dilakukan untuk mencapai hasil yang
diharapkan, mutu hasil yang baik. Membantu para pengikut
mengindentifikasikan apa yang harus dilakukan, pemimpin
mempertimbangkan konsep diri dan harga diri seseorang.
Menurut Yukl (2006) Kepemimpinan transformasional pada
dasarnya memiliki empat karakteristik, adalah Pengaruh ideal, motivasi
inspirasional, stimulasi intelektual, dan perhatian individu.46
a. Pengaruh Ideal (idealized influence)
Pemimpin memberikan contoh positif dalam hal sika dan perilaku,
bagi bawahannya. Melalui pengaruh seperti ini, para Bawahan akan
menaruh rasa hormat dan percaya pada pemimpinnya, sehingga
mereka berkeinginan untuk melakukan hal yang sama sebagaimana
dilakukan sang pemimpin.
b. Motivasi Inspirasional (inspirational motivation)
Motivasi inspirasional merupakan kemampuan dalam
mengkomunikasikan harapan dan mengekspresikan tujuan dengan cara-
cara yang sederhana.
c. Stimulasi intelektual (intellectual stimulation)
46
Mujiasih, Endah and Ratnaningsih, Ika Zenita “Kepemimpinan Transformasional
dan Employee Engagement”. Seminar Nasional Peran Psikologi Dalam Boundaryless
Organization: Strategi Mempersiapkan SDM Bertalenta . ISSN 978-979-097-184-4. Artikel
Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro.2011. Hlm. 4.
29
Pemimpin transformasional berupaya menciptakan iklim yang
kondusif bagi pengembangan ide. Untuk itu bawahan benar-benar
dilibatkan dalam proses perumusan masalah dan pencarian solusi.
d. Perhatian individual (individualized consideration)
Pemimpin transformasional memberikan perhatian pada
bawahannya secara personal, menghargai perbedaan setiap individu,
memberi nasehat serta penghargaan. Perhatian secara personal
merupakan identifikasi awal terhadap potensi para bawahan, sedangkan
monitoring dan pengarahan merupakan bentuk perhatian secara
personal yang diaplikasikan melalui tindakan konsultasi, nasehat dan
tuntunan yang diberikan oleh pemimpin transformasional.
Pada dasarnya gaya kepemimpinan Transformasional maupun
Transaksional adalah hanya sebatas bentuk kepemimpinan saja, Walaupun
keduanya memiliki ciri yang saling berlawanan tapi seorang pemimpin
bisa menerapkan keduanya secara bersamaan atupun bergiliran sesuai
situasi dan kondisi yang dialami saat masa kepemimpinan seorang
pemimpin. Hal ini sangatlah wajar mengingat keduanya juga mempunyai
kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Didalam Islam dalil-dalil tentang kepemimpinan banyak disebutkan
dalam Al-Quran, dari mulai cara menjadi pemimpin sampai cara memilih
pimpin semua itu sudah ada dalam Al Quran ataupun Hadist-hadist nabi.
Salah satu Firman Allah SWT tentang Kepemimpinan terdapat dalam
Surah An Nisa’ ayat 58 :
اس َأ ْن تَحْ ُك ُموا بِ ْال َع ْد ِل ۚ ِإ َّن ِ ِإ َّن هَّللا َ يَْأ ُم ُر ُك ْم َأ ْن تَُؤ ُّدوا اَأْل َمانَا
ِ َّت ِإلَ ٰى َأ ْهلِهَا وَِإ َذا َح َك ْمتُ ْم بَ ْينَ الن
صيرًاِ َهَّللا َ نِ ِع َّما يَ ِعظُ ُك ْم بِ ِه ۗ ِإ َّن هَّللا َ َكانَ َس ِميعًا ب
30
2.1.11. Partisipasi
Partisipasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI) adalah
: Turut berperan serta dalam suatu kegiatan. Partispasi bersal dari Bahasa
Inggris “ Particiaption” yang artinya Pengambilan bagian atau Pengikut
sertaan.
Menurut Soemarto Partispasi adalah proses ketika warga sebagai
individu maupun kelompok sosial dan organisasi, mengambil peran ikut
serta mempengaruhi proses perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan
kebijakan-kebijakan yang langsung mempengaruhi kehidupan mereka.
Partisipasi merupakan keterlibatan mental dan emosi dari seseorang di
dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk menyokong
kepada pencapaian tujuan pada tujuan kelompok tersebut dan ikut
bertanggung jawab terhadap kelompoknya47.
Partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosional orang-orang
dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan
kontribusi kepada tujuan kelompok dan berbagi tanggung jawab
pencapaian tujuan itu.48
Dari pengertian partisipasi diatas dapat diketahui bahwa partispasi
merupakan hal penting untuk mewujudkan tujuan secara bersama. Hal ini
jika dikaitkan dengan pembangunan nasional maka partisipasi masyarakat
merupakan kunci keberhasilannya. Menurut Pasaribu dan Simanjuntak
partsipasi masyarakat berarti masyarakat ikut serta yaitu mengikuti dan
menyertai pemerintah karena kenyataannya pemerintahlah yang sampai
saat ini merupakan perancang, penyelenggara, dan pembayar utama dalam
pembangunan. Masyarakat diharapakan dapat ikut serta, karena anggapan
bahwa hasil pembangunan yang dirancang, diselenggarakan dan dibiayai
47
Soemarto, Hetifah Sj.“Inovasi, Partisipasi dan Good Governance”. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia. 2013. Hlm. 120.
48
Davis, Keith dan John Newstrom. 2005. “Perilaku Dalam Organisasi”. Jakarta.
Erlangga.2005.hlm.179
31
utama oleh pemerintah itu dimaksudkan untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat sendiri, untuk rakyat banyak.49
Cohen dan Uphof dalam Dwiningrum (2011) membedakan bentuk
Partisipasi dibagi menjadi empat macam yaitu:50
a. Partispasi dalam pengambilan keputusan, partisipasi masyarakat dalam
pengambilan keputusan ini terutama berkaitan dengan penentuan
alternatif dengan masyarakat untuk menuju kata sepakat tentang
berbagai gagasan yang menyangkut kepentingan bersama.
b. Partisipasi Dalam pelaksanaan, partisipasi masyarakat dalam
pelaksanaan program merupakan lanjutan dari rencana yang telah
disepakati sebelumnya, baik yang berkaitan dengan perencanaan,
pelaksanaan maupun tujuan.
c. Partisipasi dalam pengambilan manfaat, partisipasi ini tidak lepas dari
kualitas maupun kuantitas dari hasil pelaksanaan program yang bisa
dicapai. Dari segi kualitas, keberhasilan suatu program akan ditandai
dengan adanya peningkatan output, sedangkan dari segi kualitas dapat
dilihat seberapa besar presentase keberhasilan program yang
dilaksanakan, apakah sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
d. Partisipasi dalam evaluasi, partisipasi masyarakat dalam evaluasi ini
berkaitan dengan masalah pelaksanaan program secara
menyeluruh.Partisipasi ini bertujuan untuk mengetahui apakah
pelaksanaan program telah sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau
ada penyimpangan.
Berdasarkan paparan diatas Partisipasi masyarakat dapat dicapai
bila kesadaran akan pentingnya partispasi mereka dapat diketahui
masyarakat tersebut. Hal ini bisa ditempuh dengan aktifnya pemerintah
sebagai perencana pembangunan itu sendiri untuk memberi ajaran akan
pentingnya pembangunan bagi masyarakat itu sendiri. Karena Menurut
49
Pasaribu dan Simanjuntak. “Sosiologi dan Pembangunan”. Bandung:
Tarsito.2006.hlm.345
50
Dwiningrum, Siti Irene. Desentralisasi Dan Partisipasi Masyarakat Dalam
Pendidikan. Yogyakarta” . Pustaka Pelajar.2011. hlm.51.
32
Diana Coyers ada tiga Alasan mengapa Partisipasi masyarakat sangat
penting yaitu:51
a. Partispasi masyarakat merupakan alat guna memperoleh informasi
mengenai kondisi, kebutuhan, dan sikap masyarakat setempat, yang
tanpa kehadirannya program pembangunan serta proyek-proyek akan
gagal.
b. Masyarakat akan lebih mempercayai proyek atau program
pembangunan jika merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan
perencanaanya.
c. Dengan adanya partispasi masyarakat proses pebanguanan akan lebih
cepat dan merata.
Peran masyarakat sangatlah penting bagi kemajuan masyarakat itu
sendiri. Partisipasi masyarakat tidak akan terjadi jika masyarakat itu
sendiri tidak menginginkan perubahan untuk aktif dalam pembangunan.
Jika suatu masyarakat adalah kumpulan individu yang mempunya tujuan
bersama maka perubahan itu bisa dimulai dari yang paling dasar yaitu
setiap individu itu sendiri. Al Quran banyak sekali menyinggung
pembahasan ini dalam ayat-ayatnya, Salah satunya dalam Surah Ar Ra’ad
Ayat 11 sebagai berikut :
َأ ُ
هللا اَل ي َُغ ِّي ُر َما ِب َق ْو ٍم
َ َّهللا ِإن
ِ مْر ِ ْْن َي َد ْي ِه َومِنْ َخ ْلفِ ِه َيحْ َفظو َن ُه مِن ِ ات مِنْ َبي ٌ لَ ُه م َُع ِّق َب
َما ِبَأ ْنفُسِ ِه ْم َوِإ َذا َأ َرا َد هللاُ ِب َق ْو ٍم سُوءًا َفاَل َم َر َّد لَ ُه َو َما لَ ُه ْم مِنْ ُدو ِن ِه مِنْ َوال%َح َّتى ي َُغ ِّيرُوا
51
Huraeroh, Abu . “Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat “ Jakarta.
Homaniora.2008.hlm.118-119.
33
Dalam ayat diatas disebutkan bahwa “Sesungguhnya Allah tidak
mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan
yang ada pada diri mereka sendiri”. Artinya jika dikaitkan partispasi
masyarakat maka baik masyarakat ataupun pemerintah harus satu tujuan
untuk memajukan masyrakat atau negara tersebut. Karena jika hanya
pemerintah ataupun masyarakatnya saja yang melakukan perubahan maka
akan lama.
1. Rahmad Pengaruh Sikap, Hasil penelitian membuktikan Penelitian kali ini tidak
Agung Motivasi Dan Status bahwa terdapat pengaruh menggunakan variable
Nugraha Sosial Terhadap sikap, motivasi dan status motivasi dan status
(2002) Partisipasi sosial terhadap partisipasi sosial akan tetapi
Masyarakat Dalam masyarakat dalam membayar menggunakan variable
Membayar Pajak pajak bumi dan bangunan di pengetahuan
Bumi Dan Bangunan Kabupaten Pati Jawa Tengah perpajakan dan
kepemimpinan sebagai
variable X yang
menjadi pembeda
penelitian ini.
2. Stefi Maria Pengaruh Kepemimpinan camat Penelitian kali ini tidak
Sumarauw Kepemimpinan mempunyai pengaruh positif menggunakan
(2017) Camat Terhadap terhadap kesadaran kesadaran masyarakat
Kesadaran masyarakat dalam membayar sebagai variable Y akan
Masyarakat Dalam pajak bumi dan bangunan di tetapi menggunakan
Membayar Pajak Kecamatan Eris. partisipasi masyarakat
Bumi dan Bangunan yang menjadi pembeda
Di Kecamatan Eris penelitian ini.
Kabupaten Minahasa
3. Yuni Pengaruh Hasil penelitian menunjukkan Penelitian kali ini tidak
Setyowati Pengetahuan bahwa: menggunakan variable
(2017) Perpajakan, Sanksi 1.) pengetahuan sanksi pajak, kesadaran
34
Pajak Dan perpajakan wajib pajak sebagai
Kesadaran Wajib berpengaruh positif variable X dan
Pajak Terhadap dan signifikan kepatuhan membayar
Kepatuhan Wajib terhadap kepatuhan pajak sebagai variable
Pajak Orang Pribadi wajib pajak orang Y akan tetapi
Dalam Membayar pribadi dalam menggunakan sikap
Pajak Bumi Dan membayar pajak bumi masyarakat,
Bangunan Di Desa dan bangunan kepemimpinan kepala
Kalidengen, 2.) sanksi pajak desa sebagai variable X
Kecamatan Temon, berpengaruh positif dan partisipasi
Kabupaten Kulon dan signifikan masyarakat sebagi
Progo Tahun 2014 terhadap kepatuhan variabel Y yang
wajib pajak orang menjadi pembeda
pribadi dalam penelitian ini.
membayar pajak bumi
dan bangunan
3.) kesadaran wajib pajak
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap kepatuhan
wajib pajak orang
pribadi dalam
membayar pajak bumi
dan bangunan
4.) pengetahuan
perpajakan, sanksi
pajak, dan kesadaran
wajib pajak secara
bersamasama
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap kepatuhan
wajib pajak orang
pribadi dalam
membayar pajak bumi
dan bangunan.
4. Siti Nina Pengaruh Kesimpulan pada penelitian Pada penilitian ini akan
Yusiva Sari Kepemimpinan ini adalah Kepemimpinan menambahkan variable
(2018) Kepala Desa Kepala Desa berpengaruh sikap masyarakat dan
Terhadap Partisipasi positif dan signifikan pengetahuan perpajakan
Masyarakat Dalam terhadap Partisipasi sebagai variable X yang
Membayar Pajak masyarakat dalam membayar menjadi pembeda
Bumi Dan Bangunan PBB. penelitian ini.
Di Desa Sukorejo
Kecamatan Ngasem.
5. Eka Djunaeni Pengaruh Sikap, Hasil penelitian ini: Pada penelitian ini tidak
( 2019) Motivasi Masyarakat 1.) Sikap berpengaruh menggunakan variable
35
Dan Kepemimpinan terhadap partisipasi motifasi masyarakat
Kepala Kelurahan masyarakat dalam sebagai variable X akan
Terhadap Partisipasi membayar pajak bumi tetapi menggunakan
Masyarakat Dalam dan bangunan. pengetahuan
Membayar Pajak Semakin baik sikap masyarakat sebagai
Bumi Dan Bangunan masyarakat maka pembeda penelitian ini.
Di Kelurahan semakin tinggi
Margadana Kota partisipasi masyarakat
Tegal. dalam pembayar pajak
bumi dan bangunan.
2.) motivasi masyarakat
berpengaruh terhadap
partisipasi masyarakat
dalam membayar
pajak bumi dan
bangunan. Semakin
baik motivasi
masyarakat maka
semakin tinggi
partisipasi masyarakat
dalam pembayar pajak
bumi dan bangunan.
3.) Kepemimpinan kepala
kelurahan
berpengaruh terhadap
partisipasi masyarakat
dalam membayar
pajak bumi dan
bangunan. Semakin
baik kepemimpinan
kepala kelurahan
maka semakin tinggi
partisipasi masyarakat
dalam pembayar pajak
bumi dan bangunan.
36
2.3. Hipotesis Penelitian
52
Pasaribu, Putri Ida.“Partisipasi Masyarakat Dalam Membayar Pajak Bumi dan
Bangunan Di Kelurahan Tempinp Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi Kota
Jambi”. Jurnal Administrasi Publik Vol. 3 No. 046 .2017.
53
Nugraha, Rahmad Agung. “Motivasi Dan Status Sosial Terhadap Partisipasi
Masyarakat Dalam Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan Di Kabupaten Pati Jawa
Tengah”. Tesis Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang.2002.
54
Eka Djunaeni, “Pengaruh Sikap, Motivasi Masyarakat Dan Kepemimpinan
Kepala Kelurahan Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Membayar Pajak Bumi Dan
Bangunan Di Kelurahan Margadana Kota Tegal”, Skripsi Ekonomi dan Bisnis, Tegal ,
Universitas Panca Sakti, 2019.
37
2.3.2. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan Terhadap Partisipasi Masyarakat
Membayar Pajak Bumi dan Bangunan
Pengetahuan merupakan hasil dari pengamatan atau pemahaman
seseorang baik melalui indra ataupun akal terhadap objek, objek ini bisa
berupa benda atau hal-hal yang menyangkut kejiwaan. Sedangkan pajak
adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang dengan
tidak mendapat timbal jasa secara langsung dan digunakan untuk
membayar pengeluaran umum.55 Jadi pengetahuan perpajakan adalah
kemampuan seorang wajib pajak dalam mengetahui peraturan perpajakan
baik itu soal tata cara pembayaran,tarif pajak yang akan mereka bayar,
maupun manfaat pajak yang akan berguna bagi kehidupan mereka.
Penelitian yang dilakukan oleh Yuni Setyowati (2017)
membuktikan bahwa pengetahuan perpajakan berpengaruh terhadap positif
dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam
membayar pajak bumi dan bangunan.56 Jadi Pengetahuan Perpajakan
berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat dalam membayar pajak bumi
dan bangunan. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis kedua dalam
penelitian ini adalah :
55
Mardiasmo. ‘Perpajakan.’ Yogyakarta: Andi.2011. Hlm. 1.
56
Setyowati, Yuni.“Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Sanksi Pajak Dan
Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam
Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan Di Desa Kalidengen, Kecamatan Temon,
Kabupaten Kulon Progo Tahun 2014”. Jurnal Profita Edisi 8 Tahun 2017.
38
melalui komunikasi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
maksud untuk menggerakkan orang-orang tersebut agar dengan penuh
pengertian, kesadaran dan senang hati bersedia mengikuti kehendak-
kehendak pemimpin itu.57 Jadi kepemimpinan merupakan aspek yang
paling nyata dari kegiatan manajemen Hambatan dalam pemungutan PBB
bukanlah merupakan usaha nyata dari masyarakat, namun karena kondisi
masyarakat yang kurang sadar dalam membayar PBB atau bahkan tidak
tau tentang seluk beluk fungsi dan manfaat dari pembayaran pajak itu
sendiri.58
Penelitian yang dilakukan Sumarauw membuktikan bahwa
Kepemimpinan berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat dalam
membayar pajak bumi dan bangunan.59 Begitu juga dengan penelitian yang
dilakukan Eka membuktikan bahwa Kepemimpinan berpengaruh terhadap
partisipasi masyarakat dalam membayar pajak bumi dan bangunan,
Semakin baik kepemimpinan kepala kelurahan maka semakin tinggi
partisipasi masyarakat.60 Jadi kepemimpinan kepala desa dapat
berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat dalam membayar pajak bumi
dan bangunan. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis ketiga dalam
penelitian ini adalah :
57
Suwatno. “ Pemimpin dan Kepemimpinan dalam organisasi publik dan bisnis “
Jakarta : Bumi Angkas. 2019. Hlm.5.
58
Sari, Siti Nina Yusiva. “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Desa Terhadap
Partisipasi Masyarakat Dalam Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan Di Desa Sukorejo
Kecamatan Ngasem”. Jurnal Administrasi Publik Vol. 5 No. 046 . 2018.
59
Sumarauw, Stefi Maria.“Pengaruh Kepemimpinan Camat Terhadap Kesadaran
Masyarakat Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Di Kecamatan Eris Kabupaten
Minahasa”. Jurnal Administrasi Publik Vol. 2 No. 30 Tahun 2017.
60
Eka Djunaeni, “Pengaruh Sikap, Motivasi Masyarakat Dan Kepemimpinan
Kepala Kelurahan Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Membayar Pajak Bumi Dan
Bangunan Di Kelurahan Margadana Kota Tegal”, Skripsi Ekonomi dan Bisnis, Tegal ,
Universitas Panca Sakti, 2019.
39
2.4. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini akan membahas tiga faktor yang mempengaruhi
partisipasi masyarakat dalam membayar pajak bumi dan bangunan di Desa
Tajungsari Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati. Faktor tersebut
adalah : Sikap Masyarakat, Pengetahuan Perpajakan, dan Kepemimpinan
Kepala Desa. Ketiga faktor tersebut merupakan variabel bebas dan
Partisipasi Masyarakat sebagai variabel terikat. Untuk lebih jelasnya maka
kerangka berpikir dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut :
Sikap Masyarakat
(X1) H1
Pengetahuan Partisipasi
H2 Masyarakat
Perpajakan
(Y)
(X2)
Kepemimpinan H3
Kepala Desa
(X3)
Keterangan :
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
61
Suwatno. “ Pemimpin dan Kepemimpinan dalam organisasi publik dan bisnis “
Jakarta : Bumi Angkas. 2019. Hlm.5.
62
Suhartono,Suparlan “Education psycology “ . Jogjakarta. Ar-Ruzz Media. 2007.
Hlm. 59.
63 ?
Mardiasmo. ‘Perpajakan.’ Yogyakarta: Andi.2011. Hlm. 1.
41
3.2.2. Definis Operasional Variabel
Definisi operasional merupakan batasan pengertian tentang variabel
yang diteliti yang di dalamnya sudah mencerminkan indikator-indikator
yang akan digunakan untuk mengukur variabel yang bersangkutan.64
Dalam tabel dibawah ini akan dijelaskan definisi operasional dalam
penelitian ini sebagai berikut :
Tabel
Definisi Operasional
64
Eka Djunaeni, “Pengaruh Sikap, Motivasi Masyarakat Dan Kepemimpinan
Kepala Kelurahan Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Membayar Pajak Bumi Dan
Bangunan Di Kelurahan Margadana Kota Tegal”, Skripsi Ekonomi dan Bisnis, Tegal ,
Universitas Panca Sakti, 2019.Hlm. 53.
42
sesuai sebenarnya
berarti telah
memberi kontribusi
kepada negara
Pengetahuan Pengetahuan Pengetahuan Skala
Perpajakan tentang terhadap fungsi interval
(X2) peraturan pajak
perpajakan Pengetahuan
terhadap aturan-
aturan pajak
Pengetahuan tentang
pendaftaran sebagai
wajib pajak
Pengetahuan
terhadap tata cara
pembayaran pajak
Pengetahuan tentang
tarif pajak
Kepemimpinan Karismatik Ketrampilan Skala
kepala profesional interval
kelurahan (X3) Stimulasi Dorongan Skala
intelektual pemecahan masalah interval
3.3.1. Populasi
Populasi adalah seluruh objek atau keseluruhan ciri yang dipelajari.65 Jadi
didalam penelitian ini adalah seluruh wajib pajak PBB yang berada
didalam wilayah Desa Tajungsari Kecamatan Tlogowungu Pati, Yaitu
berjumlah 4.324 Wajib pajak.
3.3.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari
65
Nugroho Sigit. “ Dasar-dasar Metode Statistika“ Jakarta . Grahasindo. 2008.
Hlm.18.
43
semua yang ada pada populasi, menarik beberapa populasi untuk menjadi
sampel, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
penelitian dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
Persentase ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang
masih dapat ditolerir yaitu sebesar 10 %.66 Maka Sampel diambil dengan
menggunkan Rumus Slovin.67
Keterangan :
n : Ukuran Sampel
N : Ukuran Populasi
e : Error tolerance
4.324
n=
1 + 4.324 (0.1) 2
= 97.73 dibulatkan menjadi 100 wajib pajak PBB.
Pemilihan Sampel menggunakan metode accidental sampling yaitu
teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang
kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila
dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
Tabel
Daftar Skala Likert
No Uraian Skor
1 Sangat setuju 5
2 Setuju 4
3 Ragu-ragu 3
4 Tidak setuju 2
5 Sangat tidak setuju 1
68
Sugiyono.”Statistika Untuk Penelitian”. Bandung: Alfabeta.2010. Hlm.94.
45
pertanyaan dengan skor total, sehingga sering disebut sebagai inter
item total correlation. Rumus korelasi product moment adalah
sebagai berikut:69
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi
n = jumlah responden
ΣXY = jumlah hasil perkalian skor butir dengan skor total
ΣX = jumlah skor butir
ΣX2 = jumlah skor butir kuadrat
ΣY = jumlah skor total
ΣY2 = jumlah skor total kuadrat
Dengan perhitungan menggunakan rumus tersebut dapat diketahui
validitas dari masing-masing petanyaan. Butir pernyataan tersebut
dikatakan valid atau sah jika r hitung ≥ ( lebih besar ) daripada r
tabel. Pada penelitian ini uji validitas untuk menguji instrumen
penelitian akan dilakukan kepada 30 orang responden dan diolah
menggunakan program SPSS Versi 20.
b. Uji Realiabilitas
Instrumen yang reliabel belum tentu valid, sedangkan instrumen
yang valid pada umumnya pasti reliabel. Dengan demikian pengujian
reliabilitas instrumen harus dilakukan karena, merupakan syarat
untuk pengujian validitas. Berhubungan dengan hal itu, maka
penelitian ini mengukur reliabilitas data dengan reliabilitas
konsistensi internal. Sedangkan rumus yang digunakan untuk
mencari reliabilitas instrumen adalah Alpha sebagai berikut70:
69
Arikunto, Suharsimi. “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek”. Jakarta:
Rineka Cipta. 2010. hlm. 213.
70
Arikunto, Suharsimi. “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek”. Jakarta:
Rineka Cipta. 2010. hlm. 239.
46
Keterangan :
r11 : reliabilitas instrumen
K : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
b 2 : jumlah varians butir
1 2 : jumlah varians total
Pengujian realibilitas dengan konsistensi internal dilakukan dengan
cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang
diperoleh dianalisis butir-butir pertanyaan dalam penelitian ini
digunakan tehnik Cronbach’s Alfa (koefisien alfa). Suatu item
pengukuran dapat dikatakan reliabel apabila memiliki koefisien alfa
lebih besar dari 0,6. Pada penelitian ini uji reliabilitas untuk menguji
instrumen penelitian akan dilakukan kepada 30 orang responden dan
diolah menggunakan program SPSS Versi 20.
71
Imam Ghozali,” Aplikasi Analisis Multivariate dengan program spss”. Semarang:
Badan Penerbit Undip, 2013, hlm. 105-160.
47
dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu
garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan
dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka
garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti
garis diagonalnya.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas.
Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya Heteroskedastisitas
adalah dengan melihat grafik Plot antara nilai prediksi variabel
terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.
Deteksi ada tidaknya Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengaan
melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara
SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah
diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y
sesungguhnya) yang telah di-studentized.
c. Uji Multikolinieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar
kedua variabel independennya. Untuk mendeteksi ada atau
tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah dengan
melihat nilai tolerance dan lawannya, serta Variance Inflation
Factor (VIF). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan
adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance ≤ 10 atau sama
dengan nilai VIF ≥ 10.
48
3.5.3. Analisi Regresi Linier Berganda
Regresi linier berganda bertujuan untuk mengetahui hubungan
fungsional antara variabel independen secara bersama-sama terhadap
variabel dependen. Rumus yang digunakan adalah :
Ŷ = a + b1X1 + b2 X2 + b3 X3 + e
Keterangan :
Ŷ = Partisipasi masyarakat
a = Konstanta
b1,b2,b3 = Koefisien regresi
X1 = Sikap.
X2 = Pengetahuan perpajakan
X2 = Kepemimpinan kepala desa
e = Standar eror
74
Imam Ghozali,” Aplikasi Analisis Multivariate dengan program spss”. Semarang:
Badan Penerbit Undip, 2013, hlm.17.
50
DAFTAR PUSTAKA
Muyassarah, M. “Pengaruh Perkembangan Teknologi Terhadap Cara Mendidik
Anak Dan Dampaknya Terhadap Budget Keuangan Keluarga Muslim”.
BERDAYA: Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 1.
Universitas Islam Negeri Walisongo. 2019.
Http://radarkudus.jawapos.com
Davis, Keith dan John Newstrom. 2005. “Perilaku Dalam Organisasi”. Jakarta.
Erlangga.2005.
54
55