Analisis Kesulitan Belajar Siswa Pada Materi Hewan Invertebrata DI Kelas X
Analisis Kesulitan Belajar Siswa Pada Materi Hewan Invertebrata DI Kelas X
Analisis Kebut uhan Bahan Ajar Taksonomi Organisme T ingkat Rendah Terhadap Capaian Pe…
Wasis Brat a
PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNT UK MENINGKAT KAN HASIL BE…
budi wijayant o
Copyright © 2019 Universitas Negeri Medan. Artikel Open Access dibawah lisensi CC-
BY-4.0 (https://creativecommons.org/licenses/by/4.0)
How To Cite:
Tamba, Y.R., Napitupulu, M. A., & Sidabukke, M. (2020). Analisis Kesulitan Belajar Siswa pada Materi Hewan Invertebrata
di Kelas X. Jurnal Pelita Pendidikan, 8(1), 080-088.
80
Tamba, Napitupulu, & Sidabukke / Jurnal Pelita Pendidikan 8 (1) (2020) 080 - 088
81
Tamba, Napitupulu, & Sidabukke / Jurnal Pelita Pendidikan 8 (1) (2020) 080 - 088
hasil belajar materi invertebrata dalam bentuk tes Tabel 2. Tingkat Pengaruh Faktor Kesulitan Siswa
pilihan berganda (multiple choice). Interval Persen (%) Keterangan
Analisis data yang digunakan dalam penelitian 81,25%<skor≤100% Tidak menghambat
ini adalah teknik analisis deskriptif untuk 62,50%<skor≤81,25% Cukup Menghambat
43,75%<skor≤62,50% Menghambat
menggambarkan data yang diambil dalam
25%<skor≤43,75% Sangat menghambat
penelitian ini adalah hasil dari jawaban siswa
terhadap instrumen tes materi invertebrata, HASIL DAN PEMBAHASAN
kemudian dianalisis dengan cara menghitung nilai
Aspek kognitif
dan persentase daya serap kesulitan belajar dan
Hasil penelitian di SMA Negeri 11 Medan,
menetapkan kriteria tingkat kesulitan belajar.
didapatkan bahwa tingkat kesulitan belajar siswa
Tabel 1. Tingkat Kesulitan Belajar Siswa pada materi Invertebrata tergolong sangat tinggi.
Persentase Tingkat Kesulitan Urutan persentase kesulitan belajar yang paling
0 – 20 Sangat Rendah tinggi ke rendah yaitu C4, C6, C3, C5, C1 dan yang
21 – 40 Rendah terakhir C2. Persentase tingkat kesulitan belajar
41 – 60 Sedang siswa pada setiap aspek kognitif soal pengetahuan
61 – 80 Tinggi (C1) sebesar 47,22% termasuk dalam kategori
81 – 100 Sangat Tinggi
kesulitan sedang. Pemahaman (C2) sebesar 43,89%
termasuk dalam kategori kesulitan sedang. Aplikasi
(C3) sebesar 60,67% termasuk dalam kategori
kesulitan tinggi. Analisis (C4) sebesar 65,00%
termasuk dalam kategori kesulitan tinggi. Evaluasi
(C5) sebesar 54,44% termasuk dalam kategori
kesulitan sedang, dan Kreasi (C6) sebesar 61,67%
termasuk dalam kategori kesulitan tinggi.
70
65.00 61,67
60.67 54.44
60
Persentase Kesulitan
47.22
50
43.89
40
30
20
10
0
C1 C2 C3 C4 C5 C6
Keterangan :
C1 Pengetahuan C3 Penerapan C5 Evaluasi
C2 Pemahaman C4 Analisis C6 Kreasi
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa soal diatas, dapat dilihat bahwa soal C2 lebih mudah
C2 Dari data tersebut terlihat bahwa siswa dijawab bagi siswa dibandingkan soal C1 yang
cenderung mengalami kesulitan belajar dengan merupakan aspek kognitif paling rendah di dalam
karakter soal analisis dan siswa cenderung tidak taksonomi Bloom. Sedangkan soal yang paling sulit
mengalami kesulitan dalam menjawab soal dengan dijawab siswa adalah soal C4 yang merupakan jenis
karakter soal pemahaman. Berdasarkan hasil soal analisis. Jika dibandingkan dengan soal C6 yang
82
Tamba, Napitupulu, & Sidabukke / Jurnal Pelita Pendidikan 8 (1) (2020) 080 - 088
berada pada level tertinggi pada taksonomi Bloom, jenis hewan dan rumitnya sistem pengklasifikasian
siswa mengalami kesulitan tertinggi pada C4 menyebabkan siswa mengalami kesulitan.
dibandingkan C6. Aspek kognitif C3 termasuk ke dalam
Pada aspek kognitif C1, tingkat kesulitan kategori kesulitan tinggi dengan persentase
belajar siswa tergolong sedang, dengan persentase 60,67%. Siswa yang mengalami kesulitan lebih
siswa mengalami kesulitan belajar sebesar 47,22% banyak dibanding yang tidak mengalami kesulitan
Kesulitan yang dialami siswa pada indikator 1 dengan persentase 39,33%. Adapun soal C3 terdiri
adalah nama latin yang digunakan untuk dari 5 soal dan 3 indikator. Indikator 2 terdiri dari 1
menyebutkan bagian tubuh pada hewan. Kesulitan soal, indikator 3 terdiri dari 1 soal dan indikator 4
pada indikator 2 adalah siswa tidak mengetahui terdiri dari 3 soal. Kesulitan pada indikator 2
istilah polip, medusa dan tripoblastik merupakan yang tertinggi dengan 73,33%. Siswa
pseudoselomata. Kesulitan pada indikator 3 adalah tidak memahami dasar pengklasifikasian Mollusca
siswa tidak mengetahui insekta yang mengalami sehingga tidak dapat memberikan alasan
metamorfosis sempurna. Kesulitan indikator 4 penggolongan kerang dalam kelas
adalah siswa tidak mengingat urutan siklus hidup Lamelliabranchiata. Kesulitan pada indikator 3
pada insekta dan coelenterata. Kesulitan indikator dengan persentase 65,56%, dimana siswa tidak
6 yaitu pada cacing penyebab penyakit dan cara dapat menentukan kelas berdasarkan gambar yang
cacing menginfeksi manusia. Dari hasil yang telah telah diberikan. Kesulitan pada indikator 4 yaitu
diperoleh dapat disimpulkan bahwa pada soal C1 siswa tidak dapat menentukan fase reproduksi
memiliki kesulitan sedang dimana pada soal dan pada hewan. Dapat disimpulkan bahwa siswa
jawaban menggunakan istilah yang tidak dipahami mengalami kesulitan dalam memahami konsep
oleh siswa. Menurut Alawiyah, dkk (2016), kesulitan dasar klasifikasi hewan Invertebrata. Hal ini
dalam memahami istilah ilmiah berada di urutan disebabkan karna cakupan materi klasifikasi hewan
ketiga setelah nama ilmiah hewan dan konsep Invertebrata yang luas dan cenderung abstrak
Invertebrata. Istilah ilmiah paling banyak digunakan sehingga siswa kesulitan dalam mengingat dan
pada indikator ciri-ciri dan dasar klasifikasi memahami konsep pengklasifikasian. Pada soal C2,
Invertebrata. Kesulitan ini disebabkan karena siswa dasar klasifikasi juga menjadi masalah bagi siswa,
jarang membuka kamus biologi ataupun mencari maka tentu pada soal C3 dengan tingkat kognitif
tahu mengenai istilah ilmiah yang digunakan. yang lebih tinggi, siswa juga akan semakin kesulitan.
Pada aspek kognitif C2, tingkat kesulitan Aspek kognitif C4 termasuk ke dalam
belajar siswa termasuk pada kategori sedang kategori kesulitan tinggi dengan persentase
dengan persentase 43,89%. Soal C2 terdiri dari 4 65,00%. Adapun soal C4 terdiri dari 4 soal dan 2
soal dan 3 indikator pembelajaran dimana indikator indikator. Indikator 1 terdiri dari 2 soal, dan
1 terdiri dari 2 soal, indikator 3 terdiri dari 1 soal dan indikator 4 terdiri dari 2 soal. Kesulitan pada
indikator 5 terdiri dari 1 soal. Kesulitan pada indikator 1 yaitu pada penggolongan Mollusca ke
indikator 1 yaitu menggolongkan hewan dalam kelasnya berdasarkan ciri-ciri yang diberikan
berdasarkan ciri-ciri yang diberikan. Kesulitan pada serta ciri dari tripoblastik aselomata. Kesulitan pada
indikator 3 yaitu mengelompokan hewan indikator 4 yaitu pada urutan yang benar pada daur
berdasarkan ciri–cirinya. Kesulitan pada indikator 5 hidup Fasciola hepatica dan Trematoda. Dari hasil
adalah siswa tidak mengetahui peran dari bagian tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa tidak
tubuh hewan. Dari hasil yang telah diperoleh dapat memahami penggunaan istilah terutama pada
disimpulkan bahwa siswa kesulitan dalam urutan daur hidup sehingga siswa cenderung
mengklasifikasikan hewan berdasarkan ciri-ciri yang terjebak dalam memilih jawaban yang benar. Dari
diberikan. Hal ini didukung juga pada penelitian soal nomor 5 dan 20, memiliki jawaban yang sama
Alawiyah, dkk (2016) yang menyatakan bahwa karena Fasciola hepatica merupakan contoh
siswa tidak memahami konsep pengklasifikasian spesies dari kelas Trematoda. Jika siswa memahami
sehingga siswa sulit untuk menentukan klasifikasi pengertian dari tiap fase siklus hidup, maka siswa
hewan berdasarkan ciri yang diberikan. Banyaknya tentu akan dapat menjawab kedua soal tersebut
dengan benar. Fitarahmawati (2017) menyatakan
83
Tamba, Napitupulu, & Sidabukke / Jurnal Pelita Pendidikan 8 (1) (2020) 080 - 088
bahwa aspek kognitif menganalisis merupakan dikarenakan pada soal C6, siswa dituntut untuk
yang paling sulit bagi siswa dengan persentase membuat ide atau gagasan baru berdasarkan
kesulitan mencapai 80,3 %. Hal ini disebabkan pengetahuan yang sudah didapatkan. Hal ini juga
karena pada aspek kognitif C4, siswa dituntut untuk didukung oleh penelitian Lubis, dkk (2017) yang
dapat menganalisis dan memahami hubungan menyatakan aspek kognitif C6 memiliki tingkat
antar bagian materi yang sudah dipelajari. kesulitan yang paling tinggi bagi siswa dengan
Aspek kognitif C5 termasuk ke dalam persentase mencapai 72,36%. Pada aspek ini, siswa
kategori kesulitan sedang dengan persentase dituntut untuk menyusun elemen-elemen menjadi
54,44%. Adapun soal C5 terdiri dari 3 soal dan 2 produk yang baru.
indikator. Indikator 1 terdiri dari 2 soal, dan
indikator 4 terdiri dari 1 soal. Kesulitan pada Aspek Indikator
indikator 1 yaitu siswa tidak mengetahui ciri-ciri Dari Gambar 2, hasil penelitian di SMA
hewan yang ditanyakan sehingga siswa tidak dapat Negeri 11 Medan, didapatkan bahwa tingkat
menjawab soal. Kesulitan pada indikator 4 yaitu kesulitan belajar siswa pada materi Invertebrata
siswa tidak memahami istilah dalam siklus hidup tergolong sangat tinggi. Urutan persentase
Aurelia aurita sehingga siswa kesulitan dalam kesulitan belajar yang paling tinggi ke rendah yaitu
menentukan urutan siklus hidupnya. Berdasarkan indikator 2 (dasar klasifikasi Invertebrata), indikator
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pada soal 4 (siklus hidup Invertebrata), indikator 1 (ciri umum
C5, kesulitan yang sama ditemukan lagi, yaitu siswa Invertebrata), indikator 6 (peranan Invertebrata),
tidak memahami dasar klasifikasi dan istilah yang indikator 3 (contoh spesies Invertebrata) dan
digunakan dalam materi tersebut. Irmayanti, dkk indikator 5 (sistem metabolisme Invertebrata).
(2017) menyatakan bahwa tingkat kesulitan soal Indikator ciri-ciri umum Invertebrata
pada aspek kognitif C5 termasuk dalam tingkat 52,47% termasuk dalam kategori sedang, indikator
kesulitan sangat tinggi mencapai 63,85%. Hal ini dasar klasifikasi Invertebrata sebesar 64,07%
disebabkan karena pemahaman tentang konsep termasuk dalam kategori tinggi, indikator contoh
materi belum memadai untuk dapat menjawab soal spesies Invertebrata sebesar 53,70% termasuk
pada tingkat kognitif evaluasi ini. dalam kategori sedang, indikator siklus hidup
Aspek kognitif C6 termasuk ke dalam Inverebrata sebesar 55,14% termasuk dalam
kategori kesulitan tinggi dengan persentase kategori sedang, indikator sistem metabolisme
61,67%. Soal C6 terdiri dari 2 soal dan 1 indikator Invertebrata sebesar 35,56% termasuk dalam
yaitu indikator 6. Soal C6 merupakan soal dengan kategori rendah, indikator peranan Invertebrata
tingkat kesulitan paling tinggi dan sulit juga untuk sebesar 51,11% termasuk dalam kategori sedang.
dimasukkan ke dalam soal pilihan berganda. Hal ini
70.00
64.07
60.00 52.47 46.27 55.14
Persentase Kesulitan SIswa
50.00 51.11
40.00 35.56
30.00
20.00
10.00
0.00
I1 I2 I3 I4 I5 I6
Indikator Pembelajaran
Keterangan:
I1 Ciri Umum I3 Contoh Spesies I5 Sistem Metabolisme
I2 Dasar klasifikasi I4 Siklus Hidup I6 Peranan Invertebrata
84
Tamba, Napitupulu, & Sidabukke / Jurnal Pelita Pendidikan 8 (1) (2020) 080 - 088
Dari data tersebut terlihat bahwa siswa masing-masing filum dengan menunjukkan gambar
cenderung mengalami kesulitan belajar pada lalu meminta siswa melakukan pengamatan pada
materi dasar klasifikasi Invertebrata dan siswa spesimen yang ada. Hal ini tentu dapat merangsang
cenderung tidak mengalami kesulitan pada materi rasa ingin tahu siswa terhadap hal yang tidak
sistem metabolisme pada Invertebrata. Dalam pernah dilihat atau diamati siswa.
penelitian ini ditemukan bahwa soal Indikator 1 dan Materi siklus hidup (indikator 4) dan sistem
indikator 2 mengelompokan hewan berdasarkan metabolisme (indikator 5) memiliki banyak istilah
ciri-ciri yang diberikan sulit untuk ditentukan dan hapalan. Siswa harus bisa mengingat urutan
karena siswa tidak memahami ciri-ciri tiap filum siklus hidup dengan benar. Oleh karena itu, guru
Invertebrata. Untuk menghadapi permasalahan harus menemukan metode pembelajaran agar
yang dialami siswa, guru diharapkan untuk siswa mampu menguasai materi ini. Abdillah (2014)
menemukan model pembelajaran yang sesuai agar menyatakan bahwa Learning cycle disertai mind-
siswa dapat memahami materi dengan baik. mapping berpengaruh dalam pencapaian tujuan
Mahardika (2016) menyatakan bahwa penggunaan pembelajaran sistem reproduksi Invertebrata
model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mencapai 64,38%. Siswa dapat berpikir secara
berpengaruh dalam peningkatan hasil belajar siswa kreatif sesuai pemahamannya dan mencatat
pada materi Invertebrata terutama pada indikator pemahaman atau gagasan yang didapat pada tahap
pengklasifikasian, ciri-ciri anatomi dan morfologi eksplorasi, ekspalanasi, dan elaborasi sehingga
serta soal dalam tingkat kognitif C1 dan C3. siswa tidak hanya mengingat tapi juga memahami
Penggunaan model ini membuat siswa lebih aktif setiap istilah dalam siklus hidup Invertebrata.
dalam berdiskusi dan guru tetap ikut berperan serta
dalam proses pembelajaran sehingga tingkat Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
penguasaan siswa terhadap materi lebih tinggi Terdapat dua jenis faktor penyebab
dibanding dengan menggunakan metode kesulitan belajar siswa yaitu faktor eksternal dan
konvensional. faktor interal. Adapun faktor internal penyebab
Pada indikator 3 contoh spesies kesulitan belajar siswa adalah faktor kesehatan,
Invertebratadan indikator 6 peranan Invertebrata intelegensi, minat, motivasi, dan psikiatik.
siswa mengalami kesulitan dalam menemukan dan Sedangkan faktor eksternal terdiri dari faktor
mengingat contoh dari hewan Invertebrata serta keluarga, sekolah, guru, materi dan media. Dari
pernannya karena contoh spesiesnya pada Gambar 3, dilihat bahwa faktor internal cukup
beberapa filum kurang familiar bagi siswa, Untuk menghambat proses belajar siswa di SMA Negeri 11
menyampaikan materi ini, model pembelajaran Medan. Faktor kesehatan mendapat persentase
Picture and picture bisa digunakan oleh guru agar tertinggi dengan jawaban positif mencapai 78,70%
siswa dapat melihat contoh spesiesnya. Guru tidak menunjukkan bahwa kesehatan tidak menjadi
bisa hanya mengandalkan gambar dari buku, penyebab kesulitan belajar sedangkan faktor
sehingga referensi tambahan diperlukan. psikiatik memiliki persentase jawaban positif
Handayani (2013) menyatakan bahwa model terendah dengan 51,57%. Hal ini menunjukkan
pembelajaran Picture and picture dapat bahwa faktor psikiatik mempengaruhi kesulitan
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. belajar yang dialami siswa.
Pada model ini, guru menjelaskan karakteristik
85
Tamba, Napitupulu, & Sidabukke / Jurnal Pelita Pendidikan 8 (1) (2020) 080 - 088
90.00%
80.00% 78.70%
68.06%
70.00%
55.97% 58.54%
60.00% 51.57%
Persentase
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
F1 F2 F3 F4 F5
Keterangan:
F1 Faktor Kesehatan F3 Faktor Minat F5 Faktor Psikiatik
F2 Faktor Intelegensi F4 Faktor Motivasi
90.00%
81.53%
80.00%
70.00% 68.17%
63.47% 62.92%
60.00%
Persentase
50.00% 48.94%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Keluarga Sekolah Guru Materi Media
Dari Gambar 4 dapat dilihat bahwa faktor dengan 62,92% yang menunjukan bahwa media
eksternal menjadi hambatan bagi siswa dalam menjadi penyebab kesulitan belajar siswa.
belajar pada materi Invertebrata. Faktor guru Persentase pengaruh faktor eksternal
mendapat persentase jawaban positif paling tinggi penyebab kesulitan belajar meliputi : faktor
dengan 81,53 % menunjukan bahwa guru tidak keluarga sebesar 63,47% termasuk dalam kategori
menjadi penyebab kesulitan belajar siswa. Faktor cukup menghambat ; faktor sekolah sebesar
media mendapat persentase jawaban positif 68,17% termasuk dalam kategori cukup
86
Tamba, Napitupulu, & Sidabukke / Jurnal Pelita Pendidikan 8 (1) (2020) 080 - 088
menghambat ; faktor guru sebesar 81,53% siswa pada materi Invertebrata di kelas X SMA
termasuk dalam kategori tidak menghambat; faktor Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2017/2018
materi sebesar 48,94% termasuk dalam kategori dari aspek kognitif yang paling dominan adalah
menghambat; faktor media sebesar 62,92% pada soal analisis (C4) sebesar 65,00 %, soal kreasi
termasuk dalam kategori cukup menghambat. (C6) sebesar 61,67 % dan soal aplikasi (C3) sebesar
Dari hasil yang didapat, ditemukan bahwa 60,67 %. Tingkat kesulitan belajar siswa pada materi
guru tidak menjadi faktor penyebab kesulitan Invertebrata di kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun
belajar siswa, namun siswa tetap mengalami Pembelajaran 2017/2018 dari aspek indikator yang
kesulitan yang cukup tinggi. Materi menjadi paling dominan adalah pada indikator 2 (dasar
masalah besar bagi siswa. Siswa beranggapan klasifikasi Invertebrata) sebesar 64,07 %, hal ini
bahwa materi Invertebrata sangat sulit dan disebabkan karena siswa tidak dapat memahami
memiliki cakupan yang sangat luas dan asing. Hal ini dan mengingat konsep dasar klasifikasi pada
juga menunjukan bahwa, walaupun cara guru Invertebrata. Faktor-faktor penghambat yang
mengajar menyenangkan, namun belum tentu menyebabkan kesulitan belajar siswa pada pada
siswa mencapai ketuntasan hasil belajar. Dari hasil materi Invertebrata di kelas X SMA Negeri 11
angket menyatakan bahwa guru seringkali Medan Tahun Pembelajaran 2017/2018 dari faktor
menggunakan metode ceramah di dalam kelas. internal adalah faktor psikiatik dengan persentase
Berdasarkan wawancara dengan guru, menyatakan 51,57%, dan dari faktor eksternal adalah faktor
bahwa guru melakukan metode ceramah untuk materi dengan persentase 48,94%.
menyampaikan materi lalu meminta siswa untuk
melakukan diskusi kelompok dan presentasi di DAFTAR PUSTAKA
depan kelas.
Dengan demikian, maka guru perlu Abdillah, B., (2014), Efektivitas Learning Cycle
memperbaharui cara mengajar dan variasi metode Disertai Mind Mapping Terhadap Hasil
Belajar Siswa SMA Sub Materi Invertebrata,
belajar. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
Artikel Penelitian, Universitas Tanjung Pura :
cocok digunakan untuk mengajarkan materi Pontianak
Invertebrata pada indikator ciri-ciri dan dasar
Alawiyah, H., Muldayanti, N., Setiadi, A., (2016),
klasifikasi Invertebrata, sedangkan untuk Analisis Kesulitan Belajar Siswa Dalam
mengajarkan materi contoh spesies Invertebrata, Memahami Materi Invertebrata di Kelas X
guru dapat menggunakan model Picture and MAN 2 Pontianak, Jurnal Biologi Education,
picture di dalam kelas. Model pembelajaran 3(2), 9-20.
Learning cycle dengan mind-mapping juga cocok Cimer, A., (2012), What Makes Biology Learning
digunakan dalam materi Invertebrata pada Difficult and Effective: Student’s View,
indikator ciri-ciri, dasar klasifikasi Invertebrata, dan Educational Research and Reviews, 7(3), 61-
71.
siklus hidup Invertebrata.
Selain itu, Slameto (2013) menyatakan Dalyono, M., (2005), Psikologi Pendidikan, Rineka
Cipta, Jakarta.
bahwa faktor sekolah yang mempengaruhi belajar
Fitarahmawati, Sukiya, (2017), Analisis Kesulitan
siswa mencakup metode mengajar, kurikulum,
Belajar Biologi Materi Protista MAN di
relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,
Kabupaten Wonosobo Tahun Ajaran
disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, 2016/2017, Jurnal Prodi Pendidikan Biologi,
keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. 6(7), 403-413.
Oleh sebab itu diperlukan dukungan dari semua Handayani, D., (2013), Penerapan Model
komponen sekolah agar terwujudnya tujuan belajar Pembelajaran Picture And Picture
yang diharapkan. Berbantuan Spesimen Pada Materi
Invertebrata, Unnes Journal of Biology
KESIMPULAN Education, 2(3), 321-328.
Berdasarkan hasil analisis data dan Huda, A.I., Harahap, F., Edi, S., (2017), Analysis of
Biological Difficulties in Studying Tissue
pembahasan hasil penelitian, peneliti dapat
Culture at State University of Medan,
menyimpulkan bahwa, tingkat kesulitan belajar
87
Tamba, Napitupulu, & Sidabukke / Jurnal Pelita Pendidikan 8 (1) (2020) 080 - 088
88