Jurnal
Jurnal
Jurnal
Ria Afrita
riaafrita215@gmail.com
samsuar A. Rani, MA
Samsuartba@gmail.com
ABSTRAK
Setiap orang tua pasti memiliki cara tersendiri dalam mendidik anaknya, begitu
juga dengan ibu single parent, pasti memiliki cara tersendiri dalam mendidik
anaknya. Sebagai ibu single parent tentu sangat berat dalam menjalani kehidupan
serta tanggung jawab dalam mendidik dan mengasuh anaknya, selain harus
mendidik anak, ibu single parent juga harus bekerja demi memenuhi kebutuhan
keluarganya. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola asuh ibu single parent
dalam mendidik anak di Gampong Suak Ribee. Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dari hasil penelitian diketahui bahwa
dari kesebelas ibu single parent yang berada di Gampong Suak Ribee menerapkan
pola asuh demokratis, yaitu dalam mengasuh tidak terlalu menekankan kemauan
mereka, akan tetapi mendengarkan juga apa kata anak dan kemauan anak, serta
memberikan rasa kasih sayang yang penuh kepada anak.
Abstract
Every parent must have their own way of educating their children, as well as
single parent mothers, must have their own way of educating their children. As a
single parent mother, it is certainly very difficult to live life and have
responsibilities in educating and caring for their children, besides having to
educate children, single parent mothers also have to work to meet the needs of
their families. This study aims to determine the parenting pattern of single parent
mothers in educating children in Gampong Suak Ribee. This study used
descriptive qualitative method. Data collection techniques in this study were
observation, interviews, and documentation. From the results of the study, it was
found that out of the eleven single parent mothers in Gampong Suak Ribee, they
applied democratic parenting, namely in parenting not too much emphasis on their
will, but also listening to what the child said and the child's will, and giving full
affection to the child. .
PENDAHULUAN
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami dan
istri. Menjadi orang tua merupakan salah satu tugas manusia sebagai makhluk
sosial. Dua komponen pertama, ayah dan ibu dapat dikatakan sebagai komponen
yang sangat menentukan kehidupan anak. (Taufik : 2014) Keluarga adalah
kelompok primer yang paling penting di dalam masyarakat. Keluarga merupakan
sebuah grup yang terbentuk dari hubungan laki-laki dan wanita, hubungan mana
sedikit banyak berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-
anak. Lingkungan pertama yang ditemui seorang anak adalah keluarga yang
terdiri dari ayah, ibu, dan saudara. Dalam interaksinya seorang anak mengadaptasi
dari apa yang dilihat dan dipelajari didalam keluarga. (Qurrotu Ayun : 2017)
Keluarga yang lengkap merupakan suatu hal yang sangat diharapkan oleh semua
orang. Tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa permasalahan yang terjadi dalam rumah
tangga bisa mengakibatkan berakhirnya keutuhan rumah tangga yang telah
terjalani sehingga berakhir pada perceraian. Bukan hanya perceraian saja
perpisahan keluarga juga bisa disebabkan oleh kematian salah satu pihak entah itu
ibu ataupun ayah yang dalam masyarakat sering disebut dengan istilah single
parent. (Zahrotul : 2013) Pada masa sekarang ini banyak sekali permasalahan-
permasalahan yang terjadi dalam rumah tangga, yang mana mengakibatkan
keluarga menjadi keluarga single parent. Single parent adalah orang tua tunggal
artinya orang tua yang mengasuh dan mengurusi rumah tangga dengan seorang
diri tanpa adanya pasangan yang mendampingi. Semua wanita tidak ada yang
ingin menjadi single parent, karena itu bukanlah sebuah pilihan ataupun
keinginan mereka melainkan suatu kondisi yang mana kondisi tersebut harus tetap
dijalankan. Status itu bisa menimpa siapa saja, entah itu ibu rumah tangga biasa
atau wanita karir. (Zahrotul : 2013).
Orang tua sebagai single parent harus menjalankan perannya dalam keluarga
untuk kelangsungan hidup keluargannya, terutama bagi seorang ibu yang
menjalankan fungsi keluargannya dalam mendidik dan mengasuh anak-anaknya.
Pengasuhan anak menjadi sangat penting dalam membentuk karakter, moralitas,
pengetahuan, keterampilan dan life skill yang memadai bagi anak. Oleh sebab itu
tugas dan tanggung jawab dalam menyukseskan pengasuhan anak sejak dini
sangat besar, mengingat dari keluargalah seoarang anak lahir dan berkembang.
(Istina Rakhmawati : 2013) Setiap Orang tua memiliki pola asuh yang berbeda
dalam mendidik anak- anaknya dan biasanya diturunkan oleh pola asuh yang
diterima dari orang tua sebelumnya. Pola asuh dapat didefinisikan sebagai pola
interaksi antara anak dengan orang tua yang meliputi pemenuhan kebutuhan fisik
(seperti makan, minum dan lain-lain) dan kebutuhan psikologis (seperti rasa
aman, kasih sayang dan lain-lain), serta sosialisasi norma-norma yang berlaku di
masyarakat agar anak dapat hidup selaras dengan lingkungannya. Dengan kata
lain, pola asuh juga meliputi pola interaksi orang tua dengan anak dalam rangka
pendidikan karakter anak. Jadi gaya yang diperankan orang tua dalam
mengembangkan karakter anak sangat penting, apakah ia otoriter, demokratis atau
permisif. (Qurrotu Ayun : 2017).
TINJAUAN LITERATUR
Pola Asuh
Kata pola asuh berasal dari dua kata yaitu pola dan asuh. “Pola” adalah gambaran
yang dipakai untuk contoh batik, ragi, (corak batik atau tenun), potongan kertas
yang dipakai contoh membuat baju dan sebagainnya patron, model. (W.J.S
Poerwadarminto: 1995) Sedangkan “Asuh” adalah menjaga (merawat dan
mendidik) anak kecil, memimpin (membantu, melatih) orang tua atau negara agar
dapat berdiri sendiri, menyelenggarakan atau memimpin sekolah, siaran radio
untuk anak-anak. (W.J.S Poerwadarminto : 1995) Dalam penelitian ini yang
dimaksud pola asuh yaitu sistem atau pola yang diterapkan orang tua dalam
mendidik anak-anaknya. Pola asuh merupakan bagian dari proses orang tua dalam
pemeliharaan anaknya dengan adanya rasa kasih sayang dan ketulusan cinta dari
kedua orang tuanya. Dalam sumber lain pola asuh orang tua adalah perawatan,
pendidikan, dan pembelajaran yang diberikan orang tua terhadap anak mulai dari
lahir hingga dewasa. (Rifa Hidayah : 2009) Pola asuh tidak pernah lepas dari
adanya sebuah keluarga, dalam hal ini adalah orang tua sianak. Sebagai orang tua
diharuskan untuk mempunyai waktu untuk berkumpul bersama dengan keluarga,
agar keluarga menjadi harrmonis, saling menghargai satu sama lain. Peran orang
tua yaitu ayah dan ibu dalam mengasuh dan mendidik anak sangat berpengaruh
untuk perkembangan jiwa anak mulai dari hal-hal negatif dan positif. (Muhammad
Farhan : 2020).
(ٔ
Terjemahnya: “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup)
berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku
Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu.
Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku,
kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan
mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar”. (QS. As-Saffat 37:
Ayat 102).
Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa pola asuh yang sangat demokratis
dicontohkan oleh Nabi Ibrahim, dimana Ismail dibesarkan, tumbuh dan
berkembang secara optimal sehingga dia memiliki kepribadian yang kuat dan
dapat mengembangkan segala kreativitasnya dengan baik. Dalam
menyelesaikan segala hal diselesaikan secara musyawarah (demokratis)
sehingga memperoleh hasil yang positif. Orang tua sebagai pendidik tidak
sekedar memberikan pelajaran tetapi juga memberikan contoh tauladan yang
baik kepada ankanya. Dengan adanya ransangan-ransangan dari orang tua
untuk anak berbuat baik, diharapkan bahwa pada anak dapat tertanam nilai-
nilai moral yang baik. (Pathil Abror : 2016).
Single Parent
Single parent berasal dari bahasa Inggris yang terdiri dari dua kata yaitu single
(sendiri/tungggal) dan parent (orang tua). Jadi kata single parent memiliki arti
orang tua tunggal/sendiri. Single parent adalah orang tua yang tinggal dalam
rumah tangga yang sendirian saja, bisa ibu atau bapak saja. (Mappiare Andy :
1993) Hal ini bisa disebabkan karena perceraian atau ditinggal mati pasangannya.
Single parent merupakan suatu kondisi dimana orang tua tunggal merawat dan
membesarkan anaknya sendiri tanpa kehadiran salah satu orang tua baik ayah
ataupun ibunya. Pengertian single parent secara umum adalah orang tua tunggal.
Single parent mengasuh dan membesarkan anak-anak mereka sendiri tanpa
bantuan pasangan, baik itu pihak suami maupun pihak istri. Single parent
memiliki kewajiban yang sangat besar dalam mengatur keluarganya. Keluarga
single parent memiliki permasalahan paling rumit dibandingkan keluarga yang
memiliki ayah atau ibu, single parent dapat terjadi akibat kematian ataupun
perceraian. (Zahrotul Laiyliyah : 2013) Single parent juga dapat di defenisikan
sebagai seorang perempuan tangguh. Segala hal berkenaan rumah tangga
ditanggung sendiri. Mulai membereskan rumah, mencari nafkah keluarga,
dilakoni sendiri. Dalam posisi ini, seorang wanita diharuskan untuk bisa berperan
ganda, menjadi ibu sekaligus ayah bagi anakanaknya. Tugas pun semakin besar,
yang mengasuh, membesarkan, dan mendidik anak-anak, juga ia harus menjadi
tulang punggung keluarga dalam mencari nafkah. Semua ini bukanlah hal yang
mudah. Apalagi jika dialami kaum perempuan yang manja, kurang tangguh, dan
sangat bergantung pada orang lain. Terlebih ketika sebelumnya ia sama sekali
tidak terbiasa menjalani kehidupan berat, karena selama ini sudah terpenuhi
suaminya ketika masih bersama. (Succy Primayuni : 2019) Wanita single parent
harus pandai membagi waktu, melengkapi statusnya sebagai ayah dan ibu
sekaligus. Perannya sebagai ayah, sebagai pemimpin keluarga kecil yang
dimilikinya. Kemandirian dalam mengambil keputusan dan membuat kebijakan
secara mandiri untuk keluarga kecilnya. Selain itu harus menafkahi kebutuhan
hidup dalam keluarganya. Perannya sebagai ibu, yaitu menjalankan kodratnya
sebagai perempuan, meliputi mengasuh dan membesarkan anaknya, serta hal-hal
yang ada dalam rumah. Walaupun dalam kondisi bekerja, tetap harus memonitor
apa yang terjadi di dalam rumah. Mempersiapkan kemandirian untuk mental si
anak juga sangat perlu. Kasih sayang adalah kunci segala-galanya. Memberi
pengertian kepada anak pelan-pelan dengan menyesuaikan usianya. Tidak bisa
dihindari, anak akan mengalami dampak psikologis yang akan mempengaruhi
terhadap perilakunya di rumah, sekolah, dan masyarakat. Menumbuhkan
kepercayaan dirinya dan meningkatkan rasa nyaman merupakan tugas utama.
Anak merupakan skala prioritas, karena tanpa itu semua karir dan peran yang
dijalani akan sia-sia. . (Succy Primayuni : 2019).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian lapangan yaitu suatu penelitian yang dilakukan
dengan terjun langsung kelapangan untuk memproleh data yang diperlukan.
Dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Adapun yang dimaksud
deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar. Ditunjukkan untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik
fenomena yang bersifat alamiah maupun rekayasa manusia. Sedangkan
pendekatan kualitatif adalah penelitian yang tidak menggunakan angka dalam
pengumpulan data dalam memberikan penafsiran terhadap hasilnnya. (Nana
Syaodih Sukmadinata : 2016).
DATA HASIL PENELITIAN
Ibu S mengatakan, “Kalau saya terserah apa kata anak, apa yang di
inginkan anak yang penting baik, misalkan seperti ingin masuk
sekolah, dia meminta sekolah yang dia inginkan, saya turuti saja
yang penting anak saya sukses”.
HASIL PENELITIAN
1. Pola Asuh Ibu Single Parent di Gampong Suak Ribee
Ibu single parent yang berada di Gampong Suak Ribee menjadi ibu
sekaligus ayah untuk anak-anaknya, adapun kesebelas single parent yang
ada di Gampong Suak Ribee sudah sangat baik dalam mendidik atau
mengasuh anak-anaknya, yang mana dalam mendidik anak mereka
menggunakan pola asuh demokratis, yaitu mereka dalam mengasuh tidak
terlalu menekankan kemauan mereka, akan tetapi mendengarkan juga apa
kata anak dan apa kemauan anak, agar anak tersebut tidak merasa
tertekan dan tidak merasa terbebani. Begitu juga dalam hal memberi
pelajaran kepada anak, kesebelas ibu single parent tersebut ketika anak
mereka melakukan kesalahan tidak langsung memarahi anak, akan tetapi
memberi nasehat dan bimbingan kepada anak, dan mengajari kepada
anak mana yang benar dan mana yang salah, selain itu anak-anak mereka
juga sangat patuh dan tidak pernah membantah apa yang dikatakan orang
tuanya. Ibu single parent yang berada di Gampong Suak Ribe juga selalu
membuat anak nya bahagia dengan caranya sendiri, seperti menuruti
keinginan anaknya asalkan apa yang diinginkan anaknya baik menurut
ibunya, ada juga dengan membawa anaknya jalan-jalan sore, walaupun
ada yang sibuk bekerja, akan tetapi mereka selalu meluangkan waktu
untuk anak-anak mereka agar anak-anak mereka terlihat bahagia dan
ceria walaupun tanpa seorang ayah.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat dikatakan pola
asuh ibu single parent di Gampong Suak Ribee sudah sangat baik dalam mendidik
anak, pernyataan ini didasari dari hasil temuan peneliti yaitu :
1. Dilihat dari pola asuh ibu single parent dalam mendidik anak yaitu
dengan cara penuh rasa kasih sayang, mengajarkan anak yang mana yang
benar dan yang mana yang salah, dan dalam mendidik anak adanya rasa
kompromi dengan anak, yang mana apapun persoalan di setujui dulu
bersama-sama sehingga anak tidak merasa terbebani dalam pengasuhan
ibu dan menjadi anak yang berbakti kepada orang tua dan tidak pernah
membantah apa yang dikatakan orang tua.
REFERENCE