Korosi Besi 2
Korosi Besi 2
Korosi Besi 2
Praktikan : Kelompok 4
Ketua : Aracely Psalmia Kusliawan (05)
Anggota : 1) Adrienne Valenzia Gowin (01)
2) Darren Ang (11)
3) Jovander A. Khosasih (21)
4) Vivian Limanto (31)
Pencegahan korosi merupakan salah satu masalah penting dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi modern. Besi adalah salah satu dari jenis banyak logam yang penggunaannya sangat
luas dalam kehidupan sehari-hari. Namun kekurangan dari besi ini adalah sifatnya yang mudah
mengalami korosi. Besi yang telah mengalami korosi akan kehilangan nilai jual dan fungsi
komersialnya. Ini tentu saja akan merugikan sekaligus membahayakan. Besi merupakan logam
yang menempati urutan kedua yang umum terdapat pada kerak bumi. Besi cukup reaktif dan
bila dibiarkan di udara terbuka untuk beberapa lama mengalami perubahan warna yang lazim
disebut perkaratan besi. Proses perubahan besi menjadi besi berkarat merupakan reaksi redoks
yang mengikat oksigen:
Fe(s) + O2 → Fe2O3
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi besi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan,
struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumitan yang ada dalam bahannya, teknik
pencampuran bahan dan sebagainya. Faktor dari lingkungan meliputi, tingkat pencemaan
udara, suhu kelembapan, keberadaan zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-
bahan korosif ( yang dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik
dalam bentuk senyawa anorganik maupun organik. Penguapan dan pelepasan bahan-bahan
korosif ke udara dapat mempercepat proses korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam
atau terlalu basa dapat mempercepat proses korosi peralatan elektronik yang ada dalam ruangan
tersebut.
III. Alat dan Bahan
Alat : Bahan :
1. Tabung reaksi 1. Agar-agar
2. Paku 2. Padatan NaCl
3. Cawan petri 3. Indikator fenolftalein
4. Lempengan logam zink 4. Larutan K3Fe(CN)6 5%
5. Lempengan logam tembaga 5. Aquades
6. Pita magnesium 6. Pemanas air
Letakkan pasangan logam dan paku tersebut ke dalam cawan petri. Lakukan hal yang
sama pada paku lain dengan menggunakan lempengan logam zink dan tembaga
masing-masing paku dan letakkan pada cawan petri, kemudian tuangkan larutan agar-
agar yang masih hangat yang mengandung NaCl, K3Fe(CN)6 dan fenolftalein ke
dalam cawan-cawan itu sehingga paku-paku tertutup semua. Catatlah hasil
pengamatan setelah beberapa menit.
Catatan
Larutan agar-agar dibuat dengan cara berikut : tambahkan 6 gram agar-agar dan 15
gram NaCl dalam 500 ml air dan panaskan sampai larut semuanya. Tambahkan 10 ml
larutan K3Fe(CN)6 5% dan 4 ml larutan fenolftalein. Larutan agar-agar hendaknya
dibiarkan agar suhunya turun sampai ke suhu kamar sebelum dituangkan ke dalam
cawan petri.
V. Data Pengamatan
1. Percobaan Pendahuluan
2. Dengan menggunakan daftar potensial elektrode, apakah hasil pengamatan pada cara
kerja nomor 3 sesuai dengan yang diharapkan? Jelaskan!
Ya. Dimana logam tembaga yang memiliki E° lebih besar atau lebih positif daripada Fe,
hal ini dapat terlihat dari logam tembaga (Cu: +0,34 volt). Sedangkan potensial elektrode
besi (Fe) sendiri adalah (-0,44 volt). Sehingga paku (Fe) akan lebih mudah teroksidasi
ketika dililiti logam tembaga (Cu), karena logam tersebut memiliki elektrode yang lebih
besar daripada besi (Fe). Hal inilah yang mengakibatkan besi lebih mudah berkarat
(potensial reduksi besi lebih negatif daripada Cu (logam tembaga). Sedangkan, pada
logam magnesium (Mg) dan logam seng (Zn) yang memiliki E° yang lebih kecil/ lebih
rendah atau negatif daripada Fe, hal ini dapat terlihat dari logam magnesium (Mg: -2,375
volt) adalah yang terendah dan logam seng (Zn: -0,76 volt), sedangkan pada paku (Fe)
yang memiliki potensial elektrode yang mengakibatkan paku (Fe) akan lebih sulit
teroksidasi ketika dililiti logam magnesium (Mg) karena logam magnesium (Mg: -2,375
volt) memiliki potensial elektrode yang lebih kecil daripada besi (Fe) (Fe: -0,44 volt).
3. Logam manakah yang dapat mencegah dan logam mana yang mempercepat korosi?
Apakah logam itu mempunyai potensial elektrode lebih positif atau lebih negatif
daripada besi?
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat terlihat bahwa yang dapat melindungi besi
dari karat adalah paku yang dililitkan dengan logam magnesium (Mg) dan juga paku
yang dililitkan logam seng (Zn) yang bertindak sebagai anode. Hal ini disebabkan karena
logam magnesium dan logam seng memiliki E° lebih negatif atau lebih kecil daripada Fe
sehingga bersifat oksidasi. Sedangkan yang dapat mempercepat karat pada besi adalah
paku yang dililitkan pada logam tembaga (Cu) yang bertindak sebagai katode. Hal ini
disebabkan karena logam tembaga memiliki E° lebih positif atau lebih besar daripada Fe
sehingga bersifat reduksi.
VII. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan:
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat kami simpulkan bahwa, paku biasa akan
mengalami karat karena adanya oksidasi yang terlihat pada warnanya yang berubah
menjadi hijau kebiruan. Hal ini dipercepat oleh keberadaan larutan elektrolit dalam cawan
petri. Pada paku yang dililitkan logam magnesium dan juga pada paku yang dililitkan pada
logam seng dapat melindungi besi dari peristiwa karat.
Pada paku yang dililitkan pada logam tembaga dapat semakin mempercepat peristiwa
karat.
Semakin kecil nilai E° logam maka logam tersebut akan semakin mudah mengalami korosi
jika didekatkan atau dibandingkan dengan logam lain yang memiliki nilai E°lebih besar.
Saran:
Pada percobaan korosi besi di atas, praktikan disarankan untuk membersihkan paku dan
lempengan logam terlebih dahulu sebelum digunakan dan juga disarankan untuk lebih teliti
dalam melakukan pengamatan agar mendapatkan hasil yang maksimal.