Bella Pitaloka
Bella Pitaloka
Bella Pitaloka
TESIS
Oleh
BELLA PITALOKA
NIM. 166090300011007
PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
TESIS
Oleh
BELLA PITALOKA
NIM. 166090300011007
Menyetujui,
KOMISI PEMBIMBING
Ketua Anggota
Mengetahui
Ketua Program Studi S2 Fisika
ii
IDENTITAS TIM PENGUJI
JUDUL TESIS:
PENGEMBANGAN BIOELECTRICAL IMPEDANCE SPECTROMETER
(BIS) YANG BEKERJA SECARA CEPAT DENGAN FASILITAS BODE
DAN NYQUIST PLOT
KOMISI PEMBIMBING
Ketua : Dr. Eng. Didik R. Santoso, M.Si
Anggota : Chomsin S. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS
saya, di dalam naskah Tesis ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan
oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan
tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang
lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam
Apabila ternyata di dalam naskah tesis ini dapat dibuktikan terdapat unsur-
unsur jiplakan (plagiat) tesis, saya bersedia Tesis (MAGISTER) dibatalkan, serta
Materai
6000
Bella Pitaloka
NIM. 166090300011007
iv
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Kec. Kademangan Kab. Blitar pada tahun 1999. Pada tahun 2001 penulis
dengan program studi Instrumentasi pada tahun 2012 dan lulus pada tahun 2016.
Pada tahun 2017 penulis melanjutkan pendidikan S2 pada program studi Ilmu
Bella Pitaloka
NIM. 166090300011007
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Bella Pitaloka
NIM. 166090300011007
vi
ACKNOWLEDGEMENT
Maret 2019.
vii
PENGEMBANGAN BIOELECTRICAL IMPEDANCE SPECTROMETER
(BIS) YANG BEKERJA SECARA CEPAT DENGAN FASILITAS BODE
DAN NYQUIST PLOT
ABSTRAK
bioelektrik spektrometer. Sistem ini terdiri dari pengukuran elektroda, sumber arus
bekerja dengan frekuensi dari 100 Hz hingga 100 kHz dengan nilai arus yang dapat
dan GPD (gain and phase detector) AD8302. AD8302 digunakan untuk mendeteksi
perbedaan amplitudo dari referensi dan bahan uji dengan kisaran -30dB hingga
30dB, serta perbedaan fase dari -90 derajat hingga 90 derajat. Data yang telah
impedansi dan fase dihitung secara otomatis oleh perangkat lunak. Data
ditampilkan dalam bentuk plot Bode dan plot Nyquist. Hasil penelitian
konsentrasi larutan asam yang dicampur dalam air mineral. Hanya sekitar 1 menit
viii
DEVELOPMENT OF BIOELECTRICAL IMPEDANCE
SPECTROMETER (BIS) FAST WORKED WITH BODE AND NYQUIST
PLOT FACILITIES
ABSTRACT
data processing and display software. The AC current source can work with
frequency from 100 Hz to 100 kHz with a current value that can be controlled via
a PC. Data acquisition is made using a microcontroller, ADC and AD8302 GPD.
materials with range of -30dB to 30dB, as well as phase differences from -90
degrees to 90 degrees. Data that has been processed by the microcontroller is sent
to the software for processing. Impedance and phase values are calculated
automatically by the software. Data is displayed in the form of Bode plot and
Nyquist plot. The experimental results show that the developed system is able to
distinguish changes in the concentration of acid mixed in mineral water. It’s only
ix
KATA PENGANTAR
Yang Bekerja Secara Cepat Dengan Fasilitas Bode Dan Nyquist Plot” dengan
baik.
Penulis menyadari bahwa penyusunan tesis ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu pendapat, kritik, dan saran yang sifatnya membangun sangat
diperlukan untuk perbaikan tesis ini. Semoga segala yang tertulis dalam tesis ini
dapat bermanfaat untuk dipahami bagi penulis dan semua orang yang membacanya
Penulis
x
DAFTAR ISI
xi
3.1 Kerangka Konsep Pemikiran ....................................................................... 37
5.4 Pengujian Menggunakan Bahan Uji dengan Beda Konsentrasi Larutan ..... 68
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Skematik dasar sifat listrik dari membran plasma. Rangkaian yang
menunjukkan kapasitansi membran dan resistansi membran secara
paralel satu sama lain (Goetz and Wilms, 2015). ......................... 13
Gambar 2. 2 Rangkaian Ekuivalen Randles ....................................................... 14
Gambar 2. 3 Representasi ideal dari permitivitas dan konduktivitas jaringan
biologis sebagai fungsi frekuensi. Tiga daerah relaksasi α, β, ɣ,
dicirikan oleh pusat frekuensi F, dan variasi permitivitas ∆ε (El
Hasni et al., 2017) ......................................................................... 15
Gambar 2. 4 Spektrum impedansi sederhana (a) Nyquist plot yang diperoleh dari
data impedansi. dan (b) Pemodelan rangkaian pararel RC tunggal
yang bersesuaian dengan gambar a (Syahril, 2012) ...................... 17
Gambar 2. 5 Nyquist Plot dari Electrical Impedance System sederhana ........... 17
Gambar 2. 6 Bode Plot dari Electrical Impedance System sederhana................ 20
Gambar 2. 7 Gambar sebuah elektroda medan fringing dapat divisualisasikan
sebagai: (a) kapasitor paralel-pelat yang (b) elektroda terbuka untuk
menyediakan (c) akses satu sisi ke MUT (Mamishev et al., 2004)21
Gambar 2. 8 Garis medan listrik pada konfigurasi jarak antar elektroda
(Mamishev et al., 2004)................................................................. 22
Gambar 2. 9 DDS AD9850 ................................................................................ 25
Gambar 2. 10 Konfigurasi Pin DDS AD9850 ...................................................... 26
Gambar 2. 11 Rangkaian Howland Current Source ............................................. 29
Gambar 2. 12 Howland Current Source termodifikasi (Batra and Kapoor, 2012)
....................................................................................................... 31
Gambar 2. 13 Sistem Minimum AD8302 GPD ................................................... 34
Gambar 2. 14 Karakteristik ideal untuk pengukuran Gain and Phase dengan
menggunakan AD8302 .................................................................. 35
Gambar 3. 1 Kerangka Konsep Pemikiran ......................................................... 41
Gambar 4. 1 Desain sistem secara keseluruhan ................................................. 43
Gambar 4. 2 Blok Diagram Sumber Arus .......................................................... 46
Gambar 4. 3 Skematik Modul DDS AD9850..................................................... 47
xiii
Gambar 4. 4 Konfigurasi signal generator berbasis AD9850 dengan
Mikrokontroler .............................................................................. 48
Gambar 4. 5 Skematik Rangkaian V-I Converter Berbasis Howland
Termodifikasi ................................................................................ 50
Gambar 4. 6 Rangkaian pengkondisi sinyal ....................................................... 52
Gambar 4. 7 Skematik rangkaian AD8302 untuk pengukuran Gain-Phase ....... 53
Gambar 4. 8 Konfigurasi AD8302 dengan Mikrokontroler sebagai Pemroses
Sinyal ............................................................................................. 55
Gambar 5. 1 Hasil PCB dari BISDAQ ............................................................... 59
Gambar 5. 2 Pengujian bentuk sinyal keluaran AD9850 dengan frekuensi 1000Hz
....................................................................................................... 60
Gambar 5. 3 Pengujian keluaran nilai tegangan AD9850 dengan rentang
frekuensi 100Hz-1MHz ................................................................. 61
Gambar 5. 4 Antarmuka software DAQ............................................................. 62
Gambar 5. 5 a. Bode Plot (Impedansi) Pengukuran RC Pararel, b. Bode Plot
(Fase) Pengukuran RC Pararel ...................................................... 63
Gambar 5. 6 Plot Nyquist rangkaian RC Pararel (R=5.6kOhm, C=1nF) ........... 64
Gambar 5. 7 Perbandingan Plot Impedansi-Frekuensi BIS-DAQ dan Teori pada
penggunaan RC Pararel (R=5.6kOhm, C=1nF) ............................ 66
Gambar 5. 8 Perbandingan Plot Fase-Frekuensi BIS-DAQ dan Teori pada
penggunaan RC Pararel (R=5.6kOhm, C=1nF) ............................ 67
Gambar 5. 9 Bode plot nilai impedansi dari bahan uji perbedaan konsentrasi air
mineral dan yakult ......................................................................... 68
Gambar 5. 10 Bode plot nilai beda fase dari bahan uji perbedaan konsentrasi air
mineral dan yakult ......................................................................... 69
Gambar 5. 11 Nyquist Plot dengan bahan uji perbedaan konsentrasi air mineral dan
yakult ............................................................................................. 70
Gambar 5. 12 Nyquist Plot dengan bahan uji yakult ............................................ 71
xiv
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
2009), kualitas produk makanan (Grossi et al., 2011), pemantauan korosi (Grossi et
al., 2011), karakterisasi elektrolit (Iqbal and Rafiuddin, 2016) dan analisis jaringan
Szpakowska, 2006; Aghaei, Milani Hosseini and Najafi, 2010). Metode EIS juga
dapat digunakan untuk identifikasi sel-sel kanker dari sel darah normal (Polevaya
et al., 1999; Han, Han and Frazier, 2006), serta kerusakan darah akibat disimpan
dalam waktu yang lama (Hayashi et al., 2008). Berdasarkan penelitian (Zhang et
diri) sel dengan kurva normalized impedance (NI) yang mendapatkan hasil bahwa
perubahan nilai NI bisa menjadi hasil dari perbedaan perilaku proliferasi sel.
Dengan menggunakan dua sel yang berbeda didapatkan hasil pengukuran NI dan
jumlah sel yang menunjukkan trendline yang sama. Hasil pengukuran EIS
ilmu material dalam beberapa tahun terakhir. Dalam teknik kimia, EIS merupakan
reaksi kimia dan perubahan komposisi dan bentuk. EIS juga dapat diterapkan untuk
1
mengukur respon dielektrik dan konduktivitas bahan (Xu, Zhang and Zheng, 2009).
elektroda. Teknik ini diterapkan pada studi sel toksikologi, memantau perubahan
uji dengan menggunakan dua atau lebih elektroda yang geometri diketahui(Huang,
dilewatkan ke bahan uji dalam rentang frekuensi frekuensi tertentu diukur nilainya
oleh impedance analyzer; hasil pengukuran tegangan kompleks dan nilai arus yang
ditentukan. Kapasitansi dan resistansi sistem yang diukur kemudian dapat dihitung
fisikokimia material.
(suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida (cairan maupun gas) terikat kepada
suatu padatan dan akhirnya membentuk suatu film (lapisan tipis) pada permukaan
2
pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah),
dalam bilangan kompleks yang terdiri atas resistansi sebagai komponen real dan
Sifat-sifat impedansi sel biologis biasanya digunakan untuk meneliti sel-sel itu
impedansi dapat secara otomatis memberikan hasil yang sensitif dan kuantitatif.
mempelajari sel, terutama untuk analisis hidup sel dan pemantauan hidup sel jangka
mempelajari karakteristik jaringan (Ristic, Kun and Peura, 1997), sel (Zheng et al.,
2007) dan DNA (Velusamy et al., 2009). Sebagian besar studi ini berfokus pada
atas sebuah chip atau mengintegrasikan biosensor dan menganalisis rangkaian pada
satu papan PCB. Analisis rangkaian bertujuan untuk meningkatkan sensitivitas dan
rentang frekuensi sistem. Untuk beberapa aplikasi (misalnya dalam pengukuran sel
yang mana sel dapat berubah dengan cepat) diperlukan alat pengukur yang mampu
3
Bioelectrical Impedance Spectroscopy (BIS) merupakan metode untuk
menganalisis sifat listrik dari bahan biologis dengan menginduksi sinyal listrik
lanjut berhubungan dengan parameter fisik atau sifat bahan dan sistem, untuk tujuan
analisis dan evaluasi (Zhao et al., 2017). Konsep dasar yang digunakan pada
penggunaan teknik BIS yaitu pengukuran besar impedansi suatu objek. Pengukuran
dilakukan dengan cara menginjeksi arus dan mengukur tegangan sesuai dengan
pada teknik BIS, sehingga besar arus yang diinjeksikan harus bernilai konstan
terhadap perubahan impedansi dari objek yang diukur. Sumber arus merupakan
sebuah piranti yang dapat mempertahankan nilai arus tanpa terpengaruh oleh besar
hambatan pada beban. Dalam membuat sumber arus dapat digunakan metode
tegangan masukannya. Artinya besar arus yang dikeluarkan bergantung juga dari
nilai tegangan. Jadi, jika diinginkan nilai arus yang adjustable maka yang dilakukan
dengan mengubah besar tegangan masukannya. Pada VCCS arus searah bisa
DDS (Direct Digital Synthesizer) (Dezhi and Caicheng, 2010). DDS adalah metoda
yang sering digunakan karena berbasis sistem digital. Sistem digital memiliki
4
keunggulan yakni tingkat akurasi dan presisi yang tinggi. Metode DDS adalah
(DAC). Arus yang diinjeksikan dijaga seminimal mungkin dalam sistem BIS untuk
membatasi efeknya pada bahan uji. Pemilihan rentang frekuensi dipilih berdasarkan
2013).
didefinisikan sebagai rasio kompleks dari tegangan listrik terhadap arus pada arus
bolak-balik. Pada kasus arus DC (dimana frekuensi sama dengan 0), resistansi
dapat diberikan ke suatu rangkaian listrik dan tegangan akan terukur kemudian
resistansi dapat dihitung. Namun pada arus AC, dimana arus bolak balik diberikan
tersebut, I adalah arus AC yang diberikan dan V adalah tegangan terukur. |Z|
AC, yang terukur dalam satuan Ohm. Format umum untuk penyajian data
impedansi adalah plot Nyquist dan Bode. Dalam Nyquist Plot, bagian imajiner
impedansi (Z′′) diplot terhadap bagian real (Z′) di setiap nilai frekuensinya.
Hubungan antara frekuensi (Hz) dan impedansi listrik (Ω) digambarkan dalam
Bode Plot.
hingga berjam-jam) dengan sistem yang diukur harus berada pada kondisi stabil
5
penelitian Granot & Rubinsky, pada tahun 2007 dilaporkan bahwa suatu jaringan
biologis dapat mengalami perubahan impedansi dengan sangat cepat sampai orde
milidetik. Hal tersebut diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Aristovich et
al., pada tahun 2016 yang meneliti tentang sebaran impedansi pada otak.
Berdasarkan penelitian Aristovich et al., pada tahun 2016 aktivitas neural otak dapat
berubah-ubah secara cepat yang pada akhirnya akan berdampak pada perubahan
dan analisis BIS adalah waktu dalam melakukan pengukuran, tuning frekuensi pada
umumnya dilakukan dengan mengubah nilai frekuensi satu persatu yang kemudian
hasil pengukuran di plot dalam MS Excel atau Matlab dengan memasukkan data
hasil pengukuran satu-persatu. Dalam praktiknya, kondisi stabil bisa sulit dicapai
seiring dengan waktu perubahan sel dapat berubah melalui adsorpsi larutan,
pengukuran sel menjadi tidak spesifik. Sistem pengukuran yang dapat bekerja
secara cepat dan presisi diperlukan untuk mendapatkan hasil pengukuran impedansi
listrik bahan yang lebih akurat. Waktu pengukuran adalah parameter pada beberapa
penelitian telah diabaikan dan pada penelitian ini dibuat sistem pengukuran
yang mampu bekerja secara cepat dengan fasilitas bode dan nyquist plot.
6
1. Bagaimana mengembangkan sistem bioelectrical impedance spectrometer
(BIS) yang bekerja secara cepat untuk pengukuran impedansi listrik bahan
biologis?
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
aliran elektron atau arus. Dalam listrik arus searah DC, hanya resistor yang bekerja
sebagai hambatan. Namun, dalam rangkaian arus bolak-balik (AC), dua elemen
Impedansi total dalam suatu rangkaian adalah gabungan dari hambatan semua
dan induktor diberi nama yang sama yaitu reaktansi, dilambangkan dengan X dan
diukur dalam ohm (Ω). Karena simbol untuk kapasitansi adalah C, reaktansi
kapasitif dilambangkan dengan XC. Demikian pula, karena simbol untuk induktansi
adalah L, reaksi induktif dilambangkan oleh XL. Kapasitor dan induktor tidak hanya
tergantung waktu - atau fase. Ketika sebagian besar hambatan berasal dari reaktansi
kapasitif dan arus mendahului tegangan yang diterapkan dalam sudut fase. Ketika
sebagian besar hambatan berasal dari reaktansinya yang induktif terhadap aliran
arus, sebuah rangkaian dikatakan sebagian besar bersifat induktif dan tegangan
mendahului arus yang diberikan dalam sudut fase (Advantages and Note).
resistansi, karena diperhitungkan juga mengenai perbedaan fase antara arus dan
8
tegangan. Oleh karena itu, impedansi listrik dapat didefinisikan sebagai nilai
resistansi kompleks dari suatu rangkaian listrik sebagai respon terhadap tegangan
listrik AC yang diberikan pada suatu sistem. Data impedansi Z pada sebuah bahan
uji dapat diwakili oleh impedansi rangkaian ekivalen (model rangkaian listrik) Z
yang terdiri atas resistor-resistor ideal, kapasitor-kapasitor ideal, dan juga bisa jadi
ini harus memiliki dasar fisis dari sistem. Didalam rangkaian tersebut, resistansi
dianggap sebagai konduktivitas bulk dari material atau mekanisme yang terkait
dengan elektroda. Kapasitansi dan induktansi secara umum terkait dengan daerah
polarisasi muatan ruang dan proses adsorpsi serta elektrokristalisasi khusus pada
suatu elektroda. Dalam tabel 2.1 diperlihatkan elemen-elemen listrik yang umum
𝑍 = 𝑅 + 0𝑗 𝑗 = √−1
𝑍 = 0 − 𝑗⁄𝜔𝐶 𝜔 = 2𝜋𝑓
𝑍 = 0 + 𝑗𝜔𝐿 𝜔 = 2𝜋𝑓
𝑅 𝑗𝜔𝐶𝑅2
𝑍= −
1 + 𝜔 2𝐶 2𝑅2 1 + 𝜔 2𝐶 2𝑅2
imajiner sama sekali. Pergeseran fasenya adalah nol derajat, berarti arus sefase
dengan tegangan. Baik arus dan impedansi tidak tergantung pada frekuensi.
9
Sebaliknya, impedansi kapasitor tidak memiliki komponen real. Komponen
imajinernya adalah fungsi dari kapasitansi dan frekuensi. Arus yang melewati
kapasitor berbeda 90º dari fase tegangan, dengan arus mendahului tegangan. Karena
ketiga adalah induktor. Seperti kapasitor, arus melalui induktor memiliki beda fase
90º. Namun, pergeseran fasa berada di arah yang berlawanan - arus tertinggal dari
Induktor bertindak seperti short circuit pada frekuensi rendah dan memiliki
penting untuk ilmu-ilmu biofisika dan fisiologis. Misalnya, Höber pada tahun 1910
mengukur impedansi listrik dari suspensi sel darah merah dengan frekuensi hingga
frekuensi, menyimpulkan bahwa sel-sel dikelilingi oleh membran yang buruk dan
berisi sitoplasma yang resistivitasnya relatif rendah, karena impedansi yang terukur
pada frekuensi tinggi adalah impedansi yang dipengaruhi oleh resistivitas. Pada
frekuensi tinggi nilai reaktansi bernilai kecil, sesuai dengan persamaan 2.1 (Pethig,
2016).
𝑋𝑐 = 1⁄𝑗𝜔𝐶 (2. 1)
10
Jaringan menunjukkan perilaku yang bergantung pada frekuensi yang
melewati rangkaian RC sederhana. Secara umum hal ini terjadi karena penggunaan
jumlah yang berbeda pula (Pethig, 2016). Elektrofisiolog (studi sifat kelistrikan sel
listrik, yaitu kombinasi resistor dan kapasitor. Membran sel terdiri dari lapisan lipid
ganda yang memisahkan ion di medium ekstraseluler dari ion dan protein
sangat baik, membran sel terdiri dari protein dan lipid. Protein banyak membentang
untuk dapat lewat. Protein-protein ini mengurangi resistensi membran yang tinggi
(Goetz and Wilms, 2015). Apabila diterapkan tegangan melintasi membran sel
Hukum Ohm: Voltage = Resistance * Current atau dapat dituliskan sesuai dengan
persamaan 2.2.
𝑉 = 𝑅 × 𝐼 (2. 2)
Berdasarkan hukum Ohm dapat terlihat bahwa semakin tinggi tahanan membran,
Karena membran sel adalah isolator listrik yang memisahkan muatan yang
berlawanan di intraseluler dan ekstraseluler sel, membran sel tidak hanya memiliki
resistansi tetapi juga kapasitansi. Oleh karena itu, untuk mendapatkan nilai
tegangan pada membrane sel, perlu untuk mengisi kapasitansi. Besarnya muatan
11
yang diberikan (Q) dibagi dengan kapasitansi membran (Cm) memberikan nilai
Vm = Q / Cm (2. 3)
Berdasarkan persamaan 2.3 dapat terlihat bahwa untuk jumlah muatan yang
diberikan dan semakin kecil kapasitansi membrane maka semakin besar perubahan
(Cm) terjadi pada membran sel, maka dapat digambarkan sebagai rangkaian pararel
seperti pada gambar 2.1 (Goetz and Wilms, 2015). Rangkaian pararel resistansi (R)
digunakan sebagai filter dasar untuk memilih rentang frekuensi masukan tertentu.
Hal tersebut berlaku pula untuk membran sel yang juga bertindak sebagai filter
dengan persamaan,
1 1 2 1 2
= √(𝑅 ) + (𝑋 ) (2. 4)
𝑍 𝐶
1 1 1
= √𝑅 2 + 𝑋 2 (2. 5)
𝑍 𝐶
1 𝑋𝐶 2 +𝑅 2
=√ (2. 6)
𝑍 𝑅 2 𝑋𝐶 2
1
Karena 𝑋𝐶 = 𝑗𝜔𝐶, maka persamaan 2.6 dapat dituliskan menjadi 2.7. Berdasarkan
persamaan 2.8 dapat terlihat hubungan antara impedansi dengan frekuensinya, yang
mana nilai impedansi didapatkan dari salah satu parameter diantaranya adalah nilai
12
1 2
1 𝑅 2 +(𝑗𝜔𝐶)
=√ 1 2
(2. 7)
𝑍 𝑅2( )
𝑗𝜔𝐶
1
𝑍= (2. 8)
1 2
𝑅2 +(
𝑗𝜔𝐶)
√
1 2
𝑅2 (
𝑗𝜔𝐶)
Gambar 2. 1 Skematik dasar sifat listrik dari membran plasma. Rangkaian yang
menunjukkan kapasitansi membran dan resistansi membran secara paralel satu
sama lain (Goetz and Wilms, 2015).
Dengan metode EIS dapat digunakan model rangkaian untuk mewakili sel.
Rangkaian Randles pada gambar 2.2 memodelkan impedansi listrik dari suatu sel.
Dalam rangkaian Randles, Rs adalah resistansi antara elektroda kerja dan elektroda
tidak mewakili kapasitansi lapisan ganda. Sebaliknya, nilai ini dapat menunjukkan
13
berkurang ketika frekuensi meningkat, sedangkan impedansi resistor adalah
menjadi jauh lebih kecil dari impedansi resistor, Rp. Karena Cd pararel dengan Rp,
resistor dari rangkaian. Pada frekuensi tertinggi, impedansi kapasitor juga akan
menjadi jauh lebih kecil daripada Rs. Dengan demikian, pada frekuensi tinggi
perilaku dari sel Randles diatur hampir seluruhnya oleh Rs. Namun, pada frekuensi
terendah, kapasitor bertindak sebagai rangkaian terbuka dan secara efektif dapat
diabaikan dari rangkaian. Impedansi sel Randles adalah nilai resistansi gabungan
dari dua seri resistor Rs dan Rp. Jadi, pada batas frekuensi tinggi dan rendah, sel
sudut fase dekat dengan 0 derajat, dan impedansinya tidak berubah terhadap
frekuensi. Pada frekuensi menengah, impedansi kapasitor mulai memiliki efek dan
sel menjadi lebih kapasitif. Komponen imajiner menjadi signifikan, sudut fase
dapat mulai mendekati 90 derajat, dan impedansi sel menjadi bergantung pada
frekuensi.
14
Pada frekuensi rendah (<1000 Hz) sebagian besar dari apa yang diukur
adalah sifat-sifat ionik fluida ekstraselular, yang pada dasarnya adalah nilai-nilai
perpindahan listrik dalam bahan itu) dan juga kapasitansi (ukuran jumlah muatan
listrik yang disimpan (atau dipisahkan) untuk sebuah potensial listrik yang telah
ditentukan) membentuk sebagian besar nilai impedansi listrik yang terukur. Dari
sekitar 30 kHz hingga 30 MHz, pengisian kapasitif membran sel dan relaksasi
Rentang yang dikenal sebagai alpha, beta, delta dan gamma, dengan frekuensi
kontribusinya terhadap impedansi berbeda pada frekuensi yang berbeda, akan lebih
15
Membran sel menyebabkan dispersi besar dalam bandwidth frekuensi yang
dalam rentang frekuensi radio antara 1 kHz dan 10 MHz jaringan biologis atau sel
frekuensi seperti itu juga dikenal sebagai spektroskopi impedansi. Seluruh rentang
penyebaran Beta digunakan untuk mengkarakterisasi status sel, misal ketika terjadi
proliferasi sel (fase sel saat mengalami pengulangan siklus sel tanpa hambatan)
pada umumnya ditampilkan dalam Nyquist plot dan Bode plot. Nyquist plot
impedansi imajiner. Gambar 2.4 tersusun atas bagian real dan imajiner. Bila bagian
real diplot pada sumbu-x dan bagian imajiner diplot pada sumbu-y kedalam sebuah
grafik, maka diperoleh “plot Nyquist” atau juga sering disebut cole-cole plot.
lengkungan membentuk semicircle seperti pada gambar 2.4 (a) (Syahril, 2012). Plot
Nyquist lebih kompleks untuk dipahami, tetapi plot Nyquist lebih populer. Salah
satu alasannya adalah plot Nyquist sangat sensitif terhadap perubahan. Kekurangan
dari plot Nyquist adalah sulit untuk dipahami dan juga informasi frekuensi tidak
16
dengan sangat jelas bahkan perubahan kecil pada permukaan yang diteliti. Nilai dari
impedansi Z (ω) terdiri dari bagian real dan imajiner. Jika bagian real diplot pada
sumbu X dan bagian imajiner diplot pada sumbu Y, didapatkan "Nyquist Plot"
seperti pada gambar 2.4a. Perhatikan bahwa dalam plot ini sumbu Y adalah negatif
dan bahwa setiap titik pada Nyquist Plot adalah impedansi pada satu frekuensi. Pada
gambar 2.5 yang merupakan contoh dari plot Nyquist pada pengukuran suatu bahan
uji telah dianotasi untuk menunjukkan bahwa data frekuensi rendah ada di sisi
kanan plot dan frekuensi yang lebih tinggi ada di kiri. Nyquist Plot memiliki satu
kekurangan utama, tidak dapat dilihat pada suatu titik berapa frekuensinya (Cells,
2018).
a b
Gambar 2. 4 Spektrum impedansi sederhana (a) Nyquist plot yang diperoleh dari
data impedansi. dan (b) Pemodelan rangkaian pararel RC tunggal yang
bersesuaian dengan gambar a (Syahril, 2012)
17
Gambar 2.5 menunjukkan salah satu format populer untuk mengevaluasi
data impedansi, yaitu plot Nyquist. Format ini juga dikenal sebagai plot Cole-Cole
atau plot bidang impedansi kompleks. Dari gambar 2.5 dapat terlihat bahwa pada
resistensi ohmik, RΩ atau pada gambar 2.2 digambarkan oleh Rs. Frekuensi
mencapai batas tinggi di ujung paling kiri setengah lingkaran, di mana setengah
lingkaran menyentuh sumbu x. Pada batas frekuensi rendah, sel Randles juga
mendekati resistensi murni, yang nilainya RΩ+Rp. Frekuensi mencapai batas rendah
bahwa format plot membuatnya mudah untuk melihat efek resistansi ohmik. Jika
data pada frekuensi yang cukup tinggi diambil, mudah untuk memperkirakan
ohmik. Bentuk kurva (seringkali setengah lingkaran) tidak berubah ketika resistansi
hasil dua percobaan terpisah yang berbeda hanya pada posisi elektroda referensi.
Keuntungan lain dari format plot ini adalah bahwa ia menekankan pada nilai
Bode plot sebenarnya adalah dua plot dalam satu. Absis adalah skala
ordinat kedua adalah pergeseran fasa θ. Keuntungan dari plot ini adalah bahwa
semua informasi terlihat jelas. Kapasitor yang paralel dengan resistor, yang
tunggal dapat lebih mudah dipahami dalam plot Bode. Bode plot memudahkan
18
untuk menganalisa nilai impedansi total dan pergeseran fasa, yang merupakan suatu
menganalisa sifat kapasitor bahan. Contoh grafik Bode Plot dapat dilihat seperti
Nyquist. Karena frekuensi muncul sebagai salah satu sumbu, mudah dipahami dari
untuk diplot pada satu grafik, tetapi setiap dekade diberi bobot yang sama. Hal ini
Grafik antara log |𝑍| vs log ω dapat menghasilkan nilai Rp dan RΩ. Pada
mendominasi impedansi dan log (RΩ) dapat dibaca pada frekuensi tinggi. Pada
frekuensi terendah, resistansi polarisasi juga berkontribusi, dan log (R Ω + Rp) dapat
dibaca dari frekuensi rendah yang menunjukkan garis lurus horizontal. Pada
frekuensi menengah, kurva ini harus berupa garis lurus dengan kemiringan -1.
Format plot Bode juga menunjukkan sudut fase, θ. Pada batas frekuensi tinggi dan
rendah, di mana perilaku sel Randles adalah seperti-resistor, sudut fase hampir nol.
meningkat. Pada gambar 2.6 ditunjukkan grafik Bode Plot dari Electrical
Impedance System yang sederhana. Grafik ini terdiri dari dua plot yang menjadi
19
satu grafik, yaitu plot hubungan antara nilai impedansi dan nilai beda fase terhadap
fungsi frekuensi.
karena berharga murah, fleksibel dan implementasinya yang mudah dalam sistem
multi-channel (Ahmed et al., 2013) (Bonilla et al., 2011). Impedansi pada dua
elektroda yang dimasukkaan dalam larutan dapat berubah nilainya dengan adanya
impedansi memungkinkan pengukuran sifat listrik dari volume larutan yang dekat
Kata "interdigital" itu sendiri memiliki nama lain yang biasanya digunakan.
Berikut merupakan istilah yang paling sering ini sering digantikan seperti
20
“periodik,” “microstrip,” “sisir,” dan “kisi-kisi,” serta variasi seperti
interdigital, dipilih untuk digunakan pada penelitian ini karena mengacu pada pola
periodik seperti digit atau jari seperti elektroda paralel yang digunakan untuk
mengukur kapasitansi yang terkait dengan medan listrik yang menembus ke dalam
ke kapasitor medan fringing (garis medan yang melengkung). Dalam tiga kasus,
garis medan listrik melewati MUT (material under testing); oleh karena itu,
kapasitansi dan konduktansi antara kedua elektroda tergantung pada sifat dielektrik
kooplanar yang periodik. Prinsip kerja elektroda interdigital sangat mirip dengan
kapasitor plat sejajar. Satu sisi elektroda terhubung ke sumber tegangan AC dan sisi
di antara kedua elektroda. Kemudian medan listrik akan melewati sistem yang
sedang diuji. Tinggi garis medan listrik tergantung pada jarak elektroda positif dan
21
negatif. Gambar 2.8 menunjukkan tinggi garis medan listrik tergantung pada jarak
elektroda untuk tiga konfigurasi yang berbeda. Permitivitas bahan uji (kemampuan
bahan dari medium untuk terpolarisasi) dapat mempengaruhi garis medan listrik.
Hal tersebut dapat terlihat oleh perubahan kapasitansi yang terbentuk antara
elektroda. Impedansi elektroda diukur sebagai sifat dari sistem yang diuji
diketahui bahwa sifat listrik dari jaringan biologis berbeda secara signifikan
tergantung pada strukturnya. Oleh karena itu, jika suatu jaringan memiliki sifat
listrik yang spesifik maka akan tersedia sifat baru untuk dapat dilakukan diagnosis.
22
Spektroskopi impedansi listrik (EIS) adalah ukuran sifat listrik dari objek
yang dibuat melalui pengukuran permukaan. Informasi diperoleh dengan cepat dan
aman (non-invasif), dan metode ini menjanjikan untuk mendeteksi penyakit yang
impedansi listrik normal dan abnormal (Braun et al., 2017). Teknologi pengukuran
impedansi listrik dalam mendeteksi penyakit telah menjadi topik yang sangat
menarik bagi para ilmuwan. Karena jaringan terdiri dari sel dan medium
ekstraseluler terutama terdiri dari larutan ionik. Sel terdiri dari membran sel dan
medium intraseluler. Membran sel terdiri dari bilayer lipid dan protein. Karena
permeabilitas selektif (kemampuan yang dimiliki oleh suatu zat / membran untuk
protein yang dapat terisi dan dapat bergerak sebagai respons terhadap medan yang
diberikan, hal tersebut berkontribusi pada karakteristik listrik sel (Pethig, 2016).
Perbedaan jaringan normal dan abnormal sehubungan dengan ukuran sel, bentuk,
orientasi, kekompakan, dan struktur membran sel. Sifat-sifat yang berbeda pada
tingkat sel mempengaruhi kemampuan sel untuk menyimpan listrik, yang tercermin
23
2.6 Sinyal Generator
satu peralatan uji elektronik yang paling penting dan serbaguna. Dalam desain
elektronik, rangkaian yang akan diuji sering membutuhkan sinyal yang dapat
tranduser sering membutuhkan sinyal yang stabil dan dapat diandalkan. Level
sinyal yang dibutuhkan berkisar dari microvolts hingga puluhan volt atau lebih.
berbagai macam sinyal. DDS mampu menghasilkan output sinus, persegi, dan
segitiga dari frekuensi kurang dari 1 Hz hingga setidaknya 1 MHz (Peterson and
Precision, no date).
yang sangat penting dalam komunikasi, alat ukur elektronik, rangakaian elektronik,
kontrol otomatis, radar, dan sistem elektronik lainnya (Wan et al., 2007). Dengan
tinggi telah ada di pasaran, metode kontrol digital dengan menggunakan referensi
frekuensi yang dihasilkan oleh teknologi multi frekuensi, disebut sebagai teknologi
24
2.7 DDS AD9850 (Direct Digital Synthesizer)
DDS terdiri dari frekuensi clock sebagai referensi, Address Counter, PROM
dan DAC. Address Counter untuk mengakses lokasi memori pada PROM dan
membawa word amplitude sinyal sinus yang akan dikirim ke DAC. Pengaturan
frekuensi keluaran DDS ditentukan oleh nilai tuning word. PROM digunakan untuk
menyimpan informasi amplitudo digital yang sesuai dengan siklus gelombang sinus
dalam bentuk tabel. Data gelombang sinus yang akan dikeluarkan dipilih dengan
cara memberikan alamat memori PROM kemudian disajikan pada DAC kecepatan
tinggi untuk menghasilkan gelombang sinus analog. Frekuensi keluaran dari DDS
ini tergantung pada frekuensi clock referensi dan kecepatan pembacaan data
PROM, sehingga frekuensi output hanya dapat diubah dengan mengubah clock
yang berupa gelombang sinus dan gelombang kotak dari frekuensi 0,0291 Hz
sampai dengan 125 MHz clock input referensi. Perangkat ini memiliki internal high
25
Fitur yang dimiliki DDS AD9850 antara lain, yaitu:
1) Nilai clock referensi 125 MHz;
6) Modulasi Fase;
8) Low Power.
Modul DDS ini memiliki konfigurasi pin yang ditunjukkan oleh gambar
26
5, 24 DGND Ground digital.
27
13 QOUTB Output Complement
Sumber arus terdapat dua jenis yakni dependent dan independent. Sumber
arus independent atau sumber arus bebas adalah sumber arus yang besarnya pasti
tidak tergantung dengan elemen lain pada rangkaian. Sedangkan sumber arus
dependent atau tak bebas adalah sumber arus yang besarnya tergantung dengan
elemen lain, misalnya tergantung pada sumber arus yang lain ataupun tegangan
(Dezhi and Caicheng, 2010). Karena itu, sumber arus tak bebas ini sering juga
disebut dengan controlled current source (sumber arus yang terkontrol). VCCS
dapat dibuat dengan beberapa metoda yaitu dengan konfigurasi OTA (Operational
28
Transconductance Amplifier), differential amplifier, Current Conveyor, dan
Howland Circuit.
input ke rangkaian yang terdiri dari resistor, arus proporsional akan mulai mengalir
melewatinya. Jadi, jelas bahwa resistor menjadi penentu aliran arus dalam
rangkaian ini satu terminal beban 𝑅𝐿 terhubung ke ground dan dan arus beban
dikontrol oleh tegangan input 𝑉𝑖𝑛 . Pada rangkaian ini terlebih dahulu ditentukan
29
hubungan antara V1 dan arus beban. Berdasarkan rumus pembagi tegangan,
𝑅1
V1 = (𝑅 ) Vin (2. 9)
1 + 𝑅2
Berdasarkan pada hukum kirchoff yang menyatakan Iin = Iout, didapatkan persamaan
𝐼1 + 𝐼2 = 𝐼𝐿 , (2. 10)
kemudian didapatkan,
𝐼1 R + 𝐼2 R = 𝐼𝐿 RL (2. 11)
atau,
𝑉𝑖𝑛 + 𝑉𝑜 – 2 𝑉1 = 𝐼𝐿 RL (2. 13)
𝑉𝑖𝑛
𝐼𝐿 = (2. 14)
𝑅𝐿
keterangan:
diusulkan modifikasi dari rangkaian Howland Current Source seperti pada gambar
2.12.
30
Gambar 2. 12 Howland Current Source termodifikasi (Batra and Kapoor, 2012)
−𝑅2 𝑅4 𝑅𝑥
𝑉𝐴 = 𝑉𝑖𝑛 + 𝑉𝑜𝑢𝑡 (𝑅 ) (1 + ) (2. 15)
𝑅1 4 +𝑅𝑥 𝑅4
−𝑅2
𝑉𝐴 = 𝑉𝑖𝑛 + 𝑉𝑜𝑢𝑡 (2. 16)
𝑅1
−𝑅2
VA-Vout = Vin (2. 17)
𝑅1
atau,
31
Persamaan 2.17 dapat disubtitusikan ke persamaan 2.19. Sehingga diperoleh nilai
arus sebesar:
𝑅 1
Iout = - 𝑅2 𝑅 Vin (2. 20)
1 𝑥
Keterangan:
Untuk membangun system akuisisi data BIS dengan baik, sebuah sistem
yang simple dan hemat biaya diperlukan. Oleh karena itu, AD8302 gain dan
detektor fase yang tersedia secara komersial digunakan. AD8302 IC yang mampu
perbedaan amplitudo dan fase dari dua sinyal input dan memberikan dua sinyal
keluaran DC. Dua sinyal input harus dari frekuensi yang sama dan amplitudo dalam
kisaran -60 hingga 0 dBm dengan perbedaan amplitudo tidak lebih dari 30 dB.
pengukuran akurat atas gain/loss pada rentang ± 30dB yang diskalakan menjadi
30mV / dB, dan fase pada rentang 0°~180° diskalakan dengan 10mV/derajat (Xu
32
Penguat logaritmik AD8302 (log amp) menyediakan fungsi logaritmik yang
mengubah sejumlah besar level sinyal input menjadi output berskala desibel.
Dengan demikian, amplitudo sinyal dan fase pada dua buah sinyal yang
dibandingkan dapat diukur. Penguat demodulasi logaritmik dari AD8302 pada dua
Dimana 𝑉𝐼𝑁 adalah tegangan input, 𝑉𝑍 adalah tegangan referensi, dan 𝑉𝑆𝐿𝑃
adalah tegangan slope. Diasumsikan bahwa log (x) mewakili fungsi log10 (x).
𝑉𝑆𝐿𝑃 dengan demikian adalah volt / dekade. Tanpa umpan balik dari luar, nilai 𝑉𝑆𝐿𝑃
= 30mV/dB. AD8302 bekerja dengan membedakan dua log penguatan yang identik,
masing-masing diperoleh dari sinyal dari bentuk gelombang yang sama tetapi pada
level yang berbeda. Karena pengurangan dalam domain logaritmik sesuai dengan
rasio dalam domain linier, output yang dihasilkan dari pin MSET dapat dituliskan
|𝑉 |
𝑣𝑚𝑎𝑔 = 𝑉𝑆𝐿𝑃 𝑙𝑜𝑔 (|𝑉𝐴|) + 𝑉𝐶𝑃 (2. 22)
𝐵
yang sesuai dengan besarnya perbedaan level sinyal, dan 𝑉𝑆𝐿𝑃 adalah kemiringan.
Tegangan offset tepat 900mV digunakan secara internal untuk menetapkan titik
pusat (𝑉𝐶𝑃 ) untuk penguatan dan fase. Keluaran pin fase 𝑉𝑃𝐻𝑆 dapat dituliskan pada
persamaan 2.23.
33
yang sama. Kemudian untuk menentukan nilai magnitude dalam dB dapat
|𝑉 |
𝑣𝑚𝑎𝑔 = (30 𝑚𝑉 ⁄𝑑𝐵) 𝑙𝑜𝑔 (|𝑉𝐴|) + 900𝑚𝑉 (2. 24)
𝐵
𝑣𝑚𝑎𝑔 −900𝑚𝑉
|𝑉 |
𝐺𝑎𝑖𝑛 (𝑑𝐵) = |𝑉𝐴| = 10 30𝑚𝑉 (2. 25)
𝐵
Dan untuk menghitung fase antara dua sinyal dalam derajat dapat dituliskan seperti
900𝑚𝑉−𝑣𝑝ℎ𝑠
𝜃𝐴 − 𝜃𝐵 = ± (10𝑚𝑉/𝑑𝑒𝑔𝑟𝑒𝑒 + 90°) (2. 27)
Perhatikan bahwa AD8302 tidak membedakan antara perbedaan fase positif dan
negatif. Pada gambar 2.14 ditunjukkan karakteristik ideal untuk pengukuran Gain
and Phase dengan menggunakan AD8302. Untuk pengukuran magnitude, titik 0dB
34
Gambar 2. 14 Karakteristik ideal untuk pengukuran Gain and Phase dengan
menggunakan AD8302
Pada Gambar 2.13, dua kapasitor yang dipasang pada C4 dan C6, yang
komponen kunci untuk mengatur frekuensi sudut high pass filter dengan persamaan
adalah kapasitansi dari OFSA atau OFSB ke ground. Sebagai contoh apabila fHP ≈
20 Hz, yang berarti secara teoritis, AD8302 dapat bekerja pada frekuensi serendah
20 Hz.
35
Dalam penggunaan IC AD8302 perlu diperhatikan mengenai batasan
lebih kurang dari 1 Volt. Dalam tabel 2.3 dituliskan hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam menggunakan IC GPD AD8302. Terutama pada INPA dan INPB maksimum
input adalah -3dBV, yang berarti input maksimum yang masuk ke INPA dan INPB
adalah 700mV. Apabila tegangan ataupun suhu melebihi batas dari Absolute
AD8302.
36
BAB III
KERANGKA KONSEP PENELITIAN
komposisi dan bentuk. EIS juga dapat diterapkan untuk mengukur respon dielektrik
dapat juga digunakan untuk meneliti jaringan biologis seperti sel tubuh manusia,
setiap sel memiliki lapisan membran, cairan intraseluler yang dibungkus oleh
membran sel dan cairan ekstraseluler di antara sel-sel. Ketika arus DC atau arus
frekuensi rendah dikenakan pada jaringan biologis, karena adanya membran sel,
arus akan mengelilingi sel dengan cara apa pun yang mungkin dan terutama melalui
cairan ekstraseluler; Sebaliknya, ketika arus frekuensi tinggi diberikan, arus akan
dengan resistensi ketika arus melewati jaringan biologis. Oleh karena itu, model
(Cm) ekuivalen dengan membran, resistansi internal (Ri) ekivalen dengan cairan
intraseluler, Cm terhubung seri dengan Ri, dan kemudian terhubung paralel dengan
uji dengan menggunakan dua atau lebih elektroda yang geometri diketahui. Yang
37
kedua merupakan impedance analyzer, sinyal AC yang telah dilewatkan ke bahan
uji dalam rentang frekuensi frekuensi tertentu diukur nilainya oleh impedance
analyzer; hasil pengukuran tegangan kompleks dan nilai arus yang melewati bahan
Kapasitansi dan resistansi sistem yang diukur kemudian dapat dihitung dengan
fisikokimia material.
untuk berbagai bentuk analisis. Dengan teknik ini, perilaku dinamis dari bahan
yang dapat digunakan untuk menghitung impedansi (Z, bilangan kompleks) sebagai
fungsi frekuensi (f) serta dengan mengetahui beda fase nya sehingga dapat
diketahui pula nilai Zreal dan Zimaginer, dimana nilai Zreal berhubungan dengan nilai
Resistansi bahan dan nilai Zimaginer berhubungan dengan nilai Reaktansinya. Sifat-
sifat impedansi bahan biologis biasanya dapat digunakan untuk meneliti kualitas
pengukuran impedansi secara otomatis dapat memberikan hasil yang sensitif dan
38
untuk mempelajari bahan biologis contohnya untuk analisis sel dan pemantauan
hidup sel.
pengukuran besar impedansi listrik bahan uji yang berupa bahan biologis.
tegangannya sesuai dengan prinsip dasar Hukum Ohm pada elektrodanya. Pada
nilai impedansi listrik yang terukur dari elektroda. Penggunaan IDT sebagai
terhadap objek sehingga tidak menimbulkan kerusakan pada objek yang diukur.
biasanya memerlukan waktu yang relatif lama, tuning frekuensi dan plot data hasil
pengukuran dicatat satu persatu secara manual ditambah apabila diharuskan untuk
menggambarkan plot Nyquist dan Bode, padahal suatu bahan biologis dapat
Sistem yang diukur harus berada pada kondisi stabil sepanjang waktu yang
yang dapat bekerja secara cepat dan presisi. Pada penelitian ini akan dibuat sistem
secara cepat dan presisi. Sebuah sumber arus akan dibuat dengan beberapa pilihan
nilai arus dan frekuensi. Sumber arus terdiri dari rangkaian sinyal generator dan
39
AD9850 yang menggunakan konsep Direct Digital Synthesizer (DDS) yang sering
digunakan karena berbasis sistem digital, sistem digital dipilih karena memiliki
keunggulan yakni tingkat akurasi dan presisi yang tinggi. Sebelum masuk ke sistem
tegangan yang dapat diubah menjadi nilai magnitude dan phase yang kemudian
sebagai kontrol frekuensi DDS dan pemilih arus serta sebagai penampil hasil
pengukuran yang berupa Nyquist dan Bode Plot. Pengukuran impedansi listrik pada
penelitian dilakukan dengan cara dimana bahan uji akan diamati dalam rentang
frekuensi tertentu untuk memperoleh dua plot yaitu plot hubungan impedansi dan
frekuensi (Bode Plot) dan plot hubungan antara Z real dan Zimaginer (Nyquist Plot).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah arus dan frekuensi yang akan
diinjeksikan ke bahan uji.
40
Bioelectrical Impedance Spectroscopy
MCU
PC
(Akuisisi Data)
Catat nilai pengukuran (frekuensi,
amplitudo dan time delay)
Pengukuran Konvensional
41
BAB IV
METODE PENELITIAN
Jurusan Fisika Universitas Brawijaya Malang dari bulan Maret hingga bulan Juni
2019.
penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 4.1 yang secara garis besar terbagi atas
enam sistem utama, yaitu elektroda IDT, sinyal generator, sumber arus AC, gain
terdiri dari dua bagian yaitu signal generator dan rangkaian V-I (Voltage to Current)
nilai arus tanpa terpengaruh oleh besar hambatan pada beban. Kelima sistem utama
IDT. Data hasil pengukuran nilai impedansi listrik bahan ditampilkan dalam
software penampil lewat PC. Tampilan data hasil pengukuran akan dibuat berupa
bentuk grafik plot Bode dan Nyquist. Bode Plot merupakan plot grafik hubungan
antara nilai impedansi listrik bahan uji dan frekuensi yang diberikan ke bahan uji
dan hubungan antara frekuensi dengan beda fase, serta Nyquist Plot merupakan
42
sistem utama yang akan menangani beberapa pekerjaan diantaranya adalah sebagai
kontrol signal generator untuk digunakan dalam sistem injeksi arus dan akuisisi
+ VAS
-
Gain Phase
Microcontroller
Measurement
System based on RS232 to USB
System
ATMega328
AD8302
+ VAZ
IA
-
impedansi listrik yang digunakan pada penelitian ini adalah pengukuran dengan
cara menginjeksikan arus listrik AC pada range frekuensi tertentu. Arus listrik
diinjeksikan dengan menggunakan sumber arus yang terdiri atas signal generator
dan rangkaian V-I konverter, elektroda yang digunakan untuk mengukur nilai
impedansi listrik bahan yaitu elektroda berbasis Interdigital Tranducer (IDT). Nilai
pengukuran dalam bentuk tegangan yang diukur oleh elektroda IDT sebelum masuk
ke sistem akuisisi data dihubungkan terlebih dahulu ke gain and phase detector.
Data yang diperoleh dalam nilai tegangan lalu dihitung nilai impedansinya dan beda
fasenya, kemudian ditampilkan dalam software penampil dalam bentuk plot Bode
43
dan Nyquist, dimana plot Bode merupakan grafik hubungan frekuensi dan
impedansi serta frekuensi dan beda fase, sedangkan Nyquist merupakan grafik
IDT, salah satu yang paling penting, terutama untuk elektroda NDT (nondestructive
testing) yaitu hanya diperlukan satu sisi elektroda untuk menginjeksi ke bahan uji.
Prinsip dari NDT didasarkan pada interaksi medan elektromagnetik yang dihasilkan
elektroda terhadap material bahan uji. Arus listrik dapat menembus sampel dari satu
sisi sampel dan melewati sisi lainnya untuk mengubah sifat listrik dari MUT
Elektroda IDT memiliki prinsip kerja yang hampir sama seperti elektroda
Namun, tidak seperti elektroda plat sejajar pada umumnya, elektroda berbasis IDT
tidak memerlukan akses dua sisi ke MUT. Pada elektroda IDT nilai kapasitansi dan
konduktansi antara kedua elektroda tergantung pada sifat dielektrik material serta
pada bentuk dan geometri elektroda. Tabel 4.1 menunjukkan desain dari elektroda
IDT yang digunakan pada penelitian ini untuk melakukan pengujian pada bahan uji
dengan spesifikasinya.
Elektroda IDT dibuat pada Printed Circuit Board (PCB) FR4. Rancangan
44
Lebar geometri elektroda sumber dan penerima memiliki ukuran sama dinyatakan
Elektroda A Elektroda B
Pada penelitian ini sumber arus yang dibuat merupakan sumber arus
dependent atau tak bebas, sumber arus dependent merupakan sumber arus yang
besarnya tergantung dengan elemen lain, dalam hal ini tegangan. Sumber arus
waktu. Sumber arus yang dibuat bersifat adjustable (bisa diatur nilai keluarannya
sesuai dengan kebutuhan). Cara pengontrolan nilai arus yang keluar menggunakan
sumber tegangan atau yang biasa dikenal dengan Voltage Controlled Current
Source (VCCS). VCCS adalah sebuah metoda untuk membuat sumber arus dengan
mengontrol tegangan masukannya. Jadi, jika diinginkan nilai arus yang adjustable
maka yang dilakukan dengan mengubah besar tegangan masukannya. VCCS bisa
dibuat dengan beberapa metoda, salah satunya adalah dengan Howland Circuit.
Pada VCCS arus bolak-balik biasanya menggunakan sinyal generator. Sinyal yang
45
digunakan berupa sinyal AC yang memiliki puncak di fase positif dan negatif.
Sinyal yang digunakan pada sumber arus yang dibuat di penelitian ini yakni
sinusoidal.
analog dengan membangkitkan sinyal dengan waktu yang berubah – ubah dalam
bentuk digital dan kemudian bentuknya dirubah dengan digital to analog converter.
Teknik dalam pembuatan sinyal generator pada penelitian ini menggunakan modul
DDS AD9850 dan mikrokontroler. Gambar 4.2 merupakan blok diagram sumber
terprogram yang dibuat terdiri dari unit kendali berupa Mikrokontroler dan DDS
AD9850. Pengaturan frekuensi keluaran DDS ditentukan oleh nilai tuning word.
Frekuensi keluaran dari DDS ini tergantung pada frekuensi clock referensi. Untuk
diatur nilai Frequency Tunning Word (FTW) yang dirumuskan sesuai persamaan
4.2.
46
𝑡𝑢𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑤𝑜𝑟𝑑 𝑥 𝐶𝑙𝑜𝑐𝑘 𝐹𝑟𝑒𝑞
𝑓𝑜𝑢𝑡 = (4. 1)
2𝑁
Berdasarkan persamaan 4.1 fout adalah nilai frekuensi yang akan dibangkitkan
(Hz). Clock Freq adalah nilai frekuensi system clock DDS AD9850 dalam
penelitian ini digunakan 125 MHz, 2N adalah nilai pembagi dimana N adalah
jumlah bit accumulator fasa (pada AD9850 jumlah bit accumulator fasa yang
digunakan adalah 32), dan tuning word adalah nilai (dari tuning word 32 bit) untuk
menentukan frekuensi yang ingin dibuat. Tuning word ini terdiri dari 5 urutan yang
dimulai dari byte0 sampai dengan byte4. Byte0 berfungsi sebagai kontrol fase,
kemudian byte1 sampai byte4 (yang merupakan 32bit) digunakan untuk data. Byte0
dikirimkan pertama kali dimulai dari MSB (Most Significant Bit). Dalam 1 Byte
yang terkirim berisi 8bit data. Gambar 4.3 merupakan skematik dari modul DDS
AD9850 dengan mode serial dalam mengirim 1byte yang berisi 8bit data.
Control
Load
frekuensi 32-bit, kontrol fase 5-bit, dan fungsi power-down. Penggunaan DDS pada
penelitian ini menggunakan mode serial. Kontrol serial tergantung pada 3 bit
kontrol loading yaitu, W_CLK, FQ_UD, dan RESET. W_CLK adalah clock yang
47
digunakan untuk memuat atau memperbaharui data parallel atau serial
memperbaharui nilai frekuensinya apabila 5 byte pada data load telah terkirim
semua. RESET digunakan untuk mereset frekuensi ke semula sehingga dimulai dari
5V
GND
Ke V-I Converter
AD9850
Reset
Data
FQ_UD
W_CLK
5V
rangkaian sumber arus terkontrol tegangan (VCCS) dengan output arus (Iout),
sebagai fungsi dari tegangan input (Vin). Sumber Arus Howland adalah sumber arus
48
tegangan terkontrol dengan beban yang terhubung ke ground. RL (bahan uji)
terhubung ke ground dan arus yang masuk ke bahan uji dikontrol oleh tegangan
input Vin. Dalam rangkaian ini tegangan Vin pertama-tama ditentukan pada bagian
input non-inverting dan kemudian dapat ditentukan hubungan antara Vin dan arus
𝑉− = 𝑉+ (4. 2)
penguat diferensial akan menjadi Unity Gain Differential Amplifier dan gain
tegangan penguat akan tepat satu. Kemudian nilai output dari rangkaian Howland
49
akan memenuhi persamaan 4.7. Sehingga yang berpengaruh terhadap nilai keluaran
arus hanya R Selector/ Rx. Dengan kata lain arus yang dihasilkan adalah
4.7.
LF357 dan LF442. Menurut datasheet IC yang digunakan dapat bekerja secara
stabil pada frekuensi maksimal 5 MHz pada LF357 dan 1 MHz pada LF442.
Metode BIS nilai tegangan diukur melalui hubungan antara arus dan beban
buah sinyal apabila memiliki amplitude yang kecil maka akan sulit untuk
dibedakan, terlebih apabila sistem pengukurnya juga tidak mampu untuk mengukur
sinyal sinyal kecil. Untuk mengukur impedansi bahan yang kecil (dalam orde Ohm)
diperlukan arus yang besar sehingga sinyal dapat teridentifikasi, misalnya untuk
mengukur bahan dengan nilai impedansi listriknya 100Ohm apabila digunakan arus
50
sebesar 10uA maka tegangan terukur akan sama dengan 0,001Volt, tentunya ini
merupakan amplitude yang kecil sehingga diperlukan alat ukur dengan resolusi
tinggi untuk mengukurnya. Berdasarkan hal tersebut maka sinyal hasil pengukuran
impedansi listrik dapat dikondisikan sehingga sinyalnya akan bertambah besar dan
penguatan 100x maka sinyal yang dapat terukur adalah 0,1V. Dalam penelitian ini
dua masukan akan dikuatkan. Besar penguatannya didapat melalui persamaan 4.1,
49,4
𝐺 = 1+ 𝑅𝐺
(4. 8)
Penentuan gain hanya menggunakan satu resistor saja, yaitu resistor R G. Gain dapat
multiplexer via PC. Rangkaian pengkondisi sinyal dapat terlihat pada gambar 4.6.
Bahan uji yang telah di injeksi oleh arus listrik AC nilai impedansi listrik yang
high pass pasif, filter high pass dibangun untuk melewatkan frekuensi tinggi dan
mengurangi amplitudo frekuensi yang lebih rendah daripada frekuensi cutoff nya.
Filter high pass pada gambar 4.6 merupakan filter yang sangat sederhana yang
51
Gambar 4. 6 Rangkaian pengkondisi sinyal
beda fase bio-impedansi dari bahan uji dapat dihitung dengan menggunakan rasio
amplitudo yang diukur dan perbedaan fase. Pada penelitian ini digunakan sebuah
ssitem yang dapat mengukur rasio amplitudo dan perbedaan fasa dari dua sinyal
keluaran dengan menggunakan IC AD8302. Seperti yang terlihat pada Gambar 4.6
cepat dan hemat biaya untuk pengukuran impedansi real-time, GPD (Gain and
AD8302 adalah chip terintegrasi yang dapat digunakan untuk mengukur besarnya
52
dan fase dua sinyal yang berbeda, yang merupakan produk dari ADI. Rasio
magnitudo dan metode deteksi perbedaan fase didasarkan pada perbandingan dua
sinyal - satu diukur dari impedansi listrik yang tidak diketahui (Z), yang kedua
diukur dari resistor referensi (R). Sebagai pengukur magnitudo, AD8302 memiliki
rentang pengukuran -30dB hingga 30dB dengan sensitivitas 30mV/dB dan dapat
mendeteksi perubahan fase -90º hingga 90º dengan sensitivitas 10mV/ º. Frekuensi
cocok untuk aplikasi BIS yang membutuhkan rentang frekuensi sampai kisaran
komponen eksternal, seperti yang terlihat pada gambar 4.7 merupakan skematik
AD8302
COMM MFLT
INPA VMAG
OFSA MSET
VPOS VREF
OFSB PSET
INPB INPB
COMM PFLT
diperlukan sebelum sinyal memasuki AD8302. Dua buffer input identik dibangun
menggunakan dual op amp dengan daya rendah LF442. Setiap buffer input terdiri
53
dari buffer dengan gain satu kali dan attenuator tegangan dengan resistor 470 Ω
dan 56 Ω, hal tersebut berarti sinyal yang akan masuk ke GPD akan dilemahkan
sebesar 10x. Pemasangan dioda pada rangkaian dalam gambar 4.7 digunakan untuk
pengaman, untuk membuat amplitudo sinyal menjadi tidak lebih dari 700mV peak
untuk AD8302. Karena apabila sinyal yang memasuki AD8302 lebih dari
700mVpeak maka IC akan rusak. AD8302 membandingkan dua sinyal input VA dan
VB dan menghasilkan dua tegangan output: Vmag dan Vphs yang dapat dinyatakan
sebagai
|𝑉 |
𝑣𝑚𝑎𝑔 = 𝛼1 . 𝑙𝑜𝑔 (|𝑉𝐴|) + 900 𝑚𝑉 (4. 9)
𝐵
(900𝑚𝑉−𝑣𝑚𝑎𝑔 )
𝑚𝑎𝑔𝑛𝑖𝑡𝑢𝑑𝑒 (𝑑𝐵) = (4. 11)
30𝑚𝑉
(1800𝑚𝑉−𝑣𝑝ℎ𝑠 )
𝜃 (𝑑𝑒𝑟𝑎𝑗𝑎𝑡) = (4. 12)
10𝑚𝑉
𝑚𝑎𝑔
10 20 𝑉𝑖𝑛
𝑍𝑚𝑎𝑥 = (4. 13)
𝐼
54
Pada Gambar 4.7, dua kapasitor 100 μF C1 dan C2, yang masing-masing
dihubungkan ke pin ground OFSA dan OFSB, adalah komponen kunci untuk
mengatur frekuensi cutoff high pass dari kompensasi internal IC termasuk internal
10 pF sesuai dengan persamaan yang terdapat pada datasheet. Dalam rangkaian ini
ini, CC ≈ 100 µF, jadi fHP (kHz) = 2 / CC (µF), di mana CC adalah kapasitansi dari
OFSA atau OFSB ke ground. fHP ≈ 20 Hz, yang berarti secara teoritis, AD8302
sinyal dan dideteksi nilai puncaknya oleh rangkaian peak detektor kemudian
Tahapan dari pemroses sinyal ini meliputi pengubahan sinyal analog menjadi
digital oleh ADC sampai dengan pengiriman data digital ke komputer. Pada tahap
pemroses sinyal disini piranti ADC harus dimiliki, sinyal yang keluar dari gain and
phase detector merupakan sinyal analog oleh karenanya diperlukan fungsi ADC
untuk mengubah data analog menjadi data digital sehingga komputer mampu
55
membaca data yang diterima. Untuk melakukan desain pemroses sinyal, pertama
kali dipilih pin mana saja yang akan digunakan untuk melakukan pemrosesan
nantinya. Pada sistem ini pin ADC digunakan sebagai masukan analog dari
yang dibutuhkan adalah pin RX dan pin TX. Pin RX dan TX dari mikrokontroler
dihubungkan silang pada pin RX dan TX dari converter USB to TTL untuk
telah dibuat. Pengujian pertama dilakukan modul DDS AD9850 meliputi pengujian
noise yang terjadi. Pengujian yang dilakukan akan sangat penting karena DDS
tentang akurasi dan noise juga penting sehingga akan diperoleh batas maksimal dan
mengetahui apakah sumber arus mampu untuk bekerja pada range frekuensi yang
diinginkan serta menguji apakah arus yang keluar dari rangkaian V-I converter
akurat dan presisi. Untuk mengetahui apakah sistem mampu bekerja untuk
menggunakan LCR meter dan juga perhitungan secara teoritis untuk mengetahui
apakah sistem yang bekerja menunjukkan hasil yang sesuai dengan teori. Kemudian
56
dilanjutkan pada bahan uji yang kemudian diukur nilai impedansi listriknya. Hasil
pengukuran kemudian di plot dalam 3 grafik yaitu bode plot dalam grafik hubungan
antara impedansi listrik dan frekuensi injeksi arus yang diberikan, bode plot fase
metode injeksi arus, dimana hasil pengukuran akan ditampilkan dalam dua plot
grafik yaitu Bode dan Nyquist Plot. Pengukuran impedansi listrik bahan uji yang
telah diinjeksikan arus dengan range frekuensi tertentu diukur gain dan phasenya
dengan menggunakan gain and phase detector (GPD) kemudian diakuisisi dengan
diolah dengan cara dihitung nilai impedansi listriknya berdasarkan hukum ohm,
yaitu hubungan antara tegangan hasil pengukuran dan besar arus yang diberikan
pada bahan uji yang kemudian didapatkan nilai impedansi listriknya serta nilai
tegangan juga diubah ke beda fase untuk dapat dicari nilai Zimaginer dan Zrealnya.
mengalami perubahan fisis yang relatif cepat dikarenakan beberapa faktor, bisa dari
internal maupun eksternal seperti suhu, kelembaban dan terjadinya proses oksidasi,
maka satu pengukuran harus dilakukan dalam waktu yang cepat pula. Untuk
melakukan pengujian sistem guna mengetahui apakah sistem mampu bekerja untuk
membedakan bahan uji, digunakan sampel yang sederhana yang berupa larutan
57
BAB V
PEMBAHASAN
Desain BIS pada penelitian ini telah dibuat sesuai dengan desain sistem
secara keseluruhan pada bab IV. Untuk mengetahui kinerja dari system yang telah
dibuat maka masing-masing bagian diuji. Pada sub bab ini akan ditampilkan hasil
Perangkat prototipe BIS yang diberi nama BISDAQ pada penelitian ini
dirancang dan dibangun berdasarkan metode yang dijelaskan dalam bab 4. Gambar
4.1 merupakan diagram blok perangkat dan Gambar 5.1 menunjukkan hasil dari
desain yang telah dibuat. Blok diagram utama dari perangkat BISDAQ seperti yang
ditunjukkan pada gambar 4.1 terdiri atas elektroda IDT, sinyal generator
(gelombang sinus), sumber arus AC, GPD, mikrokontroler dan software penampil.
Secara ringkas kerja dari system ini yaitu hasil pengukuran yang berupa nilai
tegangan yang telah dikuatkan dari hasil pengukuran bahan uji dan tegangan
tegangan DC yang sebanding dengan rasio magnitudo dan perbedaan fasa. Kedua
Rasio magnitude (yang kemudian diubah menjadi nilai impedansi) dan perbedaan
fase dapat dihitung oleh software, dan kemudian ditampilkan pada PC dengan hasil
plot Bode dan Nyquist, serta kemudian data dapat disimpan pada memori PC
58
Hasil desain hardware system pengukuran impedansi listrik bahan uji (BIS)
seperti yang diuraikan dalam bentuk PCB ditunjukkan pada gambar 5.1. Sistem ini
terdiri dari sumber arus dan GPD, sistem bekerja dengan menggunakan catu daya
9 Volt-15 Volt dengan arus 1A DC. BISDAQ sendiri memiliki berat seluruh sistem
sekitar 0,5 kg dan ukuran keseluruhan 22,8×14×6 cm. Komunikasi antara perangkat
(untuk dapat digunakan pada elektroda plat sejajar atau elektroda jarum) dan
konektor USB (untuk elektroda IDT). Sistem ini mampu bekerja dalam rentang
resolusi 10Hz-100Hz. Arus yang dapat dipilih pada BISDAQ ini adalah 1uA, 10uA,
GPD
MCU
Connector
DC plug in RS232 Ke bahan
59
5.1.1 Sinyal Generator
frekuensi yang berubah dapat digunakan sinyal generator. Sinyal generator pada
penelitian ini didasarkan pada AD9850, merupakan modul yang dapat diprogram
menghasilkan sinyal sinus dengan frekuensi yang dapat diubah-ubah dan pada
penelitian ini perubahan frekuensi dibuat secara otomatis. Output dari sinyal
generator gelombang sinus diatur oleh mikrokontroler untuk dapat berubah secara
otomatis dengan waktu 0.5s setiap perubahan frekuensinya. Keluaran dari DDS
kemudian di filter dengan high pass filter untuk memblokir sinyal frekuensi DC.
Pada gambar 5.2 merupakan hasil pengukuran keluaran DDS AD9850 yang
amplitudo 581.8mV. Berdasarkan pengujian keluaran DDS ini dapat terlihat bahwa
modul AD9850 dapat dikatakan akurat dalam mengeluarkan sinyal sinus sesuai
60
0.7
0.6
0.5
0.3
0.2
0.1
0
100 1000 10000 100000 1000000
Frekuensi (Hz)
Pengujian keluaran nilai tegangan modul DDS AD9850 yang diukur pada
keluaran IC yang digunakan sebagai buffer, terlihat pada gambar 5.3 didapatkan
hasil pengukuran yang menunjukkan bahwa modul sinyal generator AD9850 stabil
karenanya pada penelitian ini frekuensi maksimum yang digunakan adalah 100kHz.
Gambar 5.4 adalah hasil dari perancangan perangkat lunak untuk sistem
dari memilih rentang frekuensi dan resolusi frekuensi, memilih nilai saat ini untuk
Bode, plot Nyquist, dan tabel data. Bode plot terdiri dari dua grafik, yaitu grafik
hubungan antara frekuensi dan impedansi serta frekuensi dan perbedaan fasa. Tabel
data menyediakan informasi pengukuran saat ini. Informasi lain yang ditampilkan
adalah dalam bentuk nilai impedansi (total, real dan imajiner impedansi), nilai
61
perbedaan fase, nilai komponen (resistansi dan kapasitansi). Perangkat lunak ini
Data hasil pengukuran impedansi dapat disimpan kedalam bentuk file excel
yang sudah tersusun otomatis untuk kolom dan baris sesuai dengan tabel data yang
ada pada software. Grafik plot Bode dan Nyquist disimpan dalam format gambar.
Untuk dapat menggunakan software ini, komputer perlu terlebih dahulu di install
pararel dipilih sebagai rangkaian ekivalen paling sederhana dari bahan uji, pada
pengujian ini digunakan lima komponen RC. Nilai R tunggal digunakan dengan
62
nilai C yang berbeda, dan disusun secara paralel. Berdasarkan pengukuran hasilnya
dapat dilihat pada gambar 5.5, di mana Gambar 5.5a adalah bode plot dari nilai
impedansi listrik dan Gambar 5.5b adalah bode plot perbedaan fase yang diukur.
Dalam pengukuran impedansi listrik pada bahan biologis, informasi bode plot
impedansi dapat digunakan untuk mengetahui sifat resistif dari bahan uji. Informasi
bode plot beda fase dapat digunakan untuk menghitung nilai impedansi real dan
imajiner dari bahan uji, sehingga nilai resistansi dan kapasitansi dapat diperoleh.
6000
1nF
5000 10nF
15nF
Impedance (Ohm)
4000
33nF
3000 52nF
100nF
2000
1000
0
100 1000 10000 100000
Frequency (Hz)
120
100
1nF
Phase (degree)
80
10nF
60
15nF
40 33nF
20 52nF
100nF
0
100 1000 10000 100000
Frequency (Hz)
frekuensi. Dikarenakan nilai C yang kecil (1nF) sehingga pada frekuensi 100Hz -
63
10kHz nilai reaktansinya sangat besar, sehingga pada frekuensi 100Hz - 100kHz
𝑅2 +𝑋 2
impedansi pada rangkaian RC pararel 𝑍 = 1⁄√ 𝑅2 𝑋 𝐶2 untuk menghitung
𝐶
impedansi total dari rangkaian RC pararel. Dengan nilai komponen C yang semakin
dipengaruhi oleh reaktansi, dan pada frekuensi yang lebih rendah pengaruh nilai
reaktansi sudah mulai dapat terlihat. Dengan didapatkan beda phase seperti pada
gambar 5.5b maka plot Nyquist dapat diperoleh, yang mana Nyquist memberikan
𝑍𝑟𝑒𝑎𝑙 = 𝑍𝑚𝑎𝑥 cos 𝜃 dan impedansi imajiner dapat diperoleh dari persamaan
𝑍𝑖𝑚𝑎𝑔𝑖𝑛𝑒𝑟 = 𝑍𝑚𝑎𝑥 sin 𝜃. Untuk menentukan nilai impedansi real dan imajiner
dibutuhkan nilai beda fase θ dalam derajat pada tiap frekuensi pengukuran.
4843Ohm
35kHz
5572Ohm
150Hz
Berdasarkan gambar 5.6 yang merupakan gambar yang diperoleh dari BIS-
64
antara Zreal pada sumbu X dan Zimajiner pada sumbu Y, dapat ditentukan nilai
resistansi dan kapasitansinya. Nilai resistansi diperoleh dari nilai Zreal tertinggi,
yang pada gambar 5.6 dapat dilihat bahwa nilai Zreal tertinggi yaitu 5572Ohm.
pada bernilai 4843Ohm, dengan diketahui nilai reaktansinya dan frekuensi dimana
nilai reaktansi berada pada titik tertinggi maka dapat dihitung nilai C nya dengan
LCR L4070D ditunjukkan pada Tabel 5.2. Menurut data dalam Tabel 5.2,
ditunjukkan kesalahan relatif dari data yang diukur dari BIS-DAQ dan LCR Meter
Dekko L4070D dan ini menunjukkan bahwa hasil dari BIS-DAQ memiliki
65
𝑅2 +𝑋𝐶 2
persamaan, 𝑍 = 1⁄√ . Pada setiap frekuensi (seperti pada BIS-DAQ)
𝑅 2 𝑋𝐶 2
dihitung nilai impedansi totalnya pada penggunaan nilai R=5.6kOhm dan C=1nF.
Berdasarkan gambar 5.7 dapat terlihat bahwa plot grafik berhimpitan antara
6000
BIS-DAQ
Teori
5000
Impedansi (Ohm)
4000
3000
2000
1000
0
100 1000 10000 100000
Frekuensi (Hz)
sinyal, dan perhitungan secara teori. Perhitungan secara teori dilakukan dengan
66
Im(Z) dan Re(Z) pada setiap frekuensi maka nilai fase dalam derajat dapat
diperoleh.
dari sinyal reference dan sinyal yang sudah dilewatkan bahan uji yang berupa
kemudian diambil time difference (∆T) dari kedua buah puncak sinyal. Dengan
diperoleh pada gambar 5.8 didapatkan hasil bahwa ketika pengukuran memiliki
trendline yang hampir mirip. Pengukuran menggunakan BIS-DAQ yang tidak bisa
offset rangkaian, dan juga kemungkinan dikarenakan sinyal yang dibandingkan sulit
100
Picoscope
90
BISDAQ
80 Teori
70
Phase (derajat)
60
50
40
30
20
10
0
100 1000 10000 100000
Frekuensi (Hz)
67
5.4 Pengujian Menggunakan Bahan Uji dengan Beda Konsentrasi
Larutan
apakah BIS-DAQ yang dibuat mampu untuk membedakan bahan uji. Pada
pengujian bahan uji yang berupa cairan digunakan elektroda IDT yang merupakan
elektroda yang hanya membutuhkan bahan uji dengan volume minimal serta jumlah
volume tidak mempengaruhi nilai pengukuran. Bahan uji yang digunakan pada
pengujian ini yaitu beberapa konsentrasi air dan yakult (dengan air mineral 1mL
dan variasi penambahan yakult). Pada gambar 5.9 diperlihatkan bahwa impedansi
listrik air mineral tanpa campuran memiliki nilai tinggi, karena air adalah bahan
dengan sifat elektrolit yang lemah sehingga nilai impedansi relatif tinggi.
2000
1800
1600
Impedansi (Ohm)
Gambar 5. 9 Bode plot nilai impedansi dari bahan uji perbedaan konsentrasi air
mineral dan yakult
listrik dari bahan uji menurun, karena cairan yakult yang mengandung elektrolit dan
68
cair menurun dari sekitar 1900Ohm menjadi sekitar 1350Ohm, dan terus menurun
dengan meningkatnya konsentrasi yakult. Sedangkan cairan yakult itu sendiri tanpa
campuran air memiliki nilai impedansi listrik yang rendah, ini membuktikan bahwa
yakult memiliki sifat resistif yang lebih rendah daripada air. Berdasarkan gambar
5.9 dapat dinyatakan bahwa penggunaan BIS-DAQ sebagai alat ukur impedansi
30
Yakult 1.2mL
15 Yakult 1.6mL
Yakult 2mL
10 Yakult
0
100 1000 10000 100000
-5
Frekuensi (Hz)
Gambar 5. 10 Bode plot nilai beda fase dari bahan uji perbedaan konsentrasi air
mineral dan yakult
Grafik bode plot beda fase yang ditampilkan pada gambar 5.10 diperoleh
untuk selanjutnya dapat dihitung nilai impedansi real dan imajiner untuk membuat
Nyquist plot dan grafiknya dapat dilihat pada gambar 5.11. Bode plot pada gambar
5.10 menunjukkan nilai beda fase terkecil yang dapat diukur adalah 0 derajat, hal
ini dikarenakan system yang dibuat mempunyai range pengukuran 0-180 derajat,
tanpa nilai negatif, sehingga pada pengukuran dengan menggunakan bahan air
mineral tanpa campuran apapun diperoleh garis lurus pada pengukuran >1kHz
sampai dengan sekitar 70kHz. Apabila dilihat dari trendline bode plot fase pada
69
bahan uji air yang dicampur yakult kemungkinan air mineral memiliki trendline
yang sama, namun karena range pengukuran sistem maka nilai beda fase negatif
tidak muncul dan nilai pengukuran paling kecil akan menjadi 0 derajat.
Dikarenakan sistem yang dibuat bekerja dengan kemampuan pengukuran beda fase
0-180 derajat tanpa nilai negatif sehingga Nyquist plot pada sistem ini memiliki
1200
Air Mineral
Yakult 0.2mL
1000 Yakult 0.8mL
Yakult 1.2mL
Zimajiner (Ohm)
400
200
0
1 501 1001 1501 2001
Zreal (Ohm)
Gambar 5. 11 Nyquist Plot dengan bahan uji perbedaan konsentrasi air mineral
dan yakult
Plot Nyquist merupakan plot hubungan bagian imajiner, Zim, sebagai fungsi
dari bagian real, Zre, dari impedansi kompleks. Plot Nyquist terdiri dari setengah
lingkaran pada frekuensi tinggi antara titik A dan B, garis nonvertikal pada
frekuensi menengah antara titik B dan C. Resistansi RA pada titik A (Gambar 5.12)
telah dikaitkan dengan resistansi elektrolit bulk. Resistansi RB, RB = RA + RAB, dapat
diartikan sebagai resistansi internal, yaitu, jumlah resistansi elektrolit bulk dan
RBC pada frekuensi menengah dapat diartikan sebagai batasan transport ion dalam
70
elektrolit bulk atau dapat disebut sebagai “equivalent distribution resistance”.
elektrolit bulk (R∞) dan resistansi lapisan difusi (RD). Pada gambar 5.12 diketahui
bahwa diameter setengah lingkaran RAB sama dengan resistansi elektrolit bulk R∞
RD C
R∞
B
RAB RBC
RA RB RC
71
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
impedansi bahan dengan baik dari rentang frekuensi 100Hz – 100kHz. Batasan
frekuensi bawah 100Hz dikarenakan pada bagian GPD, kapasitor filter yang
digunakan tidak terlalu besar sehingga pada frekuensi dibawah 100Hz terdapat
ripple pada output GPD. Oleh karenanya data dibawah 100Hz dianggap kurang
mampu bekerja secara cepat dan efisien. Waktu untuk satu kali pengukuran tidak
lebih dari 1 menit. Sehingga untuk pengukuran impedansi listrik bahan yang
6.2 Saran
sehingga perlu diperlebar lagi supaya dapat mengidentifikasi bahan dengan cukup
baik dan akurat. Penggunaan OP-AMP kecepatan tinggi serta sinyal generator
72
DAFTAR PUSTAKA
73
of the International Measurement Confederation. Elsevier Ltd, 58, pp. 476–
482. doi: 10.1016/j.measurement.2014.09.013.
Devices, A. (2005) The Data Conversion Handbook, Technology. Edited by W.
Kester. UK: Elsevier.
Dezhi and Caicheng (2010) ‘Study and Realization of a Signal Generator Based on
the DDS Technology’, Dianzikeji Electronic Science and Technology.
Etayash, H. et al. (2014) ‘Impedimetric detection of pathogenic gram-positive
bacteria using an antimicrobial peptide from class IIa bacteriocins’,
Analytical Chemistry, 86(3), pp. 1693–1700. doi: 10.1021/ac4034938.
Ferrante do Amaral, C. E. and Wolf, B. (2008) ‘Current development in non-
invasive glucose monitoring’, Medical Engineering and Physics, 30(5), pp.
541–549. doi: 10.1016/j.medengphy.2007.06.003.
Goetz, L. and Wilms, C. (2015) Understanding the cell as an electrical circuit,
Scientifica Ltd, Uckfield, UK. Available at:
https://www.scientifica.uk.com/learning-zone/understanding-the-cell-as-
an-electrical-circuit (Accessed: 1 November 2018).
Granot, Y. and Rubinsky, B. (2007) ‘Frequency Marked ELectrodes in Electrical
Impedance Tomography’, Electrical Bioimpedance, 17, pp. 380–383.
Grossi, M. et al. (2011) ‘A novel technique to control ice cream freezing by
electrical characteristics analysis’, Journal of Food Engineering. Elsevier
Ltd, 106(4), pp. 347–354. doi: 10.1016/j.jfoodeng.2011.05.035.
Han, K. H., Han, A. and Frazier, A. B. (2006) ‘Microsystems for isolation and
electrophysiological analysis of breast cancer cells from blood’, Biosensors
and Bioelectronics, 21(10), pp. 1907–1914. doi:
10.1016/j.bios.2006.01.024.
El Hasni, A. et al. (2017) ‘Electrical impedance spectroscopy of single cells in
hydrodynamic traps’, Sensors and Actuators, B: Chemical. Elsevier B.V.,
248, pp. 419–429. doi: 10.1016/j.snb.2017.04.019.
Hayashi, Y. et al. (2008) ‘Temporal variation of dielectric properties of preserved
blood’, Physics in Medicine and Biology, 53(1), pp. 295–304. doi:
10.1088/0031-9155/53/1/021.
74
Huang, H. (2013) ‘Impedance Spectroscopy Systems Suitable for Biomedical Cell
Impedance Measurement’, (August). Available at:
http://hdl.handle.net/1969.1/151036.
Iqbal, M. Z. and Rafiuddin (2016) ‘Preparation, characterization, electrical
conductivity and dielectric studies of Na2SO4 and V2O5 composite solid
electrolytes’, Measurement: Journal of the International Measurement
Confederation. Elsevier Ltd, 81, pp. 102–112. doi:
10.1016/j.measurement.2015.12.008.
Islam, S. M. M., Reza, M. A. R. and Kiber, M. A. (2013) ‘Performances of Multi-
Frequency Voltage to Current Converters for Bioimpedance Spectroscopy’,
Bangladesh Journal of Medical Physics, 5(1), pp. 71–76.
Karunanayaka, S. D. et al. (2006) ‘A Planar Electromagnetic Sensors Aided Non-
destructive Testing of Currency Coins’, 11(10).
Keese, C. R. (1996) ‘Cell Motion and Morphology Measured with Electric Fields
t’, 34, pp. 13–16.
De La Rica, R., Fernández-Sánchez, Ć. and Baldi, A. (2007) ‘Electric
preconcentration and detection of latex beads with interdigitated
electrodes’, Applied Physics Letters, 90(17), pp. 10–13. doi:
10.1063/1.2731311.
Mamishev, A. V. et al. (2004) ‘Interdigital sensors and transducers’, Proceedings
of the IEEE, 92(5), pp. 808–844. doi: 10.1109/JPROC.2004.826603.
Miramontes-de-Leon, G. et al. (2015) ‘Time-Frequency Analysis of a Pulsed
Excitation and Its Application in Randles Model’, 2015 International
Conference on Mechatronics, Electronics and Automotive Engineering
(ICMEAE), pp. 157–161. doi: 10.1109/ICMEAE.2015.20.
Morimoto, T. et al. (1993) ‘A study of the electrical bio-impedance of tumors.’,
Journal of investigative surgery : the official journal of the Academy of
Surgical Research, 6(1), pp. 25–32. doi: 10.3109/08941939309141189.
Petchmaneelumka, W., Rerkratn, A. and Kaewpoonsuk, A. (2009) ‘Digitally
Programmable AC Current Source’, International Multi Conference of
Engineers and Computer Scientists, II(1), pp. 18–21.
75
Peterson, D. and Precision, B. (no date) Function and Arbitrary Waveform
Generator.
Pethig, R. (2016) ‘Electrical Properties of Biological Tissue’, in. United Kingdom.
Polevaya, Y. et al. (1999) ‘Time domain dielectric spectroscopy study of human
cells. II. Normal and malignant white blood cells.’, Biochimica et
biophysica acta, 1419(2), pp. 257–271. doi: 10.1007/BF00188038.
Qiao, G. et al. (2010) ‘Electrical properties of breast cancer cells from impedance
measurement of cell suspensions’, Journal of Physics: Conference Series,
224(1). doi: 10.1088/1742-6596/224/1/012081.
Ramírez, N. et al. (2009) ‘Electrochemical impedance spectroscopy: An effective
tool for a fast microbiological diagnosis’, Biotecnología Aplicada, 26(1),
pp. 72–78.
Ristic, B., Kun, S. and Peura, R. A. (1997) ‘Muscle Tissue Ischemia Monitoring
Using Impedance Spectroscopy ’:, 00(C), pp. 3–6.
Syahril (2012) Studi Spektroskopi Impedansi Barium Titanat pada Temperatur
Tinggi. Universitas Indonesia.
Szwacki, J., Lisowska-Oleksiak, A. and Szpakowska, M. (2006) ‘Polymer
membranes loaded with lipids for taste sensing: electrochemical impedance
spectroscopy studies’, Desalination, 198(1–3), pp. 1–7. doi:
10.1016/j.desal.2006.09.002.
Velusamy, V. et al. (2009) ‘Label-free detection of Bacillus cereus DNA
hybridization using electrochemical impedance spectroscopy for food
quality monitoring application’, 2010 IEEE Sensors Applications
Symposium (SAS). IEEE, pp. 135–138. doi: 10.1109/SAS.2010.5439420.
Wan, Y. et al. (2007) ‘Ultra-wideband radar signals generated technology with two-
channel’, Signal Processing, 87(12), pp. 3101–3107. doi:
10.1016/j.sigpro.2007.06.003.
Xu, H. and Feng, H. (2010) ‘Measurement of amplitude ratio and phase difference
in the ultra-wideband microwave receiving system’, Proceedings - 2nd
IEEE International Conference on Advanced Computer Control, ICACC
2010. IEEE, 2, pp. 317–320. doi: 10.1109/ICACC.2010.5486665.
76
Xu, H., Zhang, Y. and Zheng, F. (2009) ‘Study on measuring method of dielectric
spectroscopy for polymer dielectrics’, 2009 IEEE 9th International
Conference on the Properties and Applications of Dielectric Materials.
IEEE, pp. 922–925. doi: 10.1109/ICPADM.2009.5252247.
Xu, Y. et al. (2016) ‘A review of impedance measurements of whole cells’,
Biosensors and Bioelectronics. Elsevier B.V., 77, pp. 824–836. doi:
10.1016/j.bios.2015.10.027.
Yang, C., Rairigh, D. and Mason, A. (2007) ‘Fully Integrated Impedance
Spectroscopy Systems for Biochemical Sensor Array’, pp. 21–24.
Zhang, F. et al. (2018) ‘Distinguishing skin cancer cells and normal cells using
electrical impedance spectroscopy’, Journal of Electroanalytical Chemistry.
Elsevier, 823(June), pp. 531–536. doi: 10.1016/j.jelechem.2018.06.021.
Zhao, X. et al. (2017) ‘Electrical Impedance Spectroscopy for Quality Assessment
of Meat and Fish: A Review on Basic Principles, Measurement Methods,
and Recent Advances’, pp. 2–6. doi: https://doi.org/10.1155/2017/6370739.
Zheng, S. et al. (2007) ‘Human Blood Cell Sensing with Platinum Black
Electroplated Impedance Sensor’, pp. 520–523.
77
LAMPIRAN
78
Lampiran 2 Hasil pengukuran menggunakan BIS-DAQ pada rangkaian RC
Pararel (R=5.6kOhm dan C=1nF)
L. 2. 3 Plot Nyquist
79
L. 2. 4 Tabel data hasil pengukuran
Frekuensi Fase Kapasitansi Resistansi
No Z(Ohm) ZIm(Ohm) ZRe(Ohm)
(Hz) (derajat) (nF) (kOhm)
0 100 5554.695 729.163 5534.882 4.839 0.938 5.572
1 150 5596.906 824.304 5571.764 5.431
2 200 5575.761 917.791 5544.457 6.072
3 250 5544.193 919.979 5512.558 6.121
4 300 5544.193 986.405 5507.810 6.565
5 350 5502.380 964.321 5467.347 6.466
6 400 5512.803 995.490 5475.532 6.664
7 450 5502.380 1000.928 5464.627 6.713
8 500 5533.710 1028.708 5494.052 6.861
9 550 5512.803 1032.152 5472.726 6.910
10 600 5491.976 999.036 5454.295 6.713
11 650 5554.695 1054.767 5513.154 7.009
12 700 5491.976 1028.253 5452.050 6.910
13 750 5502.380 1030.201 5462.378 6.910
14 800 5502.380 1030.201 5462.378 6.910
15 850 5471.227 1031.643 5430.883 6.959
16 900 5512.803 1024.822 5473.296 6.861
17 950 5450.557 969.7460 5414.788 6.565
18 1000 5512.803 1032.152 5472.726 6.910
19 1500 5523.247 1041.452 5482.519 6.959
20 2000 5491.976 1035.555 5451.479 6.959
21 2500 5460.882 1036.953 5420.042 7.009
22 3000 5481.592 1055.458 5439.437 7.107
23 3500 5450.557 1085.696 5405.686 7.354
24 4000 5471.227 1140.670 5421.864 7.699
25 4500 5440.251 1184.740 5386.675 8.044
26 5000 5450.557 1208.667 5394.890 8.192
27 5500 5440.251 1285.665 5377.102 8.735
80
28 6000 5399.222 1347.401 5329.288 9.228
29 6500 5378.823 1406.272 5302.308 9.672
30 7000 5348.370 1475.929 5263.537 10.214
31 7500 5348.370 1581.557 5250.843 10.954
32 8000 5318.089 1677.370 5207.622 11.694
33 8500 5318.089 1760.984 5196.202 12.286
34 9000 5308.034 1889.405 5167.197 13.223
35 9500 5277.982 2029.767 5114.143 14.308
36 10000 5277.982 2159.643 5092.111 15.245
37 15000 5149.709 2867.339 4808.511 20.965
38 20000 4874.683 3797.338 4219.401 30.040
39 25000 4588.221 4441.875 3591.370 38.473
40 30000 4237.628 4721.009 2957.476 45.722
41 35000 3951.036 4843.573 2432.160 51.985
42 40000 3649.132 4807.430 1940.369 57.854
43 45000 3383.077 4672.760 1556.180 62.588
44 50000 3124.571 4472.575 1223.118 66.928
45 55000 2874.916 4218.334 954.649 70.578
46 60000 2690.650 4028.451 730.038 74.227
47 65000 2518.195 3820.106 557.169 77.186
48 70000 2361.257 3620.295 398.824 80.244
49 75000 2209.914 3409.730 281.053 82.660
50 80000 2083.988 3231.349 166.883 85.373
51 85000 1980.172 3077.945 76.876 87.740
52 90000 1870.875 2910.239 4.990 89.811
53 95000 1787.797 2779.120 -66.031 92.080
54 100000 1701.953 2641.062 -118.468 93.954
81
Lampiran 3 Tes Pengukuran BIS-DAQ vs Perhitungan Teori pada rangkaian RC
Pararel (R=5.6kOhm C=1nF)
L. 3. 1 Tabel perbandingan nilai pengukuran impedansi dengan BIS-DAQ vs
perhitungan teori
Frekuensi (Hz) Z BIS-DAQ (Ohm) Z Teori (Ohm)
100 5554.695 5549.966
150 5596.906 5549.924
200 5575.761 5549.865
250 5544.193 5549.789
300 5544.193 5549.696
350 5502.380 5549.586
400 5512.803 5549.460
450 5502.380 5549.316
500 5533.710 5549.156
550 5512.803 5548.979
600 5491.976 5548.785
650 5554.695 5548.574
700 5491.976 5548.346
750 5502.380 5548.101
800 5502.380 5547.840
850 5471.227 5547.562
900 5512.803 5547.266
950 5450.557 5546.955
1000 5512.803 5546.626
1500 5523.247 5542.417
2000 5491.976 5536.540
2500 5460.882 5529.012
3000 5481.592 5519.853
3500 5450.557 5509.086
4000 5471.227 5496.741
4500 5440.251 5482.850
82
5000 5450.557 5467.449
5500 5440.251 5450.576
6000 5399.222 5432.275
6500 5378.823 5412.590
7000 5348.370 5391.568
7500 5348.370 5369.260
8000 5318.089 5345.717
8500 5318.089 5320.993
9000 5308.034 5295.141
9500 5277.982 5268.217
10000 5277.982 5240.279
15000 5149.709 4917.423
20000 4874.683 4551.619
25000 4588.221 4182.718
30000 4237.628 3834.146
35000 3951.036 3516.576
40000 3649.132 3232.858
45000 3383.077 2981.781
50000 3124.571 2760.363
55000 2874.916 2565.087
60000 2690.650 2392.498
65000 2518.195 2239.455
70000 2361.257 2103.214
75000 2209.914 1981.423
80000 2083.988 1872.087
85000 1980.172 1773.523
90000 1870.875 1684.310
95000 1787.797 1603.247
100000 1701.953 1529.319
83
L. 3. 2 Tabel Tes Beda Fase BIS-DAQ vs Picoscope vs Teori
Frekuensi Teta Pico Teta GPD Teta Teori
100 0.191 3.023 0.396
500 1.404 3.830 1.836
1000 2.315 3.912 3.631
5000 15.782 13.067 17.476
10000 30.233 26.046 32.176
15000 44.015 36.690 43.334
20000 51.199 45.884 51.515
30000 61.409 58.150 62.074
50000 73.944 70.377 72.357
80000 85.075 79.325 78.757
100000 90.540 83.292 80.964
84
L. 3. 4 Tabel Data untuk menghitung Beda Fase secara Teori
Perhitungan Teori
Xc R Xc/R Teta (derajat) (-90 s/d 90) Teta Teori (0 s/d 180)
159091 1000 159.0909 89.604 0.396
31818 1000 31.81818 88.164 1.836
15909 1000 15.90909 86.369 3.631
3182 1000 3.181818 72.524 17.476
1591 1000 1.590909 57.824 32.176
1061 1000 1.060606 46.666 43.334
795 1000 0.795455 38.485 51.515
530 1000 0.530303 27.926 62.074
318 1000 0.318182 17.643 72.357
199 1000 0.198864 11.243 78.757
159 1000 0.159091 9.036 80.964
85
490 1709.5 1151.9 1103.3 1035.8 1006.5 985.3 898.9
520 1705.2 1140.4 1090.9 1030.7 992.8 970.1 880.6
550 1700.9 1135.4 1082.1 1015.3 977.4 957.4 866.4
580 1684 1129.1 1071.4 1004 964.6 949.7 846.6
610 1690.3 1123.4 1060 990.3 952.7 929.7 829.3
640 1678.8 1112.3 1056.7 980.4 942 918.8 822.6
670 1675.6 1104 1046.2 974.3 934.4 907.9 808.3
700 1673.5 1089.6 1033.2 962.2 918.8 897.8 792.8
730 1667.3 1093.7 1030.7 955 911.3 887.7 781.5
760 1668.3 1075.4 1025.5 945 900 879.5 766.1
790 1661 1072.7 1015.3 937.3 891.6 864.2 756.1
820 1665.2 1070 1004 928 886.6 856.7 745.8
850 1665.2 1066.7 1004 923.4 876.2 846.6 728.7
880 1652.8 1062 994.6 915.9 863.1 835.5 720.6
910 1655.9 1052.8 989 900 856.7 828.8 711.6
940 1653.8 1045.6 979.2 891.1 847.1 823.1 705
970 1638.4 1035.8 979.8 888.8 839.2 815.4 697.6
1000 1633.3 1035.8 974.9 886.1 830.9 806.3 684.2
1300 1618 994.6 920.5 825.2 766.1 738.3 612.9
1600 1603.9 960.4 891.6 783.5 717 684.6 555
1900 1589 941.4 858.8 746.7 679.9 648.4 513
2200 1579.1 919.9 834 717 646.4 612.2 473.3
2500 1571.2 898.9 820.6 698.4 622.6 587.8 452.2
2800 1577.1 891.6 800.3 674.8 609.1 569.8 435
3100 1564.4 881.1 787.9 659 587.5 553.6 417.2
3400 1558.5 865.8 776.7 648.4 575.1 535.3 401.8
3700 1556.6 857.2 768.9 638.3 560.9 526.3 393.4
4000 1555.6 854 758.9 629.2 551.5 516.9 382.7
4300 1559.5 846.1 752.8 616.8 544.7 506.9 376.8
4600 1550.7 836.6 743 611.8 532.9 499.7 367.3
4900 1544 829.3 740.2 605 527.6 492.3 361.4
86
5200 1544.9 828.8 731 600.8 519.8 488 356.4
5500 1549.8 819 726.5 593.4 515.6 483.4 352.4
5800 1546.9 819 723.7 590.4 514.3 478.3 347
6100 1544.9 820.6 720.6 579.4 506 473.9 341.8
6400 1544.9 812.9 718.8 578.7 505.7 470 339.7
6700 1545.9 809.4 714.3 575.8 499.4 465.9 334.8
7000 1542.1 806.3 709.9 574 496 460.7 333.2
7300 1542.1 805.3 707.2 567.3 494.1 459 331.1
7600 1544.9 803.3 706.3 568.3 494.1 455.3 329.4
7900 1538.2 800.3 703.2 566.2 485 451.3 324.3
8200 1538.2 795.3 701 561.6 484.6 450.8 324.7
8500 1539.2 797.3 699.7 558.8 482.2 447.7 319.3
8800 1544 790.9 697.1 554.7 480.4 446.3 319.7
9100 1543 793.3 694.5 553.6 477.1 442.4 316.9
9400 1544 786.4 693.6 552.9 475.7 441.3 315.4
9700 1534.4 791.9 690.2 549.1 475.9 439.9 315.4
10000 1533.4 786.9 691 547.1 474.8 440.2 313
13000 1542.1 775.2 671.9 530.6 456.4 422.2 300.5
16000 1544 767 666.9 523 449.7 416.1 293.5
19000 1533.4 763.7 655.3 513.3 440.5 408.4 288.9
22000 1544 756.1 650.4 507.9 436.9 403.1 284.5
25000 1544.9 752.3 649.2 505 433.1 400.3 282.9
28000 1539.2 746.7 642.3 502.5 429.3 395.4 280.1
31000 1537.2 744.8 643.1 499.1 426.7 398.6 279.2
34000 1544 744.8 633.2 496 425.6 395.1 278.3
37000 1541.1 737.9 632.4 495.7 423.2 393.4 277.6
40000 1545.9 737.9 634.4 492.9 422.4 392.9 276.9
43000 1541.1 739.7 635.6 493.8 420.1 390.2 275.6
46000 1550.7 744.8 634.8 497.8 423.5 390.7 278
49000 1556.6 739.7 632.4 492.9 422.2 390.2 277.1
52000 1552.7 737.9 633.6 492.3 419.8 390.5 274.5
87
55000 1554.6 738.3 632.4 493.8 421.4 390.9 276.2
58000 1558.5 739.3 632 492 420.3 389 276.8
61000 1555.6 737.4 633.6 492.6 420.8 389 277.8
64000 1566.3 737 633.6 491 420.3 389.5 276.8
67000 1559.5 736.5 631.2 489.5 417.7 388.7 275.2
70000 1557.5 731 626.9 488.9 419 386.1 277.1
73000 1562.4 731.5 628.1 489.8 419.5 390 277.8
76000 1561.4 731.5 628.5 491.4 416.7 387.8 277.8
79000 1552.7 730.1 625.3 488 419.5 388.7 277.3
82000 1557.5 729.2 621.8 489.2 418.5 387.8 277.1
85000 1547.8 730.1 624.2 487.4 418.7 387.5 279.2
88000 1553.7 725.5 622.2 486.8 417.2 389 280.4
91000 1545.9 727.4 622.2 488.6 419.3 391.4 280.9
94000 1546.9 728.7 622.2 489.8 422.2 390.5 281.1
97000 1536.3 721 618.3 485.9 418.5 390.7 282
100000 1535.3 722.8 620.3 489.8 418.7 391.9 283.2
88
Lampiran 5 Screenshot program Mikrokontroler
89
Lampiran 6 Screenshot program Penampil (Delphi 7)
90
Lampiran 7 Datasheet DDS AD9850
91
92
93
94
Lampiran 8 Datasheet AD8302
95
96
97
98
99
Lampiran 9 Publikasi Jurnal 1
100
Lampiran 10 Publikasi Jurnal 2
101
Lampiran 11 Sertifikat Bebas Plagiasi
102