Tugas Perpajakan
Tugas Perpajakan
Tugas Perpajakan
NIM : 2061201196
NPWP adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana
dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau
identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan.
Sedangkan, PKP atau Pengusaha Kena Pajak adalah Pengusaha yang
melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak
yang dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan
perubahannya. Terhadap Wajib Pajak ini, di samping memiliki NPWP juga diberikan
Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SPPKP). Pengusaha adalah orang
pribadi atau badan dalam bentuk apa pun yang dalam kegiatan usaha atau
pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang,
melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar
daerah pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar daerah
pabean.
Fungsi NPWP antara lain :
1. Sarana dalam administrasi perpajakan;
2. anda pengenal diri atau identitas WP dalam melaksanakan hak dan kewajiban
perpajakannya; dan
Bagi DJP sendiri, SKP berfungsi sebagai dasar hukum untuk memahami atas
adanya hak dan kewajiban atas setiap Wajib Pajak. Berdasarkan UU Nomor 28
Tahun 2007 Pasal 1 Nomor 15, terdapat 5 jenis SKP yaitu:
Subjek PPN adalah Pengusaha Kena Pajak (PKP) atau pengusaha yang
melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak
yang dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang PPN.
Namun, untuk pengusaha kecil yang batasannya ditetapkan oleh Menteri
Keuangan masih belum termasuk, kecuali pengusaha kecil tersebut memilih
dikukuhkan sebagai PKP.
Subjek PBB adalah orang atau badan yang secara nyata memiliki status
atas bumi dan bangunan, memperoleh manfaat atas bangunan. Tanda
pembayaran/pelunasan pajak bukan merupakan bukti pemilikan hak. Subjek PPB
yang dikenakan kewajiban membayar PBB berdasarkan ketentuan perundang-
undangan perpajakan yang berlaku menjadi wajib pajak.
Subjek Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan adalah orang pribadi
atau badan yang memperoleh hak atas suatu tanah dan bangunan. Subjek yang
berkewajiban untuk membayar pajak disebut wajib pajak BPHTB.
Sedangkan bagi Wajib Pajak Badan, tarifnya sebesar 25% berlaku sejak
tahun pajak 2010 yang semula 28%.
F. Pajak Penghasilan Pasal 21 Pemotongan Pajak, Subjek Pajak dan Objek Pajak
Definisi PPh Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah,
honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apa pun
sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh
orang pribadi subjek pajak dalam negeri.
1. Objek PPh Pasal 21
Objek pajak penghasilan pasal 21 di antaranya:
1. Penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai tetap, baik berupa
penghasilan yang bersifat teratur maupun tidak teratur
2. Penghasilan yang diterima atau diperoleh penerima industri secara teratur
berupa uang industri atau penghasilan sejenisnya
3. Penghasilan sehubungan dengan pemutusan hubungan kerja dan penghasilan
sehubungan dengan industri yang diterima secara sekaligus berupa uang
pesangon, uang manfaat industri, tunjangan hari tua
4. Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas, berupa upah harian,
upah mingguan, upah satuan, upah industri atau upah yang dibayarkan secara
bulanan
5. Imbalan kepada bukan pegawai, antara lain berupa honorarium, komisi, fee, dan
imbalan sejenis dengan nama dan dalam bentuk apapun sebagai imbalan
sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan
6. Imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang saku, uang
representasi, uang rapat, honorarium, hadiah atau penghargaan dengan nama
dan dalam bentuk apapun, dan imbalan sejenis dengan nama apapun.
Jenis PPh 21 ini dikenakan pada wajib orang pribadi yang menerima
penghasilan seperti penjelasan definisi PPh tersebut. Kategori subjek yang dikenakan
PPh 21 ini seperti pegawai, bukan pegawai, penerima pensiun maupun pesangon,
anggota dewan komisaris, mantan pekerja dan peserta kegiatan.
2. Subjek Pemotong PPh 21
Namun jenis PPh yang dibebankan atau dikenakan wajib pajak orang pribadi
tersebut tidak dibayarkan sendiri oleh yang bersangkutan. Akan tetapi jenis PPh 21 ini
dipotong atau dipungut oleh perusahan/pemberi kerja melalui pemotongan pajak PPh
Pasal 21.
Pihak pemotong/perusahaan/pemberi kerja kemudian menyetorkan atau
membayarkan PPh 21 yang dipotong dari wajib pajak orang pribadi yang memperoleh
penghasilan kena pajak tersebut ke kas negara. Berikutnya, sebagai pihak yang
dipungut PPh Pasal 21, akan memperoleh bukti pemotongan PPh Pasal 21 dari pihak
yang memotong penghasilan tersebut.