Dokumen Studi Kelayakan Pt. Tiga Cahaya Sejahtera
Dokumen Studi Kelayakan Pt. Tiga Cahaya Sejahtera
Dokumen Studi Kelayakan Pt. Tiga Cahaya Sejahtera
TAHUN
2012
DOKUMEN
STUDY KELAYAKAN
TAMBANG
KATA PENGANTAR
PT. Tiga Cahaya Sejahtera adalah Pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP)
Eksplorasi berdasarkan Surat Keputusan Bupati Konawe Nomor 555 Tahun 2009
Tanggal 29 Desember 2009 tentang Pemberian Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi
Kepada PT. Tiga Cahaya Sejahtera Seluas 3.080 Ha yang terletak di Kecamatan Routa
Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara.
NANANG HARYANTO
Direktur
Hal - i
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
DAFTAR ISI
Isi
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ................................................................................................... ii
ISI
DAFTAR TABEL............................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2. Maksud dan Tujuan .............................................................................. 4
1.3. Ruang Lingkup dan Metode Studi ....................................................... 6
1.3.1. Pengkajian Data Sekunder dan Primer ........................................... 6
1.3.2. Deskripsi Kegiatan ........................................................................ 8
1.4. Metodologi Studi .................................................................................. 12
1.5. Pelaksana Studi ..................................................................................... 12
1.6. Jadwal dan Waktu Studi ....................................................................... 13
BAB II KEADAAN UMUM................................................................................ 15
2.1. Lokasi dan Luas Wilayah ....................................................................... 15
2.2. Kesampaian Daerah .............................................................................. 17
2.3. Rona Awal Lingkungan ......................................................................... 18
BAB III GEOLOGI DAN KEADAAN ENDAPAN.................................................... 34
3.1. Geologi Regional ................................................................................... 34
3.1.2. Lithologi dan Stratigrafi Regional ............................................... 37
3.1.3. Struktur Geologi dan Tektonik Regional .................................... 40
3.1.4. Alterasi ........................................................................................... 43
3.1.5. Mineralisasi .................................................................................... 45
3.2. Geologi Lokal ......................................................................................... 53
3.2.1. Morfologi Lokal ............................................................................. 53
3.2.2. Stratigrafi dan Lithologi Lokal...................................................... 55
Hal - ii
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Hal - iii
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Hal - iv
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Hal - v
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
DAFTAR TABEL
Hal - vi
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Hal - vii
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta Geotektonik Lempeng Asia Tengah – Australia......................................3
Gambar 2. Lokasi Kegiatan Eksplorasi PT. Tiga Cahaya Sejahtera.................................15
Gambar 3. Wilayah IUP Eksplorasi PT. Tiga Cahaya Sejahtera.......................................16
Gambar 4. Akses ke Wilayah IUP Eksplorasi PT. Tiga Cahaya Sejahtera......................17
Gambar 5. Diagram CH Rata-rata, CH 75 %, dan Hari Hujan pada Stasiun...................19
Gambar 6. Peta Toppgrafi dalam Wilayah IUP Eksplorasi PT. Tiga Cahaya
Sejahtera.................................................................................................................23
Gambar 7. Peta Kawasan Hutan dalam Wilayah IUP Eksplorasi PT. Tiga
Cahaya Sejahtera...................................................................................................28
Gambar 8. Peta LANDSAT Wilayah IUP Eksplorasi PT. Tiga Cahaya
Sejahtera.................................................................................................................28
Gambar 9. Peta Penutupan lahan dalam Wilayah IUP Eksplorasi PT. Tiga
Cahaya Sejahtera...................................................................................................29
Gambar 10. Peta Tektonostratigrafi Pulau Sulawesi.............................................................34
Gambar 11. Morfologi P. Sulawesi daerah Konawe dari SRTM.........................................37
Gambar 12. Sratigrafi Regional Lembar Geologi Kendari-Lasusua...................................40
Gambar 13. Peta Geologi Lembar Kendari-Lasusua, Skala Peta 1:250.000......................42
Gambar 14. Peta Geotektonik P. Sulawesi..............................................................................43
Gambar 15. Diagram Skematik Proses Pembentukan Laterit..............................................50
Gambar 16. Profil Lateritisasi...................................................................................................53
Gambar 17. Fisiografi Di Sekitar Wilayah IUP Eksplorasi PT. Tiga Cahaya
Sejahtera.................................................................................................................55
Gambar 18. Peta Geologi WIUP Eksplorasi PT. Tiga Cahaya Sejahtera...........................59
Gambar 19. Nikel Pada Mineral Mafik Sebagai Penggantian Mg dan Fe..........................67
Gambar 20. Bagan Alir Tata Cara Penambangan Bijih Nikel PT. Tiga Cahaya
Sejahtera.................................................................................................................93
Gambar 21. Penampang Melintang Kolam Pengendapan.....................................................104
Hal - viii
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Hal - ix
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengeloaan Sumber Daya Alam haruslah dilakukan dengan seksama dan cermat.
Hal ini dikarenakan bahwa Sumber Daya Alam merupakan hal yg tidak dapat
diperbaharui. Untuk itu diperlukan komitmen dari Pemerintah, Unsur Swasta dan
masyarakat agar pengelolaan Sumber Daya Alam dapat di nikmati oleh seluruh
Salah satu Sumber Daya Alam Provinsi Sulawesi Tenggara khususnya Kabupaten
Konawe yang menjadi Primadona adalah Bahan Galian Mineral Logam yaitu Nikel.
Nikel mempunyai sifat tahan karat. Dalam keadaan murni, nikel bersifat lembek, tetapi
jika dipadukan dengan besi, krom, dan logam lainnya, dapat membentuk baja tahan karat
yang keras. Perpaduan nikel, krom dan besi menghasilkan baja tahan karat (stainless
steel) yang banyak diaplikasikan pada peralatan dapur (sendok, dan peralatan memasak),
Kebutuhan akan komoditas nikel semakin meningkat baik permintaan dari luar
komoditas nikel tersebut, telah mendorong pihak-pihak yang bergerak di bidang industry
Hal - 1
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
tahapan eksploitasi untuk memperoleh bijih nikel yang merupakan sumber utama mineral
nikel.
tektonik lempeng tidak bisa terpisahkan dengan istilah yang dalam ilmu
metalogenik merupakan suatu area yang dicirikan oleh kumpulan endapan mineral yang
khas, atau oleh satu atau lebih jenis-jenis karakteristik mineralisasi. Suatu mendala
metalogenik mungkin memiliki lebih dari satu episod mineralisasi yang disebut dengan
Talaud sampai Sulawesi Tenggara. Batuannya ultra basa yang terjadi pada masa
kawasan ini kaya akan mineral-mineral logam yang dibawa oleh batuan ultrabasa seperti
sungguh untuk berinvestasi dalam mengelola bahan galian Nikel di Kabupaten Konawe.
Salah satunya adalah PT. Tiga Cahaya Sejahtera. Ke depan nantinya, PT. Tiga Cahaya
Hal - 2
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Nomor No. 555 Tahun 2009 Tanggal 29 Desember 2009 tentang Pemberian Izin Usaha
Pertambangan Eksplorasi Kepada PT. Tiga Cahaya Sejahtera Seluas 3.080 Ha. Untuk itu,
mulai tahun 2013 nanti, PT. Tiga Cahaya Sejahtera merencanakan kegiatan penambangan
bijih nikel, pada Desa Tanggola dan Puuwiwirano Kecamatan Routa Kabupaten Konawe
Dalam melaksanakan kegiatan usaha Penambangan, PT. Tiga Cahaya Sejahtera akan
ekonomi dan manfaat sosial yang optimal dengan tetap menjaga keseimbangan
Hal - 3
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
lingkungan, maka perlu dikembangkan suatu system penambangan yang setiap tahap
kegiatannya direncanakan secara matang sehingga fungsi dan daya dukung lingkungan
tetap terjaga. Setelah berakhirnya masa penambangan dapat dipulihkan kembali atau
dapat dialihkan untuk peruntukan dan manfaat bagi masyarakat di Kecamatan Routa Kab.
Konawe
Maksud dari Penyusunan Laporan Studi Kelayakan ini adalah untuk memperoleh
informasi secara rinci seluruh aspek yang akan dilakukan oleh PT. Tiga Cahaya Sejahtera
untuk menentukan Teknis, Ekonomis dan Rona awal lingkungan serta perencanaan Pasca
Tambang, yaitu:
pertambangan eksploitasi bahan galian bijih nikel yang akan dilakukan oleh PT.
evaluasi data geologi, hasil eksplorasi dan data keadaan sumberdaya atau
cadangan.
Hal - 4
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
dalam rangka peningkatan izin Kuasa Pertambangan (KP) dari status sebelumnya
masyarakat dan pelaku usaha bahwa kegiatan penambangan bijih nikel yang akan
dilaksanakan oleh PT. Tiga Cahaya Sejahtera telah memenuhi aspek legal dan
lingkungan.
pada kegiatan penambangan bijih nikel yang akan dilaksanakan oleh PT. Tiga
Cahaya Sejahtera.
4. Merupakan acuan bagi PT. Tiga Cahaya Sejahtera dalam melaksanakan kegiatan
Sasarannya dari studi ini adalah Mencakup analisis cadangan Nikel, analisis
Hal - 5
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
penambangan, sistem dan tahapan penambangan serta investasi dan analisis kelayakan.
Bagi perusahaan, studi kelayakan menjadi sangat penting sebagai dokumen yang
kontribusi yang harus dilakukan terhadap pajak dan pendapatan asli daerah
(PAD).
Kajian kelayakan yang dilakukan akan meliputi berbagai aspek yang berkaitan
dengan usaha peningkatan produksi mineral Bijih Nikel pada wilayah penambangan yang
akan beroperasi. Adapun studi ini antara lain terdiri dari hal-hal sebagai berikut:
Ada beberapa hal yang akan diteliti pada kajian ini, yaitu:
Hal - 6
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Dalam rangka penambangan bijih nikel ini, maka diperlukan data tambahan
adalah data pengamatan lapangan secara langsung dan data yang berkaitan
lereng. Dari data sekunder yang telah tersedia dan tambahan data lapangan
beserta data geoteknik dan hidrogeologi, maka lingkup kajian akan meliputi:
Aspek pengangkutan dan penimbunan bijih nikel atau tanah buangan yang
meliputi jarak angkut, kondisi jalan, serta lokasi dan kapasitas tempat
penimbunan.
Hal - 7
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
bijih nikel.
Dari uraian tersebut di atas, maka kegiatan pekerjaan kajian akan berbagai
a. Tujuan
data geologi dan eksplorasi yang tersedia sehingga dapat dipergunakan untuk
perancangan tambang.
b. Lingkup
o Kajian keadaan umum, kondisi geologi regional dan local daerah rencana
tambang.
2. Kajian Geoteknik
a. Tujuan
b. Lingkup
Hal - 8
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
a. Tujuan
b. Lingkup
a. Tujuan
Cahaya Sejahtera
b. Lingkup
Hal - 9
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
5. Transportasi
a. Tujuan
pelabuhan/shipment
b. Lingkup
pengangkutan darat.
a. Tujuan
Hal - 10
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
b. Lingkup
- RPL.
a. Tujuan
b. Lingkup
a. Tujuan
b. Lingkup
- Arus kas
- Neraca
Hal - 11
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
2. Pengumpulan data dan informasi primer dan sekunder, yang dilakukan melalui:
dan pemetaan).
4. Pemetaan.
Penyusun Studi Kelayakan Penambangan Bijih NIkel PT. Tiga Cahaya Sejahtera
dilakukan oleh Tim dari Perusahaan sendiri yangdiisi oleh tenaga Ahli
Hal - 12
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Sejahtera dilaksanakan selama 2 (dua) bulan yaitu antara bulan Agustus - September
2012.
1 2 3 4 1 2 3 4
Hal - 13
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
1 2 3 4 1 2 3 4
5. Pengolahan Data, Pembahasan, Diskusi dan
Penyusunan Laporan
Hal - 14
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
BAB II
KEADAAN UMUM
Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah, di sebelah Barat berbatasan dengan
Kabupaten Kolaka dan Kolaka Utara, di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten
Konawe Selatan dan di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Konawe Utara, Kota
Hal - 15
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
geografis yang sesuai dengan koordinat batas wilayah Izin Usaha Pertambangan PT.
Tiga Cahaya Sejahtera seperti yang tercantum dalam gambar 2 dan tabel 2.
Hal - 16
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Tenggara dengan letak geografis yang sesuai dengan koordinat batas wilayah Izin Usaha
Pertambangan PT. Tiga Cahaya Sejahtera seperti yang tercantum dalam gambar 1 dan
tabel 1. Untuk mencapai lokasi daerah penyelidikan dapat ditempuh dengan pesawat
udara dan selanjutnya menggunakan kendaraan roda empat dengan rute sebagai berikut:
jam.
Hal - 17
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Secara keseluruhan keadaan wilayah merupakan gambaran dari suatu ekosistem dengan
komponen utama meliputi iklim, tanah, air vegetasi dan sumberdaya manusia. Kondisi
suatu wilayah mempunyai karakteristik spesifik berkaitan dengan bentuk fisiknya seperti
curah hujan, suhu, radiasi, pengupan, kelembaban udara, kecepatan angin yang disebut
saling berinteraksi satu unsur dengan unsur lainnya yang mencirikan kondisi iklim suatu
wilayah. Kondisi iklim seperri ini berkaitan erat dengan fluaktuasi iklim wilayah tahunan
terutama iklim mikro (suhu udara, kelembaban udara dan penguapan, kecepatan angin
serta intensitas penyinaran. Curah hujan Kec. Routa di wilayah Kabupaten Konawe
Tabel 3. Keadaan Curah Hujan Rata-rata, Curah Hujan Peluang 75 % dan Hari Hujan pada
Stasiun Curah Hujan Kec. Routa Kabupaten Konawe
Hal - 18
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
–1
Berdasarkan sistem Klasifikasi Oldeman (BB = CH rata-rata >200 mm Bulan ;
–1
BK = CH rata-rata < 100 mm Bulan ), iklim di wilayah cakupan stasiun curah hujan
Routa tergolong tipe agroklimat D, yaitu terdapat 6 Bulan basah (BB) yaitu Bulan
Bulan Agustus-September-Oktober-November.
–1
Menurut sistem klasifikasi Schmidth-Fergusson (BB = CH >100 mm Bulan ; BK = CH
–1
< 60 mm Bulan ) bahwa di wilayah cakupan stasiun curah hujan Routa tergolong tipe
iklim A, yaitu terdapat 8 Bulan basah (BB), dan 2 Bulan kering (BK) dengan nilai
Quotient (Q) = 0,25 %. Kenyataan ini berindikasi bahwa di wilayah cakupan stasiun curah
Berdasarkan komponen terhadap iklim yang telah ditelaah dan berpotensi terkena
Hal - 19
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Tabel 4. Keadaan Parameter iklim Mikro di lokasi IUP Eksplorasi PT. Tiga Cahaya
Sejahtera
Kondisi iklim diwilayah studi, berdasarkan hasil pencatatan di stasiun curah hujan. Hasil
tabulasi curah hujan rata-rata, curah hujan peluang 75 %, dan hari Karena secara
geografis dilalui oleh garis khatulistiwa dan bercurah hujan tinggi, rnaka iklim di
Kabupaten Konawe termasuk iklim tropis yang lembab dan panas yang dipengaruhi oleh
dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim Hujan terjadi antara Bulan
Januari sampai dengan Juni, dimana angin Barat yang bertiup dari Asia dan Santudera
Pasifik banyak mengandung uap air. Musim Kemarau terjadi antara Bulan Juli sampai
Desember, dimana angin Timur yang bertiup dari Australia sifatnya kering dan kurang
mengandung uap air. Keadaan temperatur udara rata-rata maksimum lebih kurang 33 °C
dan
minimum kurang lebih 25°C dengan kelembaban nisbi (RH) rata-rata 65 - 80 % per
tahun. Menurut peta curah hujan Propinsi Sulawesi Tenggara, Wilayah Kabupaten
Hal - 20
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
3.000 mmitahun dibagian selatan menjadi lebih dari 4.000 m/tahun di bagian utara.
Rata-rata kecepatan angin di Kabupaten Konawe selama tahun 2006 mencapai empat
nildetik, dan tekanan udara mencapai 1.009,6 millibar. Tabel 5. Rona Komponen
Kualitas udara merupakan parameter lingkungan yang sangta rentan dan mudah
nikel. Untuk mengetahui keadaan kualitas udara di lokasi rencana Penambangan Nikel
PT. Tiga Cahaya Sejahtera dilakukan pengambilan sampel udara maupun pengukuran
langsung terhadap parameter kualitas udara yang meliputi kadar debu, SO x’, NOx’, CO,
Hal - 21
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
kualitas udara di sekitar lokasi rencana kegiatan penambangan nikel PT. Tiga Cahaya
kegiatan pengolahan nikel PT. Tiga Cahaya Sejahtera menunjukkan bahwa kualitas
udara masih dibawah baku mutu lingkungan yang ada. Hal ini dapat dimaklumi
karena kegiatan industry penghasil emisi tidak ada dan kondisi hutan masih baik serta
kegiatan transportasi yang masih rendah. Data kualitas udara dapat disajikan pada
Tabel 6.
b. Fisiografi
dan 121˚20’15” - 123˚20’00” BT. Di sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Sulawesi
Hal - 22
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
dengan Kabupaten Kolaka dan Kolaka Utara, di sebelah Selatan berbatasan dengan
Wilayah izin usaha pertambangan eksplorasi dari luas 3.080 Ha, Khususnya
Kecamatan Routa masuk dal Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) Lembar Bulu Tembo
perbukitan antara 356-1.017 mdpl. Perbukitan ini memanjang sejauh di bagian selatan
Gambar 6. Peta Topografi dalam Wilayah IUP Eksplorasi PT. Tiga Cahaya Sejahtera
c. Vegetasi
Hasil analisis Vegetasi di Kecamatan Routa, baik pada strata pohon, tiang, pancang
Hal - 23
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
diantaranya termasuk starata pohon, dan 4 jenis lainnya yaitu Pelthoporrum ptecarpa
sp. (jambu-jambu) hanya ditemukan pada starat tiang dan pancang. Berdasarkan hasil
analisis data untuk tingkat pohon diketahui bahwa spesies yang memiliki nilai
kerapatan paling tinggi adalah jenis kayu Apu (Gironneira subagualis plach) dengan
tiang spesies yang memiliki kerapatan tertinggi yaitu Sloetida elongate Kds (Larabao)
(D= 158,33 individu/Ha), sedangkan nilai kerapatan terendah ditempati oleh Aporosa
semai spesies yang memiliki kerapatan tertinggi yaitu Gironniera subagualis planch
terendah, yaitu Gnetum Gnemon L (Huko) (D=625 individu/Ha). Hasil analisis data untuk
tingkat pohon diketahui bahwa spesies yang memiliki nilai dominasi tertinggi di Routa
Hal - 24
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
(Dm=2717,622 m/Ha). Untuk tingkat tiang spesies yang memiliki dominasi tertinggi
pancang spesies yang memiliki nilai dominasi tertinggi yaitu Gironniera subagualis
terendah ditempati oleh Aporosa sp (walahopa) (Dm = 1406,582 m2/Ha), untuk tingkat
semai spesies yang memiliki tingkat dominasi tertinggi yaitu Gironniera subagualis
planch (Apu) (Dm = 58,33 m2/Ha), sedangkan nilai dominasi terendah ditempati oleh
Spesies yang memiliki nilai frekuensi/penyebaran tertinggi pada tingkat pohon yaitu
Gironniera subagualis planch (Apu) (F=0,83) sedangkan nilai frekuensi terendah Garuga
tertinggi yaitu Gironniera subagualis planch (Apu) (F=0,667), sedangkan nilai frekuensi
terendah ditempati oleh Garcinia sp, Garuga floribunda Doere (Wou), Aporosa sp
Hal - 25
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
tingkat pancang spesies yang memiliki nilai frekuensi tertinggi yaitu Gironniera
oleh Garcinia sp, Aporosa sp, Albizia lebbeck Benth, planchonella obovata H.J.L,
planchonella nitida Dub, parinarium corimbosum Merr, dan geniostoma, yang masing-
masing memiliki nilai frekuensi 0,083. Selanjutnya untuk tingkat semai spesies yang
memiliki niali frekeunsi tertinggi yaitu Gironniera subagualis planch (Apu) (F=0,583),
Diversitas spesies merupakan gabungan kekayaan dan kemerataan. Dari hasil perhitungan
Wienner di ketahui bahwa diversitas tumbuhan pada strata pohon yaitu 2,52, untuk
tingkat tiang (H’=2,53), untuk tingkat pancang (H’=2,699), dan untuk tingkat semai nilai
indeks diversitasnya yaitu 2,698. Dari keseluruhan uraian di atas diperoleh gambaran
bahwa Gironniera
subagualis planch (Apu), Manilkora merilliana H.J.L dan Casuarina rumphina Miq
Routa, baik pada strata pohon, tiang, pancang maupun pada strata semai, dan sebaliknya
kontribusi pada komunitas hutan. Namun demikian jika jenis-jenis ini mengalami
Hal - 26
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
mengakami kepunahan.
Berdasarkan hasil penafsiran Citra Landsat 7 ETM + Path 113 Row 98 Band 542
(Resolusi 15 m), penutupan vegetasi/lahan di areal IUP Eksplorasi PT. Tiga Cahaya
Sejahtera berada dalam Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas 2.976,81 Ha atau
96,65% dari lokasi IUP dan Area Penggunaan Lain (APL) seluas 103,19 Ha atau 3,35%
dari lokasi IUP. Untuk itu kewajiban perusahaan sebelum melakukan aktifitas
penambangan melakukan pengurusan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPPKH) dari
Berdasarakan Pola Penutupan Lahan, Wilayah Eksplorasi PT. Tiga Cahaya Sejahtera
terdiri dari Hutan Lahan Kering Primer, Hutan Lahan Kering Sekunder, Belukar,
Hal - 27
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Gambar 7. Peta Kawasan Hutan dalam Wilayah IUP Eksplorasi PT. Tiga Cahaya
Sejahtera
Gambar 8. Peta LANDSAT Wilayah IUP Eksplorasi PT. Tiga Cahaya Sejahtera
Hal - 28
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Gambar 9. Peta Penutupan lahan dalam Wilayah IUP Eksplorasi PT. Tiga Cahaya
Sejahtera
wilayah 2.188,58 Km² dengan jumlah penduduk sebanyak 1.930 Jiwa dengan rata-
rata penduduk per Km² adalah 0,88 Jiwa. Secara rinci terhadap desa yang terdampak
akibat aktifitas penambangan PT. Tiga Cahaya Sejahtera yaitu Desa Tanggola dan
Hal - 29
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
sama yaitu sebesar sebesar 0,2 jiwa/km 2, dengan jumlah penduduk untuk Desa
Tanggola sebesar 51 jiwa dan Desa Puuwiwirano sebesar 73 jiwa. Mengacu kepada
klasifikasi kepadatan penduduk, maka semua desa di wilayah studi masuk kategori
Etnis yang mendiami wilayah studi tergolong sangat majemuk, disamping suku
Tolaki sebagai penduduk asli, wilayah studi juga didiami oleh beberapa suku
pendatang seperti Suku/Etnis Suku Bugis, Jawa, Bali, dan beberapa suku lainnya
yang sudah bermukim sejak puluhan tahun yang lalu. Walaupun Etnis Tolaki
sebagai etnis asli dan Suku Bugis dan Jawa sebagai etnis/suku mayoritas yang
mendiami wilayah studi, namun dalam kehidupan sehari-hari terlihat bahwa setiap
etnis masih erat memegang teguh adat istiadat mereka. Pengaruh agama masih
terlihat dominan dalam kehidupan budaya setiap suku, hal ini terlihat dalam upacara
Kuatnya masing-masing etnis memegang teguh adat istiadat yang dibawah dari
Hal - 30
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
hanya dengan melihat bentuk-bentuk tempat tinggal dan cara-cara pelaksanaan ritual
mereka yang sangat menonjol. Namun demikian kelompok ini sangat mudah berbaur
dengan etnik lainnya, dalam artian komunitas Bali tidak menjadi satu komunitas
Di Routa, tidak ada lahan sawah pertanian irigasi yang produktif, meskipun pemerintah
mengembangkan infrastruktur untuk sawah irigasi. Hanya sebagian kecil penduduk yang
memiliki sawah irigasi, dan penghasilan kecil dari sini menyebabkan sawah pertanian
irigasi tidak produktif. Selain itu, bekerja di perkebunan coklat dan bekerja di lahan
pekarangan untuk menghasilkan konsumsi sehari-hari menyebabkan tidak ada lagi waktu
Agama yang dianut oleh masyarakat di wilayah studi Desa Tanggola dan Puuwiwirano
Kecamatan Routa pada umumnya beragama Islam, disamping agama Kristen. Adapun
penduduk yang memeluk agama Islam sebagian besar adalah warga pendatang etnis
Bugis, warga asli etnis Tolaki, dan warga Transmigrasi, sedangkan penduduk yang
memeluk Agama Kristen pada umumnya adalah warga transmigran yang berasal dari
etnis Toraja, Bali dan penduduk lokal etnis Tolaki yang bermukim di wilayah tersebut.
Ketersediaan sarana peribadatan adalah suatu hal yang mutlak, untuk memudahkan
masyarakat dalam melaksanakan ibadah dan juga sebagai sarana komunikasi bagi
Hal - 31
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Sikap yang ada dalam jiwa masing-masing individu dalam masyarakat dan seolah-olah
bukan bagian dari kebudayaannya, tetapi sikap itu terpengaruh oleh kebudayaan, artinya
dipengaruhi oleh norma-norma atau konsep-konsep nilai budaya yang dianut oleh
individu yang bersangkutan. Sikap individu tersebut biasanya ditentukan oleh tiga unsur,
yaitu keadaan fisik individu, keadaan jiwanya dan norma-norma serta konsep-konsep
yang dianutnya.
Persepsi adalah tanggapan langsung atau proses seseorang mengetahui beberapa hal
persepsi yaitu proses untuk mengingat atau mengidentifikasikan sesuatu (Drever, 1986,
338). Persepsi adalah suatu konsep yang mengacu pada persoalan bagaiman individu
menanggapi atau member makna da nilai terhadap sesuatu. Jika persepsi tersebut
dikemukakan oleh banyak orang atau sekelompok orang dalam wilayah tertentu, maka
persepsi tersebut tidak lagi persepsi individual melainkan persepsi masyarakat atau
persepsi social. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa persepsi merupakan bagian
dari sikap. Masyarakat yang diperkirakan terkena dampak dari kegiatan pertambangan
nikel pada umumnya sudah mengetahui tentang rencana tersebut, mengingat kegiatan ini
Hal - 32
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
dalam daerah mereka. Menurut mereka dampak negative lebih banyak dan lebih luas
dirasakan oleh masyarakat terutama debu. Oleh karena itu masyarakat berharap agar
utama yang diperhatika oleh pemrakarsa terkait dengan antisipasi dan pengelolaan
debu, penyerapan tenaga kerja atau pemberdayaan masyarakat serta komitmen fee
Secara umum masyarakat memiliki persepsi yang akan baik dan positif terhadap
kegiatan, maka hal ini akan memberikan persepsi dan sikap yang negative
Hal - 33
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
BAB III
GEOLOGI DAN KEADAAN ENDAPAN
Secara regional, kondisi geologi daerah studi tidak lepas dari peristiwa tektonik
terutama terbentuk oleh batuan ultrabasa. Pada lengan tenggara, jenis batuan ini
merupakan batuan penyusun utama dari lajur Hialu Bersama-sama dengan batuan
sedimen selain lajur Tinondo yang terutama tersusun oleh batuan malihan berumur
Paleozoikum.
Hal - 34
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Batuan ultrabasa ini merupakan batuan kerak samudera yang terbentuk pada zaman kapur
yaitu lempeng Hindia-Australia, Lempeng Pasifik dan Lempeng Eurasia (Hamilton, 1979
dan Katili, 1980). Peristiwa pengalihtempatan ini diperkirakan berlangsung sejak Kala
Oligosen yaitu sejak aktifnya sesar sorong yang secara regional mempengaruhi aktivitas
Batuan ultrabasa ini merupakan bagian dari lajur ofiolit Sulawesi Timur (East Sulawesi
Ophiolite – ESO) dan berada pada mandala geologi Banggai -Sula dan
Mandala Sulwesi Timur yang tersusun oleh batuan sedimen, batuan beku ultrabasa dan
Kendari-Lasusua yang terletak di bagian tengah provinsi Sulawesi Tenggara dan membentang
dari barat sampai timur. Morfologi dari Lembar ini dapat dibedakan menjadi empat satuan
yaitu pegunungan, perbukitan, kras (karst) dan dataran rendah. Pegunungan menempati bagian
tengah dan barat Lembar, arah punggungnya memanjang baratlaut – tenggara, seperti Peg.
Mekongga, Peg. Tangkelemboke dan peg. Matarombeo. Daerah pegunungan yang batuan
penyusunnya terdiri dari batuan malihan dan batugamping umumnya bertonjolan kasar dan
tajam, berlereng curam dan sempit, sedangkan daerah pegunungan yang batuan penyusunnya
Hal - 35
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
tidak begitu curam. Ketinggian puncaknya berkisar dari 750 m sampai 3000 m di atas
permukaan laut, antara lain G. Tangkelemboke (1972 m), G. Watuwila (2500 m), G.
Mekongga (1790 m), G. Tinondo (1800 m), G. Ranawuwu (851 m), G. Hialu (896 m), G.
Mantakasi (945 m), G. Andoluto (1100 m) dan G. Tangkesawua (1500 m). Pola alirannya
secara umum meranting dan setempat sejajar. Perbukitan terdapat di bagian barat dan
timur Lembar sekitar kaki pegunungan dan di P. Manui serta P. Labengke. Satuan ini juga
konglomerat dari Molasa Sulawesi. Ketinggian satuan ini berkisar dari 75 sampai 750 m di
atas permukaan laut. Satuan ini biasanya membentuk perbukitan bergelombang yang
ini diantaranya G. Nipanipa (490 m), G. Meluhu (517 m) dan G. Tampakura (736 m), dan
beberapa puncak lainnya yang tidak bernama. Sungai di daerah ini berpola aliran
meranting. Morfologi Kras (karst) terdapat di Pegunungan Matarombeo dan di bagian hulu
S. Iwoimenda serta P. Labengke. Satuan ini dicirikan oleh sungai bawah tanah dan gua
batugamping. Dataran rendah terdapat di daerah pantai dan sepanjang aliran sungai besar
Hal - 36
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
umur (zaman) tua ke muda, dimulai Zaman Karbon hingga Quarter, kelompok sistim batuan
yang terendapkan pada lembar Lasusua – Kendari, menjadi susunan unit litostratigrafi
(formasi), bagian bawah atau tertua, Kelompok Malihan (Pzm); dicirikan dengan batuan
Metamorf: sekis, gneis, filit, kuarsit, batusabak dan sedikit pualam, interfingering Kelompok
Pualam Batu Gamping (Pzmm) berumur Karbon, dicirikan dengan Pualam dan Batu
Gamping. Batuan Terobosan (PTR (g)) berumur Perm – Trias, dicirikan dengan batuan Aplit
Kuarsa, Andesit dan Latit Kuarsa. Formasi Meluhu (TRjm) membaji dengan Formasi Tokala
(TRjt) berumur Trias, dicirikan dengan batuan karbonatan. Kelompok Ultrabasa (Ofiolit) (Ku)
Hal - 37
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
berumur Jura – Kapur, dicirikan dengan batuan Peridotit, Harzburgit, Dunit, Gabro dan
Serpentinit, Formasi Matano (Km) berumur Kapur, Formasi Salodik (Temms) berumur
Oligosen, Formasi Pandua (Tmpp) berumur Pliosen, Alluvium (Qa, Ql, Qpa) berumur
Resen, formasi-formasi Pandua, Matano dan formasi Salodik dirikan dengan batuan
dapat dibedakan dalam dua lajur, yaitu Lajur Tinodo dan Lajur Hialu. Secara garis besar
kedua mendala ini dibatasi oleh Sesar Lasolo. Batuan yang terdapat di Lajur Tinodo
adalah batuan malihan Paleozoikum (Pzm) dan diduga berumur Karbon. Batuan yang
terdapat di Lajur Hialu adalah batuan ofiolit (Ku). Batuan ofiolit ini tertindih tak selaras
oleh Formasi Matano (Km) yang berumur Kapur Akhir, dan terdiri dari batugamping
berlapis bersisipan rijang pada bagian bawahnya. Formasi batuan penyusun daerah
a. Alluvium (Qa)
Terdiri atas lumpur, lempung, pasir kerikil dan kerakal. Satuan ini berupa endapan
rawa, sungai dan pantai. Sebarannya meliputi daerah dataran, terutama dekat pantai
Terdiri atas konglomerat, batupasir dan batulempung dengan sisipan lanau. Umur
Hal - 38
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Terdiri atas batugamping hablur, rijang dan batusabak. Berdasarkan kandungan fosil
Formasi Matano diduga berumur Kapur atas dengan lingkungan pengendapan pada
laut dalam. Berdasarkan persamaan litologi, satuan batuan ini dapat di sebandingkan
dengan Formasi Matano di lembar Bungku, maka satuan ini diduga berumur Kapur
Akhir.
Terdiri atas harzburgit, dunit, wherlit, serpentinit, gabbro, basalt, dolerite, diorite,
mafik meta, amfibolit, magnesit dan setempat rodingit. Satuan ini diperkirakan
berumur Kapur. Batuan ultramafik ini diperkirakan merupakan batuan tertua dan
Terdiri atas batupasir kuarsa, serpih merah, batulanau, dan batulumpur dibagian bawah
dan perselingan serpih hitam, batupasir, dan batugamping dibagian atas. Formasi ini
o
perlapisan batuan hingga 80 dan adanya puncak antiklin yang memanjang Utara
Baratdaya – Tenggara. Umur dari Formasi ini diperkirakan Trias.
Terdiri atas batugamping malih, pualam dan kuarsit. Batugamping malih dan pualam
Hal - 39
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Terdiri atas sekis, gneiss, dan kuarsit. Gneiss berwarna kelabu sampai kelabu
kehijauan; bertekstur heteroblas, xenomorf sama butiran, terdiri dari mineral granoblas
berbutir halus sampai sedang. Jenis batuan ini terdiri atas gneiss kuarsa biotit dan gneiss
muskovit. Bersifat kurang padat sampai padat. Batuan ini diperkirakan berumur lebih tua
dari Trias, bahkan mungkin Perm-Karbon. Hubungannya dengan batuan ultramafik dan
tumbukan adalah sesar geser mengiri, termasuk sesar Matarombeo, sistem sesar
Hal - 40
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Lawanopo, sistem sesar Konaweeha, Sesar Kolaka, dan banyak sesar lainnya serta liniasi.
Sesar dan liniasi menunjukan sepasang arah utama Tenggara – Baratlaut (332°) dan
Timur laut – Barat daya (42°). Arah Tenggara – Baratlaut merupakan arah umum dari
sesar geser mengiri di Lengan Tenggara Sulawesi termasuk searah dengan sesar geser
jurus mengiri sesar Lasolo yang meliputi daerah Kecamatan Asera, Kecamatan Molawe,
Kecamatan Lasolo, Kecamatan Lembo, sampai Kecamatan Sawa dan memanjang sampai
ke Teluk Lasolo. Sesar Lasolo bahkan masih aktif hingga saat ini. Sesar tersebut diduga
ada kaitannya dengan Sesar Sorong yang aktif kembali pada Kala Oligosen. Sesar naik
Selatan Lasolo, yaitu beranjaknya Batuan Ofiolit ke atas Batuan Malihan Mekonga,
yang memanjang sekitar 260 Km dari Utara Malili sampai Tanjung Toronipa. Ujung
Baratlaut sesar ini menyambung dengan sesar Matano di lembar Malili, sementara ujung
Tenggaranya bersambung dengan sesar Hamilton yang memotong sesar naik Tolo. Sistem
sesar ini di beri nama sesar Lawanopo oleh berdasarkan dataran Lawanopo yang
ditorehnya. Struktur lain yang berkembang berupa struktur lipatan yang terdiri dari
o
kemiringan lapisan tidak melebihi 20 dan berkembang dalam batuan yang berumur Neogen.
Sumbu lipatan biasanya bergelombang, berarah Utara – Selatan dibagian Barat lembar, dan
Baratlaut – Tenggara dibagian tengah dan Timur lembar
Hal - 41
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
peta ini. Kekar di jumpai hampir pada semua batuan, terutama batuan beku (kompleks
ultramafik dan mafik), batuan sedimen malih Mezosoikum, dan batuan malihan
(kompleks pompangeo).
Hal - 42
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
3.1.4. Alterasi
Pada umumnya endapan nikel terdapat dalam dua bentuk yang berlainan, yaitu
berupa nikel sulfida dan nikel laterit. Endapan nikel laterit merupakan bijih yang dihasilkan
dari proses pelapukan batuan ultrabasa yang ada di atas permukaan bumi. Istilah Laterit
batubata merah, yang dikemukakan oleh M. F. Buchanan (1807), yang digunakan sebagai
bahan bangunan di Mysore, Canara dan Malabar yang merupakan wilayah India bagian
selatan. Material tersebut sangat rapuh dan mudah dipotong, tetapi apabila terlalu lama
(resisten) Smith (1992) mengemukakan bahwa laterit merupakan regolith atau tubuh
Hal - 43
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
pelapukan, termasuk di dalamnya profil endapan material hasil transportasi yang masih
tampak batuan asalnya. Sebagian besar endapan laterit mempunyai kandungan logam
yang tinggi dan dapat bernilai ekonomis tinggi, sebagai contoh endapan besi, nikel,
mangan dan bauksit. Dari beberapa pengertian bahwa laterit dapat disimpulkan
merupakan suatu material dengan kandungan besi dan aluminium sekunder sebagai hasil
proses pelapukan yang terjadi pada iklim tropis dengan intensitas pelapukan tinggi.
Dalam industri pertambangan nikel laterit atau proses yang diakibatkan oleh adanya
proses lateritisasi sering disebut sebagai nikel sekunder. Secara regional, faktor-faktor
a. Batuan asal.
Adanya batuan asal merupakan syarat utama untuk terbentuknya endapan nikel laterit,
macam batuan asalnya adalah batuan ultra basa. Dalam hal ini pada batuan ultra basa
tersebut: - terdapat elemen Ni yang paling banyak diantara batuan lainnya - mempunyai
mineral-mineral yang paling mudah lapuk atau tidak stabil, seperti olivin dan piroksin -
b. Iklim
Adanya pergantian musim kemarau dan musim penghujan dimana terjadi kenaikan dan
penurunan permukaan air tanah juga dapat menyebabkan terjadinya proses pemisahan dan
Hal - 44
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
terjadi rekahan-rekahan dalam batuan yang akan mempermudah proses atau reaksi
Asam-asam humus ini erat kaitannya dengan vegetasi daerah. Dalam hal ini, vegetasi
akan mengakibatkan:
- Penetrasi air dapat lebih dalam dan lebih mudah dengan mengikuti jalur akar
pohon-pohonan
- Humus akan lebih tebal Keadaan ini merupakan suatu petunjuk, dimana
hutannya lebat pada lingkungan yang baik akan terdapat endapan nikel yang
lebih tebal dengan kadar yang lebih tinggi. Selain itu, vegetasi dapat berfungsi
3.1.5. Mineralisasi
Secara regional, batuan sumber dari endapan laterit nikel adalah kelompok batuan
ultramafik yang merupakan batuan penyusun kerak samudera. Batuan samudera ini kemudian
mengalami penempatan secara tektonik akibat tumbukan antara kerak samudera dengan kerak
benua yang terjadi selama Kala Oligosen. Bijih nikel di daerah penelitian dapat dimasukkan
Hal - 45
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
endapan yang biasanya berasosiasi dengan proses pelapukan kimia. Tipe ini merupakan
tipe endapan residu dari proses pelapukan, dekomposisi dan pengumpulan kimia.
Lingkungan yang baik untuk lateritisasi adalah iklim dengan tropis basah, dengan
topografi yang relatif tidak curam dan waktu lateritisasi yang cukup lama. Endapan ini
proses pelapukan batuan sumber. Proses pelapukan yang dominan yaitu proses pelapukan
kimia dari batuan berkomposisi ultrabasa yang menghasilkan endapan konsentrasi residu
Pada pelapukan kimia khususnya, air tanah yang kaya akan CO 2 berasal dari
(olivin dan piroksin) pada batuan ultra basa, menghasilkan Mg, Fe, Ni yang larut; Si
cenderung membentuk koloid dari partikel-partikel silika yang sangat halus. Didalam
mineral-mineral ini selalu ikut serta unsur cobalt dalam jumlah kecil.
Larutan yang mengandung Mg, Ni, dan Si terus menerus ke bawah selama
larutannya bersifat asam, hingga pada suatu kondisi dimana suasana cukup netral akibat
adanya kontak dengan tanah dan batuan, maka ada kecenderungan untuk membentuk
Hal - 46
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
hydrosilikat dengan komposisi yang mungkin bervariasi tersebut akan mengendap pada celah-
celah atau rekahan-rekahan yang dikenal dengan urat-urat garnierit dan krisopras. Sedangkan
larutan residunya akan membentuk suatu senyawa yang disebut saprolit yang berwarna coklat
kuning kemerahan. Unsur-unsur lainnya seperti Ca dan Mg yang terlarut sebagai bikarbonat
akan terbawa ke bawah sampai batas pelapukan dan akan diendapkan sebagai dolomit,
magnesit yang biasa mengisi celah-celah atau rekahan-rekahan pada batuan induk. Di
lapangan urat-urat ini dikenal sebagai batas petunjuk antara zona pelapukan dengan zona
Tambang nikel laterit terutama terbentuk dari tanah laterit batuan ultrabasa.
Lapisan atas dari batuan ultrabasa itu hampir seluruhnya tertutup oleh lapisan tanah
berwarna merah, dan tanah laterit mempunyai kecenderungan tersebar dilereng bukit yang
landai, dengan ketebalan mencapai 4-30 m, untuk beberapa tempat ada ketebalan yang
dipengaruhi oleh kondisi tekstur permukaan dan sistem perairan, sedang dibukit dengan
kelerangan curam akan mengalami erosi tanah yang intensif, sehingga tanah laterit yang
ditemukan akan lebih tipis atau langsung muncul batuan ultrabasa yang masih segar.
Penampang dari susunan sebagian besar lapisan tanah dilokasi tambang, terdiri
dari 3 bagian dasar, yaitu overburden, saprolit, dan Bed Rock. Berdasarkan perubahan
dari fisik batuan yang terjadi, maka dapat dibagi dalam 6 lapisan, (1) overburden coklat
Hal - 47
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
warna merah kekuningan, (4) peridotite warna kuning kehijauan dengan bentuk sedikit
padat, (5) peridotite kuning muda keabu-abuan dalam bentuk padat, dan (6) Peridotite
abu-abu kehitaman pelapukan lemah. Di daerah lereng dan bukit dengan tekstur yang
lebih datar, kandungan laterit tersimpan dengan baik, dengan proses pembentukan
lateritnya yang sempurna, sedangkan di lereng dengan tingkat kemiringan besar, bukit
yang curam dan perairan yang lebih tinggi tingkat erosinya, kandungan lateritnya tipis,
dimana batuan ultrabasa langsung terlihat di permukaan. Tanah laterit tebal terutama
humus di atas lapisan laterit yang merupakan residul laterit mengandung oksida besi lebih
tebal, dibeberapa segmen lain dapat ditemukan lapisan tebal mengandung oksida besi
dalam kapasitas lebih sedikit, membentuk kerak dengan bongkah besi oksida bentuk kulit
kerak. Sedangkan lapisan atas batuan terdekomposisi yang berwarna kuning atau kuning
merah, tanah kuning hijau, ketebalan bongkah tanah batuan terdekomposisi lebih tipis,
sebagian daerah malah tidak mempunyai sama sekali. Permukaan tanah baisanya berupa
tanah liat maroon, sebagian kuning pucat, dan batuan peridotite setengah lapuk bentuk
Penampang laterit dapat digambarkan sebagai empat lapisan yang berubah secara
Hal - 48
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
tingkat kikisan, mungkin saja ada sebuah lapisan atau lebih yang tidak ditemukan.
Keempat lapisan itu adalah tudung besi, lapisan limonit, perkotakan silika (silica
boxworks), dan lajur saprolit. Tudung besi yang berwarna merah terdiri dari goethit dan
limonit yang menyerupai spon, berkadar besi tinggi, tetapi kadar nikelnya sangat rendah.
Lapisan limonit warnanya coklat merah atau kuning. Lapisan yang berbutir ini
merupakan selimut pada sebagian daerah. lereng, selimut itu hanya tipis saja atau bahkan
telah terkikis habis. Perkotakan silika terdapat pada dasar lapisan limonit. Sampai batas
tertentu, di sini masih dikenali struktur dan tekstur batuan aslinya. Endapan garnierit
supergen di dalam perkotakan silika ini mengakibatkan terjadinya bijih nikel silika yang
tinggi kadar nikelnya. Jalur saprolit merupakan peralihan dari limonit ke batuan dasar
yang keras dan belum lapuk. Jalur inilah yang merupakan tempat bijih dengan kadar nikel
Hal - 49
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
a. Iron Capping
Merupakan bagian yang paling atas dari suatu penampang laterit. Komposisinya
adalah akar tumbuhan, humus, oksida besi dan sisa-sisa organik lainnya. Warna khas
adalah coklat tua kehitaman dan bersifat gembur. Kadar nikelnya sangat rendah
sehingga tidak diambil dalam penambangan. Ketebalan lapisan penutup rata-rata 0,3
s/d 6 m, berwarna merah tua yang merupakan kumpulan massa goethite dan limonit.
Iron capping mempunyai kadar besi yang tinggi, tetapi kadar nikel yang rendah.
Hal - 50
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
b. Limonite Layer
Merupakan hasil pelapukan lanjut dari batuan beku ultrabasa. Komposisinya meliputi
oksida besi yang dominan, goethite dan magnetit. Ketebalan lapisan ini rata-rata 8 –
pada zona ini tidak dominan atau hampir tidak ada, umumnya mineral-mineral di
batuan beku basa-ultrabasa telah terubah menjadi serpentin akibat hasil dari
pelapukan yang belum tuntas, fine grained, berwarna merah coklat atau kuning,
c. Silica Boxwork
Sebagian mengawetkan struktur dan tekstur dari batuan asal. Terkadang terdapat
mungkin berasal dari nickel ore yang kaya silica. Zona boxwork jarang terdapat pada
d. Zona Saprolit
Zona ini merupakan zona pengayaan unsur Ni. Komposisinya berupa oksida besi,
serpentin sekitar < 0,4 %, kuarsa, magnetit dan tekstur batuan asal yang masih
Hal - 51
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
magnesit, serpentin, krisopras dan garnierit. Bongkah batuan asal yang muncul pada
umumnya memiliki kadar SiO2 dan MgO yang tinggi serta Ni dan Fe yang
rendah. Dijumpai campuran dari sisa-sisa batuan, butiran halus limonit, saprolitic rims,
vein dari endapan garnierit, nickeliferous quartz, mangan dan pada beberapa kasus
terdapat silica boxwork, bentukan dari suatu zona transisi dari limonit ke bedrock.
lapangan biasanya diidentifikasi sebagai colloidal talc dengan lebih atau kurang
e. Zona bedrock
Berada paling bawah dari profil laterit. Batuan induk ini merupakan batuan yang masih
segar dengan pengaruh proses – proses pelapukan sangat kecil. Tersusun atas bongkah
yang lebih besar dari 75 cm dan blok peridotit (batuan dasar) dan secara umum sudah
tidak mengandung mineral ekonomis (kadar logam sudah mendekati atau sama dengan
batuan dasar). Batuan dasar merupakan batuan asal dari nikel laterit yang umumnya
merupakan batuan beklu ultrabasa yaitu harzburgit dan dunit yang pada rekahannya telah
terisi oleh oksida besi 5 – 10 %, garnierit minor dan silika > 35 %. Permeabilitas batuan
dasar meningkat sebanding dengan intensitas serpentinisasi. Zona ini terfrakturisasi kuat,
kadang membuka, terisi oleh mineral garnierit dan silika. Frakturisasi ini diperkirakan
menjadi penyebab adanya root zone yaitu zona high grade Ni, akan tetapi posisinya
tersembunyi.
Hal - 52
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
magnetit, dan besi dalam batuan ultrabasa seperti peridotite. Kualitas bahan galian nikel di
yang diambil dari kegiatan pembuatan sumur uji (test pit) memiliki kadar berkisar 0, 27 – 3
%. Besar cadangan hipotetik dari jenis bahan galian nikel ini di kabupaten Konawe mencapai
jutaan ton bijih nikel dengan luas penyebaran ratusan ribu hektar yang menyebar pada daerah
Survey dan Pemetaan Nasional edisi I tahun 1992 serta hasil pengamatan dan
Hal - 53
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
pengukuran di lapangan, lokasi IUP Berada pada ketinggian 356-1.017 mdpl dengan satuan
Representasi pedataran ini terbentuk pada bagian punggungan dengan slope rata-rata
5 - 10°. Satuan morfologi ini menempati luasan 477,47 Ha atau 15,5 % dari luas
daerah penelitian, dijumpai di bagian tengah dari lokasi IUP. Litologi penyusun
satuan ini adalah batuan Ultramafik dan Formasi Pandua, sedangkan vegetasi yang
ada pada umumya berupa Hutan Lahan Kering Primer, Pertanian Lahan Kering
Representasi perbukitan ini terbentuk pada bagian punggungan dengan slope rata-
rata 10 - 20°. Satuan morfologi ini menempati luasan 2.401,10 Ha atau 77,96 % dari
luas daerah penelitian, dijumpai hampir di seluruh lokasi IUP. Litologi penyusun
satuan ini adalah batuan Ultramafik, Formasi Pandua dan Formasi Matano,
sedangkan vegetasi yang ada pada umumya berupa Hutan Lahan Kering Primer,
Hutan Lahan Kering Sekunder, Belukar, Pertanian Lahan Kering Campur dan Tanah
Terbuka.
Representasi perbukitan ini terbentuk pada bagian punggungan dengan slope rata-rata >
20°. Satuan morfologi ini menempati luasan 201,43 Ha atau 6,54 % dari luas daerah
Hal - 54
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
penyusun satuan ini adalah batuan Ultramafik, sedangkan vegetasi yang ada pada
umumya berupa Hutan Lahan Kering Primer, Hutan Lahan Kering Sekunder,
Gambar 17. Fisiografi Di Sekitar Wilayah IUP Eksplorasi PT. Tiga Cahaya Sejahtera
kemudian diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung pada tahun
1993, wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) Operasi Produksi bahan galian nikel PT.
Tiga Cahaya Sejahtera di Daerah Desa Tanggola dan Puuwiwirano Kecamatan Routa
Kabupaten Konawe, secara regional terdiri atas endapan permukaan, batuan sedimen, batuan
Hal - 55
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
malihan. Secara regional terdiri atas endapan permukaan dan batuan sedimen secara
Harzburgit, berwana hijau sampai kehitaman, padat dan pejal setempat ada
perhaluan mineral; tersusun dan mineral halus sampai kasar, terdiri atas
olivin (sekitar 55%), dan piroksen (sekitar 35%), serta mineral serpentin sebagai hasil
ubahan piroksen dan olivin (sekitar 10%). Setempat dijumpai blastomilonit dan
Lherzolit, berwarna hijau kehitaman, pejal dan padat, berbutir sedang sampai kasar
hipidiomorf. Di beberapa tempat terdapat tekstur ofit dan poikilitik. Batuan terutama
terdiri dari mosaik olivin dan piroksen-klino atau piroksenorto; yakut dan epidot
merupakan mineral ikutan. Nampaknya batuan ini telah mengalami gejala penggerusan
yang dicirikan oleh pelengkungan pada kembaran polisintesis dan pada mineral
piroksen. Werhlit berwarna kehitaman, pejal dan padat, berbutir halus sampai kasar,
alotriomoif. Batuan terutama terdiri atas olivin, dan kadang-kadang piroksen klino.
Mineral olivin, dan piroksen hampir seluruhnya memperlihatkan retakan dalam jalur
memanjang yang umumnya terisi serpentin dan talkum, strukturnya menyerupai jala.
Gejala deformasi telah terjadi dalam batuan ini dengan diperlihatkannya penyimpangan
dan pelengkungan kembaran yang dijumpai pada mineral piroksen klino. Setempat
Hal - 56
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
serpentin dan talkum, juga jadi igningsit coklat kemerahan. Websterit, berwarna hijau
kehitaman, padat dan pejal. Terutama tersusun oleh mineral olivin dan piroksen klino,
berukuran halus sampai sedang, serta hampir seluruh kristalnya berbentuk anhedron.
Serpentin hasil ubahan olivin dan piroksen terutama mengisi rekahan kristal tembah,
dan membentuk struktur jala. Batuan mengalami penggerusan, hingga setempat terdapat
pemilonitan dalam ukuran sangat halus dan memperlihatkan struktur kataklastik. Klorit,
zoisit dan mineral gelap, terdapat terutama pada lajur milonit, kecuali itu mineral ini
terdapat pula di seluruh bagian batuan. Serpentinit, berwarna kelabu tua sampai hijau
kehitaman, pejal dan padat. Mineral penyusunnya terdiri dari antigont, lempung dan
magnetit, berbutir halus, dengan retakan tidak teratur, yang umumnya terisi magnetit
hitam kedap. Mineral lempung berwarna kelabu, sangat halus, berkelompok pada
beberapa tempat. Batuan ini umumnya memperlihatkan struktur kekar dan cermin sesar
(slickenside) yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Diabas, berwarna kelabu, kelabu
kehijauan sampai hitam kehijauan, padat dan pejal, berbutir halus sampai sedang,
setempat hablur penuh. Mineral penyusunnya terdiri atas plagioklas, ortoklas, piroksen
dan bijih, jenis plagioklasnya labradorit. Di beberapa tempat batuan terubah kuat. Dunit,
berbutir halus sampai kasar, berwarna kehijauan, kelabu kehijauan sampai kehitaman,
pejal dan padat. Setempat tampak porfiroblastik. Susunan mineral terdiri atas olivin
(sekitar 90%), piroksen, plagiokias, dan bijih; mineral ubahan terdiri dari serpentin,
Hal - 57
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
memperlihatkan struktur sarang, bank-bank, bentuk sisa, dan bentuk semu dengan
serpentin dan talkum sebagai mineral pengganti. Gabro, berbintik hitam, berbutir
Sedang sampai kasar, padat dan pejal. Mineral penyusunnya terdiri atas plagioklas,
dan olivin jenis plagioklas yakni labradorit-bitaonit. Sebagian olivin terubah jadi
antigorit, dan bijih, plagioklas jadi serisit. Batuan ini ditemukan berupa retas
Satuan ini menempati 2.784,04 Ha atau 90,93 % dari lokasi IUP dan didominasi
oleh Hutan Lahan Kering Sekunder, Lahan Kering Primer, Belukar, Pertanian Lahan
Satuan ini menempati 266,57 Ha atau 8,65 % dari lokasi IUP dan didominasi oleh
Hutan Lahan Kering Sekunder, Lahan Kering Primer, Belukar, Pertanian Lahan
Radiolaria dalam, Formasi Matano diduga berumur Kapur atas dengan lingkungan
Hal - 58
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
satuan batuan ini dapat di sebandingkan dengan Formasi Matano di lembar Bungku,
Satuan ini menempati 29,39 Ha atau 0,95 % dari lokasi IUP dan didominasi oleh
Hutan Lahan Kering Sekunder, Lahan Kering Primer, Belukar, Pertanian Lahan
Gambar 18. Peta Geologi WIUP Eksplorasi PT. Tiga Cahaya Sejahtera
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, daerah IUP PT. Tiga Cahaya Sejahtera
tersusun oleh Satuan batuan Beku Ultra basa/Ultramafik, Formasi Pandua dan Formasi
Matano.
Jenis litologi ini tersebar hampir di seluruh area Blok PT. Tiga Cahaya Sejahtera.
Komposisi mineral batuan ultrabasa: livin dan piroksin, warna dasar batuan
Hal - 59
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
kondisi fresh sampai lapuk sedang - sampai lapuk kuat. Umur batuan ini diduga
tidak lebih tua dari Kapur Awal. Batuan Ultramafik ini menempati 2.784,04 Ha
Jenis litologi ini tersebar sebelah tenggara area Blok PT. Tiga Cahaya Sejahtera.
sisipan lanau. Umur dari formasi ini adalah Miosen Akhir sampai Pliosen. Batuan
Jenis litologi ini tersebar sebelah Selatan area Blok PT. Tiga Cahaya Sejahtera.
Heterohelix sp, serta Radiolaria dalam. Batuan ini menempati 29,39 Ha dari
wilayah IUP.
batuan terserpentinisasi umumnya akan menjadi lebih magnetik. Secara umum batuan
dasar penghasil tanah laterit merupakan batuan-batuan ultramafik dimana batuan yang
rendah akan unsur Si, namun tinggi akan unsur Fe, Mg dan terdapat unsur Ni.
Sehingga kehadiran mineral serpentin pada batuan ultramafik menjadi suatu peranan penting
dalam pembentukan karakteristik tanah laterit yang ada terutama pada pengkayaan unsur
Hal - 60
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
serpentinisasi akan menyebabkan perubahan tekstur mineralogi dan senyawa pada mineral
olivin maupun piroksen pengurangan atau perubahan komposisi unsur Mg, Ni dan Fe pada
mineralnya. Hal yang Nampak pada lokasi studi adalah terjadinya Oksida, yang di temukan
pada Mineral Besi (Fe) yang terdapat di hamper sebabagian lokasi seperti FeS 2 (pirit)
atau besi hidroksida. Hal ini sangat mengganggu Kadar Ni pada proses Produksi
nantinya.
Struktur geologi yang dijumpai di wilayah ini adalah sesar. Sesar dan kelurusan
umummnya berarah barat laut – Tengah searah dengan Sesar Matano. Dalam Wilayah
(sinistral) yang diduga masih aktif hingga kini, yang dibuktikan dengan adanya mata air
Lipatan yang terdapat di wilayah IUP ini tergolong lipatan terbuka, tertutup, dan
pergentengan:
1. Lipatan terbuka berupa lipatan lemah yang mengakibatkan kemiringan lapisan tidak
melebihi 35°. Lipatan ini terdapat dalam batuan yang berumur Miosen hingga
sampai baratlaut-tenggara;
2. Lipatan tertutup berupa lipatan sedang sampai kuat yang mengakibatkan kemiringan
lapisan dan 50° sampai tegak. Setempat, lapisan itu hingga terbalik. Lipatan ini terdapat
Hal - 61
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
lipatan yang umunmya berarah baratlaut-tenggara. Diduga, lipatan ini terbentuk pada
lipatannya berarah baratlaut-tenggara. Kekar terdapat dalam hampir semua satuan batuan,
tetapi terutama dalam batuan beku dan batuan sedimen Mesozoikum. Terjadinya mungkin
terbentuk dari batuan beku peridotit, dunit dan dibeberapa tempat terdapat
serpentinit. Batuan ini merupakan batuan dasar pembentuk daerah penyelidikan. Dari
pelapukan Peridotit, Dunit serta serpentinit pada daerah penyelidikan akan menghasilkan
tanah laterit yang merupakan sumber dari pembentukan endapan bijih nikel. Proses
pembentukan endapan nikel ini adalah melalui proses mekanis yaitu adanya sumber
batuan yang kaya akan mineral Nikel (Ni) seperti peridotit, dunit. Proses Mineralisasi
Laterit Nikel ini tersebar diseluruh Kompleks Ultramafik (Ku) seluas 2.784,04 Ha pada
ketinggian 356-1.017 mdpl dengan kemiiringan lereng sebesar 5 -10 %, 10-20% dan
>20%
Hal - 62
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
akibat pelapukan batuan ultramafik seperti peridotit, dunit dan lain-lain yang
mineralogi, penyebaran, kualitas dan sifat bijih dikontrol oleh kondisi batuan dasar,
sejarah geologi, morfologi dan iklim. Keadaan Keadaan endapan nikel di daerah IUP
merupakan laterit nikel, dimana mineralogi, penyebaran, kualitas dan sifat bijih dikontrol
oleh kondisi batuan dasar, sejarah geologi, morfologi dan iklim. Profil endapan laterit
b. Limonit
Potensi Material ini umumnya memiliki kadar besi lebih tinggi dibandingkan
lapisan dibawahnya.
c. Saprolit
Zona yang mengandung campuran antara sisa-sisa batuan limonit halus dan
beberapa bedrock. Membentuk zona transisi antara limonit dan batuan dasar
d. Bedrock
Hal - 63
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Bentuk dan penyebaran endapan laterit nikel di wilayah IUP Ekplorasi PT. Tiga
Cahaya Sejahtera relative cenderung mengikuti pola topografi dan kelerengan batuan.
Adapun luas penyebaran laterit nikel di wilayah IUP Ekplorasi PT. Tiga Cahaya Sejahtera
tersebar di seluruh wilayah IUP pada ketinggian 356-1.017 mdpl dengan kemiiringan
Batuan induk bijih nikel di daerah penyelidikan adalah batuan peridotit dan dunit
(kelompok batuan ultramafik yang kaya akan mineral olivin dan piroksin) yang
terdiri dari harzburgit, serpentinit dan wherlit. Menurut Vinogradov batuan ultrabasa rata-
rata mempunyai kandungan nikel sebesar 0,2 %. Unsur nikel tersebut terdapat dalam kisi-
kisi kristal mineral olivin dan piroksin, sebagai hasil substitusi terhadap atom Fe dan Mg.
Proses terjadinya substitusi antara Ni, Fe dan Mg dapat diterangkan karena radius ion dan
muatan ion yang hampir bersamaan di antara unsur-unsur tersebut. Proses serpentinisasi
yang terjadi pada batuan peridotit akibat pengaruh larutan hydrothermal, akan merubah
batuan peridotit menjadi batuan serpentinit atau batuan serpentinit peroditit. Sedangkan
proses kimia dan fisika dari udara, air serta pergantian panas dingin yang bekerja kontinu,
Pada pelapukan kimia khususnya, air tanah yang kaya akan CO2 berasal dari udara
Hal - 64
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
tidak stabil (olivin dan piroksin) pada batuan ultra basa, menghasilkan Mg, Fe, Ni yang
larut; Si cenderung membentuk koloid dari partikel-partikel silika yang sangat halus. Di
Bersama mineral-mineral ini selalu ikut serta unsur cobalt dalam jumlah kecil.
Larutan yang mengandung Mg, Ni, dan Si terus menerus ke bawah selama larutannya
bersifat asam, hingga pada suatu kondisi dimana suasana cukup netral akibat adanya kontak
dengan tanah dan batuan, maka ada kecenderungan untuk membentuk endapan hydrosilikat.
Nikel yang terkandung dalam rantai silikat atau hydrosilikat dengan komposisi yang mungkin
bervariasi tersebut akan mengendap pada celah-celah atau rekahanrekahan yang dikenal
dengan urat-urat garnierit dan krisopras. Sedangkan larutan residunya akan membentuk suatu
senyawa yang disebut saprolit yang berwarna coklat kuning kemerahan. Unsur-unsur lainnya
seperti Ca dan Mg yang terlarut sebagai bikarbonat akan terbawa ke bawah sampai batas
pelapukan dan akan diendapkan sebagai dolomit, magnesit yang biasa mengisi celah-celah
atau rekahan-rekahan pada batuan induk. Di lapangan urat-urat ini dikenal sebagai batas
batuan segar yang disebut dengan akar pelapukan (root of weathering). Penampang laterit
dapat digambarkan sebagai empat lapisan yang berubah secara berangsur-angsur. Karena
kedaaan setempat, yaitu batuan dasar maupun tingkat kikisan, mungkin saja ada sebuah
Hal - 65
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
lapisan itu adalah tudung besi, lapisan limonit, perkotakan silika (silica boxworks), dan
lajur saprolit. Tudung besi yang berwarna merah terdiri dari goethit dan limonit yang
menyerupai spon, berkadar besi tinggi, tetapi kadar nikelnya sangat rendah. Lapisan
limonit warnanya coklat merah atau kuning. Lapisan yang berbutir ini merupakan selimut
pada sebagian daerah. Pada lereng, selimut itu hanya tipis saja atau bahkan telah terkikis
habis. Perkotakan silika terdapat pada dasar lapisan limonit. Sampai batas tertentu, di sini
masih dikenali struktur dan tekstur batuan aslinya. Endapan garnierit supergen di dalam
perkotakan silika ini mengakibatkan terjadinya bijih nikel silika yang tinggi kadar
nikelnya. Jalur saprolit merupakan peralihan dari limonit ke batuan dasar yang keras dan
belum lapuk. Jalur inilah yang merupakan tempat bijih dengan kadar nikel tertinggi,
Proses pemineralan endapan bijih nikel di daerah ini adalah diawali dengan
proses pelapukan batuan ultrabasa berumur Kapur yang terdapat di bagian utara dan
selatan daerah penyelidikan, yang terdiri dari dunit, harzburgit dan lherzolit sehingga
menghasilkan material hasil pelapukan berupa endapan laterit melalui proses pengayaan
Hal - 66
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Nikel pada batuan ultrabasa terutama terdapat pada mineral mafik. Paling tinggi pada
olivine (0.2-0.3%), sedang pada ortopiroksen (0.05-0.1%), dan paling rendah pada
klinopiroksen (<0.05%). Jadi makin sedikit kandungan olivin pada batuan ultrabasa,
mengurangi kandungan nikel secara keseluruhan. Nikel pada mineral mafik sebagian besar
sebagai penggantian dari Mg. Nikel mungkin juga terdapat sebagai penggantian dari atom Fe
yang lebih besar (Gambar 3.8). Pelapukan Proses utama yang dapat merubah sifat-sifat fisik
dan kimia batuan adalah peleburan (pada suhu yang sangat tinggi), metamorfisme (suhu tinggi
/ tekanan / tambahan), alterasi hidrotermal (dilalui fluida bersuhu tinggi), pelapukan (pada
suhu dan tekanan biasa). Pelapukan terbagi menjadi tiga macam, yaitu:
Hal - 67
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Pelapukan kimiawi adalah proses dimana batuan beraksi dengan atmosfer, hidrosfer,
dan agen biologis yang menghasilkan fasa-fasa mineral yang lebih stabil. Pelapukan pada
batuan ultrabasa sehingga menjadi endapan laterit, bergantung pada perilaku dari MgO, SiO₂,
Fe, Al, Ni. Pelapukan pada olivin/forsterite: 2MgO. SiO₂ (MgO = 57.3%) terjadi karena,
mineral ini sangat tidak stabil dalam lingkungan pelapukan. Individu SiO₄ tetrahedra terikat
lemah oleh kation. Sedangkan magnesia sangat dapat larut dalam air tanah, sehingga
pembebasan magnesia merusak struktur olivin yang membebaskan berbagai macam kation:
MgO, FeO, NiO, MnO. Demikian juga pada pelapukan piroksen/enstatite: MgO. SiO₂ (MgO
= 40.2%) relatif tidak stabil dalam lingkungan pelapukan (tapi < Olivin). Individual SiO₄
tertrahedra diikat oleh oksigen, sehingga membebaskan magnesia yang mudah larut dalam air
tanah. Pembebasan magnesia merusak struktur piroksen. Rusaknya struktur piroksen
membebaskan berbagai macam kation: MgO, FeO, CaO. Al₂ O₂. NiO, MnO. Pelapukan pada
serpentin, diawali oleh pelindian magnesia yang menghasilkan fasa silika terkayakan, atau
montTolakilonit dan klorit. Nikel dan Fe dapat menggantikan magnesium yang terlindi,
sehingga menghasilkan besi yang mengandung serpentin dan nikel ferous serpentin. Melalui
proses yang sama nikel juga terdapat bersama dengan talk, klorit, dan smektit.
Dalam pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan, data potensi bahan galian lain
Hal - 68
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
keberadaan bahan galian lain dan mineral ikutan dapat terganggu saat kegiatan operasi
produksi, oleh karena itu potensi yang ada perlu dikelola atau ditangani agar nilai
ekonominya tidak berkurang atau hilang. Penelitian mineral lain dan mineral ikutan pada
IUP PT. Tiga Cahaya Sejahtera di luasan area 3.080 Ha bertujuan untuk mengetahui
kualitas dan sumber daya bahan galian di wilayah pertambangan. Dengan mengetahui
komposisi bahan galian tersebut dapat dimanfaatkan dan dipisahkan dalam proses
penambangannya.
Penambangan dilakukan dengan cara tambang terbuka yaitu mengupas tanah penutup
dengan ketebalan 1 - 1,5 m. Endapan laterit nikel yang di tambang berada di bawah tanah
penutup (horizon A) dengan tebal 2 m dan laterit ini kaya dengan bijih nikel, sedangkan
di bawah horizon B yaitu batuan dasar berupa batuan serpentinit (horizon C).
penampang horizon A, B, C maupun waste mengandung unsur Ni rata-rata 1,17%, dan ini
nilai analisis Ni rata-rata 0,99% masih mungkin dapat dioptimalkan atau diusahakan
Sumber Daya Mineral adalah konsentrasi atau keterjadian dari mineral yang memiliki
nilai ekonomis pada atau di atas kerak bumi, dengan bentuk, kualitas dan
Hal - 69
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
kuantitas tertentu yang memiliki keprospekan yang beralasan untuk pada akhirnya dapat
berdasar bukti-bukti dan pengetahuan geologi yang spesifik (KCMI, 2011). Sumberdaya
kepercayaan rendah. Hal ini direka dan diasumsikan dari adanya bukti geologi,
tetapi tidak diverifikasi kemenerusan geologi dan/atau kadarnya. Hal ini hanya
berdasarkan dari informasi yang diperoleh melalui teknik yang memadai dari
lokasi mineralisasi seperti singkapan, puritan uji, sumuran uji, dan lubang bor
tonase, densitas, bentuk, karakteristik fisik, kadar dan kandungan mineral dapat
diestimasi dengan tingkat kepercayaan yang wajar. Hal ini didasarkan pada hasil
eksplorasi, dan informasi pengambilan dan pengujian conto yang didapatkan melalui
teknik yang tepat dari lokasi-lokasi mineralisasi seperti singkapan, puritan uji,
sumuran uji, “terowongan uji” dan lubang bor. Lokasi pengambilan data masih
Hal - 70
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
belum tepat untuk memastikan kemenerusan geologi dan/atau kadar, tetapi secara
dimana tonase, densitas, bentuk, karakteristis fisik, kadar dan kandungan mineral
dapat diestimasi dengan tingkat kepercayaan yang tinggi. Hal ini didasarkan pada
hasil eksplorasi rinci dan terpercaya, dan informasi mengenai pengambilan dan
pengujian conto yang diperoleh dengan teknik yang tepat dari lokasi-lokasi
mineralisasi seperti singkapan, paritan uji, sumuran uji, “terowongan uji” dan
lubang bor. Lokasi informasi pada kategori ini secara meruang adalah cukup
Berdasarkan hasil eksplorasi oleh pihak PT. Tiga Cahaya Sejahtera diketahui
bahwa dari blok IUP Eksplorasi yang dimohon dengan total luas ±3.080 Ha, tim
eksplorasi berhasil memetakan Area Potensi yang tersebar di dalam Lokasi IUP dengan
Elevasi antara 356-1.017 mdpl seluas ± 594,19 Ha serta diperoleh adanya potensi bahan
galian nikel (Ni) dan besi (Fe) pada areal Izin Usaha Pertambangan (IUP) mengandung
cadangan bijih nikel dan besi kadar rendah dan kadar tinggi terindikasi (Ni = 1,0% -
1,8%)
Data hasil pengujian/perkiraan secara umum pada lapisan bijih nikel di Blok
Hal - 71
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Disini Stripping Ratio adalah 1: 1, Mining Recovery sebesar 80% dan Berat
Jenis Nikel adalah 1,63. Stripping ratio adalah perbandingan antara tebal
overburden (OB) dengan tebal lapisan cadangan bijih nikel yang terdiri dari lapisan
limonit, waste (medium grade) dan saprolit. Dari data Hasil Eksplorasi di peroleh akan
Dari Perhitungan di atas di dapatkan sumberdaya pada lokasi PT. Tiga Cahaya
41,22 % Fe.
tidaklanjuti dengan hasil Kegiatan eksplorasi lanjutan mulai dari pemetaan Topografi.
Pemetaan topografi yang disertai dengan pengeboran Detail akan dilakukan secara
Hal - 72
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
hal tersebut akan dilakukan setelah PT. Tiga Cahaya Sejahtera telah mengantongi
Hal - 73
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
BAB IV
GEOTEKNIK DAN HIDOROLOGI
endapan nikel dengan sistem penambangan terbuka (open pit) bertujuan untuk
timbulnya longsoran dari dinding galian. Data yang diperlukan untuk penyelidikan ini
4.1. Geoteknik
didapatkan, sehingga dalam pengambilan data perlu diperhatikan beberapa hal seperti; jenis
material, jumlah material yang diambil dan sebaran data. Dalam perencanaan penambangan
endapan Nikel, maka perlu dilakukan analisa kondisi material di lapangan yang berkaitan
dengan sifat fisik dan sifat mekanik batuan setempat. Setelah dapat diketahui sifat fisik dan
mekanik batuan tersebut dalam hubungannya dengan kekuatan batuan yang dimiliki, maka
pada akhirnya dapat ditentukan metode penggaliannya, dapat dengan metode peledakan untuk
material yang kuat atau cukup dengan metode penggalian bebas atau penggaruan biasa untuk
material yang tergolong lemah sampai material yang tergolong agak kuat.
Pengujian sifat fisik adalah pengujian pada suatu conto batuan yang tidak
Hal - 74
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
pengujian yang bersifat merusak conto batuan tersebut. Parameter yang digunakan untuk
menentukan cara penggalian meliputi nilai kuat tekan batuan tersebut, hubungan nilai
kuat tekan dan nilai spasi kekar, hubungan point load dan spasi kekarnya, nilai point load
dan indeks frakturnya, serta nilai cepat rambat batuan tersebut. Dari penyelidikan
geoteknik, setiap lubang bor tersebut akan diambil beberapa conto batuan yang akan diuji
Berdasarkan dari nilai kuat tekan uniaksial dan nilai spasi kekar dari ketiga lapisan di
daerah tersebut diperoleh kesimpulan bahwa ketiga lapisan tersebut memiliki tingkat
penggalian yang sama yaitu diggable atau gali bebas. Dengan adanya suatu kekar maka
akan mempengaruhi tingkat penggalian dari suatu lapisan batuan, dikarenakan semakin
rapat jarak antar kekar pada suatu batuan maka akan semakin mudah untuk digali, dan
sebaliknya. Dari hasil uji sifat fisik diperoleh kesimpulan bahawa material di daerah ini
memiliki kandungan air yang cukup tinggi sehingga akan lebih mudah untuk digali,
dikarenakan rongga yang seharusnya terisi udara tetapi terisi oleh air. Semakin besar nilai
kuat tekan dan semakin jarang spasi kekar suatu batuan, maka tingkat penggaliannya akan
semakin sulit.
lapisan batuan. Struktur lapisan batuan agak kompak akibat pengaruh tektonik namun ada
Hal - 75
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
disebabkan oleh patahan dan sesar. Jenis pengujian yang dilakukan di laboratorium, meliputi
uji sifat dasar dan sifat keteknikan. Sifat dasar atau indeks digunakan untuk menentukan
klasifikasi dan perilaku tanah atau batuan. Uji sifat mekanik atau keteknikan diperlukan untuk
mengetahui ketahanan tanah atau batuan di bawah tekanan statik atau dinamik. Untuk tekanan
searah atau 1 (satu) dimensi digunakan uji kuat tekan atau Unconfined Compressive Strength.
Untuk dua dimensi adalah uji geser langsung dan tegangan tiga dimensi adalah uji triaxial.
Seperti yang telah diketahui, kajian geoteknik diperlukan untuk menentukan desain
tambang yang mencakup tinggi dan sudut lereng yang dianggap. Secara umum geometri
lereng dinding bukaan tambang nikel di bagi dalam dua kategori, yakni lereng keseluruhan
(bench / individual slope). Selain menghitung dimensi kedua jenis lereng, dalam laporan
ini juga disertakan perhitungan terhadap lereng timbunan (dumping area). Analisis dan
perhitungan kemantapan lereng dilakukan pada setiap lokasi titik pemboran yang
mewakili daerah sekitarnya dan dibatasi sampai kedalaman maksimun dari setiap titik
pengambilan sampel
Untuk memperoleh geometri lereng total dan jenjang tambang yang aman diperlukan
analisis perhitungan kemantapan lereng (slope stability) secara empirik. Dengan kata lain,
analisis kemantapan lereng diperlukan untuk menentukan suatu bangunan lereng agar cukup
stabil sehingga tidak berbahaya untuk keselamatan dan kehidupan. Hal yang terkait secara
Hal - 76
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
menentukan nilai Faktor Keamanan (safety factor). Faktor Keamanan (FK) adalah nilai
empirik yang diperoleh dari gaya penahan dibagi oleh gaya pendorong, yang dinyatakan
sebagai persamaan:
Gaya Penahan
FK =
Gaya Pendorong
Gaya Pendorong maupun gaya penahan yang bekerja pada sebuah lereng, setidaknya
dipengaruhi 2 (dua) faktor utama yang saling berkaitan yaitu faktor dalam dan faktor luar.
Faktor dalam (internal) adalah gaya-gaya yang bekerja pada lereng tersebut, yaitu gaya
pendorong dan gaya penahan. Besaran atau nilai dari gaya - gaya tersebut di atas dalam aspek
fisik dan mekaniknya, seperti berat isi (density), sudut geser dalam (internal friction angle)
dan kohesi dari setiap lapisan sub-struktur yang menyusun lereng tersebut. Faktor luar
dimensi tambang (sudut dan tinggi lereng), kondisi geologi (struktur, kemiringan lapisan,
kegempaan), kondisi hidrologi (pengaruh tekanan air atau hydrostatic pressure dan
banjir), dan getaran yang disebabkan aktivitas atau kegiatan penambangan seperti
(blasting). Kedua faktor di atas, dapat diperoleh dari hasil penyelidikan di lapangan
Hal - 77
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
maupun uji di laboratorium penyelidikan lapangan berupa pemboran inti, merupakan aspek
permukaan, dari hasil pemboran inti (coring) contoh tanah dan batuan tak terganggu diambil
untuk uji laboratorium. Untuk memperoleh hasil yang akurat, analisis perhitungan pada lereng
total (overall slope) dilakukan terhadap setiap titik pemboran, disesuaikan dengan kedalaman
(H) yang dirancang. Tinggi lereng (H) - 50 meter. Hasil analisis perhitungan kemantapan
lereng untuk jenis longsoran memutar untuk lereng total tercantum dalam di bawah ini.
Hal - 78
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
material buangan (dumping slope), yang terdiri dari campuran beberapa material
menggunakan data gabungan. Mengingat tingkat kepadatan (tanah) timbun relatif rendah
dan belum terkonsolidasi dengan baik dibandingkan dengan lapisan/ sedimen aslinya,
maka diperlukan beberapa asumsi. Asumsi yang digunakan dalam perhitungan lereng
dengan menggunakan longsoran memutar, hasilnya dapat dilihat pada table berikut.
No. TINGG 45 55 65 75
I MP B MP B MP B MP B
1 6 1,533 1,523 1,334 1,325 1,175 1,168 1,034 1,028
2 7 1,315 1,329 1,111 1,123 0,965 0,954 0,820 0,810
3 8 1,186 1,168 0,979 0,964 0,812 0,797 0,670 0,656
4 9 1,080 1,060 0,903 0,883 0,707 0,688 0,562 0,543
5 10 0,932 0,910 0,793 0,793 0,633 0,608 0,486 0,460
Tabel 12. Hasil Perhitungan Kemantapan Lereng Timbunan (H) = 25 m
Hal - 79
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
merusak harta maupun benda. Dikaitkan dengan bukaan tambang, longsoran termasuk
menghambat produksi tambang. Secara umum terdapat 4 (empat) jenis longsoran yang
jenis batuan, struktur (makro) dan kondisi geologi daerah yang akan ditambang.
Longsoran memutar (rotasi) dan tak memutar, bidang (translasi), longsoran baji umumnya
terjadi pada batuan sedimen, sedangkan longsoran rebah (jungkiran), umumnya terjadi
pada batuan beku atau batuan-batuan sedimen yang lapisannya relatif tegak. Longsoran
bidang dan baji timbul karena struktur kekar yang terpola (joint pattern), arah dan
lereng (cut slope). Longsoran memutar dan tak memutar sangat umum terjadi dibandingkan
jenis longsoran lainnya. Longsoran ini timbul karena struktur yang tak
beraturan (chaotic), dan lapisan batuan sedimen relatif belum terkonsolidasi baik.
Mengingat data curah hujan cukup tinggi dan didukung hasil pengamatan mikrostruktur di
lapangan, maka perhitungan analisis kemantapan lereng total diintensikan pada jenis
Hal - 80
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
a. Perhitungan untuk lereng total menggunakan nilai FK > 1,3 dengan ketinggian
mat (muka air tanah), sesuai dengan hasil pengukuran. Untuk teras jenjang
menggunakan nilai FK > 1,5 dengan kondisi dianggap jenuh dan batuan dianggap
homogen.
b. Dimensi longsoran ditentukan melalui daerah paling lemah (lapisan OB) atau
diperoleh dari kajian kemantapan lereng. Dalam menyusun desain tambang, geometri
lereng ini merupakan salah satu parameter yang sangat penting sehingga dapat berakibat
Overall slope telah dibuat bervariasi sesuai dengan karakteristik sifat keteknikan
tanah dan batuan pada masing-masing blok yang bervariasi, untuk Blok Penambangan
berkisar antara 28°, perhitungan tersebut telah memperhitungkan beban dari material
timbunan (bila sisi bukaan tambang memotong lokasi metrial timbunan). Selain berdasarkan
Geoteknik, juga berdasarkan konvensi jarak aman lokasi waste dump area (WDA)
dengan lokasi tambang (Pit) adalah minimal sama dengan tinggi/kedalaman tambang
(Pit). Untuk itu, jarak WDA di sekitar tambang didesain antara 1 – 2,6.
Hal - 81
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
keseluruhan dengan tinggi lereng (H) 25m dengan sudut 15˚, memiliki FK 1,200.
yang akan terjadi agar tidak menimbulkan korban jiwa serta kerugian yang lebih besar.
dilakukan secara rutin, dan pemantauan akan diintensifkan apabila teridentifikasi adanya
geser yang telah dipasang pada daerah yang telah teridentifikasi tersebut di atas. Bila
ternyata dalam waktu yang sama akan dilakukan pelandaian lereng totalnya.
selanjutnya. Oleh karena itu, sebagai antisipasi akan dilakukanya perencanaan tambang
terbuka oleh PT. Tiga Cahaya Sejahtera di Blok Kecamatan Routa Kabupaten Konawe telah
bertujuan untuk menganalisis pengaruh air tanah terhadap tambang, fluktuasi muka air tanah
dan karakteristik
Hal - 82
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
aquifer. Data ini dipergunakan sebagai masukan untuk lanjutan perancangan sistem
lapisan aquifer atau lapisan pembawa air tanah yang berpotensi mempengaruhi kegiatan
didasarkan pada data litologi, karakteristik batuan dan struktur geologi dan faktor hujan.
Jenis data yang diperlukan adalah Data curah hujan di dapatkan dari BMKG
yang termuat dalam Konawe dalam angka 2012 terbitan BPS Konawe. Daerah
penyelidikan termasuk curah hujan normal. Wilayah air tanah ini tersebar luas di daerah
penyelidikan, yaitu di bagian utara, tengah dan selatan wilayah studi. Wilayah air tanah
ini berada pada ketinggian 13 – 100 meter di atas permukaan laut, dengan bentang alam
perbukitan lokasi studi. Air tanah perbukitan ini mengalir dan mengarah ke wilayah air
tanah pantai. Permukaan air tanah bebas di wilayah ini bervariasi sesuai dengan litologi
tempat banyak dijumpai mata air, meskipun dalam debit yang kecil.
Untuk memahami karakteristik curah hujan di daerah kajian akan digunakan data
hasil pengukuran hujan dari berbagai stasiun hujan yang terletak di sekitar daerah kajian.
Berdasarkan dari data tersebut dapat disimpulkan karakteristik curah hujan sebagai
berikut:
Curah hujan tahunan antara 12mm sampai 579 mm dengan hari hujan
Hal - 83
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Curah hujan tahunan rata-rata adalah 168,5 mm. Bulan Januari - Maret dan
200mm.
hujan di atas akan digunakan sebagai masukan dalam perencanaan tambang terbuka. Sarana
penyaliran tambang pada dasarnya berfungsi mengatasi masalah- masalah yang ditimbulkan
oleh hujan jangka pendek, atau oleh suatu kejadian hujan yang akan mempengaruhi kegiatan
penambangan. Oleh karena itu sarana penyaliran tambang dirancang untuk dapat mengatasi
kondisi ekstrim yang mungkin terjadi selama umur sarana tersebut. Curah hujan jangka
daerah tropis, jenis hujan yang terjadi pada umumnya adalah hujan konvektif yang
mempunyai ciri intensitas tinggi dan durasi hujan pendek. Penentuan intensitas hujan ekstrim
rainfall intensity) untuk sarana penyaliran tambang, diperlukan data hasil pengukuran dengan
alat pengukur otomatis. Jika hal ini tidak tersedia, maka penentuan intensitas hujan rencana
diperkirakan dari data curah hujan harian. Berdasarkan data intensitas hujan untuk bulan
Januari mencapai 379 mm dan untuk bulan Desember mencapai 261mm dengan pertimbangan
bahwa kedua bulan tersebut dapat mewakili bulan-bulan basah, maka untuk keperluan
perancangan
Hal - 84
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
digunakan intensitas hujan, rencana sebesar 60mm/jam dengan durasi hujan 30-60 menit.
(metode slug test dan pumping test), analisis conto kualitas dan kuantitas air sungai maupun
airtanah. Data curah hujan daerah penyelidikan termasuk curah hujan normal. Daerah
penyelidikan terletak Aliran Sungai Alaa Solo. Dengan nilai debit air limpasan berkisar
2,51m²/detik dan 6,79 m³/detik. Untuk mendapatkan parameter akuifer dilakukan pengeboran
pumping test. Berdasarkan hasil uji akuifer pada 4 (empat) lubang bor di lapangan dengan
metode slug test dan pumping test diketahui nilai permeabilitas (k) dan Konduktivitas
Hidrolik (K) dari akuifer Sungai Alaa Solo berkisar antara (3,11 x 10 -6 meter/detik -1,054 x
10-4 meter/detik). Kualitas air sungai dan airtanah secara umum relatif baik karena
keseluruhan conto air berada di bawah batas ambang berdasarkan Peraturan Menteri
Air tersebut dapat berupa air tanah, air sungai maupun air hujan. Jika daerah
penambangan tergenang air, maka alat-alat akan sulit beroperasi dengan baik, demikian
pula kemantapan lereng juga akan terganggu bila lereng selalu dalam keadaan basah.
Untuk mengatasi masalah ini diperlukan suatu sistem penyaliran yang baik. Berdasarkan
kajian hidrogeologi diketahui bahwa air tanah tidak akan mempengaruhi daerah
penambangan. Air hujan dan air dari aliran sungai akan ditangani dengan cara
Hal - 85
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
tambang ke lokasi lain yang lebih rendah. Masalah air hujan ditangani dua cara yaitu:
a. Air hujan yang jatuh di luar pit di usahakan semaksimal mungkin tidak mengalir
ke dalam pit dengan membuat paritan atau saluran sekeliling pit atau di lereng pit
b. Air yang jatuh ke dalam pit akan ditangani dengan menggunakan sistem penyaliran
open sump. Ini adalah suatu metode penyaliran dengan membuat sumuran (sump) di
elevasi terendah daerah penambangan (lantai tambang), kemudian air dalam sumuran
dialirkan ke luar pit. Tempat penyaliran open sump ini dilakukan dengan cara
membuat paritan di dekat jenjang (toe) untuk mengalirkan air menuju ke sumuran
serta mencegah genangan air di daerah jenjang. Paritan dan sumuran bersifat
daerah penggalian tidak tergenang air maka elevasi sumuran dibuat lebih rendah dari
elevasi daerah penggalian sehingga semua air akan mengalir ke dalam sumuran.
Selain itu agar kemantapan lereng tidak terganggu, maka lantai jenjang di buat miring
dan pada sisi jenjang di buat paritan. Paritan ini akan mengalirkan air langsung ke
luar daerah tambang. Semua air dari aktifitas penambangan akan dialirkan ke dalam
Hal - 86
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
produksi, juga dapat menimbulkan kecelakaan kerja, baik melalui tergelincirnya roda ban
dump truck maupun bahaya sengatan listrik apabila ada kabel listrik yang menyentuh
permukaan air. Sumber air tambang selain berasal dari air tanah, juga terutama dari air hujan.
Pompa air akan ditempatkan pada elevasi paling rendah di bukaan tambang dimana semua
aliran air akan mengalir ke elevasi tersebut. Selanjutnya air tambang akan dipompa keluar
melalui pipa-pipa dan saluran-saluran, menuju ke permukaan tambang. Air tambang yang
dipompa keluar sudah melalui proses pengendapan dan penjernihan di kolam pengendap
(settling pond) yang ada di permukaan tambang. Untuk penempatan waste yang berasal dari
sudetan (channel) di beberapa aliran air. Di samping pemantauan muka air tanah dalam
sumur pantau, pemantauan berkala secara rutin seperti yang dilakukan pada pemantauan
Hal - 87
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
BAB V
RENCANA PENAMBANGAN
Berdasarkan pertimbangan teknis, bentuk dan karakteristik endapan nikel laterit serta
lapisan penutup dan keselamatan kerja, maka metode penambangan yang sesuai untuk
diterapkan yaitu metode tambang terbuka dengan sistem penambangan “open cut” dimana
target produksi yang diinginkan perusahaan serta penyebaran kadar bijih Nikel.
Operasi penambangan setiap tahunnya terdiri dari kegiatan pembersihan lahan (land
clearning) kemudian diikuti stripping overburden (lapisan penutup), dan dilanjutkan dengan
penggalian, pemuatan, pengangkutan dan penumpukan baik di ROM Stockpile (untuk bijih)
waste (bagian dari kadar bijih yang kadarnya dibawah COG). Kegiatan-kegiatan tersebut
dilaksanakan secara paralel. Artinya, sementara kegiatan pembersihan lahan berlangsung dan
Hal - 88
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
tempat kerja alat tambang, maka akan segera diikuti dengan kegiatan stripping
Bijih nikel pada umumnya terbentuk dari bebatuan yang mengandung kadar nikel
diatas 1,0 % dibagian atas batu peridotit pada bijih laterit yang telah mengalami
proses weathering. Sebagian besar bagian bijih ini menyembul ke atas permukaan
tanpa lapisan penutup. Sebagian besar bagian atas bijih nikel ini terdiri atas tanah
berwarna coklat kemerahan dan sebagian kecil lagi merupakan bongkahan pelapukan
batu oviline berupa tanah berwarna kuning kehijauan yang mengandung kadar nikel
dibawah 1,0 %. Sedangkan sebagian besar bagian bawah bijih nikel ini berupa batu
peridotit yang telah mengalami proses weathering dan mengandung kadar nikel
Unsur yang terkandung dalam mineral antara lain Nikel (Ni), Cobalt (Co), Besi
(Fe) dan Magnesium (Mg), dan dapat dibedakan menjadi 2 golongan, yaitu bijih
nikel berkadar rendah (kandungan nikel berkisar antara 1.0 – 1.63%) dan bijih
Kandungan MgO pada umumnya berkisar antara 1.83 – 28.16%. Mineral berdasarkan
Hal - 89
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
diantara 10 -20%) dan magnesian mineral (kandungan MgO diatas 20%). Pada
mineral. Air bawah tanah teruatama berasal dari retakan pelapukan, dimana lapisan
mineral terutama terletak didaerah letak air celah retakan tersebut. Lapisan mineral
adalah lapisan yang dapat menembus air (permeable), pada musim hujan lapisan
mineral tersebut mengandung air, akan tetapi karena lapisan atas bijih berupa tanah
berwarna merah dan coklat kekuningan yang menjadi pembatas, dan ditambah lagi
tingkat keterjalan yang tinggi menyebabkan tidak banyak jumlah air yang bertambah.
Karena eksploitasi mineral menggunakan cara penambangan terbuka dan air yang
bertambah di musim hujan juga dapat mengalir karena bentuk perbukitan sehingga
Bijih nikel terbentuk di dalam laterit yang telah mengalami proses weathering di
bagian atas batu olivine, dan terutama tersebar mengitari punggung bukit dan lereng
Hal - 90
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
atas biji pada umumnya terbentuk dari lapisan tipis tanah yang telah mengalami
dan karakteristik geologi kurang memadai yaitu kurag stabil dan mudah tergosok.
Bagian bawah biji pada umumnya terbentuk dari batu olivine yang tidak atau
sedikit mengalami proses weathering dengan komposisi yang lebih baik, lebih
tahan terhadap gosokan dan pemotongan. Karakeristik geologinya juga lebih baik
Tata cara penambangan di lokasi Penambangan PT. Tiga Cahaya Sejahtera dapat
bulldozer, dan apabila terdapat pohon besar (ukuran diameter batang lebih dari 50
penambangan.
Kegiatan pengupasan tanah pucuk (top soil) dilakukan dengan menggunakan alat
Hal - 91
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
ke tempat penimbunan menggunakan alat excavator dan dump truck. Kegiatan ini
tempat penimbunan menggunakan alat excavator dan dump truck. Kegiatan ini
reklamasi dan revegetasi pada saat lokasi tersebut dinyatakan sudah mine out.
alat excavator, dan apabila terdapat anomaly kenampakan fisik ore (warna,
melanjutkan kegiatan ore getting, metoda ini biasa disebut “selective mining”,
untuk menghindari penurunan kadar Ni. Apabila kondisi fisik bijih nikel relative
Hal - 92
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
e. Pengangkutan ke Stockpile
Kegiatan pengangkutan dari area pit menuju area stockpile menggunakan alat
excavator dan dump truck. Dalam kegiatan pengangkutan ini juga dilakukan
check sampling pada saat pemuatan ke dump truck, dan pada saat selesai
Kegiatan penambangan nantinya akan dilakukan sendiri oleh PT. Tiga Cahaya Sejahtera
dengan melibatkan beberapa Kontraktor Mining untuk item pekerjaan yang memang
tidak bisa lagi dilakukan sendiri oleh PT. Tiga Cahaya Sejahtera.
Gambar 20. Bagan Alir Tata Cara Penambangan Bijih Nikel PT. Tiga Cahaya
Sejahtera
Hal - 93
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Rencana kegiatan penambangan bijih Nikel PT. Tiga Cahaya Sejahtera terbagi
menjadi 4 (empat) tahap, yaitu: tahap pra konstruksi, tahap konstruksi, tahap operasi
produksi dan tahap pasca operasi. Kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan dalam setiap
Terbatas (HPT) seluas 2.976,81 Ha atau 96,65% dari lokasi IUP dan Area
Penggunaan Lain (APL) seluas 103,19 Ha atau 3,35% dari lokasi IUP.
Untuk itu PT. Tiga Cahaya Sejahtera akan melakukan Proses Izin Pinjam
lingkungan.
Hal - 94
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
skala 1: 50.000 atau skala terbesar pada lokasi tersebut dengan informasi
luas kawasan hutan yang dimohon dan citra satelit terbaru dengan
resolusi detail 15 (lima belas) meter atau resolusi lebih detail dari 15
(lima belas) meter dalam bentuk digital dan hard copy yang
Pemerintah;
Hal - 95
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Mineral Batubara dan Panas Bumi, Departemen Energi dan Sumber Daya
Mineral.
b. Sosialisasi
2. Tahap Konstruksi
Hal - 96
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
tahapan pekerjaan serta kualifikasi keahlian tenaga kerja. Tenaga kerja untuk
tenaga terampil khusus seperti ahli tambang dan ahli geologi, serta tingkatan
Penambangan ini adalah penambangan yang baru dibuka dan dirancang pada
gudang material dan spare parts, ruang mesin diesel, ruang distribusi listrik,
1) Stockpile
kandungan air dari bijih nikel sehingga dapat memenuhi target yang
Hal - 97
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
nikel ini yang nantinya akan menaikkan kandungan air (moisture content)
Dalam proses operasinya, ROM stockpile nantinya akan terdiri dari beberapa
stockpile yang selanjutnya akan dibawa menuju hopper dan static grizzly
tidak begitu jauh. Disamping itu wheel loader juga dapat digunakan untuk
Stockpile bijih nikel ditempatkan pada daerah yang datar, cukup tinggi
sehingga kualitas bijih nikel akan tetap terjaga. Lokasi tersebut juga harus
Stockpile akan dibuat pada setiap blok di lokasi-lokasi yang strategis untuk
Hal - 98
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
(barge).
Lokasi penumpukan tanah pucuk dipilih daerah yang relatif datar dan
tinggi serta harus terhindar dari erosi. dengan luas yang disesuaikan
dengan luas pit pada masing – masing blok, di tempat yang tidak
dump area). Setelah bijih nikel pada pit – pit di blok pertama habis
landai, agar kualitas dan kesuburan top soil pada saat penyimpanan tidak
Hal - 99
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Sebagai salah satu upaya pelestarian lingkungan, maka limbah tanah hasil
Tanah pucuk (top soil) dan tanah penutup (overburden) akan dipisahkan
Faktor curah hujan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi sistem
karena besar kecilnya air tambang yang akan dikeluarkan atau yang
Hal - 100
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
sistem penirisan tambang sangat tergantung dari curah hujan yang ada.
tambang.
Hal - 101
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
erosi;
parit-parit
Hal - 102
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Sediment pond untuk blok dengan luas areal pit yang luas akan
sekitarnya.
kondisi lapangan.
tambang.
Hal - 103
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
4) Jalan Tambang
jalan tambang adalah kemiringan jalan, lebar dan jaraknya, sedapat mungkin
untuk memilih lokasi jalan sedemikian rupa agar jalan tersebut memiliki
kemiringan yang sekecil mungkin, relative lurus dan jarak yang terpendek
Hal - 104
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Lebar jalan angkut yang direncanakan dibangun adalah selebar 20 meter dan
pada kedua sisi jalan dibuat parit pada setiap jarak 200 - 300 meter
dalam aktivitasnya.
Hal - 105
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
yang digunakan, panjang alat gali serta lebar alat dorong yang
Dimana:
Wj : Lebar jenjang
R : Radius putar alat muat (excavator) JP
: Jangkauan penumpahan alat muat C :
Lebar alat angkut
JA : Jarak aman
Tinggi jenjang adalah jarak vertikal antara jenjang yang satu dengan
meter. Hal ini dimaksudkan agar alat gali excavator tidak terlalu
Hal - 106
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
areal seluas ± 3 hektar. Adapun sarana dan prasarana yang akan dibangun
oleh PT. Tiga Cahaya Sejahtera dalam satu komplek tersebut di antaranya
perkantoran.
dengan konstruksi kayu dan beratapkan seng serta berdinding sekat dan
papan ringan.
b) Ruang Maintenance/bengkel
perlu lagi jauh-jauh membawa alat kebengkel yang bisa menyita waktu
Hal - 107
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Hal - 108
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
mesin Genset diesel. Pada bangunan ini ditempatkan satu orang penjaga
Hal - 109
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Hal - 110
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Sistem penambangan yang akan digunakan adalah metode tambang terbuka (open
pit) dengan metode mining contour. Berikut ini adalah urut-urutan kegiatan tahap
operasi penambangan:
sepanjang singkapan bijih nikel mengikuti garis kontur pada batas tertentu.
tanah pucuk. Sedangkan untuk lahan yang hanya di tumbuhi dengan semak-
Teknik penggalian bijih nikel bertahap dari elevasi yang paling tinggi ke
Hal - 111
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Kegiatan pada tahap pasca operasi adalah kegiatan untuk perbaikan kualitas tanah,
udara dan air setelah kegiatan penambangan. Pada tahap ini akan dilakukan kegiatan
erosi dan sedimentasi setelah kegiatan penambangan PT. Tiga Cahaya Sejahtera ini
berakhir. Selain itu, juga akan dilakukan langkah-langkah untuk mencegah terjadinya
Pada tahap pasca operasi ini, akan ada pelepasan tenaga kerja atau pemutusan
a. Reklamasi
Hal - 112
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Sesuai dengan pasal 15 Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
tambang dan lahan di luar bekas tambang yang tidak digunakan lagi yaitu
pelabuhan/dermaga.
penambangan pada seluruh pit yang akan ditambang dan pada sarana
penambangan.
b. Revegetasi
Dampak yang timbul akibat pengupasan tanah penutup dan penggalian bijih
Hal - 113
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
direboisasi/revegetasi.
kembali sehingga jenjang akhir lokasi kegiatan tertata dengan baik sebelum
secara bertahap dari lokasi tambang satu ke tambang lainnya. Lokasi yang akan
direvegetasi nantinya akan dikaji terlebih dahulu untuk menjajaki upaya terbaik
Sebelum revegetasi dilakukan, terlebih dahulu tanah diberi pupuk dan untuk
tanah yang bersifat asam, maka tanah tersebut disebari bubuk kapur. Jenis dan
jumlah pupuk serta bubuk kapur yang diberikan disesuaikan dengan jenis dan
penanaman rumput setaria. Selain rumput setaria, pada lahan juga akan
Hal - 114
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
kembali tanaman yang mati atau rusak, pemotongan bagian tanaman yang
Hal - 115
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
rencana produksi, Cut Off Grade, jalan raya dan perkampungan, aliran sungai. Faktor-
faktor tersebut digunakan sehingga dapat diperoleh pit limit sebagai batasan dalam
perhitungan cadangan tertambang. Dari Rencana Produksi tersebut dapat berubah karena
A. Kondisi Lokasi PT. Tiga Cahaya Sejahtera yang jauh dari Laut sehingga
B. Dalam menekan biaya produksi yang tinggi, maka sangat di butuhkan Pabrik
C. Kondisi seperti ini kegiatan penambangan di lokasi Kondisi cuaca pada musim
E. Adanya perubahan harga dan atau permintaan pasar bijih (ore) nikel, dapat
Hal - 116
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Berdasarkan hasil eksplorasi oleh pihak PT. Tiga Cahaya Sejahtera diketahui
bahwa dari blok IUP Eksplorasi yang dimohon dengan total luas 3.080 Ha dan area
lereng sebesar 2-5%, 5 -10 % dan 10-20%. Dari Data tersebut tim eksplorasi berhasil
memetakan Area Potensi dengan mempertimbangkan Potensi yang bernilai Ekonomis dan
Kemiringan Lereng, maka di peroleh Area Potensi seluas ± 594,19 ha yang terlaterisasi
pada ketinggian 356-1.017 mdpl dengan kemiiringan lereng sebesar 5 -10 %, 10-20% dan
Dari Perhitungan di atas di dapatkan sumberdaya pada lokasi PT. Tiga Cahaya
41,22 % Fe.
Disini Stripping Ratio adalah 1: 1, Mining Recovery sebesar 80% dan Berat
Jenis Nikel adalah 1,63. Stripping ratio adalah perbandingan antara tebal
overburden (OB) dengan tebal lapisan cadangan bijih nikel yang terdiri dari lapisan
limonit, waste (medium grade) dan saprolit. Dari data Hasil Eksplorasi di peroleh akan
Cadangan yang ada PT. Tiga Cahaya Sejahtera pada area potensi di hitung sebagai
berikut:
Hal - 117
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
II = 131.72 Ha = 2.50 m
III = 146.66 Ha = 2.60 m
IV = 137.63 Ha = 2.60 m
PERHITUNGAN :
BLOK I BLOK II
V = A = 1,781,800.00 m² V = A = 1,317,200.00 m²
H = 2.60 m H = 2.50 m
4,632,680.00 m³ 3,293,000.00 m³
Q = V 4,632,680.00 Q = V 3,293,000.00
SG 1.63 SG 1.63
MR 0.80 MR 0.80
CADANGAN BLOK I = 6,041,014.72 MT CADANGAN BLOK II = 4,294,072.00 MT
BLOK III BLOK IV
V = A = 1,466,600.00 m² V = A = 1,376,300.00 m²
H = 2.60 m H = 2.60 m
3,813,160.00 m³ 3,578,380.00 m³
Q = V 3,813,160.00 Q = V 3,578,380.00
SG 1.63 SG 1.63
MR 0.80 MR 0.80
CADANGAN BLOK III = 4,972,360.64 MT CADANGAN BLOK IV = 4,666,207.52 MT
Lokasi PT. Tiga Cahaya Sejahtera di Kecamatan Routa adalah sebesar 19.973.654,88,-
Wmt dengan kadar Ni ≥ 1,4% - ≥ 1,80% ; Fe≥ 12% - ≥ 25% pada luasan 594,19 Ha.
Tabel 14. Estimasi / Perkiraan Cadangan Ni (Nikel) PT. Tiga Cahaya Sejahtera
Nama Lokasi Blok Top Soil Over Burden (OB) Limonite Saprolite Luas Area
No Kedalaman Volume (BCM) Kedalaman Volume (BCM) Kedalaman (m) Volume (Ton) Kedalaman Volume (Ton) Total Cadangan (Ton)
Penambangan (m) (m) (m) (ha)
1 Blok 01 1.5 2,672,700 2.5 4,454,500.00 1.3 3,020,507.36 1.3 3,020,507.36 6,041,014.72 178.18
2 Blok 02 1.4 1,844,080 2.8 3,688,160.00 1.3 2,232,917.44 1.2 2,061,154.56 4,294,072.00 131.72
3 Blok 03 1.5 2,199,900 2.4 3,519,840.00 1.3 2,486,180.32 1.3 2,486,180.32 4,972,360.64 146.66
3 Blok 04 1.5 2,064,450 2.4 3,303,120.00 1.3 2,333,103.76 1.3 2,333,103.76 4,666,207.52 137.63
5.9 8,781,130 10.1 14,965,620.00 5.2 10,072,708.88 5.1 9,900,946.00 19,973,654.88 594.19
Rata-rata 1.48 2,195,282.50 2.53 3,741,405.00 1.30 2,518,177.22 1.28 2,475,236.50 4,993,413.72 148.55
Hal - 118
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Untuk target penjualan bijih nikel pada tahun pertama akan dilakukan penjualan
sebulan rata -rata ± 120.000 Wmt, atau sebesar ± 1.440.000 Wmt per
tahun. Dan pada tahun ke 14 merupakan akhir masa penambangan, penjualan bijih nikel akan
turun menjadi ± 1.253.655 Wmt per tahun. Dari Perhitungan tersebut, maka diperoleh umur
belas) tahun 10 (sepuluh) Bulan diluar dari kegiatan Perisiapan dan Pascatambang.
Urutan (sekuen) operasi penambangan dan Penimbunan nikel PT. Tiga Cahaya
Sejahtera selain menggambarkan arah kemajuan tambang per tahun, juga menyangkut
jumlah pemindahan tanah penutup dan produksi nikel per tahun, dimana arah kemajuan
Hal - 119
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
cara:
a. Pengangkutan dan penimbunan tanah pucuk dan lapisan penutup (over burden).
pengupasan tanah pucuk (top soil) kemdian dilanjut ke lapisan tanah penutup
disposal. Lokasi penimbunan tanah pucuk (top soil) ini dipisah dengan lokasi
penimbunan tanah penutup (over burden) dan diberikan tanda, hal ini dilakukan
Timbunan tanah pucuk (top soil) dibiarkan berbentuk kerucut (bukit-bukit) untuk
Pengangkutan dan penimbunan bijih nikel yang sudah tergali (tertambang) setelah
Hal - 120
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
bijih nikel yang sudah dipisahkan tersebut, kemudian diberikan tanda yang
mencakup; lokasi PIT, jenis ore (limonit / saprolit), kadar Ni, dan jumlah Tonase.
dilakukan terutama pada malam hari dan pada saat turun hujan, agar dapat
menjaga kadar air (moisture content). Adapun pengangkutan bijih nikel dari area
stock pile untuk keperluan pemasaran menggunakan alat wheel loader. Illustrasi
tata cara pengangkutan dan penimbunan terhadap tanah pucuk (top soil), lapisan
penutup (over burden), dan bijih nikel (ore) ini dapat dilihat pada gambar berikut.
Hal - 121
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Gambar 26. Illustrasi Tata Cara Pengangkutan dan Penimbunan Bijih Nikel
(Nickel Ore)
Hal - 122
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Waktu kerja operasi penambangan PT. Tiga Cahaya Sejahtera di Konawe yang
shift/hari, dengan waktu kerja mulai dari pukul 07.00 - 17.00. Jam kerja, efektif per tahun
Jam Kerja
Jumlah Hari/Tahun 365 Hari/Tahun
Hari Libur Nasional/Tahun 15 Hari/Tahun
Kehilangan hari kerja Lain-Lain/Tahun 50 Hari/Tahun
Hari Kerja/Tahun 365 - 15 - 50 = 300 Hari/Tahun
Shift Kerja/Tahun 2 Shiftman
Jam/Shift 10 Jam/Shift
Kehilangan Jam Kerja/Hari 2 Jam/Hari
(Pergantian Shift dan Lain-Lain)
Jam Kerja Efektif/Hari 2 x 10 - 2 = 18 Jam/Hari
Efisiensi Waktu 90 %
Jam Kerja Efektif/Tahun 300 x 18 x 90% = 4.86 Jam/Tahun
Untuk bahan galian yang belum terpasarkan, PT. Tiga Cahaya Sejahtera
melakukan penyimpanan di suatu tempat kusus (storage). Hal tersebut dilakukan untuk
Penanganan / perlakuan terhadap bijih nikel yang belum terpasarkan meliputi beberapa
Hal - 123
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
c. Penutupan tumpukan bijih nikel dengan terpal, terutama pada saat turun hujan
Batuan lain yang mungkin ikut tergali adalah batuan yang berasal dari batuan
dasar (Bed Rock) dari batuan beku ultrabasa serta batuan beku diorit. Batuan ini relatif
resisten sehingga dapat dimanfaatkan sebagai lapisan dasar jalan tambang RoM stock
Pada metode penambangan terbuka (open cast) akan ada sumberdaya yang tidak
dapat diambil. Hal ini disebabkan karena alasan-alasan teknis, ekonomi dan lingkungan,
antara lain:
3. Keterdapatan sungai
tertambang oleh PT. Tiga Cahaya Sejahtera, adalah dengan memberikan tanda pada
lokasi yang masih terdapat sisa cadangan tersebut mencakup antara lain; koordinat,
kedalaman, kadar Ni, dan jumlahnya, sehingga apabila kondisi tertentu (nilai ekonomis
Hal - 124
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
kembali. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, sisa sumberdaya akan tetap dibiarkan pada
tempatnya.
5.4. Peralatan
Peralatan utama yang digunakan adarah kombinasi excavator dump truck dibantu
dengan bulldozer serta grader untuk perawatan jalan. Kebutuhan alat-alat tambang
dihitung dengan cara membagi target produksi per jam dengan produktivitas alat per jam.
Target produksi per jam diperoleh dengan cara membagi target produksi per tahun
Alat utama yang dipakai untuk mengirim material ore adalah loading dan
hauling yang terdiri dari bulldozer dengan kapasitas bilah 8,43 m3. Sedangkan
wheel loader yang memiriki kapasitas bucket 3,3 sampai dengan 4 m berfungsi
untuk memuat dan mengangkut material ore dari screening station portable ke
memuat material dari stock pile ke dalam truck dan memindahkan material dari
maksimum 4.000 ton. Selain hal tersebut, digunakan juga tug boat untuk menarik
tongkang. Jumlah peralatan tambang utama dan peralatan transportasi yang akan
digunakan pada proyek penambangan dan pengiriman material ore adalah sebagaimana
terlampir:
Hal - 125
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Faktor yang sangat penting dalam melakukan penjadwalan suatu alat yakni faktor
availability dari setiap unit. Secara umum ada 2 cara menghitung equipment availability:
(available) suatu alat dari waktu yang hilang dikarenakan kerusakan atau
suatu alat dipakai selama jam total kerjanya. Jam kerja terdiri dari working hours,
kurang 95%. Hal ini sangat menentukan keberhasilan dan target kecepatan dari
penambangan.
Hal - 126
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
BAB VI
RENCANA PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN
Untuk kondisi saat ini, PT. Tiga Cahaya Sejahtera belum merencanakan
melakukan kegiatan pengolahan dan pemurnian atau pencucian terhadap bahan galian
laterit nikel (nickel ore) yang terdapat di dalam Wilayah Izin Usaha Pertambangan. Hal ini
nikel, kemudian menjadi supplier bahan baku pabrik (smelter nikel) yang terdapat di
sekitar wilayah izin usaha pertambangan, atau pada smelter yang ada dalam wilayah
Hal - 127
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
BAB VII
PENGANGKUTAN DAN PENIMBUNAN
Kelancaran transportasi material ore nikel dari temporary stock pile ke screening
station sangat menentukan pencapaian target pengiriman material ore. Stabilitas tonase
alat muat dan alat pengangkutan harus dapat dijaga pada berbagai kondisi cuaca agar
jalur transportasi yang tepat dan benar akan menentukan keselamatan dan kenyamanan
operator sehingga efektif dan efisiensi dan pada gilirannya mampu meningkatkan
produktivitas.
penambangan. Jalur transportasi untuk mengangkut material ore hasil penambangan dari
front sampai stoc/cyard/dermaga oleh PT. Tiga Cahaya Sejahtera, yaitu jalur transportasi
darat.
Hal - 128
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
adalah:
Jalan angkut tanah adalah ruas jalan yang dipergunakan untuk mengangkut tanah
penutup dari bukaan tambang ke waste dump area. Tanah penutup sendiri terdiri
dari tanah pucuk dan tanah dalam (interburden) dimana lokasi penimbunan tanah
dari bukaan tambang ke waste dump area diusahakan sedekat mungkin untuk
menjaga agar biaya produksi tidak terlampau tinggi. Jarak angkut dari front
Jalan angkut raw nickel adalah ruas jalan yang dipergunakan untuk mengangkut
nikel dari tambang menuju ke lokasi pengolahan nikel. Jalan angkut nikel terdiri
dari PIT diperkeras dengan lebar antara 14 m sampai 16 m. Jalan angkut Product
Nikel adalah jalan angkut nikel dari lokasi pengolahan nikel ke lokasi pelabuhan
muat nikel (Nikel Terminal). Jalan angkut ini kondisinya belum layak dan
sebahagian masih harus dibuka dan sebagian merupakan Jalan TMMD dan Jalan
Logging. Jalan angkut ini akan dilalui oleh dump truck dengan kapasitas 20 ton
Hal - 129
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
rotasi sebesar 4 trip perhari, jam kerja sebesar 18 jam per hari untuk jarak sebesar
Dapat ditambahkan bahwa jalan angkut product nikel adalah sama kondisinya
dengan jalan angkut raw nikel dan jalan angkut overburden yaitu berada dalam
kawasan atau areal PT. Tiga Cahaya Sejahtera yang lokasinya jauh dari
pemukiman penduduk sehingga dampak kebisingan, debu dan bahaya lalu lintas
Karyawan PT. Tiga Cahaya Sejahtera (operator maupun pegawas) yang pada
Perusahaan.
Dispoasl Area
Pengupasan tanah pucuk (top soil) dan tanah penutup (overburden) setelah lahan
dikupas antara 30 – 50 cm, ditimbun pada suatu tempat tertentu (Top Soil Area)
seluas ± 0,5 ha yang terlindung dari adanya erosi serta lokasi penimbunannya
diusahakan mudah dijangkau. Lokasi disposal area dibuat pada daerah yang
proses backfilling pada tahap pasca tambang. Apabila disimpan dalam jangka
Hal - 130
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
crop, untuk diperlukan lagi pada saat kegiatan reklamasi, yaitu di atas
Mengingat air buangan tambang dan limpasan dari timbunan tanah pucuk
Parit (gorong-gorong)
ekstraksi Bijih Besi, dan pada teras pengambilan tanah interburden. Pada
musim hujan kualitas air permukaan tambang lebih buruk. Sebagian besar air
Hal - 131
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
pemuatan nikel diperlukan sarana penunjang seperti fasilitas kantor, fasilitas perumahan,
fasilitas perbengkelan, fasilitas tenaga listrik, fasilitas penyediaan Bahan Bakar Minyak
belum ada, namun ada beberapa saja yang perlu di jadikan tambahan guna kelancaran
operasi penambangan.
Tabel 18. Jadwal Pembangunan konstruksi Operasi Produksi Bijih Nikel PT. Tiga
Cahaya Sejahtera
Tahun
Kegiatan Infrastruktur 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Dst Pasca
Tambang
Infrastruktur Utama
1 Jalan Tambang
2 Jalan Non Tambang
3 Pembangunan Jetty/Pelabuhan
4 Operasi Penambangan
Infrastruktur Pendukung
1 Kantor Tambang
2 Perumahan Karyawan
3 Pos Keamanan
4 Bengkel
5 Pemuatan dan Pengangkutan Bijih Nikel
6 Instalasi Listrik
7 Tangki BBM
8 Air Bersih
9 Nurserry
Hal - 132
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
BAB VIII
LINGKUNGAN, KESEHATAN
DAN KESELAMATAN KERJA
Kegiatan pertambangan bijih nikel yang akan dilakukan oleh PT. Tiga Cahaya
lingkungan fisik dan non fisik. Adapun perkiraan dampak penting yang dapat terjadi
berkaitan dengan tahapan kegiatan pertambangan bijih nikel, dapat dilihat pada tabel 19.
Tabel 19. Dampak Penting Hipotetik Akibat Kegiatan Pertambangan Bijih Nikel Oleh
PT. Tiga Cahaya Sejahtera
B Tahap Konstruksi
1 Penerimaan tenaga kerja untuk - Adanya kesempatan kerja
konstruksi - Adanya kesempatan berusaha
- Munculnya sikap dan persepsi masyarakat
(positif atau negative)
- Terjadinya konflik sosial
2 Mobilisasi peralatan dan material
Hal - 133
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Hal - 134
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Limbah yang potensil dihasilkan dari kegiatan penambangan bijih nikel hanya
berupa material batu dan tanah yang berasal dari bongkahan-bongkahan batuan
asal yang belum mengalami proses laterisasi. Limbah dari kegiatan penambangan
bijih nikel tersebut dapat mengakibatkan longsoran dan kekeruhan air pada saat
berikut:
b. Pembibitan
c. Penanaman / revegetasi
Hal - 135
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
d. Pemupukan
f. Pemeliharaan
c. Lantai teras aktif harus cukup lebar untuk menjamin keamanan pekerja
menyeluruh 300.
- Membuat penirisan yang baik sehingga tidak menimbulkan genangan air pada
akan dilakukan pada areal waste dump dan di dalam bukaan tambang (pit).
Hal - 136
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Air asam tambang jarang dan atau hampir tidak pernah ditemukan dalam dampak
kegiatan pertambangan bijih nikel, karena batuan asal dari bijih nikel bersifat
sekitar area pit. Setelah kegiatan penimbunan dan penataan morfologi selesai,
dilanjutkan dengan peletakan dan penataan tanah pucuk (top soil) di atas
permukaannya.
Hal-hal lainnya yang termasuk dalam kegiatan penatagunaan lahan ini adalah:
dan pembuatan drainase atau perbaikan saluran air alami yang ada.
Reklamasi juga akan dilakukan secara bertahap pada lahan-lahan bekas landfill
seperti stockpile, disposal, jalan tambang, jalan hauling, dan sebagian komplek area
basecamp. Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan dalam kegiatan
penatagunaan lahan bekas landfill ini, adalah pemindahan atau pengerukan lapisan
timbunan material pengerasan untuk badan jalan tambang / hauling, dan landasan
Hal - 137
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
lokasi disposal. Material pengerasan ini biasanya terdiri dari pasir dan batu
kerikil atau batu split, serta sebagian batu pondasi berukuran (15 – 30) Cm.
penutup yang dapat diambil dari daerah disposal, dan kemudian dilakukan
penaburan tanah pucuk di atasnya. Khusus untuk daerah disposal tidak dilakukan
penaburan tanah pucuk, karena tanah pucuk eksisting tidak mengalami gangguan.
sebulan, di semua lokasi kegiatan tambang dan bekas lokasi kegiatan tambang. Kegiatan
informasi sebagai bahan untuk penilaian kinerja suatu kegiatan operasi pertambangan.
lapangan.
perkiraan dampak.
Hal - 138
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe dan Dinas Pertambangan Dan Energi Konawe.
Gambar 27. Struktur Organisasi Pelaksanaan Program K3-L Pertambangan PT. Tiga
Cahaya Sejahtera.
Pelaksanaan pasca tambang dilakukan secara bertahap selama dalam kurun waktu
lapangan. Pelaksanaan kegiatan pasca tambang mencakup 3 (tiga) program utama, yaitu:
Hal - 139
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Resiko adalah besarnya kesempatan dua atau lebih bahaya bertemu dan
kecenderungan atau kemungkinan seseorang terkena suatu bahaya atau bahan yang
Dari definisi di atas, yang perlu menjadi perhatian kita adalah resiko bukanlah
sesuatu yang terjadi atau akan terjadi. Resiko bukanlah besarnya kerugian, atau
insiden. Hasil dari penilaian resiko akan memudahkan kita dalam melihat tingkat
kekritisan dari bahaya, sehingga kita dapat mendudukkan bahaya-bahaya tersebut sesuai
urut-urutan dari yang memiliki tingkat kekritisan tinggi sampai yang memiliki kekritisan
rendah.
Sistem manajemen K3LH modern menitik beratkan pada proses pro-aktif untuk
pencegahan insiden. Untuk dapat melakukan pencegahan insiden dengan efektif, kita
harus mengidentifikasi semua bahaya yang dapat menjadi penyebab timbulnya insiden,
Hal - 140
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
tindakan perbaikan untuk mengendalikan bahaya tersebut. Semua proses tersebut akan kita
Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko (IBPR) adalah program yang bersifat
pro-aktif dan merupakan dasar pengelolaan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan
hidup modern yang diterapkan oleh PT. Tiga Cahaya Sejahtera. Dengan proses IBPR, kita
Jika dua atau lebih bahaya bertemu dan mengakibatkan insiden, paling tidak ada
lima komponen yang memungkinkan untuk terjadinya bahaya dan dapat mengalami
Lebih jauh lagi, efek dari insiden tidak hanya pada satu komponen diatas,
mungkin dua komponen, atau bahkan kelima komponen mengalami kerugian. Sebagai
contoh: dua dump truck mengangkut Ore Nikel bertabrakan, sehingga mengakibatkan
kedua drivernya luka parah, kedua unit rusak berat dan Material Ore Nikel tumpah.
penyakit akibat kerja (occupational health hazard). Bahaya kesehatan kerja secara umum
- Kimia – uap, gas, asap, bahan kimia yang dalam komposisi tertentu menimbulkan
masalah.
Hal - 141
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
- Psikososial – pola shift, intimidasi, hubungan industrial yang tidak harmonis, dan
lain-lain.
Untuk dapat mengidentifikasi bahaya dengan baik dan dapat menangkap sebanyak
mungkin bahaya, kita harus melakukannya dengan teknik yang benar. Mengidentifikasi
bahaya dengan melihat catatan-catatan insiden yang pernah terjadi dan catatan hasil
inspeksi terdahulu di lokasi tersebut. Pokok-pokok yang harus dicermati dari catatan
Benda yang menjadi sumber kecelakaan (palu, sling, plat besi, dump truck, dan
lain-lain).
Kondisi tidak standar yang menimbulkan insiden (licin, tajam, sempit, berdebu,
dan lain-lain).
Tindakan tidak aman yang menimbulkan insiden (tidak pakai APD, tidak
Bagian tubuh yang cedera (kepala, tubuh, kaki, tangan, dan lain-lain).
inspeksi terdahulu,
Hal - 142
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Dengan bantuan catatan insiden dan inspeksi terdahulu, kita dapat lebih fokus
Setiap bahaya yang sudah di nilai resikonya kemudian disusun mulai dari bahaya
yang memiliki nilai resiko tinggi diletakkan pada bagian atas dan seterusnya ke bawah.
Tindakan pengendalian akan dimulai dari bahaya yang memiliki nilai resiko tinggi terlebih
dahulu. Penilaian resiko terutama ditujukan untuk menyusun prioritas pengendalian bahaya
yang telah diidentifikasi. Semakin tinggi nilai resiko yang dikandung suatu bahaya, semakin
kritis sifat bahaya tersebut, dan berarti menuntut tindakan perbaikan atau pengendalian yang
sesegera mungkin.
Penilaian resiko dapat kita lakukan pada saat kita melakukan kegiatan-kegiatan
dibawah ini:
a. Inspeksi terencana,
d. Inspeksi harian,
e. Periodical service,
f. Dan lain-lain.
Resiko pada dasarnya adalah perkalian dari tiga komponen, yaitu tingkat
Hal - 143
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
a. Kemungkinan
b. Keparahan
menimbulkan insiden.
c. Keseringan
Dalam penilaian resiko, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan:
1) Bahaya mempunyai sifat spesifik, tergantung pada ruang / tempat, waktu, dan
massa. Sehingga satu jenis bahaya, dapat mempunyai nilai resiko yang berbeda.
2) Besarnya angka dari resiko tidak-lah penting. Yang terpenting adalah langkah
bagaimana caranya agar bahaya ini dapat diturunkan serendah mungkin, atau mendekati
Hal - 144
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
eliminasi ini adalah 100%, artinya dapat menghilangkan bahaya sampai pada titik
nol.
3) Isolasi (pemisahan) – memisahkan bahaya dari manusia dengan pagar, ruang atau
adalah 30 %.
6) Alat Pelindung Diri – dengan memberikan alat pengaman yang dipakai karyawan
Kesehatan Kerja tidak akan berhasil apabila tidak ada program yang jelas dan terarah.
yang lebih terarah maka keberhasilan atau penampilan dari pengelolaan Keselamatan dan
Hal - 145
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
untuk perbaikan dan peningkatan dalam program atau waktu selanjutnya. Langkah-
langkah pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja yang harus dilakukan untuk
Keselamatan kerja yang baik merupakan pintu gerbang bagi keamanan tenaga kerja.
kerugian-kerugian secara tidak langsung yakni kerusakan mesin dan peralatan kerja,
terhentinya proses produksi untuk beberapa saat, kerusakan pada lingkungan kerja, dan
lain-lain. Biaya-biaya sebagai akibat kecelakaan kerja, baik langsung maupun tindak
langsung cukup atau kadang-kadang sangat atau terlampau besar, sehingga bila
diperhitungkan secara keseluruhan hal itu merupakan kehilangan yang berjumlah besar.
Hal-hal yang harus dilakukan dalam menciptakan keselamatan kerja adalah sebagai
berikut:
1. Pencegahan Kecelakaan
produksi yang akan dicapai. Suatu prinsip penting pada semua perencanaan adalah
perencanaan harus menciptakan kondisi lingkungan kerja yang aman sehingga pekerja
Hal - 146
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
moral kerja lebih baik, dan hubungan kerja lebih serasi. Selain itu, biaya perawatan
Saat terbaik untuk menanggulangi kecelakaan adalah sebelum kecelakaan itu terjadi.
Usaha keselamatan dan kesehatan kerja yang harus dilakukan adalah mengawasi
tindakan dan kondisi tidak aman. Kepala Teknik Tambang dapat mengangkat petugas
Pemakaian tanda peringatan, warna dan label sangat penting bagi keselamatan para
pekerja untuk megetahui bahaya kecelakaan. Di bawah ini diuraikan lebih lanjut
sebagai berikut:
peringatan atau memberi keterangan secara umum. Peringatan dan tanda- tanda
Hal - 147
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
listrik.
kecelakaan.
b. Pemakaian warna
Hijau, untuk jalan penyelamatan diri, tempat- tempat untuk PPPK dan
instalasi-instalasi keselamatan.
c. Label
yang dipakai untuk bahan beracun, korosif dan dapat terbakar atau lain-lainnya.
memuat:
Hal - 148
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Nama bahan
mesin atau peralatan lainnya. Namun demikian harus dilengkapi juga perlindungan
diri pada para pekerja dengan memberikan alat perlindungan diri yang disediakan
oleh perusahaan.
Tingkat keselamatan tergantung dari sikap dan praktek semua orang yang terlibat
dalam perusahaan pertambangan. Maka dari itu, penyuluhan dan pelatihan sangat
kecelakaan.
Hal - 149
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
a. Poster
Poster adalah alat penunjang bagi keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan.
Poster membantu tenaga kerja untuk jauh lebih memikirkan keselamatan. Poster
dapat dipakai untuk pengarahan suatu sikap atau tindakan yang selamat. Poster-
poster keselamatan dipajang di tempat kerja dan dapat pula dipasang di tempat
tenaga kerja berkumpul, misalnya posko peristirahatan atau tempat di mana yang
terlihat oleh tenaga kerja, seperti kamar ganti pakaian, pintu masuk dan lain-lain.
Suatu film dapat memperlihatkan suatu cerita tentang suatu kecelakaan dengan
agar tidak ada kesan bahwa film berdasarkan kondisi kerja yang biasa.
dalam film, karena film harus memperlihatkan cara berpikir mereka. Film-film
Hal - 150
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Sebagaimana halnya poster, film dan alat penyuluhan lain, ceramah, diskusi dan
Kesehatan kerja merupakan hal yang sangat diharapkan oleh semua pekerja
mencegah dan memberantas penyakit serta memelihara, dan meningkatkan kesehatan gizi
para tenaga kerja, merawat dan meningkatkan efisiensi dan daya produktifitas tenaga
manusia.
pekerjaan dan terus dipelihara selama bekerja, bahkan sampai setelah berhenti bekerja.
Kesehatan jasmani dan rohani bukan saja pencerminan kesehatan fisik dan mental, tetapi
dimilikinya.
Hal - 151
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Subtitusi, yaitu mengganti bahan yang berbahaya dengan bahan yang lebih
aman.
membahayakan.
perhitungan) ke dalam ruangan kerja, dengan tujuan agar kadar bahaya yang
Alat pelindung, yaitu alat yang melindungi tubuh atau bagian tubuh yang
wajib dipakai oleh setiap tenaga kerja menurut keperluannya seperti topi
kepada calon pekerja untuk mengetahui baik fisik maupun mental apakah
Hal - 152
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
antaranya:
Dalam dunia kerja, segala kendala kerja harus dielakkan, sementara produktifitas
optimal merupakan idaman setiap manajemen, karena sasaran keuntungan akan tercapai.
Salah satu kendala dalam proses kerja adalah penyakit. Bagi setiap pengusaha,
Perusahaan mengenal dua kategori penyakit, yaitu penyakit umum dan penyakit
akibat kerja. Penyakit umum adalah semua penyakit yang mungkin dapat diderita oleh setiap
orang, baik yang bekerja, masih sekolah atau menganggur. Pencegahan penyakit ini
merupakan tanggung jawab sekuruh anggota masyarakat. Untuk mengurangi biaya mengatasi
Hal - 153
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
diwajibkan mengadakan pemeriksaan kesehatan atas dirinya oleh dokter yang ditunjuk
perusahaan. Surat keterangan sehat dari dokter pada umumnya dapat diperoleh dengan
mudah. Dalam rangka pencegahan, ada baiknya yang memeriksa itu dikenal baik oleh
pengusaha jika dokter perusahaan tidak ada. Adapun rangkaian pemeriksaan kesehatan
Rontgen paru-paru
Penyakit akibat kerja dapat timbul setelah seorang karyawan yang tadinya
penyakit, yang jelas adalah ada pekerjaan yang menyebabkan beberapa macam penyakit
dan ada pula yang mencetuskannya, baik penyebab maupun pencetus dapat dicegah
sedini mungkin. Adapun faktor-faktor penyebab penyakit tersebut, yaitu sebagai berikut:
1. Golongan Fisik
Bunyi dan getaran yang bisa menyebabkan ketulitas (sementara atau permanen).
Suhu ruang kerja. Suhu yang tinggi dapat menyebabkan heatstroke dan heatcramps
(keadaan- keadaan panas badan yang tinggi suhunya) sedangkan suhu rendah sekali
Hal - 154
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Radiasi sinar rontgen atau sinar-sinar radio aktif yang menyebabkan kelainan
Tekanan udara yang tinggi menyebabkan ketulian permanen, rasa sakit karena
panas udara.
Penerangan yang kurang baik, menyebabkan kelainan pada mata atau indra
penglihatan.
2. Golongan Kimia
Cairan beracun.
3. Golongan Biologis
Bakteri.
Virus
Jamur.
4. Golongan Fisiologis
Konstruksi mesin atau peralatan yang tidak sesuai dengan mekanisme tubuh
manusia.
5. Golongan Psikologis
Hal - 155
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
kesehatan mental juga perlu dilakukan. Program kesehatan mental perlu dilakukan
lembaga konsultasi.
Selain melindungi karyawan dari kemungkinan terkena penyakit atau gangguan fisik,
ketegangan atau tekanan/stres yang dapat menjadi sumber-sumber kecelakaan. Ketegangan ini
tidak hanya menyerang tubuh manusia tetapi juga pikiran karyawan. Jika seorang karyawan
tidak tahan terhadap stres, maka karyawan tersebut akan jatuh sakit. Oleh sebab itu,
diperlukan usaha untuk menghilangkan sumber ketegangan ini. Adapun usaha yang dapat
dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan stres di tempat kerja dengan cara:
Hal - 156
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Terpapar
3. Otak dan Sistem Syaraf Ketegangan, gelisah, risih, Kebisingan, DDT, timah,
tidak bisa tidur, gemetar, air raksa, karbon
gangguan tetaklorida
4. Telinga Berngiang, kepekaan Bunyi dan getaran
Kepala Teknik Tambang (yang selanjutnya disebut KTT) PT. Tiga Cahaya Sejahtera
Hal - 157
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
biologi, dan kebersihan lingkungan kerja. Pemantauan atau pengukuran lingkungan kerja
penilaian dan pengendalian resiko. Yang dilakukan oeh petugas industrial hygiene. KTT
penyimpanan untuk alat pemeriksaan, ukur, uji lingkungan kerja sesuai dengan peraturan
memiliki kompetensi.
Hal - 158
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan. Perusahaan harus menetapkan program dan
peralatan yang sesuai dan layak untuk pelaksanaan pemeliharaan/perawatan sarana, prasarana,
instalasi dan peralatan pertambangan. PT. Tiga Cahaya Sejahtera harus melakukan evaluasi
secara berkala dan didokumentasikan sistem dan pelaksanaan pemeliharaan dan perawatan.
Instalasi kelistrikan
Instalasi hidrolik
Instalasi pneumatic
Instalasi gas
Instalasi komunikasi
Hal - 159
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
berkala.
yang dilaksanakan secara berkala sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-
Perusahaan akan melakukan kajian teknis untuk setiap kegiatan awal atau baru
Hal - 160
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan. Perusahaan juga akan melaporkan hasil
tanggung jawab Kepala Teknik Tambang. Organisasi yang menangani keselamatan dan
kesehatan kerja yang disebutkan di atas bersifat struktural, bagian tersebut selain
melakukan inspeksi juga sebagai evaluator dan bersifat administratif, dengan tugas:
Mengumpulkan data dan mencatat rincian dari setiap kejadian kecelakaan dan
menganalisanya.
membuat Standart Operation Procedure (SOP) yang aman untuk bekerja pada
kegiatan tersebut.
seluruh pekerja.
Hal - 161
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Tabel 21. Daftar Peralatan K3-L Pertambangan PT. Tiga Cahaya Sejahtera
NO Nama Peralatan Kegunaan Keterangan
Perlindungan
6 Masker pernafasan serta bagian hidung
dan mulut
7 Rompi (safety vest) Perlindungan
kecelakaan
8 Kacamata las Perlindungan bagian muka
disaat pengelasan
9 Safety body hardness Pencegahan kecelakaan di
daerah ketinggian
10 Jas hujan (rain coat) Perlindungan pada saat turun
hujan
11 Tabung pemadam kebakaran Pencegahan kebakaran lahan,
Hal - 162
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Pengangkutan korban
17 Mobil Ambulance kecelakaan dan atau sakit ke
klinik dan atau rumah sakit
terdekat
18 Radio komunikasi (handy talky) Komunikasi di lapangan
Penentuan koordinat
20 Global positioning system (GPS) lokasi-lokasi yang berpotensi
bahaya
21 Rambu-rambu jalan Pencegahan kecelakaan
pengendap sedimen
Hal - 163
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
BAB IX
ORGANISASI DAN TENAGA KERJA
menjamin efisiensi operasi penambangan organisasi PT. Tiga Cahaya Sejahtera dipimpin
oleh seorang Project Manager dan dibantu oleh 3 orang Senior Supervisor. Bentuk
organisasi PT. Tiga Cahaya Sejahtera seperti terlihat dalam adalah sebagaimana terlampir
memiliki otonomi yang cukup untuk menjamin kelancaran kegiatan penambangan, baik
dalam kaitannya dengan aspek teknis maupun nonteknis. Bentuk organisasi yang akan
diterapkan adalah organisasi fungsi dimana kegiatan penambangan dibagi menjadi fungsi-
fungsi yang terpisah tetapi masih tetap dapat bekerja sama. Organisasi ketenagakerjaan
a. Organisasi di kantor pusat Kalimantan; terdiri dari jajaran komisaris dan direksi
b. Organisasi di site Routa; terdiri dari kepala teknik tambang, jajaran manajer,
Hal - 164
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
9.2.1. Jumlah dan Kriteria Tenaga Kerja Tetap dan Tidak Tetap
dengan rancangan tambang yang telah dihasilkan. Tenaga kerja yang tidak langsung
penambangan, terutama untuk operator alat berat, disesuaikan dengan jumlah alat yang
Hal - 165
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Hal - 166
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN
TAMBANG
Sub Total 0 20 20
Tingkat gaji dan upah karyawan PT. Tiga Cahaya Sejahtera mengikuti standard
dan atau ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah cq Kementerian Tenaga Kerja,
Hal - 167
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
tanah penutup, penggalian dan pemuatan material ore, pengolahan dan pengangkutan
material ore serta admininstrasi dari PT. Tiga Cahaya Sejahtera, maka langkah strategi
yang akan dilaksanakan guna mengisi formasi pekerjaan tersebut adalah dengan
menyusun berdasarkan kriteria dari status tenaga kerja yang akan diangkat. Adapun
kriteria status tenaga kerja yang akan diangkat tersebut adalah meliputi:
perjanjian kerja yang telah disepakati oleh kedua belah pihak yaitu pihak
direksi dan pihak karyawan. Selain itu pengangkatan juga telah disesuaikan
perusahan tersebut.
Merupakan status tenaga kerja ini diangkat secara kontrak dalam periode
waktu tertentu, yaitu selama periode waktu 1 atau 2 tahun. Tenaga kerja ini
Hal - 168
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
berdasakan uraian kerja dari Pemerintah dan pihak PT. Tiga Cahaya
Sejahtera
Sistem kerja di perusahaan PT. Tiga Cahaya Sejahtera dapat dibagi menjadi 2 (dua)
bagian, yaitu:
a. Non shift
Sistem kerja non shift yaitu karyawan bekerja setiap hari kerja (Senin s/d Jumat)
mulai jam 07.00 s/d 17.00, istirahat jam 12.00 s/d 13.00. Hari libur pada setiap
Sabtu dan Minggu, serta hari-hari libur resmi lainnya yang ditetapkan oleh
Pemerintah. Karyawan yang bekerja di sistem non shift ini, umumnya adalah
staff kantor seperti: staff admin, office boy, beserta karyawan pada posisi level
b. shift
Sistem kerja shift diberlakukan untuk semua unit kerja, kecuali yang telah
disebutkan pada poin (a) di atas. Sistem kerja shift dibagi menjadi 2 (dua) shift,
- Shift 1 / Siang: jam 07.00 s/d 17.00; istirahat jam 12.00 s/d 13.00
- Shift 2 / Malam: jam 19.00 s/d 05.00; istirahat jam 00.00 s/d 01.00
Hal - 169
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Dalam kondisi tertentu, semua karyawan dapat sewaktu-waktu ditugaskan untuk bekerja
lembur (over time). Adapun pemberian hak cuti karyawan akan diatur seperi pada tabel
23.
Tabel 23. Pengaturan Jadwal Cuti Karyawan PT. Tiga Cahaya Sejahtera
NO Posisi Karyawan Jadwal Cuti Periodik Jadwal Cuti Keterangan
Tahunan
1 Manajer, Superintendent, 6: 2 (6 minggu bekerja: Setiap Transport
dan Supervisor 2 minggu istirahat) ulangtahun status disediakan oleh
kekaryawanan perusahaan dari/ke
selama 12 hari POH
Hal - 170
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
BAB X
PEMASARAN
10.1.1. Permintaan
tingkat permintaan tahun 2005, baik di sektor baja nirkarat maupun di sektor non-
nirkarat. Terdapat permintaan akan nikel yang kuat di semua belahan dunia terutama di
permintaan nikel dunia pada tahun 2006 terutama diakibatkan oleh pesatnya pertumbuhan
produksi baja nirkarat, yang meningkat sekitar 16 % di atas tingkat permintaan tahun
2005 menjadi 28 ton. Selain kuatnya permintaan baja nirkarat, permintaan akan logam
campuran dengan kandungan nikel yang tinggi yang digunakan di sektor energy dan
kuatnnya permintaan untuk aplikasi di industry minyak, gas alam cair dan nuklir.
10.1.2. Penawaran
Pasokan utama nikel meningkat sekitar 5 % menjadi 1.354.000. ton pada tahun 2006.
gangguan pada produsen. Akan tetapi, suatu sumber baru yang dikenal sebagai besi mentah
Hal - 171
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
tahun 2006. Ini adalah produk nikel kelas rendah buatan Cina dari bijih laterit yang
diimpor terutama dari Filipina, dan juga dari Indonesia serta Kaledonia Baru, untuk
Kuatnya permintaan akan nikel di satu sisi, dan terbatasnya kenaikan pasokan nikel di sisi
yang lain, mengakibatkan deficit pasokal nikel dunia yang diperkirakan sebesar sekitar
30.000 ton. Pada akhir tahun 2006 persediaan nikel London Metal Exchange (LME)
menurun hingga tinggal 6.594 ton, penyusutan sebesar 29.448 ton atau 82 %.
Harga LME mengakhiri tahun 2006 tersebut pada tingkat harga $34.205 per
ton, lebih 2 kali lipatnya dari harga akhir tahun 2005 sebesar $ 13.080 per ton. Pada
tahun 2006, harga tunai nikel LME rata-rata mencapai $24.287 per ton, jauh diatas rata-
rata tahun 2005 sebesar $14.733 per ton dan harga rata-rata nikel tahunan tertinggi yang
pernah tercatat. Meningkatnya harga nikel terlihat paling jelas dala paruh kedua tahun
tersebut. Harga tersebut mencapai rata-rata $17.360 per ton dalam paruh pertama tahun
2006 tetapi membubung menjadi rata-rata $331.104 per ton dalam enam bulan terakhir.
ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran dibutuhkan waktu beberapa tahun untuk
Brookhunt memperkirakan harga nikel akan kembali tinggi untuk beberapa tahun kedepan
dengan rata-rata harga US$16.88 per pound di tahun 2007 dan US$16.79 per pound di tahun
Hal - 172
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
industry stainless steel dan industrial alumunium. Seiring dengan membaiknya harga
logam nikel, secara langsung berdampak pada membaiknya harga nikel (nickel ore).
Nikel merupakan jenis logam serbaguna dan kombinasi unik dari bagian-
bagiannya dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam fungsi. Logam ini memiliki
keistimewaan yang khas, yaitu keras namun mudah dibentuk dan bersifat nirkarat. Ciri
mekanis dan fisiknya tetap bertahan walaupun dipanaskan dalam suhu yang sangat tinggi.
Karena memiliki karakteristik yang unik, fleksibel, tahan terhadap udara, dan memiliki
yang ekstrim, nikel banyak digunakan untuk bermacam aplikasi komersil dan industry.
Sekitar 70% nikel dimanfaatkan untuk produksi stainless steel, sementara sisanya
digunakan untuk berbagai kelengkapan industry seperti untuk battery, elektronik, penerapan
kebutuhan nikel sejauh ini berkaitan erat dengan pertumbuhan stainless steels dan
Perusahaan Tambang PT. Tiga Cahaya Sejahtera memiliki pasar Eropa, Asia dan
Amerika, Australia, China, India, disamping pasar dalam negeri yang cukup menjanjikan.
Selama ini, para konsimen yang melakukan pemesanan produk adalah pedagang perantara
Hal - 173
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Produk nikel digunakan sebagai bahan baku industry. Produk ini sangat sensitive
terhadap harga. Meskipun begitu, karena pasokan yang relative rendah menyebabkan
produk ini akan selalu laku dipasaran. Pasar untuk produk ini masih sangat terbuka.
Pemasaran yang sudah cukup besar sekarang pun ternyata masih belum ditunjang dengan
promosi yang cukup. Maka seandaniya dilakukan promosi yang efektif kepada konsumen
maka akan terbuka pasar yang lebih untuk produk ini. Sehingga sampai saat ini masih
Sampai saat ini kebutuhan nikel baik untuk pasar dalam negeri dan pasar luar
Pertama, Nikel Indonesia memiliki kualitas yang baik dengan harga bersaing di
Kedua, Nikel Indonesia memiliki kandungan yang sangat baik untuk industry dan
Dengan asumsi tersebut, diharapkan pertumbuhan pasar nikel menigkat dan akan
Hal - 174
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
pasar.
produsen dan pembeli. Meskipun sudah ada harga patokan, persaingan harga sering
terjadi karena perbedaan kualitas, jumlah dan factor lainnya yang mengakibatkan
terjadinya perang harga diantara mereka disamping karena akses pada bahan nikel.
Persaingan yang berasal dari munculnya pesaing baru akan cukup sulit muncul
karena pertambangan nikel pada umumnya memerlukan ketrampilan khusus dan modal
yang besar. Pesaing baru yang akan memasuki pasar harus memiliki kelebihan khusus
Posisi industry pertambangan sangat tergantung pada jumlah cadangan yang ada,
sehingga industry ini sangat lemah dalam arti ketidakmampuan pemasok menyediakan nikel
yang cukup dengan harga yang bersaing. Selama ini, industry memperoleh nikel dengan cara
menambang sendiri. Sehingga ketersediaan nikel sangat tergantung pada pemerintah dalam
hal ini adalah Departemen Pertambangan, Departemen Kehutanan yang berhak mengeluarkan
izin melakukan pertambangan. Untuk itu margin yang diambil oleh perusahaan tambang
adalah antara harga jual. Sementara itu, industry pertambangan tidak bias menaikkan harga
Hal - 175
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
pengelolahan selalu menjual barangnya langsung pada pembeli, sehingga loyalitas akan dapat
sebagai bahan baku industry yang berkelas. Untuk menjaga kualitas, PT. Tiga Cahaya
Sejahtera melakukan:
Cara dan prosedur eksplorasi dan pengambilan sample yang memenuhi kaidah
Kualitas bijih nikel uji analisa harus memenuhi kaidah standard internasional dan
standard bayer.
Dengan demikian segmen dari PT. Tiga Cahaya Sejahtera adalah industry
pengolah nikel yang berkualitas. Sesuai dengan karakteristik produknya bahwa produk ini
relative jarang dilakukan. Namun, promosi akan menjadi penting dalam mengenalkan dan
Hal - 176
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
keunggulan produk ini. Promosi produk dapat dilakukan melalui penyebaran beosur-
brosur, mengikuti pameran, dan melalui pihak kedua (pedagang perantara). Jaringan
distribusi produk ini cukup baik meliputi daerah industry seperti Jakarta, Tangerang,
Bekasi dan kawasan industry lainnya. Selain itu juga pasar ekspor yang cukup
menjanjikan dengan hadirnya Chindia (China dan India) sebagai raksasa ekonomi baru di
Namun selama ini kurang terjalin intensif sehigga masih diperlukan adanya
Hal - 177
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
BAB XI
INVESTASI DAN ANALISIS KELAYAKAN
Konawe yang dilaksanakan oleh PT. Tiga Cahaya Sejahtera, maka perlu diadakan analisis
kelayakan usaha. Hasil analisis ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap penambangan bijih nikel yang akan dilakukan oleh PT. Tiga Cahaya Sejahtera,
Kabupaten Konawe, pemerintah provinsi Sulawesi Tenggara dan instansi terkait lainnya.
yang didasarkan pada hasil pengamatan lapangan serta masukan dari instansi terkait
seperti Dinas Pertambangan dan Energi, Dinas Kehutanan, Badan Lingkungan Hidup
Sejumlah asumsi dan parameter yang digunakan oleh PT. Tiga Cahaya Sejahtera
dalam menyusun kelayakan penambangan bijih nikel di Konawe dapat dilihat dengan
Hal - 178
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
kelayakan penambangan bijih nikel oleh PT. Tiga Cahaya Sejahtera di Kabupaten
Konawe.
memiliki jangka waktu relatif panjang. Investasi dilakukan dalam berbagai bentuk. Secara
1. Biaya pra investasi, terdiri dari biaya pembuatan studi kelayakan bisnis, biaya
Hal - 179
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
3. Biaya operasional (modal kerja), terdiri dari biaya bahan baku, upah dan gaji
Biaya dalam analisis keuangan untuk kegiatan penambangan bijih nikel PT. Tiga
Cahaya Sejahtera di Kabupaten Konawe ini dibedakan menjadi dua yaitu biaya investasi
atau modal tetap dan biaya operasi atau modal kerja. Biaya investasi atau modal tetap
merupakan komponen biaya yang diperlukan untuk pengembangan proyek, antara lain;
Berdasarkan sifatnya, biaya ini terdiri dari biaya tidak tetap (variable cost) dan biaya
tetap (cost). Biaya variable besarnya tergantung pada jumlah produksi atau luasan
penambangan. Sedangkan biaya tetap adalah biaya yang besarnya tidak bergantunh pada
1. Biaya Produksi
a. Biaya Penambangan
2. Biaya Operasi
a. Biaya penjualan
Hal - 180
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Biaya investasi atau modal tetap adalah biaya-biaya yang diperlukan dalam
rangka mempersiapkan tambang beserta sarana dan prasarana pendukungnya, mulai dari
pengurusan perizinan dan hal-hal yang terkait dengan perizinan seperti studi kelayakan,
AMDAL dan lain-lain hingga pengadaan sarana dan prasarana seperti prasarana jalan,
Bangunan sipil dalam pertambangan nikel berada di lokasi tambang dan dermaga.
Biaya investasi selanjutnya adalah pemboran eksplorasi, pembuatan jalan tambang dan
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, total biaya investasi yang
dibutuhkan pembangunan proyek tambang nikel PT. Tiga Cahaya Sejahtera ini adalah
sebesar Rp. 104.389.394.000 lebih lanjut, nilai komponen biaya investasi penambangan
Hal - 181
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
penambangan bijih nikel. Biaya Tetap operasional Penambangan yang dibutuhkan selama
A PRA PENAMBANGAN
- Perijinan Pelabuhan, Jalan dan Kehutanan 5,000,000,000
- Eksplorasi Detail (geology) 700,000,000
- Studi Kelayakan (FS) dan RKAB 1,000,000,000
- Studi Amdal 300,000,000
SUB TOTAL 7,000,000,000
B PEMBEBASAN LAHAN TAMBANG
Lokasi tambang 59,419,000,000
Lokasi SP Pelabuhan 1,000,000,000
SUB TOTAL 60,419,000,000
C KONSTRUKSI JALAN & PELABUHAN KHUSUS BIJIH NIKEL
JALAN HAULING
KONSTRUKSI JALAN HAULING, ROM - SP 367,000,000
PENGERASAN JALAN 301,307,000
PEMBUATAN PARIT/PENIRISAN 154,140,000
JEMBATAN/GORONG2 DI JALAN HAULING, ROM- SP 822,447,000
SUB TOTAL 1,644,894,000
1 Perkantoran 975,000,000
2 Bengkel Alat-Alat 600,000,000
3 Mess staff - non staff 800,000,000
4 Mess Hall - Canteen 700,000,000
5 Gudang 400,000,000
6 Instalasi Listrik 400,000,000
7 Penyimpanan Solar 68,000,000
8 Penyimpanan Bensin 68,000,000
9 Kantor di Jetty 475,000,000
10 Instalasi Air 220,000,000
11 Mushala 170,000,000
13 Pos Jaga/security 190,000,000
14 Laboratorium X-Ray 315,000,000
15 Gdg preparasi Nikel 465,000,000
17 Rumah Genset 100,000,000
SUB TOTAL 5,946,000,000
Hal - 182
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
BIAYA PRODUKSI
1 Mining Operation Cost (Biaya Penambangan) 110,880,000,000
2 Hauling Cost To Jetty 111,168,000,000
3 Stock Yard Jetty To Vessel 16,992,000,000
BIAYA OPERASI
1 Gaji dan Upah 9,091,200,000
2 Transportasi 1,026,000,000
3 Biaya Makan dan Akomodasi 2,209,320,000
4 ATK 217,728,000
5 Biaya Konsumsi 176,064,000
6 Biaya Sewa Speed Boat 48,000,000
7 Biaya Bahan Bakar 708,557,143
8 Biaya Reklamasi 1,330,411,693
9 Biaya Keamanan dan Keselamatan 453,875,000
10 Asuransi 131,900,000
11 Jamsostek 1,534,320,000
12 Biaya Peralatan Bangunan dan Alat 3,335,250,000
13 Biaya Sosial 780,000,000
14 Biaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan 750,000,000
15 Amortisasi 3,551,145,000
16 Depresiasi 3,604,350,000
17 Iuran Tetap 1,447,406,042
18 Biaya Eskalasi (Kenaikan Harga) 1,519,776,344
Kebutuhan modal usaha perusahaan terdiri dari model investasi dan modal kerja.
Modal investasi sebagaimana telah digambarkan dimuka adalah sebesar Rp. 104.389.394.000,
sedangkan modal kerja untuk kegiatan penambangan bijih nikel ini diperkirakan sebesar
perkiraan biaya operasi produksi selama umur tambang atau sebesar Rp. 270.955.303.221
Gambaran komposisi modal investasi, modal kerja dan rencana sumber pendanaannya dapat
Hal - 183
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Berdasarkan pada tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa seluruh modal kerja
yang digunakan untuk penambangan bijih nikel oleh PT. Tiga Cahaya Sejahtera di Desa
Tanggola dan Puuwiwirano Kecamatan Routa ini bersumber dari modal sendiri PT. Tiga
Cahaya Sejahtera.
Total produksi nikel yang dihasilkan selama 11 tahun 08 bulan adalah sebesar
per WMT. Dengan menggunakan asumsi USD 1 = Rp. 10.100, maka nilai penjualan
Hal - 184
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Proyeksi arus kas yang digambarkan disini adalah proyeksi arus kas dari aktifitas
kas bersih (net cashflow) proyek yang diperoleh perusahaan. Arus kas masuk adalah kas
hasil penjualan produksi, dimana dalam hal ini diasumsikan semua produksi terjual habis
pada tahun yang bersangkutan. Sedangkan arus kas keluar terdiri dari biaya produksi,
biaya operasi (tidak termaksud penyusutan aktiva tetap), investasi awal, penambahan dan
penggantian aktiva tetap sesuai taksiran umur ekonomisnya. Khusus untuk biaya
reklamasi dan revegetasi diasumsikan dialokasikan pada tahun berikutnya setelah periode
penambangan.
Maksud dan tujuan dari analisis kelayakan disini yaitu untuk menentukan apakah
menguntungkan atau tidak. Dalam melakukan analisis kelayakan tersebut, hal-hal yang
perlu diperhatikan Biaya produksi, Depresiasi dan amortisasi serta Pendapatan dan
Penjualan.
Hal - 185
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Discount Rate adalah Suatu tingkat balikan dalam persen untuk mengkonversi
sejumlah uang yang akan diterima (dibayar) dalam bentuk rangkaian arus kas di masa
mendatang menjadi nilai kini. Salah satu Alternatif dasar Perhitungan adalah Weighted
merupakan hasil alternatif investasii, berubah sesuai dengan waktu, tingkat rasio
konpensasi atas manfaat yang hilang karena uangnya digunakan pada bisnis yang
menghasilkan arus kas bersih tersebut, dan tidak ada bisnis lain.
WACC = Tingkat bunga minimum yang baik untuk pemodal agar bisa berinvestasi
Berdasarkan Kriteria WACC, tingkat minimum pajak perseron lebih rendah dari 30
% yaitu 25% dan karena itu WACC dapat diterima. Berdasarkan perhitungan
Hal - 186
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
yang telah dilakukan, maka laju pengembalian internal (IRR) yang memberikan NPV
= 0 sehingga nilai bersih untuk IRR adalah kurangi 14%. Laju pengembalian internal
(IRR) sebesar 13,37 % ini memberikan gambaran bahwa: usulan investasi proyek
penambangan nikel di wilayah ini lebih menarik untuk dilakukan bila dibandingkan
dengan kegiatan menyimpan modal di bank dengan laju pengembalian yang lebih kecil,
sekitar 14 %.
Metode ini menghitung selisih antara nilai investasi pada saat ini dengan nilai
penerimaan kas bersih (net cash flow) di masa yang akan datang, dimana perhitungannya
dilakukan dengan memperhitungkan tingkat bunga atau faktor diskonto. Apabila didapat
akumulasi nilai penerimaan kas bersih (cummulative cash flow) di masa yang akan datang
lebih besar daripada nilai investasi pada saat ini (NPV positif), maka investasi dapat dikatakan
menguntungkan sehingga dapat diterima. Sedangkan apabila nilai cummulative cash flow
Dari hasil perhitungan, diperoleh bahwa dengan tingkat bunga atau faktor
diskonto sebesar 14% atau Rp 61.525.777.7644, maka didapatkan nilai net present
Hal - 187
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
VOLUM E P RODUKSI/P ENJUA LA N (M T) 1,440,000 1,440,000 1,440,000 1,440,000 1,440,000 1,440,000 1,440,000
BIAYA PRODUKSI
1 Mining Operation Cost (Biaya Penambangan) 110,880,000,000 110,880,000,000 110,880,000,000 110,880,000,000 110,880,000,000 110,880,000,000 110,880,000,000
2 Hauling Cost To Jetty 111,168,000,000 111,168,000,000 111,168,000,000 111,168,000,000 111,168,000,000 111,168,000,000 111,168,000,000
3 Stock Yard Jetty To Vessel 16,992,000,000 16,992,000,000 16,992,000,000 16,992,000,000 16,992,000,000 16,992,000,000 16,992,000,000
BIAYA OPERASI
1 Gaji dan Upah 9,091,200,000 9,091,200,000 9,091,200,000 9,091,200,000 9,091,200,000 9,091,200,000 9,091,200,000
2 Transportasi 1,026,000,000 1,026,000,000 1,026,000,000 1,026,000,000 1,026,000,000 1,026,000,000 1,026,000,000
3 Biaya Makan dan Akomodasi 2,209,320,000 2,209,320,000 2,209,320,000 2,209,320,000 2,209,320,000 2,209,320,000 2,209,320,000
4 ATK 217,728,000 217,728,000 217,728,000 217,728,000 217,728,000 217,728,000 217,728,000
5 Biaya Konsumsi 176,064,000 176,064,000 176,064,000 176,064,000 176,064,000 176,064,000 176,064,000
6 Biaya Sewa Speed Boat 48,000,000 48,000,000 48,000,000 48,000,000 48,000,000 48,000,000 48,000,000
7 Biaya Bahan Bakar 708,557,143 708,557,143 708,557,143 708,557,143 708,557,143 708,557,143 708,557,143
8 Biaya Reklamasi 1,330,411,693 1,330,411,693 1,330,411,693 1,330,411,693 1,330,411,693 1,330,411,693 1,330,411,693
9 Biaya Keamanan dan Keselamatan 453,875,000 453,875,000 453,875,000 453,875,000 453,875,000 453,875,000 453,875,000
10 Asuransi 131,900,000 131,900,000 131,900,000 131,900,000 131,900,000 131,900,000 131,900,000
11 Jamsostek 1,534,320,000 1,534,320,000 1,534,320,000 1,534,320,000 1,534,320,000 1,534,320,000 1,534,320,000
12 Biaya Peralatan Bangunan dan Alat 3,335,250,000 3,335,250,000 3,335,250,000 3,335,250,000 3,335,250,000 3,335,250,000 3,335,250,000
13 Biaya Sosial 780,000,000 780,000,000 780,000,000 780,000,000 780,000,000 780,000,000 780,000,000
14 Biaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan 750,000,000 750,000,000 750,000,000 750,000,000 750,000,000 750,000,000 750,000,000
15 Amortisasi 3,551,145,000 3,551,145,000 3,551,145,000 3,551,145,000 3,551,145,000 3,551,145,000 3,551,145,000
16 Depresiasi 3,604,350,000 3,604,350,000 3,604,350,000 3,604,350,000 3,604,350,000 3,604,350,000 3,604,350,000
17 Biaya Eskalasi (Kenaikan Harga) 1,447,406,042 1,447,406,042 1,447,406,042 1,447,406,042 1,447,406,042 1,447,406,042 1,447,406,042
Hal - 188
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
II BIAYA P RODUKSI
1 Mining Operation Cost (Biaya Penambangan) 110,880,000,000 110,880,000,000 110,880,000,000 110,880,000,000 110,880,000,000 110,880,000,000 110,880,000,000
2 Hauling Cost To Jetty 111,168,000,000 111,168,000,000 111,168,000,000 111,168,000,000 111,168,000,000 111,168,000,000 111,168,000,000
3 Stock Yard Jetty To Vessel 16,992,000,000 16,992,000,000 16,992,000,000 16,992,000,000 16,992,000,000 16,992,000,000 16,992,000,000
To tal B iaya P roduksi 239,040,000,000 239,040,000,000 239,040,000,000 239,040,000,000 239,040,000,000 239,040,000,000 239,040,000,000
LABA SEBELUM PAJAK 37,500,473,123 37,500,473,123 37,500,473,123 37,500,473,123 37,500,473,123 37,500,473,123 37,500,473,123
To tal B iaya P roduksi ,Operasi dan P ajak 286,578,065,974 286,578,065,974 286,578,065,974 286,578,065,974 286,578,065,974 286,578,065,974 286,578,065,974
Hal - 189
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
1 Mining Operation Cost (Biaya Penambangan) 110,880,000,000 110,880,000,000 110,880,000,000 110,880,000,000 110,880,000,000 110,880,000,000 110,880,000,000
2 Hauling Cost To Jetty 111,168,000,000 111,168,000,000 111,168,000,000 111,168,000,000 111,168,000,000 111,168,000,000 111,168,000,000
3 Stock Yard Jetty To Vessel 16,992,000,000 16,992,000,000 16,992,000,000 16,992,000,000 16,992,000,000 16,992,000,000 16,992,000,000
4 Gaji dan Upah 9,091,200,000 9,091,200,000 9,091,200,000 9,091,200,000 9,091,200,000 9,091,200,000 9,091,200,000
5 Transportasi 1,026,000,000 1,026,000,000 1,026,000,000 1,026,000,000 1,026,000,000 1,026,000,000 1,026,000,000
6 Biaya Makan dan Akomodasi 2,209,320,000 2,209,320,000 2,209,320,000 2,209,320,000 2,209,320,000 2,209,320,000 2,209,320,000
7 ATK 217,728,000 217,728,000 217,728,000 217,728,000 217,728,000 217,728,000 217,728,000
8 Biaya Konsumsi 176,064,000 176,064,000 176,064,000 176,064,000 176,064,000 176,064,000 176,064,000
9 Biaya Sewa Speed Boat 48,000,000 48,000,000 48,000,000 48,000,000 48,000,000 48,000,000 48,000,000
10 Biaya Bahan Bakar 708,557,143 708,557,143 708,557,143 708,557,143 708,557,143 708,557,143 708,557,143
11 Biaya Reklamasi 1,330,411,693 1,330,411,693 1,330,411,693 1,330,411,693 1,330,411,693 1,330,411,693 1,330,411,693
12 Biaya Keamanan dan Keselamatan 453,875,000 453,875,000 453,875,000 453,875,000 453,875,000 453,875,000 453,875,000
13 Asuransi 131,900,000 131,900,000 131,900,000 131,900,000 131,900,000 131,900,000 131,900,000
14 Jamsostek 1,330,411,693 1,330,411,693 1,330,411,693 1,330,411,693 1,330,411,693 1,330,411,693 1,330,411,693
15 Biaya Peralatan Bangunan dan Alat 3,335,250,000 3,335,250,000 3,335,250,000 3,335,250,000 3,335,250,000 3,335,250,000 3,335,250,000
16 Biaya Sosial 780,000,000 780,000,000 780,000,000 780,000,000 780,000,000 780,000,000 780,000,000
17 Biaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan 750,000,000 750,000,000 750,000,000 750,000,000 750,000,000 750,000,000 750,000,000
18 Amortisasi 3,551,145,000 3,551,145,000 3,551,145,000 3,551,145,000 3,551,145,000 3,551,145,000 3,551,145,000
19 Depresiasi 3,604,350,000 3,604,350,000 3,604,350,000 3,604,350,000 3,604,350,000 3,604,350,000 3,604,350,000
20 Biaya Eskalasi (Kenaikan Harga) 1,447,406,042 1,447,406,042 1,447,406,042 1,447,406,042 1,447,406,042 1,447,406,042 1,447,406,042
21 Pajak Penghasilan 562,507,097 562,507,097 562,507,097 562,507,097 562,507,097 562,507,097 562,507,097
22 Iuran Tetap 1,233,232,000 1,233,232,000 1,233,232,000 1,233,232,000 1,233,232,000 1,233,232,000 1,233,232,000
23 Iuran Produksi 15,346,800,000 15,346,800,000 15,346,800,000 15,346,800,000 15,346,800,000 15,346,800,000 15,346,800,000
Total Arus Kas Keluar 286,374,157,667 286,374,157,667 286,374,157,667 286,374,157,667 286,374,157,667 286,374,157,667 286,374,157,667
ARUS KAS OPERASI 20,561,842,333 20,561,842,333 20,561,842,333 20,561,842,333 20,561,842,333 20,561,842,333 20,561,842,333
Hal - 190
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
NVP(-)
Maka, di dapatkan :
NVP(+)= 205,406,589,305
NVP(-)= (143,880,811,541)
NBCR (1.43)
Nilai NVP 61,525,777,764
Hal - 191
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
NO. Benefit Cost Net Benefit Df. 14% NPV 14% Df. 15% NPV 15%
- -
Df (+)= 14%
Df (-)= 15%
NVP (+)= 183,552,655,877
NPV(-) (138,762,120,504)
IRR 13.37%
akumulasi nilai penerimaan kas bersih (cummulative cash flow) di masa yang akan datang.
Discounted Payback Period atau periode pengsembalian yang didiskontokan dapat ditentukan
dengan menghitung berapa tahun yang diperlukan sebelum akumulasi nilai penerimaan kas
bersih akan tepat sama dengan investasi awal. Dari hasil perhitungan didapatkan periode
4,357,805,134,704
= 12.21
= 12 Tahun 3 Bulan
PT. Tiga Cahaya Sejahtera akan mengalami Sulplus pada kegiatan penambangan ini pada
Hal - 192
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
Tahun 7 Bulan masa Penambangan. Jadi disimpulkan bahwa Kegiatan Penambangan PT.
sensitivitas maka akibat yang mungkin terjadi dari perubahan-perubahan tersebut dapat
yang baik sehingga perusahaan dapat menghindari kerugian akibat perubahan parameter-
parameter tersebut yang menjadikan investasi yang ideal, buka underinvestment atau
sebaliknya
overinvestment.
di simpulkan bahwa Proyek Penambangan bijih nikel PT Tiga Cahaya Sejahtera di Desa
Tanggola dan Puuwiwirano Kecamatan Routa Kab. Konawe Prov. Sulawesi Tenggara,
Hal - 193
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
BAB XII
KESIMPULAN
produksi)
Luas Izin Usaha Pertambangan PT. Tiga Cahaya Sejahtera adalah 3.080 hektar. Dari
luas IUP yang memiliki terlaterisasi adalah seluruh Wilayah IUP. Sedangkan Areal
Penambangan dan diperoleh cadangan bijih terindikasi berkadar Ni 1,4 - 2,1 sebesar
19.973.654,88 Wet Metric Tons (WMT). Jumlah cadangan masih akan terus
serta lapisan penutup dan keselamatan kerja, maka metode penambangan yang
sesuai untuk diterapkan yaitu metode tambang terbuka dengan sistem penambangan
“open cut” dimana lapisan penutup dan bijih Nikel laterit akan digali dengan
jalan, target produksi yang diinginkan perusahaan serta penyebaran kadar bijih nikel.
Hal - 194
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
volume /tonase dari bijih, overburden dan waste serta kadar rata-rata (%Ni, %Fe dan
%Co) secara total dalam setiap periode waktu. Umur Tambang yang di peroleh
Rencana pemasaran bijih nikel yaitu di beberapa negara di kawasan Asia seperti China
dan Jepang dan beberapa negara di kawasan Eropa dengan harga jual rata-rata US $ 21-
Untuk rencana pengolahan dan pemurnian PT. Tiga Cahaya Sejahtera bekerjasama
dengan beberapa pemilik izin yang berada di sekitar PT. Tiga Cahaya Sejahtera
6. Investasi
Investasi yang diperlukan termasuk modal kerja dan sumber dana Sumber dana
Diperkirakan jumlah tenaga kerja PT. Tiga Cahaya Sejahtera sebanyak 156 Orang
Hal - 195
TAHUN2012
STUDI KELAYAKAN TAMBANG
dokumen AMDAL dan UKL/UPL yang telah disetujui oleh pihak yang berwenang.
9. Kelayakan Investasi
Nilai NVP adalah Rp. 61.525.777.764 dan laju pengembalian internal (IRR) adalah
13,37 % maka didapatkan nilai net present value (NPV) sebesar (NPV positif).
Hal - 196
LAMPIRAN - LAMPIRAN
PETA - PETA
SK IUP EKSPLORASI
PT. TIGA CAHAYA SEJAHTERA
Jl. Mayjen Panjaitan No. 16 RT 10, Loaipuh, Tenggarong, Kutai Kertanegara,
Kalimantan Timur