Latar Belakang Hubungan Prilaku Dengan Hipertensi
Latar Belakang Hubungan Prilaku Dengan Hipertensi
Latar Belakang Hubungan Prilaku Dengan Hipertensi
BAB I
PENDAHULUAN
meningkat secara kronis hal tersebut dapat terjadi karena jantung bekerja lebih
keras memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh.
Jika dibiarkan, penyakit ini dapat mengganggu fungsi organ-organ lain, terutama
organ-organ vital seperti jantung dan ginjal. Didefinisikan sebagai hipertensi jika
suatu kondisi dimana pembuluh darah memiliki tekanan darah tinggi (tekanan
darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg) yang
dinding arteri ketika darah tersebut dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh.
Semakin tinggi tekanan darah maka semakin keras jantung bekerja (WHO,
2018).
hipertensi yang diketahui hanya 25% yang mendapat pengobatan, dan hanya
12,5% yang diobati dengan baik (adequately treated cases), diperkirakan sampai
Tahun 2025 tingkat terjadinya tekanan darah tinggi akan bertambah 60%, dan
1
2
dari total penduduk dewasa atau satu dari 3 penduduk menderita hipertensi.
SH, 2017). Hal ini menunjukkan, 76% kasus hipertensi pada masyarakat belum
Indonesia pada kelompok usia 15-24 Tahun adalah 8,7%, pada kelompok usia
25-34 Tahun adalah 14,7 %, 35-44 Tahun 24,8 %, 45-54 Tahun 35,6 %, 55-
64 Tahun 45,9%, 65-74 Tahun 57,6 %, dan lebih dari 75 Tahun adalah
63,8%, dengan prevalensi yang tinggi tersebut, hipertensi yang tidak disadari
mungkin jumlahnya bisa lebih tinggi lagi. Hal ini disebabkan karena hipertensi
dan komplikasi jumlahnya jauh lebih sedikit dari pada hipertensi tidak bergejala
Tahun 2018 yaitu sebesar 22,2% sementara paling tertinggi yaitu Kalimantan
selatan yaitu berjumlah 44,1%. Prevalensi hipertensi di Aceh mencapai 21% dari
3
yang terdapat di Provinsi Aceh. Pada Tahun 2017 dengan jumlah kasus
prevalensi hipertensi sebesar 18,72%, dan terjadi kenaikan pada Tahun 2018
dengan jumlah prevalensi hipertensi sebesar 52,77%, kemudian pada Tahun 2019
Lhokseumawe (0,7%), kota Sabang (0,6%), Pidie Jaya dan Kota Banda Aceh
pengukuran pada umur >18 Tahun sebesar 21,5%, tertinggi di Gayo Lues
(28,8%), diikuti Aceh Singkil (28,7%), Nagan Raya (26,7%) dan Pidie (26,4%).
darah lebih dari seperlima penduduk Aceh menderita hipertensi, bahkan hampir
30% di Aceh Singkil dan Gayo Lues (Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, 2019).
terakhir sejak Tahun 2018 jumlah hipertensi yang berusia ≥15 Tahun sebanyak
23.226 yang terdiri dari laki-laki 7..371, perempuan sebanyak 15,855. Sedangkan
pada Tahun 2019 estimasi jumlah hipertensi berusia >15 Tahun di 20 Puskesmas
diperoleh 86.493 yang terdiri dari laki-laki 39.691 kasus dan perempuan
yaitu sebesar 92.946 kasus, dimana jumlah penderita laki-laki sebanyak 44.601
kasus dan perempuan sebanyak 48.344 kasus dan terhitung sejak Januari s/d
kasus yang terbagi atas laki-laki 270 kasus dan perempuan 462 kasus. Tahun
2019 mengalami peningkatan kasus hipertensi yaitu sebanyak 3.415 kasus, laki-
laki 1.604 orang dan perempuan sebanyak 1.811 kasus. Sementara untukTahun
2020 jumlah kasus hipertensi yaitu sebesar 3.772 kasus, laki-laki 1.810 dan
Angka insiden hipertensi sangat tinggi terutama pada populasi lanjut usia
(lansia), usia di atas 60 Tahun, dengan prevalensi mencapai 60% sampai 80%
tingkat Kabupaten Bireuen jumlah kasus hipertensi pada lansia dilaporkan pada
Tahun 2019 sebanyak 22.716 kasus yang terdiri dari laki-laki sebanyak 7.136
dan perempuan 15.580 kasus, sedangkan pada Tahun 2020 jumlah kasus
hipertensi pada lansia dilaporkan sebanyak 13.764 kasus yang terbagi laki-laki
4.408 kasus dan perempuan 9. 356 kasus (Dinkes Kab. Bireuen, 2021).
mencegah dengan pola gaya hidup seseorang baik dengan tindakan pemberian
5
(Kemenkes, 2017).
hidup sehat. Perilaku hidup sehat antara lain seperti mengkonsumsi makanan
dengan gizi seimbang yang memenuhi kebutuhan nutrisi dengan unsur kaya
serat, rendah lemak dan rendah natrium (kurang dari 6 gr natrium perhari),
berolahraga secara teratur, istirahat yang cukup, berpikir positif, tidak merokok,
dan tidak mengonsumsi alkohol karena rokok dan alkohol dapat meningkatkan
suatu respons seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan
dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman,
praktis dikembangkan menjadi 3 domain perilaku yang dapat diamati antara lain
agar tidak terjadi peningkatan tekanan darah yang lebih parah. Tetapi sayangnya
penyakitnya. Hal ini disebabkan karena tingkat pengetahuan dan sikap penderita
Gandapura Kabupaten Bireuen pada bulan April 2021 diperoleh jumlah lansia
tetapi tidak ada tindakan yang dilakukan sebagai upaya pencegahan penyakit
menderita penyakit hipertensi ketika sudah sakit dan didiagnosa oleh dokter
Sebagian besar dari mereka mengakui bahwa tidak pernah terpapar mengenai
dampak yang dialami ketika menderita penyakit hipertensi. Hal inilah yang
tindakan) dengan kejadian hipertensi pada lansia Pocut Kuta Aceh di Desa
Angka insiden hipertensi sangat tinggi terutama pada populasi lanjut usia
(lansia), usia di atas 60 Tahun, dengan prevalensi mencapai 60% sampai 80%
tingkat Kabupaten Bireuen jumlah kasus hipertensi pada lansia dilaporkan pada
Tahun 2019 sebanyak 22.716 kasus yang terdiri dari laki-laki sebanyak 7.136
dan perempuan 15.580 kasus, sedangkan pada Tahun 2020 jumlah kasus
hipertensi pada lansia dilaporkan sebanyak 13.764 kasus yang terbagi laki-laki
4.408 kasus dan perempuan 9. 356 kasus (Dinkes Kab. Bireuen, 2021).
Perilaku dengan Kejadian Hipertensi pada lansia Pocut Kuta Aceh di Desa
2021.
1.4 Hipotesis
adalah:
Ha2 : Ada hubungan antara sikap dengan kejadian hipertensi pada lansia
Ho2 : Tidak ada hubungan antara sikap dengan kejadian hipertensi pada
Ha3 : Ada hubungan antara tindakan dengan kejadian hipertensi pada lansia
Ho3 : Tidak ada hubungan antara tindakan dengan kejadian hipertensi pada
1.5.2 Puskesmas
10
1.5.4 Responden